• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

NOMOR : 3 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PENYERTAAN MODAL DALAM RANGKA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS JASA KEUANGAN

MIKRO BINANGUN WATES

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Menimbang : a. bahwa dengan berubahnya status Desa Wates menjadi Kelurahan Wates, aset Desa Wates berupa Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates yang telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah,

perlu dipertegas pengelolaannya dengan

mempertimbangkan aspek hukum, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek Sistem Akuntansi Keuangan Daerah;

b. bahwa dalam rangka memenuhi ketentuan

peraturan perundang-undangan dalam

pengelolaan kekayaan daerah, melestarikan

keberadaan, mempertahankan tujuan awal

pendirian dan pengembangan usaha Lembaga

Keuangan Mikro Binangun Wates, perlu

mendirikan Perseroan Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun Wates;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan

Modal Dalam Rangka Pendirian Perseroan

Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun Wates; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 101);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4756);

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950

tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa

Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa

Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998

tentang Pembinaan Pengembangan Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3743);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO dan

BUPATI KULON PROGO MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL DALAM RANGKA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS JASA KEUANGAN MIKRO BINANGUN WATES.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah.

(3)

4. Perseroan Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun Wates yang selanjutnya disebut PT. JKM Binangun Wates adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan mikro.

5. Komisaris adalah Komisaris PT. JKM Binangun

Wates.

6. Direksi adalah Direksi PT. JKM Binangun Wates.

BAB II

PENYERTAAN MODAL DAN MODAL DASAR Pasal 2

(1) Pemerintah Daerah melakukan penyertaan

modal dalam rangka pendirian PT. JKM Binangun Wates.

(2) PT JKM Binangun Wates sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) bergerak dibidang pemberian jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk :

a. pinjaman atau pembiayaan dalam usaha

skala mikro kepada anggota dan masyarakat;

b. pengelolaan simpanan; dan

c. pemberian jasa konsultasi pengembangan

usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

(3) PT. JKM Binangun Wates sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), sahamnya paling sedikit 60 % (enam puluh per seratus) dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

(4) Sisa kepemilikan saham sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dapat dimiliki oleh koperasi yang memenuhi persyaratan.

(5) Kepemilikan setiap koperasi atas saham

perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling banyak sebesar 20 % (dua puluh per seratus).

Pasal 3

(1) Modal dasar PT. JKM Binangun Wates untuk

pertama kali ditetapkan sebesar

Rp 2.000.000.000,00 (dua milyard rupiah).

(2) Perubahan modal dasar selanjutnya ditetapkan

dengan Perubahan Akta Pendirian PT. JKM Binangun Wates.

Pasal 4

(1) Dana untuk melakukan penyertaan modal pada

PT. JKM Binangun Wates bersumber dari :

a. penyerahan kekayaan Desa Wates pada saat

alih status menjadi Kelurahan Wates; dan

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Jumlah dana sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan bersumber dari penyerahan

kekayaan Desa Wates sebesar

Rp. 791.150.000,00 (tujuh ratus sembilan puluh satu juta seratus lima puluh ribu rupiah).

(3) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan

ditambah sampai dengan sebesar

Rp. 1.200.000.000,00 (satu milyard dua ratus juta rupiah) yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dengan

(4)

a. tahun 2015 sebesar Rp. 208.850.000,00 (dua ratus delapan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah); dan

b. tahun 2016 sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua

ratus juta rupiah).

(4) Penambahan dana sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) akan diberikan setelah pendirian PT. JKM Binangun Wates.

BAB III

SIFAT DAN TUJUAN Pasal 5

(1) Sifat PT. JKM Binangun Wates adalah usaha

jasa keuangan profesional yang mengutamakan

pelayanan bagi kemanfaatan umum dan

mendapatkan keuntungan.

(2) PT. JKM Binangun Wates mengutamakan

pelayanan kepada masyarakat Kelurahan Wates.

Pasal 6

(1) PT. JKM Binangun Wates bertujuan turut serta

mengembangkan kegiatan perekonomian Daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan skala mikro dan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) PT. JKM Binangun Wates

berpedoman pada dasar-dasar ekonomi

perusahaan yang sehat, efektif, efisien serta tercapainya optimalisasi kinerja dalam PT. JKM Binangun Wates.

(3) Dalam menjalankan usahanya PT. JKM

Binangun Wates mendasarkan pada prinsip demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian.

(4) PT. JKM Binangun Wates dapat bekerjasama

dengan pihak ketiga dengan persetujuan RUPS.

BAB IV

PELAKSANAAN PENDIRIAN Pasal 7

(1) Pendirian PT. JKM Binangun Wates dilakukan

dengan akta notaris yang pelaksanaannya

diserahkan kepada Bupati berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan paling lambat pada tanggal 31 Desember 2014.

Pasal 8

Neraca Awal PT. JKM Binangun Wates dicantumkan dalam Akta Pendiriannya.

BAB V

PEMBAGIAN LABA Pasal 9

(1) Keputusan pembagian laba diatur oleh RUPS.

(2) Bagian laba berupa deviden yang menjadi hak

Pemerintah Daerah, diterima setiap tahun sebagai keuntungan Daerah dan disetor ke Kas Daerah.

(5)

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Kulon Progo.

Ditetapkan di Wates

pada tanggal 28 Februari 2014

BUPATI KULON PROGO,

Cap/ttd

HASTO WARDOYO

Diundangkan di Wates pada tanggal 10 Maret 2014 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO, Cap/ttd

ASTUNGKORO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014 NOMOR 3

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA : 2/2014

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

PENYERTAAN MODAL DALAM RANGKA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS JASA KEUANGAN MIKRO BINANGUN

WATES

I. UMUM

Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates merupakan lembaga usaha milik Desa Wates yang bergerak dalam bidang jasa keuangan mikro. Penyertaan modal Pemerintah Desa Wates pada Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan. Pada akhir tahun 2010 telah terjadi alih status Desa Wates menjadi Kelurahan Wates. Berdasarkan ketentuan Pasal 201 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, dalam hal desa berubah statusnya menjadi kelurahan, maka kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan. Selanjutnya mendasar pada ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 15 Tahun 2008 tentang Kelurahan, kekayaan dan sumber-sumber pendapatan yang menjadi milik Pemerintah Desa diserahkan

kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan

kepentingan kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.

Dalam rangka penentuan status pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates telah mempertimbangkan aspek hukum, aspek sosial ekonomi, dan aspek sistem akuntansi keuangan daerah dan disimpulkan bahwa :

(6)

a. Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates merupakan pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;

b. Perlunya dibentuk badan usaha yang memenuhi

persyaratan legal standing dan legal operating; dan

c. Lembaga Keuangan Mikro Binangun Wates harus tetap

mempertahankan ruh nya yaitu melayani usaha mikro dan masyarakat kategori non-bankable.

Dengan pertimbangan hal tersebut diperoleh bentuk yang paling sesuai yaitu dengan mendirikan Perseroan Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun Wates. Meskipun hal tersebut secara legal standing tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas namun secara operasional tunduk kepada Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro yang

mengutamakan penyelenggaraan kemanfaatan umum (public

service) disamping mencari keuntungan sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah dengan tetap berpegang teguh pada :

a. syarat-syarat efisiensi dan efektifitas;

b. prinsip-prinsip ekonomi perusahaan; dan

c. pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo tentang Penyertaan Modal Dalam Rangka Pendirian Perseroan Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun Wates.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4)

Syarat yang harus dipenuhi oleh koperasi untuk dapat ikut memiliki saham adalah :

a. berkedudukan di Daerah, diutamakan yang

berkedudukan di Kelurahan Wates;

b. memiliki semangat yang sama untuk mengemban

misi pemberdayaan masyarakat dan sanggup menjadi mitra bagi Pemerintah Daerah;

c. memiliki kemampuan keuangan untuk

memenuhi modal disetor yang menjadi porsinya;

d. koperasi yang bersangkutan termasuk berkriteria

koperasi sehat dan berkinerja baik; dan

e. mendapatkan rekomendasi dari SKPD yang

membidangi urusan pembinaan koperasi. Ayat (5) Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2) Cukup Jelas. Ayat (3)

Yang dimaksud “prinsip demokrasi ekonomi” adalah adanya partisipasi dalam pendirian dan operasionalisasi PT. JKM Binangun Wates dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut adalah Pemerintah Daerah, Koperasi, Direksi, Komisaris dan Masyarakat sebagai nasabah, yang secara bersama-sama menyusun kegiatan ekonomi PT.

JKM Binangun Wates berdasarkan asas

kekeluargaan demi tercapainya kesejahteraan bersama.

(7)

Sedangkan Yang dimaksud “prinsip kehati-hatian” adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa PT.

JKM Binangun Wates dalam menjalankan

kegiatan usaha baik dalam penghimpunan

terutama dalam penyaluran dana kepada

masyarakat harus sangat berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar PT. JKM Binangun Wates selalu dalam keadaan sehat

menjalankan usahanya dengan baik dan

mematuhi ketentuan dan norma hukum yang berlaku.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “bekerjasama” adalah

kerjasama sesuai bidang usaha yang

diperkenankan oleh ketentuan dalam jasa

keuangan mikro untuk penyaluran kredit,

penagihan kredit dan pengumpulan dana

masyarakat. PT. JKM Binangun Wates dilarang melakukan kerja sama dalam bentuk :

a. kerja sama anjak piutang, yaitu usaha pembiayaan dalam bentuk pengambilalihan atau pengurusan piutang atau tagihan jangka

pendek perusahaan dari transaksi

perdagangan;

b. kerja sama leasing, yaitu usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu;

c. kerja sama modal ventura yang dapat

menyebabkan perubahan struktur

kepemilikan modal tanpa persetujuan dari RUPS; dan

d. kerja sama lain yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dalam jasa keuangan mikro. Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2)

Bagian Laba untuk Pemerintah Daerah

selanjutnya dialokasikan untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat diutamakan untuk masyarakat Kelurahan Wates melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 10

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Uraian tindakan dalam alur penelitian ini, langkah awal, kegiatan penelitian dimulai dengan kegiatan orientasidan observasi tentang latar penelitian, termasuk kondisi sekolah,

Tabel 6.. Jika dibandingkan dengan Standar Nasional nilai tersebut sudah berada jauh di atas batas maksimum. Sehingga air limbah dari kegiatan penambangan terus

hipotesis menunjukkan bahwa kohesivitas berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai estimasi faktor muatan model sebesar 0,79, hal ini

Penatalaksanaan Asuhan Persalinan dengan preeklampsia berat pada Ny “M” yaitu dilakukan pemberian asuhan yang sesuai standar operasional prosedur serta melakukan upaya

Hasil validasi metode Spektrofotometri UV-Vis dalam menetapakan kadar total antosianin pada ekstrak ubi jalar ungu telah memenuhi persyaratan parameter validasi. Metode

Hasil pertumbuhan rumput laut Gracilaria gigas Harvey pada semua perlakuan menunjukkan peningkatan dengan bertambahnya waktu penanaman baik menggunakan teknik

Berdasarkan pada SK BPOM, hasil analisis logam berat pada berbagai sampel agroindustri dapat diketahui bahwa hanya kadar Hg dalam sampel K.1 sebesar 3,719 µg/g yang

tidak dipengaruhi oleh arang, akan tetapi kadar lemak pada dedak padi tersebut dipengaruhi oleh masa penyimpanan. Masa penyimpanan menyebabkan kadar lemak menjadi