• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional

Minangkabau (BIM) Di Sumatera Barat Leli Honesti*, Nazwar Djali**

*Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

**Dosen Fakultas Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Bung Hatta

_______________________________________________________________________________________ Abstrak

Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi merupakan suatu tujuan terpenting bagi pemilik proyek, kontraktor dan terutama si pengguna proyek itu sendiri. Semua itu tak terlepas dari perencanaan yang matang, mulai dari ide/ gagasan, studi kelayakan, desain pengadaan, proses knstruksi dan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekonomi dan finantial pengembangan Bandar Udara Internasional (BIM) di Sumatera Barat, yang merupakan bagian dari studi kelayakan proyek. Bagian ini merupakan salah satu hal yang sangat penting pada studi kelayakan setelah analisis pasar dan analisis teknis. Studi harus dilakukan secara obyektif. Dalam studi Dalam studi selalu dipertimbangkan tentang cost dan benefit, dimana benefit dapat berbentuk manfaat ekonomi maupun sosial. Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) selain mendapatkan benefit juga manfaat yang diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa arus kas dan manfaat lain yang sangat bernilai dari segi aspek ekonomi baik dari sektor perdagangan, pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertanian sehingga terbangkitnya ekonomi Sumatera Barat.

Kata-kata kunci : Pengembangan Bandar Udara, Analisis ekonomi dan Finansial

Abstract

Success on implement of construction project is one of the most important purpose for owner, contractors and user. All of them are not only good design but also idea, feasibility study, design, procurement, construction process and benefit of project. The purpose of this research is to analysis the economic and the financial of International Airport Development in West Sumatera that part of the project feasibility study. This is one of more important after the market and technical analysis. This study provides economic and benefit, whereas benefit can profitable economic and social. Minangkabau Airport is besides procure provit, so benefit that get by community. This is cashflow that valuable from economic aspect like tourism, fishery, commercial, agricultural and cause rise the economic of West Sumatera Province.

Keywords : International airport development, analysis of economics and finance _____________________________________________________________________________________

1. Pendahuluan

Pada era globalisasi batas antar wilayah yang satu dengan yang lainnya, serta batas antar negara menjadi semakin terbuka. Posisi Indonesia yang secara geografis berada diantara benua Asia dan Australia, serta berdekatan dengan Asia Pasifik, menjadi sangat strategis, baik dari sisi ekonomi maupun politis. Potensi keunggulan geografis, sumber daya alam dan sumber daya manusia tersebut wajib dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu keunggulan geografis yang wajib dimanfaatkan secara maksimal adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi udara yang dapat melayani kegiatan penerbangan baik internasional maupun domestik.

Maksud penelitian ini adalah menganalisis pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) secara ekonomis dan finansial dengan berbagai metode Benefit – Cost Analisis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan secara ekonomi dan finansial BIM terhadap pengembangan bandara sehingga memenuhi kapasitas pertumbuhan penumpang proyeksi tahun 2032.

Sejak dioperasikan BIM mulai tanggal 22 Juli 2005 lalu, menyusul penutupan Bandara Tabing di Padang sejak 21 Juli 2005 malam, hingga kini diketahui bahwa proyeksi volume penumpang sudah jauh terlampaui. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pengembangan BIM sangat diperlukan dan cukup mendesak, sehingga secara bertahap sudah

(2)

dilakukan pengembangan yang diawali pada pembangunan kantor kargo yang telah dilaksanakan pada tahun 2008 lalu, dan dimulainya pembangunan terminal secara bertahap mulai sejak 22 Desember 2008, serta beberapa rencana lain untuk melengkapi fasilitas yang sudah ada.

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada permasalahan, apakah proyek ini layak secara ekonomi dan finansial hingga mememnuhi proyeksi penumpang sampai tahun 2032. Kajian ekonominya adalah mengkaji pengembangan BIM dari sudut pandang makro, yang bisa bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung baik bagi tingkat daerah maupun tingkat nasional. Kajian finansialnya adalah benefit (manfaat) yang diperoleh mulai proyek beroperasi dalam jangka waktu usia ekonomis yang diharapkan, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis cost saat pelaksanaan konstruksi, kemudian cost yang dikeluarkan jika proyek telah mulai beroperasi sampai habis masa usia ekonomisnya. Untuk menghitung apakah proyek ini mempunyai nilai manfaat secara finansial,

maka dianalisis dengan menggunakan beberapa metode.

2. Tahapan Metode Analisis

a. Identifikasi Masalah

Tahapan ini didahului dengan observasi awal penelitian untuk mengetahui permasalahan yang ada secara aktual dilapangan sekaligus melihat masalah yang terjadi sehingga dapat dilakukan pendekatan secara teoritis. b. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran umum yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka pada penelitian ini, ada beberapa masalah yang perlu dikaji antara lain: melihat gambaran umum perencanaan pengembangan bandara. Hal ini perlu di analisis dengan analisa keekonomian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pengembangan bandara sesuai dengan rencana dan program pembangunan.

c. Pengumpulan Data, yang meliputi:

No Kelompok Data Kebutuhan Data

1 Data Sekunder  Peta administratif Sumatera Barat

 Peta lokasi Bandara Internasional Minangkabau.  Data Pertumbuhan Pesawat, Penumpang dan Kargo BIM 2 Data Primer  Data pembangunan awal BIM

 Data survey investasi awal pembangunan pengembangan BIM

 Data investasi pengembangan BIM

 Biaya pengeluaran BIM sejak mulai beroperasi tahun 2005 sampai 2008.

 Pendapatan BIM sejak beroperasi tahun 2005 sampai 2008

 Prakiraan pendapatan BIM setelah pengembangan

Tabel 2.1 Pengumpulan Data

d. Pengolahan Data

Bagian ini melakukan kajian sistem untuk setiap aspek penelitian ini meliputi : aspek teknis, dan aspek ekonomisnya. Selanjutnya diformulasikan kajian sistem tersebut kedalam Kelayakan Investasi dari sisi Aspek Finansialnya, sehingga dapat diketahui apakah keputusan terhadap investasi proyek pengembangan bandara ini mempunyai nilai ekonomis dan berpotensi untuk masa waktu yang telah ditentukan.

e. Implementsi Investasi

Keputusannya terhadap Investasi Pengembangan Bandar udara ini mempunyai nilai ekonomi dan finansial dan berpotensi untuk masa waktu yang ditentukan.

3. Metode Peramalan

Metode peramalan bertujuan untuk memperkecil ketidakpastian yang terdapat 51

(3)

pada kecenderungan (trend) dan fluktuasi permintaan (demand) yang terjadi diluar pengendalian. Dalam prakteknya, peramalan selalu berkaitan dengan perhitungan yang memerlukan data pada masa lalu, dimana semakin lama jangka waktu data tersebut, maka peramalan yang dihasilkan diharapkan akan semakin akurat.

a. Analisa Regresi

Analisis regresi merupakan suatu teknik peramalan nilai suatu variabel berdasarkan hubungannya dengan satu atau lebih variabel lain. Variabel yang nilainya akan diramalkan disebut variabel tak bebas (dependent variable), sedangkan variabel yang nilainya dipergunakan untuk meramalkan disebut variabel bebas (independent variable). Analisis regresi bertujuan untuk membentuk suatu model matematis dari hubungan variabel tak bebas dengan satu atau lebih variabel bebas.

Variabel tak bebas yang diuji sering disebut dengan variabel respon atau variabel yang dipengaruhi, biasanya dilambangkan dengan huruf Y, sedangkan variabel bebas atau disebut juga variabel peramal atau prediktor atau variabel yang mempengaruhi, biasanya dilambangkan dengan huuf X. Model Regresi Linier Berganda secara praktek adalah sebagai berikut : Y1 = β0 + β1X1i + β2X2i + ...+ βkXki + ei dimana : i = 1,2,3,...,n X1,X2,...,Xi diasumsikan diukur tanpa kesalahan

β1, β2,..., βk adalah variabel bebas atau pediktor

ei (i = 1,2,3,...,n) adalah estimasi kesalahan untuk observasi ke-i dan diasumsikan diambil sebagai sampel indepenen dari distribusi normal.

b. Uji Model

Untuk meyakinkan model terpilih, maka perlu diuji untuk mengukur kestabilan model tersebut dengan beberapa uji yaitu :

1. Uji t (t-Test)

2. Uji R2 (Coefficient of Determinant Test) 3. Uji F (F-Test)

c. Uji t (t-Test)

Uji t atau student – t distribution dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai Y. Uji T dilakukan dengan cara uji hipotesa nol yaitu bahwa konstanta dan koefisien variabel Xi sama dengan nol. Nilai t dari koefisien variabel X dan konstanta regresi dapat dicari dengan menggunakan rumus :

1. t0 = untuk koefisien variabel X (β1) tβ0 =

2. t0 untuk koefisien konstanta (β0) tβ0 =

Dimana : Sb adalah kesalahan baku dari koefisien variabel X dan Sa adalah kesalahan baku dari konstanta regresi.

Untuk dilakukan uji hipotesa nol terhadap konstanta dan koefisien variabel bebas X01 dan X16 yang berarti :

H0 : β01 = β16 = 0 H1 : β01 β16 0

Jika hipotesa nol diterima berarti model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y, sebaliknya jika hipotesa nol ditolak yang berarti menerima hipotesa hipotesa tandingan maka model cukup baik dalam memprediksi nilai Y. Kriteria pengujian hipotesa ini adalah sebagai berikut :

H0 ditolak jika tanalisa ttabel dan

sebaliknya

H0 diterima jika tanalisa ttabel

d. Uji R2 (coefficient of Determinant Test)

Uji R2 dilakukan untuk menguji berapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent pertumbuhan angkutan udara. Dari model linier yang terpilih, kemudian diambil nilai R2 tertinggi.. Nilai R2 yang mendekati nol menyatakan model tersebut kurang mencakup keseluruhan variabilitas dengan variabel-variabel yang dispesifikasikan dalam model nilai R2 yang nol menyatakan tidak adanya

(4)

hubungan linier (bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali) antara variabel dependent dengan variabel independent. Sedangkan nilai R2 sama dengan satu menyatakan bahwa nilai observasi terletak pada garis regresi dan tingkat kesesuaian model tinggi.

e. Uji F (F-Test)

Uji F ini dilakukan dengan tujuan menguji apakah seluruh koefisien variabel independent Xi sama dengan nol atau dengan kata lain seluruh variabel independent Xi dari model regresi tidak mempengaruhi variabel dependent Y, yang juga disebut uji hipotesa nol. (Sembiring,R.K, 1995. ).

Dalam melakukan pengujian hipotesa nol terhadap sejumlah variabel independent yang mewakili model yaitu : X16 dan X01 yang berarti :

H0 : β01 = β16 = 0 H1 : β01 = β16 0

Dimana : β01 dan β16 adalah koefisien-koefisien dari variabel-variabel independent X0 dan X16.

Krieria pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

H0 ditolak jika Fanalisa Ftabel dan sebaliknya

H0 diterima jika Fanalisa Ftabel

Jika hipotesa nol ditolak itu berarti bahwa koefisien-koefisien dalam model tidak sama dengan nol dan juga model sangat berpengaruh dalam memprediksi nilai variabel dependent, dan juga berlaku sebaliknya.

4. Metode Menilai Kelayakan Suatu Usulan Proyek/Evaluasi Suatu Investasi

Selain pembahasan BCR, NPV dan IRR juga akan dijelaskan beberapa metode untuk menilai kelayakan suatu usulan proyek, dengan tujuan untuk membuat perbandingan dengan metode lain.

Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan, kita sekarang dapat menilai

atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan proyek.

Karena pengkajian ini hanya membahas berbagai konsep dasar dari pengujian usulan proyek, kita menganggap bahwa risiko atau kualitas semua usulan investasi tidaklah berbeda dengan risiko perusahaan saat ini. Dengan demikian, penerimaan suatu proyek investasi baru tidak akan merubah risiko total perusahaan. Atau dapat disimpulkan risiko yang akan muncul jika proyek selesai, tidak akan menimbulkan suatu dampak negatif yang signifikan terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat.

Pada pengkajian ini akan dibicarakan 5 (lima) pendekatan untuk menentukan layak tidaknya suatu usulan investasi tersebut. Pendekatan atau metode-metode tersebut adalah : (1) Metode Average Rate of Return, (2) Metode Payback Period, (3) Metode Internal Rate of Return, (4) Metode Net Present Value., (5) Incremental Analysis

1) Average Rate of Return (ARR)

Metode ini mengukur perbandingan (ratio) antara rata-rata keuntungan setelah pajak dengan rata-rata investasi.

dengan formula : ARR =

Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari data akutansi yang tersedia. Kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga tertentu, diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut.

Kelemahan metode ini adalah keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, bukannya berdasarkan aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang (time value of money).

2) Payback Period

Periode ”Payback”menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode ”payback” menunjukkan perbandingan antara ”initial investment” dengan aliran kas tahunan. Dengan rumus umum sebagai berikut :

Period =

(5)

Payback period, yaitu kapan (berapa lama) modal investasi dapat dikembalikan.

Apabila periode “payback” kurang dari suatu periode yang telah ditentukan, proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Kelemahan utama dari metode “payback” adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah periode payback. Metode Payback ini banyak digunakan untuk melengkapi metode lain. Metode Pay back period, sering disebut

pay-out time atau masa pulang (kembalinya)

modal, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali modal yang ditanam. Semakin cepat semakin baik, karena semakin kecil risiko yang didapat. Jadi metode ini menilai proyek penanaman modal atas dasar kecepatan kembalinya modal yang ditanamkan pada proyek. Perhitungan pengembalian modal didasarkan atas laba bersih ditambah penyusutan = Net Cash

Flow.

Suatu investment menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Pay Back

Period dinyatakan dalam satuan tahun.

Untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan investasi dalam metode pay

back period ini yaitu dengan cara

membandingkan hasil pay back period dari investasi yang diusulkan dengan maksimum

pay back period yang diinginkan perusahaan. Pay back period merupakan jumlah tahun

yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi awal dari investasi (Cash Out Flow) dengan mengunakan aliran kas. Dengan kata lain pay back period merupakan rasio antara cash out flow dan

cash in flow yang hasilnya merupakan satuan

waktu. Selanjutnya nilai dibandingkan dengan maksimum pay back period yang dapat diterima. Jika pay back period lebih pendek waktunya dari maksimum pay back

periodnya, usulan investasi dapat diterima. Pay back period dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut: dimana :

K = periode pengembalian CF = cash flow period ke t FBP = faktor bunga present Kriteria penilaiannya adalah :

- Jika pay back period < umur ekonomis investasi, usulan investasi diterima.

- Jika pay back period > umur ekonomis investasi, usulan investasi ditolak.

3) Profitability Index atau Benefit Cost Ratio

Profitability index atau Benefit Cost Ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang dari aliran dana masuk dimasa yang akan datang dengan nilai investasi. Ini dinyatakan sebagai :

BCR = Nilai sekarang aliran kas masuk/ nilai investasi

Selama PI atau BCR tersebut sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi tersebut.

Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain kalau NPV mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya, untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV.

4) Metoda Net Present Value (NPV)

Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang bersih (NPV), yang mengandalkan pada teknik arus kas. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut :

a. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek.

b. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, didefinisikan sebagai NPV proyek. c. Jika NPV positif, maka proyek harus

diterima, sementara jika NPV negatif, maka proyek ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih.

5). Metoda Internal Rate of Return (IRR)

Ada beberapa tolok ukur untuk kelayakan ekonomi (komersial), yaitu yang terpenting

(6)

a. Tingkat pengembalian investasi, dengan mengukur IRR (Internal Rate of Return). b. IRR adalah tingkat suku bunga pada saat

NPV = 0

c. IRR > Sosial Discount Rate maka proyek layak dilaksanakan

d. IRR < Sosial Discount Rate maka proyek tidak layak dilaksanakan.

5. Langkah-Langkah Kajian

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi yang mendukung penelitian. Data yang diperlukan antara lain adalah data pertumbuhan angkutan udara di Sumatera Barat, komponen biaya pengeluaran dan komponen biaya pendapatan dari BIM dan standar komponen pendapatan serta pengeluaran dari sebuah bandara bertaraf internasional.

Komponen biaya pengeluaran yang mempengaruhi bandara adalah sebagai berikut

a. Biaya pembangunan pengembangan b. Biaya operasi

Komponen biaya pendapatan bandara menurut Keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP. 302/KM.10/AP II 2005 Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U). Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Konter dan Garbarata (Aviobridge) untuk Angkutan Udara Dalam Negeri dan Luar Negeri di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang berasal dari a). Pendapatan Aeronautika dan b). Pendapatan Non Aeronautika.

6. Pembahasan dan Analisis

Proyeksi Pertumbuhan Pesawat,

Penumpang dan Kargo.

Adapun variabel – variabel bebas yang digunakan dalam kajian ini ada sembilan variabel yaitu :

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (X1)

2. Pertambangan dan penggalian (X2) 3. Industri pengolahan (X3)

4. Listrik, gas, dan air minum (X4) 5. Bangunan (X5)

6. Perdagangan, hotel dan restoran (X6) 7. Pengangkutan dan komunikasi (X7) 8. Keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan (X8)

9. Jasa-jasa (X9)

Apabila semua variabel bebas (X1 – X9) memiliki tanalisa < t α(n-k-1) tabel, maka akan dilakukan analisis linier variabel tak bebas terhadap variabel bebas ke-10 yaitu PDRB Sumbar (X10)

Variabel bebas adalah lapangan usaha dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sedangkan variabel terikatnya yaitu pertumbuhan lalu lintas angkutan udara.Variabel bebas berguna untuk memprediksi variabel terikat yang diramalkan.

7. Studi Kelayakan Ekonomi Bandar Udara

a. Proyeksi Pertumbuhan Angkutan

Udara

Dengan menggunakan analisis regresi diperkirakan permintaan lalu lintas udara di Sumbar proyeksi tahun 2032 adalah sebagai berikut - 2,206 pesawat internasional - 116, 715 pesawat domestik - 730,623 penumpang internasional - 5,133,918 penumpang domestik - 11,792 jemaah haji

- 394 ton kargo internasional - 27,878 ton kargo domestik

Pada grafik 5.1. sampai grafik 5.7. proyeksi pertumbuhan pesawat seiring dengan proyeksi pertumbuhan penumpang sudah melampaui proyeksi data JICA sehingga memang perlu dilakukan pengembangan terhadap area Runway, Apron dan terminal penumpang. Namun sebaliknya dibandingkan dengan pertumbuhan pesawat dan penumpang di Sumbar, pertumbuhan kargo tidak meningkat jauh di atas proyeksi data JICA dimana JICA memprediksi lebih kurang 7,000 ton sampai tahun 2020, sedangkan 12,000 pesawat dan 18,000,000 penumpang Pesawat Internasional 0 500 1000 1500 2000 2500 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun P es awa t Pesawat 55

(7)

Grafik 5.1. Data dan Proyeksi Pertumbuhan Pesawat Internasional di Sumatera Barat tahun 1994 - 2032

Pesawat Domestik 0 50000 100000 150000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun Pe s a wa t Pesawat

Grafik 5.2. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Pesawat Domestik di Sumatera Barat tahun 1994 - 2032

Penumpang Internasional 0 200000 400000 600000 800000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun Penu mp a ng Penumpang

Grafik 5.3. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Penumpang Internasional di Sumatera barat tahun 1994 - 2032

Penumpang Domestik 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun P e nu m pa n g Penumpang

Grafik 5.4. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Penumpang Domestik di Sumatera Barat tahun 1994 -2032

Kargo Internasional 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun Ka r go Kargo

Grafik 5.5. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Kargo Internasional di Sumatera Barat tahun 1994 -2032

Kargo Domestik -10,000,000 20,000,000 30,000,000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun K a r g o Kargo

Grafik 5.6. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Kargo Domestik di

Sumatera Barat tahun 1994 -2032

Jemaah Haji 0 5000 10000 15000 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Tahun J em a ah H a ji Jemaah Haji

Grafik 5.7. Data dan Proyeksi

Pertumbuhan Jemaah Haji di Sumatera Barat tahun 1994 -2032

Dari hasil proyeksi pertumbuhan bandar udara sampai tahun 2032 maka bangunan dan fasilitas bandara yang dibangun pada pengembangan tahap II adalah :

a). Terminal sisi selatan :

perpanjangan menjadi 3.000 m lebar 45 b). Apron Terminal : 863 m x 160 m c). Terminal Penumpang : 3 lantai 41.720 m2

(8)

Jenis pesawat terbesar yang dapat ditampung runway dan apron adalah MD-11 atau B-747.

b. Investasi Terhadap Pengembangan BIM

Pengembangan dilakukan pada tahun 2009 s/d 2012. Modal investasi pembangunan awal berasal dari 80% pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 9% dibayarkan secara pokok + bunga selama 13 tahun dan dana APDN 20 %. Modal investasi untuk pengembangan tahap II terminal dan Apron berasal dari PT (Persero) Angkasa Pura II dengan tingkat suku bunga 9%, sedangkan Runway dan Taxiway berasal dari dana pinjaman lunak luar negeri dengan bunga pinjaman sebesar 9% dibayarkan secara pokok dan bunga pinjaman.

c. Biaya Pendapatan dan Biaya

Pengeluaran BIM

Dalam rangka pengembangan BIM, disusun beberapa asumsi untuk menilai kelayakan ekonomi pengembangan tersebut, yaitu : Estimasi Biaya Pendapatan Bandara a). Pendapatan Aeronautika

Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II No.. KEP.302/KM.10/APII2005 tentang Tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Tarif Pelayanan Jasa Pemakaian Konter dan Garbrata (Aviobridge) untuk Angkutan udara Dalam Negeri dan Luar Negeri di Bandar Udara Internasional Minangkabau Padang pedapatan Aeronautika adalah jasa pelayanan sisi udara yang didapat dari jumlah pendapatan pelayanan pesawat, penumpang dan kargo. Pendapatan pelayanan pesawat didapat dari Landing Fees, Route Charges, dan Aircraft Supporting Facilities. Landing Fees diperoleh dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP4U sebesar USD 152/movement untuk pesawat domestik dan USD 1.127/movement pesawat internasional. Route Charges diperoleh dari 50% hasil peramalan proyeksi pertumbuhan pesawat dikalikan dengan biaya PJP sebesar USD 200/movement pesawat domestik dan USD 800/movement pesawat

internasional. Tarif Aircraft Supporting Facilities adalah sebesar USD 350/pesawat. Pendapatan penumpang didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan penumpang dikalikan dengan biaya PJP2U sebesar USD 2,78/orang untuk penumpang domestik dan USD 8,33/orang untuk penumpang internasional. Pendapatan pelayanan kargo didapat dari hasil peramalan proyeksi pertumbuhan kargo dikalikan dengan uang jasa pelayanan kargo sebesar USD 0,033 /kg untuk kargo domestik dan USD 0,055 kg untuk kargo internasional. Biaya pendapatan aeronautika ini diasumsikan meningkat sebesar 10% setiap tiga tahun.

b). Pendapatan Non Aeronautika

Biaya pendapatan non aeronautika jasa Warehouse diasumsikan sebanyak 20% dari pendapatan aeronautika

Estimasi Biaya Operasi Bandara. Biaya operasi bandara terdiri dari :

- Gaji pegawai dan tunjangan. Biaya ini diasumsikan meningkat sebesar 10% setiap tahun.

- Biaya perbaikan dan perawatan. - Utilitas bandara

- Material/peralatan yang dibutuhkan untuk airfield area, terminal area, dan supporting facilities.

- Biaya administrasi lain pada umumnya.

Biaya perbaikan, perawatan, utilitas, material, dan biaya administrasi lainnya diasumsikan meningkat sebesar 2.5% setiap tahun.

d. Analisis Ekonomi dan Finansial

Analisis ekonomi dan finansial pengembangan BIM adalah berdasarkan proyeksi pertumbuhan angkutan udara proyeksi tahun 2032. Pada tingkat suku bunga 9% Benefit Cost Ratio (BCR) = 2,31. Proyek ini cukup layak dilaksanakan karena BCR > 1 dan Net Present Value (NPV) > 0 yaitu $ 99.583.747. Sedangkan pada tingkat suku bunga 12% Benefit Cost Ratio nya (BCR) = 1,95 pada Net Present Value nya $ 93.359.575. Selanjutnya pada analisis ini terlihat kalau IRR nya sangat bagus yaitu 45%. Hal ini juga disebabkan karena dalam

(9)

penelitian ini tidak memperhitungkan dana yang harus disetorkan ke Pemerintah, Angkasa Pura atau ke Pemda setempat. Pada analisa Pay Back Period ,pengembalian modal selama 25,7 tahun. Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadi kondisi saat balik modal (Break Event Point).

Dengan melakukan analisa regresi terhadap pertumbuhan angkutan udara di Sumbar dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar, diperkirakan permintaan lalu lintas di Sumbar proyeksi tahun 2032 adalah 2.206 pesawat internasional, 116.715 pesawat domestik, 730.623 penumpang internasional, 5.133,918 penumpang domestik, 11.792 jemaah haji, 394 ton kargo internasional dan 27.878 ton kargo domestik. Selain mendapatkan profit yang cukup baik, Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) juga mendapatkan benefit atau manfaat yang diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa arus kas, juga manfaat lain yang sangat bernilai seperti dari segi aspek ekonomi yaitu baik dari sektor perdagangan, pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertanian. Dari segi aspek bisnis yaitu provit yang diperoleh dari pengembangan bandara ini. Pengembangan BIM tidak hanya dilihat dari segi provit saja, tapi juga bagaimana bangkitnya perekonomian Sumatera Barat.

8. Kesimpulan

a. Setelah diadakan penelitian, Bandar Udara Minangkabau ternyata layak dikembangkan ditinjau dari sudut ekonomi dan finansial. Kesimpulan ini berdasarkan dengan melakukan analisa regresi terhadap data yang bersumber dari BPS Sumbar dan PT Persero Angkasa Pura II dimana didapatkan angka pertumbuhan penumpang internasional 27,8% dan penumpang domestik 17,02%, jemaah haji 31,82%, sedangka pesawat internsional 15,49%, pesawat domestik 9,82%, kargo internasional 6,12% sedangkan kargo domestik hanya 0,12%. Periode yang diteliti yaitu dari tahun 2010 – 2032. Selain dari angka pertumbuhan bandara ternyata dari angka Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) ternyata

BCR = 2,31 >1, NPV = $99.583.747 >0 dan IRR = 45% besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang diasumsikan 9%. b. Pertumbuhan penumpang dan pesawat

cukup besar, maka diputuskan untuk pengembangan fasilitas terminal, perluasan apron dan perpanjangan runway. Sementara pertumbuhan kargo tidak cukup berarti, maka fasilitas kargo dirasa masih memadai sampai tahun 2032. c. Untuk saat ini, BIM hendaknya melakukan pengaturan kembali jadwal penerbangan dan keberangkatan (rescedulle) pesawat, sehingga areal terminal penumpang yang didominasi oleh penumpang domestik bisa berfungsi dengan optimal. Selain itu perpanjangan waktu kerja bandara bisa membantu mengurangi kelebihan kapasitas penggunaan terminal penumpang hingga pengembangan selesai dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera

Barat, Sumatera Barat dalam Angka, Tahun 2000 – 2008

Basuki, Heru, Ir, Merancang, Merencana

Lapangan Terbang, Penerbit Alumni

Bandung, 1986

Hanning, Murdifin dan Basalamah, Studi

Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, Penerbit PPM, 2003

Eko Sujianto, Agus, Supervision Engineer,MM, Aplikasi Statistik

dengan SPSS untuk

Pemula, Prestasi Pustaka Publisher,2007

E. Paul DeGarmo dkk, Ekonomi Teknik, Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta

Joyowoyono,F.X. Marsudi, Ir, Ekonomi

Teknik, Jilid I dan II, Departeman

Pekerjaan Umum, 1983

Grant, I, Eugene. Grant W. Ireson Leavenworth S. Richard, Ekonomi Teknik, Jilid I dan II, Jakarta : Penerbit

Bina Aksara, 1987

Miro, Fidel, Perencanaan Transportasi

untuk Mahasiswa, Perencana dan

Praktisi, Penerbit Erlangga, 2002

Nazir, Moh, Ph.D, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.

(10)

Nabar, Darmansyah, ST, Ekonomi

Teknik, Universitas Sriwijaya,

Palembang, 1999

Noviandi, M. Diza, Kajian Analisa Kelayakan Ekonomi Pengembangan Fasilitas Sisi Udara, Bandar Udara Gatot

Subroto Kabupaten Way Kanan.

Priyatno, Dwi, Mandiri Belajar SPSS (Statistik Product and Service Solution) untuk Analisis Data & Uji Statistik, Bagi Mahasiswa dan Umum, MediaKom,2008

Soeharto, Imam, Studi Kelayakan Proyek

Industri, Penerbit Erlangga, 2002

Suryabrata, Sumadi, B.A, M.A,Ed,S,Ph.D,

Metodologi Penelitian, Divisi Buku

Perguruan Tinggi, Jakarta, 1983

Waluyo, Sugeng, Bambang Setiaji, Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Terminal dan Kawasan Komersial Bandara Adisumarmo Surakarta dengan Pendekatan Analisa Net Present Value dan Inernal Rate of Return

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal tersebut membuktikan bahwa metode yang digunakan guru belum memiliki pengaruh pada kemampuan peserta didik sehingga 95% peserta didik mengatakan tertarik

Senada dengan itu, dapat dikatakan bahwah kehadiran hermeneutika dalam kurikulum pendidikan tinggi Keislaman di Indonesia, seperti jurusan teologi dan filsafat

Intensitas gelombang ini tidak ditentukan oleh aktivitas listrik neuron secara total, sebab sekalipun aktivitas totalnya besar tetapi bila timbulnya tidak secara sinkron

Kesimpulan : Dari hasil penelitian uji efek daun kemangi terhadap penyembuhan luka insisi pada kelinci didapatkan bahwa panjang luka yang diberi daun kemangi lebih cepat mengecil

(8) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan ayat (7) berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, penyesuaian PAK dilaksanakan oleh Direktur Pembinaan Guru

Guru melakukan penilaian dengan membalas kiriman video atau foto kegiatan anak dengan cara memberi bintang atau like diaplikasi WA grup dan jika ada yang belum bisa

Proses perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman tidak didasarkan atas konsensus seluruh atau sebahagian besar anggota, oleh karena itu tujuan kelompok