• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan

Suzuki adalah salah satu perusahaan asal Jepang yang mengembankan sayap di Indonesia. PT Suzuki Indomobil Motor merupakan kelompok usaha yang bergerak dibidang industri otomotif yang memproduksi, memasarkan, memperniagakan motor, mobil dan motor tempel (outboard-motor). Hal tersebut juga diidukung dengan pelayanan purna jual suku cadang serta perbaikan/pemeliharaan di seluruh Indonesia yang solid dan terintegrasi dalam melayani para pelanggan Suzuki.

Suzuki Indonesia telah memberikan kontribusi untuk bangsa dan masyarakat dengan memberikan produk-produk bermanfaat bagi perkembangan bangsa. Pelayanan profesional dibidang pemasaran produk dan jasa pelayanan juga menjadi komitmen utama kami untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggan setia Suzuki. Saling percaya dan menghormati merupakan nilai yang kami tanam dalam setiap kerja sama yang dijalani antara karyawan, pemasok, dealer-dealer diseluruh Indonesia.

PT. Indomobil Suzuki International (ISI) dirubah menjadi PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan 5 (Lima) buah perusahaan. Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. PT. Indohero Steel & Engineering Co. 2. PT. Indomobil Utama.

3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing. 4. PT. Suzuki Engine Industry.

5. PT. First Chemical Industry.

Lima perusahaan tersebut bergabung (Merger) dengan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan Presiden dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPN) nomor 05 / I / PMA / 90 tertanggal 1 Januari 1990, dan

(2)

diperingati sebagai berdirinya PT. Suzuki Indomobil Motor, yang bergerak dalam bidang usaha Industri Komponen dan Perakitan kendaraan bermotor Merek SUZUKI roda dua (Sepeda Motor) dan roda empat (Mobil).

Lokasi kantor pusat PT. Suzuki Indomobil Motor berada di Wisma Indomobil di Jalan. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor Pusat ini didukung oleh 314 karyawan, sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar di beberapa tempat, antara lain di Pulogadung, Cakung, dan di Tambun. Pusat perakitan kendaraan merek SUZUKI dengan jumlah karyawan ± 4000 orang berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit sepeda motor pertahunya.

Pusat perakitannya tersebar di lima penjuru kota dan terbagi menjadi (Enam) lokasi : 1. Plant cakung (Perakitan Engine)

2. Plant Pulogadung (Service & Sales) 3. Plant Tambun I (Perakitan Motor) 4. Plant Tambun II (Perakitan Mobil)

5. Plant Spare Part (Penjualan Suku Cadang / Spare Part) 6. Kantor Pusat (Wisma Indomobil MT. Haryono).

a. Plant Cakung

Plant Cakung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Suzuki Indonesia Manufacturing, PT. Suzuki Engine Industri dan PT. Firt Chemical Industri berada di jalan raya penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Berdiri diareal tanah seluas 80.540 M dan didukung oleh ± 634 karyawan. Disini di produksi berbagai macam Komponen dan Part sepeda motor dan mobil melalui proses: Shearing, Pressing, Welding, Assembling Engine Bending, buffing, Machining Die Casting, dan lain-lain dengan menggunakan Teknologi Canggih. Disini pula dirakit berbagai macam perlatan Transmisi dan Kemudi baik sepeda motor maupun mobil.

b. Plant Pulogadung

Plant pulogadung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indomobil Utama, berada di Jalan Raya. Bekasi Km.19, Jakarta Timur, berdiri diareal tanah seluas 39.555 M, didukung oleh 98 karyawan. Disini pernah dirakit berbagai macam kendaraan bermotor roda empat seperti: Carry Extra, Carry Futura, Katana, dan sedan Forsa. Saat ini di Plant Pulogadung hanya ada beberapa bagian saja, karena Assembling

(3)

untuk kendaraan roda empat sebagian besar telah pindah ke Plant Tambun II. PT. Indomobil Utama pada awal berdirinya menggunakan nama PT. Suzuki Indonesia yang didirikan berdasarkan Akte Notaris No.38 tertanggal 26 Maret 1973 dihadapan Notaris Khairul Bakhri dan disyahkan oleh Menteri kehakiman tanggal 9 Juni 1973, NO. YA / 5 / 1973, serta di umumkan dalam berita Negara RI tanggal 7 September 1976 No. 72. Saat ini Plant Pulogadung dipergunakan sebagai tempat Service dan Sales untuk kendaraan Suzuki R4.

c. Plant Tambun I

Plant Tambun I sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indohero Steel & Engineering Co. Plant Tmabun I mampu menyerap tenaga kerja 12 sebanyak ± 1128 orang. Berada di Jalan Raya. Diponegoro Km. 38,2 Bekasi. Disini diproses, diproduksi, dan dirakit berbagai komponen kendaraan roda dua (sepeda motor) merek Suzuki, dan disinilah lahir berbagai sepeda motor Suzuki Type mutakhir.

d. Plant Tambun II

Plant Tambun II merupakan proyek baru khusus untuk kendaraan roda empat Suzuki. Disini dilakukan pengepressan, pengelasan, pengecetan, serta perakitan kendaraan roda empat dalam jajaran Suzuki, dengan menggunakan berbagai perlatan Tekhnologi Tinggi, dan yang terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini. Plant Tambun II berdiri diarea tanah seluas 130.000 M2 , dengan luas bangunan seluas 35.585 M2 , dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak ± 1424 orang. Plant Tambun II diresmikan pada tanggal 14 Mei 1991 oleh Menteri Perindustrian RI (pada saat itu) Bp. Ir. Hartarto.

e. Plant Spare Part

Guna memberikan pelayanan purna jual bagi pemilik kendaraan bermotor merek Suzuki Roda 4 maupun Roda 2, PT. Indomobil Suzuki International memindahkan tempat penyedian suku cadang dari Plant Sunter ke spare part yang berlokasi di Jl. P. Diponegoro Km. 38,2 Tambun – Bekasi (J;. Toyo Giri). Disana tersedia berbagai suku cadang asli untuk kendaraan bermotor merek Suzuki, serta menjual berbagai souvenir Suzuki.

Adapun hasil produksi yang dibuat dan dirakit oleh PT. Indomobil Suzuki International adalah sebagai berikut:

(4)

a. Sepeda motor : Suzuki TRS, Suzuki A 100 – XE, Suzuki RDR 150 – TX, Suzuki Tornado GX / GS, Suzuki Shogun, Suzuki Satria, Suzuki TS 100, Suzuki Thunder GS 250, Suzuki Smash, dan sampai model terbaru sekarang ini.

b. Mobil : Suzuki Carry ST – 100, Suzuki Carry Futura, Suzuki Baleno, Suzuk Katana / Jimmy, Suzuki Grand Vitara, Suzuki Side Kick, Suzuki Karimun, Suzuki Escudo 2.0, Suzuki Aerio, dan sampai model terbaru sekarang ini

1.1.2 Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di dalam Suzuki Global Operation yang dihargai dan dikagumi di Indonesia.

2. Misi

Kami menginginkan pertumbuhan dan perkembangan Perusahaan yang berimbang berdasarkan azaz kerja keras, integritas dan kebersamaan untuk selalu mencapai hasil lebih baik dalam mendahului harapan pelanggan.

1.1.3 Logo

Gambar 1.1 Logo Suzuki

(5)

Bentuk dari Logo Suzuki :

Korporasi " S " logo dari Suzuki diperkenalkan pada tahun 1954 dan , setelah berdiri ujian waktu selama lebih dari lima dekade, tetap salah satu logo yang paling ikonik dan mengesankan yang pernah dibuat. Ini memainkan peran penting dalam sejarah merek yang sukses, melayani sebagai tanda visual yang kuat kompetensi dan kecemerlangan perusahaan.

Suzuki Way Of Life bukan sekedar kata kata tanpa makna untuk pemeriah logo pada brand otomotif ini, bukan pula sekedar strategi komersil atau untuk kepentingan advertorial semata. Namun makna sebenarnya jauh lebih mendalam dan menyiratkan kesungguhan serta keseriusan Suzuki dalam memberikan hanya yang terbaik dan paling unggul untuk menjadi bagian penting dalam jalan hidup seluruh konsumen setianya.

Logo Suzuki adalah contoh utama dari desain yang sangat sederhana, bersih namun visual menarik dan berwibawa.

Makna warna pada logo Suzuki:

Warna Merah : semangat , tekad dan vitalitas

Warna Biru : menggambarkan kekuatan dan harmonis.

1.2 Latar Belakang

Perkembangan teknologi otomotif di era industri ini dapat dilihat dari berbagai macam produk yang dihasilkan, salah satunya adalah sarana transportasi darat. Seperti yang kita lihat jenis transportasi darat ada berbagai macam seperti, kereta api, mobil, dan sepeda motor. Jenis transportasi sepeda motor tidak kalah pentingnya, sumbangannya terhadap perekonomian. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas manusia. Ada beberapa jenis tipe sepeda motor seperti motor sport, motor bebek (cup) dan motor matik. Motor matik adalah salah satu jenis sepada motor yang ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di kota Bandung. Dikutip dari sebuah media online www.pikiran-rakyat.com di tahun 2015 tingkat penjualan motor matik di Jawa Barat mencapai angka 86%, motor bebek (cup) 7 % demikian juga motor sport hanya 7%. Dengan demikian dapat dikatakan motor matik mendoninasi penjualan sepeda motor.

(6)

Dilihat dari sisi penggunanya sepeda motor matik lebih mudah dan praktis dibanding dengan sepeda motor lainnya untuk mendukung segala aktifitas manusia. Oleh karena itu kebutuhan akan motor matik sebagai alat transportasi sangatlah tinggi selain praktis, ekonomis dan mudah dalam mengendarai. Hal ini memacu para produsen kendaraan untuk menciptakan inovasi baik dari segi mutu, model dan teknologi produknya untuk mendapatkan simpati dari konsumen.

Sedangkan dari sisi pemasaran, pemasar berusaha melakukan kegiatan pemasaran yang efektif, antara lain dengan melakukan promosi untuk menawarkan produk baru yang dikeluarkan yaitu dengan berbagai macam iklan baik melalui media cetak maupun elektronik. Dengan harapan volume penjualan akan meningkat, kepuasan konsumen akan terpenuhi dan laba perusahaan akan meningkat. Upaya untuk meningkatkan volume penjualan tersebut dilakukan melalui studi atau penelitian dengan maksud mencari sejumlah informasi tentang faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli dan meningkatkan permintaan terhadap sebuah produk (Kotler, 2000). Dalam ekonomi permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Dengan pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyak produk yang dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Keadaan tersebut memaksa para produsen untuk bersaing dalam menciptakan produk yang kompetitif di dalam memuaskan tingkat kepuasan konsumen.

Persaingan perusahaan untuk menarik konsumen tidak lagi terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakai. Merek memudahkan konsumen untuk mendefinisikan suatu produk. Untuk itu, perusahaan harus mampu membangun citra merek yang lebih baik dari pesaing tentang produk perusahaan kepada konsumen. Menanggapi hal tersebut, perusahaan dihadapkan pada bagaimana membangun citra merek.

Citra merek adalah sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat tentang suatu merek. Citra merek itu sendiri terbentuk dari beberapa faktor yaitu atribut, nilai, manfaat, budaya, kepribadian dan pemakai (Kotler, 2003:82). Konsumen memandang citra merek sebagai bagian yang terpenting dari suatu produk, karena citra merek mencerminkan tentang suatu produk dengan kata lain, citra merek merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong konsumen untuk membeli produk. Semakin baik citra

(7)

merek yang melekat pada produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli produk, terutama citra merek pada motor matik.

Ada banyak merek motor yang ada dipasaran Indonesia, dan paling banyak peminatnya salah satunya adalah merek motor Suzuki, khususnya dikota Bandung yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Citra perusahaan Suzuki sendiri di kota Bandung sangat baik, terbukti dari banyaknya pengguna sepeda motor Suzuki. Namun dari beberapa perusahaan pesaingnya seperti Honda dan Yamaha, tingkat pengguna motor matik Suzuki sangatlah kurang. Dilihat dari data yang dihimpun oleh AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), tingkat penjualan motor matik Suzuki menurun setiap tahunnya. Berikut data penjualan empat tahun terkhir, dari tahun 2012 s/d tahun 2015:

Tabel 1.1

Jumlah Penjualan Sepeda Motor Matik di Indonesia Tahun 2012-2015 Merek Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Honda 2.742.104 unit 3.165.096 unit 3.403.874 unit 3.830.343 unit Yamaha 1.630.729 unit 1.680.419 unit 1.609.794 unit 1.510.840 unit Suzuki 308.961 unit 269.774 unit 185.281 unit 92.300 unit Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia)

Dilihat dari tabel 1.1 menggambarkan penjualan sepeda motor matik dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, dari tiga perusahaan merek di Indonesia, yaitu Honda, Yamaha dan Suzuki. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penjualan motor matik Suzuki paling rendah dibandingkan dua kompetitornya, dan setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup signifikan, jika dibiarkan terus-menerus akan berdampak kerugian bagi perusahaan dan dikhawatirkan akan berdampak pada sumber daya manusia, yaitu dengan pengurangan karyawan, karena produksi semakin menurun.

Pada kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka dengan efektif dan efisien, salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencitraan yang baik untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu melalui citra merek. Persaingan perusahaan untuk menarik konsumen tidak lagi terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga sudah

(8)

dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakai. Merek memudahkan konsumen untuk mendefinisikan suatu produk, salah satunya dengan citra merek.

Merek yang telah mapan biasanya menjadi simbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga merek turut berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk-produk yang sejenis dari produk pesaing, semuanya itu akan tergantung dari pandangan konsumen terhadap merek. Jika konsumen telah sangat paham tentang merek yang diyakininya, maka citra merek dibenak konsumen akan semakin kuat.

Jika suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen atau bahkan melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunaannya, serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi, maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek, menyukai merek, serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya. Dengan demikian, kesetiaan merek akan lebih mudah untuk dibentuk dan perusahaan akan memiliki nama merek yang memiliki kesetiaan konsumen yang kuat karena menurut Morgan dan Hunt (1994) dalam Edris (2009), kepercayaan merek akan menentukan kesetiaan konsumen terhadap merek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi.

Peneliti melakukan survey dengan metode wawancara langsung terhadap pengguna sepeda motor Suzuki yang sedang berada di dealer Sanggar Mas Jaya (Suzuki) Jl. Soekarno Hatta no. 355 Bandung, dengan poin-poin yang akan ditanyakan yakni mengenai pelayanan yang berkaitan dengan citra merek Suzuki. Adapun hasil dari wawancara yang telah dilakukan tersebut sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 1.2 Hasil Wawancara Responden Lama Pengunaan Hasil Wawancara

1 >1 tahun  Performa motor baik

 Suka dengan Body motornya

 Harga suku cadang asli tidak terjangkau

 Suku cadang asli sulit ditemukan di bengkel umum

2 < 1 tahun  Servis di bengkel resmi karena masih

(9)

garansi saja

 Suku cadang ringan menggunakan biasa saja, karena sama saja dengan yang orsinil

3 >1 tahun  Jumlah bengkel resmi sangat terbatas sehingga terkadang malas untuk pergi ke bengkel resmi

4 >1 tahun  Suku cadang asli harganya mahal dan sulit didapatkan baik di bengkel umum 5 >1 tahun  Bengkel resminya jarang dan jika pun

ada selalu antri

 Pelayanan saat garansi kurang baik karena, saat ganti oli gratis harus menunggu lama

6 >1 tahun  Baru kali ini servis di bengkel resmi karena terpaksa harus servis besar dan pesan suku cadang

7 < 1 tahun  Saat pemesanan sangat lama dan tidak sesuai pada kwitansi, pengantaran telat 3 hari

 Saat melakukan check up garansi pelayanan buruk

Sumber: Hasil wawancara pengunjung Dealer sekaligus pengguna sepeda motor bebek Suzuki tahun 2015

Dari tabel diatas kebanyakan konsumen mengeluh dengan pelayanannya, yang bisa menyebabkan menurunnya citra merek produksi motor Suzuki, ini juga merupakan penyebab menurunnya penjualan motor Suzuki dalam dua tahun terakhir ini. Dari hasil wawancara dengan salah satu karyawan Suzuki mengatakan, memang terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan, sekitar 30% terutama pada sepeda motor matik. Ini juga diakui karena Suzuki

(10)

mempunyai kompetitor yang sangat kuat dengan penjualan yang baik setiap tahunnya. Pihak Suzuki sendiri telah berupaya memberikan pelayanan seperti pengantaran sepeda motor setelah konsumen membelinya, lalu petunjuk manual dalam mengoprasikan sepeda motor, penyediaan suku cadang orsinil, penyediaan bengkel resmi, dan layanan konsultasi atas produk yang dibeli agar citra merek Suzuki mampu bersaing dengan kompetitornya.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, penelitian perlu dilakukan untuk menemukan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh PT Suzuki Indomobil Motor di Bandung pada penjualan sepeda motor matik. Seperti sebuah penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Alfian B, dari Universitas Makasar tahun 2012 dengan judul Pengaruh Citra Merek (brand image) Terhadap Pengambian Keputusan Pembelian Toyota Kijang Inova Pada PT. Hadji Kalla Cabang Polman menunjukkan bahwa variabel citra merek yang terdiri dari keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosisai merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Inova. Penelitian juga dilakukan oleh Oladepo & Abimbola dari Universitas Nigeria tahun 2015 dengan judul The Influence Of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision- A Study Of Beverage Consumers In Lagos State, Nigeria, mengungkapkan bahwa citra merek, iklan, promosi penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dari konsumen.

Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Matik Suzuki di Bandung”.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana citra merek sepeda motor matik Suzuki di Bandung?

2. Bagaimana keputusan pembelian sepeda motor matik Suzuki di Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor matik Suzuki di Bandung?

(11)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui citra merek sepeda motor matik Suzuki di Bandung

2. Mengetahui keputusan pembelian sepeda motor matik Suzuki di Bandung

3. Mengetahui besar pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor matik Suzuki di Bandung

1.5 Kegunaan Penilitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kegunaan yaitu:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen, sehingga pihak perusahaan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi keinginan konsumen.

2. Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkualiahan.

3. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian

Penelitian ini ditulis secara sistematis dengan format sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum objek yang diteliti, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, dan juga sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan penelitian untuk dijadikan dasar penulisan kerangka pemikiran dan penyusunan hipotesis. Kajian kepustakaan mencakup teori-teori yang sudah baku di buku-buku teks, jurnal, desertasi, tesis, skripsi, dan lain-lain.

(12)

Bab ini menyajikan pendekatan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian. Pendekatan metode dan teknik berguna untuk pengumpulan dan analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menceritakan hasil dan pembahasan mengenai karakteristik responden dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.2  Hasil Wawancara  Responden  Lama Pengunaan  Hasil Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki