PROSES TERJADINYA RADANG PROSES TERJADINYA RADANG
Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama hospes tetap Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup disekitarnya. Respon terhadap cedera hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup disekitarnya. Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus peradangan adalah reaksi vascular yang ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus peradangan adalah reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada
ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau daerah cedera atau nekrosisnekrosis. P. Peradangeradangan sebenarnyaan sebenarnya adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan
adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang,penghancuran jaringan nekrosis dan p
pembuangan agen penyerang,penghancuran jaringan nekrosis dan p embentukan keadaanembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan. Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang dikoordinasi dengan baik yang dinamis dan kontinue . Untuk menimbulkan peristiwa yang dikoordinasi dengan baik yang dinamis dan kontinue . Untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional. Sehingga dimaksud dengan radang adalah rangkaian reaksi yang
fungsional. Sehingga dimaksud dengan radang adalah rangkaian reaksi yang terjadi padaterjadi pada tempat jaringan cedera.
tempat jaringan cedera.
Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan se
cairan jaringan sekitarnykitarnya.a.
Akibat dari sekresi histamine tersebut berupa: Akibat dari sekresi histamine tersebut berupa: 1.
1. PeningkataPeningkata n n aliraaliran n darah darah lokal.lokal. 2.
2. PeningkPeningkatan atan permeabilitas permeabilitas kapiler.kapiler. 3.
3. Perembesan Perembesan ateri ateri dan dan fibrinogen fibrinogen kedalam kedalam jaringan jaringan interstitial.interstitial. 4.
4. Edema Edema ekstraseluekstraseluler ler lokal.lokal. 5.
5. PembekuaPembekuan n cairan cairan ekstrasekstraseluler eluler dan dan cairan cairan limfe.limfe. Proses terjadinya peradangan yakni pada setiap
Proses terjadinya peradangan yakni pada setiap luka pada jaringan akan tiluka pada jaringan akan ti mbulmbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler.Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole
reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler.Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses inflamasi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses inflamasi juga terjadi phagositosis, mula-mula phagosit
dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit.Setelah itu makrofag mononuclear besar akan tiba di lokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadilah pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstravaskular sebagai akibat reaksi radang disebut eksudat. Perbedaan antara Eksudat dan Transudat yaitu, Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat
terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya. Sedangkan Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi). Berat jenis transudat pada umumnya kurang dari 1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat terdapat pada wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam caira n tubuh.
Bisa juga proses peradangan diawali dengan masuknya ³racun´ kedalam tubuh kita. Contoh ³racun´yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan ³tentara pertahanan tubuh´ antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit).
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan ³senjata´ berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat
bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus.
Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang ³setting´ hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam).
GAMBAR CONTOH PERADANGAN PADA MANUSIA
Gambar 1.1 Penyakit lupus
Penyakit lupus adalah penyakit inflamasi kronik yang di perantarai oleh sistem imun, di mana seharusnya sistem ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibody berlebihan, antibody tersebut bukannya menyerang virus, kuman atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh itu sendiri seperti pada paru-paru, darah, kulit, ginjal, otak, jantung, dan sebagainya. Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, di perlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit keduanya untuk memeriksa antibody-antibody
yang muncul ketika lupus sedang aktif.
Faktor yang diduga sangat berperan terserang penyakit Lupus adalah faktor lingkungan, seperti paparan sinar matahari, stres, beberapa jenis obat, dan virus. Oleh karena itu, bagi para penderita Lupus dianjurkan keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul
16.00. Dan saat bepergian, penderita memakai sun block atau sun screen (pelindung kulit dari sengatan sinar matahari) pada bagian kulit yang akan terpapar.
Gambar 1.2 Prochitis
Peradangan (inflammation) lapisan mukosa rektum (the mucosal lining of the rectum) disebut proctitis.
Peradangan saluran anus (anal canal ) disebut anusitis.
Proctitis dan anusitis dapat menyebabkan gejala-gejala antara lain: rasa gatal (itching), rasa terbakar (burning), perdarahan dubur (rectal bleeding), tekanan pada pelvis ( pelvic pressure)
dan foul-smelling discharge.
Penyebab:
1.P roctitiskarena inflammatory bowel colitides (misalnya: ulcerative colitis, Crohn disease) 2.Infeksi, seperti: Clostridium difficile dan spesies Salmonella.
3.Proctitis karena kondisi-kondisi yang jinak (benign), seperti: diversion, ischemia, dan proktitis radiasi.
Gambar 1.3 VULVITIS
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).
Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif. Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.
Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba.
Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis. PENYEBAB
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, str eptokokus). Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).