• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP Filariasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP Filariasis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Definisi

B. Gejala Dan Tanda Filariasis C. Penyebab Filariasis

D. Cara Mencegah Filariasis E. Transmisi Penyakit Gajah

F. Perawatan Bagi Yang Sudah Cacat G. Kesimpulan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Mata Ajar

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

Sasaran

Hari/Tanggal Waktu

: Promosi Kesehatan : Kaki Gajah (Filariasis) :

: Mahasiswa Universitas Nusantara Kediri : Jum’at, 20 September 2013

: 25 Menit I. ANALISIS SITUASI

a. Peserta Promkes

Sasaran promkes adalah mahasiswa Universitas Nusantara Kediri berjumlah 20 orang.

Peserta promkes telah memiliki pengetahuan : - Membaca dan menulis.

b. Ruang Pembelajaran

- Gedung Aula Universitas Nusantara Kediri - Cukup luas dan memadai

- Penerangan dan ventilasi cukup memadai

- Prasarana yang tersedia : White Board / Leaf Let / LCD Proyektor . c. Pemateri/Promotor

Mahasiswa Akper Dharma Husada dalam rangka Promosi Kesehatan

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti proses promkes diharapkan peserta mampu menjelaskan konsep tentang penyakit kaki gajah atau Filariasis

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah mengikuti proses promosi kesehatan diharapkan peserta mampu 2. Menjelaskan pengertian penyakit filariasis

3. Menyebutkan penularan penyakit filariasis 4. Menjelaskan cara pencegahan penyakit filariasis

MATERI

5. Menjelaskan pengertian penyakit filariasis 6. Menjelaskan gejala dan tanda penyakit filariasis 7. Menjelaskan penyebab penyakit filariasis

(2)

8. Menjelaskan pencegahan penyakit filariasis 9. Menjelaskan transmisi penyakit filariasis

10. Menjelaskan perawatan bagi yang sudah cacat dari penyakit filariasis

METODE

11. Ceramah

12. Tanya jawab

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens Waktu 1. Pendahuluan 1. Menyampaikan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Kontrak waktu 4. Menjelaskan tujuan 5. Apersepsi 1. Membalas salam

2. Mendengarkan dengan aktif 3. Mendengarkan dan memberi

respon

2 menit

2. Penjelasan Materi 1. Definisi Filariasis

2. Gejala dan tanda Filariasis

3. Penyebab Filariasis

4. Cara mencegah

Filariasis

5. Transmisi Filarisis 6. Perawatan bagi yang

cacat

1. Mendengarkan,

menyimak/memperhatikan.

2. Menanyakan hal-hal yang belum jelas. 20 menit 3. Penutup 1. Evaluasi 2. Menjawab pertanyaan 3. Menyimpulkan hasil penyuluhan 4. Memberikan salam penutup 13. Memberik an pertanyaan lisan 14. Aktif

bersama dalam menyimpulkan

15. Membalas salam penutup 3 menit  MEDIA/ ALAT Contoh : 16. White Board 17. Leaflet 18. LCD Proyektor

(3)

EVALUASI Contoh:

1. Prosedur : Evaluasi dilakukan setelah selesai promkes. 2. Jenis tes : Tanya Jawab

3. Waktu : 10 menit

PENUTUP

B. Kesimpulan

Penyakit kaki gajah merupakan pengakit menular melalui nyamuk yang terkontaminasi dengan cacing ini. Anggota promkes perlu dibekali pengetahuan tentang pengakit ini dan cara pencegahannya.

C. Saran

Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai penyakit kaki gajah dan konsep penularan dan pencegahan, peserta promkes dapat mengetahui bagaimana cara infeksi kaki gajah dan cara menanggulanginya

Daftar Pustaka/Literatur. Soedarto,Prof.Dr. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia, Jakarta Sibuea,Herdin, Dr.W. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta

Departemen Keshatan RI DirJen PPM & PL, Buku Saku Filariasis Bagi Masyarakat, Jakarta. 2001

Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Jakarta. 2002

Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku Pedoman Penentuan Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah . Jakarta. 2004

Departemrn Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku Penyaki Menular Filariasis. Jakarta. 2004

Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah. Jakarta. 2004

Departemen Kesehatan RI DirJen PPM & PL, Buku Pedoman Promosi Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006

MATERI :

KAKI GAJAH (FILARIASIS) A. DEFINISI

Penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sejenis cacing dalam kelenjar getah bening dan mikrofilia dalam darah dan di tularan melalui gigitan nyamuk penularnya .

Di Indonesia filariasis yang sering di kenal dengan penyakit kaki gajah di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia Malayi, Wuchereria brancrofti dan Brugia timori. Cacing dewasa hidup di saluran limfe dan pembuluh limfe, sedangkan larva cacing (mikrofilaria)b di jumpai di dalam darah tepi penderita. B. timori belum banyak di ketahui morfologi, sifat biologi, maupun epidimiologi penyakitnya.

B. GEJALA DAN TANDA FILARIASIS

Filariasis atau kaki gajah memiliki tanda dan gejala yaitu :” 1. Tahap awal (akut )

(4)

• Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari terutama bila bekerja berat.

• Demam dapat sembuh sendiri tanpa di obati.

• Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka badan.

• Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau tangan.

2. Tahap lanjut ( kronis )

Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan lama kelamaan menjadi cacat menetap.

Baik cacing dewasa maupun larva cacing dapat menimbulkan gangguan patologik. Cacing dewasa dapat menimbulkan limfangitis akibat terjadinya iritasi mekanik dan sekresi toksik yang di keluarkan cacing betina. Cacing yang mati selain menimbulkan limfangitis juga dapat menimbulkan obstruksi limfatik akibat terjadinya fibrosis saluran limfe dan poliferasi endotel saluran limfe. Obstruksi ini menyebabkan terjadinya varises saluran limfe, dan hidrokel.

Elefantiasis yang kronis dapat mengenai kedua lengan, tungkai, payudara, buah zakar atau vulva yang hanya di perbaiki melaui tindakan operasi.

Untuk memastikan seseorang terjangkit penyakit kaki gajah maka perlu dilakukan pemeriksaan darah terutama pada malam hari. Bila hasil pemeriksaan darah di temukan adanya mikrofilia berarti sudah ketularan penyakit kaki gajah. Apabila tidak di lakukan pengobatan maka cacing cacing tersebut akan terus berkembang biak dan menimbulkan kerusakan kerusakan di dalam tubuh.

Penderita penderita yang mengandung mikrofilia di dalam darahnya merupakan sumber penularan penyakit bagi penduduk yang lain. Melalui gigitan nyamuk, mikrofilia tersebut akan terhisap kedalam tubuh nyamuk sewaktu nyamuk tersebut menghisap darah penderita. Selanjutnya mikrofilia akan mengalami perkembangan selam kira kira 12 hari untuk siap di tularkan kepada orang lain bila nyamuk ini menggigit, sehingga orang tersebut akan ketularan penyakit.

Seorang penderita kaki gajah yang menahun hidupnya akan sangat tergantung kepada orang lain. Seringnya datang demam secara berulang dengan kerusakan kerusakan jaringan tubuh penderita, maka daya dan kemampuan kerja semakin berkurang, sehingga tidak mampu menafkahi hidupnya. Apalagi telah timbul cacat yang secara psikologis menimbulkan tekanan mental sehingga penderita mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat sekelilingnya.

Akibat dari hal tersebut, dapat menyebabkan kerugian ekonomi terutama bagi keluarga, penderita tidak dapat bekerja secara normal dan kadang tidak bisa sama sekali. Begitu juga dengan hubungan intim suami istri, dapat terganggu akibat penyakit ini.

C. PENYEBAB FILARIASIS

Filariasis di sebabkan oleh cacing filaria yang menyerupai benang yang hidup di dalam tubuh manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 3 sampai 6 tahun dalam kelenjar getah bening (bagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit ). Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dlam darah. Filariasis disebabkan oleh tiga jenis cacing filaria yaitu : Whucereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori

D. CARA MENCEGAH FILARIASIS

Prinsip pencegahan filariasis adalah melakukan pengobatan massal pada penduduk yang hidup di daerah endemik filariasis. Pengobatan pencegahan terhadap pendatang yang berasal dari daerah non endemik filariasis dan memberantas nyamuk yang menjadi vektor penularnya sesuai dengan daerah targetnya. Memperbaiki lingkungan agar bebas vektor serta mencegah gigitan nyamuk menggunakan repellet atau kelambu waktu tidur, meningkatkan upaya pencegahan penyebaran penyakit ini.

Masyarakat di harapkan untuk berperan serata dengan cara :

• Memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan terhadap kemungkinan adanya tanda tanda dan gejala penyakit kaki gajah

(5)

• Bersedia makan obat secara teratur sesuai jumlah dosis yang di anjurkan petugas kesehatan masyarakat.

Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara :

• Tidur memakai kelambu

• Lubang lubang angin rumah di tutup kawat kasa halus

• Tidak membiarkan ternak di sekitar rumah

• Membunuh nyamuk dengan obat nyamuk semprot dan bakar

• Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk dan sebagainya

• Menghilangkan tempat peeindukan nyamuk sehingga tidak memungkinkan perkembangan nyamuk.

Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan transmisi penyakit kaki gajah. Biasanya daerah endemis Brugia malayi adalah daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai, atau badan air yang lain deangan tanaman air. Sedangkan daerah endemis Whucereria bancrofti tipe pekotaan yaitu daerah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan banyak genangan air kotor sebagai habitat dari vektor penularnya.

Membersihkan tempat perindukan nyamuk secra berkala dengan cara :

1. Fisik , yaitu 3M ( menguras/ menyikat, mengubur, menutup tempat penutupan air) 2. Biologi, yaitu memasukkan ikan ketempat penampungan air yang tidak mungkin

untuk di kuras spt kolam

3. Kimiawi yaitu pemberian bubuk larvasidasi E. TRANSMISI PENYAKIT GAJAH

Transmisi penyakit kaki gajah dapat terjadi bila ada tiga unsur yaitu

1. Adanya sumber penularan, yakni manusia atau hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya

2. Adanya vektor, yakni nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah 3. Manusia yang rentan terhadap penyakit kaki gajah

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah, apabila orang tersebut mendapat gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva infektif atau larva stadium 3 (L3). Nyamuk vektor dapat menjadi infektif apabila nyamuk tersebut menghisap darah dari orang atau binatang reservoar yang mengandung mikrofilaria. Dengan demikian manusia atau hospes reservoar yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya merupakan sumber penularan.

Kemampuan nyamuk vektor untuk mendapatkan mikroflilaria saat menghisap darah terbatas. Apabila mikrofilaria terlalu banyak terhisap oleh nyamuk vektor maka dapat menyebabkan kematian pada nyamuk tersebut. Sebaliknya apabila mikrofilaria yang terhisap terlalu sedikit maka kemungkinan terjadinya transmisi menjadi kecil.

F. PERAWATAN BAGI YANG SUDAH CACAT

Meski penderita yang sudah cacat sukar di sembuhkan, penderita perlu perawatan untuk mengurangi penderitaannya dengan :

1. Membersihkan bagian tubuh yang membengkak secara rutin dengan air dan sabun 2. Memberikan obat obatan sesuai anjuran petugas kesehatan/puskesmas.

G. KESIMPULAN

Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang di sebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan kelamin wanita.

Semua orang baik laki laki, perempuan, anak anak dan orang tua dapat terserang penyakit ini. Penyakit ini bukan karena kutukan, kena guna-guna atau keturunan.

Penyakit kaki gajah bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan pengobatan adekuat dapat menimbulkan cacat. Meskipun penyakit kaki gajah tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah satu penyebab timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah masalah sosial lainnya.

(6)

Hal ini di sebabkan karena bila terjadi kecacatan menetap maka seumur hidup penderita tidak dapat bekerja secara optimal sehingga dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan negara. Seringnya serangan akut pada penderita penyakit kaki gajah sangat menurunkan produktivitas kerja sehingga akhirnya dapat juga merugikan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dengan adanya persepsi positif mengindikasikan bahwa masyarakat di sekitar kawasan penyangga TNWK masih memiliki kepedulian dan kesadaran yang baik

Algoritma honey bee mating optimization merupakan salah satu jenis dari algoritma genetika, algoritma honey bee mating optimization menirukan proses lebah dalam mencari ratu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan terhadap kemampuan Chesst

Hani Sutianingsih,dkk: Analisis Faktor Individu yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskletal (musculosceletaldisorders/msd) bidan dalam pertolongan persalinan di

Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk tulisan dengan judul ”Teknik Pemeriksaan Shoulder Joint pada Kasus Dislokasi

Memorisasi dengan bantuan akumulasi fakta, konsep dan algoritma yang lambat, tidak akan menggantikan belajar bagaimana menggunakan pengetahuan dengan cara

Keluaran 13:32-33 “ Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: " Negeri yang telah kami lalui untuk

Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Prihatin Ningsih dan Lin Indarti (2010) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak