• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Kebersihan Gigi dan Mulut Melalui Upaya Promotif dan Preventif Penyakit Gigi dan Mulut di SD N 1 Celuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Peningkatan Kebersihan Gigi dan Mulut Melalui Upaya Promotif dan Preventif Penyakit Gigi dan Mulut di SD N 1 Celuk"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

URL artikel: http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JPMS/article/view/jpms2106

Upaya Peningkatan Kebersihan Gigi dan Mulut Melalui Upaya Promotif

dan Preventif Penyakit Gigi dan Mulut di SD N 1 Celuk

I Made Budi Artawa1, I Gede Surya Kencana1, drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti1, drg. I G A Raiyanti1

1Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan Gigi

Email penulis korespondensi (K): imadebudiartawa@gmail.com

Abstract

The results of the identification of problems with 112 State elementary school students 1 Celuk average knowledge of maintenance of dental and mouth health criteria failed, oral hygiene criteria were moderate, brushing skills were incorrect criteria. So that the problem "Is the promotion and prevention of oral and dental health can improve oral and dental hygiene in students of SD N 1 Celuk Sukawati Gianyar in 2019. The aim is to improve dental and oral hygiene in elementary school students N Celuk Sukawati Gianyar in 2019. Community service activities were carried out at SD N 1 Celuk Sukawati Gianyar. Timing of the Pre-test, dental and oral hygiene check, joint toothbrushes were carried out on September 20, 2019. Dental and oral health services were carried out on September 23, 2019. The post-test was carried out on October 4, 2019. The target was 112 students, parties involved in the service team, laboratory staff, principals and teachers, and students. The most knowledge pre-test results failed criteria 91 people (80.36%), none of the students had very good knowledge, the average value of 33.13. The majority of post-test (35.71%) people have very good knowledge of the criteria. Dental and oral hygiene had the most criteria being 98 (87.50%), and the least good criteria were six people (5.36%). The average OHI-S is 2.14. The post-test results were at most 104 good criteria (92.86%) and none had bad criteria. Average value of 0.14. Tooth brushing skills All students have the wrong brushing teeth criteria. The results of post-test brushing skills especially brushing teeth lingual.Conclusion, promotive and preventive efforts can improve dental and mouth hygiene of students at SD N 1 Celuk, Sukawati Subdistrict, Gianyar Regency in 2019. It is recommended that community health centers officials in SD N 1 Celuk area provide regular and continuous promotive and preventive services.

Keywords: PKM, Elementary Students, Promotive, Preventive Pendahuluan

Salah satu program teknis dari Departemen of Non-Communicable Disease Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programme (GOHP), menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan

(2)

gigi di sekolah (1). Indikator Global Goals for Oral Health 2020 adalah, berkurangnya hari absen di sekolah karena sakit, peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun sebanyak x%, dan penurunan komponen D (ecay) dari DMF-T (Decay, Missing, Filing-Toot) pada usia 12 tahun sebanyak x% dengan perhatian khusus pada kelompok berisiko tinggi, dan berkurangnya x% jumlah gigi di ekstaksi karena karies pada usia 18 tahun. Target penurunan tidak diberikan secara spesifik karena disesuaikan dengan faktor lokal (1). Menurut WHO lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Di Indonesia derajat kesehatan gigi anak usia sekolah tergolong rendah hal ini terlihat pada riset kesehatan dasar tahun 2007. Prevalensi Nasional masalah kesehatan Gigi dan mulut 23,5%, prevalensi gosok gigi tiap hari pada penduduk umur 10 tahun keatas 91,1% dilakukan pada saat mandi pagi dan sore, proporsi gosok gigi sesudah sarapan pagi 12,6%, dan sebelum tidur malam 28,7%, prevalensi karies aktif 43,9% dan prevalensi pengalaman karies 72,1% (1). Disisi lain Prevalensi Nasional masalah kesehatan Gigi dan mulut pada umur 5-9 tahun 21,6% dan 10-14 tahun 20,6%, Prevalensi Gosok gigi setiap hari pada anak usia10 – 14 tahun 93,8% (90,7 mandi pagi & sore), Proporsi gosok gigi sesudah sarapan pagi 11,8%, dan sebelum tidur malam 25%, Prevalensi karies aktif umur 12 thn 29,8%, Prevalensi pengalaman karies umur 12 tahun 36,1 % (1). Hasil Rikerdas 2013 menunjukkan prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi sebesar 25,9%. Masyarakat Indonesia menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur hanya 2,3% (1). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid melalui program UKGS sudah berjalan sejak 1951, namun pada realitas di lapangan bahwa pelaksanaan UKGS belum mampu memperbaiki perilaku pelihara diri. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka menjadi kebutuhan yang mendasar untuk memenuhi pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah, terutama pada aspek menyelamatkan gigi yang memungkinkan untuk dipertahankan dalam rongga mulut. Pelayanan tersebut bisa dilakukan melalui suatu penyuluhan kesehatan gigi, perawatan gigi, serta upaya edukatif untuk mempertahankan gigi yang sehat (2).

Sekolah Dasar Negeri 1 berlokasi di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, merupakan Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Gianyar. SD 1 Celuk tahun 2019 mempunyai jumlah murid sebanyak 176 orang yang terdiri dari: Kelas I sebanyak 27 orang, Kelas II sebanyak 37 Orang, Kelas III sebanyak 29 orang, Kelas IV sebanyak 24 orang, kelas V sebanyak 33 orang dan kelas VI sebanyak 26 orang. Hasil wawancara dengan tenaga kesehatan gigi yang mewilayahi SD tersebut menyatakan, bahwa pelayanan kesehatan gigi yang sudah dilakukan berupa penjaringan dan pelayanan kuratif pencabutan gigi susu, belum ada upaya peningkatan kebersihan gigi secara optimal, sehingga melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut “Apakah upaya promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada siswa SDN 1 Celuk Sukawati Gianyar 2019?” Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada siswa SDN 1 Celuk Sukawati Gianyar tahun 2019.

(3)

Metode Pengabdian

Lokasi pengabdian masyarakat dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Celuk, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2019 yaitu Pre test, Observasi keterampilan menyikat Gigi, pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut, penyuluhan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut (scalling) sebanyak 55 orang yang memiliki karang gigi tersebar pada kelas III s/d VI. Dilakukan juga sikat gigi bersama untuk membersihkan debris pada tanggal 23 September 2019. Dan Evaluasi kegiatan (post test, pemeriksaan OHI-S, Observasi keterampilan menyikat gigi melalui sikat gigi bersama) dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2019.

Sasaran pengabdian kepada masyarakat ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Celuk Sukawati Gianyar kelas III sampai dengan kelas VI yang berjumlah 112 orang. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat-alat penyuluhan, seperti : model gigi, poster, leaflet, booklet, LCD proyektor dan laptop. Alat-alat pemeriksaan gigi : diagnosa set Alat menyikat gigi antara lain : sikat gigi, alat bantu lain seperti cermin, air gelas kumur dalam hal ini yang digunakan adalah air minderal. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi : pasta gigi, bahan desinfeksi, disclosing solution, betadine, kapas dan tampon. Pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini antara lain : tim pengabdi, tim pembantu seperti: pranata laboratorium, kepala sekolah dan para guru, serta mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar.

Pengumpulan data kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan indek OHI-S, data pengetahuan dikumpulkan dengan cara pemberian kuesioner, data keterampilan menyikat gigi dikumpulkan dengan cara observasi. Data yang sudah terkumpul di olah dengan cara editing, koding dan tabulating. Data dianalisis dengan cara analisis deskriptif.

Hasil dan Pembahasan A. Hasil

1. Hasil pre test dan post test tingat pengetahuan sasaran tentang kesehatan gigi dan mulut. Hasil pre-test dan post-test tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sasaran pengabdian kepada masyarakat terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Sasaran Pengabdian Masyarakat Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut tahun 2019

No Kriteria Pre-test Post-test

Jumlah % Jumlah % 1 Sangat Baik(8 -10) 0 0.00 40 35.71 2 Baik ( 7 – 7,9 ) 1 0.89 39 34.82 3 Cukup (6 - 6,9 ) 7 6.25 33 29.46 4 Kurang (5 – 5,9) 14 12.50 0 0.00 5 Gagal (0 - 4,9) 91 80.36 0 0.00 Jumlah 112 100.00 112 100.00 Rata-Rata 33.13 7.23

(4)

Tabel 1 menunjukkan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa SD Negeri 1 Celuk paling banyak berada pada kriteria gagal sebanyak 91 siswa (80.36%). Tidak ada siswa yang memiliki tingkat pengetahuan sangat baik. Dan nilai rata-rata sebanyak 33.13. Hasil evaluasi menunjukkan paling banyak pada tingkat pengetahuan dengan kriteria sangat baik sebanyak 40 siswa (35.71%) dan tidak ada yang mendapatkan kriteria kurang dan gagal. Nilai rata-rata sebesar 7,23.

2. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut

Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut terhadap 112 siswa SD N 1 Celuk Sukawati, Gianyar sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat diperoleh hasil seperti tabel Tabel 2. Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa SD N.1 Celuk 2019

Tabel 2 menunjukkan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa SD Negeri 1 Celuk Sukawati Gianyar sebelum dilakukan kegiatan paling banyak berada pada kriteria sedang yaitu sebanyak 98 (87.50%), dan paling sedikit kriteria baik yaitu sebanyak enam orang (5.36%). Rata-rata OHI-S yaitu sebanyak 2.14. Setelah dilakukan kegiatan paling banyak berada pada kriteria baik yaitu sebanyak 104 orang ( 92.86%), dan tidak ada kriteria buruk (0%). Rata-rata OHI-S yaitu sebanyak 0.14. 3. Hasil observasi keterampilan menyikat gigi

Keterampilan menyikat gigi siswa SD N 1 Celuk sebelum kegiatan menunjukkan semua siswa memiliki keterampilan menyikat gigi kriteria salah sebanyak 112 orang. Hasil evaluasi setelah kegiatan didapatkan delapan siswa masih menyikat gigi dengan salah.

B. Pembahasan

Kreteria tingkat pengetahuan didasarkan pada pendapat Syah yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan gagal(3). Hasil pre-test pengetahuan, tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut siswa SD Negeri 1 Celuk Sukawati Gianyar paling banyak berada pada kriteria gagal. Tidak ada siswa yang memiliki tingkat pengetahuan sangat baik. Tingkat kebersihan gigi dan mulut paling banyak berada pada kriteria sedang yaitu sebanyak 98 (87.50%), dengan nilai rata-rata OHI-S yaitu sebanyak 2.14. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena perilaku responden dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut masih rendah. Rendahnya perilaku tersebut disebabkan karena kurangnya mendapat pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu4.

No Kriteria Sebelum Sesudah

Jumlah (Orang ) % Jumlah (Orang ) %

1 Baik ( 0 -1,2 ) 6 5.36 104 92.86

2 Sedang ( 1,3- 3,0) 98 87.50 8 7.14

3 Buruk ( 3,1 – 6,0) 8 7.14 0 0.00

Total 112 100.00 112 100.00

(5)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan terhadap siswa SD Negeri 1 Celuk diperoleh peningkatan rata-rata pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, dari rata-rata 33,13 (kriterian gagal) sebelum dilakukan pengabdian masyarakat, menjadi 7,23 (kriteria baik) setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Tingkat kebersihan gigi dan mulut juga mengalami perubahan yang ditunjukkan dengan penurunan rata-rata nilai OHI-S dari 2,14 (kriteria sedang) menjadi 0.14 (kriteria baik). Hal ini terjadi karena adanya peningkatan keterampilan menyikat gigi pada responden. Keterampilan menyikat gigi sebelum dilakukan pengabdian masyarakat semua responden menunjukkan kriteria salah, dan setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat sebagian besar responden menunjukkan keterampilan menyikat gigi dengan kriteria benar. Peningkatan keterampilan disebabkan karena peningkatan pengetahuan tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut serta karena dilakukannya latihan menyikat gigi bersama. Menurut Notoatmodjo pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang4. Hasil penelitian menyatakan ternyata prilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selain itu juga menurunnya nilai OHI-S karena telah dilakukan pembersihan karang gigi. Karena karang gigi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah nilai dalam penilaian kebersihan gigi dan mulut.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai melalui upaya promotif kesehatan gigi maka terjadi peningkatan pengetahaun responden dari rata-rata kriteria gagal menjadi kriteria sangat baik, terjadi peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada responden dengan upaya preventif yang dilakukan pada siswa SD Negeri 1 Celuk berupa pembersihan karang gigi dan menyikat gigi bersama, dari rata-rata sedang menjadi kreteria baik, dan peningkatan keterampilan menyikat gigi dari kreteria salah menjadi kreteria benar, namun masih terdapat 8 siswa yang menyikat gigi dengan kreteria salah terutama pada gigi yang menghadap lidah. Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian tersebut, maka dapat disarankan kepada pihak terkait, dalam hal ini puskesmas yang mewilayahi SD N 1 Celuk disarankan agar memberikan penyuluhan, serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut preventif secara rutin dan berkesinambungan. Bagi calon pengabdi selanjutnya, disarankan untuk terus menerus melakukan kegiatan penyuluhan, pembersihan karang gigi dan lebih menekankan pada keterampilan menyikat gigi.

Daftar Pustaka

1. Kemenkes RI, 2012, Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), Jakarta, Kemenkes 2. Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan

Aplikasinya, PT. Radja Grafindo Persada : Jakarta.

3. Syah, M. (2003). Psikologi Belajar, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada iklan produk kecantikan, kaum perempuan di dorong untuk merasa tidak nyaman dengan keadaan dirinya saat tidak sesuai dengan standar tertentu yang telah

• Satwa liar, khususnya badak Sumatra perlu dipelihara dengan sistim pendataan perilaku harian, makanan, perilaku menjelajah dan aktivitas rutin lainnya secara sangat intensif

Pirmiausia buvo siekiama nustatyti, kurie Seimo nariai apskritai kalbėjo svarstant Nepilnamečių apsaugos įstatymą ir kurie iš jų – ilgiausiai (1 lentelė, laikas

- Saat memasukkan KA S1 dari arah Rejosari, PPKA Labuanratu telah melaksanakan prosedur pemasukan KA sebagaimana mestinya dengan memberi ijin kepada Rumah Sinyal RSA untuk

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan turun 1,08 persen;

Hasil penelitian dengan regresi linear berganda yang telah dilakukan menunjukkan bahwa work-life balance berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan

Penelitian ini menggunakan faktor-faktor seperti opini audit going concern yang diberikan auditor, pergantian manajemen yang terjadi di perusahaan, reputasi yang dimiliki auditor,