• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Proposal Disertasi Revisi 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pra Proposal Disertasi Revisi 13"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I. PENDAHULUAN Bab I. PENDAHULUAN 1.

1.1.1. LaLatatarbrbelelakakanangg

Indo

Indonesnesia ia adaadalah lah negnegara ara kekepulpulauaauan n (ar(arcipcipelaelago go statstate) e) yanyangg te

terbrbesesar ar di di duduninia a dadan n teterbrbereri i (g(givivenen). ). SeSebabagai gai nenegagara ra kkepepululauauanan dengan jumlah pulau yang banyak serta luas laut yang lebih besar dengan jumlah pulau yang banyak serta luas laut yang lebih besar daripada darat , kaya sumber daya

daripada darat , kaya sumber daya alam, beragam sosial budaya, sertaalam, beragam sosial budaya, serta  jumlah

 jumlah penduduk penduduk yang yang besar; besar; tentu tentu di di samping samping memiliki memiliki peluang peluang dandan har

harapaapan n bagbagi i masmasa a depdepan an banbangsa gsa dan dan kekesejsejahtahtereraan aan rakrakyatyat, , tettetapiapi  juga

 juga memiliki memiliki tantangan tantangan dan dan hambatan hambatan yang yang tidak tidak kecil kecil dalamdalam mengelola potensi tersebut.

mengelola potensi tersebut. Sebagaimana

Sebagaimana beberapa beberapa daerah daerah lain, lain, Maluku Maluku juga juga adalah adalah wilayahwilayah kepulauan yang terberi, memiliki sumber daya alam maupun beragam kepulauan yang terberi, memiliki sumber daya alam maupun beragam sum

sumber ber daydaya a sossosial ial budbudaya aya (so(sociocioculculturtural al capcapitaital) l) yanyang g potpotensensialial (!atloly, "#$%). Sejak dulu masyarakat Maluku tinggal dan tersebar di (!atloly, "#$%). Sejak dulu masyarakat Maluku tinggal dan tersebar di pulau

pulaupulau pulau besar dan besar dan keckecil il sertserta a membmembentuk satuansatuentuk satuansatuan an sosialsosial,, membangun kebudayaan dan normanorma sosialnya, mengelola alam membangun kebudayaan dan normanorma sosialnya, mengelola alam sek

sekitaitarnrnya, ya, salsaling ing berberintinteraeraksi ksi antantar ar sessesama ama daldalam am satsatu u pulpulauau maupun dengan masyarakat di pulau lain, bahkan dengan komunitas maupun dengan masyarakat di pulau lain, bahkan dengan komunitas luar Maluku. Sebagian besar tinggal di pesisir sebagai nelayan, namun luar Maluku. Sebagian besar tinggal di pesisir sebagai nelayan, namun sebagian pula tinggal di pegunungan dan pedalaman sebagai petani sebagian pula tinggal di pegunungan dan pedalaman sebagai petani da

dan n peperaramumu. . MaMasysyararakakat at papada da wiwilalayayahhwiwilalayayah h tetertrtenentu tu tetelalahh beradaptasi dengan perkembangan kemajuan yang membuat proses beradaptasi dengan perkembangan kemajuan yang membuat proses perubahan sosialnya cepat (rapid social change), tetapi pada wilayah perubahan sosialnya cepat (rapid social change), tetapi pada wilayah wi

wilalayayah h tetertrtenentu tu mamasisih h hihidudup p dadalalam m kkonondidisi si yayang ng sesedederrhanhana a dandan tra

tradisdisionional serta terial serta terisolsolasi sehiasi sehinggngga a prproseoses s perperubahubahan an sossosialialnyanya lambat (slow social change).

lambat (slow social change). Sebagai

Sebagai daerah daerah kepulauan, kepulauan, Maluku Maluku memiliki memiliki luas luas wilayahwilayah &$

&$".".''&,&,  kmkm" " yayang ng dididodomiminanasi si lalaut ut sesebebesasar r **+.+.""'.'.  kmkm"" (",

(",') d') dan daran daratan *atan *',$+',$+* km" * km" (&, (&, ). -). -umlah umlah pulau pulau $.%'$.%'# # m"m"

$ $

(2)
(3)

(besar dan kecil) baik penghuni maupun tidak, garis pantai $#." m, (besar dan kecil) baik penghuni maupun tidak, garis pantai $#." m, dengan pulau terbesar adalah pulau Seram ($+."* km"), pulau /uru dengan pulau terbesar adalah pulau Seram ($+."* km"), pulau /uru (.### km"), pulau 0

(.### km"), pulau 0amdena (1amdena (1animbar) animbar) (*.#+* km"), dan pulau !(*.#+* km"), dan pulau !etaretar (%

(%.."' "' kmkm")"). . aarrenena a MaMaluluku ku memerurupapakakan n wiwilalayayah h kkepepululauaauan n dadann di

didodomiminanasi si lalaututan an yayang ng luluasas, , mamakka a ikiklilim m di di dadaererah ah inini i sasangngatat di

dipepengangaruruhi hi ololeh eh lalaututan an dadan n beberlrlangangsusung ng seseiriramama a dedengngan an ikiklilimm musiman.

musiman.

-uml

-umlah ah pendupenduduk duk MalukMaluku u saat saat ini ini 2 2 $.*$.*&.'#&.'#  jiwa. jiwa. -uml-umlahah ter

tersebsebut ut menmendiadiami mi wiwilaylayah ah selseluas uas *'*'.$+.$+* * km" km" dendengan gan kekepadpadataatann penduduk 2 "% orang per km persegi. 3ersebaran penduduk di Maluku penduduk 2 "% orang per km persegi. 3ersebaran penduduk di Maluku ti

tidak dak memeraratata, , di di mamana na MaMaluluku ku 11enengagah h prprososenentatase se pependndududuknuknyaya ter

tercatcatat at leblebih ih tintinggi ggi dibdibandianding ng dendengan gan kakabupbupateaten4kn4kota ota lailain, n, yaiyaitutu 2 '%.$* . Sementara abupaten /uru hanya mencapai 2 $#.%  2 '%.$* . Sementara abupaten /uru hanya mencapai 2 $#.%  lebih kecil dari kabupaten4kota lain. 5amun untuk ota 6mbon, angka lebih kecil dari kabupaten4kota lain. 5amun untuk ota 6mbon, angka k

kepepadadatatanannynya a cucukkup up ttininggggi, i, yyaiaitu tu mmenenccapapai ai 2 2 $ $ kmkm"". . 7a7ajuju pertumbuhan penduduk berkisar ". , sedangkan rasio jenis kelamin pertumbuhan penduduk berkisar ". , sedangkan rasio jenis kelamin (se8 ratio) mencapai $,% di mana penduduk lakilaki lebih banyak dari (se8 ratio) mencapai $,% di mana penduduk lakilaki lebih banyak dari penduduk perempuan. 9rientasi pekerjaan penduduk di Maluku untuk penduduk perempuan. 9rientasi pekerjaan penduduk di Maluku untuk se

sektoktor r pepertrtanianian an mamasisih h memendndomomininasasi i sesektktor or lalainin, , yayakni 2 kni 2 '& ,'& , disusul bidang perdagangan dan jasa sebesar 2 %,$% , sedangkan disusul bidang perdagangan dan jasa sebesar 2 %,$% , sedangkan sisany

sisanya seba sebesar esar 2 $2 $,'% ,'%  te tersebrsebar dalar dalam seam sektorktorsektsektor lor lain (ain (/3S/3S 3rovinsi Maluku, "#$%).

3rovinsi Maluku, "#$%). epulauan

epulauan 11animbaanimbar r abupateabupaten n Maluku Maluku 11enggara enggara /arat /arat (M1/)(M1/) adalah satu

adalah satu dari dari $$ $$ kabupaten4kkabupaten4kota dari ota dari 3rov3rovinsi insi Maluku Maluku juga juga adalahadalah wilay

wilayah ah kekepulauapulauan. n. 7uas 7uas wilaywilayah ah M1/ M1/ adalah adalah *.#+*.#+* * km". km". -umla-umlahh pen

pendudduduk uk ababupatupaten en M1/ M1/ saasaat t ini ini 2 2 $#$#.*+.*+  jiwjiwa a dardari i jumjumlahlah pendud

penduduk 3uk 3rovrovinsi insi MalukMaluku. u. epulauepulauan 1an 1animbanimbar ar umumumumnya nya (pula(pulauu  0

 0amdena) memiliki amdena) memiliki dataran dataran rendah. Sebagian rendah. Sebagian besar besar penduduk penduduk tinggaltinggal di pesisir

di pesisir. Mata pencari. Mata pencarian penduduk sebagian bean penduduk sebagian besar sar petani ladang danpetani ladang dan nelayan tradisional (/3S ab M1/, "#$%).

nelayan tradisional (/3S ab M1/, "#$%).

" "

(4)
(5)

(besar dan kecil) baik penghuni maupun tidak, garis pantai $#." m, (besar dan kecil) baik penghuni maupun tidak, garis pantai $#." m, dengan pulau terbesar adalah pulau Seram ($+."* km"), pulau /uru dengan pulau terbesar adalah pulau Seram ($+."* km"), pulau /uru (.### km"), pulau 0

(.### km"), pulau 0amdena (1amdena (1animbar) animbar) (*.#+* km"), dan pulau !(*.#+* km"), dan pulau !etaretar (%

(%.."' "' kmkm")"). . aarrenena a MaMaluluku ku memerurupapakakan n wiwilalayayah h kkepepululauaauan n dadann di

didodomiminanasi si lalaututan an yayang ng luluasas, , mamakka a ikiklilim m di di dadaererah ah inini i sasangngatat di

dipepengangaruruhi hi ololeh eh lalaututan an dadan n beberlrlangangsusung ng seseiriramama a dedengngan an ikiklilimm musiman.

musiman.

-uml

-umlah ah pendupenduduk duk MalukMaluku u saat saat ini ini 2 2 $.*$.*&.'#&.'#  jiwa. jiwa. -uml-umlahah ter

tersebsebut ut menmendiadiami mi wiwilaylayah ah selseluas uas *'*'.$+.$+* * km" km" dendengan gan kekepadpadataatann penduduk 2 "% orang per km persegi. 3ersebaran penduduk di Maluku penduduk 2 "% orang per km persegi. 3ersebaran penduduk di Maluku ti

tidak dak memeraratata, , di di mamana na MaMaluluku ku 11enengagah h prprososenentatase se pependndududuknuknyaya ter

tercatcatat at leblebih ih tintinggi ggi dibdibandianding ng dendengan gan kakabupbupateaten4kn4kota ota lailain, n, yaiyaitutu 2 '%.$* . Sementara abupaten /uru hanya mencapai 2 $#.%  2 '%.$* . Sementara abupaten /uru hanya mencapai 2 $#.%  lebih kecil dari kabupaten4kota lain. 5amun untuk ota 6mbon, angka lebih kecil dari kabupaten4kota lain. 5amun untuk ota 6mbon, angka k

kepepadadatatanannynya a cucukkup up ttininggggi, i, yyaiaitu tu mmenenccapapai ai 2 2 $ $ kmkm"". . 7a7ajuju pertumbuhan penduduk berkisar ". , sedangkan rasio jenis kelamin pertumbuhan penduduk berkisar ". , sedangkan rasio jenis kelamin (se8 ratio) mencapai $,% di mana penduduk lakilaki lebih banyak dari (se8 ratio) mencapai $,% di mana penduduk lakilaki lebih banyak dari penduduk perempuan. 9rientasi pekerjaan penduduk di Maluku untuk penduduk perempuan. 9rientasi pekerjaan penduduk di Maluku untuk se

sektoktor r pepertrtanianian an mamasisih h memendndomomininasasi i sesektktor or lalainin, , yayakni 2 kni 2 '& ,'& , disusul bidang perdagangan dan jasa sebesar 2 %,$% , sedangkan disusul bidang perdagangan dan jasa sebesar 2 %,$% , sedangkan sisany

sisanya seba sebesar esar 2 $2 $,'% ,'%  te tersebrsebar dalar dalam seam sektorktorsektsektor lor lain (ain (/3S/3S 3rovinsi Maluku, "#$%).

3rovinsi Maluku, "#$%). epulauan

epulauan 11animbaanimbar r abupateabupaten n Maluku Maluku 11enggara enggara /arat /arat (M1/)(M1/) adalah satu

adalah satu dari dari $$ $$ kabupaten4kkabupaten4kota dari ota dari 3rov3rovinsi insi Maluku Maluku juga juga adalahadalah wilay

wilayah ah kekepulauapulauan. n. 7uas 7uas wilaywilayah ah M1/ M1/ adalah adalah *.#+*.#+* * km". km". -umla-umlahh pen

pendudduduk uk ababupatupaten en M1/ M1/ saasaat t ini ini 2 2 $#$#.*+.*+  jiwjiwa a dardari i jumjumlahlah pendud

penduduk 3uk 3rovrovinsi insi MalukMaluku. u. epulauepulauan 1an 1animbanimbar ar umumumumnya nya (pula(pulauu  0

 0amdena) memiliki amdena) memiliki dataran dataran rendah. Sebagian rendah. Sebagian besar besar penduduk penduduk tinggaltinggal di pesisir

di pesisir. Mata pencari. Mata pencarian penduduk sebagian bean penduduk sebagian besar sar petani ladang danpetani ladang dan nelayan tradisional (/3S ab M1/, "#$%).

nelayan tradisional (/3S ab M1/, "#$%).

" "

(6)
(7)

Secara

Secara geogra:s, geogra:s, M1/ M1/ berbatasan berbatasan dengan dengan negara negara 6ustralia.6ustralia. 

ararenena a ititu u bebebeberarapa pa pupulalau u di di M1M1/ / ololeh eh 33 33 5o5o  &+ &+ 11ahahun un "#"##*#* ditet

ditetapkan apkan sebagsebagai ai pulau terluar pulau terluar (ber(beranda anda terterdepandepan) ) sertserta a awawasanasan 3

3erberbataatasan dengasan dengan n 5eg5egara 6ustrara 6ustralialia. a. 3u3ulau terblau terbesaesar r adaladalah ah pulpulauau  0

 0amdena, amdena, sedangkan sedangkan pulau pulau <or<ordata, data, 7arat, 7arat, !uliar!uliaru, u, Selu, Selu, Seira, Seira, dandan Se

Sellararu u aadadallah ah pupullau au sesedadangng, , sisisasanynya a pupullauauppululau au kkeecicil l babaiikk berpenghuni maupun tidak. =i pulaupulau tersebut berdiam beberapa berpenghuni maupun tidak. =i pulaupulau tersebut berdiam beberapa subsuk

subsuku u 11animbanimbar ar dengadengan n subksubkebudayebudayaan aan dan dan bahasa bahasa lokal yanglokal yang berbeda, namun mereka memiliki adat dan budaya yang mengingat berbeda, namun mereka memiliki adat dan budaya yang mengingat dan mempersatukan mereka

dan mempersatukan mereka sebagasebagai i suku 1suku 1animbar.animbar. 1

1erkait erkait dengan dengan itu, itu, epulauan epulauan 11animbar animbar abupaten abupaten M1/, M1/, yangyang dulunya

dulunya masih satu dengmasih satu dengan abupaten Man abupaten Maluku 1aluku 1enggara (abupatenenggara (abupaten Induk)

Induk) sebelsebelum pemum pemekarekaran, an, oleh doleh dua penua peneliteliti -eri -erman, yman, yakni 5iakni 5ico co dede  -onge dan 1

 -onge dan 1oos >oos >an =ijk an =ijk ($*) diberi juluk($*) diberi julukan sebagaian sebagai Forgotten IslandForgotten Island of

of IndonIndonesiaesia atau atau eepulaupulauan an 00ang ang 11erluperlupakanakan. . ?ksist?ksistensi ensi kekepulauapulauann yang terlupakan itu ditandai dengan ciri keterisolasian, ketertinggalan, yang terlupakan itu ditandai dengan ciri keterisolasian, ketertinggalan, ke

keterterbelbelakakangaangan, n, tratradisdisionional, al, minminim saranim sarana a dan prasadan prasaranrana, a, sersertata kemiskinan. 6pa y

kemiskinan. 6pa yang dikemukang dikemukakan kedua peneakan kedua peneliti dan liti dan penulis -ermanpenulis -erman it

itu u mmeemmililiiki ki kkebebeenanarran an emempipiririk, k, sesejjak ak memerreekka a mmeenenellititi i dadann men

menererbitbitkan bukkan buku u memerereka, sampka, sampai hari ini ai hari ini kkepuepulaulauan an 11anianimbambarr abup

abupaten M1/ aten M1/ masih termasih termasuk kabmasuk kabupaten terupaten tertinggatinggal dan termil dan termiskinskin dari

dari kabupkabupaten aten di di 3r3rovinsi ovinsi MalukMaluku, u, dan dan @3-M @3-M 5asio5asional nal "#$#"#$#"#$"#$'' ditetapkan sebagai salah

ditetapkan sebagai salah satu =aerah 1satu =aerah 1ertinggal dari $+% abupaten ertinggal dari $+% abupaten didi Indo

Indonesnesia. ia. SemSemententara ara 3r3roviovinsi nsi MalMalukuku u sensendirdiri i adaladalah ah prproviovinsinsi ter

termiskimiskin ketin ketiga ga dari bawah dardari bawah dari %' provini %' provinsi di Indonesisi di Indonesia (/iro 3usa (/iro 3usatat Sta

Statististiktik, , "#$"#$#)#). . emiemiskiskinan di nan di MalMalukuku u khukhususnsusnya di ya di epuepulaulauanan  1

 1animbar animbar M1/ M1/ selain selain keteriketerisolasian solasian wilayah wilayah dengan dengan rentang rentang kendalikendali (span oA

(span oA contrcontrol) yang cukol) yang cukup luas sebagaup luas sebagai Aaktor hambi Aaktor hambatan (baratan (barrierrier Aac

Aactotorsrs) ) dedengngan an ininArArasastrtrukuktutur r yayang ng mamasisih h teterbrbatatasas, , jujuga ga AaAaktoktorr k

kebebijijakakan an pepemmbabangngununan an (t(tererututamama a di di mmasasa a llalalu) u) yyanang g bebellumum

% %

(8)
(9)

menyentuh secara komprehensiA dan merata di seluruh pulau. Bal ini menyentuh secara komprehensiA dan merata di seluruh pulau. Bal ini san

sangat gat kokontrntras as dendengan gan potpotensensi i sumsumberberdaydaya a alaalam m yanyang g memelimlimpahpah,, namun tingkat kesejahteraan masyarakat masih di bawah ratarata. namun tingkat kesejahteraan masyarakat masih di bawah ratarata.

=ari

=ari gambaran gambaran garis garis besar besar kondisi kondisi di di atas, atas, memberi memberi gambarangambaran ba

bahwhwa a MaMalulukku u umumumumnynya a sesecacara ra khkhususus us epepululauauan an 11ananimimbabarr ab

abupaupaten ten M1/ M1/ mememilmiliki iki potpotensensi i kekekaykayaan aan alaalam m dan dan ragragam am sossosialial budaya

budaya yang yang spesi:k. spesi:k. 5amun 5amun juga juga di di sisi sisi lain lain memiliki memiliki hambatan hambatan dandan ta

tantntanangagan n di sdi samampiping anng ancacamaman sen sertrta pea peluluanang g dadalalam prm prososeses pemba

pembangunan ngunan untuk untuk menimeningkatngkatkan kan kekesejahtsejahteraan eraan masymasyarakaarakatnya.tnya. Sudah banyak yang meneliti dan mempelajari kehidupan komunitas Sudah banyak yang meneliti dan mempelajari kehidupan komunitas ma

masysyararakakat at di di MaMalulukku u dedengngan an beberbrbagagai ai kakararaktktererisistitiknknya ya sesertrtaa pe

pendndekekatatan an didisisiplplin in ililmu mu tetertrtenentutu. . 5a5amumun n mamasisih h sesedidikikit t babahkhkanan mu

mungngkikin n bebelulum m adada a yyanang g sesecacara ra spspesesi:i:k k dadan n seseririus us memembmbererii per

perhatian untuk hatian untuk mempmempelajelajari ari sertserta a mengmengkaji secara kaji secara mendamendalam lam dandan ko

komprmpreheehensinsiA A masmasyaryarakaakat Mt Malualuku ku khukhusussusnya nya 11anianimbambar r sebsebagaagaii sebuah k

sebuah komunitas komunitas kepulauan dari epulauan dari aspek aspek sosiologis.sosiologis.

arena itu Makalah uali:kasi (3ra3roposal) ini berusaha melihat arena itu Makalah uali:kasi (3ra3roposal) ini berusaha melihat da

dari ri pependndekekatatan an yyanang g beberbrbededa, a, dedengngan an memenynyiaiapkpkan an kkereranangkgkaa pem

pemikiikiran ran dardari i perperspespektiktiA A sosisosioloologis gis tententantang g CCemiemiskiskinan nan dandan =i

=inanamimikka a MaMasysyararakakat at epepululauauan an (S(Stutudi di SoSosisiolologogis is MaMasysyararakakatat 3erbatasan di epul

3erbatasan di epulauan auan 11animbar abupaten Maluku 1animbar abupaten Maluku 1enggara /aratenggara /arat 3rovinsi MalukuD.

3rovinsi MalukuD.

1.

1.2.2. PePerurumumusasan n MaMasasalalahh

Ilm

Ilmuan uan maumaupun pun birbirokrokrat at sersering ing mememahmahami ami masmasyaryarakakat at didi k

kepepululauauan an dadarri i peperrspspeektktiA iA kkonontitinenentntalal, , sesehihingngga ga teterrkkadadanangg pertimbangan ilmiah maupun kebijakankebijakan pembangunan dan pertimbangan ilmiah maupun kebijakankebijakan pembangunan dan pe

pememeririntntahaahan n memengngalalamami i hahambmbatatan an daldalam am memengngimimplplememenentastasii pr

progrogramamprprogrogram am pempembanbangungunan an maumaupun pun penpengemgembangbangan an kokonsensepp kei

keilmuan lmuan (para(paradigma digma sosiolsosiologi) ogi) secarsecara a teorteoritis. itis. =enga=engan n memmemahamiahami

' '

(10)
(11)

masyarakat yang hidup di kepulauan dari EperspektiA kepulauanF, akan memberi kemungkinan lebih mudah bagi para ilmuan maupun birokrat (policy makers) memahami AaktorAaktor penghambat (barrier Aactors) maupun Aaktor peluang (opportunity Aactors) dalam mengembangkan konsep keilmuan secara teoritis (sosiologi) maupun perumusan kebijakankebijakan dan programprogram pembangunan yang relevan dan adaptiA serta implementatiA guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kepulauan.

Maluku umumnya, khususnya epulauan 1animbar memiliki karakterisitk wilayah yang spesi:k dengan potensi ekonomi, sosial dan budaya yang dimiliki. arena itu memahami masyarakat epulauan  1animbar akan lebih relevan dari perspektiA kepulauan. =alam kaitan itu rumusan masalah penelitian (3ra3roposal) ini dilakukan secara terbuka (openended) agar membuka kemungkinan data berkembang dan penemuan halhal baru di lapangan selama penelitian (Greswell, "#$'  $$"#'). =alam kerangka itu, permasalahan penelitian ini dirumuskan sbb 

(a) /agaimanakah masyarakat 1animbar mempertahankan

kelangsungan hidup mereka sebagai komunitas kepulauanH

(b)Seperti apa karakteristik sistem sosialbudaya masyarakat  1animbar sebagai sebuah entitas sosiokultural memiliki nilainilai

kohesiA yang mengintegrasikan merekaH

(c) 6pa Aaktor penyebab ketertinggalan dan kemiskinan masyarakat  1animbar sebagai komunitas kepulauanH

(d)/agaimanakah dinamika masyarakat 1animbar sebagai

komunitas kepulauan beradaptasi dalam proses perubahan sosial dan kemajuan (modernisasi)H

1.3. Tujuan Peneltan

3enelitian ini bertujuan untuk 

(12)
(13)

($)Mendeskripsikan bagaimana masyarakat 1animbar sebagai sebuah komunitas kepulauan mempertahankan keberlangsungan hidup mereka;

(")Mengidenti:kasi dan mendeskripsikan karakteristik nilainilai

sistem sosial budaya masyarakat 1animbar dalam

mengintegrasikan mereka sebagai komunitas kepulauan;

(%)Mengidenti:kasi dan menganalisis AaktorAaktor penyebab ketertinggalan dan kemiskinan masyarakat 1animbar sebagai komunitas kepulauan;

(')Menganalisis dan mendeskripsikan dinamika masyarakat

 1animbar sebagai komunitas kepulauan beradaptasi dengan proses perubahan sosial dan kemajuan (modernisasi);

(*)/erusaha mengkonstruksi kerangka konseptual (teoritis) dalam memahami karakteristik masyarakat kepulauan khususnya masyarakat 1animbar untuk membangun model pendekatan

yang relevan dan adaptiA dalam memberdayakan dan

mensejahterakan masyarakat kepulauan umumnya khususnya masyarakat 1animbar sebagai komunitas kepulauan.

1.!. Man"aat Peneltan

Basil penelitian ini diharapkan memberikan manAaat baik aspek keilmuan atau teoritis (pengembangan ilmu) maupun aspek praktis (guna laksana).

$. 6spek teoritis (keilmuan). 3enelitian ini berusaha

mengidenti:kasi serta memberikan gambaran komprehensiA  kondisi dan karakteristik komunitas masyarakat 1animbar yang hidup di pulaupulau. Mengidenti:kasi dan menganalisis AaktorAaktor penyebab ketertinggalan dan kemiskinan yang dialami, serta cara (strategi) mereka beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan yang terjadi. Basil identi:kasi dan

analisis, berusaha melahirkan konstruksi dan pendekatan

secara teoritis model pendekatan yang relevan dan adaptiA  dalam memahami dan mengintervensi komunitas kepulauan

(14)
(15)

dalam rangka memberdayakan dan mensejahterakan mereka. Basil penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi reAerensi bagi penelitian sejenis yang lebih mendalam terhadap

karakteristik masyarakat kepulauan dalam rangka

memperkaya pengembangan teoriteori ilmu sosial (sosiologi) secara teoritis. Secara khusus hasil penelitian ini berusaha mengeksplorasi kemungkinan melahirkan cabang baru sosiologi, yakni Dsosiologi kepulauanD;

". 6spek praktis. Basil penelitian ini diharapkan dapat memberi inAormasi kepada penentu kebijakan (policy makers) secara struktural dalam mempertimbangkan perencanaan dan kebijakan serta programprogram pembangunan yang relevan

dan adaptiA dalam rangka memberdayakan dan

mensejahterakan (problem solving) masyarakat kepulauan secara komprehensiA dan terintegrasi khususnya di kepulauan  1animbar abupaten M1/ .

1.#. Hasl $ajan Em%rk &an 'rsnaltas Peneltan

3erhatian terhadap masyarakat 1animbar melalui penelitian dan kajian ilmiah ataupun tulisan ilmiah popular telah dilakukan beberapa peneliti4penulis baik mereka yang bukan orang 1animbar maupun orang 1animbar sendiri dari berbagai disiplin ilmu. 6da beberapa peneliti yang mengkaji mayarakat 1animbar pada satu obyek yang sama namun dari perspektiA yang berbeda. =rabbe ($''),  mengkaji masyarakat 1animbar dari aspek etnogra:s dengan penekanan pada struktur sosial yang terkonstruksi berdasarkan sistem perkawinan hukum adat duanlolat. Sementara @enwarin 3@ ($+&), melihat bahwa status sosial dalam masyarakat 1animbar tercipta berdasarkan sistem perkawinan duanlolat, dan status sosial itu melekat secara inheren

(16)
(17)

dengan peran dan tanggungjawab masingmasing dalam sistem sosial yang terkonstruksi berdasarkan hukum duanlolat tersebut yang ditaati bersama sebagai norma sosial dan moral. Susan Mcinnon ($$), dengan melakukan penelitian partisipatoris yang cukup lama dari aspek antropologi budaya, ia mengkaji struktur sosial masyarakat  1animbar dalam kaitan dengan masalah hirarkhi, gender dan keadilan yang memiliki hubungan asimetris yang terkonstruksi berdasarkan sistem perkawinan duanlolat. Menurut Mcinnon ketiga aspek penting, yakni rumah tempat tinggal, perbedaan jenis kelamin (gender), dan pertukaran sosial harus kaji dan dianalisis secara kompreAensiA dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan (integrated). =engan begitu,

maka dapat memahami dengan jelas kedudukan dan kesetaraan

gender antara peran laki dan perempuan baik dalam rumah tangga

(domestic) maupun secara sosial. Melanie Sri <aridscha Benriette

Jsmany ("##*), melalui penelitian 1esisnya mengkaji aspek hukum nonpenal. /agaimana pola menyelesaikan masalahmasalah pidana dalam masyarakat 1animbar berdasarkan hukum adat =uan7olat. Ia menemukan bahwa penyelesaian masalah pidana berdasarkan hukum adat duanlolat cukup eAektiA dan e:sien, karena tidak memakan waktu lama serta lebih mempereratkan hubungan kekerabatan dari pihakpihak yang berperkara. ?AektiA dan e:sien penyelesaian perkara tersebut karena masyarakat 1animbar menghargai budaya duanlolat

yang terkonstruksi berdasarkan perkawinan. Bakim utama yang

memegang peranan penting dalam menyelesaikan perkara adalah duan yang sangat dihormati dan dihargai. Sementara 3aulus oritelu ("##),  melalui penelitian =isertasinya, melihat perubahan hubungan sosial =uan7olat di desa 9lilit ecamatan 1animbar Selatan abupaten M1/ dalam kurun waktu $*"##'. Ia menemukan terjadi perubahan peran =uan dan 7olat karena beberapa Aaktor, di antaranya, penetrasi aturan birokrasi Aormal, Aaktor agama, dan perkembangan teknologi terutama di bidang transportasi dan komunikasi, di samping Aaktor

(18)
(19)

praktik politik praktis. =ari AaktorAaktor tersebut Aaktor aturan birokrasi Aormal memiliki pengaruh cukup signi:kan.

  5ico de -onge K 1oos van =ijk ($*), mereka meneliti dan

mendeskripsikan masyarakat Maluku 1enggara (raya) termasuk

 1animbar sebagai kepulauan terupakan, walau memiliki kekayaan

sosiobudaya yang beragam, memiliki karyakarya kesenian tradisional yang mengagumkan. /endabenda karya budaya mempunyai makna makna simbolik tertentu dalam kehidupan mereka. Seperti perahu

misalnya, bukan saja sebagai alat transportasi utama tetapi

merupakan sebuah kehidupan keluarga dan dilambangkan sebagai manusia yang memiliki dua elemen pokok, yakni badan dan jiwa. =i dalam diri Emanusia perahuF itu terkandung kekuatan hidup yang menyatu menggerakkan perahu itu untuk berlayar di tengah laut yang ganas dan penuh tantangan. ampungkampung (desadesa) disimbolkan pula dengan sebuah perahu besar di mana di dalam Eperahu desaF itu masingmasing soa (kelompok Aamili4marga dari satu ikatan geonologis) memiliki posisi, peran dan Aungsi masingmasing yang telah distrukturkan sejak desa itu ada. 3erahu juga dalam pengertian tertentu dianggap sebagai wanita yang sedang berlabuh di

pelabuhan (pantai) yang selalu terbuka menunggu seorang pria

datang dan masuk ke dalam perahu dan membentuk sebuah rumahtangga baru, dan mereka memulai kehidupan baru mengarungi laut samudera yang penuh gelora dan tantangan kehidupan. erajinan tenun ikan tradisional juga tidak saja berAungsi sebagai penutup badan (busana), namun memiliki nilai adatis baik untuk harta kawin, tetapi  juga memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan wanita sebagai lambang keindahan, kelembutan, dan kesuburan, serta martabat yang dihormati. =alam pandangan kosmologi, alam semesta merupakan pasangan integral antara langit dan bumi, memiliki unsur dewa langit dan bumi, dimana dewa bumi dilambangkan sebagai wanita dan dewa

langit sebagai lakilaki. 3ertemuan kedua dewa itulah yang

(20)
(21)

memberikan kesuburan bagi bumi dan menghasilkan kehidupan kepada seluruh makluk terutama manusia. Semua pemaknaan simbol

simbol tersebut mencirikan pengaruh budaya bahari masyarakat

kepulauan yang kental.

Hermen L. ()selsa* dkk ("#$$),  melakukan penelitian dengan pendekatan antropologi umum tentang potret aspek sosialbudaya dan

ekonomi Masyarakat 3esisir di abupaten Maluku 1enggara /arat

(M1/). Basil penelitiannya melahirkan beberapa pikiran rekomendatiA, yakni, ketersediaan data statistic di tingkat desa ratarata di semua kecamatan sangat minim, baik menyangkut pertanian, perikanan, kesehatan, pendidikan, serta inArastruktur; akibat inArastruktur yang masih terbatas, maka aksesibilitas masyarakat terutama di daerah pedesaan terhadap sentrasentra ekonomi membuat mobilitas sosial

ekonomi masyarakat belum berkembang dengan baik; kurangnya

program pengembangan dan pemberdayaan budidaya perikanan unggulan lokal yang membuat lemahnya daya saing masyarakat; perhatian terhadap pengetahuan lokal (local knowledge) masyarakat

masih kurang melalui kebijakankebijakan program pemberdayaan

dalam rangka pengelolaan sumberdaya laut maupun darat; lemahnya

sistem kontrol terhadap sumberdaya kelautan dengan tidak

melibatkan masyarakat lokal berdampak pada pengurasan

sumberdaya kelautan dan illegal :shing yang merugikan masyarakat. =ari beberapa penelitian yang dikemukakan di atas, terlihat bahwa perhatian secara khusus terhadap masyarakat 1animbar sebagai komunitas kepulauan jang mengkaji kemiskinan dan perubahan sosial secara serius dan mendalam dari perspektiA  sosiologis nyaris tidak ada malah belum terlihat. Maka penelitian ini berusaha membuka jalan kearah itu.

(22)
(23)

/ab II. Tnjauan Pustaka

2.1. $arakterstk Umum Mas+arakat $e%ulauan Maluku ,E-stng )n&t)n/

Sebagaimana beberapa daerah lain di Indonesia, masyarakat Maluku umumnya termasuk masyarakat 1animbar adalah masyarakat kepulauan, mereka hidup di pulaupulau, sebagian besar bermukim di pesisir maupun pegunungan dan pedalaman, serta berciri perdesaan. arakteristik masyarakat desa menurut @oucek dan !aren (@aharjo, "##'  '#; 7ihat pula 7eibo, $*  &), adalah besarnya peranan kelompok primer, Aaktor geogra:s yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok atau asosiasi, hubungan atau relasi relasi sosial bersiAat intim dan langgeng, masyarakat masih bersiAat homogen, mobilitas sosial masih rendah, keluarga lebih ditekankan Aungsinya sebagai unit ekonomi, serta populasi anak dalam proporsi yang cukup besar.

3erdesaan menurut Gonstandse, adalah semua wilayah, di mana terdapat bentukbentuk kehidupan bersama, yang di satu pihak merupakan bagian daripada suatu kultur, yang jauh kurang berkembang. Sementara menurut 1onnies, masyarakat desa memiliki ciri gemeinschaAt, Gooley menyebutnya sebagai primary group, sedangkan =urkheim menyebutnya dengan solidaritas mekanik (/ouman, $+"  $#'$#*).

Masyarakat desa pada wilayah kontinental sangat berbeda dengan masyarakat desa pada wilayah kepulauan. Sebagaimana telah dikemukakan, masyarakat desa di Maluku memiliki dua karakteristik,

yakni karekteristik pesisir dan karakteristik darat atau

pegunungan4pedalaman. 9rientasi kerja mereka bergantung pada dua lingkungan tersebut. Sehingga dapat dikatakan mereka adalah nelayan

(24)
(25)

tapi juga petani, sebaliknya petani tapi juga nelayan. arena di

samping memiliki lahan pertanian yang diusahakan untuk

kelangsungan hidup, mereka juga malakukan aktivitas menangkap ikan dan memiliki peralatan nelayan, yang kebanyakan diketegorikan masih tradisional. ecuali masyarakat di pegunungan seperti di pulau Seram dan pulau /uru, sebagian besar adalah peramu dan berburu. Sistem perladangan sebagian masih berpindahpindah. Sehabis menebang hutan, kemudian dibakar, lalu menanam, serta memanen. Setelah itu membuka hutan baru dengan pola yang sama. Setelah itu membuka hutan yang lain atau kembali di hutan yang pertama, begitu seterusnya. Sistem pertanian ladang seperti ini oleh para ahli di bidang pertanian, memiliki istilah beragam dengan pengertian yang sama, yakni shifting cultivation, slash and burn cultivation, slash and burn horticultura, cut and burn cultivation, land rotation agriculture, long-term-fallow agriculture, dan swidden agricultuce. (Iskandar, "##  $"'$'$; 7ihat pula 3ahmi, "#$#  "%).

Sistem perladangan seperti yang dikemukakan di atas, sebetulnya telah dilakukan oleh masyarakat petani di Maluku sejak dulu termasuk di kepulauan 1animbar, dan merupakan salah satu bentuk keariAan lingkungan (environmental wisdom). =i samping beberapa keuntungan yang dimiliki, sebetulnya dari segi keadilan CpsikobioekologisD tanah mesti pula diberi kesempatan untuk beristirahat setelah ia berproduksi. Ini pula sekaligus sebagai salah satu bentuk alamiah pelestarian lingkungan secara berkelanjutan (sustanaible environmental).

/erdasarkan tingkat perkembangan, masyarakat petani terutama petani menetap dikelompokkan oleh Marili, yang dikutip 3urba dalam tiga kategori, yakni  ($) petani pedesaan yang masih hidup dengan cara pertanian yang sangat sederhana sambil tetap mempertahankan mata pencarian hidup berburu dan meramu sebagai sumber hidup tambahan. Mereka disebut sebagai peladang berpindah. Mereka

(26)
(27)

membuka ladang dari hutan. 7adang mereka ditanami beberapa kali untuk memenuhi kehidupan konsumsi seharihari (subsistensi). Setelah itu ladangnya ditinggalkan dan membuka ladang baru di tempat lain. ategori masyarakat petani ini sebagain besar ada di negaranegara berkembang termasuk Indonesia, dan kebanyakan ada di pedalaman alimantan, terutama masyarakat =ayak, masyarakat Mentawai di Sumatera /arat, dan sebagian besar masyarakat petani di Maluku; (") sementara masyarakat pertanian di negaranegara maju seperti di ?ropa, 6merika, dan 6ustralia seperti itu disebut sebagai farmer. Mereka hidup di dalam desadesa modern serta melakukan usaha

pertanian dengan peralatan pertanian yang modern. Jsaha

pertaniannya tidak hanya untuk konsumsi sendiri (subsistensi) tetapi telah berorientasi pasar untuk mendatangkan keuntungan ekonomi. Sistem organisasi yang mendukung usaha pertanian mereka pun telah modern, serta orientasi usaha mereka diarahkan untuk pengembangan usaha yang lebih maju; (%) masyarakat petani menetap yang berada di antara masyarakat petani yang pertama dan kedua. Masyarakat ini tinggal di desadesa permanen, namun desadesa mereka tidak modern seperti desadesa masyarakat petani Aarmer. Mereka juga bukan penggarap ladang kering seperti ladang berpindah, tapi penggarap sawah dengan sistem irigasi, namun luas sawah mereka terbatas tidak seperti lahan pertanian petani Aarmer (Iskandar, ibid  $"'$'$; 7ihat pula Gooley dalam oentjaraningrat, $+'  $&*$&&).

/erbeda dengan masyarakat petani pegunungan, masyarakat pesisir memiliki dua karakteristik, mereka di samping sebagai nelayan tetapi juga petani ladang, orientasi dan pandangan hidup mereka juga dipengaruhi oleh dua lingkungan alam, yaitu alam laut dan alam darat. arakter mereka juga adalah karakter nelayan dan karakter petani. Masyarakat pesisir secara umum memiliki karakter agak

agresiA, dinamis, dan agak terbuka, sementara masyarakat

(28)
(29)

pegunungan memiliki siAat agak pasiA, kurang agresiA (menunggu), agak tertutup, serta memiliki sensitivitas (perasaan curiga4waswas) cukup tinggi terhadap orang atau sesuatu dari luar. edua tipe masyarakat seperti itu umumnya dijumpai di Maluku.

/erkaitan dengan masyarakat kepulauan yang sebagian besar

adalah wilayah laut, beberapa ahli mengelompokkan masyarakat

pesisir di Indonesia ke dalam tiga tipe, yakni masyarakat perairan, masyarakat nelayan, dan masyarakat pesisir tradisional. 3ada dasarnya masyarakat pesisir tradisional memiliki perbedaan dengan masyarakat nelayan dan perairan yang memiliki ketergantungan hidup sangat besar kepada sumber daya perairan (3urba, "##*  %'%+). Satria ("#$*) mengidenti:kasi struktur sosial masyarakat pesisir memiliki bentuk yang berbeda dimana pola hubungan sosial ditandai

dengan relasi patronklien sebagai ciri umum sistem sosial

masyarakat pesisir, dan kemiskinan umumnya dijumpai pada masyarakat pesisir yang memiliki pola hubungan sosial tersebut.

Masyarakat desa di Maluku umumnya masih memiliki hubungan dan relasirelasi sosial yang dekat, saling mengenal, serta sistem

kekerabatan yang kental. Sistem sosial masih kuat yang

mempertahankan nilainilai dan normanorma sebagai kontrol sosial terhadap perilaku masyarakat, walaupun ada kecenderungan yang sudah mulai nampak terjadi pergeseran akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta proses perkembangan dan kemajuan pembangunan akibat pemekaran wilayah (otonomisasi) maupun dampak tidak langsung dari globalisasi. =esadesa di Maluku adalah

desadesa dengan susunan masyarakat asli dan otonom serta

terbentuk secara alamiah sejak dulu. /elakangan sebagian kecil terbentuk karena proses transmigrasi lokal baik melalui Aasilitasi pemerintah daerah maupun spontan4alamiah, di samping transmigrasi nasional.

(30)
(31)

Jmumnya di Maluku garis keturunan mengikuti garis patrilineal (menurut garis ayah). Sistem perkawinan masih diatur dengan nilai nilai adat setempat yang menempatkan perempuan atau wanita (terutama di 1animbar) pada posisi yang tinggi, dengan sistem pembayaran harta kawin sebagai bentuk penghargaan terhadap perempuan. /egitupun dengan sangsi terhadap pelanggaran atas perkawinan, yang kebanyakan pada masyarakat pedesaan di Maluku masih berlaku sangsi adat di samping sangsi menurut norma agama yang dianut.

Sejarah terbentuknya negeri (desa) atau yang sejak awal disebut kampung secara geonologis terbentuk dari adanya EamanF yang terdiri dari beberapa EsoaF, yang dikepalai oleh seorang ama (bapak atau tuan). 1iaptiap soa terdiri dari beberapa matarumah (rumahtau). =alam perkembangan, aman menjadi negeri yang dikepalai oleh seorang raja (Maluku 1engah), atau orang kaya (Maluku 1enggara dan  1animbar M1/). Sistem sosial ini dikenal luas pada semua masyarakat di Maluku terutama di negerinegeri atau desadesa (Gooley dalam oentjaraningrat, ibid  $&&$+$).

Sistem pemerintahan desa pada desadesa di Maluku, awalnya, secara umum adalah sistem pemerintahan tradisional (adat). =i pulau 6mbon dan pulau 7ease misalnya, sistem pemerintahan desa dikenal dengan nama Fsaniri negeriF, di mana negeri dipimpin oleh seorang @aja. =i Maluku 1enggara (ei) dan 1animbar M1/, dikenal dengan nama /apak aya49rang aya. =i M/= (Maluku /arat =aya) sistem pemerintahan terbentuk berdasarkan strata sosial di mana FmarnaF merupakan strata teringgi atau kaum yang memerintah. =alam suatu wilayah hukum adat atau teritori, secara geogra:s beberapa kampung4desa dibentuk 7atu 3ati yang dikepalai oleh seorang etua 7atu 3ati. =i Maluku 1enggara (ei) diketuai oleh seorang @aja dalam sistem raskap, begitupun di 1animbar beberapa kampung (desa) yang

(32)
(33)

dipimpin oleh bapak kaya (kepala desa) dan beberapa desa dalam satu wilyah hukum adat dikepalai oleh seorang etua 7atu 3ati. Sistem pemerintahan adat ini tersusun dengan tugas dan Aungsi yang jelas dalam melaksanakan roda pemerintahan negeri4desa, dengan kelembagaan permusyawaratan yang berAungsi dalam prosesproses demokrasi terhadap masalah pembangunan di desa serta sistem penanganan masalahmasalah atau kasuskasus yang muncul dalam

masyarakat. 1empat musyawarah untuk membicarakan dan

memecahkan permasalahan di negeri (desa) di Maluku (terutama di

Maluku 1engah) dikenal dengan nama FbaileuF, di 1animbar

khususnya dikenal dengan balai desa atau Frahan tasdowF.

  !ilayahwilayah gugus pulau di Maluku sejak dulu telah

melaksanakan aktivitas perdagangan tradisional antar pulau untuk menjual hasil produksi pertanian dan perikanan serta barangbarang perabot rumah tangga, peralatan pertanian, perikanan, sandang maupun kebutuhan pokok lain. 6lat transportasi yang digunakan masih sederhana, seperti perahu layar (perahu bot) atau kumal (jenis perahu layar berukuran sedang), yang ditempuh dalam waktu berminggu atau berbulan. /entuk transaksi dagang baik bersiAat langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat tukar uang maupun sistem barter (saling menukar barang).

6ktivitas perdagangan tersebut tidak hanya terjadi antar pulau dalam satu wilayah, tetapi antar wilayah gugus pulau, juga antar wilayah lain dalam provinsi. /ahkan dari wilayah lain di luar provinsi, seperti Sulawesi, -awa, Madura, dan Sumatera, malah terjadi perdagangan dari pedagang bangsa 6rab, Gina, India, Malaka, dan ?ropa (3ro:l =aerah, -ilid " *$*&'. 7ihat pula euning, $&%  "$). 6ktivitas perdagangan yang memakan waktu cukup lama dan panjang itu tidak hanya terjadi transaksi dagang tetapi juga disertai dengan interaksi sosial dan budaya, yang melahirkan relasi sosial dan ikatan

(34)
(35)

ikatan kekerabatan, juga terjadi asimilasi dan adaptasi nilainilai budaya, serta dalam hal tertentu meluas kepada relasi politik.

Masyarakat Maluku umumnya termasuk masyarakat 1animbar adalah masyarakat yang menganut kepercayaan atau sistem religi sejak belum masuknya agamaagama besar. Sistem religi atau kepercayaan itu adalah agama suku atau agama asli, atau sering disebut dengan agama tanah atau animisme. Setelah masuknya agamaagama besar terutama Islam dan risten, banyak penduduk Maluku beralih ke agamaagama tersebut dan meninggalkan agama aslinya. 5amun pengaruh agama asli oleh sebagian komunitas masyarakat Maluku masih sering dipraktekkan dalam kehidupan mereka yang masih sulit ditinggalkan malah diwariskan dan dilestarikan. Bal ini menurut beberapa penulis dari sudut pandang antropologi agama disebut sebagai bentuk asimilasi antara agama dan budaya atau bentuk FsinkritismeF, atau disebut sebagai agama Dkue lapisD (1anamal, tanpa 1ahun $*$). Sistem kepercayaan itu menunjukkan bentuk penghormatan kepada leluhur atau arwah nenek moyang (euning, $&'  $%$').

Masyarakat epulauan Maluku memiliki keariAan lokal yang beragam sebagai modal sosial (social capital), seperti pela, gandong, sasi, masohi, badati, maano, dan lainlain di 6mbon dan 7ease, Maluku  1engah termasuk S// (Seram /agian /arat) dan S/1 (Seram /agia  1imur). 7arvul ngabal, ai ni ain di Maluku 1enggara (ei), tasdow, kida bela, duan lolat, urayana di M1/ (1animbar), kalwedo di M/= (Maluku /arat =aya) (!atloly, "#$%); dan di beberapa wilayah lain dengan berbagai bentuk kearAan lokal yang merupakan modal sosial (social capital) (Jntuk Modal Sosial, lihat 7awang, "##*, <ield, "#$#, dan <ukuyama, "#$#). eariAankeariAan lokal tersebut telah lama ada dan hidup serta dipelihara oleh masyarakat lokal sebagai bagian dari sistem sosial yang berAungsi untuk memelihara relasirelasi sosial,

(36)
(37)

kontrol sosial, jaminan sosial, serta kohesi sosial. ecuali itu ia juga berAungsi sebagai mekanisme dan manajemen sosial untuk mempertahankan keberlangsungan masyarakat maupun ekosistem dari penyimpangan nilai dan normanorma sosial.

=ari segi kedekatan geogra:s, kesamaan budaya, kesatuan alam, kecenderungan orientasi, kesamaan perekonomian, dan potensi sumber daya alam, maka wilayah Maluku dikelompokkan dalam enam satuan gugus pulau, yakni

$) gugus pulau pertama, meliputi pulau /uru, Seram, 6mbon, Baruku, Saparua, Leser, Lorom, Manowako, /anda dan 15S;

") gugus pulau kedua, meliputi kepulauan ei, dan pulau esui; %) gugus pulau ketiga, meliputi kepulauan 6ru;

') gugus pulau keempat, meliputi pulau 0amdena, 7arat, !uliaru, Selaru, Selu, Seira, dan Molu;

*) gugus pulau kelima, meliputi pulau =amer, @omang, 7eti, Moa, 7akor, isar, dan !etar. (Bimpunan 7embaran =aerah 3rovinsi Maluku, "##"  "*"+).

=ari gugusan pulau tersebut, kepulauan 1animbar masuk dalam gugus pulau keempat. 3ada gugusan pulau ini berdiam komunitas masyarakat 1animbar dengan sistem sosial budaya, subbudaya,

bahasa, orientasi nilai, dan pandangan hidup (world view) yang

berbeda serta dipengaruhi lingkungan alam masingmasing. 5amun mereka memiliki satu sistem nilai umum yang mengintegrasikan mereka, yakni hukum adat C=uan7olatD.

2.2. Para&gma $emsknan

a. =e:nisi emiskinan

emiskinan dide:nsikan oleh para ahli dan institusi memiliki parameter yang berbeda dari sudut pandang masingmasing. /appenas misalnya, mende:nisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi

(38)
(39)

atau situasi yang dialami seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu menjalani hidupnya sampai pada suatu taraA yang dianggap tidak layak atau manusiawi. Sementara /3S mende:nisikan kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang hanya dapat memenuhi kebutuhan makannya kurang dari ".$## kalori per kapita per hari. Sedangkan //5 mende:nisikan kemiskinan, adalah keluarga miskin prasejahtera yang tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan " kali sehari, tidak memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja, dan bepergian, bagian terluas rumah berlantai tanah, tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan. 5amun menurut /ank =unia, melihatnya hanya dari aspek

pendapatan, di mana tidak tercapainya kehidupan yang layak

rumahtangga dengan penghasilan JS  $ per hari. 1erkait dengan itu, beberapa ahli mende:nisikan kemiskinan dari sudut pandang atau

perspektiA yang berbeda. Sayogyo, misalnya, mende:nisikan

kemiskinan sebagai ciri dan akibat ketidaksamaan dalam masyarakat yang menjadikan sebagian golongan tak mampu mencapai tingkat hidup layak sesuai harapan dan citacita yang hidup dalam

masyarakat, berdasar upaya swadaya golongan itu. Sementara

menurut 6martya Sen, kemiskinan bukanlah sekedar masalah lebih miskin dari orang lain dalam suatu masyarakat, melainkan masalah tidak memilikinya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan material secara layak N kegagalan untuk mencapai tingkat kelayakan minimum tertentu (/aswir, $&  $+$).

emiskinan dikategorikan ke dalam dua aspek, yakni kemiskinan relatiA dan kemiskinan absolut. emiskinan relatiA adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya. Seseorang yang tergolong kaya dalam suatu masyarakat tertentu, bisa jadi merupakan orang miskin dalam masyarakat lain. Sedangkan kemiskinan absolut

(40)
(41)

adalah suatu keadaan kemiskinan yang ditentukan dengan terlebih dahulu menetapkan garis tingkat pendapatan minimum. 9rangorang

yang berpendapatan di atas tingkat pendapatan minimum

dikategorikan sebagai bukan orang miskin. Sedangkan orangorang yang pendapatannya kurang dari itu disebut sebagai orang miskin.

b. =imensi emiskinan

emiskinan tidak hanya memiliki satu dimensi, tetapi memiliki banyak dimensi. 6tau dengan kata lain kemiskinan memiliki dimensi ganda atau multi dimensi, antar dimensi, dan kontekstual. emiskinan mencakup dimensi sosial budaya, ekonomi, politik, dan akses.

=imensi sosial budaya, ditandai dengan tidak terintegrasinya

masyarakat miskin ke dalam institusi sosial Aormal dan

terinternalisasikannya budaya miskin. Sebagai akibatnya, terjadi segregasi sosial yang menimbulkan berbagai kerawanan sosial, masyarakat miskin terpaksa harus menciptakan mekanisme jaminan sosialnya sendiri untuk bertahan hidup, lahirnya budaya miskin yang

merusak kualitas manusia dan tata nilai serta norma dalam

masyarakat, munculnya gejala psikologis, seperti rendah diri, merasa tidak berdaya, pasrah pada nasib, berpandangan takdir atau Aatalisme. =imensi ekonomi, yakni rendahnya penghasilan sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 6kibatnya, buruknya kesehatan dan gii anakanak, pendidikan yang rendah, rumah yang tidak layak huni, sandang yang tidak cukup, serta berbagai kebutuhan hidup primer lain yang tidak dapat dipenuhi. Sementara dimensi politik, yaitu tidak dimilikinya akses dan sarana yang memungkinkan orang miskin terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang strategis menyangkut nasib mereka. onsekuensinya, tersumbat segala aspirasi dan usahausaha orang miskin untuk mendapatkan perhatian dan keadilan dalam kebijakankebijakan pembangunan.

(42)
(43)

ebijakankebijakan pembangunan tidak pro rakyat miskin (non pro poor). 9rang miskin selalu termarjinalisasi dan terpinggirkan dalam institusiinstiusi resmi maupun institusiinstitusi politik dan demokrasi, dan sering tidak diakui upayaupaya mereka serta sering dianggap sebagai warga negara kelas dua dan tidak bertanggung jawab. Singkatnya, hakhak mereka sebagai warga negara sering diabaikan. Sedangkan dimensi akses, yakni rendahnya kepemilikan orang miskin terhadap berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka. Indikator ketidakpemilikan akses ini adalah, tidak dimilikinya aset sosial atau pelayanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, jaminan sosial, penerangan, air bersih, dll. =ari aset :sik, yakni tidak memiliki rumah yang layak, harta benda, serta sarana produksi, sumberdaya alam, yaitu tanah atau lahan garapan; sumber daya manusia, rendahnya kualitas S=M, karena rendahnya pendidikan, tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan aset :nansial, yaitu tidak memikili  jaminan perkreditan atau modal usaha dari institusi keuangan, serta

tidak memiliki seving.

c. /eberapa 3erspektiA 1entang 6kar 3enyebab emiskinan

emiskinan dilihat oleh para ahli terutama ahli ilmu sosial tidak tunggal, tetapi diakibatkan oleh penyebab jamak. 6da yang melihat kemiskinan berkaitan erat dengan budaya dari suatu masyarakat. emiskinan menurut pandangan ini terutama disebabkan karena masyarakat hidup malas, kurang ada motivasi untuk bekerja keras merubah hidup mereka. ?tos kerja pada masyarakat sangat rendah, walaupun sumber daya alam tersedia. Motivasi dan etos kerja yang rendah ini terkait erat juga dengan pandangan hidup atau world view masyarakat, yang menganggap kerja untuk hidup masa depan yang

(44)
(45)

lebih baik tidak terlalu penting. 3andangan ini membuat masyarakat tidak mau bekerja keras dan menata hidup mereka dengan baik. Sikap hemat dan menabung bagi mereka tidak ada guna, membuat mereka hidup boros dan konsumtiA. 3ada akhirnya masyarakat ini tetap hidup dalam keadaan miskin, tidak berubah dan lamban terhadap kemajuan. Singkatnya, pandangan ini melihat kemiskinan berkaitan erat dengan

Aaktor mental dan orientasi hidup seperti dikemukakan

eontjaraningrat berdasarkan kerangka luckhohn (oentjaraningrat, "#$* "&%').

3andangan lain melihat kemiskinan suatu masyarakat disebabkan karena ketidakadilan. etidakadilan disebabkan karena struktur yang menciptakan ketidakseimbangan dalam kepemilikan AaktorAaktor produksi, yang oleh Mar8 mengkategorikan ke dalam kelas borjuis dan kelas proletarit. Misalnya kepemilikan lahan atau tanah yang tidak merata, dimana sekelompok orang menguasai sebagian besar, sedangkan sebagian besar orang tidak menguasainya, dan yang tidak menguasai menjadi buruh tani atau petani penggarap, yang oleh Soekarno mereka disebut sebagai kelompok FmarheinF dalam sistem sosial masyarakat -awa. 0ang menguasai lahan atau tanah ini sudah tentu mereka memiliki kemudahan akses untuk mendapatkan modal dari lembaga modal resmi serta berbagai kemudahan lain. Sementara yang tidak memilikinya mereka tetap bekerja sebagai buruh tani atau penggarap yang diberi upah oleh pemilik lahan atau tuan tanah, atau patron menurut Scott (Scott, $%). Struktur kepemilikan ini menciptakan ketidakseimbangan (uneOuilibrium) dan ketimpangan dalam mayarakat yang membuat masyarakat yang tidak memiliki lahan dan modal tidak berdaya dan terus bergantung hidup mereka kepada pemilik lahan atau pemilik modal. etergantungan kelompok yang tidak memiliki aset atau modal (have not) ini yang kemudian

(46)
(47)

mengakibatkan terciptanya struktur kemiskinan yang melembaga dalam masyarakat.

Bal yang sama terjadi pula dalam masyarakat industri dimana para pemilik kapital besar menguasai sebagian besar perusahaan perusahaan produksi yang penting. Mereka menguasai sektor ekonomi pasar atau ekonomi moderen, yang akhirnya membuat sektor ekonomi tradisional tidak dapat berkembang karena tidak mampu berkompetisi dengan sektor ekonomi moderen. /erkembangnya sektor ekonomi moderen didukung pula oleh kebijakan politik pemerintah karena dianggap sektor ini menunjang pertumbuhan ekonomi negara. 9leh sebab itu sektor ini pun lebih banyak mendapat kemudahan dari pemerintah. Sebaliknya lambannya perkembangan sektor ekonomi tradisional disebabkan karena kurang mendapat dukungan politik pemerintah sehingga mereka kurang mendapat kemudahan Aasilitas untuk mengembangkan usahanya. Mereka seringkali diabaikan dalam kebijakankebijakan pembangunan. 3adahal sektor ekonomi tradisional ini digeluti oleh sebagian besar masyarakat baik di perdesaan maupun perkotaan. ondisi ini pada akhirnya menciptakan ketidakseimbangan struktur ekonomi antara sektor ekonomi moderen dan sektor ekonomi tradisional. etidakseimbangan struktur ini pada gilirannya melahirkan ketidakberdayaan (powerlesness) kelompok lemah dan mengakibatkan kemiskinan meluas dan masiA dalam masyarakat (Sumodiningrat, $+).

=alam kaitan itu kemiskinan dibedakan kedalam tiga aspek, yakni kemiskinan natural, kultural, dan struktural. emiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan karena AaktorAaktor alamiah seperti, cacat, sakit, lanjut usia, atau karena bencana alam. emiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh Aaktor budaya seperti, malas, tidak disiplin, boros, dan sebagainya. Sedangkan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh Aaktor

(48)
(49)

Aaktor manusia seperti distribusi aset produksi yang tidak mereta, kebijakan bangunan dan ekonomi yang tidak adil, korupsi dan kolusi, serta tatanan perekonomian dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu (/aswir, $&  "#"$). Sehubungan dengan itu, =avid Go8 yang dikonstatasi !inarno ("#$'*$), lebih cenderung melihat penyebab kemiskinan karena empat Aaktor, yakni, pertama, kemiskinan yang disebabkan oleh globalisasi; kedua,

kemiskinan karena akibat pembangunan; ketiga, kemiskinan

disebabkan karena AaktorAaktor sosial; dan keempat, kemiskinan karena AaktorAaktor konsekuensial.

Sejalan dengan perspektiA di atas, pandangan konservatiA melihat kemiskinan disebabkan karena orang miskin sendiri. Menurut pandangan ini orang miskin dinilainya bodah, malas, tidak punya motivasi berprestasi yang tinggi, serta tidak memiliki keterampilan. Semua itu berkaitan dengan mentalitas dari orang miskin sendiri, atau dengan kata lain kultur orang miskin itu sendiri dianggap Aaktor utama penyebab kemiskinan mereka. 9leh karena itu orang miskin karena

kulturnya itu membuat mereka tidak dapat beradaptasi dengan

prosesproses sosial dan politik yang ada. /erbeda dengan pandangan konservatiA, pandangan liberal melihat kemiskinan terjadi karena struktur sosial kurang memberikan kesempatan kepada orang miskin untuk berusaha. Mereka melihat ketidakadilan dan diskriminasi membuat orang miskin tidak dapat mengembangkan potensi yang

mereka miliki. Struktur sosial dan politik yang tidak adil ini

menyumbat kran pelayanan dan Aasilitas publik bagi orang miskin, membuat mereka tidak berdaya karena tidak punya kesempatan untuk berusaha. 3ada akhirnya mereka tetap hidup dalam ketidakberdayaan dan kemiskinan yang langgeng. 1erkait dengan itu, menurut Mar8 timbulnya kemiskinan disebabkan oleh adanya perbedaan kekuasaan, posisi dan legitimasi dalam sistem sosial dan politik. eterbelakangan

(50)
(51)

suatu masyarakat tidak terlepas dari masyarakat jajahan yang mengeksploitasinya (Supriatna, "###  $+#). ?ksploitasi itu terjadi di manamana bahkan terjadi secara struktural bukan saja pada

masyarakat perkotaan tetapi juga pada masyarakat perdesaan

dimana orang miskin selalu diekploitasi melalui bentukbentuk praktik kekuasaan (6gusta, "#$').

/erbeda dalam perspektiA makro di atas, @obert Ghambers mengidenti:kasi kemiskinan disebabkan karena lima Aaktor utama yang saling terkait secara mikro, yang dinamakannya sebagai FketidakberuntunganF atau FdisadvantagesF, yakni  ($) emiskinan; kemiskinan ini ditandai dengan rumah yang reot dan dibuat dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, dan tidak memiliki MG sendiri, ekonomi keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang tutup lubang. 3endapatan mereka tidak menentu dalam jumlah yang sangat tidak memadai; (") elemahan :sik; :sik yang lemah dapat menyebabkan orang miskin memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga tersebut dengan anggota keluarga dewasa yang sehat dalam mencari naAkah. <isik yang lemah ini disebabkan karena kurang gii, sehingga mereka tidak mampu mencari naAkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga; (%) eterasingan (e8clusion); keterasingan keluarga miskin karena tempat tinggal mereka yang terisolasi secara sosial dan geogra:s, yang menyebabkan mereka tidak memiliki akses terhadap sumber sumber inAormasi dan komunikasi membuat mereka tidak mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perkembangan serta minimnya pengetahuan dan keterampilan; (') erentanan (Aulnerability); keluarga miskin biasanya tidak memiliki cadangan baik berupa uang atau pangan untuk menghadapi keadaan darurat. 6pabila terjadi keadaan darurat seperti ada keluarga yang tibatiba sakit mereka tidak mampu membiayai sehingga biasanya mereka menjual barang milik

(52)
(53)

mereka yang ada, atau mereka berhutang kepada tetangga untuk membiayai perawatan. eluarga miskin ini biasanya mereka makan satu hari hanya satu kali dengan kadar gii yang sangat tidak memadai, membuat mereka sangat rentan terhadap penyakit menular, atau mudah terserang wabah penyakit; (*) etidakberdayaan

(powerlessness); karena ketidakberdayaan seringkali orang miskin

tidak berdaya menghadapi rentenir atau berbagai bentuk eksploitasi baik sosial, ekonomi maupun politik, yang membuat mereka tetap terkungkung dalam lilitan kemiskinan. arena ketidakberdayaan itu pula seringkali orang miskin dipermainkan serta diperlakukan tidak adil dalam urusanurusan administrasi pemerintahan atau urusan urusan perkara (hukum), mereka tidak kuasa menghadapi aparat pemerintah yang sering menakutnakuti (Soetrisno, $&  $"$).

 1erkait dengan karakteristik kemiskinan, ?mil Salim mengemukakan lima karakteristik kemiskinan, sebagai berikut  (a) 3enduduk miskin pada umumnya tidak memiliki Aaktor produksi sendiri; (b) 1idak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri; (c) 1ingkat pendidikan pada umumnya rendah; (d) /anyak di antara mereka tidak mempunyai Aasilitas; (e) di antara mereka berumur relatiA muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan yang memadai (Supriatna, ibid  $"' $"*).

ecuali yang dikemukakan Salim di atas, garis kemiskinan ditetapkan juga berdasarkan tingkat pendapatan per bulan perkapita per tahun atau per kapita per bulan. /ank =unia menetapkan tingkat pendapatan per kapita per tahun serendah JS  &* untuk daerah perkotaan dan  *# untuk daerah perdesaan sebagai garis kemiskinan. Sedangkan /3S menggunakan kriteria tingkat pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan sebagai garis kemiskinan. ebutuhan minimum makanan

(54)
(55)

digunakan patokan ".$## kalori per orang per hari, sedangkan pengeluaran bukan makanan terdiri dari kebutuhan minimum untuk perumahan, bahan bakar, sandang, pendidikan, kesehatan dan transpor, dan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran ini berbeda pada setiap daerah atau provinsi. Selain itu, Sajogyo menggunakan kriteria tingkat pengeluaran sebagai proksi terhadap pendapatan setara beras sebagai dasar penetapan garis kemiskinan, yakni untuk kategori miskin pada daerah perkotaan '+# g, daerah perdesaan %"# g, miskin sekali daerah perkotaan %# g, daerah perdesaan "'# g, sedangkan penduduk paling miskin "&# g untuk daerah perkotaan dan $+# g untuk daerah perdesaan. =alam kaitan ini Sajogyo menyebut kemiskinan sebagai ciri dan akibat ketidaksamaan dalam masyarakat yang menjadikan sebagian golongan tak mampu mencapai tingkat hidup layak sesuai harapan dan citacita yang hidup dalam masyarakat, berdasar upaya swadaya golongan itu (@usli dkk, $*).

2.3. Pers%ekt" Te)r Perubahan ()sal

/eberapa ahli merumuskan de:nisi perubahan sosial dari

sudut pandangnya masingmasing. !illiam <. 9gburn misalnya,

mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah meliputi unsurunsur kebudayaan baik yang materiil maupun yang imateriil yang

menekankan pengaruh besar unsurunsur kebudayaan materiil

terhadap unsurunsur imateriil. Sementara ingsley =avis,

mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan Aungsi masyarakat. Sedangkan menurut Lilling and Lilling, perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geogra:s, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, idiologi, maupun karena adanya diAusi ataupun penemuanpenemuan baru dalam masyarakat. Samuel oening, mengemukakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modi:kasimodi:kasi yang terjadi dalam polapola kehidupan

(56)
(57)

manusia. Modi:kasimodi:kasi tersebut terjadi karena sebabsebab interen maupun sebabsebab eksteren. Sejalan dengan itu, Mac Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berhubungan dengan

perubahanperubahan dalam hubunganhubungan sosial atau

perubahan sebagai bentuk keseimbangan (eOuilibrium) hubungan

hubungan sosial tersebut.

/erbeda dengan beberapa ahli asing di atas, Selo Soemardjan

memAormulasikan perubahan sosial yang agak konprehensiA. Ia

mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahanperubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya nilainilai, sikap dan polapola perilaku di antara kelompok di dalam masyarakat ( -acky, M, "#$*).

Sebagaimana pada wilayah pemekaran lain, masyarakat 1animbar abupaten M1/ pun mengalami perubahan sosial. =alam perspektiA  teori perubahan sosial, perubahan sosial terjadi karena Aaktor endogen maupun eksogen (>ago, "##'  "%'"*$; 7ihat pula Soekanto, $+'  %#%"). <aktor endogen atau internal berasal dari dalam sistem sosial

masyarakat itu sendiri yang disebabkan karena adanya inovasi,

perubahan komposisi dan struktur demogra:s, adanya gerakan sosial (social movement), serta konPik sosial. berkaitan dengan sentuhan dan kontak dengan masyarakat luar. <aktor Sedangkan eksogen atau eksternal, karena adanya inovasi atau penemuanpenemuan baru, peperangan (walaupun tidak dikehendaki), perubahan lingkungan terutama lingkungan :sik. =i samping itu juga, perubahan sosial sangat mungkin terjadi karena adanya Aaktor pendorong, yakni  kontak dengan kebudayaan lain yang lebih maju yang menimbulkan diAusi kebudayaan; sistem pendidikan yang maju; adanya sikap yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju; toleransi masyarakat terhadap perbuatanperbuatan menyimpang; sistem pelapisan sosial yang terbuka (open society); penduduk yang

(58)
(59)

heterogen; ketidakpuasan terhadap bidangbidang kehidupan tertentu yang mapan (establised); serta orientasi ke masa depan yang lebih baik. 6kan tetapi perubahan sosial itu tidak saja menyebabkan kemajuan a (progress), tetapi juga dapat mengalami kemunduruan (regress). Selain itu, perubahan sosial bisa mengalami hambatan yang membuat masyarakat berada dalam kondisi stagnan (berjalan di tempat). ondisi itu disebabkan karena, kurang adanya hubungan dengan masyarakat lain; lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan; sikap masyarakat yang masih tradisonalistik; adanya vested interest atau kepentingan yang tertanam dengan kuat dari kelompok masyarakat yang ketakutan terhadap perubahan; munculnya rasa takut terjadinya bila terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaandari kelompok tertentu bila terjadi perubahan; prasangka negatiA terhadap halhal baru atau asing; adanya hambatan ideologis, serta kepasrahan pada nasip (Aatalisme) (anto, "#$$""#).

epulauan 1animbar (M1/) di waktu lalu tergolong kategori wilayah sangat tertinggal karena terisolasi dari berbagai akses pembangunan. Seiring waktu masyarakat 1animbar kini mengalami proses perubahan sosial dengan mulai tersentuh sedikit kemajuan. Secara teoritis, perkembangan dan kemajuan suatu masyarakat mengikuti tahapan tertentu mulai dari tahap tradisional ke tahap moderen. Gomte (Stompka, "##'  $$&$$+) misalnya, membagi tingkat perkembangan masyarakat dalam tiga tahap, yang disebut hukum tiga tahap, yakni  tahap teologis, meta:sik, dan tahap positiA  atau rasional (ilmiah). 1ahap teologis, yakni manusia masih tergantung pada alam dan dikuasai oleh dunia magis; pada tahap meta:sik, manusia sudah berada pada transisi menuju kesadaran untuk tidak dikuasai oleh halhal magis namun masih tergantung dan dikuasai oleh

alam; sedangkan pada tahap positiA atau rasional, keterikatan

manusia kepada halhal magis telah ditinggalkan dan mulai menguasai

(60)
(61)

dan mengolah alam dengan nalar ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan serta teknologi moderen. /erbeda dengan Gomte, Spencer mengemukakan tahap evolusi sosial sebagai bentuk anologi organisme dari sederhana kepada yang kompleks, dari tanpa bentuk yang jelas kepada keterkaitan antar bagianbagian secara Aungsional, dari homogenitas kepada spesialisasi dan heterogenitas yang terdeAerensiasi, serta dari ketidakstabilan dan ketidakteraturan kepada kestabilan dan keteraturan masyarakat yang diikat oleh norma konstitusi. Menurut Spencer, proses ini adalah hukum umum evolusi sosial yang terjadi di semua bidang kehidupan, yang dimulai dari ciri masyarakat sederhanamiliteristik kepada masyarakat industrial demokratis (ibid  $$$"$).

=urkheim mengemukakan proses perkembangan masyarakat bergerak dari bentuk solidaritas mekanik ke bentuk solidaritas organik (=urkheim, $+' %$&). Ia mengategorikan solidaritas mekanik lebih banyak dijumpai pada masyarakat perdesaan yang masih sederhana dan tradisional dimana ikatan kekerabatan kental, kohesi sosial masih kuat, masyarakat hidup saling menolong dan kegotongroyongan masih mewarnai kehidupan bersama. Sedangkan solidaritas organik dijumpai pada masyarakat urban dan industrial dimana ikatanikatan sosialnya

longgar, individualistik, kelembagaan dalam masyarakat berciri

rasional.

Susilo ("#$#  '&) yang diilhami pemikiran beberapa sosiolog terkemuka, mengemukakan proses perubahan sosial dalam perpektiA  teori evolusionisme, dimana tahapan perkembangan struktur sosial

masyarakat mengalami evolusi dan beradaptasi dari bentuk

kosmogenesis (seluruh alam semesta) ke biogenesis (melengkapi

kosmogenesis yang berlangsung terus menerus), kepada

antropogenesis (evolusi manusia berdasar pikiran dan kesadaran), dan berakhir menuju sosiogenesis (manusia mulai memiliki kesadaran dan

(62)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lima potensi risiko yang bernilai sangat tinggi lainnya yaitu potensi risiko nomor (2) Hasil pelaksanaan yang tidak sesuai spesifikasi, (5) Adanya sanggahan

Latar juga dapat dilihat dari sisi fungsi yang lebih menyaran pada fungsi latar sebagai pembangkit tanggapan atau suasana tertentu cerita. Fungsi latar terbagi atas

Oleh karena itu limbah produk samping dari proses fermentasi bir yang mengandung Saccharomyces cerevisiae dapat dimanfaatkan sebagai biosorben untuk mengikat logam

di urutan ketujuh di Indonesia untuk tingkat kemiskinan pada tahun 2012. Walaupun secara umum dari tahun ke tahun, Aceh telah berhasil menekan angka kemiskinan terutama sejak

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya hidup hedonis dengan peri- laku

Hasil penelitian ini memberikan perbandingan terhadap metode Fuzzy AHP dan AHP dalam sistem pendukung keputusan dengan kasus penyeleksian karyawan berprestasi sehingga

Aplikasi yang dibuat memanfaatkan model HSL yang terdiri dari tiga karakteristik warna dasar yaitu Hue, Saturation dan Lightness.. Nilai hue digunakan untuk menentukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan potensi biomassa dan karbon yang tersimpan pada tegakan hutan tanaman jenis mangium, serta potensinya dalam