• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN RAKYAT (KESRA) SEKRETARIAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN RAKYAT (KESRA) SEKRETARIAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI

KESEJAHTERAAN RAKYAT (KESRA) SEKRETARIAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

Syamsul

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gajayana

Email : aufaalawy@gmail.com

ABSTRACT

The results of this study are: (1). Leadership planning in the People's Welfare

Administration Section (Kesra) is to determine the direction of leadership management and

the objectives of the leadership institution.. (2). In determining the organization is an

activity to formulate or re-examine the direction of organizational goals as stated in the

vision, mission and values in leadership institutions. (3). The use of leadership management

implementation in the People's Welfare Administration Section (Kesra) is very positive

proven to be increasingly efficient and effective work procedures and successful goals to be

achieved by the organization. (4). Leadership control that can be carried out in the People's

Welfare Administration Section (Kesra) can prevent various problems inside and outside the

organization.

Keyword : management,leadership

Pendahuluan

Dalam organisasi kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan atau tujuan organisasi mungkin menjadi renggang. Kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses.Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi, dan para pekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi. Ciri dan sifat kepemimpinan adalah Kepemimpinan yang efektif yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruhi atau memotivasi (bawahan) untuk bisa bekerja dengan benar dan baik, sehingga tujuan bisa dicapai sesuai dengan perencanaan. Suatu organisasi baik itu bersifat profit maupun pelayanan publik dituntut untuk dapat menampilkan kinerja terbaiknya secara konsisten guna pencapaian tujuan organisasinya. Salah satu faktor yang menentukan pencapaian kinerja dan tujuan organisasi adalah kinerja sumber daya manusianya (Djam’an Sator,

2011:13).

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, bahkan dapat dikatakan sangat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa manajemen kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Jika seorang pemimpin mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang optimal, pemimpin harus memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilannya. Dengan diberi kesempatan tersebut, maka kelancaran pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Dalam suatu organisasi atau instansi pemerintah seperti Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, kepemimpinan berkaitan dengan pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan menjadi bagian penting dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa tidak ada satu cara terbaik untuk memimpin bawahan, selain tergantung pada pemimpinnya, bawahan, dan situasi yang ada. Berdasarkan uraian tersebut

(2)

maka dalam penelitian ini berjudul ”Manajemen Kepemimpinan pada Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

Rumusan Masalah

Dalam mengadakan pembahasan terhadap objek tertentu maka selalu terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan. Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan (Planning) kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo ?. 2. Bagaimanakah pengorganisasian (Organizing)

kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo ?. 3. Bagaimanakah pelaksanaan (Actuating)

kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo ?. 4. Bagaimanakah pengawasan (Controlling)

kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo ?.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan ruang lingkup Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo yang memiliki berbagai kegiatan-kegiatan

yang

mampu

menarik

minat

masyarakat untuk menuju kehidupan yang

sejahtera. Manajemen Kepemimpinan pada

Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

(Kesra)

Sekretariat

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Situbondo

antara

lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengawasan yakni pada periode tahun

2018/2019.

Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek pada dasarnya memiliki tujuan penelitian, dalam maksud untuk memberikan arahan ataupun jalur tertentu terhadap penelitian itu sendiri Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis perencanaan (Planning) kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

2. Untuk mengetahui pengorganisasian (organizing) kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan (Actuating) kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo

4. Untuk mengetahui pengawasan (Controlling) kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

Manfaat Penelitian

Sebagaimana lazimnya sebuah penelitian, penelitian yang baik adalah penelitian yang membawa manfaat bagi orang lain. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan teoritis, hasil peneltian ini diharapkan menambah bahan kajian khususnya mengenai manajemen

kepemimpinan pada bagian

Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo dan seluruh institusi pada umumnya.

2. Manfaat praktis sebagai informasi bagi kepada peneliti di bidang sumber daya manusia dan stakeholders dalam mengimplementasikan manajemen kepemimpinan pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

Tinjauan Pustaka

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Ilmu manajemen memiliki fungsi-fungsi di dalamnya. Banyak ahli yang mengungkapkan fungsi-fungsi manajemen dengan pendapat yang berbeda. Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan

(3)

dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh beberapa ahli. Menurut George R. Terry (Hasibuan, 2013:38) fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan (Implementasion) dan Pengendalian (controlling).

Manajemen Kepemimpinan

Manajemen seringkali disebut dengan ‘’pengelolaan’’. pengelolaan merupakan kata yang digunakan sehari-hari, sehingga diandaikan semua orang tahu artinya. Definisi sesungguhnya kata manajemen tersebut ternyata banyak sekali, tergantung pada cara pandang, kepercayaan, atau pengertian seseorang. Terry (dalam Hasibuan, 2013:4) mendefinisikan manajemen sebagai ‘’kekuatan yang mengendalikan bisnis, sehingga menentukan berhasil tidaknya binsis’’,ada pula yang menyebut manajemen‘’bagaimana mendapatkan sesuatu melalui orang lain’’, ‘’perencanaan dan implementasi’’, dan sebagainya.

Dalam pengertian tersebut jelas menunjukkan ada aktivitas yang jelas berupa proses manajemen. Selanjutnya, aktivitas dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dilakukan melalui orang lain dengan bantuan sumber daya lain pula. Orang dan sumber daya lain biasa disebut 5 M, yaitu men, materials,

machines, methods, dan money (Sapendi,

2016:67).

Istilah manajemen dan kepemimpinan memang sering dipertukarkan. Hal ini terjadi karena aktivitas manajemen, yang mencakup perencanaan (planning), pengarahan (leading), pengorganisasian (organizing), dan pengendalian (controlling), dianggap tidak berbeda dengan aktivitas kepemimpinan. Namun John Kotter (dalam Yudiaatmaja, 2015:5), dari Harvard Business School mengemukakan pendapatnya bahwa manajemen berkenaan dengan mengatasi kerumitan, sedangkan kepemimpinan berkenaan dengan mengatasi perubahan. Hal tersebut dapat dipertegas lagi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan visi terhadap masa depan, sedangkan

manajemen berkaitan dengan

mengimplementasikan visi dan strategi yang disajikan oleh para pemimpin. Perbedaan kedua istilah tersebut dikemukakan juga oleh Robert House dari Wharton School pada University of

Pennsyulvania (dalam Yudiaatmaja, 2015:6).

Kerangka Berpikir

Seorang pimpinan manajemen selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seorang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan

kerja lama yang sudah terbukti tidak

menghasilkan mutu seperti yang diharapkan

olah

organisasi

maupun

oleh para pelanggannya.

Manajemen selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap perencanaan sampai ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama. Pemimpin manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian kehidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diperhitungkan sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara mengejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya.

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menimbulkan rasa senang dan puas pada pihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh

(4)

organisasi itu juga perlu dibina.

Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian karakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan manajemen yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang. Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan manajemen semakin baiklah mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam organisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan, dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1.

Kerangka Berpikir

Sumber : Terry (dalam Hasibuan, 2013)

Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yakni dari bulan Juli sampai dengan bulan September tahun 2019 di bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an Satori (2011:23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya. Jenis penelitian ini mendeskripsikan hasil penelitian dengan kata-kata yang sesuai dengan kondisional tempat penelitian tanpa adanya rekayasa penelitian.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian

ini adalah subjek dari mana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya,

maka

sumber

data

disebut

informan

(responden). Apabila peneliti menggunakan

teknik observasi, maka sumber datanya bisa

berupa benda, gerak atau proses sesuatu.

Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,

maka dokumen atau catatan yang menjadi

sumber data, sedangkan isi catatan subjek

penelitian atau fokus penelitian (Moleong,

2009:114).

Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(5)

1. Kepala Bagian Administrasi Kesra yaitu Abdul Kadir Jaelani, S.Sos, M.Si

2. Kepala Sub Bagian Sosag yaitu Siti Muhtahanah

3. Kepala Sub Bagian Kesmas yaitu Ir. Usman 4. Kepala Sub Bagian Sosmas yaitu Drs. H.

Waras

5. Staf Sub Bagian Sosag yaitu Purnomo, SE

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian non tes. Observasi dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap, dan sadar tentang perilaku individu sebenarnya di dalam keadaana tertentu.

2. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik percakapan dengan informan, dengan maksud mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Moloeng, 2009:136) dalam hal ini peneliti lebih dulu meminta ijin kepada informan demi kelancaran penelitian ini.

Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010:335-336), analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337-338) mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan

data setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.

Hasil Penelitian

1. Perencanaan Kepemimpinan di

Bagian Administrasi Kesejahteraan

Rakyat (Kesra)

Hasil penelitian menyebutkan bahwa perencanaan kepemimpinan pada Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) adalah untuk menentukan arah manajemen kepemimpinan serta tujuan yang ada di lembaga kepemimpinan. Dengan adanya perencanaan dapat menjadi acuan dari manajemen kepemimpinan yang akan dilaksnakan oleh kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) beserta jajarannya.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh pihak pimpinan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) merupakan kegiatan untuk menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan demi tercapainya tujuan yang telah digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.

Dalam pelaksanaannya, perencanaan memerlukan pemikiran tentang segala hal yang akan dikerjakan, seperti mengapa, bagaimana, di mana suatu kegiatan akan dilaksanakan, serta siapa yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, perencanaan dirumuskan untuk menjawab lima “W” satu “H” (What, when, where, who,why dan

how).

2. Pengorganisasian Kepemimpinan di

Bagian Administrasi Kesejahteraan

Rakyat (Kesra)

Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa dalam penetapan pengorganisasian merupakan kegiatan merumuskan ataupun menelaah kembali arah tujuan organisasi yang tertuang dalam visi, misi dan nilai dalam lembaga kepemimpinan. Menentukan arah strategi bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) harus merujuk pada pengembangan pandangan jangka panjang bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Visi dan misi hendaknya juga merupakan komitmen seluruh warga bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dari

(6)

mulai level pimpinan (kepala bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sampai dengan bawahan. Dalam proses manajemen strategi memerlukan pemikiran dan tenaga untuk mengimplementasikannya. Sehingga pemimpin harus bekerja ekstra agar anggotanya menjalankan arah strategi yang dimaksudkan.

Dari data hasil wawancara diatas pengorganisasian yang dilakukan di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) adalah proses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikannya demi efektivitas pencapaian tujuan organisasi (Bagian Kesra).

3. 3. Pelaksanaan kepemimpinan di Bagian

Administrasi Kesejahteraan Rakyat

(Kesra)

Hasil penelitian menyebutkan bahwa penggunaan impelementasi manajemen kepemimpinan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sangat positif terbukti semakin efisien dan efektifnya tata kerja dan berhasilnya tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Artinya dengan menggunakan Perencanaan manajemen kepemimpinan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kepemimpinan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra).

Ketika Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menggunakan Perencanaan manajemen kepemimpinan dengan baik dan impelementasinya dengan baik pula, maka hasilnya tentunya dapat dipastikan baik. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) setelah menetapkan manajemen kepemimpinan lembaga tersebut lambat laun mulai mempunyai kualitas yang baik dan semakin berkepemimpinan, Manajemen kepemimpinan berbicara tentang gambaran yang umum. Manajemen kepemimpinan adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi tujuan yang di harapkan. Dengan menggunakan manajemen kepemimpinan pada organisasi, manajer akan mudah berinteraksi dalam proses perencanaan dan impelementasinya. Dampak dari manajemen kepemimpinan tidak hanya memerlukan kriteria

evaluasi keuangan, tetapi juga non keuangan yaitu pengukuran dampak berdasarkan perilaku. Manfaat manajemen kepemimpinan memang tidak bisa langsung kita rasakan. Tetapi dampak dapat kita nikmati setelah kita melaksanakan manajemen kepemimpinan.

Pelaksanaan (Actuating) pada dasarnya merupakan fungsi manajemen yang komplek dan ruang lingkupnya cukup luas serta berhubungan erat dengan sumber daya manusia. Penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manejemen. Penggerakan adalah hubungan erat antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan dari adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan pembagian kerja yang efektif dan efesien.

4. Pengawasan manajemen kepemimpinan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra)

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengendalian kepemimpinan dapat yang dilaksanakan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dapat mencegah terjadinya berbagai masalah di dalam maupun diluar dari organisasi. Selain itu organisasi tidak takut terhadap perubahan yang terjadi tiba-tiba.

Sebagai sebuah organisasi Bagian Kesra Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo adalah sebuah kelompok atau komunitas yang memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Ketika seseorang masuk di dalam sebuah organisasi maka ia wajib mengikuti proses yang dibuat dalam organisasi tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan bersama dibutuhkan sebuah proses yang disebut manajemen. Organisasi tanpa manajemen sama saja dengan manusia yang mati, lengkap dengan organ tubuhnya namun tak memiliki rencana dan tujuan. Untuk itu, organisasi berarti sebuah lembaga atau kelompok fungsional. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian, cara bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi itu dapat secara efisien.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarakan permasalahan dan pembahasan Manajemen Kepemimpinan Pada Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (KESRA) Sekretariat Pemerintah Daerah Situbondo, maka dapat ditarik kesimpulan

(7)

sebagai berikut :

1. Perencanaan kepemimpinan pada Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) adalah untuk menetukan arah manajemen kepemimpinan serta tujuan yang ada di lembaga kepemimpinan. Dengan adanya Perencanaan dapat menjadi acuan dari manajemen kepemimpinan yang akan dilaksnakan oleh kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) beserta jajarannya.

2. Dalam penetapan pengorganisasian merupakan kegiatan merumuskan ataupun menelaah kembali arah tujuan organisasi yang tertuang dalam visi, misi dan nilai dalam lembaga kepemimpinan. Menentukan arah strategi bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) harus merujuk pada pengembangan pandangan jangka panjang bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Visi dan misi hendaknya juga merupakan komitmen seluruh pegawai bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dari mulai level pimpinan (kepala bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sampai dengan bawahan. Dalam proses manajemen strategi memerlukan pemikiran dan tenaga untuk mengimplementasikannya. Sehingga pemimpin harus bekerja ekstra agar anggotanya menjalankan arah strategi yang dimaksudkan.

3. Penggunaan impelementasi manajemen kepemimpinan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) sangat positif terbukti semakin efisien dan efektifnya tata kerja dan berhasilnya tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Artinya dengan menggunakan Perencanaan manajemen kepemimpinan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kepemimpinan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra).

4. Pengendalian kepemimpinan dapat yang dilaksanakan di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dapat mencegah terjadinya berbagai masalah di dalam maupun diluar dari organisasi. Selain itu organisasi tidak takut terhadap perubahan yang terjadi tiba-tiba. Lebih lanjut organisasi dapat melakukan segala kegiatan operasionalnya dengan lebih efektif dan lebih efisien. Keterlibatan anggota terhadap

perumusan strategi akan dapat meningkatkan motivasi dan rasa kebersama antar pegawai.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka di sini dapat disampaikan beberapa saran :

1. Kepala Bagian Administrasi Keejahteraan Rakyat (Kesra), hendaknya dapat menjalankan perannya sebagai pimpinan yang dapat mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen secara baik, agar target atau tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Kepala Bagian Adminiastrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), sebaiknya menetapkan rencana secara lebih matang dan berupaya untuk mengimplementasikan setiap rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rapat-rapat dan koordinasi dengan semua staf yang ada. 3. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

(Kesra), sebaiknya menetapkan standar kinerja yang jelas terhadap setiap kegiatan yang telah direncanakan untuk mengukur kinerja organisasi berupa peningkatan, tetap atau penurunan kinerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat standar persentase dan target setiap kegiatan dalam bentuk tabel. Standar persentase dan target terhadap setiap kegiatan akan memudahkan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dalam mengukur dan mengendalikan serta membandingkan kinerja organisasi di masa lalu, saat ini dan di masa depan. Dengan menetapkan standar kinerja yang jelas, kinerja organisasi dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan standar kerja serta dapat dilakukan langkah-langkah berupa perbaikan atau pengembangan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan (Implementasion) dan Pengendalian (controlling). Untuk penelitian selanjutnya di sarankan untuk menambah fungsi-fungsi lain pengarahan (Leadhing) dan pengkoordinasian (Coordinating) yang dapat lebih mempertajam analisa manajemen kepemimpinan yang sedang dilaksanakan atau diterapkan.

(8)

Daftar Pustaka

Amirullah dan Haris, Budiyono. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu. Anoraga, Panji. (2003). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta.

Atik & Ratminto. (2012). Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung: PT. Refika Aditama. Danim, Sudarwan. (2014). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Djam’an Satori. (2011). Pengantar Teori & Perilaku Organisasi. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Dubrin, Andrew J. (2005). Leadership (Terjemahan). Edisi Kedua. Jakarta : Prenada Media.

Fridayana Yudiaatmaja. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media Komunikasi FIS Vol 12, No 2 Agustus 2013.

Handoko. (2011). Pengantar Manajemen. Jakarta : Gramedia.

Hasibuan. (2011). Perilaku Organisasi, Terjemaahan. Jakarta : Salemba Empat. Hasibuan. (2013). Ilmu Administrasi Publik. PT Rineka Cipta :Jakarta.

IG, Wursanto. 2005. Manajemen Kepegawaian I. Yogyakarta : Kanisius. Kartini Kartono. (2013). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Erlangga.

Ladzi Safroni. (2012). Leadership - Enhancing the Lessons of Experience – Memperkaya Pelajaran dari Pengalaman Edisi 7. Jakarta : Salemba Humanika

Marno, dkk. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama. Martinis Yamin dan Maisah. (2010). Teori dan Praktik Analisa Wacana. Yogyakarta : Duta Wacana

University Press.

Moleong, J, Lexy. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya. Nanang, Fattah. (2009). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ranupandojo. (2011). Manajemen – Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfabeta.

Rivai, Vetzel. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta. Grafindo Persada. Safroni. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.

Sapendi. (2016. Manajemen Kepemimpinan Berbasis Mutu Untuk Meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi. Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 65 – 76.

Syamsi. (2014). Perilaku Organisasi Terjemahaan,.Yogyakarta : Andi Offset. Silalahi, Ulber. (2011). Asas-Asas Manajemen. Bandung : PT Refika Aditama.

Siswanto. (2007). Stategic Human Resorce Management - A guide to action” 3 rd edition, London : Kogan Page. Jurnal Imu Ekonomi.

Sondang P. Siagian. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukarna. (2011). Manajemen Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara.

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2011). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press. Tanjung. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Thoha, Miftah. (2010). Manjemen Sumber Daya Manusia” Edisi 6, Buku1 & 2. Jakarta : Salemba Empat. Timple, A, Dale. (2000). Perilaku Organisasi”, Buku 1 edisi 12, Terjemahan. Jakarta : Salemba Empat. Wahjosumidjo. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Sudut serang ini memiliki harga maksimum, apabila aerofoil bekerja diatas sudut maksimum tersebut maka gaya angkat akan hilang, (2) Jika kecepatan aliran

Pengumuman Ketua Panitia Seleksi Daerah Pengadaan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Situbondo Formasi Tahun 2021 Nomor : 813/1128/431.303.2/2021

Belanja Perangko, Materai Dan Benda Pos Lainnya, Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas, Belanja Jasa Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber Non PNS, Belanja Penggandaan, Belanja Sewa

(1) Berdasarkan Keputusan Bupati tentang guru ngaji dan marbot penerima insentif dari Pemerintah Daerah, Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang

Keterkaitan teori tujuan Public Relations dengan penelitian mengenai Corporate Social Responsibility ini karena tujuan dari Public Relations PT Adhi Karya

Pada tahun 2016 rata-rata rasio guru tersertifikasi terhadap jumlah guru keseluruhan sebesar 0,7922, kecamatan yang memiliki rasio guru tersertifikasi terhadap

Kami selaku pengelolah sekolah SDI-MI Islamiyah mengucapkan syukur Alhamdulillah dengan terbitnya buku panduan ini, Harapan kami semoga buku ini bisa menjadi