• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU KOMUNIKASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Teori Komunikasi

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI

DALAM ILMU KOMUNIKASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ilmu Komunikasi Broadcasting

04

---- Sofia Aunul, M.Si

Abstract

Kompetensi

Ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bersifat multidisipliner.

Disebut demikian karena

pendekatan-pendekatan yang dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan dan terlihat jelas dalam pembahasan mengenai teori, model, perspektif, dan pendekatan ilmu komunikasi.

Setelah mempelajari materi dalam

modul ini, mahasiswa akan mampu memahami:

1. Perspektif dalam ilmu

komunikasi

2. Jenis Teori Komunikasi 3. Jenis Studi Komunikasi

(2)

PERSPEKTIF DAN JENIS TEORI DALAM ILMU

KOMUNIKASI

EMPAT PERSPEKTIF DALAM ILMU KOMUNIKASI Dilihat dari metode dan logika terdapat 4 (empat ) perspektif yang mendasari pengembangan teori komunikasi. Keempat perpektif tersebut adalah

1. Covering Laws theories

Pada dasarnya pemikiran Covering Laws theories berangkat dari prinsip sebab akibat atau hubungan kausal. Rumusan umum dari prinsip ini antara lain diceerminkan dalam pernyataan-pernyataan hipotesis yang berbunyi : Jika A...maka B... Pemikiran covering laws model ini diperkenalkan oleh Dray. Menurut Dray penjelasan covering laws theories didasarkan pada dua asas. Pertama, bahwa teori berisikan penjelasan-penjelasan yang berdasarkan pada keberlakuan umum/hukum umum. Kedua, bahwa penjelasan teori berdasarkan analisa keberaturan. Keterbatasan dari perpestif ini antara lain a) keberlakukan prinsip universalitas bersifat relatif, b). Formula statistik covering laws sulit diterapkan dalam mengamati tingkah laku manusa karena pada dasarnya tingkah laku manusia itu berubah-ubah dan sulit diterka. C) manusia dalam kehidupannya juga terikat oleh ikatan-ikatan kultur spesifik;d) kehidupan manusia penuh keragaman dan kompleks, e) sifat kehidupan manusia bisa berubah-ubah f) analisa covering laws terlalu didasarkan pada perhitungan-perhtungan statistik yang belum tentu sesua dg realita

2. Rules

Pemikiran rules theori didasarkan prinsip praktis bahwa manusia aktif memilih dan mengubah aturan-aturan yang menyangkut kehidupannya. Umpamanya si A mempunyai suatu maksud tertentu ( Y ) dalam upayanya mencapai Y ini, ia akan aktif dan selektif melakukan tindakan tertentu ( X ) Ciri penting dari rules theori ; 1) aturan (rules) pada dasarnya merefleksikan fungsi-fungsi perilaku dan kognitif yang kompleks dari kehidupan manusia. 2) aturan menunjukkan sifat-sifat keberaturan yang berbeda dari keberaturan sebab akibat.

(3)

3. System theories

Secara umum pemikiran pendekatan sistem mempunya empat ciri/sifat pokok yaitu a) sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian, elemen-elemen, unsur-unsur, yang masing-masing mempunyai karakteristiknya sendiri b) sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah. c) sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan, d) sistem merupakan koordinasi dari hierarki Kerangka kerja sistem pada dasarnya tidak bersifat monolitis, sistem mempunya 3 model yaitu : 1) General system theory. 2) sybermetics dan 3) struktural function.

4. Symbolic interactions

Kerangka pemikiran symbolic interation berasal dari disiplin sosiologi. Terdapat tujuh proposisi umum yang mendasari pemikiran symbolic interactionism

a) Bahwa tingkah laku dan interaksi antar manusia dilakukan melalui peraturan lambang –lambang yang mengandung arti

b) Orang menjadi manusiawi setelah berinteraksi dengan orang-orang lainnya c) Bahwa masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang berinteraksi d) Bahwa manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri

e) Bahwa kesadaran atau proses berpikir seseorang melibatkan proses interaksi dalam dirinya

f) Bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan tindakan-tindakan g) Bahwa untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan penelaahan tentang

tingkah laku / perbuatan yang tersembunyi

JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI Menurut Litlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok teori-teori umun (general theory) kelompok kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual (contextual theories) Ada empat jenis teori yang diklasifikaasikan masuk ke dalam kelompok teori-teori umum yaitu

1. Teori fungsional dan struktural

Ciri dua jenis teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang beerfungsinya secara nyata stuktur yang berada di luar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari stuktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada di luar dirinya

(4)

Meskipun pendekatan fungsional dan struktural ini sering kali dikobinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang berbeda. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial.

a. Pendekatan fungsionalime yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan an mempertahankan sistem. Apabila ditelaah kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai penekanan yang sama yakni tentng sistem sebagai struktur yang berfungsi Kedua pendekatan ini mempunyai beberapa persamaan dan karakteristik sebagai berikut :

b. Baik pendekatan strukturalisme maupun pendekatan fungsionalisme, dua-duanya sama-sama lebih mementingkan synchrony (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diachrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu.)

c. Kedua pendekatan sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatiannya pda akibat-akibat yang tidak diinginkan daripada hasil-hasil yang sesuai tujuan. Kalangan sturkturalis tidak mempercayai konsep-konsep subjectivitas dan kesadaran. Bagi mereka yang diamati terutama sekali adalah faktor-faktor yang berada di laur kontrol kesadaran manusia

d. Kedua pendekatan sama-sama punya kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objectif dan independent (bebas). Oleh karena itu pengetahuan, menurut pandangan ini, dapat ditentukan melalui metode pengamatan (observasi) empiris yang cermat.

e. Pendekatan sturkturalisme dan fungsionalime juga sama-sama bersifat dualistik, karena kedua-duanya memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran-pemikiran dan objek-objek yang disimbolkan dalam komunikasi. Menurut pandangan ini, dunia ini hadir karena dirinya sendiri, sementara bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada

f. Kedua pendekatan juga sama-sama memegang prinsip the correspondence theory of truth (teori kebenaran yang sesuai). Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas.simbol-simbol harus merepresentasikan sesuatu secara akurat

2. Teori-teori behavioral dan cognitive

Sebagaimana halnya dengan teori-teori stukturalis dan fungsional, teori-teori behavioral dan kognitif juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Asumsinya tentang

(5)

hakekat dan cara menemukan pengetahuan jgua sama dengan aliran strukturalis dan fungsional.

Perbedaan utama antara aliran behavioral dan kognitif dengan aliran stukturalis dan fungsional hanyalah terletak padafokus pengamatan serta sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut stuktur sosial dan budaya, semenara teori-teori behavioral dan kgonitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengatahuan behavioral lainnya, cenderung memusatkan pengamatan padasiri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalahssentang model ”S-R” (Stimulus - respons) yang menggambarkan proses informasi antara ”stimulus (rangsangan) dan ”respon” (tanggapan)

Teori-teori Behavioral dan cognitif juga mengutamakan variabel analitic (analisis variabel). Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasikan variebl-variabel kognitif yang diangap penting serta mencari hubungan korelasi diantar variabel. Anlisis ini juga menguraikan tentang cara-cara bagaimana varabel-variabel proses kognitif dan informasi menyebutkan atau menghasilkan informasi tertentu Komunikasi menurut pandangan teori ini, dianggap sebagia manifestasi dari tingkah laku, proses berpikir dan fungsi ”bio-neural” dari individu. Oleh karenanya, variabel-variabel penentu yang memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol dan kesadaran orang tersebut.

3. Teori-teori konvensional dan interaksional

Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol komunikasi.menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan ”interaksionisme simbolis , sosiologi dan filsafat bahasa ordiner.

Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi Berbeda dengan teori-teori stukturalis yang memandang stuktur sosial sebagai penentu, teori-teori inteaksional dan konvensional melihat stuktur sosial sebagai produk dari interaksi. Fokus pengamatan teori-teori ini bukan terhadap stuktur, tetapi bagaimana bahasa dipergunakan untuk membentuk stuktur sosial, serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol

(6)

lainnya direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaanya. Makna menurut pandangan teori ini, tidak merupakan suatu kesatuan obyektif yang ditransfer melalui komunikasi, tetapi muncul dari dan diciptakan oleh interaksi.

Dengan kata lain, makna merupakan produk dari interaksi Menurut teori-teori interaksinal dan konvensional, makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu, makna dapat berubah dari wakti ke waktu, dari koneksi ke koneksi,serta dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna adalah relatif dan temporer

4. Teori-teori kritis dan interaktif

Gagasan-gagasan teori ini banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif, pemikiran Max Weiber , phenomenology dan hermeneutic.

Meskipun ada beberapa perbedaan di antara teori-teori yang termasuk dalam kelompok ini, namun terdapat dua karakteristik umum. 1) penekanan terhadap peran subyektifitas yang didasarkan pada pengalaman individual. 2) makna atau ”meaning” merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini.

Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau dasar pemahaman makna. Dengan memahami makna dari suatu pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.

Disamping persamaan umun, juga terdapat perbedaan yang mendasar antara teori-teori interpretatif dan teori-teori kritis dalam hal pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghindarkan sifat-sifat perpektif dan keputusan-keputusan absolut tentang fenomena yang adiamati, pengamatan, menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentatif dan relatif.

(7)

JENIS-JENIS STUDI KOMUNIKASI

Adanya definisi komunikasi yang berpariasi dapat dimanfaatkan untuk—yang berbeda dan alasan-alasan praktis kegunaan definisi-definisi tersebut tergantung pada para ahli, konteks riset, dan sejumlah faktor lainnya. Bagaimana pun, kekurangan sebuah definisi tunggal dari apa yang kita pelajari membuat hal tersebut lebih penting untuk dipahami melalui berbagai pariasi pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh para ahli. Pada akhir bagian ini, kita akan mempertimbangkan dua prosedur untuk membagi studi komunikasi. Salah satu prosedur tersebut adalah pariasi pendekatan konseptual pada studi komunikasi. Prosedur lainnya mencakup wewenang studi supdisipliner yang secara khusus menjelaskan bagian akademis dan asosiasi.

Sebuah esai terbaru dari Robert Craig dalam Miller (2002) menyebabkan adanya sebuah kasus yang mendesak pentingnya mempertimbangkan perbedaan antara pariasi wewenang konseptual dalam komunikasi. Craig berpendapat bahwa diskusi secara khusus mengenai konsep komunikasi berbeda-beda antara model transmisi komunikasi dengan model konstitutif komunikasi. Menurut Craig, dalam model transmisi “komunikasi merupakan sebuah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau transfer informasi dari pemikiran satu ke yang lainnya”, sedangkan dalam model konstitutif, komunikasi “bukan merupakan fenomena kedua yang dapat dijelaskan dengan faktor-faktor psikologis, sosiologis, budaya, atau ekonomi; melainkan komunikasi itu sendiri merupakan sebuah hal yang utama, proses konstitutif sosial yang menjelaskan berbagai factor lainnya”.

Craig percaya bahwa melihat komunikasi sebagai sebuah pilihan antara model transmisi dan model konstitutif merupakan hal yang problematis. Pertama, dia berpendapat bahwa perdebatan yang adil jarang terjadi karena “model transmisi, yang biasanya diperkenalkan, jarang menampilkan sebuah pandangan yang sederhana”. Kedua, Craig berargumentasi bahwa pandangan transmisi komunikasi berhubungan dengan banyak hal yang bersifat praktis. Karena itulah, dalam hidup kita lebih sering berpikir bahwa komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi daripada sebuah kreasi dan rekreasi dari realitas sosial. Sebagai contoh, kita berbincang tentang “mengirim sebuah pesan kepada seseorang”. Atau “menerima email” yang secara jelas berorentasi pada transmisi. Oleh karena itu, dipandang dari sudut nilai-nilai praktis, pandangan transmisi tidak dapat benar-benar ditolak. Untuk menghubungkan topic konspetual ini, Craig mengusulkan agar kita menyusun kembali pandangan konstitutif komunikasi sebagai sebuah “metamodel” atau sebuah langkah baru dari pemikiran mengenai komunikasi, alih-alih sebuah definisi komunikasi.

(8)

Craig kemudian menetapkan tujuh perbedaan tradisi konseptual dalam komunikasi. Tujuh tradisi ini ditampilkan dalam table 2, yang menjelasan setiap tradisi komunikasi berteori dan masalah-masalah dalam komunikasi. Craig berharap dengan pernyusunan metamodel konstitutif ini, akan terdapat ruang terbuka untuk lebih banyak dialog antara berbagai pemikiran mengenai dan riset komunikasi.

Komunikasi berteori : Masalah dalam komunikasi Retorika Seni dalam praktik

bercakap-cakap

Membutuhkan urgensi sosial, pertimbangan dan pendapat kolektif Semiotika Penyelesaian intersubjektif

melalui tanda-tanda

Salah paham atau kekosongan antara sudut pandang yang subjektif Fenomenologis Pengalaman dari orang lain,

dialog

Ketidakhadiran, kegagalan untuk meneruskan, keaslian hubungan antarmanusia

Cybernetic Proses informasi Gaduh; muatan melebihi batas; muatan berada di bawah batas; kegagalan atau virus dalam sistem Sosiopsikologis Ekspresi, interaksi, dan pengaruh Situasi menghendaki adanya

manipulasi karena adanya sikap untuk mencapai hasil yang terspesifikasi

Sosiobudaya (Re)produksi dan tata tertib sosial Konflik; alienasi; ketidaksejahteraan; kegagalan koordinasi

kritis Refleksi yang tidak

berkesinambungan

Ideology hegemoni; situasi pembicaraan yang menyimpang dari susunan yang ada

Table : Domain Konseptual Komunikasi

Sumber: adaptasi dari Craig (1999) dalam Miller. 2002:13

Asosiasi sarjana komunikasi nasional dan internasional (nasional communication Association dan internasional communication association telah membentuk sebuah kesatuan subdisiplin yang luas menggambarkan difisi-difisi dan komisi-komisi yang ada. Subdisiplin ini mengubah jalur pintas asosiasi-asosiasi yang berbeda, seperti National communication association yang memiliki struktur yang lebih berpariasi dan lebih luas daripada international communication association, yang lebih menekankan pada isu-isu

(9)

pendidikan), dan perubahan mereka dalam asosiasi termasuk dalam kriteria definisional. Karena itu, beberapa divisi menjelaskan hubungan-hubungan tingkatan (seperti komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok, komunikasi massa), beberapa hubungan proses (seperti interaksi sosial dan bahasa, teknologi komunikasi, komunikasi pemahaman dan penghindaran), dan hubungan-hubungan konteks (seperti intruksional, politik, kesehatan). Meskipun perbedaan ini benar-benar diberkan secara sederhana tetapi sebuah istilah seperti komunikasi organisasi dapat menunjukkan tingkatan dan konteks dimana interaksi tersebut terjadi.

Divisi-divisi dan Grup-grup Kepentingan dalam International Communication Association (ICA) / Assosiasi Komunikasi Internasional

Divisi-divisi dan Komisi-komisi dalam Natinal Communication Association (NCA) / Assosiasi Komunikasi Nasional

Komunikasi dan Teknologi

Komunikasi hukum dan kebijakan

Pengetahuan mengenai hak-hak perempuan Studi mengenai Gay, Lesbian, Biseksual, Dan transgender

Komunikasi kesehatan Sistem informasi

Komunikasi pembangunan/intruksional Komunikasi pembangunan/antar budaya Komunikasi internasional

Interaksi sosial dan bahasa Komunikasi massa Komunikasi organisasi Filosofi komunikasi Komunikasi politik Komunikasi populer Hubungan masyarakat Komunikasi visual

Komunikasi dan Budaya Afrika Amerika Studi Amerika

Komunikasi terapan

Argumentasi dan peradilan Rangkaian dasar

Komunikasi dan penyimpanan Komunikasi dan hukum Komunikasi dan masa depan

Komunikasi pemahaman dan penghindaran Komunikasi dan penilaian

Kebutuhan Kom. Siswa akan bahaya Komunikasi lingkungan

Mempelajari pengalaman dalam komunikasi Komunikasi keluarga

Studi mengenai kaum feminis Dan perempuan

Kebebasan berekspresi

Studi mengenai gay, lesbian, biseksual, Dan transgender

Komunikasi kesehatan Pembangunan instruksional Internasional dan antarbudaya

(10)

Antarpersonal dan interaksi kelompok kecil Komunikasi antarpersonal/pengertian sosial Interaksi sosial dan bahasa

Studi komunikasi latin Komunikasi massa Komunikasi organisasi Perdamaian dan konflik Studi pelaksanaan Komunikasi politik Pemusatan masyarakat Hubungan masyarakat

Retorika dan teori komunikasi Semiotika dan komunikasi Komunikasi spiritual Sandiwara

Pelatihan dan pengembangan Komunikasi visual

Table : wewenang disiplin ilmu komunikasi Sumber: Miller. 2002.communication teoris. Halm. 14

Perdebatan mengenai pembagian disiplin ilmu dapat terlihat dalam sebuah konteks yang luas Craig berpendapat bahwa pemisahan ini ditunjukkan oleh adanya kerenggangan dalam disiplin ilmu komunikasi. Komunikasi tidak hanya terbagi kedalam sebuah disiplin ilmu, namun komunikasi digolongkan menjadi ilmu yang interdisipliner. Dalam sejarah perkembangannya, komunikasi dibentuk oleh beberapa bidang seperti, jurnalistik, sosiologi, psikologi, teater, retorika, dan bahasa inggris (H. Cohen; Craig, 1995; E. M. Rogers, dalam Miller, 2002). Pada perkembangan selanjutnya semakin banyak akademisi yang menciptakan temuan teoretis di bidang komunikasi yang bukan berasal dari fakultas ilmu komunikasi. Contohnya, kita dapat menemukan konsep-konsep komunikasi dari sebuah jurusan pada fakultas psikologi, sosiologi, manajemen, atau Antropologi.

Beninger, dalam Miller (2002), berpendapat bahwa kita harus “mencakup pokok persoalannya bukan bidangnya” dengan melihat pada pengertian konseptual yang luas daripada melihat sebagai ilmu yang sempit.

(11)

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Gambar

Table : Domain Konseptual Komunikasi
Table : wewenang disiplin ilmu komunikasi  Sumber: Miller. 2002.communication teoris. Halm

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik berbakat atau yang mempunyai kecerdasaan luar luar yang diterima program akselerasi biasanya adalah siswa-siswi yang telah lulus mengikuti tes

enurut D%dds ("/#, belajar mandiri merupakan suatu sistem  belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sendiri dari bahan etak,  pr%gram siaran dan bahan

Penelitian yang dilakukan meliputi tujuh tahapan, yaitu determinasi tumbuhan, penyiapan sampel, ekstraksi sampel, pembuatan permen jelly kulit buah naga super

Kehidupan bermasyarakat merupakan hal yang perlu diamati karena didalamnya selalu mengalami pergeseran, walaupun pada dasarnya manusia tercipta dalam bentuk yang sempurna.

Setiap kuliah akan dilaksanakan presentasi pembahasan tentang paper yang ditentukan oleh pengajar ditambah bahan lain yang relevan dengan paper tersebut (yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vitamin C terhadap waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok sehingga dapat diketahui potensi yang

Islam senantiasa menganjurkan umatnya untuk senantiasa berkata dan memberikan kabar baik dan benar. Adanya kebenaran yang disampaikan dapat membawa keharmonisan dan

Dalam konteks inilah, pemakalah akan membahas tentang pusat pengkajian Islam pada masa Kerajaan Islam dengan membatasi wilayah bahasan di daerah Aceh, dengan