• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN MARET 2016 KOTA YOGYAKARTA DEFLASI 0,09 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN MARET 2016 KOTA YOGYAKARTA DEFLASI 0,09 PERSEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No. 13/03/34/Th.XVIII, 1 Maret 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

:

B

ULAN

M

ARET

2016

K

OTA

Y

OGYAKARTA

D

EFLASI

0,09

P

ERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Februari 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Februari 2016, di Kota Yogyakarta terjadi Deflasi 0,09 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,09 pada Januari 2016 menjadi 120,98 pada Februari 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar -0,44 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Februari 2016 terhadap Februari 2015) sebesar 3,83 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan turun 1,08 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,02 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,26 persen, sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,27 persen;

Kota Yogyakarta pada Bulan Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Deflasi ini dikarenakan adanya penurunan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Februari ini, empat kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,27 persen; kelompok sandang naik 0,72 persen; kelompok kesehatan naik 0,14 persen; sedangkan kelompok bahan makanan turun 1,08 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,26 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,82 persen, diikuti oleh Kota Kendari dan Kota Makasar sebesar 1,49 persen dan 1,36 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,02 persen, diikuti oleh Kota Singkawang sebesar 0,13 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Gorontalo dan Kota Palu masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,41 persen.

 Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah kontrak rumah, jeruk, emas perhiasan, sewa rumah dan kacang panjang sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah bawang merah, tarip listrik, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bensin.

 Laju inflasi tahun kalender 2016 (Februari 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 0,44 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Februari 2016 terhadap Februari 2015) sebesar 3,83 persen.

(2)

kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,27 persen; kelompok sandang naik 0,72 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,14 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya: kontrak rumah naik 3,30 persen dengan memberikan andil sebesar 0,10 persen; jeruk, emas perhiasan, sewa rumah, kacang panjang, dan gula pasir naik 4,90 persen, 3,23 persen, 0,96 persen, 19,65 persen, dan 3,17 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; minyak goreng, sawi hijau, bawang putih, pepaya, pasir, gudeg, rokok kretek filter, daging sapi, tomat sayur, cabai merah, daun melinjo, pir, dan pisang naik 1,70 persen, 35,18 persen, 3,01 persen, 4,72 persen, 1,30 persen, 1,28 persen, 0,66 persen, 0,79 persen, 6,16 persen, 3,19 persen, 19,44 persen, 11,45 persen, dan 1,17 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Februari 2015 – Februari 2016

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi di antaranya bawang merah dan tarip listrik turun 17,23 persen dan 1,69 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,08 persen; daging ayam ras turun 6,66 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; telur ayam ras dan wortel turun 5,55 persen dan 20,19 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,03 persen; bensin turun 0,88 dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; cabai rawit, kol putih/kubis, dan angkutan udara turun 22,30 persen, 31,64 persen, dan 1,07 persen, dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; melon, brokoli, salak, labu siam/jipang, kembang kol, buncis, pembalut wanita, daun bawang, susu untuk balita, dan kentang turun 12,08 persen, 14,59 persen, 10,54 persen, 14,67 persen, 12,85 persen, 10,52 persen, 2,20 persen, 13,43 persen, 0,63 persen, dan 3,63 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

-0,40 0,15 0,38 0,36 0,35 0,63 0,33 0,04 0,01 0,13 0,96 0,53 -0,09 -0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 0,93 0,39 -0,05 -0,08 0,21 0,96 0,51 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Ags-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16

(3)

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Februari 2016

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2]

Umum -0,09

1. Bahan makanan -0,21

2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau 0,04 3. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,07

4. Sandang 0,04

5. Kesehatan 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,00

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,04

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Februari 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Februari 2016 *) Laju Inflasi Tahun 2016 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) Februari 2015 Desember 2015 Februari 2016 (1) (3) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 116,52 120,45 120,98 -0,09 0,44 3,83 1. Bahan Makanan 127,91 132,82 135,41 -1,08 1,95 5,86 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 116,15 120,61 121,38 0,25 0,64 4,50 3. Perumahan 117,90 121,62 121,74 0,27 0,10 3,26 4. Sandang 108,22 113,11 114,58 0,72 1,30 5,88 5. Kesehatan 110,44 114,76 115,37 0,14 0,53 4,46 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 105,85 107,08 107,14 -0,02 0,06 1,22 7. Transpor dan Komunikasi 114,60 118,44 117,21 -0,26 -1,04 2,28

(4)

Gambar 2

Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Februari 2016 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK

PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada Bulan Februari 2016 kelompok bahan makanan mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,88 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 135,41, relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 136,89. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, enam sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 0,02 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,91 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 0,17 persen; sub kelompok buah-buahan naik 1,38 persen; kelompok lemak dan minyak naik 0,71 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,09 persen, sebaliknya sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami penurunan sebesar 2,15 persen; sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasil-hasilnya turun 1,49 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 3,65 persen; sub kelompok kacang-kacangan turun 0,36 persen; dan sub kelompok bumbu-bumbuan turun 5,21 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan andil terjadinya deflasi, antara lain jeruk dan kacang panjang naik 4,90 persen dan 19,65 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; minyak goreng, sawi hijau, pepaya, bawang putih, daging sapi, tomat sayur, cabai merah, daun melinjo, pir, dan pisang naik 1,70 persen, 35,18 persen, 4,72 persen, 3,01 persen, 0,79 persen, 6,16 persen, 3,19 persen, 19,44 persen, 11,45 persen, dan 1,17 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga mendorong terjadinya deflasi, yaitu bawang merah turun 17,23 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen, daging ayam ras turun 6,66 persen dengan memberikan andil sebesar -0,07 persen; telur ayam ras turun 5,55 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; wortel turun 20,29 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; cabai rawit, dan kol putih/kubis turun

0,44 1,95 0,64 0,10 1,30 0,53 0,06 -1,04 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

PerumahanSandang KesehatanPendidikanTranspor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

brokoli, salak, labu siam/jipang, kembang kol, buncis, daun bawang, susu untuk balita, dan kentang turun 12,08 persen, 14,59 persen, 10,54 persen, 14,67 persen , 12,85 persen, 10,52 persen, 13,43 persen, 0,63 persen, dan 3,63 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan angka indeks sebesar 121,74, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 121,08.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,09 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,82 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,34 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan terjadinya deflasi pada kelompok ini di antaranya adalah gula pasir naik 3,17 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; gudeg dan rokok kretek filter naik 1,28 persen dan 0,66 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil terjadinya deflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah wafer turun 2,57 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, dengan angka indeksnya mencapai 121,74 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 121,41. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 1,10 persen; sub kelompok perlengkapan rumah tangga naik 0,53 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga naik 0,05 persen, sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air turun 0,90 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya kontrak rumah naik 3,30 persen dengan memberikan andil sebesar 0,10 persen; sewa rumah naik 0,96 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; pasir naik 1,30 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah tarip listrik turun 1,69 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen; sabun detergen bubuk/cair, genteng, papan, bahan bakar rumah tangga, dan sabun cair/cuci piring turun 1,12 persen, 0,78 persen, 1,99 persen, 0,03 persen, dan 0,28 persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,72 persen dengan angka indeks sebesar 114,58, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 113,76. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,75 persen; sub kelompok sandang anak-anak naik 0,43 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 2,03 persen, sebaliknya sub kelompok sandang wanita turun 0,10 persen.

(6)

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok pengeluaran ini, di antaranya emas perhiasan naik 3,23 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; baju kaos berkerah, gaun/terusan, kemeja panjang katun, sandal karet, dan celana pendek naik 1,33 persen, 2,10 persen, 1,86 persen, 2,65 persen, dan 2,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil terjadinya deflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah pembalut wanita turun 2,20 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen; celana dalam pria dan daster turun 0,48 persen dan 0,22 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Februari 2016 ini mengalami inflasi sebesar 0,14 persen. Angka indeks kelompok ini tercatat 115,37, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 115,21. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,08 persen; sub kelompok obat-obatan naik 0,02 persen; sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,31 persen; dan sub kelompok jasa perawatan jasmani angka indeknya relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini di antaranya shampo, sabun mandi cair, ongkos bidan, parfum, dan sikat gigi naik 1,34 persen, 3,17 persen, 1,39 persen, 0,27 persen dan 1,06 persen, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah hand body lotion, pembersih/penyegar, dan obat flu turun 1,49 persen, 0,63 persen, dan 0,58 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Februari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dengan angka indeks sebesar 107,14 lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 107,16.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeksnya yaitu sub kelompok rekreasi naik 0,01 persen; dan sub kelompok olahraga naik 0,19 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; dan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan angka indeknya turun 0,15 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Februari 2016 yaitu: sepatu olah raga pria, printer, flash disk dan pakaian olah raga pria naik 0,63 persen, 0,25 persen, 0,35 persen, dan 0,21 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah buku tulis bergaris turun 2,36 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Februari 2016 sebesar 117,21 lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang mencapai 117,51. Pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,31 persen, sebaliknya sub kelompok transpor turun 0,43 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

(7)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga menghambat terjadinya deflasi adalah pemeliharaan/service, sepeda motor, accu, ban dalam motor dan busi naik 0,94 persen, 0,04 persen, 0,51 persen, 0,64 persen dan 0,69 persen.

Komoditas yang dapat memberikan andil terjadinya deflasi pada kelompok ini adalah bensin turun 0,88 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; angkutan udara turun 1,07 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen.

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Januari 2016 dan Februari 2016, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Februari 2016 (%) ANDIL INFLASI Januari 2016 Februari 2016 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 121,09 120,98 -0,09 -0,09 10000 BAHAN MAKANAN 136,89 135,41 -1,08 -0,21 10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 123,21 123,23 0,02 0,00 10200 Daging dan hasil-hasilnya 150,07 146,85 -2,15 -0,07

10300 Ikan Segar 140,37 141,65 0,91 0,01 10400 Ikan Diawetkan 157,95 158,22 0,17 0,00 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 133,50 131,51 -1,49 -0,04 10600 Sayur-sayuran 145,93 140,61 -3,65 -0,05 10700 Kacang-kacan Gan 127,49 127,03 -0,36 0,00 10800 Buah-buahan 144,92 146,92 1,38 0,03 10900 Bumbu-bumbuan 165,76 157,13 -5,21 -0,09

11000 Lemak dan minyak 112,52 113,32 0,71 0,01

11100 Bahan makanan lainnya 134,36 134,48 0,09 0,00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 121,08 121,38 0,25 0,04

20100 Makanan jadi 121,53 121,64 0,09 0,01

20200 Minuman yang tdk beralkohol 116,72 117,68 0,82 0,02 20300 Tembakau dan minuman beralkohol 123,41 123,83 0,34 0,01

30000 PERUMAHAN 121,41 121,74 0,27 0,07 30100 Biaya tempat tinggal 114,96 116,23 1,10 0,13 30200 Bh,bakar,penerangan dan air 137,12 135,89 -0,90 -0,07 30300 Perlengkapan Rumahtangga 109,77 110,35 0,53 0,01 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 117,40 117,46 0,05 0,00 40000 SANDANG 113,76 114,58 0,72 0,04 40100 Sandang laki-laki 120,37 121,27 0,75 0,01 40200 Sandang wanita 112,82 112,71 -0,10 0,00 40300 Sandang anak-anak 116,63 117,13 0,43 0,01

40400 Barang pribadi dan lainnya 105,09 107,22 2,03 0,02

50000 KESEHATAN 115,21 115,37 0,14 0,01

50100 Jasa kesehatan 114,04 114,13 0,08 0,00

50200 Obat-obatan 110,91 110,93 0,02 0,00

50300 Jasa Perawatan Jasmani 109,83 109,83 0,00 0,00 50400 Perawatan jasmani & kosmetika 120,59 120,96 0,31 0,01

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 107,16 107,14 -0,02 0,00 60100 Jasa Pendidikan 105,37 105,37 0,00 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 124,28 124,28 0,00 0,00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 103,06 102,91 -0,15 0,00 60400 Rekreasi 109,25 109,26 0,01 0,00 60500 Olahraga 113,72 113,94 0,19 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 117,51 117,21 -0,26 -0,04

70100 Transpor 126,46 125,91 -0,43 -0,05

70200 Komunikasi dan pengiriman 98,57 98,57 0,00 0,00 70300 Sarana & penunjang transport 110,82 111,16 0,31 0,01

(8)

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN FEBRUARI 2016

Komponen inti pada bulan Februari 2016 mengalami inflasi 0,34 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,51 pada Januari 2016 menjadi 114,90 pada Februari 2016, komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen bergejolak mengalami deflasi masing-masing 0,62 persen dan 1,23 persen.

Inflasi komponen inti dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari – Februari) 2016 masing-masing 0,75 persen dan 2,31 persen, sementara komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 2,17 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (Februari 2016 terhadap Februari 2015) untuk komponen inti, komponen harga yang diatur pemerintah, dan komponen bergejolak masing-masing sebesar 3,67 persen, 2,13 persen, dan 6,55 persen.

Tabel 4

Tingkat Inflasi Februari 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen

Komponen

IHK IHK IHK Inflasi Andil Laju Inflasi Laju Inflasi Februari Desember Februari Februari Inflasi Tahun Kalender Tahun ke

2015 2015 2016 2016 (%) 2016 Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Umum 116,52 120,45 120,98 -0,09 -0,09 0,44 3,83 I Inti 110,83 114,04 114,90 0,34 0,22 0,75 3,67 II Diatur Pemerintah 130,89 136,65 133,68 -0,62 -0,12 -2,17 2,13 III Bergejolak 126,76 132,01 135,06 -1,23 -0,19 2,31 6,55

Tiga kelompok komponen pada Februari 2016 memberikan sumbangan inflasi terhadap Kota Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,22 persen, komponen harga yang diatur pemerintah -0,12, dan komponen bergejolak memberikan andil -0,19 persen.

Gambar 3

Inflasi Januari dan Februari 2016 Menurut kelompok Komponen

-2,00 0,00 2,00 4,00

Umum Inti Diatur Pemerintah Bergejolak

(9)

D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA

Pada bulan Februari dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 30 kota mengalami inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen, diikuti oleh Kota Padang dan Kota Goromtalo dengan inflasi sebesar 0,86 persen dan 0,67 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Madiun sebesar 0,03 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Merauke sebesar 2,95 persen, dilanjutkan Kota Tual dan Kota Bulukumba masing –masing sebesar 1,33 persen dan 1,05 persen, sedangkan deflasi terkecil sebesar 0,02 persen terjadi di Kota Sibolga, Bohor, Sumenep dan Makasar,

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 11 kota IHK mengalami inflasi dan 12 kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen diikuti oleh Kota Padang sebesar 0,86 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sebaliknya Kota Bandar Lampung mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 0,51 persen, diikuti Kota Pekanbaru sebesar 0,50 persen.

Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya,4 kota IHK mengalami inflasi dan 22 Kota IHK lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jember dan Banyuwangi masing -masing sebesar 0,12 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Depok sebesar 0,43 persen, diikuti Kota Kediri sebesar 0,33 persen.

Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, 3 kota IHK mengalami inflasi dan 8 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,67 persen, diikuti Kota Palopo dan Kendari masing - masing sebesar 0,07 persen. Sebaliknya Kota Bulukumba dan Kota Bau – Bau mengalami deflasi yaitu masing–masing sebesar 1,05 persen dan 0,97 persen. Untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 6 kota IHK mengalami inflasi, dan 3 Kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Balikpapan sebesar 0,50 persen, diikuti Kota Pontianak sebesar 0,33 persen, sebaliknya Kota Sampit, Palangkaraya dan Kota Tanjung mengalami deflasi terbesar masing-masing sebesar 0,44 persen, 0,41 persen dan 0,28 persen.

Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bima sebesar 0,38 persen, diikuti Kota Maumerel sebesar 0,27 persen. Sebaliknya Kota Merauke mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 2,95 persen diikuti Kota Tual sebesar 1,33 persen.

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Februari 2016 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi

[1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 122.27 0.37 42 KEDIRI 121.16 -0.33

2 BANDA ACEH 117.03 0.02 43 MALANG 123.66 -0.15

3 LHOKSEUMAWE 118.49 -0.13 44 PROBOLINGGO 121.64 -0.08

4 SIBOLGA 125.62 -0.02 45 MADIUN 120.67 0.03

5 PEMATANG SIANTAR 126.21 -0.33 46 SURABAYA 122.60 -0.11

6 MEDAN 126.31 0.38 47 TANGERANG 131.04 -0.21

7 PADANG SIDEMPUAN 120.86 -0.19 48 CILEGON 126.46 -0.14

8 PADANG 128.21 0.86 49 SERANG 129.76 -0.17

9 BUKIT TINGGI 121.62 -0.21 50 SINGARAJA 130.17 -0.28

10 TEMBILAHAN 127.14 -0.06 51 DENPASAR 120.25 0.07

11 PEKAN BARU 122.50 -0.50 52 MATARAM 122.49 -0.12

12 DUMAI 123.94 0.32 53 BIMA 127.32 0.38

13 BUNGO 121.76 0.18 54 MAUMERE 118.41 0.27

14 JAMBI 122.47 0.22 55 KUPANG 126.60 -0.42

15 PALEMBANG 120.78 -0.11 56 PONTIANAK 130.66 0.33

16 LUBUK LINGGAU 120.58 -0.43 57 SINGKAWANG 122.86 0.26

17 BENGKULU 129.14 -0.25 58 SAMPIT 124.26 -0.44

18 BANDARLAMPUNG 123.59 -0.51 59 PALANGKARAYA 120.74 -0.41

19 METRO 131.67 0.42 60 TANJUNG 124.16 -0.28

20 TANJUNG PANDAN 129.21 1.02 61 BANJARMASIN 122.62 0.18 21 PANGKAL PINANG 125.41 0.39 62 BALIKPAPAN 126.72 0.50

22 BATAM 122.61 -0.43 63 SAMARINDA 125.98 0.05

23 TANJUNG PINANG 123.84 0.35 64 TARAKAN 132.27 0.17

24 DKI JAKARTA 123.57 -0.06 65 MANADO 123.96 -0.82

25 BOGOR 122.73 -0.02 66 PALU 123.95 -0.61

26 SUKABUMI 122.82 0.03 67 BULUKUMBA 127.58 -1.05

27 BANDUNG 122.18 -0.15 68 WATAMPONE 118.22 -0.72

28 CIREBON 119.22 -0.26 69 MAKASAR 124.19 -0.02

29 BEKASI 120.50 -0.03 70 PARE - PARE 120.86 -0.03

30 DEPOK 121.51 -0.43 71 PALOPO 121.30 0.07

31 TASIKMALAYA 121.85 -0.31 72 KENDARI 119.90 0.07

32 CILACAP 125.18 -0.11 73 BAU - BAU 126.99 -0.97

33 PURWOKERTO 120.65 -0.29 74 GORONTALO 120.32 0.67 34 KUDUS 128.50 -0.23 75 MAMUJU 122.25 -0.37 35 SURAKARTA 120.32 -0.11 76 AMBON 122.41 0.18 36 SEMARANG 121.88 -0.30 77 TUAL 134.68 -1.33 37 TEGAL 119.75 -0.21 78 TERNATE 127.28 -0.95 38 YOGYAKARTA 120.98 -0.09 79 MANOKWARI 115.94 -0.11 39 JEMBER 120.91 0.12 80 SORONG 124.69 0.10 40 BANYUWANGI 121.15 0.12 81 MERAUKE 128.60 -2.95 41 SUMENEP 121.13 -0.02 82 JAYAPURA 124.70 0.17 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan berdasarkan dengan kerja praktek yang telah dilakukan yaitu, penulis hanya melakukan analisis pada prosedur pengiriman paket di

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggolongkan mangga Gedong gincu berdasarkan rasio kandungan gula asam dengan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dijabarkan bahwa ruang lingkup permasalahan penelitian ini terletak pada bidang kajian Sumber

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk analisis makna denotatif dan konotatif pada buku biografi Presiden Soekarno yang berjudul “Bung

( pada bagian ini auditor perlu mengukapkan tindak lanjut dari hasil temuan sebelumnya , termasuk tindak lanjut dari audit yang dilaporkan dalam laporan ini

Composite yang dilakukan pada Adobe After Effect merupakan penggabungan semua bahan grafis yang sudah dianimasikan satu persatu dengan background dan pemberian transisi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII dengan kriteria

Dengan adanya beragam metode ta’zir yang diterapkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan metode ta’zir