• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH

KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA

KEPUTUSAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA NOMOR 02 TAHUN 2017

====================================================================================

Program Pascasarjana UNISNU Jepara

Jalan Taman Siswa No. 09 Tahunan Jepara Jawa Tengah Phone/Fax : (0291) 593 132 e-mail : pasca_unisnu@yahoo.co.id www.pascasarjana.unisnu.ac.id

(2)

TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH

KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJAN UNISNU JEPARA

KEPUTUSAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA NOMOR 02 TAHUN 2017

Bahwa untuk menghindari terjadinya plagiarisme dan sekaligus sebagai upaya menambah bobot penulisan/karya ilmiah pada Program Pascasarjana UNISNU Jepara diperlukan adanya Keputusan Direktur mengenai Teknis Penulisan Karya Ilmiah, khususnya terkait dengan rujukan/referensi dan teknis penulisannya.

Ada salah satu hal yang dekat sekali dengan permasalahan kutipan adalah mencuri ide atau kata-kata orang lain dengan mengakuinya sebagai milik atau karyanya sendiri. Secara teknis hal ini disebut plagiarism. Plagiarisme sangat tidak dibenarkan.

Dalam tradisi ilmiah plagiarism di samping sebagai kedustaan, khianat, juga dipandang sebagai pencurian (intelektual), merupakan dan sangat bertentangan dengan kejujuran ilmiah. Menurut standar internasional menggunakan delapan kata-kata orang lain secara sama persis sudah dipertimbangkan sebagai

plagiarism. Oleh karena itu plagiarism harus dihindari.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penulis tidak terjebak dalam plagiarism, yaitu:

1. Menggunakan kata-kata penulis lain tanpa diberi tanda kutip/keterangan yang jelas (footnote).

2. Mengedit atau memparaprase kata-kata orang lain kemudian diakuinya sebagai kata-kata sendiri.

3. Menggunakan ide-ide orang lain dan mengakuinya sebagai kata-kata sendiri.

(3)

4. Menggunakan ide-ide orang lain dan mengakuinya sebagai ide sendiri meskipun menggunakan kata-kata yang secara total berbeda.

Berikut isi keputusan Direktur Program Pascasarjana UNISNU Jepara, Nomor 02 Tahun 2017 sebagai berikut:

A. Buku Referensi.

Buku referensi adalah dukumen-dukumen berupa tulisan-tulisan yang digunakan oleh para penulis tulisan ilmiah bisa berupa; buku, jurnal, makalah, artikel, majalah, skripsi, tesis, disertasi, hasil seminar dan lainnya. Referensi ini digunakan sebagai rujukan untuk suatu informasi/bahan informasi untuk keperluan penelitian atau studi. Referensi bisa diartikan sebagai bahan informasi atau rujukan yang mutakhir dan digunakan sebagai acuan untuk lebih maju. Jika seorang mahasiswa menulis karya ilmiah (Makalah, Skripsi, Tesis maupun Disertasi) menggunakan referensi yang lengkap maka karya ilmiahnya justru semakain baik dan berkualitas.

Ketentuan buku refererensi bagi Program Pascasarjana UNISU Jepara mulai dikeluarkannya Keputusan Direktur Program Pascasarjana UNISNU Jepara Nomor 02 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Buku cetak, berumur serendah-rendahnya 10 tahun. Terhitung saat penulis mengggunakannya (mengutip) dari saat buku diterbitkan. Pengarang buku serendah-rendahnya bergelar Doktor (S3) atau berpengalaman sejajar Doktor.

2. Jurnal, (artikel, majalah) diutamakan Jurnal terakriditasi baik nasional/Internasional, dan atau minimal Jurnal ber-ISSN.

(4)

3. Skripsi, Tesis, Disertasi. PPS UNISNU Jepara hanya membolehkan Tesis serendah-rendahnya menjadi rujukan, sedangkan skripsi tidak lagi diperkenankan digunakan sebagai referensi karya ilmiah.

4. Mahasiswa dalam menulis proposal Tesis/Tesis, minimal menggunakan 50 buah buku rujukan: ( 30 buku, 10 Jurnal dan 10 lainnya).

B. Catatan Kaki (Footnote) dan Teknis Penulisannya

Bahwa setelah dikeluarkannya Keputusan Direktur Program Pascasarjana UNISNU Jepara Nomor 02 Tahun 2017, penulisan karya ilmiah (Makalah, Tesis, Proposal dan Tesis) di Program Pascasarjana UNISNU Jepara tidak lagi menggunakan

innote (catatan perut). Artinya sejak dikeluarkannya Keputusan

Direktur Program Pascasarjana UNISNISNU Jepara Nomor 02 tahun 2017 tersebut, semua jenis penulisan karya ilmiah, utmanya; Makalah Komprehensif, Proposal Tesis dan Tesis berganti menggunakan catatan kaki (Footnote).

Catatan kaki (footnote) adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Selain itu catatan kaki berfungsi pula sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks.

Teknis penulisan footnote dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai pada ketukan ke tujuh

(5)

2. Penulisan catatan kaki secara berurutan: nama pengarang, koma, tahun, judul buku (ditulis miring), koma, Jilid (bila ada), koma, kota terbit, titik dua, nama percetakan, koma, cetakan ke… dan halaman (disingkat hlm). Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama yang tercantum dalam buku karangannya tanpa mencantumkan pangkat atau gelar

Contoh:

1 Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, hlm. 61

2 M. Quraish Shihab, 2012, Tafsir al-Mishbah, Jilid 10, Jakarta: Lentera Hati, Cet. Ke-v, hlm. 337

3. Apabila pengarang terdiri dari dua oarng, maka kedua nama dicantumkan, dan apabila pengarang lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah koma dituliskan singkatan et al (ditulis miring), yang merupakan singkatan dari et alii (dengan orang lain)

Contoh:

3 Abdullah, et al, 2015, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Semarang: Nusa Bangsa, Cet.ke-5, hlm. 15

4. Kumpulan karangan yang dirangkum editor, yang dianggap pengarangnya dan yang dicantumkan dalam catatan kaki adalah nama editornya saja. Caranya adalah di belakang nama editor itu dicantumkan (ed) (ditulis miring) . Bila editonya lebih dari satu maka diberi tamabahan s (eds):

Contoh:

4 Alfian (ed), 2013, Segi-segi Masyarakat Aceh, Jakarta: LP3ES, hlm. 130

5 Harun Nasution dan Azyumardi Azra (eds) 2010,

Perkembangan Modern Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

(6)

5. Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada pada halaman yang sama, maka cukup dengan ibid. tanpa menyebutkan halamannya lagi. Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda , maka dalam catatan kaki ditulis: ibid, lalu disebutkan halamannya.

Contoh:

6 Anwar Haryanto, 2011, Hukum Islam Kekuasaan dan Keahliannya, Jakarta: Bulan Bintang, hlm. 20

7 Ibid (bila mengutip padahalaman yang sama)

8 Ibid, hlm. 30 (bila mengutip pada halaman yang berbeda).

6. Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis op.cit dan diikuti dengan hlm. Sedangkan apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain, maka ditulis loc.cit tanpa menyebutkan halaman.

Contoh:

9 Veithzal Rifai Zainal, 2013, Islamic Education Management, Depok: Raja Grafindp Persada, hlm. 205

10 John W. Creswell, 2013, Research Design, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 37

11 Veithzal Rifai Zainal, op.cit, hlm. 150 12 John W. Creswell, loc.cit.

7. Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan nomor jilidnya. Contoh:

13 Harun Nasution, 2013, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jilid 1, Jakarta: UI press, Cet. Ke 10, hlm. 20

14 Ibid, Jilid 2, hlm 40

15 Harun Nasution, op.cit, Jilid 1, hlm. 38

16 Zamakhsyari Dhofier, 2011, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, hlm: 73

(7)

17 Harun Nasution, loc,cit, Jilid 1

8. Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, maka cara penulisannya adalah: nama penulis, tahun terbit, koma, tanda petik (‘ -), Judul; tulisan, tanpa petik (- “), dalam, nama editor, koma, judul buku ( ditulis miring), koma, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, dan hlm.

Contoh:

18 Fatwa El-Gundi, 2010, “Kebangkitan Islam: Kasus Gerakan Islam Kontemporer di Mesir”, dalam Harun Nasution da Azyumardi Azra (eds), Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 225

9. Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut: nama penulis, tahun terbit, koma, judul artikel ditulis di antara tanda petik (“ - -“), koma, nama majalah ditulis miring dan tebal, koma, volume, koma, nomor, koma, bulan, koma dan nomor halaman.

Contoh:

19 Novel Ali, 2011, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”, Panji Masyarakat, XXXX, 791, April, hlm. 66

10. Kutipan yang berasal Surat Kabar cara penullisannya sebagai berikut: Nama Penulis, tahun terbit, koma, judul artikel ditulis di antara tanda petik (“ - - “), koma, nama surat kabar ditulis miring , tempat terbit, koma, hlm.

Contoh:

20 A. Barowi, 2017, “Pengus NU Harus Netral dalam Pilkda” , Suara Merdeka, Semarang, 5 Januari, hlm. 6

11. Kutipan yang berasal dari karya ilmiah yang tidak/belum diterbitkan, cara penulisannya adalah: nama pengarang, tahun penulisan, koma, judul karya ilmiah dengan diberi tanda petik

(8)

(“ - - “), koma, disebutkan teis atau disertasi, nama kota penyimpanan, titik dua, koma, nomor halaman, dan keterangan tidak diterbitkan disingkat dengan t.d.

Contoh:

21 A. Barowi, 2015, “Konsep Ibadah Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ( Studi Tasawuf dalam Kitab Madarij as-Salikin)”, Disertasi Doktor Studi Islam, Jepara: Perpustakaan UNISNU Jepara, hlm, t.d

12. Kutipan yang berasal dari buku/kitab yang asli dan terjemahannya, angka kutipan diletakkan di belakang terjemahan, sedangkan bagi kutipan yang diambil dari buku/kitab berbahasa asing tanpa terjemahan maka angka kutipan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah buku/kitab asing tersebut dan terjemahan penulis tesis sendiri.

Jepara, 02 Februari, 2017 Direktur Dr. H. Barowi, M.Ag NIY. 2 600923 89 004

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa reformasi sekarang ini, sejak kejatuhan Soeharto, keanggotaan MPR, diubah lagi yaitu hanya terdiri dari 700 orang dimana jumlah yang diangkat oleh Presiden hanya 69

Dengan meningkatnya pemahaman atasan terhadap sistem penilaian kinerja serta PMS secara khusus, diharapkan dapat meningkatkan komitmen atasan terhadap keseluruhan proses

Misalnya produk olahan daging sapi dilakukan substitusi menggunakan daging babi, yang dapat menjadikan suatu produk tersebut haram hukumnya untuk dikonsumsi oleh

Rizki Maulana Bahari yang bertujuan agar para pengrajin/pembuat kapal kayu tradisional di kabupaten Batang memiliki ketrampilan untuk menggambar bentuk badan kapal dalam

Organisasi yaitu mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah mengelompokkan hasil kerja siswa berdasarkan

Sesuai dengan paparan yang dikemukakan di atas maka yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini adalah hasil tes tertulis yang berdasarkan pembelajaran menggunakan

Pengukuran struktur modal dalam penelitian ini menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity (DER).Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang digunakan untuk

Tim perumus pusat ditetapkan oleh Direktur Kesenian yang bertugas menyusun petunjuk teknis, menyusun kriteria seniman dan membantu Direktorat Kesenian menentukan