PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2007
TENTANG
RETRIBUSI IZIN USAHA
RUMAH MAKAN, BAR DAN JASA BOGA DI KABUPATEN BULELENG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,
Menimbang : a. bahwa perlu adanya perlindungan konsumen terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi, dimana makanan dan minuman tersebut harus aman dan terjaga serta terpelihara dari segala pencemaran, maka perlu dilakukan pembinaan, pengawasan seta pengendalian terhadap kegiatan usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
b. bahwa untuk menjaga ketertiban dan menjamin kepastian hukum bagi para pengusaha dimaksud huruf a, dipandang perlu mengatur usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga melalui penerbitan Izin Usaha.
c. Bahwa penerbitan izin usaha memerlukan proses administrasi dan biaya sehingga untuk memeperlancar proses penerbitannya diperlukan adanya partisipasi masyarakat khususnya para pengusaha melalui pembayaran retribusi;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu membentuk Peraturan daerah tentang Retribusi Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3209);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 No.7, Tambahan Lembaran Negara Republiki Indonesia Tahun 1982 Nomor 3214);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
8. Undang-Undang Republik Indonesia znomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tantang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3409);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3409);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3539);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3538);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribisi Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 14. Keputusan Menetri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 Tanggal
1 Februari 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten / Kota;
15. Keputusan Meneteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Rumah Makan;
16. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1991, tentang Pariwisata Budaya (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 1991 Nomor 241 Seri C Nomor 2);
Dengan Persetujuan Bersama
DWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULELENG
dan
BUPATI BLELENG MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA RUMAH MAKAN, BAR DAN JASA BOGA DI KABUPATEN BULELENG
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Buleleng
2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asa otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dengan sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Bupati adalah Bupati Buleleng
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Buleleng.
5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng.
6. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
7. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya.
8. Izin Usaha adalah izin tetap usaha Rumah Makan, Bar, dan Jasa Boga yang dikeluarkan oleh Bupati.
9. Retribusi Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga yang selanjutnya disebut retribusi izin usaha adalah pungutan daerah atas jasa pelayanan oleh Pemerintah Daerah didalam pemberian izin usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
10. Usaha Rumah Makan adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup pekerjaannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum ditempat usahanya.
11. Bar adalah setiap usaha setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan minuman beralkohol dan minuman lainnya untuk umu ditempat usaha. 12. Usaha Jasa Boga adalah usaha yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum
untuk umu yang diolah atas dasar pesanan dan dihidangkan tidak ditempat pengolahan.
13. Pengelola usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga adalah orang yang sehari-hari memimpin dan bertanggungjawab atas pengusahaan usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
14. Makanan adalah segala sesuatu yang dibuat dan dijual sebagai makanan dan minuman bagi konsumen termasuk bahan-bahannya.
15. Higiene dan Sanitasi adalah semua kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran makanan.
16. Bangunan Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga adalah suatu tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan menyediakan hidangan dan minuman untuk umum.
17. Minman Beralkohol adalah Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan dstilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanolo atau dengan cara pengenceran minuman dengan ethanol.
BAB II PERIZINAN
Pasal 2
(1) Setiap usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga wajib memiliki izin usaha yang diterbitkan oleh Bupati.
(2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusahakan oleh badan atau orang pribadi
(3) Apabila terjadi perluasan tempat usaha , maka wajib mencari izin Usaha baru (4) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama usaha berjalan.
Pasal 3
(1) Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, setiap 5(lima) tahun wajib didaftar ulangoleh pengusaha yang bersangkutan kepada Bupati.
(2) Permohonan daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum masa pendaftaran ulang berakhir.
BAB III
NAMA,OBJEK,SUBJEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 4
Dengan nama Retribusi Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga dipungut Retribusi sebagai pengganti biaya atas pelayanan penerbitan Izin Usaha.
Pasal 5
Obyek Retribusi Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga adalah pelayanan penerbitan Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
Pasal 6
Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan penerbitan Surat Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga.
Pasal 7
Retribusi Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga termasuk golongan jenis retribusi lain-lain.
BAB IV
BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 8
(1) Usaha Rumah Mkan, Bar dan Jasa Boga dapat berbentuk badan atau usaha perorangan.
(2) Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga yang seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dapat berbentuk badan atau usaha perorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga dengan modal bersama antara Warga Negara Indonesia dengan asing bentuknya disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
TATA CARA PENGUSAHAAN DAN SYARAT PERMOHONAN IZIN USAHA
Bagian Pertama Tata Cara Pengusahaan
Pasal 9
(1) Tata Cara Pengusahaan Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga harus sesuai dengan persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.
(2) Kegiatan usaha Rumah Makan dan atau Bar meliputi kegiatan pengelolaan, penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman, serta dapat pula menyelenggarakan pertunjukkan atau hiburan sebagai pelengkap.
(3) Kegiatan usaha Jasa Boga meliputi :
a. pengolahan, penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman; b. jasa andrawina;
c. pelayanan penghidanan makanan dan minuman ditempat yang ditentukan oleh pemesan ;dan
d. penyediaan perlengkapan dan peralatan untuk makan dan minum.
(4) Semua usaha yang telah digolongkan sebagai Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga harus memiliki nama
Pasal 10
Pengelola Usaha Rumah Makan dan atau Bar berkewajiban : a. memberi kenyamanan kepada para tamu ;
b. menjaga citra usaha rumah makan dan atau Bar;
c. mencegah kegiatan-kegiatan yang dapat menganggu keamanan dan ketertibanunu serta melanggar tata susila;
d. menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan pengelolaan makanan dan minuman, termasuk kebersihan perlengkapan dan peralatan untuk menghidangkan makanan dan minuman;
e. memenuhi ketentuan perijinan kerja, keselamatan kerja dan jaminan sosial bagi karyawan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
Pengelolaan Usaha jasa Boga wajib menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan pengolahan makanan dan minuman, termasuk kebersihan perlengkapan dan peralatan untuk menghidangkan makanan dan minuman
Bagian Kedua
Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pasal 12
(1) Untuk mendapatkan Izin Usaha Rumah Makan permohonan harus ditulis kertas bermaterai sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditujukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. fotocopy rekomendasi Bupati;
b. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB); c. fotocpy kartu Tanda Penduduk (KTP) pengusaha; d. tanda bukti kepemilikan tanah / kontrak;
e. data-data fasilitas usaha rumah makan; dan
f. fotocopy Ijin Undangg-Undang gangguan (HO), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), fotocopy Dokumen UPL dan UKL (khusus untuk diatas 50 (lima puluh) kursi.
(2) Untuk mendapatkan Izin Usaha bar permohonan harus ditulis diatas kertas bermaterai sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditujukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. fotocopy rekomendasi Bupati;
b. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengusaha; d. tanda bukti kepemilikan tanah / kontrak;
e. data-data fasilitas usaha Bar; dan
f. fotocopy Ijin Undang-Undang gangguan (HO), Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
(3) Untuk mendapatkan Izin Usaha Jasa Boga permohonan harus ditulis diatas kertas bermaterai sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditujukan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengusaha; dan b. Surat keterangan hiegene dari Dinas Kesehatan.
(4) Permohonan Pendaftaran ulangizin usaha ditujukan kepada Bupati dengan melampirkan :
a. fotocopy Izin Usaha yang telah dimiliki sebelumnya ; b. bukti pembayaran lunas pajak; dan
c. laporan perkembangan usaha
(5) Izin Usaha tidak dapat dipindah tangankan kcuali dengan persetujuan dari Bupati. (6) Tata cara Pemindah tanganan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
Pasal 13
Izin Usaha dikeluarkan oleh Bupati paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap dan benar.
BAB VI
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA Pasal 14
Tingkat pengguna jasa diukr berdasarkan izin yang diberikan sesuai dengan jumlah tempat duduk, fasilitas ruangan dan produk makanan dan minuman yang dijual.
BAB VII
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN KLASIFIKASI DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 15
Prinsip dan sasaran dalam penetapan klasifikasi dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk penataan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha dengan tetap memperhatikan biaya penyelenggaraan pelayanan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
Pasal 16 Besaran tarif retribusi izin usaha diatur sebagai berikut :
a. Izin Usaha Rumah Makan dikenakan retribusi sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu) b. Izin Usaha Bar dikenakan retribusi sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); dan c. Izin Usaha Jasa Boga dikenakan retribusi sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 17
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan penerbitan Surat Izin Usaha.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 18
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB X
PEMBINAAN,PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 19
Dalam rangka pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap Usaha Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga, Bupati membentuk Tim dengan Keputusan Bupati.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI Pasal 20
(1) Sanksi administrasi diberikan apabila terjadi pelanggaran terhadap Pasal 3 ayat (1), Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 ayat (4).
(2) Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. peringatan tertulis;
b. pembekuan Izin Usaha; dan c. pencabutan Izin Usaha.
Pasal 21
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a diberikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu paling lama 1 (satu) bulan.
Pasal 22
(1) Apabila peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 tidak dipindahkan maka dilakukan pembekuan usaha.
(2) Jangka waktu pembekuan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 3 (tiga) bulan terhitung sejakdikeluarkan peringatan ketiga akhir bulan.
Pasal 23
Pencabutan Izin Usaha dilakukan apabila pengusahayang bersangkutan tidak melakukan perbaikan setelah melampaui batas waktu pembekuan sebagaimana dimaksud didalam Pasal 22 ayat (2).
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 24
Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran serta biaya administrasi diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.
BAB XIII
TATA CARA PENAGIHAN Pasal 25
(1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat laib yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangaka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terhutang.
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB XIV
KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 26
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah dan Penyidik Umum diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keternagan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan Daerah dan Retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dariorang pribadia atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenan dengan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi ;
e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan bahan bukti perbukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi;
g. menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Perpajakan daerah
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi;
j. menghentikan penyidikan; dan
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi menurut hukum yang bertanggungjawab.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Umdang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA Pasal 27
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 23 bagi pengusaha yang tetap menjalankan usahanya, maka diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku Usaha Rumah Makan, Restoran, Bar, Café dan Jasa Boga yang telah ada dan memiliki izin usaha, dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini maka usaha dimaksud wajib disesuaikan dan ditetapkan dengan keputusan Bupati.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabuaten Buleleng,
Ditetapkan di Singaraja
Pada tanggal 27 Desember 2007 BUPATI BULELENG,
PUTU BAGIADA
Diundangkan di Singaraja Pada tanggal 28 Desember 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULELENG, I KETUT ARDHA
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2007
TENTANG
RETRIBUSI IZIN USAHA
RUMAH MAKAN, BAR DAN JASA BOGA DI KABUPATEN BULELENG
I. PENJELASAN UMUM
Perlindungan konsumen terhadap makanan dan minuman yang dhidangkan harus aman, tetap terjaga serta terpelihara dari segala pencemaran, juga tetap terjaga kenyamanan masyarakat sekitarnya Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan pembinaan, pengawasan serta pengendalian terhadap kegiatan usaha Rumah Makan, Restoran, Bar atau Café dan Jasa Boga, maka setiap usaha dimaksud perlu memperoleh izin usaha. Penerbitan izin usaha memerlukan proses administrasi dan biaya sehingga untuk memperlancar proses penerbitannya diperlukan adanya partisipasi masyarakat khususnya para pengusaha melalui pembayaran retribusi. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas
Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Cukup jelas. Huruf b
Yang dimaksud jasa andrawina adalah jasa untuk menyelenggarakan jasa perayaan atau pesta (banquet) yang meliputi hiasan, penyajian makanan dan minuman, serta perlengkapan dan peralatan yang diperlukan, terutama yang dilakukan di hotel. Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Ayat (4)
Dalam menggunakan nama harus sesuai dengan estetika dan kepatutan. Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas
Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19
Tim terdiri dari unsur-unsur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Bagian Hukum Setda Kabupaten Buleleng. Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas