• Tidak ada hasil yang ditemukan

epidural anestesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "epidural anestesi"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KOMBINASI GENERAL

KOMBINASI GENERAL

KOMBINASI GENERAL 

KOMBINASI GENERAL 

EPIDURAL ANESTESI PADA

EPIDURAL ANESTESI PADA

EPIDURAL ANESTESI PADA

EPIDURAL ANESTESI PADA

OPERASI

OPERASI

OPERASI F 

OPERASI F 

FISTEL CAECUM

FISTEL CAECUM

ISTEL CAECUM

ISTEL CAECUM

VESICA

VESICA

VESICA

VESICA

DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : Nurima Nurimann a. 101a. 10102210221030030 Pem

Pembimbimbinbingg :: DR. THARIQ EMYL SpAn DR. THARIQ EMYL SpAn

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA BAGIAN ANESTESI RS PERSAHABATAN

BAGIAN ANESTESI RS PERSAHABATAN 2011

(2)
(3)

  IDENTITASIDENTITAS   NNaammaa : : TTnn. . SS   NNoo. . RRMM : : 881122333344   UUssiiaa : : 4466 tthh 

 JJeenniiss KKeellaammiinn : : llaakkii--llaakkii

 AAggaammaa : : IIssllaamm

 AAllaammaatt : : jjll..SSaarrbbiinni i I I nno o 1199

 PPeekkeerrjjaaaann : : PPeeggaawwaai i nneeggeerri i ssiippiill

 TTaannggggaal l MMaassuukk : : 9 9 MMaarreett 22001111

(4)

 ANAMNESISANAMNESIS 

 AA.. KKeelluuhhaan Un Uttaammaa : : KKeelluuaar sr siissa ma maakkaannaan dn daarri ki keemmaalluuaann 1 min

1 mingguggu SMSMRSRS 

 BB.. KKeelluuhhaan Tn Taammbbaahhaann : : aaddaa bbeennjjoollaann ddi i ppeerruut kt kaannaan bn baawwaahh Ri

Riwawayatyat PePenynyakiakitt SeSekarkaranangg :: 

 11 mmiinngggguu SSMMRRSS nnyyeerrii ssaaaatt bbaakk yyaanngg ddiisseerrttaaii ddeennggaann kkeelluuaarrnnyyaa ssiissaa mak

makanananan melmelalualuii kelkelamiamin.n. 

 PaPasisienen jujugaga memengngeleluhuhkakann adadananyaya bbenenjojollanan didi peperurutt kakananann babawawah,h, titidadakk n

nyyeerrii ssaaaatt ddii tteekkaann ddaann ddaappaatt ddiiggeerraakkkkaann.. AAwwaallnnyyaa ppaassiieenn ttiiddaakk m

meennggeettaahhuuii aaddaannyyaa bbeennjjoollaann,, ppaassiieenn mmeennggeettaahhuuii aaddaannyyaa bbeejjoollaann 33 m

miningggugu SSMMRSRS sasaatat pepememeririksksaaanan BNBNOO IVIVPP ununttuukk pepersrsiiapapanan oopeperarasisi babattuu ginjal.

(5)

 PaPasiesienn memengngeleluhuhkakann beberaratt babadadann tutururunn drdrasastistis,p,pasasieienn ti

tidadakk memengngeleluhuhkakann adaadanynyaa dedemamam,m,BABBAB beberdrdararahah(-(-)) BAK

(6)

 Riwayat Penyakit Dahulu : - Riwayat Hipertensi :

- Riwayat Stroke :

- Riwayat batu ginjal : +  Riwayat Kencing manis :

- Riwayat Jantung :

- Riwayat minum alkohol : - D. Riwayat Penyakit Keluarga :

 Riwayat Stroke : disangkal

 Riwayat Kencing manis : disangkal  Riwayat Jantung : disangkal  Riwayat Hipertensi : disangkal

(7)

 PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : tampak sakit sedang, kooperatif  Kesadaran : Compos Mentis

 BB : 59 kg

 Vital Sign : Tekanan Darah : 120/80 mmHg  Frekuensi Nadi : 84 x/menit  Frekuensi Napas : 20 x/menit

(8)

 STATUS GENERALIS

 Kulit : warna kulit sawo matang, tidak ikterik,

tidak sianosis, turgor cukup, hiperpigmentasi (-), kulit kendur (-).

 Kepala : simetris, normochepal, distribusi rambut

merata, warna hitam

 Muka : simetris, tidak ada jejas dan bekas luka.  Mata : pupil bulat isokor, conjungtiva anemis -/-,

sklera ikterik

(9)

Mulut

: Bibir tidak cyanosis, tidak kering, uvula

tepat ditengah, tonsil T1T1 tenang, gigi goyang

(-), gigi palsu (-), malampathy 1 dapat

membuka mulut 3 jari

Gigi

: gigi lengkap, caries (-)

Telinga

: Normotia, serumen (-)

(10)

 Pemeriksaan Leher :

 Inspeksi : Trachea di tengah

 Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

dan kelenjar limfe.

 Pemeriksaan Thorax  Jantung :

 Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

 Auskultasi : Bunyi jantung I/II Reguler Normal, Gallop

(11)

 Paru:

 Inspeksi : dinding dada asimetris pada saat statis ,

bentuk dada dewasa normal, Retraksi tidak ada, ketinggalan gerak tidak ada.

 Auskultasi : suara dasar : vesikuler normal, suara

(12)

 Pemeriksaan Extremitas :

 Superior : kanan : udem (-), tremor (-), kekuatan

motorik 5

 kiri : udem (-),tremor (-), kekuatan

motorik 5

 Inferior : kanan : udem (-),tremor (-), kekuatan

motorik 5

 kiri : udem (-),tremor (-), kekuatan

motorik 5

(13)

 STATUS LOKALIS  Abdomen

 Inspeksi : Perut kanan membuncit, sikatrik tidak

ada

 Auskultasi : Bising usus (+) normal

 Palpasi : teraba massa sebesar telur bebek angsa

berbatas tegas dengan ukuran diameter sekitar 10-15 cm dengan konsistensi keras, mobile, permukaan rata tidak berbenjol-benjol, NT (-)

(14)

 PEMERIKSAAN PENUNJANG:  Lab Darah  Leukositosis : 21.560 ribu/mm3 Ureum/Kreatinin : 33/1,2 mg/dl  Hemoglobin : 9,1 g/dl  GDS : 143  Trombosit : 695.000/dl  SGOT/SGPT : 17/13  BT/CT : 3/7 mnt

(15)

 EKG

 SR, ST-T change (-), HR 78x/menit  Rontgen Thorax

 Trakhea di tengah, tidak tampak kelainan radiologis pada cor an

pulmo

 Konsul Kardiologi

 Tidak ada indikasi, toleransi operasi resiko ringan  CT Scan

 Kesan :

 Massa dikanan abdomen bawah ,proyeksi ileosaekal berukuran

11,34 x 3,28 cm

 Yang menyangat hetrogen pasca pemberian kontras disertai

fistel dengan buli

 Nefrolithiasis kiri multiple dan uretrolithiasis proksimal kiri

(16)

 KESIMPULAN

 Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan penunjang maka :

 Diagnosis pre operatif : Fistel sekum vesika  Rencana tindakan : Laparotomi

 Status fisik : ASA 2 dengan leukositosis

21.560/mm3

 Rencana anastesi : General anastesi dengan

(17)

 PERSIAPAN PREOPERATIF  SIO/SITA.

 Pasien sebelumnya sudah diberi informasi tentang

tindakan ini (informed concent) yaitu tentang

tindakan yang akan dilakukan dan komplikasi yang mungkin terjadi.

 Puasa pre operasi 8 jam (untuk makanan padat) dan 2

(18)

 ANESTESI EPIDURAL  Persiapan Alat  Epidural Set :  Jarum epidural no 18  Kateter epidural  Kateter konektor   Epidural Filter   Persiapan obat:  Bupivacain 0,5% 100mg  Lidocain 20mg  MO 6mg

(19)

Pasien Diposisikan duduk dengan memeluk

bantal

dan

menonjolkan

tulang

punggungnya.

Penentuan

posisi

penyuntikan

dengan

meraba tulang punggung pada L3-L4

Cara penyuntikan

(20)

 Dilakukan disinfeksi dengan betadine 10% kemudian

dengan alcohol 70%

 Dilakukan anestesi lokal dengan Lidokain 2% sebanyak

2 cc Pada tempat yang akan ditusuk dengan jarum epidural.

(21)

 Jarum epidural nomer 18 ditusukan secara

perlahan-lahan sampai menembus ligamentum flavum kemudian dilakukan teknik "loss of resistance" untuk menentukan bahwa ujung jarum telah dengan menggunakan Udara sebanyak 3 ml.

 kateter epidural dipasang melalui jarum epidural ke

dalam rongga epidural

 tempat penusukan ditutup dengan kasa dan plester 

(22)

 Uji dosis anesteti local untuk epidural dosis tunggal

dilakukan setelah ujung jarum diyakini berada dalam ruang epidural dan untuk dosis berulang melalui kateter.

 Masukan anestesi local 3 ml yang sudah bercampur 

adrenalin 1 : 200000.

(23)

 Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar,

suntikan anestetik local secara bertahap secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total.

(24)

PREMEDIKASI   fentanil : 1-3 mcg/kgBB : 50-150 mcg ; 100mcg (2ml)   miloz : 0,05-0,1 mg/kgBB : 2,5-5 mg ; 4mg (1ml) INDUKSI   propofol : 2-2,5 mg/kgBB : 100-125 mg ; 120 mg (12 ml) Muscle relaxan   atracurium : 0,5-0,6 mg/kgBB : 25-30 mg ; 30 mg (3ml)

(25)

 Setelah obat premedikasi, induksi dan pelumpuh otot

sudah dimasukkan secara IV, sebelumnya cek reflek bulu mata dan pastikan bahwa pasien sudah lemas otot-ototnya, dan lihat juga bahwa pasien sudah apneu, baru setelah itu kita boleh lakukan intubasi dengan menggunakan ETT no 7.0 non kingking.

(26)

 Perhitungan cairan intraoperatif :  Berat Badan 60 kg  Maintenance : 4 x 10 kg I = 40  2 x 10 kg II = 20  1 x 40 kg = 40  100 ml / jam

 Operasi : (stress operasi sedang 4-6 ml/kgBB)

 6 ml/kgBB x 60 = 360 ml/jam

 Puasa : Lama puasa x maintenance

(27)

 Kebutuhan cairan selama operasi (4 jam) : 2700cc  Urin : 500cc

(28)

 PEMANTAUAN INTRAOPERATIF

 Pasien dalam posisi supine / telentang

 Dilakukan monitoring tanda-tanda vital seperti :

tekanan darah, nadi, pernapasan, SaO2

 Rumatan anestesi dengan : N2O : O2 = 2 :1 , Isoflurane

2 % , dan relaksi otot dipertahankan dengan atracurium 10 mg setiap 30 menit.

 Selama tindakan anestesi berlangsung, tensi dan nadi

(29)

 PASCA BEDAH

 Pada post operatif tekanan darah pasien 91/61 mmHg, nadi 87

x/menit, dan saturasi oksigen 100%.

 Pasien dibawa ke Intensive Care Unit (ICU) dan dilakukan

ekstubasi sebelum kembali ke ruang perawatan.

 Selanjutnya dilakukan penilaian kondisi pasien dengan

menggunakan Aldretes Score. Hasil penilaian Aldretes score pasien adalah sebagai berikut :

 Kesadaran 1  Warna kulit 1  Aktivitas 1  Respirasi 1  Tekanan darah 1  TOTAL 5

(30)

Epidural anestesia merupakan salah satu bentuk

teknik blok neuroaksial, dimana penggunaannya

lebih luas daripada anestesia spinal. Epidural

blok dapat dilakukan melalui pendekatan

lumbal, torak, servikal atau sacral

(31)

Ruang epidural berada diluar selaput dura.

Radik saraf berjalan di dalam ruang epidural ini

setelah keluar dari bagian lateral medula

(32)

Daerah anatomis yang paling sering menjadi tempat insersi/tempat memasukan epidural anestesia dan analgesia.

Dapat dikerjakan untuk tindakan-tindakan dibawah diafragma.

Medula spinalis berakhir pada level L1, keamanan blok epidural pada daerah lumbal dapat dikatan aman, terutama apabila secara tidak sengaja sampai

menembus dura.

(33)

Sakus duralis

Cabang Syaraf spinal

Plexus venosus epiduralis

Arteria spinalis

Pembuluh limfe

Jaringan lemak

(34)
(35)

 Pembedahan dan penaggulangan nyeri pasca bedah.  Tata laksana nyeri saat persalinan.

 Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya

tidak banyak perdarahan.

 Tambahan pada anesthesia umum ringan karena

penyakit tertentu pasien.

(36)

 Volume obat yang disuntikan  Usia pasien

 Kecepatan suntikan  Besarnya dosis

 Ketinggian tempat suntikan  Posisi pasien

 Panjang kolumna vertebralis

Penyebaran obat pada anesthesia

epidural bergantung:

(37)

Pengenalan ruang epidural lebih sulit dibandingkan dengan ruang subarachnoid.

 Posisi pasien pada saat tusukan seperti pada

analgesia spinal

 Tusukan jarum epidural biasanya dilakukan pada

ketinggian L3-4 karena jarak antara ligamentum flavum-duramater pada ketinggian ini adalah yang terlebar 

(38)

 Jarum epidural yang digunakan ada 2 macam:

1. Jarum ujung tajam (Crawford) Untuk dosis tunggal

2. Jarum ujung khusus (Tuohy)

Untuk pemandu memasukan kateter ke ruang epidural. Jarum ini biasanya ditandai setiap centimeter.

(39)

Teknik ini menggunakan semprit kaca atau semprit plastik rendah resistensi. Yang didisi oleh udara atau NaCl sebanyak ± 3ml.

Setelah diberikan anestetik lokal pada suntikan, jarum epidural ditusukan sedalam 1-2 cm. Kemudian udara atau NaCl disuntikan secara dan terputus-putus (intermiten) sambil mendorong jarum epidural sampai terasa menembus jaringan keras (ligamentum flavum) yang disusul dengan hilangnya resistensi.

Teknik hilangnya resistensi (lost of

resistance)

(40)

Persiapan sama seperti teknik hilangnya resistensi tetapi pada teknik ini hanya menggunakan jarum epidural yang diisi NaCl sampai terlihat ada tetes Nacl yang menggantung. Dengan mendorong jarum epidural perlahan secara lembut sampai terasa menembus jaringan keras yang kemudian disusul oleh tersedotnya NaCl ke ruang epidural. Setelah yakin ujung jarum berada di ruang epidural dilakukan uji dosis.

Teknik tetes tergantung (hanging

drop).

(41)

Uji dosis anesteti local untuk epidural dosis tunggal dilakukan setelah ujung jarum diyakini berada dalam ruang epidural

 Tak ada efek setelah beberapa menit, kemungkinan

besar letak jarum atau kateter benar.

 Terjadi blockade spinal, menunjukan bahwa obat

masuk ke ruang subarachnoid karena terlalu dalam.

 Terjadi peningkatan laju nadi 20-30%, kemungkinan

obat masuk ke vena epidural.

(42)

Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar, suntikan anestetik local secara bertahap secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total. Suntikan terlalu cepat menyebabkan tekanan di ruang epidural mendadak tinggi, sehingga menimbulkan peningkatan tekanan intracranial,nyeri kepala dan gangguan sirkulasi pembuluh darah epidural.

(43)
(44)
(45)
(46)

 Blok tidak merata

 Depresi kardiovaskuler   Hipoventilasi

 Mual muntah

Referensi

Dokumen terkait

Menghubungkan kutub positif dari sumber arus (sinyal generator) pada kaki kapasitor dan kutub negatif pada kaki resistor, dan menghubungkan kutub positif dari

a) menghentikan segala kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan tidak melakukan perekrutan anggota lagi mulai 27 Desember 2016 karena tidak memiliki izin sesuai

Berdasarkan Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mengatakan bahwa bank adalah badan usaha yang

Generali memiliki solusi kesehatan dalam bentuk Manfaat Asuransi Tambahan Excellent Care+ dan Global Medical Plan (GMP) 2 yang dapat dipilih oleh Nasabah dalam merencanakan

Pemahaman yang sudah diperoleh dan dirumuskan dengan baik oleh magisterium Gereja hendaknya diperkenalkan dan diajarkan kepada umat seluruhnya melalui berbagai media yang

6 D 3 Agustus 2015 10:00 wib LUKAS SURYANTO - Herlina Pramoesiwi 110904343 LUKAS SURYANTO MARIO ANTONIUS BONAVENTURA.. No NAMA - NPM JUDUL PEMBIMBING PENGUJI TIM JADWAL. PELAJAR

Dari hasil penelitian diketahui bahwa menurut adat Mandailing, pernikahan adalah merupakan persyaratan dari suatu perkawinan menurut hukum agama (Islam). Sebelum Undang-Undang

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa