• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAUD (DEVELOPED LESSON PLAN OF PAUD) by Muhammad Ilyas Yusuf, S.Pd, M.Pd. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAUD (DEVELOPED LESSON PLAN OF PAUD) by Muhammad Ilyas Yusuf, S.Pd, M.Pd. Abstract"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAUD (DEVELOPED LESSON PLAN OF PAUD)

by

Muhammad Ilyas Yusuf, S.Pd, M.Pd

Abstract

The problem of the teachers in Pos Paud Intan Nusa is the difficulty in making lesson plan that includes covers weekly activity plan (RKM) and daily activity plan (RKH). To overcome the problem, the resercher develops RKM and RKH that can later be used as a reference by educators in preparing RKM and RKH.

This study aims to produce learning instrument in form of valid RKM and RKH for PAUD.

This instrumen development model uses 4-D by Thiagarajan which has been modified into 3-D: (1) define, (2) design, and (3) develop. Data is collected by documentation and expert validation. Descriptive analysis is used in instrument validity test.

The conclusion of this research is that the RKM and RKH instrument which has been developed is valid. The researcher suggests teacher of Pos Paud Intan Nusa to use the developed RKM and RKM model.

Keywords: instrument development, RKM, RKH

PENDAHULUAN

Menurut permendiknas, standar pembelajaran meliputi standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Standar isi meliputi: (1) struktur program, dan (2) alokasi waktu, standar proses meliputi: (1) perencanaan, dan (2) pelaksanaan, sedangkan standar penilaian meliputi: (1) pengumpulan, (2) pengolahan data, dan (3) penentuan tingkat pencapaian perkembangan anak. Kendala yang dihadapi pendidik di POS PAUD INTAN NUSA berkaitan dengan standar pembelajaran adalah hanya pada standar proses, terutama pada perencanaan. Dalam hal ini, pendidik mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat perencanaan pembelajaran yang meliputi rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH). Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi permasalahan

(2)

tersebut, maka peneliti mengembangkan RKM dan RKH agar nantinya dapat dijadikan acuan oleh pendidik dalam menyusun RKM dan RKH.

Berdasarkan ulasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan pembelajaran PAUD di POS INTAN NUSA, dalam hal ini pengembangannya hanya difokuskan pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak dan perencanaan pembelajaran (standar proses), sehingga dalam penelitian ini dikembangkan RKM dan RKH yang sesuai dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak dan perencanaan pembelajaran (standar proses). Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran PAUD berupa RKM dan RKH yang valid.

KAJIAN TEORETIS

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut: (1) Anak bersifat unik, (2) Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, (3) Anak bersifat aktif dan enerjik, (4) Anak itu egosentris, (5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan

(3)

antusias terhadap banyak hal, (6) Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, (7) Anak umumnya kaya dengan fantasi, (8) Anak masih mudah frustrasi, (9) Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, (10) Anak memiliki daya perhatian yang pendek, (11) Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial, (12) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip perkembangan fase kanak-kanak akhir dan seterusnya. Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk., 2007 : 1.17 – 1.23) adalah sebagai berikut.

1) Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kgnitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

2) Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.

3) Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.

4) Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

5) Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa PAUD (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.

Satuan PAUD merupakan institusi PAUD yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. Di Indonesia ada

(4)

beberapa lembaga PAUD yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:

1) Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA)

TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok : Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun.

2) Kelompok Bermain (Play Group)

Kelompok bermain berupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 23)

3) Taman Penitipan Anak (TPA)

Taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan pembainaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 24).

Landasan PAUD

Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang PAUD dinyatakan bahwa ”(1) PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) PAUD jalur

(5)

pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) PAUD jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai PAUD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yulianai Nurani Sujiono, 2009: 10).

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa PAUD sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.

Teori Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974: 5) mengajukan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang disebut sebagai model four-D. Model pengembangan perangkat pembelajaran ini terdiri atas empat tahap yaitu Define (pendefinisian), Design (desain), Develop (pengembangan), dan Disseminate (pendesiminasian). Uraian keempat tahap tersebut beserta komponen-komponennya adalah sebagai berikut.

1) Pendefinisian (Define)

Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran (Trianto, 2009: 189). Pada tahap ini, diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5

(6)

langkah pokok sebagai berikut: Analisis Awal Akhir, Analisis Peserta Didik, Analisis Materi, Analisis Tugas, Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

2) Perancangan (Design)

Tujuan dari tahap ini adalah merancang perangkat pembelajaran sehingga diperoleh prototipe (perangkat pembelajaran contoh). Tahap ini dimulai setelah ditetapkan tujuan pembelajaran khusus. Kegiatan pada tahap ini meliputi penyusunan tes beracuan patokan, pemilihan media, pemilihan format dan perancangan awal.

3) Pengembangan (Develop)

Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan draft-2 yaitu perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba terbatas. Kegiatan pada tahap ini adalah validasi para ahli dan uji coba terbatas.

a. Validasi Para Ahli b. Uji Coba Lapangan

4) Diseminasi (disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misal di kelas lain pada sekolah yang lain dan oleh guru yang lain. Tujuan tahap ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam kegiatan pembelajaran.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Tahap-tahap tersebut dapat divisualisasikan pada Gambar 2.1.

Criterion test

Expert appraisal

Developmental testing

Validation testing Packaging

Diftusion and adoftion Initial design

Front-end analysis Learner analysis

Concept analysis Task analysis Spesivication objectives Spesivication objectives Criterion-test Media selection Format selection Initial design Learner analysis

(7)

Gambar 2.1

Tahap-tahap Pengembangan Model 4-D

(Sumber: Thiagarajan, Semmel dan Semmel, 1974: 5-9)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian pengembangan. Dalam hal ini, pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan perangkat pembelajaran PAUD untuk model Kelompok Bermain (KB). Perangkat yang dimaksud adalah RKM dan RKH. Penelitian ini dilaksanakan di POS PAUD INTAN NUSA Desa Tengeng Kulon Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalonggan. Penelitian ini dirancang berlangsung selama tiga bulan. Jadwal kegiatan penelitian terlampir.

Metode pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) yaitu define, design, develop, dan disseminate. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan define, design, dan develop.

Diagram alur tahap-tahap diatas dapat dilihat pada Gambar

DEFINE

VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN

DEVELOP

ANALISIS UJUNG DEPAN ANALISIS PESERTA DIDIK

ANALISIS KURIKULUM ANALISIS TOPIK

SPESIFIKAS TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS SOLUSI YANG SESUAI

(8)

Gambar 4.1

Diagram Alur Modifikasi Model 4 - D.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi RKM, dan lembar validasi RKH. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh masukan, saran dan kritik dari validator terhadap draft I. Lembar validasi beserta perangkatnya diberikan kepada para validator, kemudian validator memberikan penilaian terhadap perangkat pembelajaran dengan mengisi lembar validasi sesuai dengan petunjuk yang diberikan atau menuliskan butir-butir revisi langsung pada naskah, sehingga diperoleh data kualitatif.

Data validasi perangkat dari para ahli kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menelaah hasil penilaian para ahli terhadap perangkat pembelajaran. Hasil telaah digunakan sebagai masukan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini dikatakan berhasil jika 85% validator mengatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut baik atau sangat baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengembangan pembelajaran PAUD di POS PAUD IINTAN NUSA desa Tengeng Kulon Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan modifikasi metode Thiagarajan dari tahap define sampai develop dan pembahasannya diuraikan sebagi berikut.

(9)

Hasil dari lima kegiatan yang telah dilakukan pada tahap ini dan pembahasannya dijelaskan sebagai berikut :

a. Analisis UU dan Permendiknas

Standar PAUD diatur dalam permendiknas no 58 tahun 2009. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.pelajaran.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan umur peserta didik. Di POS PAUD INTAN NUSA peserta didiknya berjumlah 21 anak, terdiri dari 11 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Usia 3-4 tahun berjumlah 12 anak dan usia 4-5 tahun berjumlah 9 anak.

c. Analisis Konsep

Sesuai dengan pedoman permendiknas, ranah perkembangan dalam PAUD meliputi: (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) motorik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional. Konsep yang akan diterapkan di PAUD harus disesuaikan dengan ranah tersebut dan juga disesuaikan dengan umur setiap peserta didik. Berdasarkan analisis umur peserta didik, maka peneliti menentukan konsep sesuai dengan permendiknas, konsep yang peneliti susun terlampir.

d. Analisis Tugas

Berdasarkan analisis peserta didik dan konsep, maka peneliti mempersiapkan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Tugas-tugas tersebut terlampir.

e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Dalam penelitian ini, peneliti telah menyusun spesifikasi tujuan pembelajaran PAUD di POS PAUD INTAN NUSA. Spesifikasi tujuan tersebut terlampir.

Perancangan (Design) a. Penilaian

(10)

Penilaian pembelajaran PAUD dirancang dalam bentuk lembar pengamatan yang disebut dengan lembar penilaian. Lembar penilaian didasarkan pada hasil define. Lembar penilaian dapat dilihat dalam lampiran 5.

b. Media

Media pembelajaran di tentukan berdasarkan define. Berdasarkan define maka media pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran di POS PAUD INTAN NUSA adalah alat peraga, media grafis, alat-alat permainan, dan drawing board.

c. Format

Format yang digunakan untuk mengembangkan RKM dan RKH di POS PAUD INTAN NUSA didasarkan pada define dan kesepakatan antara guru dengan peneliti.

d. Rancangan Draf Awal

Hasil pada tahap perancangan draf awal dapat dilihat pada lampiran 8, 9, dan 10..

Pengembangan (develop)

a. Validasi Ahli Terhadap RKM

Deskripsi hasil validasi RKM dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1

Deskripsi Hasil Validasi RKM

Val Saran perbaikan RKM 1 RKM 2

S K S K

I 1. Indikator usahakan operasional 2. Berikan contoh evaluasi

3. Alokasi waktu tidak sama dengan alokasi waktu pada RKH

27 B 26 B

II 1. RKM berbeda dengan RKH, jadi kegiatan belajar tidak seperti RKH

2. Indikator yang hendak dicapai belum jelas 3. Penilaian tidak jelas

26 B 26 B

III 1. Kegiatan pembelajaran pada RKM tidak perlu detil, tapi cukup memuat pokok-pokoknya saja

2. Alokasi waktu kurang

25 B 26 B

RATA-RATA 26 B 26 B

KESIMPULAN : kedua RKM baik dan dapat digunakan dengan revisi

Keterangan :

S = Skor, B = Baik, K = Kriteria, Val = Validator

(11)

b. Validasi Ahli Terhadap RKH

Deskripsi hasil validasi RKH dapat dilihat pada Tabel 5.2.. Tabel 5.2

Deskripsi Hasil Validasi RKH

al Saran perbaikan RKH1 RKH2 RKH3 RKH4 RKH5 S K S K S K S K S K

I 1. Rumusan tujuan harus operasional

2. Metode sesuai judul penelitian 3. Evaluasi harus ada untuk

mengukur ketercapaian tujuan

41 B 41 B 40 B 40 B 42 B

II 1. Kegiatan pendahuluan terlalu banyak

2. Instrumen penilaian tidak ada di RKH

3. Indikator yang hendak dicapai tidak jelas

40 B 40 B 41 B 39 B 43 A

III 1. Pembagian waktu kurang tepat 2. Evaluasi : ikuti format terakhir,

ada indikator dan materi 3. Kegiatan refleksi belum ada

38 B 39 B 40 B 42 B 36 B

RATA-RATA 39,7 B 40 B 40,3 B 40,3 B 40,3 B

Kesimpulan : Kelima RKH baik dan dapat digunakan dengan revisi

Keterangan :

S = Skor, B = Baik, K = Kriteria, Val = Validator

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini adalah bahwa perangkat RKM dan RKH yang dikembangkan dalam penelitian ini valid.. Sebaiknya dilakukan penelitian pengembangan lanjutan berkaitan dengan uji coba RKM dan RKH di POS PAUD INTAN NUSA. Jika perlu, mendisseminasikan perangkat tersebut untuk satuan pendidikan PAUD tingkat kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan.

(12)

Aisyah, 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anni, 2006. Teori-teori Belajar. Jakarta: Dirjendikti.

Cronbach, 1954. The Instructional Of Behavior. New York: Harper and Row. Fudyartanto, 2002. Hakekat Belajar. Jakarta: Gramedia.

Hayyinah, 1992. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti. Masitoh, 2005. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.

Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Netherlands: University of Twente

Patmonodewo, Soemiarti, 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, 1997. Education Psychology Theory and Practice. Boston: Allyn and Bacon Publisher.

Spears, 1955. Prototyping to Reach Product Quality. Netherlands: University of Twente

Suherman, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Syah, 2003. Penjajakan Profil Kebutuhan Profesional Guru SD. Malang: UNM. Sujiono, Yuliani Nurani, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: PT Indeks.

Thiagarajan, Semmel. DS. Semmel. 1974. Instructional Development for Training Teacher of Exceptional Children. A. Source Book Blomington; Central for Innovation on Teaching the Handicapped.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia

Referensi

Dokumen terkait

Orta kolun İ znik Gölü ile Gemlik Körfezi arasındaki devamı bu çalı ş mada Gemlik.. fay zonu olarak adlandırılmı

High prevalence of hereditary cancer syndromes in adolescents and young adults with colorectal cancer. Hubungan faktor risiko,

Penjelasan :Halaman ini tampil ketika pengguna memilih menu baca dongeng yang terdapat pada menudaftar dongeng dan Selanjutnya pengguna memilih salah satu dongeng dari

Pada umumnya, tulisan dapat dikelompokkan atas empat macam bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. 1) Bentuk tulisan narasi, dipilih jika penulis

2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara

[r]

Nilai R/C atas biaya tunai pada usahatani ubi jalar secara tumpangsari dengan jagung manis di Desa Gunung Malang sebesar 2,24, yang berarti bahwa setiap Rp 1.000,00 biaya