PEMERIKSAAN SEROLOGI & IMMUNOLOGI PEMERIKSAAN SEROLOGI & IMMUNOLOGI
HIV & AIDS HIV & AIDS
Prof. DR. Dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK, FISH Prof. DR. Dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK, FISH Prof Dr. Adi Koesoema Aman, SpPK(KH), FISH Prof Dr. Adi Koesoema Aman, SpPK(KH), FISH
DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN USU / RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
Acquired
Acquired ImmuneImmune DeficiencyDeficiency SyndromeSyndrome
Syndrome
Syndrome penyakitpenyakit disebabkandisebabkan oleholeh virusvirus RNARNA padapada umumnyaumumnya HIV
HIV--11 dandan sebagiansebagian kasuskasus didi AfrikaAfrika TengahTengah disebabkandisebabkan oleholeh HIVHIV--22.. Transmisi
Transmisi cairan virus melalui cairan tubuh yang terinfeksi cairan virus melalui cairan tubuh yang terinfeksi melalui hubungan melalui hubungan Seksual, Seksual, Homoseksual Homoseksual Homoseksual, Homoseksual, Penggunaan
Penggunaan jarumjarum suntiksuntik yangyang terkontaminasi,terkontaminasi, Transfusi
Transfusi komponenkomponen darahdarah dandan Vertikal
Vertikal transmisitransmisi kepadakepada bayibayi yangyang dilahirkandilahirkan oleholeh ibuibu yangyang menderitamenderita HIVHIV Vertikal
Vertikal transmisitransmisi kepadakepada bayibayi yangyang dilahirkandilahirkan oleholeh ibuibu yangyang menderitamenderita HIVHIV
Tujuan
Tujuan PemeriksaanPemeriksaan ::
Anti
Anti HIVHIV digunakandigunakan untukuntuk menegakkanmenegakkan diagnosisdiagnosis Anti
Anti--HIVHIV digunakandigunakan untukuntuk menegakkanmenegakkan diagnosis,diagnosis, menentukan
menentukan angkaangka kesakitankesakitan infeksiinfeksi HIV/AIDSHIV/AIDS melauimelaui surveilans,
surveilans, mengamankanmengamankan darahdarah transfusitransfusi dandan transplantasi
transplantasi jaringanjaringan transplantasi
Pemeriksaan Laboratorium Pasien Terinfeksi HIV Pemeriksaan Laboratorium Pasien Terinfeksi HIV ditujukan kepada :
1
1.. Humoral
Humoral Component
Component (( antibodi
antibodi ))
2 Cellular Component ( CD4 = T
2 Cellular Component ( CD4 = T-- Helper )
Helper )
2. Cellular Component ( CD4 = T
2. Cellular Component ( CD4 = T-- Helper )
Helper )
3
3.. Viral
Viral Load
Load (PCR)
(PCR)
PadaPada PasienPasien AIDS,AIDS, penentuanpenentuan konsentrasikonsentrasi selsel TT--helperhelper limfositlimfosit sangatsangat penting
penting LeukopeniaLeukopenia dandan lymphocytopenialymphocytopenia selaluselalu dijumpaidijumpai penting
Struktur HIV
Struktur HIV
Virus
Virus ProteinProtein LocationLocation GeneGene STRUKTUR PROTEIN HIV-1 dan HIV-2`
Virus
Virus ProteinProtein LocationLocation GeneGene HIV
HIV--11 gp41gp41 Envelope(transmembrane Envelope(transmembrane envenv protein) protein) gp160/12 gp160/12 0 0
Envelope (external protein)
Envelope (external protein) envenv 0
0 p24
p24 Core (major structural protein)Core (major structural protein) gaggag HIV
HIV--22 Gp34Gp34 Envelope(transmembrane Envelope(transmembrane protein)
protein)
env env gp140
gp140 Envelope (external protein)Envelope (external protein) envenv p26
p26 Core (major structural protein)Core (major structural protein) gaggag p
gp120
1 PEMERIKSAAN KOMPONEN HUMORAL 1. PEMERIKSAAN KOMPONEN HUMORAL
Humoral component Humoral component : :
Penderita HIV ( + ) membentuk antibodi anti
Penderita HIV ( + ) membentuk antibodi anti--envelope antibodi gp120, envelope antibodi gp120, anti
anti--p24 antibodip24 antibodi
S ( )
S ( )
Metode pemeriksaan :
Metode pemeriksaan : -- ELISA (Enzym Immunoassay)ELISA (Enzym Immunoassay) -- kuantisasi kuantisasi
-- kualitasi (Rapid test)kualitasi (Rapid test)
HIV Antigen ELISA mendeteksi HIV core Antigen (p24) merupakan HIV Antigen ELISA mendeteksi HIV core Antigen (p24) merupakan
mayor antigen . mayor antigen . HIV antibodi terhadap protein gp120 dan p24 HIV antibodi terhadap protein gp120 dan p24
Pemeriksaan antibodi → Induplo ( cek ulang Pemeriksaan antibodi → Induplo ( cek ulang Pemeriksaan antibodi → Induplo ( cek ulang Pemeriksaan antibodi → Induplo ( cek ulang
dengan
dengan duplikasi ) duplikasi ) untuk menghindari untuk menghindari teknikal error dan false positif.
teknikal error dan false positif. Hasil :
Hasil : Reaktif → pemeriksaan konfirmasi menggunakanReaktif → pemeriksaan konfirmasi menggunakan metode
metode Western Blood Test Western Blood Test ( WB Test ) ( WB Test ) . . metode
metode Western Blood Test Western Blood Test ( WB Test ) ( WB Test ) . . False positif jarang terjadi.
False positif jarang terjadi.
Kekurangan WB Test : Kekurangan WB Test :
1. Memerlukan waktu yang lama 1. Memerlukan waktu yang lama 2 Membutuhkan Staff yang terlatih 2 Membutuhkan Staff yang terlatih 2. Membutuhkan Staff yang terlatih 2. Membutuhkan Staff yang terlatih
3. Memerlukan biaya yang relatif mahal 3. Memerlukan biaya yang relatif mahal
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA INDONESIA NOMOR : 241/Menkes/SK/IV/2006 NOMOR : 241/Menkes/SK/IV/2006 TENTANG TENTANG
STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN STANDAR PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN
PEMERIKSA HIV DAN INFEKSI OPORTUNISTIK PEMERIKSA HIV DAN INFEKSI OPORTUNISTIK PEMERIKSA HIV DAN INFEKSI OPORTUNISTIK PEMERIKSA HIV DAN INFEKSI OPORTUNISTIK
Tentang Tentanggg
Penggunaan strategi III : Penggunaan strategi III :
Kombinasi 3 reagen rapid test HIV T j an Diagnosis Kombinasi 3 reagen rapid test HIV T j an Diagnosis Kombinasi 3 reagen rapid test HIV → Tujuan Diagnosis. Kombinasi 3 reagen rapid test HIV → Tujuan Diagnosis.
Strategi III dengan persyaratan reagensia sebagai Strategi III dengan persyaratan reagensia sebagai
berikut : berikut :
1. Sensitivitas reagen pertama >99% 1. Sensitivitas reagen pertama >99% 2. Spesifisitas reagen kedua > 98% 2. Spesifisitas reagen kedua > 98%
S f %
S f %
3. Spesifitas reagen ketiga > 95% 3. Spesifitas reagen ketiga > 95% Untuk tujuan surveilans :
Untuk tujuan surveilans : Untuk tujuan surveilans : Untuk tujuan surveilans :
reagen pertama harus memiliki sensitiviras >99%. Spesifisitas reagen pertama harus memiliki sensitiviras >99%. Spesifisitas reagen kedua >98%. Semua regensia yang dipakai harus
reagen kedua >98%. Semua regensia yang dipakai harus terdaftar di DepKes RI
terdaftar di DepKes RI terdaftar di DepKes RI. terdaftar di DepKes RI.
Pemeriksaan menggunakan strategi III untuk diagnosis pasien yang Pemeriksaan menggunakan strategi III untuk diagnosis pasien yang
Asymptomatic. Asymptomatic.
St
d
l
ik
ti
St
d
l
ik
ti HIV
HIV
Standar alur pemeriksaan anti
Standar alur pemeriksaan anti--HIV
HIV
Pemeriksaan
Pemeriksaan anti
anti--HIV
HIV disertai
disertai informed
informed
consent
consent tertulis,
tertulis, sebelumnya
sebelumnya didahului
didahului
dengan
dengan konseling
konseling pra
pra--uji
uji // test
test dan
dan
sesudahnya
sesudahnya konseling
konseling pasca
pasca--uji
uji // test
test..
Pelaporan
Pelaporan pemeriksaan
p
p
pemeriksaan dilaporkan
p
p
dilaporkan reaktif
p
p
reaktif
dan
dan non
non reaktif
reaktif..
KERAHASIAAN!!!!
KERAHASIAAN!!!!
KERAHASIAAN!!!!
KERAHASIAAN!!!!
2. Pengukuran cellular component
2. Pengukuran cellular component :
:
Target cell adalah T.helper (CD4+) Target cell adalah T.helper (CD4+)
Normal :CD4+ : 65 % dan CD8+ : 35% dari total T
Normal :CD4+ : 65 % dan CD8+ : 35% dari total T--cell cell Pada penderita AIDS konsentrasi CD4+ menurun secara Pada penderita AIDS konsentrasi CD4+ menurun secara drastis.
drastis. drastis. drastis.
Konsentrasi CD4+ dihubungkan dengan konsentrasi CD8 . Konsentrasi CD4+ dihubungkan dengan konsentrasi CD8 . Menyebabkan rasio CD4+ / CD8 terbalik pada HIV / AIDS
TECHNIC PEMERIKSAAN .
TECHNIC PEMERIKSAAN .
CD4+
CD4+ Cara Immunophenotypng Cara Immunophenotypng menggunakan Flow menggunakan Flow Cytometri dan Cell sorter
Cytometri dan Cell sorter
PRINSIP
PRINSIP :
:
Menggabungkan kemampuan alat untuk Menggabungkan kemampuan alat untuk gggg gg pp mengindentifikasi karakteristik masing
mengindentifikasi karakteristik masing--masing masing
permukaan cell dengan kemampuan memisahkan cell permukaan cell dengan kemampuan memisahkan cell yang berada dalam suatu suspensimenurut karakteristik yang berada dalam suatu suspensimenurut karakteristik
y g p
y g p
masing
masing--masing dengan menggunakan satu atau lebih masing dengan menggunakan satu atau lebih Probe yang sesuai secara automatis melalui suatu celah Probe yang sesuai secara automatis melalui suatu celah yang diteruskan oleh seberkas sinar laser.
yang diteruskan oleh seberkas sinar laser. y g
IMMUNOPHENOTYPING
IMMUNOPHENOTYPING
IMMUNOPHENOTYPING
IMMUNOPHENOTYPING
( IMMUNOLOGI MARKERS ) SEL :
( IMMUNOLOGI MARKERS ) SEL :
DEFINISI
DEFINISI :
:
P
t
d I
l
i d
i t
kt
/
P
t
d I
l
i d
i t
kt
/
Pertanda Immunologi dari struktur /
Pertanda Immunologi dari struktur /
antigen permukaan sel baik sel
antigen permukaan sel baik sel
normal maupun sel abnormal .
normal maupun sel abnormal .
Immunophenotyping Hematolog
- Methode Immunoflourescent - Methode Immunoenzymatic
Cara Immunoflourescent :
Cara Immunoflourescent :
K
t
K
t
Keuntungan :
Keuntungan :
-- Cepat
Cepat
-- Bisa double flourescent
Bisa double flourescent Æ
Æ dua warna
dua warna
-- Banyak di gunakan
Banyak di gunakan
Kerugian :
Kerugian :
-- Flourescent tidak tahan lama
Flourescent tidak tahan lama
Methode Immunoflourescent
-Immunoflourescent Labelling Sel Suspension
- Monoklonal antibodi - Flourochrome
Methode Immunoenzymatic .
Methode Immunoenzymatic .
Methode Immunoenzymatic .
Methode Immunoenzymatic .
1. Preparat darah tepi atau sumsum tulang 1. Preparat darah tepi atau sumsum tulang 1. Preparat darah tepi atau sumsum tulang 1. Preparat darah tepi atau sumsum tulang 2. Lebelling Immunoenzyme pada preparat 2. Lebelling Immunoenzyme pada preparat
3. Reaksikan dengan kromogenic substrate 3. Reaksikan dengan kromogenic substrate
Keuntungannya
Keuntungannya
Label permanent
Label permanent
-- Label permanent
Label permanent
-- Morfologi sel dapat divisualiasikan
Morfologi sel dapat divisualiasikan
secara simultan dengan antigen
secara simultan dengan antigen
secara simultan dengan antigen
secara simultan dengan antigen
-- Menggunakan mikroskope cahaya .
Menggunakan mikroskope cahaya .
Kerugiannya
Kerugiannya
-- Lebelling perlu waktu lama
Lebelling perlu waktu lama
-- Sulit untuk labelling ganda.
Sulit untuk labelling ganda.
Si l
Sinar laser
Cell
Cell
Sinyal elektronik
Sinyal elektronik
detector
detector
celldetector
detector
Detector
Detector
→
→ dicatat sebagai karakteristik
dicatat sebagai karakteristik
cell
cell
yang bersangkutan
yang bersangkutan
cell
cell
yang bersangkutan
yang bersangkutan
→
→ Identifikasi jenis cell
Identifikasi jenis cell
→
→ aktivitas cell
aktivitas cell
→
→ aktivitas cell
aktivitas cell
→
→ Jumlah cell dalam populasi
Jumlah cell dalam populasi
campuran
campuran
campuran
campuran
3. Memantau Pasien HIV
Dengan Viral Load
PT Roche Indonesia
PT Roche Indonesia
Divisi Diagnostics
Divisi Diagnostics
Divisi Diagnostics
Divisi Diagnostics
Pendahuluan
Pendahuluan
Diketahui bahwa AIDS disebabkan oleh ‘Human Diketahui bahwa AIDS disebabkan oleh ‘Human Immunodeficiency Virus’ (HIV
Immunodeficiency Virus’ (HIV--1).1).
Dengan merusakkan selDengan merusakkan sel--sel dari sistem kekebalan,sel dari sistem kekebalan,
Dengan merusakkan selDengan merusakkan sel sel dari sistem kekebalan, sel dari sistem kekebalan, virus HIV menghancurkan kemampuan tubuh untuk virus HIV menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan jenis kanker tertentu.
melawan infeksi dan jenis kanker tertentu.
Target dari virus HIV adalah sel darah putih yang Target dari virus HIV adalah sel darah putih yang disebut sel CD4+ Infeksi HIV menyebabkan jumlah disebut sel CD4+ Infeksi HIV menyebabkan jumlah disebut sel CD4+. Infeksi HIV menyebabkan jumlah disebut sel CD4+. Infeksi HIV menyebabkan jumlah sel CD4+ menurun. Bila jumlah sel
sel CD4+ menurun. Bila jumlah sel--sel CD4+ sel CD4+
berkurang sampai pada tingkat tertentu, maka sistem berkurang sampai pada tingkat tertentu, maka sistem kekebalan tubuh menjadi lemah. Bila jumlah CD4+ kekebalan tubuh menjadi lemah. Bila jumlah CD4+ t dib h 200 t bil i f k i t i tik t dib h 200 t bil i f k i t i tik turun dibawah 200, atau apabila infeksi oportunistik turun dibawah 200, atau apabila infeksi oportunistik atau kanker timbul, maka seseorang dengan infeksi atau kanker timbul, maka seseorang dengan infeksi HIV disebut sebagai AIDS (Acquired
HIV disebut sebagai AIDS (Acquired Immunodeficiecy Syndrome).
Immunodeficiecy Syndrome).yy yy ))
Untuk mengetahui status infeksi HIV, ada dua Untuk mengetahui status infeksi HIV, ada dua
pemeriksaan laboratorium yang penting yaitu jumlah pemeriksaan laboratorium yang penting yaitu jumlah CD4+ dan viral load HIV.
Apakah Viral Load HIV ?
Apakah Viral Load HIV ?
Viral Load HIV adalah jumlah partikel virus HIV yang ditemukan Viral Load HIV adalah jumlah partikel virus HIV yang ditemukan dalam setiap mililiter darah.
dalam setiap mililiter darah.
SS ki bki b k jk j l hl h tik l itik l i HIV did lHIV did l dd hh
Semakin banyak jumlah partikel virus HIV didalam darah, Semakin banyak jumlah partikel virus HIV didalam darah, semakin cepat sel
semakin cepat sel--sel CD4+ dihancurkan dan semakin cepat sel CD4+ dihancurkan dan semakin cepat pasien kearah AIDS.
pasien kearah AIDS.
SS ti tti t kk dd fik dibfik dib h i ih i i
Apakah Viral Load HIV ?
Apakah Viral Load HIV ?
Pemeriksaan Viral Load bila dikombinasi dengan Pemeriksaan Viral Load bila dikombinasi dengan pemeriksaan jumlah CD4+ dan dipantau dari waktu pemeriksaan jumlah CD4+ dan dipantau dari waktu ke waktu memungkinkan hal
ke waktu memungkinkan hal--hal sebagai berikut :hal sebagai berikut : ke waktu memungkinkan hal
ke waktu memungkinkan hal hal sebagai berikut :hal sebagai berikut :
Mengetahui bagaimana tubuh memerangi HIVMengetahui bagaimana tubuh memerangi HIV
Memperkirakan resiko kearah AIDSMemperkirakan resiko kearah AIDS
Mengetahui efektifitas dari terapiMengetahui efektifitas dari terapi
gg pp
Viral Load memberikan tanda sejauh mana keberhasilan suatu Viral Load memberikan tanda sejauh mana keberhasilan suatu
terapi, menjaga agar virus HIV dalam kontrol dan ditekan terapi, menjaga agar virus HIV dalam kontrol dan ditekan selama mungkin dengan pengobatan
selama mungkin dengan pengobatan selama mungkin dengan pengobatan. selama mungkin dengan pengobatan.
Apakah kegunaan pemeriksaan CD4+
Apakah kegunaan pemeriksaan CD4+
dan VL?
dan VL?
Pemeriksaan jumlah CD4+ dan Viral Load dilakukan untuk Pemeriksaan jumlah CD4+ dan Viral Load dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai sistem mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai sistem kekebalan tubuh melawan virus.
kekebalan tubuh melawan virus.
Jumlah selJumlah sel--sel CD4+ dan titer Viral Load memberikan pedoman sel CD4+ dan titer Viral Load memberikan pedoman dalam menentukan dimulainya pengobatan anti
dalam menentukan dimulainya pengobatan anti--viral.viral.
Tujuannya adalah untuk menjaga agar jumlah CD4+ tinggi dan Tujuannya adalah untuk menjaga agar jumlah CD4+ tinggi dan jj yy j gj g gg jj gggg titer VL rendah. Untuk itu pemantauan jumlah CD4+ dan titer VL titer VL rendah. Untuk itu pemantauan jumlah CD4+ dan titer VL HIV sebelum dan selama pengobatan akan menunjukkan
HIV sebelum dan selama pengobatan akan menunjukkan bagaimana respon terhadap terapi.
Bagaimanakah Viral Load HIV
Bagaimanakah Viral Load HIV
diukur ?
diukur ?
Viral Load HIV menggunakan suatu teknologi yang canggih dan Viral Load HIV menggunakan suatu teknologi yang canggih dan sensitif untuk menghitung jumlah materi genetik virus HIV yang sensitif untuk menghitung jumlah materi genetik virus HIV yang ada dalam darah. Suatu pemeriksaan VL yang akurat dan
ada dalam darah. Suatu pemeriksaan VL yang akurat dan pp yy gg sensitif harus dapat mendeteksi secara konsisten, mempunyai sensitif harus dapat mendeteksi secara konsisten, mempunyai spesifitas yang tinggi dan reprodusibilitasnya baik dari tes ke spesifitas yang tinggi dan reprodusibilitasnya baik dari tes ke tes.
tes.
Vi l L d HIV di ik d k
Vi l L d HIV di ik d k t kt k ll i PCRi PCR
Viral Load HIV diperiksa dengan menggunakan Viral Load HIV diperiksa dengan menggunakan teknologi PCR teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction = Reaksi Rantai Polimerase).
Bagaimanakah Viral Load HIV
Bagaimanakah Viral Load HIV
diukur ?
diukur ?
PCR adalah suatu paten teknologi yang menghasilkan PCR adalah suatu paten teknologi yang menghasilkan
turunan/kopi yang berlipat ganda dari sekuen nukleotida dari turunan/kopi yang berlipat ganda dari sekuen nukleotida dari organisme target yang dapat mendeteksi target organisme organisme target yang dapat mendeteksi target organisme organisme target, yang dapat mendeteksi target organisme organisme target, yang dapat mendeteksi target organisme
dalam jumlah yang sangat rendah dengan spesifitas yang tinggi. dalam jumlah yang sangat rendah dengan spesifitas yang tinggi.
Target Sekuen
Rantai DNA
Bagaimanakah Viral Load HIV
Bagaimanakah Viral Load HIV
diukur ?
diukur ?
Proses PCR ini disebut amplifikasi atau Proses PCR ini disebut amplifikasi atau
penggandaan. Dalam proses amplifikasi target penggandaan. Dalam proses amplifikasi target sekuen digandakan berulang
sekuen digandakan berulang ulang sehingga didapatulang sehingga didapat sekuen digandakan berulang
sekuen digandakan berulang--ulang sehingga didapat ulang sehingga didapat jutaan kopi/turunan yang dinamakan amplikon.
jutaan kopi/turunan yang dinamakan amplikon.
Amplikon direaksikan dengan reagensia spesifik, Amplikon direaksikan dengan reagensia spesifik, sehingga dapat dihitung jumlah partikel virus HIV sehingga dapat dihitung jumlah partikel virus HIV dalam setiap mililiter darah yang diperiksa.
dalam setiap mililiter darah yang diperiksa.pp yy gg pp
Hasil pemeriksaan dilaporkan sebagai Hasil pemeriksaan dilaporkan sebagai copies/mlcopies/ml
atau dalam perhitungan matematik logaritma atau atau dalam perhitungan matematik logaritma atau atau dalam perhitungan matematik logaritma atau atau dalam perhitungan matematik logaritma atau
‘log’ ‘log’..
Misalnya hasil
Misalnya hasil pasien Xpasien X adalah adalah 173.000 copies/ml = 173.000 copies/ml = 2
2 log 5,24. log 5,24.
Proses Amplifikasi
Proses Amplifikasi
No. of No. Amplicon
C l C i f T t
Cycles Copies of Target
1 2 2 4 1 cycle = 2 Amplicon 2 cycle = 4 Amplicon 3 cycle = 8 Amplicon 2 4 3 8 4 16 4 cycle = 16 Amplicon 5 l 32 A li 4 16 5 32 6 64 5 cycle = 32 Amplicon 6 cycle = 64 Amplicon 6 64 20 1,048,576 30 1 073 741 824 7 cycle = 128 Amplicon 30 1,073,741,824
Bagaimanakah Viral Load HIV
Bagaimanakah Viral Load HIV
diukur ?
diukur ?
Proses Deteksi :
Proses Deteksi :
Denaturasi dan Hibridisasi Denaturasi dan Hibridisasi
Deteksi
Mengapa Penting mengetahui Viral Load Mengapa Penting mengetahui Viral Load
HIV ? HIV ?
Sebelum pengobatan dimulai, Viral Load HIV diperiksa Sebelum pengobatan dimulai, Viral Load HIV diperiksa
bersamaan dengan jumlah CD4+ untuk menentukan kapan bersamaan dengan jumlah CD4+ untuk menentukan kapan pengobatan harus dimulai. Apabila titer VL rendah, maka pengobatan harus dimulai. Apabila titer VL rendah, maka
p g p ,
p g p ,
keputusan mulainya pengobatan dapat ditunda. Tetapi bila keputusan mulainya pengobatan dapat ditunda. Tetapi bila meningkatnya titer VL sangat tinggi disarankan untuk mulai meningkatnya titer VL sangat tinggi disarankan untuk mulai pengobatan dengan ‘highly active antiretroviral therapy
pengobatan dengan ‘highly active antiretroviral therapy (HAART)’
(HAART)’ (HAART) . (HAART) .
Bila pengobatan antiBila pengobatan anti--viral sudah dimulai, kesuksesan viral sudah dimulai, kesuksesan pengobatan dapat dipantau dengan memeriksa VL HIV. pengobatan dapat dipantau dengan memeriksa VL HIV. Pengobatan yang efektif akan menurunkan titer VL HIV. Pengobatan yang efektif akan menurunkan titer VL HIV. Pengobatan yang efektif akan menurunkan titer VL HIV. Pengobatan yang efektif akan menurunkan titer VL HIV.
Bila titer VL HIV tidak menjadi turun atau sampai dengan tidak Bila titer VL HIV tidak menjadi turun atau sampai dengan tidak terdeteksi selama masa pengobatan, maka Dokter akan
terdeteksi selama masa pengobatan, maka Dokter akan merekomendasikan untuk mengganti dengan obat yang merekomendasikan untuk mengganti dengan obat yang berbeda.
Kapan Viral Load HIV harus
Kapan Viral Load HIV harus
diperiksa ?
diperiksa ?
p
p
Pemeriksaan awalan atau ‘baseline’Pemeriksaan awalan atau ‘baseline’ : pada : pada saat kunjungan pertama ke Dokter akan
saat kunjungan pertama ke Dokter akan dianjurkan periksa jumlah CD4+ dan Viral dianjurkan periksa jumlah CD4+ dan Viral Load untuk menentukkan kapan harus Load untuk menentukkan kapan harus Load untuk menentukkan kapan harus Load untuk menentukkan kapan harus dimulainya terapi.
dimulainya terapi.
Pemeriksaan setelah terapi dimulaiPemeriksaan setelah terapi dimulai : :
direkomendasikan agar pemeriksaan diulang direkomendasikan agar pemeriksaan diulang dalam waktu 2
dalam waktu 2 4 minggu setelah terapi4 minggu setelah terapi dalam waktu 2
dalam waktu 2--4 minggu setelah terapi 4 minggu setelah terapi dimulai untuk melihat respon pengobatan. dimulai untuk melihat respon pengobatan. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dalam Pemeriksaan selanjutnya dilakukan dalam kurun waktu 4
kurun waktu 4--6 bulan atau sampai dengan 6 bulan atau sampai dengan VL tidak terdeteksi
VL tidak terdeteksi VL tidak terdeteksi. VL tidak terdeteksi.
Pemeriksaan selama terapiPemeriksaan selama terapi : :
direkomendasikan untuk periksa VL dan direkomendasikan untuk periksa VL dan jumlah CD4+ setiap 3
jumlah CD4+ setiap 3--4 bulan sekali untuk 4 bulan sekali untuk
t f ktifit t i
t f ktifit t i
memantau efektifitas terapi. memantau efektifitas terapi.
Pemeriksaan bila belum dilakukan terapiPemeriksaan bila belum dilakukan terapi : : bila pemeriksaan VL yang pertama sangat bila pemeriksaan VL yang pertama sangat rendah dan jumlah CD4+ sangat tinggi, rendah dan jumlah CD4+ sangat tinggi, jj gg gggg maka Dokter tidak akan mulai terapi. maka Dokter tidak akan mulai terapi. Walaupun terapi belum dimulai, setiap 3 Walaupun terapi belum dimulai, setiap 3--4 4 bulan harus periksa VL untuk mengetahui bulan harus periksa VL untuk mengetahui bagaimana tubuh melawan virus. Bila titer bagaimana tubuh melawan virus. Bila titer
Apakah arti hasil Viral Load HIV ?
Apakah arti hasil Viral Load HIV ?
Meningkat atau menurunnya hasil titer Viral Meningkat atau menurunnya hasil titer Viral Load lebih dari 1/10 kali lipat atau lebih
Load lebih dari 1/10 kali lipat atau lebih besar dari ‘1 log’ maka dikatakan ada besar dari ‘1 log’ maka dikatakan ada besar dari 1 log maka dikatakan ada besar dari 1 log maka dikatakan ada perubahan hasil yang berarti.
perubahan hasil yang berarti.
Hasil Viral Load tidak terdeteksi adalah bila Hasil Viral Load tidak terdeteksi adalah bila
titer HIV sangat rendah
titer HIV sangat rendah sehingga tidak sehingga tidak dapat terbaca oleh reagensia.
dapat terbaca oleh reagensia. Jumlah virus Jumlah virus didalam darah sangat sedikit atau hasil VL didalam darah sangat sedikit atau hasil VL tidak terdeteksi membuat resiko kearah tidak terdeteksi membuat resiko kearah
AIDS dan juga resiko resisten terhadap obat AIDS dan juga resiko resisten terhadap obat AIDS dan juga resiko resisten terhadap obat AIDS dan juga resiko resisten terhadap obat menjadi rendah.
menjadi rendah.
Bila hasil yang sudah tidak terdeteksi Bila hasil yang sudah tidak terdeteksi menjadi terdeteksi kembali, maka menjadi terdeteksi kembali, maka pemeriksaan harus diulang untuk pemeriksaan harus diulang untuk
meyakinkan hasilnya. Bila hasil ulangan meyakinkan hasilnya. Bila hasil ulangan tetap meningkat dari pemeriksaan
tetap meningkat dari pemeriksaan
sebelumnya maka Dokter akan melihat sebelumnya maka Dokter akan melihat sebelumnya maka Dokter akan melihat sebelumnya maka Dokter akan melihat faktor kemungkinannya dan
faktor kemungkinannya dan dapat berarti dapat berarti bahwa pengobatan sekarang sudah tidak bahwa pengobatan sekarang sudah tidak efektif lagi dan harus dilakukan modifikasi efektif lagi dan harus dilakukan modifikasi
b t b t
Polymerase Chain Reaction
Polymerase Chain Reaction
Polymerase Chain Reaction
Polymerase Chain Reaction
PT Roche Indonesia
Apakah Metoda PCR ?
Apakah Metoda PCR ?
Metoda PCR adalah paten teknologi yang dapat Metoda PCR adalah paten teknologi yang dapat pp g yg y gg pp
membuat tiruan berlipat ganda dari sekuen nukleotida membuat tiruan berlipat ganda dari sekuen nukleotida spesifik dari organisme target.
spesifik dari organisme target.
Metoda PCR menyediakan suatu mekanisme untuk Metoda PCR menyediakan suatu mekanisme untuk mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang sangat kecil dengan spesifitas yang tinggi.
sangat kecil dengan spesifitas yang tinggi.
Teknologi PCR ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun Teknologi PCR ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun 1985.
Apakah Metoda PCR ?
Apakah Metoda PCR ?
Metoda PCR dapat digunakan untuk berbagai aplikasi Metoda PCR dapat digunakan untuk berbagai aplikasi pp gg gg pp penting seperti bidang penelitian biologi, genetika,
penting seperti bidang penelitian biologi, genetika, arkeologi, forensik, tes paterniti dan diagnostik klinik. arkeologi, forensik, tes paterniti dan diagnostik klinik. Didalam bidang diagnostik klinik, hanya dibutuhkan Didalam bidang diagnostik klinik, hanya dibutuhkan
jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya berlipat ganda sehingga ada atau tidak adanya virus
berlipat ganda sehingga ada atau tidak adanya virus dan bakteri spesifik serta mutasi materi genetik dapat dan bakteri spesifik serta mutasi materi genetik dapat dideteksi
dideteksi dideteksi dideteksi
Tahapan Proses PCR
Tahapan Proses PCR
Pre Pre –– PCR : PCR : Preparasi reagensia Preparasi reagensiaPreparasi spesimen : isolasi/ purifikasi DNA/ RNA Preparasi spesimen : isolasi/ purifikasi DNA/ RNA
PCR lifik i
PCR lifik i
PCR : proses amplifikasi PCR : proses amplifikasi
Denaturasi (pemisahan rantai DNA) Denaturasi (pemisahan rantai DNA) Annealing (penempelan primer)
Annealing (penempelan primer)
Extension (pemanjangan oleh enzim) Extension (pemanjangan oleh enzim)
Post
Post –– PCR :PCR :
Deteksi/ Analisa Hasil PCR Deteksi/ Analisa Hasil PCR Deteksi/ Analisa Hasil PCR Deteksi/ Analisa Hasil PCR
Sekuen Target
Sekuen Target
Sekuen Target
Sekuen Target
Target Sequence DNA/ RNA diperoleh dari hasil isolasi/ purifikasi target organisme DNA Strand target organisme Double Helix DNA Strand Supercoiled DNA Strand Chromosome
Komponen Basa DNA
Komponen Basa DNA
Komponen Basa DNA
Komponen Basa DNA
DNA B N l t
Base Nucleoside Nucleotide Abbreviation Base Ring
Structure
DNA Base Nomenclature
Structure
Adenine (A) Adenosine Adenosine dATP Purine Triphosphate
Guanine (G) Guanosine Guanosine dGTP Purine Triphosphate
Thymine (T) Thymidine Thymidine dTTP Pyrimidine Triphosphatep p
Cytosine (C) Cytidine Cytidine dCTP Pyrimidine Triphosphate
Perbedaan antara RNA dan DNA
Perbedaan antara RNA dan DNA
Perbedaan antara RNA dan DNA
Perbedaan antara RNA dan DNA
Diff b t RNA d DNA
RNA DNA
S Rib D ib
Difference between RNA and DNA
Sugar Ribose Deoxyribose
Adenine (A) Adenine (A)
Bases Cytosine (C) Cytosine (C)
Uracil (U) Thymine (T)
Guanine (G) Guanine (G)
No. of strands Usually single Double
Sekuen Nukleotida
Sekuen Nukleotida
H d B d Hydrogen Bonds Cytosine (C) Adenine (A) Guanine (G) Thymine (T)Guanine (G) Adenine (A)
Thymine (T) Cytosine (C) ( ) Deoxyribose (Sugar molecule) Phosphoric Acid (Phosphate molecule)
Phosphate M l l
Ikatan Basa, Gula
Ikatan Basa, Gula
DeoxyriboseS M l l
Molecule
,,
dan Kelompok Fosfat
dan Kelompok Fosfat
Sugar MoleculeBases 5’ 3’ Hydrogen B d 3’ 5’ Bonds Sugar-Phosphate Backbone
PROSES PCR
PROSES PCR
PROSES PCR
PROSES PCR
1
1 –
– Denaturasi oleh panas
Denaturasi oleh panas
Target Sequence
2
2 –
– Penempelan pasangan primer
Penempelan pasangan primer
p
p
p
p
g
g
p
p
berlabel biotin di kedua ujung Sekuen Target
berlabel biotin di kedua ujung Sekuen Target
3
3 -- Taq
Taq DNA Polymerase mengkatalisa
q
q
DNA Polymerase mengkatalisa
y
y
g
g
pemanjangan Primer sebagai
pemanjangan Primer sebagai
Komplemen Nukleotida
Akhir Siklus PCR ke
Akhir Siklus PCR ke--1
1
Hasil 2 tiruan dari Sekuen Target
Hasil 2 tiruan dari Sekuen Target
Target Amplifikasi : Siklus PCR diulang
Target Amplifikasi : Siklus PCR diulang
Target Amplifikasi : Siklus PCR diulang
Target Amplifikasi : Siklus PCR diulang
No. of No. Amplicon Cycles Copies of Target Cycles Copies of Target
1 2 2 4 1 cycle = 2 Amplicon 2 cycle = 4 Amplicon 3 cycle = 8 Amplicon 3 8 4 16 y p 4 cycle = 16 Amplicon 5 l 32 A li 5 32 6 64 20 1 048 576 5 cycle = 32 Amplicon 6 cycle = 64 Amplicon 20 1,048,576 30 1,073,741,824 7 cycle = 128 Amplicon
Deteksi/Analisa Hasil PCR
Deteksi/Analisa Hasil PCR
Elektroforesis gel agarosa (horizontal) Elektroforesis gel agarosa (horizontal) Eleftroforesis gel poliakrilamid (vertikal) Eleftroforesis gel poliakrilamid (vertikal)gg pp (( )) Enzym labelling oligonucleotide
Enzym labelling oligonucleotide Biotin
Biotin--labelled oligonucleotidelabelled oligonucleotide Digoxigenin
Digoxigenin--labelled oligonucleotidelabelled oligonucleotide Selanjutnya : RFLP, Sequencing dll. Selanjutnya : RFLP, Sequencing dll.
RT
RT –
– PCR
PCR
1
1 -- Primer berlabel biotin menempel pada
Primer berlabel biotin menempel pada
Sekuen Target RNA
2
2 -- rrTth
Tth DNA Polymerase mengkatalisa
DNA Polymerase mengkatalisa
y
y
g
g
pemanjangan Primer dengan
pemanjangan Primer dengan
Nukleotida komplemennya
Nukleotida komplemennya
3
3 –
– Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA)
Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA)
3
3 Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA)
Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA)
terhadap Sekuen Target
PCR Step 1
PCR Step 1
Denaturasi oleh Panas
Denaturasi oleh Panas
PCR Step 1
PCR Step 1 –
– Denaturasi oleh Panas
Denaturasi oleh Panas
Target RNA Sequence
cDNA
PCR Step 2
PCR Step 2
Penempelan Primer pada cDNA
Penempelan Primer pada cDNA
PCR Step 2
PCR Step 3
PCR Step 3 -- rrTth
Tth DNA Polymerase
DNA Polymerase
PCR Step 3
PCR Step 3 rrTth
Tth DNA Polymerase
DNA Polymerase
mengkatalisa pemanjangan Primer
mengkatalisa pemanjangan Primer
Akhir Siklus ke
Akhir Siklus ke--1 PCR
1 PCR –
–
Akhir Siklus ke
Akhir Siklus ke 1 PCR
1 PCR
Hasil tiruan Untai Ganda DNA (Amplikon)
Hasil tiruan Untai Ganda DNA (Amplikon)
dari Sekuen Target
dari Sekuen Target
g
g
Akhir Siklus ke
Akhir Siklus ke--2 PCR
2 PCR –
–
Akhir Siklus ke
Akhir Siklus ke 2 PCR
2 PCR
rrTth
Tth DNA Polymerase mengkatalisa
DNA Polymerase mengkatalisa
pemanjangan Primer
PCR
PCR –
– Amplifikasi Exponensial :
Amplifikasi Exponensial :
p
p
p
p
Setiap Siklus Baru menghasilkan jumlah
Setiap Siklus Baru menghasilkan jumlah
berlipat ganda dari Amplikon
berlipat ganda dari Amplikon
1 cycle = 1 (RNA/cDNA hybrid)
Single strand RNA
2 cycle = 2 3 cycle = 4 4 cycle = 8 5 cycle = 16 6 cycle = 32 6 cycle 32 7 cycle = 64