• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V TIPE DAN STRUKTUR KONSTITUEN KALIMAT BERMARKAH. Tipe-tipe kalimat bermarkah dalam penelitian ini dikategorikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V TIPE DAN STRUKTUR KONSTITUEN KALIMAT BERMARKAH. Tipe-tipe kalimat bermarkah dalam penelitian ini dikategorikan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

TIPE DAN STRUKTUR KONSTITUEN KALIMAT BERMARKAH

5.1 Pengantar

Tipe-tipe kalimat bermarkah dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan teori struktur informasi yang diprakarsai oleh Huddleston dan Pullum (2008). Sebenarnya ada banyak tipe kalimat bermarkah yaitu tipe kalimat deklaratif negatif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat eksklamatif, dan tipe kalimat deklaratif positif yang bermarkah. Dari sekian tipe kalimat bermarkah ini, tiap-tiap mempunyai bagian-bagian, bahkan bagian-bagian itu masih mempunyai subbagian lagi. Namun, dalam kajian ini penjelasan kalimat bermarkah difokuskan pada data yang ditemukan pada sumber data. Sebagai akibatnya, ada beberapa tipe yang disebutkan di dalam teori struktur informasi tidak ditemukan di dalam data. Dari sekian tipe dan struktur kalimat bermarkah yang ditemukan, kalimat pasif dan kalimat eksistensial mendominasi, yakni kalimat pasif sebanyak 529 data dan kalimat eksistensial 93 data.

Dalam bab ini kalimat bermarkah dikaji hanya berdasarkan tipe melalui struktur konstituennya; apakah kalimat bermarkah tersebut masuk dalam tipe tertentu atau tipe lain. Penjelasan dalam penganalisisan kalimat ini berupa deskripsi yang menunjukkan mengapa suatu kalimat bermarkah digolongkan dalam tipe tertentu. Masalah lain, bagaimana informasi yang ditonjolkan dalam kalimat bermarkah Bahasa Inggris pada novel Desecration dibahas di bab berikutnya, yakni bab VI.

(2)

Untuk mengategorikan tipe kalimat bermarkah itu, suatu kalimat bermarkah dapat dianalisis melalui struktur konstituennya. Sehubungan dengan itu, teori transformasi digunakan untuk mengkaji struktur konstituen kebermarkahan serta proses pergeseran dari struktur tidak bermarkah menjadi struktur bermarkah.

Di awal telah dijelaskan bahwa kalimat tidak bermarkah adalah kalimat deklaratif positif. Kalimat deklaratif yang positif itu mempunyai pola sebagai berikut: SV, SVA, SVC, SVO, SVOA, SVOC, dan SVOO. Secara tradisional tiap-tiap pola ini mempunyai struktur konstituen yang sudah baku, yakni sebagai berikut.

Pola Struktur Konstituen

a. S-V F FV b. S-V-A FN FV FP c. S-V-C FN FV F Adj./FP d. S-V-O FN FV FN e. S-V-O-A FN FV FN FP f. S-V-O-C FN FV FN F Adj. g. S-V-O-O FN FV FN FN

(3)

Secara tradisional frasa-frara di atas diberlakukan sama atau sederajat sehingga dapat digambarkan dengan diagram pohon sebagai berikut.

Pola: S-V-O (Analisis tradisional) They suspect the stewards.

‘Mereka mencurigai pelayan-pelayan itu’

K

FN FV FN

Pro V D N

They suspect the steward Pola: S-V-O (Analisis transformasi)

They suspect the stewards.

‘Mereka mencurigai pelayan-pelayan itu’ K

FN FV

Pro V FN

D N

They suspect the stewards.

Teori transformasi ini menyatakan bahwa adanya pergeseran unsur-unsur dalam kalimat dari struktur dalam (deep structure) ke struktur lahir (surface structure). Pergeseran-pergeseran itu meliputi pergeseran verba, pergeseran modal, pergeseran frasa nomina, ekstraposisi, dan lain-lain (Radford, 1992: 401). Struktur dalam/batin (deep structure) dari suatu ungkapan biasanya merupakan bentuk tidak bermarkah dari struktur luar/lahir (surface structure) dari suatu

(4)

kalimat. Untuk itu dalam bagian ini peneliti diuraikan struktur konstituen kalimat bermarkah yang merupakan akibat dari adanya pergeseran-pergeseran inti.

Tentu teori transformsi ini berbeda dengan teori struktural atau tradisional tentang bagaimana memandang struktur klausa atau kalimat. Jika dideskripsikan struktur sebuah kalimat menurut teori transformasi adalah sebagai berikut:

K FN FV

Teori transformasi menyatakan bahwa kalimat itu terdiri atas dua konstituen, yakni konstituen frasa nomina (FN) dan frasa verba (FV). Setiap kalimat dalam bahasa Inggris hanya mempunyai struktur FN dan FV. Yang bervariasi adalah struktur FV itu sendiri. Frasa verba (FV) mungkin hanya terdiri atas V atau FN ; konstituen FV tergantung pada kategori verbanya. Struktur frasa verba dalam Bahasa Inggris sangat bervariasi, yaitu sebagai berikut:

FV V

FV V FP

FV V FAdj.

FV V FN

FV V FN FN

Kalimat bermarkah dalam Bahasa Inggris ini dianalisis dengan teori transformasi, yakni menganalisis kategori konstituen dan pergeseran, penyisipan, atau pelesapan konstituen dari kalimat tidak bermarkahnya. Untuk memperjelas uraian tentang analisi berdasarkan teori ini, setiap kebervariasian terhadap kalimat ini tiap-tiap tipe kalimat bermarkah dijelaskan dengan satu diagram pohon.

(5)

Diagram ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran konkret dari kalimat itu serta untuk mendeskripsikan transformasi kalimat bermarkah tersebut.

5.2 Tipe dan Struktur Konstituen Kalimat Deklaratif Negatif

Kalimat deklaratif negatif dikategorikan sebagai kalimat yang bermarkah karena pada kalimat negatif terdapat pemarkah yang berupa not ‘tidak’ atau disingkat dengan n’t ‘tidak’. Pemarkah ini menegasikan frasa atau predikasi. Pada konsepnya kalimat deklaratif positif merupakan kalimat yang tidak bermarkah secara sintaksis. Kalimat ini dijadikan acuan bentuk dasar dari semua bentuk kalimat bermarkah. Kalimat deklaratif negatif yang ditemukan dalam novel ini dikategorikan berdasarkan variasi kenegatifannya.

Data:

(1) I wouldn’t lie to you (12:1).

‘Saya tidak akan bohong pada kamu’ (2) I can’t go looking for her (7:1)

‘Saya tidak bisa pergi mencari dia’

Kedua kalimat di atas merupakan kalimat bermarkah yang dimarkahi oleh n’t setelah modal atau kata kerja bantu. Pertama, kata kerja bantu yang dimarkahi adalah would sehingga menjadi wouldn’t. Kedua kata kerja bantu can sehingga menjadi can’t. Kebermarkahan dalam kalimat di atas cukup dengan pemarkah n’t karena kedua kalimat di atas merupakan kalimat yang mengandung modal. Pemarkahan negatif pada kalimat yang mengandung modal cukup dengan menempatkan not atau n’t setelah modal. Kedua kalimat di atas akan teramati dengan jelas melalui struktur konstituennya.

(6)

Kalimat bermarkah kalimat tidak bermarkah (1) I wouldn’t lie to you. He would lie to you.

FN FV FN FV

‘Saya tidak akan bohong pada kamu’ ‘Saya akan bohong pada kamu’ (2) I can’t go looking for her. I can go looking for her.

FN FV FN FV ‘Saya tidak bisa mencari dia’ ‘Saya bisa mencari dia’

Secara konstituen antara kalimat bermarkah dan tidak bermarkah di atas masih mempunyai kemiripan struktur. Pemarkahan di atas terjadi untuk memarkahi frasa verba. Rumusan struktur konstituen itu adalahsebagai berikut.

Kalimat bermarkah kalimat tidak bermarkah 1) K FN FV K FN FV

FV M Neg FV FV M FV 2) K FN FV K FN FV

FV M Neg FV FV M FV

Pemarkahan sedikit berbeda pada kalimat yang dalam bentuk kanoniknya tidak mengandung kata kerja bantu. Kalimat-kalimat bermarkah di bawah ini dalam bentuk kanoniknya berpredikator kata kerja leksikal yakni accept ‘menerima’ dan want ‘ingin’.

(3) You did not accept the mark of Antichrist (10:1). ‘Kamu tidak menerima tanda terhadap Antikristen’

(4) I do not want to gloss over it, for I confess it puzzles me too (11:1). ‘Saya tidak ingin menutupi kesalahan itu karena saya mengakui hal itu membingungkan saya juga’

Kedua kalimat di atas merupakan kalimat bermarkah dengan pemarkah kata kerja bantu did dan do, serta not setelah kata kerja bantu: did dan do. Did dan

(7)

do merupakan kata kerja bantu yang membantu untuk menegasikan kalimat tidak bermarkah. Kata kerja bantu did atau do ini diikuti oleh pemarkah negatif not atau n’t. Kehadiran did dan do diperlukan ketika sebuah kalimat atau klausa dalam versi tidak bermarkahnya hanya mengandung kata kerja leksikal, bukan kata kerja jenis lain.

(3) You did not accept the mark of Antichrist (10:1). FN FV

‘Kamu tidak menerima tanda Antikristen itu’

(4) I do not want to gloss over it, for I confess it puzzles me too (11:1). FN FV

‘Saya tidak ingin menutupi kesalahan itu, karena saya mengakui hal itu membingungkan saya juga’

Pemarkahan di atas mempunyai rewrite rule yang membedakan antara kalimat bermarkah dan tidak bermarkah sebagai berikut:

Kalimat bermarkah Kalimat tidak bermarkah (3) K FN FV K FN FV

FV M Neg FV FV M FV (4) K FN FV K FN FV

FV M Neg FV FV M FV

Kalimat di atas dimarkahi oleh dua hal. Pertama, adanya pergeseran yang di dalam teori transformsi disebut dengan I movement. I movement ini ada karena kalimat di atas dalam bentuk tidak bermarkah mempunyai predikat kata kerja leksikal. Kedua, kalimat-kalimat ini juga dimarkahi oleh negator not. Kedua pemarkah ini, baik yang disebabkan oleh I movement (do dan did) maupun

(8)

negator not, memarkahi kalimat pada level frasa verba. Berikut adalah bentuk pergeseran kalimat dari tidak bermarkah menjadi bermarkah.

You accepted the mark of Antichrist. I Movement

You did not accept the mark of Antichrist. I want to gloss over it.

I Movement I do not want to gloss over it.

Perbedaan akan jelas bila digambarkan dengan diagram pohon. Struktur nonkanonik: You did not accept the mark of Antichrist. K FN FV Pro Aux FV Neg FV V FN D FN N FP P FN N You did not accept the mark of Antichrist

(9)

Struktur kanonik: You accept the mark of Antichrist. K FN FV V FN D FN N FP P FN N You accept the mark of Antichrist

5.3 Tipe dan Struktur Konstituen Kalimat Interogatif

Dalam novel Desecration ditemukan dua jenis kalimat interogatif. Kalimat-kalimat itu adalah kalimat interogatif ye-no dan interogatif wh.

5.3.1 Interogatif yes-no Data:

(1) Can we assume the obvious and dealt with the problem?(5:1) ‘Bisakah kita mengambil perjanjian jelas dengan masalah itu?’ (2) Could it be true?(11:1)

‘Mungkinkah itu benar?’

Kalimat di atas digolongkan ke dalam tipe kalimat interogatif yes-no karena memerlukan jawaban yes ‘ ya’ atau no ‘tidak’ dari lawan bicara. Kalimat no.1 dan 2 di atas dimarkahi oleh adanya perubahan posisi modal pada kalimat tanya. Kalimat dasarnya berbentuk deklaratif positif dengan modal setelah subjek.

(10)

Ketika suatu kalimat mengandung modal dan kalimat itu dijadikan kalimat interogatif maka modal mengalami perubahan, yang letaknya sesudah subjek menjadi operator sebelum subjek. Kalimat interogatif yes-no ini dapat dijelaskan struktur konstituennya sebagai berikut.

1) Can we assume the obvious and dealt with the problem?(5:1) Aux K

‘Bisakah kita mengambil perjanjian dengan masalah itu?’ 2) Could it be true?(11:1)

Aux K

‘Mungkinkah itu benar?’

Kedua kalimat interogatif di atas dimarklahi oleh adanya pergeseran modal atau kata kerja bantu sebagai operator, yang di dalam teori transformsi disebut dengan I movement. I movement ini bergeser ke depan FN yang berfungsi sebagai operator dengan tujuan untuk membuat kalimat tersebut interogatif. Dengan adanya I movement ini, terjadi struktur yang lebih rumit di dalam kalimat nonkanoniknya. Kerumitan itu terjadi karena adanya struktur unsur lain di luar kalimat, yakni modal yang bergeser itu.

We can assume the obvious and dealt with the problem. I movement

Can we assume the obvious and dealt with the problem? It could be true.

I movement Could it be true?

Teramati dengan jelas di dalam struktur kanoniknya bahwa kalimat ini mempunyai struktur sintaksis yang lebih sederhana, yakni K terdiri atas FN dan FV. Can atau could merupakan bagian dari FV pada bentuk kanoniknya, tetapi

(11)

struktur berbeda di dalam struktur nonkanoniknya yakni can atau could berfungsi sebagai C sehingga ada K di dalam K. Berikut adalah satu kalimat tidak bermarkah dan bermarkah dideskripsikan melalui diagram pohon.

Struktur kanonik: It could be true. K FN FV Pro Aux FV V FAdj. Adj. It could be true Struktur nonkanonik: Could it be true?

K C K FN FV Pro V F Adj. Adj. Could it be true? 5.3.2 Interogatif wh Data:

(1) What’ve you got?(5:1)

‘Apa yang telah kamu peroleh?’

(2) What does it do to a man’s innards?(13:1) ‘Apa yang dia lakukan pada dalaman lelaki itu?’

(12)

Kedua kalimat di atas digolongkan ke dalam tipe kalimat interogatif dengan jenis wh-question. Kebermarkahan dapat digolongkan ke dalam tipe kalimat interogatif wh karena kalimat ini mengandung kata tanya berawalan wh, yakni what. Kedua, setelah kata tanya wh ini muncul kata kerja bantu yang dalam kalimat di atas adalah ‘ve sebagai bentuk pendek dari have dan does. Kata kerja bantu ‘ve di atas hanya mengalami pergeseran dari posisi sesudah subjek menjadi sebelum subjek karena pada versi dasarnya ‘ve memang diperlukan sebagai kelengkapan dari ‘ve diikuti oleh kata kerja past participle, yakni got. Sebaliknya, pada kalimat no.2 does hanya hadir pada kalimat interogatif sebagai kelengkapan dari pemarkah what karena pada versi dasarnya kalimat ini tidak mengandung kata kerja bantu.

Pemarkahan terjadi karena adanya pergeseran unsur wh, yang menurut Andre (1988) disebut dengan wh movement. Dalam bentuk kanoniknya unsur wh- itu terletak di belakang kata kerja sebagai pengganti FN. Namun, wh dalam kalimat ini mengalami pergeseran sehingga menjadi di awal suatu kalimat sebagai bentuk dari wh movement. Kedua, pemarkahan struktur terjadi karena adanya I movement, yakni perpindahan have/ve dan does. Dengan adanya dua pemarkah ini sudah tentu struktur tidak bermarkah lebih rumit.

Struktur kanonik : You have got (what).

Wh-movement dan I movement Struktur nonkanonik : What ’ve you got?

Struktur kanonik : it does (what) to a man’s innards.

Wh-movement dan I movement Struktur nonkanonik : What does it do to a man’s innards?

(13)

Struktur kanonik: You have got (what) K FN FV Aux FV V FN N You have got (what) Struktur nonkanonik: What’ve you got? K

C K

FN C FN FV

N Aux Pro V

What ’ve you got?

5.4 Tipe dan Struktur Konstituen Kalimat Imperatif

Dilihat dari struktur sintaksisnya kalimat imperatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat imperatif positif dan imperatif negatif. Kalimat imperatif positif secara semantis lebih bersifat mengajak atau menganjur seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Sebaliknya, kalimat imperatif negatif bersifat untuk melarang seseorang melakukan sesuatu.

(14)

5.4.1 Imperatif Positif Data:

(1) Walk with us, George!(3:1)

‘ Berjalanlah dengan kita, George!’ (2) Give us everything we need!(22:2)

‘ Berikanlah setiap sesuatu yang kita perlukan!’ (3) Forgive me! (30:2)

‘ Maafkan saya!’

Kalimat imperatif adalah suatu kalimat yang bermarkah. Pemarkahannya ditunjukkan oleh adanya penghilangan unsur fungsi dalam suatu kalimat, yakni unsur subjek. Unsur subjek dalam kalimat kanonik terletak sebelum kata kerja. Bila dicermati kalimat-kalimat di atas tidak dimulai dengan subjek, tetapi langsung kata kerja, seperti walk, give, dan forgive. Dalam Bahasa Inggris kalimat imperatif ini dibentuk hanya dengan mengkonstruksi kata kerja bentuk pertama dan diikuti oleh komplementasi dari kata kerja itu jika diperlukan. Kalimat di atas bersifat positif karena langsung dengan kata kerja bentuk pertama (base form), tanpa pemarkah negatif seperti not atau n’t. Kata kerja dari kalimat imperatif ini tidak menunjukkan adanya infleksi tense karena hanya berbentuk base form tidak pernah terdapat sufiks pada kata kerjanya. Secara sintaksis dengan tidak adanya subjek gramatikal yang biasanya berupa frasa nomina maka kalimat ini hanya terdiri atas FV.

(1) Walk with us, George!(3:1) FV

(15)

(2) Give us everything we need! (22:2) FV

‘Berikanlah setiap sesuatu yang kita perlukan!’ (3) Forgive me!(30:2)

FV

‘ Maafkan saya!’

Kalimat imperatif positif tidak mempunyai subjek yang jelas sehingga kebermarkahan ditandai dengan pelesapan subjek yang biasanya diisi oleh kategori frasa nomina. Frasa nomina yang muncul biasanya adalah pronoun, yakni orang kedua you ‘kamu’. Dalam teori transformasi kalimat itu terdiri atas FN dan FV. Namun, dalam kalimat imperatif ini hanya muncul FV dalam sebuah kalimat. Struktur nonkanonik: Forgive me!

K FV

V FN

N Forgive me!

Struktur kanonik: (You) forgive me! K

FN FV

Pro V FN

N (You) forgive me.

(16)

5.4.2 Imperatif Negatif Data:

(1) Do not do anything rash for twenty-four hours!(11:1)

‘Jangan melakukan sesuatu yang gegabah selama dua puluh empat jam!’

Kalimat imperatif positif hanya dimarkahi oleh pelesapan subjek gramatikal. Berbeda halnya dengan imperatif negatif, kalimat ini dimarkahi oleh penghilangan subjek gramatikal dan kalimat ini dimarkahi oleh do sebagai operator untuk membentuk larangan. Kemudian do dimarkahi oleh pemarkah not sebagai bentuk negasi terhadap kalimat imperatif ini. Tidak ada bentuk kata kerja yang menyatakan waktu dalam kalimat ini sebagai akibat dari bentuk kata kerja yang bersifat base form. Berdasarkan struktur konstituennya kalimat imperatif negatif ini hanya terdiri atas FV.

1) Do not do anything rash for twenty-four hours?(11:1) FV

‘Jangan melakukan sesuatu yang gegabah selama dua puluh empat jam!’ Pemarkahan pertama pada kalimat di atas adalah adanya pelesapan FN. Pelesapan FN ini bertujuan untuk mengkonstruksi kalimat tersebut imperatif. Sama halnya dengan imperatif positif, imperatif negatif biasanya mempuyai subjek orang kedua yang lesap, yakni you ‘kamu’. Pemarkahn kedua kalimat ini adalah adanya penyisipan operator dan negator, yakni do not ‘jangan’ sebagai bentuk negasi di dalam medan kalimat. Kalimat ini mempunyai bentuk tidak bermarkah sebagai berikut.

(17)

(You) do anything rash for twenty-four hours. FN FV

‘Kamu melakukan sesuatu yang gegabah selama dua puluh empat jam’ Kalimat bermarkah Kalimat tidak bermarkah

(1) K FV K FN FV

FV Aux Neg FV FV V FN FV V FN

5.5 Tipe dan Struktur Konstituen Kalimat Deklaratif Positif yang Bermarkah

Huddlestone dan Pullum (2008: 24) menyatakan bahwa kalimat tidak bermarkah atau kalimat kanonik adalah kalimat deklaratif yang positif. Deklaratif positif yang dimaksudkan dalam teori ini adalah deklaratif yang mempunyai pola tertentu (Bab IV). Secara tidak langsung ketika ada pola deklaratif positif yang lain dari pola yang sudah dijadikan acuan kalimat tidak bermarkah, maka pola atau tipe itu dapat digolongkan dalam kalimat tidak bermarkah. Tipe-tipe klausa bermarkah yang ditemukan dalam novel Desecration adalah tipe kalimat pasif, ekstraposisi, eksistensial, it cleft, dislokasi, preposing, postposing, inversi, dan reduksi.

5.5.1 Kalimat Pasif

Dalam Bahasa Inggris kalimat pasif selalu mempunyai kata kerja dalam bentuk kata kerja III (past participle). Kalimat ini dikategorikan kalimat yang bermarkah karena dua alasan. Pertama, subjek kalimat aktif menjadi pelengkap

(18)

dari preposisi by ‘oleh’ dalam frasa preposisi. Kebermarkahan ini dapat ditemukan pada kalimat pasif yang masih mengandung peran semantis agen. Kedua, kalimat pasif mempunyai kata kerja bantu be yang menunjukkan infleksi tense. Secara sintaksis kalimat pasif dalam novel Desecration ini dianalisis berdasarkan dua bagian besar, yakni berdasarkan keagenan dan kategori predikator yang terdapat dalam kalimat tersebut.

5.5.1.1 Berdasarkan keagenan

Berdasarkan keagennanya kalimat pasif dapat dibagi menjadi dua yakni kalimat pasif panjang dan kalimat pasif pendek. Kalimat pasif panjang atau long passive adalah kalimat pasif yang mengandung agen. Sebaliknya, kalimat pasif pendek atau short passive adalah kalimat pasif yang tidak mengandung agen.

5.5.1.1.1 Kalimat pasif panjang

Pada dasarnya kalimat pasif mempunyai struktur peran semantis pasien-verba-agen. Agen dalam kalimat pasif ini bersifat opsional. Konsekuensinya, terkadang kalimat pasif tidak mengandung agen. Ketika kalimat pasif masih mengandung agen maka kalimat itu disebut kalimat pasif panjang. Kalimat pasif tipe ini bisa ditransformasi lagi ke dalam struktur aslinya, yakni kalimat aktif. Berikut adalah data yang ditemukan di dalam novel.

Data:

(1) The name was inspired by the prophecy in Revelation (2:1) Pasien Agen

(19)

(2) Buck was struck by the crowds.(25:2) Pasien Agen

‘Buck terpukul oleh keramaian-keramaian itu’

(3) David was moved by the shock and sadness in the voice of Tiffany.( 27:2) Pasien Agen

‘David digerakkan oleh kejutan dan kesedihan suara Tiffany’.

Ketiga kalimat di atas dikategorikan sebagai kalimat pasif panjang atau long passive dengan adanya kata kerja bantu yang diikuti oleh kata kerja bentuk III. Kata kerja bantu itu adalah was, was, was dan kata kerja past participle-nya adalah inspired, struck, dan moved. Dikatakan kalimat pasif yang panjang karena kalimat-kalimat di atas masih mengandung agen atau pelaku dari suatu aksi dalam kalimat. Agen dalam kalimat pasif ini didahului oleh preposisi by ‘oleh’ sehingga secara sintaksis merupakan pelengkap dari preposisi by. Agen yang didahului itu adalah by the prophecy in Revelation, by the crowds, by the shock and sadness in the voice of Tiffany. Bila diamati dari struktur konstituen, maka ketiga kalimat di atas mempunyai struktur sebagai berikut.

(1) The name was inspired by the prophecy in Revelation. (2:1) FN FV

‘Nama itu terinspirasi oleh ramalan dalam wahyu.’ (2) Buck was struck by the crowds.( 25:2)

NP FV

‘Buck terpukul oleh keramaian-keramaian itu’

(3) David was moved by the shock and sadness in the voice of Tiffany.(27:2) FN FV

(20)

Menurut Andrew (1988) kalimat pasif terbentuk dari kalimat aktif dengan adanya NP movement (pergeseran frasa nomina). Frasa nomina dalam kalimat aktifnya berfungsi sebagai objek ditransformasi ke dalam kalimat pasif dengan fungsi sebagai subjek. Kalimat di atas masih bisa dikembalikan ke dalam bentuk dasarnya karena agennya ada. Berikut adalah arah pergeseran frasa nomina dan kata kerja bantu yang ada pada kalimat bermarkah ini.

1. The prophecy in Revelation inspired the name.

NP movement dan I movement The name was inspired by the prophecy in Revelation.

2. The crowds struck Buck.

NP movement dan I movement Buck was struck by the crowds.

3. The shock and sadness in the voice of Tiffany moved David. NP movement dan I movement David was moved by the shock and sadness in the voice of Tiffany.

Struktur kanonik: The prophecy in revelation inspired the name.

K FN FV D FN V FN N FP D N P FN N

(21)

Struktur nonkanonik: The name was inspired by the prophecy in Revelation. K FN FV D N Aux FV V FP P FN D FN N FP P FN The name was inspired by the prophecy in Revelation

5.5.1.1.2 Kalimat pasif pendek

Seperti dijelaskan di atas bahwa ketika agen itu ada di dalam kalimat pasif maka kalimat pasif itu bertipe kalimat pasif panjang. Sebagai akibatnya, ketika kalimat pasif tidak mengandung agen maka kalimat pasif itu disebut kalimat pasif pendek. Pada dasarnya agen yang ada dalam kalimat pasif merupakan komplemen atau pelengkap. Namun, komplemen atau pelengkap di sini bersifat opsional. Sebagai unsur yang bersifat opsional, agen berperilaku manasuka.

Data:

(1) I felt so lucky I hadn't been killed.

‘Saya merasa begitu beruntung karena saya tidak dibunuh’

(2) I thought the mark was administered in the basement of the palace. ‘Saya kira tanda itu diatur di ruangan bawah tanah istana’

(3) I was never entombed.

(22)

Ketiga kalimat di atas mempunyai tingkat kepasifan yang sama, yakni kalimat pasif yang pendek karena tidak ada agen atau pelaku dari peristiwa itu. Dilihat dari rumusannya masih sama dengan kalimat pasif tipe lain, yakni kata kerja to be yang diikuti oleh kata kerja bentuk III, seperti kalimat 1, had been diikuti oleh killed, kalimat no.2 was diikuti oleh administered, dan kalimat no.3 was diikuti oleh entombed. Tampak pada kalimat no.1 di atas, kalimat pasif dimarkahi oleh pemarkah negatif, yakni n’t. Kalimat pasif pendek ini tidak mempunyai padanan subjek yang jelas dalam kalimat kanoniknya sebagai akibat dari ketidakmunculan subjek. Berkenaan dengan struktur konstituen, kalimat pasif ini masih tetap mengandung pergeseran frasa nomina dan pergeseran kata kerja bantu. Berikut adalah struktur konstituen kalimat pasif pendek di atas.

(1) I felt so lucky I hadn't been killed. FN FV

‘Saya merasa begitu beruntung karena saya tidak dibunuh’

(2) I thought the mark was administered in the basement of the palace. FN FV

‘Saya kira tanda itu diatur di ruangan bawah tanah istana’ (3) I was never entombed.

FN FV

‘Saya tidak pernah dimakamkan’

Kalimat ini memang berasal dari kalimat aktif, tetapi tidak bisa direkonstruksi dengan jelas terutama subjek dari kalimat aktif itu. Dengan demikian, dalam hal ini dipilih suatu subjek ‘someone’ sebagai bahan bandingan di dalam bentuk kanoniknya. Arah pergeseran struktur kanonik menjadi nonkanonik adalah sebagai berikut.

(23)

1. (Someone) hadn't killed me.

NP movement dan I movement I hadn't been killed Ø

2. (Someone) administered the mark in the basement of the palace. NP movement dan I movement The mark was administered in the basement of the palace Ø 3. (Someone) never entombed me.

NP movement dan I movement I was never entombed Ø

Dari data di atas bila dibandingkan dengan bentuk yang tidak bermarkah, dapat dilihat bahwa pada kalimat pasif tipe ini telah terjadi NP movement yang berfungsi sebagai objek menjadi subjek dalam kalimat bermarkahnya. Kedua, pada kalimat pasif ini telah terjadi pelesapan NP yang berfungsi sebagi subjek di dalam bentuk tidak bermarkahnya. Bila subjek someone atau something tidak direkonstruksi, kalimat bermarkah tipe ini tidak mempunyai padanan dalam struktur kanoniknya, seperti pada kalimat di bawah.

* Hadn't killed me. ‘Belum membunuh saya’

* Administered the mark in the basement of the palace ‘Mengatur tanda itu di ruangan bawah tanah’

* Never entombed me.

‘Belum pernah memakamkan saya’

5.5.1.2 Berdasarkan predikatornya

Dilihat dari predikatornya kalimat pasif dapat dibedakan atas kalimat pasif yang mengandung predikator: monotransitif, ditransitif, adjektif, verba get, dan bare passive.

(24)

5.5.1.2.1 Kalimat pasif monotransitif

Secara sintaksis kata kerja dapat dibagi menjadi dua yakni kata keja intransitif dan kata kerja transitif. Kata kerja intransitif tidak bisa ditransformasi ke dalam kalimat pasif. Yang bisa ditransformasi ke dalam kalimat pasif adalah kata kerja transitif. Kata kerja transitif yang memerlukan satu objek sebagai pelengkap disebut dengan kata kerja monotransitif. Kalimat aktif yang berpredikator monotransitif bisa ditransformasi ke dalam struktur kalimat pasif. Karena kata kerja monotransitif memerlukan satu objek, maka objek tersebut akan secara langsung menjadi subjek dalam kalimat pasif dan subjek dalam kalimat pasif akan menjadi pelengkap yang opsional.

Data:

(1) Those locations have been cleared, Highn (252:13). ‘Lokasi-lokasi itu telah dibersihkan, Highn’

(2) Our people at that level are surrounded by security (265:14). ‘Orang-orang kita pada level itu dikelilingi oleh pengaman’

(3) Late one morning he was awakened by footsteps in the gravel above his hideaway (296:16).

‘Suatu pagi dia dibangunkan oleh langkah-langkah di atas kerikil di atas persembunyiannya’

Hal yang menjadi inti dalam pembahasan ini adalah kalimat pasif di atas apabila dilihat dari kata kerjanya, dikategorikan sebagai kata kerja monotransitif. Kata kerja yang dimaksud adalah kata kerja inti atau kata kerja leksikal dari kalimat pasif itu. Kalimat no 1 berkata kerja cleared (III) yang mempunyai padanan V (II) cleared ’membersihkan’. Kalimat no.2 surrounded (III) yang mempunyai padanan surround (I) ‘mengelilingi’,dan kalimat no.3 awakened (III)

(25)

yang mempunyai padanan awakened (II) ‘membangunkan’.Untuk lebih jelasnya, kalimat di atas dapat dicermati melalui struktur konstituennya.

(1) Those locations have been cleared, Highn(252:13). FN FV

‘Lokasi-lokasi itu telah dibersihkan, Highn’

(2) Our people at that level are surrounded by security (265:14). FN FV

‘Orang-orang kita pada level itu dikelilingi oleh pengaman’

(3) Late one morning he was awakened by footsteps in the gravel above his hideaway (296:16). FN FV ‘Suatu pagi dia dibangunkan oleh langkah-langkah di atas kerikil di atas persembunyiannya’

Kata kerja monotransitif dalam struktur kanoniknya menuntut satu konstituen inti, yakni FN sebagai komplementasi. Dapat dicermati pada versi kalimat pasifnya struktur FV akan bervariasi. Pada kalimat no.1 FV hanya terdiri atas V karena tidak adanya unsur lain. Pada kalimat no. 2 FV terdiri atas V dan FP. Frasa preposisi merupakan subjek dalam kalimat aktif sebagai bentuk transformsi. Sebaliknya, FV pada kalimat no.3 diikuti oleh frasa preposisi. Namun, preposisi ini bukan merupakan frasa inti. Berikut adalah pergeseran struktur kanonik menjadi struktur nonkanonik.

1) (Someone) has cleared those locations, Highn.

NP movement dan I movement Those locations have been cleared, Highn.

2) Security surrounds our people at that level.

NP movement dan I movement Our people at that level are surrounded by security.

(26)

3) Footsteps awakened him in the gravel above his hideaway.

NP movement dan I movement He was awakened by footsteps in the gravel above his hideaway. Struktur kanonik: Our people at that level are surrounded by security.

K FN FV D N FP Aux FV P FN V FP D N P FN N Our people at that level are surrounded by security Struktur nonkanonik: Security surrounds our people at that level. K FN FV N V FN D N FP P FN D N

Security surrounds our people at that level

5.5.1.2.2 Kalimat pasif bitransitif

Lain halnya dengan kata kerja monotransitif, kata kerja bitransitif memerlukan dua objek sebagai komplementasi, yakni objek langsung dan objek tidak langsung. Objek langsung biasanya berbentuk konkret, sedangkan objek

(27)

tidak langsung berupa animasi. Karena kata kerja bitransitif mengandung dua objek, maka kalimat aktifnya mempunyai dua padanan struktur dalam kalimat pasif.

Data:

(1) I took that to mean up to the time you were given the mark.

‘Saya mengambil itu untuk memaknai waktu yang kamu berikan tanda itu’

(2) You may not have marks they can see, but you are marked young people (300:16).

‘Kamu mungkin tidak mempunyai tanda-tanda yang bisa mereka lihat, tetapi kamu ditandai orang yang muda’

Kedua kalimat di atas merupakan kalimat kompleks yakni suatu kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa. Yang menjadi fokus perhatian dalam diskusi ini adalah klausa kedua pada tiap-tiap kalimat. Klausa kedua pada kalimat no.1 given adalah kata kerja past participle dari kata kerja past tense yakni gave. Kata gave ini memerlukan dua objek, yakni objek langsung dan objek tidak langsung. Sebaliknya, kalimat no.2 mempunyai kata kerja bitransitif marked yang sepadan dengan kata kerja present, kata kerja mark memerlukan dua objek juga.

Secara sintaksis konstituen dari kalimat kanonik yang mengandung verba bitransitif adalah FN FV FN FN. Konstituen ini akan menjadi FN FV FN FP dalam bentuk pasifnya. Sementara teori transformasi menyatakan bahwa setiap kalimat terdiri atas FN dan FV. Yang bervariasi adalah struktur FV tersebut apakah V berkategori intransitif atau transitif.

(28)

(1) I took that to mean up to the time you were given the mark. FN FV

‘Saya mengambil itu untuk memaknai waktu yang kamu berikan tanda itu’

(2) You may not have marks they can see, but you are marked young people (300:16). FN FV ‘Kamu mungkin tidak mempunyai tanda-tanda yang mereka bisa

lihat, tetapi kamu ditandai orang yang muda’ Kata kerja bitransitif menuntut dua frasa nomina, yakni FN dan FN

sebagai komplementasi verba. Dalam struktur kanonik FV terdiri atas V dan FN FN. Namun, dalam kalimat nonkanoniknya FV hanya diikuti oleh satu FN karena satu FN lain sudah menjadi subjek dalam versi pasifnya.

(1) (Someone) gave you the mark.

You were given the mark Ø

(2) (Someone) marks you young people.

You are marked young people Ø Struktur kanonik: (Someone) marks you young people. K

FN FV

V FN FN

Pro Adj. N

(29)

Struktur nonkanonik: you are marked young people. K FN FV Pro Aux FV V FN Adj. N

You are marked young people.

5.5.1.2.3 Kalimat pasif adjektif

Ketika kalimat pasif itu menyinggung masalah kata kerja monotransitif atau bitransitif maka kalimat pasif itu disebut dengan kalimat be pasif. Yang menjadi predikator dalam kalimat tersebut adalah kata kerja monotransitif atau bitransitif yang ada dalam klausa tersebut. Permasalahan lain adalah dari segi bentuk kalimat, yaitu berbentuk kalimat pasif. Namun, dilihat dari unsur kalimatnya berpredikator kata sifat atau adjektif.

(1) It wouldn't be surprised. ‘Itu tidak akan terkejut’ (2) You are just excited.

‘Anda baru saja gembira’ (3) I confess I'm troubled.

‘Saya mengakui saya susah’

Kata sifat yang ada dalam kalimat pasif adjektif ini berawal dari kata kerja past participle. Dilihat dari bentuknya kalimat tipe ini mempunyai kemiripan dengan kalimat pasif tipe be, yakni ada kata kerja be yang diikuti oleh kata kerja past participle. Pada data no.1, misalnya, be diikuti oleh surprised (III), no.2 are

(30)

diikuti oleh excited (III), dan no.3 kata kerja be, yakni ‘m diikuti oleh troubled (III). Secara sintaksis tidak ada perbedaan dengan tipe be, yakni sama-sama dimarkahi oleh be dan past participle. Akan tetapi, dalam kalimat pasif tipe ini, predikatornya bukanlah aksi atau kata kerja yang menggambarkan pekerjaan, melainkan adjektif atau kata sifat. Berpredikator kata sifat dapat dibuktikan dengan sisipan kata very ‘sangat’ karena pada dasarnya very adalah salah satu alat untuk mengetes apakah kata itu kata sifat atau tidak. Sebagai bukti maka akan terjadi very surprised’ sangat terkejut’, very excited ’sangat gembira, dan very troubled ‘sangat susah’. Kalimat di atas digolongkan ke dalam kalimat pasif ajektif dengan struktur konstituen sebagai berikut.

(1) It wouldn't be surprised. FN FV

‘Itu tidak akan terkejut’

(2) You are just excited. FN FV

‘Anda baru saja gembira’ (3) I confess I 'm troubled.

FN FV ‘Saya mengakui saya susah’

Pengertian adjektif dalam kalimat tipe ini adalah FV itu terdiri atas V dan F Adj, sedangkan, pengertian pasif dimarkahi oleh kata kerja be dan adjektif. Adjektif tersebut dibentuk dari kata kerja past participle. Kalimat ini memang berstruktur nonkanonik, tetapi tidak mempunyai struktur makna dalam bentuk kalimat aktif karena sifat keadjektifannya itu.

(31)

Struktur kanonik: -

Struktur non kanonik: You are just excited.

K

FN FV

Pro V F Adj.

Adv. Adj.

You are just excited.

5.5.1.2.4 Kalimat bare pasif

Kalimat pasif dibentuk dengan proses transfromasi objek pada kalimat aktif menjadi subjek pada kalimat pasif. Subjek kalimat aktif menjadi pelengkap opsional pada kalimat pasif atau kadang-kadang pelengkap ini tidak dicantumkan. Kata kerja dalam kalimat pasif selalu dalam kata kerja past participle. Dai samping itu, pada umumnya tense ditandai oleh kata kerja be yang terletak sebelum V (III). Hal ini terjadi pada pasif tipe be dan tipe adjektif. Namun, dalam hal ini yang disebut dengan bare pasif karena mempunyai konstruksi yang agak berbeda. Pemarkah kepasifan hanya bisa dilihat melalui kata kerpa past particple kata kerja (III). Sebaliknya, be sebagai bentuk infleksi tidak ditemukan. Tidak semua kata kerja bisa memasifkan kalimat dengan konstruksi seperti ini. Kata-kata kerja yang bisa memasifkan Kata-kata kerja lain adalah have/has ‘menyuruh’, get’ menyuruh’,ask’ menyuruh, make ‘menyuruh’, dan yang sejenisnya.

(32)

Data:

(1) I would have them killed. V III

‘Saya akan menyuruh mereka dibunuh’ (2) I had a saddle made for you , Excellency.

V III

‘Saya menyuruh sebuah sadel dibuat untuk kamu, Paduka’ (3) I've got a small cave staked out.

V III

‘Saya menyuruh sebuah kue kecil ditraktir’

Sekali lagi pemarkahan pasif hanya bisa diamati dari kata kerja past participle yang biasanya terletak setelah objek dalam kalimat tersebut. Sebaliknya, penanda waktu atau tense ditandai oleh kata kerja have, make, atau get. Pada data no 1. killed adalah pemarkah bare pasif, data no 2 made adalah pemarkah pasif, dan data no.3 staked out adalah pemarkah pasif. Dilihat dari agennya kalimat-kalimat ini tidak memiliki agen yang jelas. Yang diutarakan dalam kalimat adalah ada apa dengan objeknya.

(1) I would have them killed. FN FV

‘Saya akan menyuruh mereka dibunuh’

(2) I had a saddle made for you , Excellency. FN FV

‘Saya menyuruh sebuah sadel dibuat untuk tuan, Paduka’ (3) I 've got a small cave staked out.

FN FV

(33)

Data di atas merupakan struktur konstituen dari kalimat ini. Kepasifan dapat dianalisis pada objek dari klausa pertama merupakan pasien dari klausa kedua. Kalimat tersebut dapat direkonstruksi bentuk pasifnya seperti di bawah ini.

(1) I would have (someone) kill them.

NP movement I would have them killed.

(2) I had (someone) make a saddle for you, Excellency. NP movement I had a saddle made for you , Excellency. (3) I ‘ve got (someone) to stake out a small cave.

NP movement I 've got a small cave staked out.

Struktur kanonik: I would have (someone) kill them. K FN FV Pro Aux FV V K FN FV V FN Pro I would have (someone) kill them.

(34)

Struktur nonkanonik: I would have them killed. K FN FV Pro Aux FV V FN FV Pro V

I would have them killed.

5.5.2 Kalimat Eksistensial

Ketika struktur kata there berfungsi sebagai pengganti dummy it maka struktur itu disebut dengan struktur eksistensial. Tipe bermarkah eksistensial ini dapat dibagi dua, yakni eksistensial sempit dan eksistensial luas.

5.5.2.1 Eksistensial sempit

Eksistensial sempit atau sering diistilahkan dengan bare existential adalah kalimat eksistensial yang terdiri atas dummy there, kata kerja be, dan subjek yang dipindahkan (displaced subject). Kalimat ini tidak mempunyai padanan dasar jika kata there itu dihilangkan.

(1) There was a long pause (260:14). ‘Ada jeda yang panjang’

(2) There is no water travel (309:16). ‘Tidak ada perjalanan panjang’ (3) There must be some ways (309:16).

(35)

Ketiga kalimat di atas digolongkan ke dalam kalimat eksistensial sempit. Kalimat tersebut digolongkan dalam eksistensial karena menunjukkan dummy subjek, yakni tiap-tiap subjeknya adalah dummy there. Sebaliknya, frasa nomina setelah kata kerja be berkoreferensi dengan subjek there. Frasa nomina a long pause, no water travel, dan some ways merupakan displaced subjek. Pengertian sempit dalam tipe ini adalah bahwa frasa nomina setelah kata kerja hanya diikuti oleh frasa nomina dan tidak ada sisipan frasa lain lagi. Frasa-frasa nomina yang tunggal itu adalah a long pause, no water travel, dan some ways. Tidak seperti kalimat nonkanonik lainnya yang mempunyai padanan makna struktur dalam kalimat kanonik, kalimat eksistensial sempit ini tidak mempunyai padanan struktur dalam kalimat kanonik. Kalimat ini hanya berterima dalam struktur bermarkah atau nonkanonik.

(1) There was a long pause. FN FV

‘Ada jeda yang panjang’ (2) There is no water travel.

FN FV

‘Tidak ada perjalanan panjang’ (3) There must be some way.

FN FV ‘Pasti ada beberapa jalan’

Eksistensial sempit berstruktur konstituen FN. FV, sedangkan FV terdiri atas unsur V dan FN. Frasa nomina setalah V tidak diikuti oleh unsur lain, seperti data-data di atas. Kalimat ini tidak mempunyai padanan struktur makna yang gramatikal dalam struktur kanoniknya karena tidak adanya tambahan unsur

(36)

setalah FN tadi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah proses transformasi dari kalimat eksistensial sempit.

(1) There was a long pause.

*a long pause was (2) There is no water travel.

*No water travel is

(3) There must be some ways.

* Some ways must be

Struktur nonkanonik: There was a long pause. K

FN FV

Pro V FN

D Adj. N

There was a long pause.

5.5.2.2 Eksistensial luas

Kalimat eksistensial luas atau dalam Bahasa Inggris sering disebut extended extential. Kalimat ini adalah salah satu tipe kalimat bermarkah dalam Bahasa Inggris. Kebermarkahan ditunjukkan dengan adanya displaced subject yang berkoreferesial dengan subjek dalam kalimat, yakni dummy there. Pengertian luas dalam konsep kalimat ini adalah setelah frasa nomina yang sebagai displaced subjek terdapat tambahan unsur atau frasa lain yang menjelaskan frasa nomina

(37)

sebelumnya. Unsur atau frasa lain itu bisa berupa lokatif, temporal, predikat, dan infinitival.

Data:

(1) There is no magic here (129:7) FN FN F Adv. ‘Tidak ada gaib di sini’

(2) There is nobody on the ground there (358:19) FN FN PP

‘Tidak ada seorang di atas tanah di sana’

(3) There would be plenty of time for Abdullah and Albie to switch seats.(361:19). FN PP ‘Ada cukup waktu bagi Abdullah dan Albie untuk menukar tempat duduk’.

Pada data no.1 tambahan unsur setelah frasa nomina berupa frasa adverbia yakni here ‘di sini’, pada data no.2 tambahannya adalah frasa preposisi, yakni on the ground there ‘di atas tanah di sana’, dan data no.3 tambahan unsurnya adalah frasa preposisi, yakni to switch seats ‘untuk menukar tempat duduk’. Karena ada ada tambahan unsur setelah frasa nomina seperti frasa adverbia dan frasa preposisi di atas, kalimat ini mempunyai padanan struktur makna pada kalimat kanoniknya. Sesuai dengan teori transformasi kalimat-kalimat di atas berstruktur konstituen FN FV, sedangkan konstituen FV terdiri atas V dan FN. Perbedaannya terletak pada konstituen sisipan setelah FN tersebut, seperti pada dat no.1 FN diikuti oleh frasa adverbia, data no 2 diikuti oleh frasa preposisi, dan data no.3 diikuti oleh frasa preposisi. Frasa-frasa tambahan setelah FN inilah yang membuat kalimat ini gramatikal di dalam versi tidak bermarkahnya. Untuk mengembalikan

(38)

kalimat-kalimat ini ke dalam kalimat-kalimat kanoniknya dilakukan dengan menghilangkan subjek there dan menyesuaikan kata kerja bantu yang ada.

Berikut adalah pergeseran struktur dari kalimat kanonik menjadi nonkanonik.

(1) There is no magic here.

No magic is here

(2) There is nobody on the ground there.

Nobody is on the ground

(3) There would be plenty of time for Abdullah and Albie to switch seats.

Plenty of time would be for Abdullah and Albie to switch seats. Struktur kanonik: Nobody is in the ground there.

K

FN FV

N V PP F adv.

P FN Adv.

D N

(39)

Struktur nonkanonik: There is nobody in the ground there. K FN FV Pro V FN N FP F Adv. P FN Adv. D N

There is nobody in the ground there

5.5.3 Kalimat it cleft

Kalimat It cleft adalah salah satu kalimat bermarkah dalam Bahasa Inggris. Kebermarkahan dalam kalimat ini dimarkahi oleh it sebagai subjek yang merupakan koreferensi dari frasa atau klausa lain. Konstruksi tipe struktur konstituen yang ditemukan di dalam novel Desecration adalah sebagai berikut. Data:

(1) It's hard to tell the location of personnel (137:8). ‘Itu sulit untuk menceritakan lokasi personal’

(2) It was stupid of me to fear you would misunderstand (218:12). ‘Itu bodoh bagi saya untuk menakuti kamu yang tidak akan mengerti’ (3) It was Abdullah and Rayford who looked like Middle Easterners in their

robe (402:21).

‘Itu adalah Abdullah dan Rayford yang kelihatan seperti orang-orang Timur Tengah karena memakai jubah’

Ketiga kalimat di atas digolongkan dalam kalimat bermarkah it cleft. Pronoun it di atas adalah dummy, artinya bukan merupakan referen. Struktur ini

(40)

kelihatan agak rumit karena adanya struktur it sehingga terjadi pergeseran struktur frasa lainnya. Kalimat-kalimat di atas mempunyai struktur non cleft, yakni struktur yang tidak bermarkah sehingga it tidak muncul lagi. Dengan adanya frasa nomina yakni dummy it mempunyai referen lain di dalam klausa membuat struktur kalimat ini secara sintaksis lebih rumit. Kerumitan itu ditunjukkan oleh adanya unsur tambahan, seperti dummy it itu dan pergeseran struktur. Pergeseran-perseran itu adalah sebagai berikut.

1 It's hard to tell the location of personnel.

To tell the location of personnel is hard.

2 It was stupid of me to fear you would misunderstand.

To fear you would misunderstand was stupid of me.

3 It was Abdullah and Rayford who looked like Middle Easterners in their robe. Ø

Abdullah and Rayford looked like Middle Easterners in their robe.

Struktur kanonik: Abdullah and Rayford looked like Middle Eastererns in their robe. K FN FV N Conj. N V FP P FN N FP P FN D N

(41)

Struktur nonkanonik: It was Abdullah and Rayford who looked like Middle Eastererns in their robe.

K K K FN FV FN FV Pro V FN N V FP N Conj N P FN N FP P FN D N

It was Abdullah and Rayford who looked like Middle Eastererns in their robe.

5.5.4 Kalimat Dislokasi

Tipe kalimat dislokasi ini dimarkahi oleh adanya tambahan frasa nomina pada kalimat tersebut. Frasa nomina itu mempunyai tingkat yang berbeda mulai dari yang sederhana sampai dengan kompleks. Tambahan frasa nomina ini terletak di kiri atau di kanan klausa inti atau nukleus. Frasa nomina yang menjadi tambahan unsur itu mempunyai referen frasa nomina di dalam klausa inti.

Data:

(1) He dressed in khaki shirt and shorts and went looking for Albie, his second -in-command (2:1). FN FNExtra ‘Dia memakai kemeja dan celana pendek dril dan pergi mencari Albie, pimpinan dia kedua’

(2) Bada-bing, she had to be freed by the same guy (35:9). FNExtra FN

(42)

‘Bada-bing, dia harus dibebaskan oleh orang yang sama’

Pemarkahan pada kalimat no.1 terletak pada bagian kanan klausa ini sehingga disebut dengan dislokasi kanan. Kalimat ini mengandung frasa nomina ekstra, yaitu his second-in-command yang menjelaskan frasa nomina di dalam klausa inti, yaitu Albie. Frasa nomina ekstra ini sebenarnya berkoreferensi dengan frasa nomina Albie. Sebaliknya, pada kalimat no.2 kebermarkahannya terletak di kiri bagian kalimat inti sehingga disebut dengan dislokasi kiri. Bada-bing adalah frasa nomina yang memarkahi frasa inti itu yang berkoreferensi dengan frasa nomina she. Kalimat bermarkah tipe ini mempunyai bentuk kanonik, yaitu dengan menghilangkan frasa nomina ekstra tadi sehingga tidak ada frasa yang menjelaskan atau yang dijelaskan.

Adanya tambahan satu konstituen di luar klausa inti menyebabkan kalimat ini bermarkah. Pemarkahan pada data no.1 di atas ditunjukkan dengan adanya dislokasi kanan, yakni frasa nomina his second in command yang menjelaskan konstituen lain di dalam klausa inti, yakni frasa nomina Albie. Dengan adanya pemarkahan ini struktur konstituen ini menjadi K = K FN. Sebaliknya, pada kalimat no.2 pemarkahan frasa nomina yang menjelaskan konstituen lain di dalam klausa inti, yakni frasa nomina Bada-bing yang menjelaskan frasa nomina she di dalam klausa sehingga dapat dirumuskan struktur konstituennya adalah K terdiri atas FN K.

(43)

Struktur kanonik: She had to be freed by the same guy. K FN FV Pro V FP P FV Aux FV V FP P FN D FN Adj. N She had to be freed by the same guy Struktur nonkanonik: Bada-bing, she had to be freed by the same guy. K NP K N FN FV Pro V FP P FV Aux FV V FP P FN D FN Adj. N Bada-bing, she had to be freed by the same guy

(44)

5.5.5 Kalimat Preposing, Postposing, dan Inversi

Kalimat bermarkah tipe preposing, postposing, dan inversi berada dalam satu rumpun kebermarkahan. Ketiga tipe kalimat bermarkah ini dimarkahi oleh pergeseran struktur frasa-frasa di dalam kalimat itu.

5.5.5.1 Preposing

Preposing adalah salah satu jenis kalimat bermarkah yang dibentuk dengan menempatkan suatu unsur sebelum subjek pada klausa. Posisi frasa atau unsur yang digerakkan tersebut sebenarnya dalam bentuk kanoniknya adalah setelah kata kerja. Cermati data di bawah ini.

Data:

(1) To them he gave the right to become children of God by believing on his name (136).

‘Kepada mereka dia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Tuhan dengan percaya pada nama-Nya’

(2) Here he comes now (147). ‘Ke sini dia datang sekarang’ (3) There you go (35).

‘Ke sana kamu pergi

Ketiga kalimat preposing di atas dimarkahi oleh pergeseran frasa atau unsur sesudah kata kerja menjadi sebelum subjek. Pada kalimat no.1 frasa preposisi to them dalam bentuk kanoniknya terletak sesudah frasa benda the right karena kata kerja gave memerlukan dua objek, yakni objek langsung dan objek tidak langsung. The right adalah objek langsung dan frasa yang memarkahi dalam kalimat ini to them adalah objek tidak langsungnya. Kalimat no.2 dimarkahi oleh

(45)

frasa adverbial here. Frasa adverbial ini dalam struktur kanoniknya berposisi setelah kata kerja atau jika ada frasa adverbia waktu, terletak sebelum frasa adverbia waktu. Permarkahan kalimat no.2 hampir sama dengan kalimat no.3, yakni dimarkahi oleh pergeseran frasa adverbia tempat there yang tempatnya dalam struktur kanonik adalah setelah kata kerja.

(1) To them he gave the right to become children of God by believing on his name (136:8). K

‘Kepada mereka dia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Tuhan dengan percaya pada Nama-Nya’

(2) Here he comes now (147:8). F Adv. K

‘Ke sini dia datang sekarang’ (3) There you go (35:2)

F Adv. K

‘Ke sana kamu pergi’

Kalimat preposing ini dimarkahi oleh struktur konstituen yang bergeser ke depan sebelum klausa sehingga ada satu konstituen yang mengawali klausa. Dengan adanya pergeseran ini kalimat no 1 berstruktur K = FP K, kalimat no.2 dan 3 berstruktur F Adv. K.

Struktur kanonik: He comes here now.

K

FN FV

Pro V F Adv. FAdv.

Adv. Adv.

(46)

Struktur nonkanonik: Here he comes now. K F Adv. K Adv. FN FV Pro V F Adv. Adv.

Here he comes now

5.5.5.2 Kalimat postposing

Tipe Postposing adalah salah satu tipe kalimat bermarkah yang dibentuk dengan menempatkan frasa atau unsur di belakang, sesudah suatu klausa. Posisi frasa atau inti yang berpemarkah ini biasanya sebelum posisi itu.

Data:

(1) I just got something from Tsion you need to hear(19:2)

‘Saya baru saja mendapat sesuatu dari Tsion yang perlu kamu dengarkan’

Kalimat di atas dimarkahi oleh pergeseran unsur, yakni klausa you need to hear yang seharusnya berposisi setelah something karena frasa ini menjelaskan frasa nomina something. Pergeseran klausa ke arah belakang inilah disebut dengan postposing. Klausa yang mengalami pergeseran di atas tidak menerangkan Tsion, tetapi menerangkan something. Kalimat bermarkah ini dapat dibawa ke dalam bentuk tidak bermarkah dengan menempatkan kalusa itu setelah frasa nomina something. Data di atas lebih jelas dapat diamati pada struktur konstituennya.

(47)

(1) I just got something from Tsion you need to hear. FN FP KL

‘Saya baru saja mendapat sesuatu dari Tsion yang perlu kamu dengarkan’ Postposing yang terjadi pada kalimat di atas adalah konstituen KL pada kalimat di atas menjelaskan konstituen frasa nomina something tidak menjelaskan frasa nomina Tsion atau frasa preposisi from Tsion.

Struktur nonkanonik: I just got something from Tsion you need to hear. K Pro FV F Adv. FV Adv. V FV N FP K P FN FN FV N Pro V FP P FV V

(48)

Struktur kanonik: I just got something you need to hear from Tsion. K FN FV Pro FAdv. FV Adv. V FN N K FP FN FV P FN Pro V FP N P FV V

I just got something you need to hear from Tsion

5.5.5.3 Kalimat inversi

Kalimat inversi dikategorikan sebagai kalimat yang bermarkah karena mengandung struktur yang bergeser. Pergeseran struktur ini lebih kompleks daripada preposing atau postposing. Pergeseran itu menyangkut lebih dari satu inti, seperti kata kerja bantu dan frasa adverbia. Kalimat inversi dalam Bahasa Inggris ada dua, yakni inversi subjek-kerja bantu (subject-auxiliary inversion) dan inversi subjek-dependen (subject-dependent invertion).

(49)

5.5.5.3.1 Inversi subjek-kata kerja bantu

Kalimat inversi ini dibentuk dengan menggeserkan posisi kata kerja bantu sebelum subjek. Inversi ini sering terjadi pada kalimat yang mengandung frasa adverbia yang bermakna negatif. Frasa adverbial itu mendahului kata kerja bantu yang mengalami inversi.

Data:

(1) Had the day's prospects not been so dire and Buck not so worried about Hattie's whereabouts, he might have chuckled at the sight of Dr. Rosenzweig.(13:1)

‘Harapan hari ini tidak begitu mengerikan dan Buck tidak khawatir mengenai di mana pun Hattie berada, dia mungkin tertawa kecil saat memandang Dr. Rosenzweig’.

(2) Not only had the young man pieced together recordings from devices in the palace, starting in the Wongs' guest apartment the morning in the question, but he had also taken the time to include a translation, where necessary, from Chinese to English. (63:4)

‘Tidak hanya lelaki muda itu yang menggabungkan rekaman dari alat yang ada di istana, mulai pada apartemen Wong di pagi hari mulai bertanya-tanya, tetapi dia juga melakukan terjemahan seperlunya, dari bahasa Cina ke Inggris’

(3) Not only would he not say"Fat change" but he would also not say anything. (353:18)

‘Dia tidak hanya akan berkata‘perubahan lemak’ tetapi dia juga tidak akan berkata apa-apa’.

Ketiga kalimat di atas merupakan kalimat bermarkah tipe inversi yang dimarkahi oleh inversi kata kerja bantu. Kalimat no.1 dimarkahi oleh kata kerja bantu had yang mengalami pergeseran dari posisi kanoniknya, yakni setelah subjek the day’s perpect. Pemarkahan juga terjadi karena penghilangan konjungsi

(50)

after ‘setelah’ karena pada konsepnya jika satu kalimat terdiri atas dua klausa, klausa pertama berbentuk past perfect tense, sedangkan klausa kedua berbentuk simple past tense. Klausa pertama bisa diinversikan dengan menggeser kata kerja bantu ke depan subjek dan menghilangkan konjungsi after. Data kedua di atas dimarkahi oleh pergeseran frasa adverbia not only ‘tidak hanya’ dan kata kerja bantu had ‘telah’. Frasa adverbial selalu mendahului kata kerja bantu. Hampir sama dengan data no.3 kalimat itu dimarkahi oleh frasa adverbial dan kata kerja bantu, yakni not only ‘tidak hanya’ dan would ‘akan’.

Struktur kalimat inversi jenis ini dimarkahi dengan adanya pergeseran kata kerja bantu yang berupa modal atau nonmodal ke depan posisi subjek. Struktur konstituen yang mengalami pergeseran itu, antara lain had, had, dan would. Dalam kalimat kanonik yang mempunyai frasa adverbial yang secara semantis bermakna negatif maka frasa adverbia juga mengalami pergeseran. Dengan adanya pergeseran ini maka suatu kalimat yang inversi akan mengalami penambahan konstituen sebelum K. Pada data no.1 berstruktur K = Aux. K. Data no.2 adalah K=F Adv Aux K, dan data no.3 adalah K=F Adv. Aux. K. Perhatikan peregeseran struktur dari kanonik menjadi nonkanonik.

(1) After the day’s prospects had not been so dire …

Had the day's prospects not been so dire…

(2) The young man not only had pieced together recordings…

(51)

(3) He not only would not say"Fat change" …

Not only would he not say"Fat change"… Struktur kanonik: He not only would not say "Fat change"

K

FN FV

Pro F Adv. FV

Neg Adv. Aux FV

Aux Neg V FN

Adj. N He not only would not say "Fat change" Struktur nonkanonik: Not only would he not say "Fat change"

K

FAdv. K

Neg Adv. Aux K

FN FV

Pro Neg FV

V FN

Adj. N Not only would he not say "Fat change"

(52)

5.5.5.3.2 Inversi subjek-dependen

Pada inversi ini kata kerja bantu tidak mengalami inversi. Inversi terjadi pada subjek dan unsur lain. Unsur lain yang dimaksud adalah frasa verba, frasa preposisi, frasa nomina, dan lain-lain.

Data:

(1) Came the message from Chang Wong (8:1). V S A

‘Datang pesan itu dari Chang Wong’

(2) Between the tanks were three oversized black vehicles (45:3). A V S

‘Di antara mobil-mobil tank itu ada tiga kendaraan hitam yang sangat besar’

(3) Here was a brief message (78:5). A V S

‘Di sini ada sebuah pesan singkat’

Kalimat no.1 di atas merupakan inversi subjek dependen, yakni pertukaran posisi antara kata kerja leksikal dengan subjek. Kalimat no.2 dimarkahi oleh pertukaran posisi antara subjek dengan frasa adverbia. Kalimat no.3 dimarkahi dengan pergeseran posisi antara subjek dengan frasa keterangan juga. Bila dilihat dari kategori frasanya untuk melihat struktur konstituen kalimat di atas, maka data itu akan menjadi seperti di bawah ini.

(1) Came the message from Chang Wong. FV FN FP

(2) Between the tanks were three oversized black vehicles. FP FV FN

(3) Here was a brief message. F Adv. FV FN

(53)

Tidak sama halnya dengan inversi kata kerja bantu, inversi subjek-dependen ini mengalami pertukaran posisi konstituen antara subjek dengan kata kerja atau pelengkap dari kata kerja tertentu. Data no. 1, misalnya, antara FV dan FN, data no.2 FP dan FN, dan data no.3 antara F.Adv dan FN. Pertukaran itu dapat dirumuskan dengan sketsa seperti berikut.

(1) The message came from Chang Wong.

Pergeseran S dan V Came the message from Chang Wong(8:1)

(2) Three oversized black vehicles were between the tanks. Pergeseran S dan Pelengkap Between the tanks were three oversized black vehicles.

(3) A brief message was here

Pergesran S dan keterangan Here was a brief message.

Struktur kanonik: Came the message from Chang Wong K

FV FN FP

V D N P FN

N Came the message from Chang Wong

(54)

Struktur nonkanonik: The message came from Chang Wong. K FN FV D N V FP P FN N The message came from Chang Wong

5.5.6 Tipe dan Struktur Konstituen Kalimat Reduksi

Kalimat reduksi adalah kalimat bermarkah yang dimarkahi oleh penghilangan atau penggantian unsur di dalam suatu kalimat. Reduksi dalam sintasis menyangkut dua tataran, yakni tataran frasa dan klausa. Pada tataran frasa hampir semua frasa bisa mengalami reduksi. Intinya dalam tataran frasa atau klausa jika mempunyai informasi yang lama frasa atau klausa itu bisa direduksi.

5.5.6.1 Reduksi frasa

5.5.6.1.1 Reduksi frasa nomina Data:

1. His phone chirped, and he dug it from his belt (6:1).

‘Teleponnya berdering dan dia mengambilnya dari ikat pinggangnya’. 2. If you have made a mistake, reveal it so we can all adapt (7:1)

‘Jika kamu telah membuat suatu kesalahan, ungkapkanlah kesalahan itu sehingga kami bisa menyesuaikan’

(55)

Kalimat-kalimat di atas merupakan kalimat bermarkah karena reduksi frasa nomina. Kalimat pertama, frasa nomina his phone ‘teleponnya’ direduksi menjadi it pada klausa kedua dalam kalimat itu. Kalimat kedua, frasa nomina a mistake ‘suatu kesalahan’ mengalami reduksi menjadi it ‘itu’. Reduksi kedua kalimat di atas belum bersifat pelesapan total. Reduksi itu hanya sebatas pergantian menjadi kata ganti. Bila dikategorikan, frasa-frasa yang mengalami reduksi adalah sebagai berikut.

(1) His phone chirped, and he dug it from his belt (6:1). FN FN

‘Teleponnya berdering dan dia mengambilnya dari ikat pinggangnya’. (2) If you had made a mistake, reveal it so we can all adapt (7:1).

FN FN

‘Jika kamu telah membuat suatu kesalahan, ungkapkanlah kesalahan itu sehingga kami bisa menyesuaikan’

Pemarkahan struktur dalam kalimat di atas terdapat pada tataran frasa, yakni frasa nomina dalam data no.1 his phone yang direduksi menjadi frasa nomina it. Untuk mengetahui makna frasa it itu maka haruslah dilihat konteks struktur dari klausa pertama. Permasalahan yang mirip terjadi pada data no.2, yakni frasa nomina a mistake yang direduksi menjadi frasa nomina it. Secara struktur masih sama-sama frasa nomina hanya kelas kata yang menduduki frasa itu berbeda.

(56)

Struktur kanonik: His phone chirped, and he dug his phone from his belt. K K Konj. K FN FV FN FV D N V Pro V FN FP D N P FN D N

His phone chirped, and he dug his phone from his belt. Struktur nonkanonik: His phone chirped, and he dug it from his belt.

K K Konj K FN FV FN FV D N V Pro V FN FP Pro P FN D N

His phone chirped, and he dug it from his belt.

5.5.6.1.2 Reduksi frasa adverbia

Frasa adverbia juga bisa mengalami reduksi sebagai bentuk kebermarkahan di dalam kalimat. Reduksi itu tentu saja akan mengurangi struktur asalnya yang ada pada kalimat kanoniknya.

(57)

Data:

(1) Lie Low in Jerusalem until everything blew up there, then head back to Tel Aviv.(8:1)

‘Lie Low di Jerusalem hingga segala sesuatu meledak di sana, kemudian bergerak ke Tel Aviv’.

Kalimat pertama di atas dimarkahi oleh reduksi frasa adverbial, yakni in Jerusalem yang direduksi menjadi there. Makna there hanya bisa dimengerti oleh lawan bicara jika lawan bicara mengetahui referen dari kata there sebelumnya. Kata there memiliki konteks yang kuat dengan frasa preposisi in Jerusalem. Arah reduksi kalimat di atas adalah sebagai berikut.

1. Lie Low in Jerusalem until everything blew up there,  then head back to Tel Aviv.(8:1)

‘Lie Low di Jerusalem hingga segala sesuatu meledak di sana, kemudian bergerak ke Tel Aviv’.

Frasa klausa pertama dengan kedua adalah frasa uyang berbeda, yakni frasa klausa pertama adalah FP dan kedua adalah FAdv. Yang memungkinkan adanya reduksi struktur adalah karena kedua frasa itu mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai adverbia atau keterangan.

(58)

Struktur kanonik: In Jerusalem

FP

P FN

N

In Jerusalem Struktur nonkanonik: there

FAdv. Adv.

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan penelitian merupakan penyajian pertanyaan dasar atau pengertian secara singkat mengenai permasalahan yang akan dikaji/dibahas. Pertanyaan dasar tersebut

Hasil belajar siklus I pertemuan 1 tentang jenis gambar sumber daya alam dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD, pembelajaran di kelas IV SD Negeri 0401

Dan setelah saya berangkat tidur lagi, saya ingat bahwa saya belum mematikan radio, dan seterusnya (Darma, 2004, hlm. Seperti dijelaskan sebelumnya, tokoh aku

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun diluar sekolah/madrasah

Mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong orang hingga ia dapat naik kendaraan atau mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya

Including Battery Isolation, Emergency Stop, Starter Motor Isolation and any other emergency function such as Fire Suppression Activation or Pressure Release

Dilakukan analisis lebih lanjut dengan meng-overlay-kan file jaringan sungai yang dimiliki perusahaan, diperoleh hasil bahwa jaringan sungai yang dimiliki perusahaan lebih

Jadi, value untuk Sistolik imajinasi terpimpin dan relaksasi nafas dalam kurang dari nilai α (0,05) sehingga Ho ditolak artinya terdapat perbedaan efektivitas