• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial

market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka

panjang maupun jangka pendek, baik negotiable ataupun tidak.

Di dalam undang-undang, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Bab 1, pasal 1, angka 13, UURI No. 8, 1995 tentang pasar modal).

Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki 4 fungsi yaitu (Martalena dan Maya, 2011):

1. Fungsi Saving, pasar modal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menghindari penurunan mata uang karena inflasi.

(2)

akan mengalami penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada investasi nyata, misalnya rumah atau perhiasan.

3. Fungsi Likuiditas, instrumen pasar modal pada umumnya mudah untuk dicairkan sehingga memudahkan masyarakat memperoleh kembali dananya dibandingkan rumah dan tanah.

4. Fungsi Pinjaman, pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan untuk membiayai kegiatannya.

Menurut Sunariyah (2006), instrumen pasar modal dapat dirinci sebagai berikut:

1. Saham

Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karateristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan kepemilikan seperti pada saham biasa. Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam

(3)

pengambilan keputusan penting perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Obligasi

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo. Terdapat jenis obligasi lain seperti obligasi yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum jatuh tempo (call

provision) dan yang dapat ditukarkan dengan sejumlah saham (obligasi

konversi). 3. Reksadana

Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Reksadana dapat dibedakan menjadi dua yaitu reksadana tertutup (close-ended) dan reksadana terbuka (open-ended). Pada reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak dapat menarik kembali dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan pada reksadana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya dan atau menarik dananya setiap saat dari reksadana tersebut selama reksadana tersebut masih aktif.

(4)

4. Instrumen Derivatif.

Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa instrumen derivatif, di antaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan futures.

a. Waran adalah opsi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli saham dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam beberapa tahun.

b. Right issue adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham. Right

issue memberikan hak bagi pemiliknya untuk membeli sejumlah

saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harga tertentu.

Right issue umumnya dibatasi kepada pemegang saham lama.

Perusahaan mengeluarkan right issue dengan tujuan untuk tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan saham baru.

c. Opsi merupakan hak untuk menjual atau membeli sejumlah saham tertentu pada harga yang telah ditentukan. Opsi dapat berupa call

option atau put option. Call option memberikan hak kepada

pemiliknya untuk membeli saham yang telah ditentukan dalam jumlah dan harga tertentu dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Sebaliknya

(5)

harga dan jumlah tertentu pada jangka waktu yang telah ditetapkan, sehingga penerbit dan pembeli opsi mempunyai harapan yang berbeda. d. Futures pada dasarnya hampir mempunyai karateristik yang sama dengan opsi. Perbedaannya adalah bahwa pada instrumen opsi, pembeli diperbolehkan untuk tidak melaksanakan haknya (hanya bersifat hak), sedangkan pada futures pembeli harus melaksanakan kontrak perjanjian yang telah disepakati (bersifat kewajiban). Kontrak

futures adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran aset tertentu di

masa yang akan datang antara pembeli dan penjual.

Pasar modal berpengaruh dalam menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dari suatu negara. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi

borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan

investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa perantara keuangan.

(6)

Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Pasar modal sendiri terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan dalam pasar sekunder terjadi jual beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama). Transaksi–transaksi pada pasar sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi investasi modal keuangan. Pasar sekunder juga dikenal sebagai bursa efek.

2.1.2 Dividen

2.1.2.1 Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan, (Tatang Ary Gumanti, 2013:21). Terdapat beberapa tanggal penting yang menjadi perhatian dalam prosedur pembagian dividen.

a. Tanggal Pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal tersebut dividen menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran dividen.

(7)

b. Cum Dividend adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan dividen. c. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh

dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu setelah tanggal pengumuman dividen, namun sebelum tanggal pembayaran dividen.

d. Ex-Dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapatkan dividen.

e. Tanggal Pembayaran (date of payment) adalah tanggal dividen benar-benar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu setelah tanggal pengumuman dividen.

Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik per lembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan

(8)

direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen.

2.1.2.2 Kebijakan Dividen

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan.

Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham.

Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber

(9)

dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen.

Dari keterangan diatas ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal.

Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.

Menurut Gitman (2000) dalam Siaputra dan Atmadja (2006), kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Kebijakan perusahaan dalam membayar dividen berbeda-beda. Berbeda dengan preferred stocks, pemegang saham biasa (common stock) umumnya menerima pembayaran yang didasarkan pada salah satu dari 3 jenis kebijakan dividen, yaitu:

1. Constant-Payout-Ratio Dividend Policy

Adalah kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari pendapatan.

(10)

Adalah kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali kebijakan dividen teratur digunakan dengan memakai target rasio pembayaran dividen.

3. Low-Regular-an-Extra Dividend Policy

Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan.

2.1.2.3 Prosedur Pembagian Dividen

Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan, tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut Weston and Brigham (1998) dalam Sularso (2003) adalah:

1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)

Adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2001 direksi PT. ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2001 dengan pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2002.

(11)

Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2001), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT. ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, maka pemilik saham yang baru akan menerima dividen. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen.

3. Tanggal Ex-Dividend (Ex-dividend Date)

Adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri pasar modal telah menetapkan suatu konvensi yang mengumumkan bahwa hak atas dividen tetap menyertai saham hingga empat hari kegiatan bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham. Dalam hal ini tanggal ex-dividend adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu tanggal 4 Desember 2001.

4. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment)

Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari 2002.

(12)

Prosedur pembagian dividen tersebut mengakibatkan adanya perbedaan respon investor dalam bertransaksi di pasar modal. Hal ini dapat diindikasikan dengan bervariasinya harga saham dari declaration date sampai setelah

ex-dividend date.

2.1.3 Saham

Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock) (Jogiyanto, 2002). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Saham Biasa (common stocks)

Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu:

1. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

(13)

2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.

3. Hak Preemtive

Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

b. Saham Preferen (preffered stocks)

Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih

(14)

dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:

1. Preferen terhadap dividen

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

2.1.3.1 Harga Saham

Pengertian harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyaknya penawaran harga saham. Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Namun ada juga harga saham yang berubah yang disebabkan karena

(15)

tidak adanya permintaan dan penawaran dengan kata lain, tidak likuid karena volumenya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga harga saham stagnan dari waktu ke waktu.

Pergerakan harga saham yang acak (tidak beraturan) dapat dianalisa dengan pendekatan fundamental, misalnya dengan mengetahui laporan keuangan suatu perusahaan terbuka, jika laporannya positif maka kemungkinan harga sahamnya akan bergerak positif. Analisa kedua adalah pendekatan teknikal yang dilakukan menggunakan chart (grafik) pergerakan harga saham. Dengan bantuan beberapa indikator kemudian dianalisa awal sebuah tren yang terbentuk dalam hal ini tentunya diharapkan awal uptrend (tren naik) sehingga trader atau investor melakukan pembelian (trading) atau investasi, dan ketika harga saham berubah menjadi downtrend (tren turun) maka dilakukanlah penjualan.

Menurut Ang (1997) nilai dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:

1. Per Value (Nilai Nominal)

Adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk pencatatan akuntansi dan tidak dipergunakan untuk mengukur sesuatu.

2. Base Price (Harga Dasar)

Merupakan harga yang dipergunakan di dalam perhitungan harga indeks saham yang akan berubah sesuai dengan aksi emiten.

(16)

Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Dengan demikian harga pasar inilah yang akan menyatakan naik-turunnya saham.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Husnan (2003), yaitu:

1. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya, jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi pula.

2. Tingkat Pendapatan Perusahaan

Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari Earning Per Share (EPS) terkait erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka makin tinggi pula perubahan harga pasarnya.

3. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi masa lalu dan saat ini. Apabila kondisi perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil dan sebaliknya.

(17)

2.1.4 Keuntungan Saham

Dalam berinvestasi keuntungan dan risiko saling berdampingan, investor harus mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan keuntungan tertentu pada tingkat risiko terendah. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan investasi, investor harus memilih perusahaan dengan kinerja yang baik sehingga dapat menjamin adanya pengembalian atau keuntungan dan mengikuti perkembangan perusahaan tersebut.

Keuntungan (return) investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu

yield dan capital gain (loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang

diperoleh secara periodik dari suatu investasi, misalnya berupa dividen atau bunga. Jika melakukan investasi pada sebuah obligasi, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan, dan bila investasi pada saham maka yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang diperoleh. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, atau perubahan harga sekuritas.

Keuntungan (return) dibedakan menjadi keuntungan yang telah terjadi (realized return) dan keuntungan yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. Keuntungan realisasi (realized return) dihitung berdasarkan data historis. Keuntungan realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Ini berguna sebagai dasar penentuan keuntungan ekspektasi dan risiko dimasa datang. Keuntungan

(18)

ekspektasi (expected return) adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang (Tatang Ary Gumanti, 2011).

2.1.5 Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu (Martalena dan Maya, 2011).

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham begerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai indeks pun bergerak turun-naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Salah satu indikator pergerakan harga saham adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa macam indeks saham (www.idx.co.id) yaitu:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.

2. Indeks Sektoral. Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur.

(19)

3. Indeks LQ45. Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

4. Jakarta Islmic Index (JII). Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas100. Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

6. Indeks BISNIS-27. Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan. 7. Indeks PEFINDO25. Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah Small Medium Enterprises (SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang

(20)

dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal Return on Equity (ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

8. Indeks SRI-KEHATI. Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible

Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi

kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float. 9. Indeks Papan Utama. Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat

yang masuk dalam Papan Utama. Indeks Papan Pengembangan. Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.

10. Indeks Individual. Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

(21)

2.1.6 Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volum, dan frekuensi transaksi.

3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ 45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut.

(22)

Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

2.2 Penelitian Terdahulu

Di dalam skripsi Galih Anindhita yang berjudul Analisis Reaksi Pasar Atas Pengumuman Deviden Sebelum Dan Sesudah Ex-Devidend Date, Campbell dan Beranek (1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volum penjualan saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula.

Dalam penjelasannya Tatang Ary Gumanti, (2011) menyatakan bahwa pada saat ex-dividend date investor pada umumnya memprediksikan bahwa pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah kehilangan hak atas keuntungan (return) dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (longposition). Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai mendekati nilai saat dividen diumumkan.

Lebih lanjut, di dalam jurnal Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja dengan judul Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham

(23)

Sebelum Dan Sesudah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Miller dan Modigliani mengatakan bahwa harga saham (common stock) suatu perusahaan akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date. Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend

yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs)

yang mempengaruhi penetapan harga saham. Di dalam jurnal yang sama, hal yang berbeda diungkapkan oleh Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date.

Penelitian oleh R. Andi Sularso yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman dividen terhadap perbedaan return sebelum dan sesudah

ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2002-2005. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa harga saham bereaksi negatif terhadap informasi pengumuman dividen naik pada saat ex-dividend date, dan bereaksi positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividend date.

Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja melakukan penelitian tentang pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001 – 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum ex-dividend

(24)

berbeda signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi pergerakan harga saham yang signifikan selama antara dua periode observasi tersebut akibat pengumuman pembagian dividen. Lebih lanjut, besarnya perubahan harga saham tersebut secara statistik tidak berbeda dengan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan.

Ahim Abdurahim (2004) juga melakukan penelitian yang diarahkan untuk menguji respon pasar atas pengumuman deviden pada tahun 1996-1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada abnormal return yang signifikan pada hari pengumuman baik untuk perusahaan bertumbuh maupun perusahaan tidak bertumbuh. Nilai rata-rata abnormal return baik secara total maupun setelah dibagi menjadi bertumbuh atau tidak adalah negatif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut Sularso (2003) adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencataan pemegang saham, tanggal

ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen. Tanggal ex-dividend (ex-dividend date) adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari

sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham.

(25)

date secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen akan memberikan

dampak pada harga saham. Pemikiran ini disebabkan karena investor telah kehilangan hak atas keuntungan dari dividen dan melihat prospek ke depan perusahaan yang membagi dividen. Pada pemikiran pertama, investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain, lebih memilih untuk tidak membeli saham tersebut. Dengan demikian harga saham tersebut kan mengalami penurunan sebanding dengan nilai keuntungan yang telah hilang. Sedangkan pada pemikiran kedua, investor melihat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham, maka akan mempengaruhi cash flow perusahaan yang nantinya dapat mengganggu operasi perusahaan. Apabila dana yang dikeluarkan bisa mengganggu jalannya operasi, otomatis dapat juga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

Adanya dua pemikiran tersebut secara logika akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan. Penelitian ini melihat apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritik Pengumuman Deviden HargaSaham Sebelum Ex-devidend Setelah Ex-devidend

(26)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris maka peneliti mengajukan hipotesis kerja (hipotesis alternatif) sebagai berikut:

H1 : Terdapat perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date yang disebabkan oleh pengumuman dividendi Bursa Efek Jakarta.

H2 : Tidak terdapat perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-

dividend date yang disebabkan oleh pengumuman dividendi Bursa

Referensi

Dokumen terkait

1:28 – “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak

Hasil Hasil Kongres Keluarg Kongres Keluarga Mahasiswa Un a Mahasiswa Universitas Tidar akan iversitas Tidar akan dinyatakan sah dinyatakan sah apabila

Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Dalam Asuhan

Etika Deep Ecology, dengan hidup sederhana dan selaras dengan alam akan menjadi pengendali manusia untuk tidak memuaskan pemenuhan kebutuhannya yang jumlahnya

Selain itu persepsi pendengar ini juga menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi radio Swaragama FM sebagai media massa yang memiliki fungsi sosial dengan

Berdasarkan hal tersebut penulis membuat laporan akhir ini dengan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pintu Rumah Untuk Penetapan Harga Jual Pada CV Sinar

Pegadaian (Persero) sudah membuat laporan keuangan terpisah dengan Pegadaian Konvensional. Peneliti berhasil mendapatkan data Laporan Keuangan Konsolidasi Syariah yaitu Neraca