• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING PADA PENGERJAAN DINDING PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN X. Muhammad Hermansyah*)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING PADA PENGERJAAN DINDING PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN X. Muhammad Hermansyah*)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN DENGAN PENDEKATAN VALUE ENGINEERING PADA PENGERJAAN DINDING PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN X

Muhammad Hermansyah*) Abstract

Business competition can bring out various ways to stay in shape on target, one of the efforts to save costs without reducing the quality or the quality and functionality of the product and the budget can be used optimally and efficiently in the process of wall housing project, call the Value Engineering approach, a systematically organized efforts and apply a technique which has been recognized, namely the identification technique of products or services function which aims to meet the required functions at the lowest price (most economical). Stages in Value Engineering on the wall is divided into 5 stages of information, creative, analysis, development and recommendation. The results of the analysis of alternative calculation of each item on the inner wall of the housing project construction is obtained by projecting the best alternative is to replace the pair of red brick coated with plaster, ceramic couples acian and 30/30 for the wall in the garage and replaced with a pair of brick with stucco, acian and couples 30/30 and ceramic tiled garage without a partner, the construction of this wall housing projects resulting in savings of USD 4.849.404.- or by 8.54%, so it can be concluded that the value engineering and building projects on housing type 90 X can reduce the cost of work planned to preserve the beginning of the work item.

Keywords: Work Walls, Housing, alternate, Value Engineering 1. PENDAHULUAN

Program pemerintah yang mendorong terciptanya perumahan layak huni dan murah untuk masyarakat, menjadi daya tarik dan greget bagi banyak pengusaha pengembang perumahanan dan menjadi semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin variatif, pola mendapatkan segala sesuatu secara cepat dan instan, termasuk berkenaan dengan kebutuhan tempat tinggal yang merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Namun, tidak semua orang memiliki cukup waktu untuk membangun rumah sendiri, jika demikian maka membeli sebuah rumah merupakan pilihan yang tepat, disamping prosesnya cepat juga tanpa susah memikirkan lahan, pengairan, listrik, perizinan dan lain sebagainya.

Kebutuhan masyarakat berkenaan dengan tempat tinggal berukuran kecil yang sesuai dengan keadaan dan kondisi keuangan masyarakat. Namun demikian, banyak orang yang mengalami permasalahan dengan ukuran, desain & fungsi dari rumah tersebut sehingga pada tahun-tahun berikutnya setelah pembelian mereka merenovasi bahkan membongkar dan membangun lagi yang baru, sehingga membutuhkan pembiayaan lagi.

Menjadi arif bila seorang Pengembang perumahan lebih kreatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen, dengan mampu memperhatikan efektivitas, efisien dan harga ekonomis dalam mendesain rumah, yang selanjutnya juga perlu memperhatikan aspek keindahan, keamanan & kenyamanan rumah tersebut, sehingga sesuai dengan keinginan user dalam memiliki rumah.

(2)

1

Pendekatan Teknik Rekayasa Nilai (Value Engineering) merupakan cara yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk identifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu untuk mencari suatu alternatif yang bertujuan untuk menekan biaya yang lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya tetapi tetap berkualitas, efisien dan optimal. Penulisan ini dilakukan dengan memperhitungkan obyek pengerjaan pemasangan dinding pelaksanaan proyek pembangunan perumahan.

2. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang rekayasa nilai dapat disimpulkan bahwa bahwa Rekayasa Nilai (Value Engineering) dapat mengurangi biaya pembangunan. Seperti yang telah dibahas oleh Magdalena Monica Pontoh, H. Tarore, R. J. M. Mandagi dan G. Y. Malingkas, 2013[1]. Tentang aplikasi Rekayasa Nilai Pada Proyek Konstruksi Perumahan (Studi Kasus Perumahan Taman Sari Metropolitan Manado PT. Wika Realty) serta Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Pelat Dan Balok Pada Proyek Pembangunan Gedung Asrama Putra SMP MTA Gemolong oleh Andi Listiono, 2011[2].

Rekayasa Nilai

Dalam sejarahnya Rekayasa Nilai (Value Engineering) mulai berkembang pada Perang Dunia II ketika terjadi krisis sumber daya sehingga memerlukan suatu perubahan dalam metode, material & desain tradisional. Banyak perubahan yang dilakukan setelah menghasilkan prestasi yang unggul dengan biaya yang lebih rendah. Sesudah perang, General Electric Company yang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang kelistrikan mempelopori pengembangan & penerapan suatu program analisis nilai yang terorganisir untuk industri dan teknik, yang segera diikuti oleh beberapa peruasahaan lain serta instansi pemerintah.

Rekayasa Nilai (Value Engineering) menurut Iman Soeharto (2001:249)[3] dari Society of American Value Engineers dalam bukunya mengatakan Rekayasa Nilai (Value Engineering) adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik identifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga terendah (paling ekonomis). Dengan kata lain Rekayasa Nilai (Value Engineering) memberikan sesuatu yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan, dengan memakai teknik yang sistematis untuk menganalisis dan mengendalikan total biaya produk. Rekayasa Nilai akan membedakan dan menilai antara yang diperlukan dan tidak diperlukan, dimana bisa dikembangkan alternatif yang memenuhi keperluan dengan biaya terendah.

Imam Soeharto (2001:249)[3] dalam buku “Manajemen Proyek; Dari Konseptual Sampai Opersional” juga memberi pengertian mengenai Nilai, Biaya dan Fungsi sebagai berikut:

a. Nilai

Dalam pembahasan Value Engineering nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. b. Biaya

Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi dan mengaplikasikan produk.

(3)

2 L. D.[4] Miles menerangkan:

1. Suatu sistem memiliki bermacam-macam fungsi yang dapat dibagi menjadi 2 kategori berikut ini:

 Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud.

 Fungsi kedua, yaitu kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar, diperlukan sebagai penunjang.

2. Untuk mengidentifikasi fungsi secara mudah adalah dengan menggunakan kata kerja dan kata benda.

Unsur-unsur Utama Value Engineering

Rekayasa Nilai (Value Engineering) mempunyai beberapa kemampuan yang dapat digunakan sebagai alat Value Analysis. Kemampuan itu biasa disebut dengan unsur-unsur utama dari Value Engineering, adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan proyek untuk Value Engineering Study. b. Penentuan harga untuk Value.

c. Biaya siklus hidup (Life Cycle Costing). d. Functional Approach.

e. Functional Analysis System Technique (FAST).

f. Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job Plan). g. Kreatifitas.

h. Menetapkan dan mempertahankan Value Engineering. i. Human Dynamics (kebiasaan, penghalang dan sikap). Timbulnya Biaya yang Tidak Diperlukan

Ada beberapa sebab mengapa biaya yang tidak diperlukan (Unnecessary Cost), atau nilai kurang (Poor Value) pasti akan timbul dalam sebuah design. Pemilik proyek mempunyai pengaruh terhadap nilai dari suatu proyek, sebab mereka menetapkan kriteria utama dari design, karena mereka mengoperasikan dan mengendalikan fasilitas-fasilitas tersebut. (Wicaksono, 2012)[5].

Timbulnya biaya yang tidak diperlukan (Unnecessary Cost) atau nilai kurang (Poor Value) menurut S. Chandra [5] dalam bukunya “Aplikasi Value Engineering & Analysis pada Perencanaan dan Pelaksanaan untuk Mencapai Program Efisiensi”, pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:

a. Kekurangan Waktu Hubungan antara Owner, Konsultan Perencana dan Konsultan Value Engineering.

b. Kekurangan Informasi c. Kekurangan Ide

d. Keadaan sementara menjadi permanen e. Misconceptions

f. Kekurangan Biaya Perencanaan g. Sikap (Attitude)

h. Politik i. Kebiasaan

j. Enggan Menerima Saran.

(4)

3 Waktu Pengaplikasian Value Engineering

Secara teoritis, pelaksanaan Value Engineering dapat diaplikasikan pada setiap saat sepanjang waktu berlangsungnya proyek itu, mulai dari awal hingga selesainya pelaksaan pembangunan proyek tersebut. Lebih hemat apabila Value Engineering dapat diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Waktu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang pemilik proyek, secara umum bahwa Program Value Engineering harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara continue pada interval waktu sampai selesainya perencanaan.

Rencana Kerja Value Engineering

Rencana kerja Value Engineering merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan terorganisir, keberhasilan program Value Engineering tergantung dari keberhasilan rencana kerja tersebut.

Rencana kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering) merupakan suatu studi untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang tidak berguna dan mencoba menghilangkan dengan menampilkan ide-ide baru yang berkaitan dengan struktur tersebut dengan fungsi yang sama, biaya lebih rendah dan desain lebih menarik. Rencana kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering) terdiri beberapa tahap yang saling berhubungan satu sama lain yang menjelaskan analisa secara rinci dan terpadu.

Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan digunakannya rencana kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering):

1. Tujuan dapat dijabarkan dengan singkat 2. Pendekatan yang terorganisir

3. Rencana kerja dapat meminimalkan bagian-bagian yang memiliki biaya tinggi 4. Rencana kerja dapat membantu orang berfikir secara mendalam

5. Rencana kerja itu merupakan suatu pendekatan yang objektif

Menurut Soeharto (2001:253)[6], proses Rekayasa Nilai (Value Engineering) mengikuti suatu metodologi yang berupa langkah sistematis berupa Rencana Kerja Rekayasa Nilai (RK-RN)/ (value engineering job plan). Dengan urutan; Mendefinisikan Masalah, Merumuskan Pendapat, Kreativitas, Analisis, dan Penyajian.

Dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) perumahan biasanya pekerjaan dinding memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang besar. Biaya tersebut dipengaruhi oleh pemilihan desain, material, alat dan pekerja yang dilibatkan dalam proyek tersebut. Analisis Rekayasa Nilai (Value Engineering) dilakukan dengan memunculkan ide-ide yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pada item terpilih sesuai break down RAB .

3. KERANGKA KONSEP DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam memecahkan dan membahas masalah yang terjadi adalah metode studi kasus atau evaluasi. Penelitian ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard program yang telah ditetapkan (Nasir dkk, 2011)[7]. Sedangakan dari segi filsafat, analisis dan data, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada pembangunan perumahan X.

(5)

4

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Observasi dan Dokumentasi. Dari data-data yang diperoleh dilakukan Analisis Rekayasa Nilai untuk mendapatkan penghematan biaya dengan kekuatan-kekuatan yang maksimal. Analisis Rekayasa Nilai (Value Engineering) dilakukan dengan lima tahap, yaitu:

a. Tahap Informasi, yang meliputi Nama, Lokasi, Pemilik, Nilai, Luas Bangunan dan Spesifikasi Proyek.

b. Tahap Spekulasi/ Kreatif yang ditinjau dari bahan atau material, dimensi atau ukuran, Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan, waktu pelaksanaan pekerjaan. c. Tahap Analisis

d. Tahap Implementasi

Tahap Informasi

Tahap informasi dari proses Rekayasa Nilai (Value Engineering) meliputi beberapa hal yang meliputi latar belakang yang menjadi dasar untuk desain, persyaratan dan batas proyek, kepekaan terhadap biaya dari segi kepemilikan dan pengoperasian suatu fasilitas. Tahap informasi dalam rencana kerja Rekayasa Nilai mencakup tujuan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan obyek yang ditinjau saat ini. 2. Menentukan fungsi dari obyek tersebut.

3. Mengevaluasi fungsi dasarnya.

Tahap Spekulasi/ Kreatif

Pada tahap ini kemungkinan lain dianalisis dengan menanyakan apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau kegunaan yang sama. Pada tahap inilah mulai diperlakukan kreatifitas. Disini dipraktekkan apa yang dikenal dengan brainstorm yang mendorong pengunaan imajinasi dan pemunculan ide-ide baru[8]. Brainstorm dimaksudkan mengutarakan ide-ide (gagasan) tanpa memikirkan praktis tidak atau sulit tidaknya untuk diimplementasikan.

Sedangkan serangkaian analisis yang dilakukan pada tahap spekulasi/ kreatifitas adalah Cost Model dan Analisis Fungsi[9].

Tahap Analisis

Pada tahap Analisis, ide-ide yang dimunculkan pada tahap sebelumnya yang dianalisis dan dikritik, di tahap ini mulai dilakukan penilaian, keputusan (judgment) yang di tahap sebelumnya sengaja tidak diadakan agar pemikiran yang kreatif tidak terhalang. Proses ini berurusan dengan memilih dan mengadakan keputusan yang memberi jalan pengembangan pemecahan masalah yang bisa diimplementasikan, proses ini juga akan memperhalus serta memperkuat ide-ide yang mendorong kinerja fungsi dengan cara yang berbeda.

Tahap Pengembangan

Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih pada tahap sebelumnya dibuat tahap pengembangannya sampai menjadi usulan yang lengkap. Selama tahap ini dan selanjutnya dalam Rekayasa Nilai (Value Engineering), anggota tim akan menemui banyak kesulitan, hambatan-hambatan yang muncul lebih banyak merupakan

(6)

5

perlawanan atas perubahan terhadap sesuatu yang dirancangnya sendiri. Sayangnya banyak orang yang memilih menjaga reputasi dirinya daripada menghemat uangnya.

Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut

Tahap ini merupakan tahap akhir proses Value Engineering, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan Rekayasa Nilai kepada yang berkepentingan. Tahap akhir dari keseluruhan Rencana Kerja Rekayasa Nilai adalah penyerahan proposal akhir untuk mendapat persetujuan. Setelah itu Rekayasa Nilai berkelanjutan diterapkan pada tingkat desain, material & Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk memastikan bahwa tidak ada biaya tak perlu yang muncul. Catatan penyelidikan Rekayasa Nilai dibuat sebagai referensi dan digunakan sebagai bahan pelatihan. Implementasi

Tahap ini tidak termasuk rencana kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering). Tim umumnya selesai bekerja setelah menyajikan presentasi dan laporan, serta setelah dinyatakan diterima oleh pihak manajemen yang bersangkutan[10].

Untuk memudahkan pengertian dan tahap-tahap proses dalam penelitian dapat dibuat flow chart kerangka penelitian pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian MULAI

STUDI KASUS

PENGUMPULAN DATA :

 Gambar Lengkap Proyek

 RAB Proyek

 Data Bahan / Material

 Daftar Analisa

Pekerjaan

ANALISIS REKAYASA NILAI :

 Informasi

 Analisa

 Pengembangan Alternatif Desain

 Penyajian Tindak Lanjut KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

6 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengumpulan data yang tekah dilakukan, data dan informasi yang diperoleh adalah:

 Gambar Rencana Bangunan

 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana awal RAB proyek tersebut tertera pada perhitungan RAB yang diberikan. Untuk mengidentifikasi biaya yang tinggi, penulis menggunakan cara break down biaya, yaitu dengan menempatkan biaya pekerjaan secara urut mulai dari nominal terbesar sampai dengan terkecil. Sedangkan pemilihan item-item pekerjaan yang akan dipilih sebagai alternatif Rekayasa Nilai adalah dengan memperhatikan kualitas material yaitu tetap mengedepankan kualitas, tentunya dengan harga yang lebih ekonomis.

Untuk menentukan apakah ada biaya-biaya yang tidak diperlukan dalam suatu item pekerjaan digunakan cara menghitung dengan perbandingan antara cost dan worth dari item yang dianalisis. Bila hasil pembagian antara cost dan worth lebih dari 1, maka item pekerjaan mempunyai biaya tidak diperlukan yang tinggi.

Sehingga dengan cara ini dapat menekan biaya proyek secara keseluruhan, sekaligus dapat menghemat bahan serta biaya pemasangan dan tidak mengubah fungsi suatu bangunan. Setelah mendapatkan biaya pekerjaan dinding dan pekerjaan lantai maka dapat dilakukan Analisis fungsi yang menunjukkan perbandingan cost/worth.

Tabel 4.1 Analisis Fungsi Pekerjaan Dinding

ANALISIS FUNGSI

ITEM : DINDING FUNGSI

DASAR :

Membatasi Ruangan, Unsur Keindahan dan Tahan Air

No Komponen Fungsi Cost Worth

Ket. Kata Kerja Kata Benda

1 Pasang bata

merah Membatasi Ruangan 20,886,145 20,886,145 B 2 Pasang

plesteran pc Menutup Pas. Batu Batu 15,549,802 S 3 Pasang acian

pc Menutup Pas. Batu Batu 10,621,473 S

4 Pasang

benangan Menutup Pas. Batu Batu 3,260,880 S 5

Pasang keramik garasi 0,30 x 0,30

Memberi Kesan Indah 1,957,404 1,957,404 B 6 Pasang keramik dinding 0,30 x 0,30

Memberi Kesan Indah 4,502,029 4,502,029 B

(8)

7 Keterangan: B = Basic

S = Sekunder> 1

(maka mempunyai biaya tidak diperlukan tinggi)

Dinding mempunyai fungsi dasar membatasi ruangan dan unsur keindahan serta nyaman dan tahan air. Desain awal untuk dinding adalah pasangan batu bata yang dilapisi dengan plesteran, acian dan pasangan keramik 30/30 untuk dinding dalam dan garasi. Adapun alternatif-alternatif pada pengerjaan dinding yang terseleksi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Alternatif Desain Dinding Setelah Pertimbangan Faktor Kriteria 1. Pas. Bata merah dengan plesteran, acian serta pas. keramik 30/30 dan garasi

tanpa keramik.

2. Pas. Bata merah dengan plesteran, acian serta pas. batu alam precast dan dicat, garasi tanpa batu alam precast.

3. Pas. Batu merah tanpa plesteran dan tanpa acian (bata ekspos).

4. Pas. Batako dengan plesteran, acian serta pas. keramik 30/30 dan garasi tanpa pasangan keramik.

5. Pas. Batako dengan plesteran, acian serta pas. batu alam precast dan garasi tanpa pasangan batu alam precast.

6 Pas. Bata ringan dengan plesteran, acian serta pas. batu alam precast dan garasi tanpa pasangan batu alam precast.

7 Pas. Bata ringan dengan plesteran, acian serta pas. keramik 30/30 dan garasi tanpa pasangan keramik.

Dari hasil perhitungan ada beberapa rekomendasi untuk usulan alternatif yaitu: a. Usulan 1

Pasangan bata merah tanpa plesteran dan tanpa acian. Usulan 1 merupakan salah satu alternatif untuk mengganti desain awal yaitu pasangan bata merah tanpa plesteran dan tanpa acian (bata ekspos).

b. Usulan 2

Pasangan bata ringan dengan plesteran, acian serta pasangan batu alam precast dan garasi tanpa pasangan batu alam precast. Usulan 2 merupakan salah satu alternatif untuk mengganti desain awal yaitu pasangan bata ringan dengan plesteran, acian serta pasangan batu alam precast dan garasi tanpa pasangan batu alam precast. c. Usulan 3

Pasangan Batako dengan plesteran, acian serta pas. keramik 30/30 dan garasi tanpa pasangan keramik. Usulan 3 merupakan salah satu alternatif untuk mengganti desain awal yaitu pasangan batako dengan plesteran, acian serta pas keramik 30/30 dan garasi tanpa pasangan keramik.

Untuk menentukan urutan prioritas dari kriteria-kriteria yang tercantum. Selanjutnya pembobotan dengan mencantumkan kriteria-kriteria sesuai nilai, bobot kriteria antara 1 - 3.

(9)

8

Tabel 4.3 Penilaian Bobot Sementara Untuk Pasangan Dinding No Kriteria Nomor Kriteria Angka Rangking Bobot (%) Keterangan 1 Penghematan

Biaya 1 3 50 Prioritas Tinggi

2 Estetika 2 2 33.33 Prioritas Sedang

3 Waktu 3 1 16.667 Prioritas Rendah

Jumlah angka rangking 6 100

Setelah diketahui bobotnya, maka dilakukan analisis untuk semua kriteria yang berfungsi dengan dimunculkan preferensi dari penyajian sebagai acuan kepentingan dari masing-masing alternatif.

Tabel 4.4 Analisis Dengan Metode Zero-One

No Alternatif Bobot Kriteria Total Ket A 50 B 33.33 C 16.67 1 Alt 1 0.33 16.67 0.33 11.11 0.67 11.11 38.89 Index Bobot 2 Alt 2 00.00 00.00 0.33 11.11 0.33 5.56 16.67 Index Bobot 3 Alt 3 0.67 33.33 0.33 11.11 0.00 0.00 44.44 Index Bobot

Dari hasil Analisis tabel diatas diketahui bahwa alternatif 3 mempunyai keunggulan bobot 44.44 dibandingkan alternatif lain.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh beberapa rekomendasi untuk desain ini, yaitu:

1. Desain awal untuk dinding adalah pasangan bata merah yang dilapisi dengan plesteran, acian dan pasangan keramik 30/30 untuk dinding dalam dan garasi, serta dicat.

2. Usulan III merupakan salah satu alternatif untuk mengganti desain awal yaitu pasangan batako dengan plesteran, acian serta pas. keramik 30/30 serta dicat dan garasi tanpa pasangan keramik. Dengan dasar pertimbangan Penghematan biaya, Nilai estetika, Teknis pelaksanaan. Dengan hasil akhir perhitungan:

Penghematan

Desain awal = Rp 56,777,732

Usulan = Rp 51,928,328 _

(10)

9 5. KESIMPULAN

Dari hasil analisis Rekayasa Nilai (Value Engineering) yang dilakukan pada proyek pembangunan rumah tipe menengah di komplek perumahan X dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pekerjaan pasangan dinding, pada desain awal adalah pasangan bata merah yang dilapisi dengan plesteran, acian dan pasangan keramik 30/30 untuk dinding dalam dan garasi. Setelah dilakukan Rekayasa Nilai (Value Engineering) maka memunculkan alternatif desain yaitu pasangan batako dengan plesteran, acian serta pasangan keramik 30/30 dan garasi tanpa pasangan keramik dengan tanpa merubah fungsi awal dari pekerjaan item tersebut.

2. Pada desain awal, unrtuk pekerjaan dinding rumah tipe 90 dua lantai tersebut memerlukan biaya sebesar Rp. 56,777,732, setelah dilakukan Rekayasa Nilai (Value Engineering) diperoleh biaya Rp. 51,928,328 berarti terdapat penghematan sebesar Rp 4,849,404 atau ada penghematan sebesar 8,54 % .

3. Pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) awal untuk membungun perumahan tipe 90 dua lantai membutuhkan biaya Rp. 255,591,546. Namun setelah dilakukan Rekayasa Nilai (Value Engineering) diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada desain alternatif sebesar Rp. 250,742,263.

*) Staf Pengajar UYP DAFTAR PUSTAKA

Barrie, Donald, S. & Paulson, Boyd, C., Jr. 1984. Manajemen Konstruksi Professional Edisi Kedua. Terjemahan Sudiharto. 1995. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim B. 2008. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara.

Kika A. 2012. Kajian Rekayasa Nilai Pada Perumahan Kayu Putih Asri Tipe 45/90 Kabupaten Blitar. Skripsi. Institut Teknologi Nasional. Malang.

Listiono, Andi. 2011. Aplikasi Value Engineering Terhadap Struktur Pelat Dan Balok Pada Proyek Pembangunan Gedung Asrama Putra SMP MTA Gemolong. Tugas akhir tidak diterbitkan: Surakarta: UNS.

Marzuki, Puti, F. 2007. Rekayasa Nilai: Konsep Dan Penerapannya Di Dalam Industri Konstruksi,(online), diakses 06 Mei 2014.

Pontoh, Magdalena, M., dkk. 2013. Aplikasi Rekayasa Nilai Pada Proyek Konstruksi Perumahan (Studi Kasus Perumahan Taman Sari Metropolitan Manado PT. Wika Realty.Jurnal Sipil STATIK, (Online), 1 (5): 329, diakses 10 Mei 2014.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/viewFile/1403/1112),

Soeharto, Imam. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wulfram, I. E. 2002-2003. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.

Zulfahmi. 2012. Teori Metode Penelitian 1, (online), (http://zulfahmited. Blogspot .com/2012/11/teori-metode-penelitian-1.html#more), diakses 15 Juli 2014.

(11)

18 Lampiran

Tabel. Rencanan Anggaran Biaya NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT HARGA

SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA (Rp) TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Pekerjaan Persiapan 81 m2 8,500 688,500 2 Pasangan Bowplang 36 m’ 96,130 3,460,680 3 Bongkaran Dinding 98 m2 5,000 490,000 4 Bongkaran Atap 54 m2 5,000 270,000 4,909,180 II PEKERJAAN TANAH

1 Galian Tanah Pondasi 52.8 m3 39,250 2,072,400 2 Urukan Tanah Kembali 11.5 m3 13,060 150,190 3 Urukan Pasir Buat Pondasi 4.5 m3 150,000 675,000 4 Urukan Pasir Buat Lantai 8.1 m3 150,000 5,737,500 5 Urukan Tanah 38.25 m3 115,050 4,400,663

13,035,753

III PEKERJAAN PONDASI

1 Pasang AA Stampang 13.2 m3 318,865 4,209,018 2 Pasang Batu Kali 1:4 26 m3 621,045 16,147,170 3 Plat Sepatu 0,20 2.048 m3 2,121,655 4,345,149 4 Beton Rabat 2.16 m3 575,260 1,242,562 25,943,899 IV PEKERJAAN STRUKTUR m3 1 Slop 0,015 X 0,30 3.69 m3 2,136,220 7,82,652 2 Kolom 0,15 X 0,30 6.345 m3 2,216,730 14,065,152 3 Balok 0,5 X 0,30 3.6 m3 2,474,830 8,909,388 4 Tangga 0.9 m3 2,517,030 2,265,327 33,122,519 V PEKERJAAN DINDING

1 Pasang Batu Bata 1:4 241 m2 86,665 20,886,145 2 Pasang Plesteran Pc 482 m2 32,261 15,549,802 3 Pasang Acian Pc 482 m2 22,036 10,621,473 4 Pasang Benangan 160 m’ 20,381 3,260,880 5 Pasang Keramik Garasi

0,30 X 0,30 15 m2 130,494 1,957,404 6 Pasang Keramik Dinding

0,30 X 0,30 34.5 m2 130,494 4,502,029

56,777,732

VI PEKERJAAN PINTU &

JENDELA 1 Kayu Kusen 6/15 0.899 m3 11,889,250 10,688,436 2 Daun Pintu 0,04 12.48 m2 781,650 9,754,992 3 Daun Cendela 4.69 m2 274,800 1,288,812 4 Kaca 5mm 4.68 m2 125,745 588,487 5 Kunci Pintu 9 Bh 118,725 1,068,525 6 Engsel Pintu 17 Bh 36,078 613,322 7 Engsel Cendela 14 Bh 27,685 387,590

(12)

19

8 Grendel Pintu Taman 5 Bh 64,370 321,850 9 Grendel Jendela 12 Bh 26,370 316,440 10 Hak Angin 28 Bh 34,778 973,770

26,002,223

VII PEKERJAAN ALMUNIUM

1 Kaca Butik Atas 19 m’ 65,000 1,235,000 2 Kaca Mati 5 m2 100,000 500,000 3 Pintu Kamar Mandi

0,70+2 2

Bh

900,000 1,800,000

3,535,000

VIII PEKERJAAN PENUTUP

ATAP

1 Kayu 8/12 0.907 m3 6,944,380 6,298,553 2 Rangka Atap Genteng 95 m2 87,240 8,287,800 3 Genteng Kodok 95 m2 88,080 8,367,600 4 Genteng Bubung 10 m’ 33,440 334,400

5 Plisir 0,30 x 0,30 25 m’ 66,000 1,650,000 7 Ring 0,15 x 0,20 1.83 m3 2,165,450 3,962,774 8 Plat Lis Plan 0.862 m3 2,109,330 1,818,242

30,719,369

IX PEKERJAAN LANTAI

1 Pasang Keramik Lantai

Atas 116.25 m2 105,494 12,263,631 2 Pasang Keramik 0,20 x 0,25 8 m2 95,494 763,949 3 Pasang Keramik 0,20 x 0,20 6 m2 85,000 510,000 4 Pasang Keramik Tangga 15 m2 105,494 1,582,404 5 Plat Lantai 0,12 8.28 m3 2,517,030 20,841,008 35,960,992 X PEKERJAAN PLAVON 1 Rangka Plavon 90 m2 56,035 5,043,150 2 Rangka Eternit 90 Bh 47,536 4,278,240 9,321,390 XI PEKERJAAN PENGECATAN 1 Cat Plavon 90 m2 22,618 2,035,620 2 Cat Dinding 241 m2 22,618 5,450,938 3 Cat Kayu 60.14 m2 43,514 2,616,932 10,103,490

XII PEKERJAAN LISTRIK 1 Intalasi Listrik 24 Ttk 150,000 3,600,000 2 Stop Kontak 12 Bh 35,000 420,000 3 Saklar Tunggal 10 Bh 35,000 350,000 4 Saklar Ganda 4 Bh 35,000 140,000 5 Daya Dap 11 Bh 150,000 1,650,000 6,160,000 TOTAL 255,591,546 DIBULATKAN 255,591,600

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian MULAI
Tabel 4.1 Analisis Fungsi Pekerjaan Dinding
Tabel 4.3 Penilaian Bobot Sementara Untuk Pasangan Dinding  No  Kriteria  Nomor  Kriteria  Angka  Rangking  Bobot (%)  Keterangan  1  Penghematan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui makna mitos yang terkandung dalam kisah raja Syahrayar maka pembaca harus menggabungkan antara bentuk dan konsep yang ada. Bentuk yang ada dalam

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada narasumber terdiri dari Direktorat Standardisasi Ditjen SDPPI (mengenai imple- mentasi Permen Nomor 29/PER/ M.KOMINFO/09/2008,

Walau bagaimanapun, trend fesyen tersebut menonjolkan reka bentuk pakaian yang kurang menepati konsep menutup aurat yang sempurna dengan reka bentuk pakaian yang

Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan rata-rata skor ulkus dekubitus yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol p value = 0.000 (p < 0.05).

perbedaan rentang salinitas dengan jumlah rata-rata udang memiliki nilai skoring 3 (tingkat infeksi berat), dengan ciri-ciri infeksi berat yang terjadi, yaitu bintik putih

Tahapan berikutnya akan menghasilkan desain hasil akhir dari rancangan bangunan Gorontalo Cinema Centre yang mengususng tema Green Arsitektur sebagai konsep dasar

Ekstrak sampel basah dan ekstrak sampel kering, dimana pada preparat nomor 1 yang merupakan hapusan darah yang tidak diberi perlakuan, tampak sel-sel darah tidak