• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 097d1831db BAB VIBAB VI (Aspek Teknis) 27012015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 097d1831db BAB VIBAB VI (Aspek Teknis) 27012015"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK TEKNIS

Bab.

6

Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah, Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:

 Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,

 Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;

 Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan

 Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,

Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Sub bidang permukiman direncanakan dan dikembangkan untuk mendapatkan satu kondisi Kabupaten Batu Bara yang layak huni, aman, nyaman. Setiap warga masyarakat diharapkan memiliki akses kepada kondisi permukiman tersebut di atas. Perencanaan dan pengembangan ini meliputi pengembangan prasarana, sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Perencanaan dan pengembangan permukiman juga mempertimbangkan dengan baik aspek sosial budaya dan lingkungan serta kearifan lokal.

6.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

(2)

mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas

permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

a. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Dinamika pembangunan Kabupaten Batu Bara yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui skenario umum pembangunan perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjawab isu-isu pokok permasalahan perumahan dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Batu Bara

Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat obervasi/survey, informasi yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta cermatan analisis terhadap data - data sekunder, teridentifikasi kondisi – kondisi aktual yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Batu Bara. Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah menetapkan kawasan kumuh perkotaan yang berada di daerah Kabupaten Batu Bara dengan luas 3.734 Ha, Isu dan permasalahan serta tantangan dapat disimpulkan pada tabel berikut:

Tabel. 6.1. Tabel Isu, Permasalahan dan Program Strategis

N o.

Permasalahan Isu Program Strategis

1. Backlog • Penyediaan rumah

dikuasai oleh mekanisme pasar

• Lemahnya instrumen pemerintah

• Fasilitasi pembangunan rumah MBR

• Fasilitasi pembiayaan rumah

• Pembangunan rumah negara

2. Permukiman Informal • (s.d.a)

• Relokasi

• Peremajaan kota/kawasan

(3)

• Relokasi

• Peremajaan kota/kawasan

4. Alih Fungsi Rumah • Penyusunan Perda

Perumahan

• Pembuatan sistem sanksi

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Penggunaan lahan yang paling banyak di Kabupaten Batu Bara adalah Persawahan, pada sisi lain yaitu di daerah pesisir pantai terdapat rumah rakyat yang tidak layak huni dengan sanitasi dan air bersih/minum yang tidak layak, serta aksesibilitas pada permukiman tersebut tergolong rusak berat, hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan layanan sanitasi dan air bersih yang layak agar rakyat tidak sakit dan hidup lebih baik.

Jumlah penduduk miskin di Batu Bara mengalami perubahan dari tahun 2007 sampai 2010. Setiap tahun terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut maupun secara persentase. Tahun 2010 penduduk miskin turun menjadi 46 ribu jiwa (12,29 persen). Kondisi dengan tingkat kemiskinan penduduk yang tinggi dimana penduduk miskinnya mencapai > 50% terdapat di desa-desa berikut ini:

• Desa Padang Genting di Kecamatan Talawi.

• Desa Sukaraja dan Desa Tanjung Harapan di Kecamatan Air Putih. • Desa Aek Nauli dan Desa Nenas Siam di Kecamatan Medang Deras.

(4)

Sebagan besar jalan di Kabupaten Batu Bara sudah mendapatkan fasilitas pembangunan infrastruktur jalan baik pada jalan lingkar luar dan dalam kota, namun di beberapa kawasan seperti pada kawasan pedalaman baik pada perkotaan maupun perdesaan di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Batu Bara memiliki kondisi jalan dan saluran drainase yang dalam kondisi rusat dan rusak berat. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar dibawah ini. Gambar 6.2

(5)

Gambar 6.2. Kondisi Jalan dan Saluran Drainase

Grafik 6.1. Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Yang Ditempati Tahun 2012.

Sumber : Susenas 2012

Tabel. 6.2. Peraturan Bupati terkait Pengembangan Permukiman

N o.

Perda /Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan

Daerah Jernis Produk

Pengaturan No. / Tahun Perihal

Keputusan Bupati Batu Bara

2013 Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh

di Kabupaten Batu Bara

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Permukiman Kumuh Yang Berada Di Atas Tanah Negara

Tabel. 6.3. Data Kawasan Kumuh di Kab. Batu Bara

No Lokasi Luas

(Ha)

Jumlah Rumah Permane

n

Jumlah Rumah Semi Permane

n

Jumlah Pendudu

k

1 Desa Bogak Kec. Tanjung

Tiram 52 -

-63.728

2 Kelurahan Bagan Area Kec. Tanjung Tiram

(6)

-3 Desa Suka Jaya Kec.

Tanjung Tiram 113 -

-4 Desa Suka Maju Kec.

Tanjung Tiram 250 -

-5 Kelurahan Tanjung Tiram

Kec. Tanjung Tiram 71,2 -

-6 Desa Bandar Rahmad Kec.

Tanjung Tiram 875 -

-7 Desa Pahlawan Kec.

Tanjung Tiram 150 -

-8 Desa Tali Air Permai Kec.

Tanjung Tiram 421 -

-9 Desa Sentang Kec. Tanjung

Tiram 575 -

-10 Desa Nanas Siam Kec.

Medang Deras 548 -

-48 .735

11 Kelurahan Pangkalan

Dodek Kec. Medang Deras 258 -

-12 Kelurahan Pangkalan Dodek Baru Kec. Medang Deras

258 -

-13 Kelurahan Labuhan Ruku

Kec. Talawi 22 -

-54.185

14 Desa Indra Yaman Kec.

Talawi 132 -

-TOTAL 3.734 166.648

Grafik 6.2. Persentase Rumah Tangga dengan Kondisi Rumah Kabupaten Batu Bara Tahun 2012.

Sumber ; Susenas 2012

Tabel. 6.4. Data Kondisi RSH di Kabupten Batu Bara

N o.

Lokasi RSH

Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah Penghuni

Kondisi Prasarana

CK yang ada

- - -

-- - -

-- - -

(7)

Kabupaten Batu Bara merupakan Kabupaten pemekaran yang diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, oleh karenanya Lokasi RSH dan pengelolanya belum terbentuk sepenuhnya. Dan apabila pengelola di Kabupaten Batu bara sudah terbentuk, maka tabel 6.4. dapat diisi.

Tabel. 6.5. Data Kondisi Rusunawa di Kabupten Batu Bara

No

Di Kabupaten Batu Bara belum ada terbangun Rusunawa baik yang dari Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum. Mengingat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Batu Bara yang sangat signifikan dan kepadatan penduduk yang juga begitu besar, maka sangat diperlukan pembangunan Rusunawa khususnya pada dari pesisir/nelayan, sehingga tabel 6.5. dapat diisi.

Tabel. 6.6. Data Program Perdesaan di Kabupten Batu Bara

N

o. Program/Kegiatan Lokasi

Volume/ 1 Normalisasi Saluran dan Tembok

Penahan Tanah Desa Benteng Jaya

Desa Benteng Jaya 1 Daerah 2013 Mantab

2 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Kwala Sikasim

Desa Kwala Sikasim 1 Desa 2013 Mantab

3 Pembangunan Tembok Penahan Tanah Desa Durian Kec. Sei Balai

Desa Durian Kec. Sei Balai

1 Desa 2013 Mantab

4 Parit Beton dan Plat Cor Desa Perjuangan

Desa Perjuangan 1 Desa 2013 Mantab

5 Tembok Penahan Tanah (TPT) Desa Suka Rejo

Desa Suka Rejo 1 Desa 2013 Mantab

6 Perkerasan Jalan dan Plat Duiker Desa Sidomulyo Kec. Sei Balai

Desa Sidomulyo Kec. Sei Balai

1 Desa 2013 Mantab

7 Drainase Desa Sei Balai Desa Sei Balai 1 Desa 2013 Mantab

8 Perkerasan Jalan & TPT (Turap) Desa Bangun Sari

Desa Bangun Sari 1 Desa 2013 Mantab

9 Rabat Beton desa antara desa antara 1 Desa 2013 Mantab

10 Turap dan Drainase Desa Cahaya Pardomuan

Desa Cahaya Pardomuan

1 Desa 2013 Mantab

11 Rabat Beton Desa Simpang Dolok

Desa Simpang Dolok 1 Desa 2013 Mantab

12 Rabat Beton Desa SIPARE-PARE Desa SIPARE-PARE 1 Desa 2013 Mantab

13 Drainase Desa Suka Raja Desa Suka Raja 1 Desa 2013 Mantab

14 Drainase Desa Pematang Panjang

Desa Pematang Panjang 1 Desa 2013 Mantab

15 Tembok Penahan Tanah (Turap) Desa Tanjug Harapan

(8)

16 Drainase Desa TANJUNG KUBAH Desa TANJUNG KUBAH 1 Desa 2013 Mantab

17 Drainase Desa Simodong Desa Simodong 1 Desa 2013 Mantab

18 Sumur Bor Desa Kwala Indah Desa Kwala Indah 1 Desa 2013 Mantab

19 TPT Desa Aek nauli Desa Aek nauli 1 Desa 2013 Mantab

20 TPT dan Plat ducker Desa Lalang Desa Lalang 1 Desa 2013 Mantab 21 Perkerasan jalan dan sumur bor

Desa Durian

Desa Durian 1 Desa 2013 Mantab

22 Lapen Desa Nanasiam Desa Nanasiam 1 Desa 2013 Mantab

23 Drainase Desa Pematang Cengkring

Desa Pematang Cengkring

1 Desa 2013 Mantab

24 Turap (TPT) Desa Sidomulyo Desa Sidomulyo 1 Desa 2013 Mantab

25 Drainase Desa Sei Rakyat Desa Sei Rakyat 1 Desa 2013 Mantab

26 Perkerasan Jalan & Lapen Desa Pakam Raya

Desa Pakam Raya 1 Desa 2013 Mantab

27 rabat beton & drainase Desa Pasar Lapan

Desa Pasar Lapan 1 Desa 2013 Mantab

28 Perkerasan Jalan Desa Tanjung Kasau

Desa Tanjung Kasau 1 Desa 2013 Mantab

29 Drainase Desa Sumber Padi Desa Sumber Padi 1 Desa 2013 Mantab

30 Sumur Borr Desa Prupuk Desa Prupuk 1 Desa 2013 Mantab

31 Turap ( TPT) Desa Dahari Selebar

Desa Dahari Selebar 1 Desa 2013 Mantab

32 PPIP Desa Simpang dolok 1 Desa 2014 Mantab

33 PPIP Desa Laut Tador 1 Desa 2014 Mantab

34 PPIP Desa Pasar Lapan 1 Desa 2014 Mantab

6.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Apabila dianalisa dari beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, perencanaan, operasional, regulasi dan dukungan masyarakat, maka sumber permasalahan diidentifikasi berasal dari:

1. Masih terbatasnya dana APBD Kabupaten Batu Bara untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimal permukiman kota. Lebih jauh lagi, setiap sarana dan prasarana yang dibangun akan mengalami kendala pembiayaan perawatan.

2. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana yang telah dibangun.

3. Resistensi masyarakat yang tinggi atas kesediaan untuk menyediakan lahan apabila harus dibangun sarana dan prasarana di lingkungannya. Hal ini akhirnya menyebabkan terbatasnya kawasan siap bangun (KASIBA) dan lingkungan siap bangun (LISIBA) bagi masyarakat.

Proyeksi Kebutuhan Perumahan dan Permukiman

Pemerintah telah menyadari pentingnya suatu pendekatan yang terintegrasi untuk perumahan dan lingkungannya melalui beberapa program yang meliputi penanganan permukiman kumuh. Program perumahan untuk masyarakat miskin yang lebih difokuskan pada rehabilitasi dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan menjadikannya tempat tinggal yang lebih baik.

Prediksi kebutuhan rumah di Kabupaten Batu Bara dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :

(9)

b. Prediksi jumlah KK ditentukan dengan membagi jumlah penduduk dengan rata-rata jumlah jiwa / KK, yaitu 5 jiwa / KK.

Tabel. 6.7. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahunan

N

o Uraian Unit

Kebutuhan

Tahun I Tahun II TahunIII TahunIV Tahun V Ket

1 Jumlah Penduduk

Jiwa 382,359 385,319 388,278 391,237 394,197

Kepadatan Penduduk

Jiwa/Km² 422.52 425.79 429.06 432.33 435.60

Proyeksi Persebaran Penduduk

Jiwa/Km² 46.69 47.05 47.41 47.77 48.13

Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin

Jiwa/Km² 68,524 34,262 22,841 17,131 13,705

2 Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh

Ha 3.112 2.489 1.867 1.245 0.622

3 Kebutuhan Rusunawa

TB 1 1 1

4 Kebutuhan RSH

Unit 10 10 10 10

5 Kebutuhan Pengembanga n Permukiman Baru

Kawasan Seluruh Wilayah

Sumber : Hasil Analisa

Jumlah penduduk Kabupaten Batu Bara keadaan bulan Juni 2011 sebesar 379.400 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 419 jiwa/km2. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 76,80 persen dan sisanya 23,20 persen tinggal di daerah perkotaan. Sebanyak 87.592 rumah tangga menempati wilayah Kabupaten Batu Bara yang rata- rata dihuni oleh sekitar 4 jiwa.

Tabel. 6.8. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan Untuk

5 Tahunan

N

o Uraian Unit

Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ke t 1 Jumlah Penduduk Jiwa 382,359 385,319 388,278 391,237 394,197

Kepadatan Penduduk

Jiwa/Km ²

422.52 425.79 429.06 432.33 435.60

Proyeksi Persebaran Penduduk

Jiwa/Km ²

(10)

Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin

Jiwa/Km ²

68,524 34,262 22,841 17,131 13,705

2 Desa Potensial untuk Agropolitan 3 Desa Potensial untuk

Minapolitan

Desa Desa di Kecamat Sei Suka

Desa di Kecamat Sei Suka

Desa di Kecamat Sei Suka

Desa di Kecamat Sei Suka

Desa di Kecamat Sei Suka 4 Kawasan Rawan

Bencana

Kawasa n

- - - -

-5 Kawasan Perbatasan Kawasa n

- - - -

-6 Kawasan

Permukiman Pulau-Pulau Kecil

Kawasa n

1 3 - -

-7 Desa Kategori Miskin Desa 3 3 3 3 3

8 Kawasan dengan Komoditas Unggulan

Kawasa Sumber : Hasil Analisa

Tabel. 6.9. Eksisting Jumlah Rumah Tangga

Sumber : BPS 2013

Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas, maka sejumlah alternatif berhasil diidentifikasi yakni:

1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Batu Bara, penyusunan database perumahan dan permukiman Kabupaten Batu Bara, diikuti oleh perencanaan turutan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL

2. Dilakukan kampanye, promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah Kabupaten Batu Bara bagi masyarakat untuk turut memelihara dan mengelola sarana dan prasarana permukiman.

(11)

miskin, perlu dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.

Setelah mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dan skala prioritas, maka direkomendasikan bahwa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:

1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Batu Bara, diikuti oleh perencanaan turunan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL

2. Dilakukan konsolidasi dukungan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar permukiman, serta kesediaan masyarakat untuk melakukan konsolidasi tanah pada kawasan yang akan diremajakan.

3. Dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.

4. Dilakukan pembangunan RUSUNAWA pada kawasan padat dan kumuh.

5. Dilakukan pembangunan KASIBA – LISIBA, diutamakan pada kawasan yang telah tersedia lahannya.

6.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan

perkotaan terdiri dari:

• Infrastruktur kawasan permukiman kumuh • Infrastruktur permukiman RSH

• Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

• pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial

(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,

• pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE), • desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP.

6.1.5. Usulan Program dan Kegiatan

Sistem Prasarana yang diusulkan:

a. Penataan dan Peremajaan di Perkotaan dan Perdesaan pada Kecamatan:

(12)

• Kecamatan Air Putih

b. Pembangunan RUSUNAWA di perkotaan dan kawasan nelayan Kec. Tanjung Tiram c. Pembangunan Lasiba-Kasiba pada Kawasan Nelayan

d. Pembangunan prasarana dasar permukiman dalam bentuk pembangunan jalan setapak.

e. Urban Renewal di kawasan kumuh inti kota f. Program Penataan dan Peremajaan Kawasan g. Program Penyediaan Infrastruktur Primer h. Program Pengembangan Permukiman

i. Program Pengembangan Sarana Permukiman j. Program Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat

(13)

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 2 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

2.4 Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP)/RTBL Kawasan

Bimbingan/Pendampingan Lapora

n

1,000,000 100

3 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

Perencanaan Teknik (DED) Kawasa

n

Pembangunan Kawasa

n Peningkatan/Pengembang

an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Bogak 1 Kawasa n

1,000,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Kelurahan Bagan Area

1 Kawasa n

1,850,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Suka Jaya

1 Kawasa n

1,200,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Suka Maju

1 Kawasa n

1,500,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Kelurahan Tanjung

Tiram

1 Kawasa n

2,500,000 600,000 1,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Bandar Rahmad

1 Kawasa n

1,200,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Pahlawan

1 Kawasa n

1,000,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Tali Air Permai

1 Kawasa n

1,250,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Tanjung Tiram

Desa Sentang

1 Kawasa n

1,000,000

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Medang Deras

Desa Nanas Siam

1 Kawasa n

1,000,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Medang Deras

Kel. Pangkalan

Dodek

1 Kawasa n

1,500,000 600,000 1,500

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Medang Deras

Kel. Pangkalan Dodek Baru

1 Kawasa n

2,300,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Talawi Kelurahan Labuhan

Ruku

1 Kawasa n

2,300,000 2,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec. Talawi Desa Indra Yaman

1 Kawasa n

2,250,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec Air Putih Desa Sukaraja

1 Kawasa n

2,000,000

Peningkatan/Pengembang an Jalan Kawasan Kumuh

Kec Air Putih Desa Tanjung Harapan

1 Kawasa n

1,500,000

Manajemen Pengendalian Kawasa

n 3.2 Infrastruktur Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya

Perencanaan Teknis (DED) Kawasa

(14)

Pembangunan Kawasa n Peningkatan/Pengembang

an Infrastruktur Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Titi Putih -Pasir Permit

2000 Meter 1,500,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Sumber Padi - Jl. Lingkar

1150 Meter 862,500 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Tanjung Tiram

Kel. Tanjung Tiram

500 Meter - - 350

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Talawi 1000 Meter - - 600

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Tanjung Tiram

Desa Guntung

250 Meter - - 125

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Medang Deras

Kel. Pangkalan

Dodek

500 Meter - 400,000

-NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Air Putih Desa Tanah Merah

850 Meter 925,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Air Putih Desa Tanah Tinggi

850 Meter 925,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Talawi Desa Pandang

Genting

3200 Meter 1,500,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Bulan- Bulan Gambus

Laut

6300 Meter 4,725,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Sumber Makmur

-Tanah Gambus

1850 Meter 1,387,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Air Putih Jl. Pematang Panjang Pematang

Kawat

3200 Meter 2,400,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Sp. Dolok -

Barung-Barung

6200 Meter 4,650,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Mangkal Lama -Mangkal

Baru

4250 Meter 3,187,500 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Lima Puluh

Purwodadi -Lubuk Cuik

4400 Meter 3,300,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Medang Deras

Pangkalan Dodek-Durian II

2900 Meter 2,175,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Medang Deras

Sp. Tiga Pakam -Kebun Ubi

1850 Meter 1,387,500 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Sei Suka Tanjung Seri - Simujur

5000 Meter 3,750,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Sei Suka Sp. Laut Tador - Tj.

Parapat

5000 Meter 3,750,000 -

-NO URAIAN KEGIATAN LOKASI VOL. SATUA SUMBER PENDANAAN

(15)

PROV. KAB/ Kel.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Sei Suka Kel. Kuala Tanjung

1 Kawasa n

2,500,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Tanjung Tiram

Sei Mentaram

-Tj. Mulia

2000 Meter 1,500,000 1,000,00

0

1,700

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Talawi Padang Genting -Pandomayo

2600 Meter 1,950,000 -

-Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Medang Deras, Kec. Sei

Suka, Kec. Talawi, Kec. Tanjung Tiram dan Kec. Lima

Puluh

2500 0

Meter 1,500,000 - 1,500

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Pangkalan

Dodek

1 Paket 2,500,000 - 250

Peningkatan/Pengembang an Infrastruktur

Permukiman RSH

Kec. Tanjung Tiram

1 Paket 2,500,000 - 250

Manajemen Pengendalian Kawasa

n 4 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

4.1 Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya

Perencanaan Teknis (DED) Twin Block

Pembangunan Twin Block

Pembangunan Rusunawa Kab Batu Bara 3 Twin Block 35,000,00 0

-

-Penyediaan PSD Rusunawa

Kab Batu Bara 3 Paket - - 1,500

Manajemen Pengendalian Twin Block

5 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN

5.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya

Perencanaan Teknis (DED) Kawasa

n

Pembangunan Kawasa

n

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Pembangunan /Peningkatan Infrastruktur Kaw.

Permukiman Perdesaan Potensial (KTP2D)

Kec. Tanjung Tiram

Kel. Tanjung Tiram

1000 Meter 1,000,000 - 1,000

Pembangunan /Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial ( KTP2D)

Kec. Lima Puluh

Desa Simpang

Dolok

700 Meter - - 1,000

Pembangunan /Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (KTP2D)

Kab. Batu Bara Kec. Lima Puluh

1 Kawasa n

5,070,000 - 1,000

Pembangunan /

Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial ( KTP2D)

Kab. Batu Bara Kec. Air Putih

1 Kawasa n

(16)

Pembuatan Jalan Setapak (turap dan Penimbunan dengan timbunan keras pada Gang Ogek Darpin

Kec. Tanjung Tiram

Dsn. IX Desa Bogak

1 Paket - - 1,350

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Tanjung Tiram

Desa Bogak 1 Paket 1,200,000 - 1,000

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Medang Deras

Sp. Pantai Jono/Perjuan

gan Pantai Jono

2100 Meter 1,575,000 - 1,000

Peningkatan/Pembangunan Jalan Lingkungan pada Kaw.asan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Medang Deras

Desa Pakam - Brohol

1500 Meter 1,125,000 - 1,200

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Medang Deras

Jl. Sastra -Sidomulyo

1100 Meter 825,000 - 1,000

Peningkatan/Pembanguna n Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Sei Balai Jl. Bangau 2000 Meter 1,500,000 - 1,350

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Sei Balai Sei Balai -Mekar Mulyo

1200 Meter 900,000 - 1,200

Peningkatan/Pembanguna n Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Sei Balai Jl. Dusun II Perkebunan

Sei Bejangkar

-Buntu

300 Meter 225,000 - 1,100

Peningkatan/Pembanguna n Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Sei Balai Jl. Desa XII Simpang Holder Unit

Desa Perkebunan

2000 Meter 1,500,000 - 700

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Tanjung Tiram

Desa Lima Laras -Bagan Luar ( Jalan Tambak

)

2750 Meter 2,062,000 - 1,000

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Talawi Simp. Kayu Ara I - Sibisa

Motung

1300 Meter 975,000 - 1,350

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(17)

/Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

- Pordumuan

Peningkatan /Pembangunan Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya

Kec. Talawi Desa Panjang

-Petatak

5700 Meter 4,275,000 - 1,000

Peningkatan /Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perbatasan

Kec. Sei Balai Jl. Dusun II Perkebunan

Sei Bejangkar Berbatasan dengan Kab.

Simalungun

1 Kawasa n

4,000,000 - 1,000

Manajemen Pengendalian Kawasa

n 5.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana

Perencanaan Teknis (DED) Kawasa

n

Pembangunan Kawasa

n

Manajemen Pengendalian Kawasa

n 5.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar

Perencanaan Teknis (DED) Kawasa

n

Pembangunan Kawasa

n Pembangunan /

Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial ( KTP2D)

Kec. Tanjung Tiram

Pulau Salah Nama

1 Kawasa n

1,500,000 - 1,000

Pembangunan Jalan Poros dan Drainase

Kab. Batu Bara Pulau Pandang

1 Kawasa n

2,000,000 - 1,300

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Pembangunan /

Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman di Pulau Perbatasandan Pulau kecil terluar ( Pemecah Gelombang Pasang Surut )

Kab. Batu Bara Pulau Pandang

1 Kawasa n

3,500,000 - 1,300

Pembangunan /

Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman di Pulau Perbatasandan Pulau kecil terluar ( Pemecah Gelombang Pasang Surut )

Kab. Batu Bara Pulau Pandang

1 Kawasa n

3,500,000 - 1,370

Manajemen Pengendalian Kawasa

n 6 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE)

6.1 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan Sosial (RISE)

(18)

n Lainnya atan

BLM Fisik Kecam

atan Infrastruktur Kawasan

Strategis

Kab. Batu Bara 1 Paket 7,500,000 750

Infrastruktur Kawasan Strategis

Kab. Batu Bara 1 Paket 7,500,000 750

7 INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) 7.1 PPIP

Pembinaan/Pemberdayaa n Lainnya

Desa

BLM Fisik Desa

Infrastruktur Perdesaan 15 Desa 3,750,000 187

Infrastruktur Perdesaan 20 Desa 5,000,000 250

Infrastruktur Perdesaan 20 Desa 5,000,000 250

NO URAIAN KEGIATAN

LOKASI

VOL. SATUA N

SUMBER PENDANAAN

Kecamatan

Desa/ APBN

APBD PROV.

AP KAB/

Kel. Rp.

MURNI PLN HLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1

Infrastruktur Perdesaan 15 Desa 5,000,000 250

Infrastruktur Perdesaan 15 Desa 5,000,000 250

7.2 RIS-PNPM

Pembinaan/Pemberdayaa n Lainnya

Desa

BLM Fisik Desa

TOTAL

TOTAL 2015 16,612,5

00

- - 2,200,00

0

9,937

TOTAL 2016 95,565,0

00

- - 2,600,00

0

19,39 0

TOTAL 2017 87,849,5

00

- - 2,200,00

0

14,70 0

TOTAL 2018 83,274,5

00

- - 2,200,00

0

13,10 0

TOTAL 2019 81,025,0

00

- - - 8,504

Gambar 6.3. Alur Fungsi dan Program Pengembangan Permukiman

(19)
(20)

6.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta pelaksanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung negara yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Selain itu, Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

6.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain:

1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

6.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.

a) Isu Strategis

Pertumbuhan kota dapat terjadi melalui 2 (dua) proses, pertama kota yang tumbuh tanpa perencanaan dan kedua kota yang tumbuh dan berkembang dengan perencanaan. Kota yang tumbuh tanpa perencanaan dan terbangun secara alamiah pada akhirnya akan menimbulkan dampak yang luas. Kota yang tumbuh dengan perencanaan relatif lebih teratur dan tertata dengan dampak yang lebih minimal. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota merupakan dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan yang mempunyai jangka waktu rencana selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat dievaluasi minimal 5 (lima)

(21)

Kabupaten Batu Bara dalam bentuk perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum belum meyebar dan tertata pada seluruh kawasan Kabupaten Batu Bara.

Tabel. 6.11. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Batu Bara

N O

Kegiatan Sektor

PBL Isu Strategis Sektor PBL

KETERANGA N

1

Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian

kebakaran di perkotaan

c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan; d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan

permukiman tradisional dan bangunan

bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal; f.Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta

masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan

2

penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara

k. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)

l. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di Kabupaten Batu Bara

a. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan b. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan

aset gedung dan rumah Negara

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara

3

Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2010 sebesar 19,29 %

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoU PAKET

c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan

d. Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan

berkelanjutan

b) Kondisi Eksisting

(22)

Kawasan perumahan yang terdapat di Batu Bara, meliputi kawasan permukiman kumuh, perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kawasan perumahan kumuh pada umumnya terdapat pada Bantaran Sungai/Laut.

• Kawasan Kantor Pemerintah

Kabupaten Batu Bara saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di seluruh wilayah kota. Kantor pemerintahan kecamatan dan kelurahan berada pada masing-masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi.

• Kawasan Perdagangan dan Jasa

Adapun pemanfaatan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa di Kab. Batu Bara, meliputi: pasar, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan pedagang kaki lima (PKL).

• Kawasan Pariwisata/ Budaya

Potensi pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam di wilayah pesisir terdapat di wilayah desa berikut ini:

 Desa Ujung Kubu, Desa Lima Laras, dan Desa Guntung di Kecamatan Tanjung Tiram.

 Desa Dahari Selebar di Kecamatan Talawi.

 Desa Nenas Siam di Medang Deras.

Mayoritas budaya yang ada di Kabupaten Batu Bara adalah adat melayu yang terdapat menyebar hampir diseluruh daerah Kabupaten.

• Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kabupaten Batu Bara yang ada saat ini berlokasi pada kawasan perkotaan seperti Kota Lima Puluh, Tanjung Tiram, Perupuk, Kuala Tanjung.

Kawasan Hutan Lindung, meliputi Kecamatan Tanjung Tiram, Talawi, Lima Puluh, Sei Suka dan Medang Beras yang mempunyai luasan sekitar 2051 Ha.

Tabel. 6.12. Peraturan Daerah Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Kab Batu Bara

c) Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang dihadapi dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Batu Bara antara lain :

2. Belum tersusunnya dokumen perencanaan yang lebih rinci, yang merupakan acuan untuk melaksanakan pembangunan.

3. Masih dibutuhkannya dukungan bantuan teknis dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan masih terbatas, yang merupakan acuan dalam implementasi di lapangan.

Aspek TeknisPer Sektor VI. 22 No.

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya

Amanat Jenis Produk

Pengaturan

Nomor

& Tahun Tentang

(1) (2) (3) (4

) (5)

(23)

kebakaran khususnya pada kawasan kumuh perkotaan.

Gambar 6.4. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan

Sumber : Hasil Survey

6.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pada dasarnya, permasalahan teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan juga adalah masalah pada Sub Bidang Perumahan dan Permukiman dan Sub Bidang lain. Sehingga analisis pada Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan akan fokus pada masalah perencanaan dan pemberdayaan.

Dilakukan perkuatan terhadap aspek perencanaan dan paralel terhadap perkuatan kelembagaan dan koordinasi (berupa pembentukan sejumlah Tim Pokja). Diharapkan apabila kedua langkah diatas berhasil, maka pengembangan Sistem PBL beserta seluruh investasi yang ditanam akan memberikan hasil guna dan daya guna yang maksimal.

(24)

Tabel. 6.13. Rencana Kebutuhan Kawasan Hutan Lindung

No Fungsi Luas

(Ha)

%

Kawasan Lindung

1 Kawasan Hutan Lindung 1.995,08 2,08%

2 Kawasan Lindung Setempat (Sempadan Pantai, Sempadan Sungai

dan Sekitar Danau) 845,37

0,88%

3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya (Kawasan Hutan Bakau dan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan)

789,14 0,82%

Kawasan Budidaya

1. Kawasan Hutan Produksi 10.502,5

8

10,93 %

2. Pertanian Lahan Basah/Tanaman Pangan 13.382,0

9

13,93 %

3 Pertanian Lahan Kering/ Hortikultura 30.534,6

5

31,93 %

4 Perkebunan 24.906,5

8

25,92 %

4 Industri dan pelabuhan 2.033,68 2,12%

5 Permukiman 6.790,42 7,07%

6 Peruntukan lainnya/Pertahanan dan Keamanan 4.320,00 4,50%

Total Luas Wilayah 96.099,

59

100%

Sumber : RTRW Kabupaten Batu Bara

6.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisa kebutuhan yang terdapad di Kabupaten Batu Bara, untuk Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah memprogramkan penataan bangunan dan lingkungan yang meliputi output/sub output :

1. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 2. Penyusunan Ranperda Bangunan Kabupaten Batu Bara

3. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan

4. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 5. Bangunan Gedung dan Negara

6. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah

7. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penanggulangan Bahaya Kebakaran) 8. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

9. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi Kawasan)

10. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 11. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan

Permukiman tradisional/Bersejarah)

6.2.5. Usulan Program dan Kegiatan

Khusus untuk penataan lingkungan permukiman, sudah dicakup oleh Sub Bidang Pengembangan Permukiman. Oleh karena itu usulan program bersifat non teknis dan mengingat sejumlah keterbatasan Pemerintah Kabupaten Batu Bara, maka usulan program akan meliputi:

1. Program Perkuatan Regulasi dan Kelembagaan

(25)

a. Penyusunan NSPK Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan b. Penyusunan RTBL Kabupaten Batu Bara

c. Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan

d. Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

a. Pemeliharaan Bangunan Pemerintah Kabupaten Batu Bara b. Pemeliharaan Bangunan Bersejarah Kabupaten Batu Bara c. Pembangunan Hydran umum

d. Pembangunan reservoar air dengan ukuran tertentu

e. Peningkatan Prasarana dan Sarana Penataan dan Revitalisasi Kawasan f. Pemeliharaan RTH

g. Dukungan Prasarana dan Sarana RTH

4. Program Pengembangan Sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan

a. Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung Negara dan Bangunan Bersejarah

b. Pelaksanaan Penataan Kawasan Tradisional dan Bersejarah c. Pengelolaan Parkir di Kawasan Perdagangan dan Jasa 5. Program Sosialisasi dan Pemberdayaan

a. Deseminasi PERDA Bangunan Gedung

b. Pelatihan Teknisi Pendata Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) c. Pelatihan Teknis Keselamatan Gedung

d. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pemeliharaan Prasarana dan Sarana P2K e. Pendampingan pelaksanaan aksesibilitas bangunan gedung

f. U R A I A N

O U T P U T

/ S U B

O U T P U T

g.

L j. SUM

r.

(26)

bg. BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA

bt. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah cg. P

(27)

h cw. P e m b a n g u n a n F i s i k P S D

(28)

r

(29)

h ec. P e m b a n g u n a n F i s i k P S D

P e n a t a a n L i n g k u n g a n P e r m u k i m a n T r a d i s i o n a l / B e r s e j a

(30)

r a h es. P e m b a n g u n a n F i s i k P S D

P e n a t a a n L i n g k u n g a n P e r m u k i m a n T r a d i s i o n a l / B e r s e j a

(31)

h

fi. SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN fv. Sarana dan Prasarana Lingkungan

Permukiman (Penanggulangan Bahaya Kebakaran)

gi. Perencanaan Teknik gv. P Lima Puluh

hl. Pembangunan Fisik hy. Pembangunan Fisik

Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Sentra Pengembangan Perikanan hasil laut, Industri Perikanan, dan

pengembangan kegiatan wisata pulau

(32)

(

(33)
(34)

u

(35)
(36)

D

(37)

a r ( P S D ) P e m e c a h G e l o m b a n g P a s a n g S u r u t ( B r e a k W a t e r ) pn. P e m b a n g u n a n P r a s a r a n a d a n

(38)

S

(39)

n a d a n S a r a n a D a s a r ( P S D ) J a r i n g a n H i d r a n P r o t e k s i K e b a k a r a n

qt. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi

Kawasan) rg. P

e n y u s u n a n R T B L

(40)

K

(41)
(42)

) K a w a s a n K E K

ts. Pembangunan uf. U

R A I A N

O U T P U T

/ S U B

O U T P U T

ug.

L uj. SUM

ur.

vq. 2 wg. P e m b a n g u n a n F i s i k P S D

R e v i t a li s a s i

wi.

(43)
(44)

e r m u k i m a n P e r k o t a a n ww. P e m b a n g u n a n F i s i k P S D

R e v i t a li s a s i K a w a s a n , p u s a t P e m e r i n t

(45)

a n , K e c a m a t a n d a n P e r m u k i m a n K o t a

xm. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

xz. Perencanaan Teknik ym. R

e n c a n a T i n d a k P e n a t a a n R u a n g T e r b u k a H ij

(46)

a

(47)

ij a u

aai. Pembangunan aav. P

e m b a n g u n a n F i s i k P S D

R T H

K a w a s a n I s t a n a L i m a L a r a s

aaw. aax.

abl. P e m b a n g u n a n F i s i k P

(48)

S D

R T H

K a w a s a n M P 3 E I acb. P

e m b a n g u n a n F i s i k P S D

R T H

acd.

acq. TOTAL

adb. TOTAL 2015

adm. TOTAL 2016

adx. TOTAL 2017

aei. TOTAL 2018

aet. TOTAL 2019

(49)

6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

afe. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

aff. Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

afg.

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan

a) Isu Strategis afh.

Tabel. 6.14. Isu Strategis dan Tindak Lanjut

afj. Isu - Isu Strategis

afk. Kebu tuha

n Pena ngan an afm. Tarif air

minum, belum Full Cost Recovery (FCR), sehingga konsep pengelola an pengusah

(50)

aan air

memiliki Idle Capacity yang belum termamfa atkan

afq. Perlun ya seluruh kawasan, dengan masih

aft. Perlun ya

afv. Besarnya biaya investasi air minum, sehingga perlu ada investor lain selain Pemerinta berani mengajuk an Proposal Pengemba

afw. Perlun ya

(51)

secara menyelur uh dengan Alternatif pembiaya an lain diluar APBN (contoh : melalui pinjaman perbanka n).

atif Pembi ayaan melal ui Pinja man Perba nkan, KPS, serta Penye rtaan Modal Peme rintah afx. Sumber : Hasil Analisa 2013.

b) Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum

i. Cakupan Pelayanan Air Minum

afy. Jumlah pelanggan PDAM Tirta Silaupiasa di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2011 sebesar 4.827 pelanggan dan meningkat menjadi 6.154 pada Mei 2012, meskipun demikian pelanggan aktif (yang membayar rekening) pada Mei 2012 baru sebesar 4.850 pelanggan.

afz. Berdasarkan ratio satu

sambungan (SR) ekivalen dengan 6 orang, maka dengan total 4.827 pelanggan pada tahun 2011 cakupan pelayanan PDAM Tirta Silaupiasa di Kabupaten Batu Bara baru mencapai 7,6%. Angka ini lebih rendah dari gambaran statistik akses air minum rumah tangga yang bersumber dari pipa PAM tahun 2010 sebesar 16,3% yang diduga karena adanya masyarakat yang mendapat air PAM meskipun bukan pelanggan.

ii. Konsumsi Air Per Kategori Pelanggan

aga. Dari total konsumsi air pelanggan PDAM Tirta Silaupiasa di wilayah Kab.Batu Bara pada tahun 2011, konsumsi air untuk pelanggan rumah tangga 94,8%, niaga 0,3%, industry 0,02%, social 0,8% dan instansi pemerintah 1,6%. Konsumsi air rata-rata setiap bulan per pelanggan adalah : rumah tangga 18,8 m3, niaga 15,7 m3, industry 21,0 m3, social 21,5 m3, umum 24,6 m3 dan instansi pemerintah 46,8 m3.

agb.

Tabel. 6.15. Rekapitulasi Sambungan Rumah Per Unit PDAM

agc. age.Tahun/Jumlah SR

ahb.

Tabel. 6.16. Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Air per Kategori Pelanggan

(52)

ahe. Je

ahf. ahg.

ahi. Ru

ahk.

ahm. Ni

ahq. Ind

ahu. So

ahy. U

aic. Ins

aif.

aig.

To aii.

aij. Sumber : Kabupaten dalam angka 2012

aik.

ail. Untuk Memenuhi Target Capaian MDGs Goals 7c Kabupaten Batu Bara telah melakukan banyak hal dalam peningkatan pelayanan khususnya di bidang air minum/bersih,berikut tabel yang menggambarkan kondisi eksisting pelayanan air minum/bersih di Kabupaten Batu Bara.

Grafik 6.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air

aim.

2.73 22.7

4.454.99 40.69

21

3.04 0.1

0 0 0

0.29

ain. Sumber : Susenas 2012

Grafik 6.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum

(53)

aio.

Sendiri;68.95 Bersama;10.13

Umum;20.24

Lainnya;0.69

aip. Sumber : Susenas 2012.

Grafik 6.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum

aiq. di Kabupaten BatuBara

air.

Membeli;34.55

Langganan;5.03 Tidak Membeli;60.42

ais. Sumber : Susenas 2012

ait.

aiu.

Grafik 6.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Kondisi Air Minum/Target Capaian MDGs Goals 7C Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 aiv.

aiw.

Layak;44.89 Tidak Layak;55.11

aix. Sumber: Susenas 2012

(54)

aiy. Kondisi pendistribusian air PDAM Tirta Silaupiasa di wilayah Kab.Batu Bara per kecamatan diperoleh gambaran dari total jumlah pelanggan pada tahun 2011 terdistribusi pada : Kecamatan Tanjung Tiram 49,8%, Kecamatan Talawi 20,0%, Kecamatan Lima Puluh 7,6%, Kecamatan Air Putih 8,7%, dan Kecamatan Medang Deras 13,9%. Sedangkan konsumsi air rata-rata per pelanggan setiap bulannya untuk setiap kecamatan adalah : Kecamatan Tanjung Tiram 18,1 m3, Kecamatan Talawi 20,7 m3, Kecamatan Lima Puluh 22,3 m3, Kecamatan Air Putih 22,5 m3, dan Kecamatan Medang Deras 18,0 m3. iv. Tarif Air

aiz. Tarif air minum yang berlaku saat ini di Kabupaten Batu Bara didasarkan pada Peraturan Bupati Asahan No.8 tahun 2005. Tarif air yang berlaku hanya membedakan rumah tangga pada dua kategori saja dengan perbedaan tarif pada pemakaian air >21 m3 dengan demikian subsidi pada masyarakat yang kurang mampu untuk membayar air lebih murah per kubikasi air yang dipakai masih belum terjangkau pada tarif tersebut.

aja. Pada tarif air yang berlaku tersebut juga dapat dinilai relatif mahalnya tarif air untuk kategori niaga dan industri, terutama pelabuhan hal ini dapat menyebabkan konsumen mencari alternatif sumber air lainnya seperti menggunakan sumur bor yang relatif lebih murah.

ajb.

Tabel. 6.17. Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Air per Wilayah Kecamatan PDAM Tirta Silaupiasa di Kab.Batu Bara Tahun

2011 ajc.

aje.

ajf.

ajg.

aji.

ajm. ajn. ajo.

(55)

ajq.

ajs.

aju.

ajw.

ajy.

aka.

akc.

akg.

aki.

(56)

akn. Sumber : Kabupaten Batu Bara dalam angka 2012.

Tabel. 6.18. Tarif Air PDAM Tirta Silaupiasa Tahun 2012 di Kabupaten Batu Bara

ako. No

akp. Golongan Pelanggan

akq.Harga Air (Rp)/ Tingkat Pemakaian (m3)

akt. 0-10 aku...akv...akw...

akx. 1

aky. So

akz. 1.15 2

ald. ale.

So

alj. alk.

Ru

alp. alq.

Ru

alv. alw.

PH

alz...ama...

amb. 8

amc. Ni

amd. ame. amg.

amh. ami.

Ni

amm.

amn. 11

amo. Pel

amp. amq.

amt. amu.

In

amw.

amz. ana.

In

anf. Sumber : PDAM Tirta Silaupiasa

ang.

Tabel. 6.19. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum

anh.

No. ani. Sumber Air Minum anj.

ank. 1

anl. Air dalam kemasan/isi ulang anm.

ann. 2

ano. Leding meteran anp.

anq. 3

anr. Leding eceran ans.

ant. 4

anu. Sumur bor/pompa anv.

(57)

anz. 6

aoa. Sumur tidak terlindung aob.

aoc. 7

aod. Mata air terlindung aoe.

aof. 8

aog. Mata air tidak terlindung aoh.

aoi. 9

aoj. Air sungai aok.

aol. 10

aom. Air hujan aon.

aoo. 11

aop. Lainnya aoq.

aor. Jumlah aos.

aot. Sumber : RISPAM Kabupaten Batu Bara

v. Prasarana Air Minum

aou. Sistem Penyediaan Air Minum yang ada dan dikelola oleh PDAM Tirta Silaupiasa Kab.Asahan di wilayah Kab.Batu Bara dibangun secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang (Tabel 6-13).

aov. aow. aox. aoy.

Tabel. 6.20. Gambaran Umum SPAM PDAM Tirta Silaupiasa di Kab.Batu Bara Tahun 2012

aoz. No.

apa. Kota/ apb. Kecam

atan

apc. Juml ah apd. Rum

ah Tangga ape. Tah

un apf. 201

1

apg. Juml ah Pelanggan aph. Tah un 2012

api. SPAM apj. Yang ada

apk. Tarif Air apl. Ruma

h Tangga apm.

apn. 1.

apo. Sei Balai

app. 6.21 4

apq. - apr. Belum

terlayani

aps. 11-20 m3 apt. Rp

2.160/m3 apu.

2.

apv. Tanjung Tiram

apw. 14.7 13

apx. 2.75 3

apy. Sumur Bor 5 unit Kap.total ±32 L/dt

apz. Satu unit tidak operasional karena rusak aqb.

3.

aqc. Talawi aqd. 1251 0

aqe. 718 aqf. Sumur Bor 4 unit

aqg. Kap.total ±17 L/dt

aqh. Satu unit tidak operasional karena rusak aqj.

4.

aqk. Lima Puluh

aql. 19.8 11

aqm. 549 aqn. Sumur Bor 2 unit

(58)

aoz. No.

apa. Kota/ apb. Kecam

atan

apc. Juml ah apd. Rum

ah Tangga ape. Tah

un apf. 201

1

apg. Juml ah Pelanggan aph. Tah un 2012

api. SPAM apj. Yang ada

apk. Tarif Air apl. Ruma

h Tangga apm.

aqq. 5.

aqr. Air Putih aqs. 10.8 55

aqt. 583 aqu. WTP 20 L/dt Sungai Tanjung, intake pontoon aqw.

6.

aqx. Sei Suka aqy. 12.2 38

aqz. ara. Belum

terlayani arc.

7.

ard. Medang Deras

are. 11.2 51

arf. 1.00 5

arg. Sumur Bor 2 unit

arh. Kap.total ±12 L/dt

ari. Kedua sumur bor saat arj. ini rusak arl. arm. Total arn. 87.5

92

aro. 5.60 8

arp. arq.

arr. Sumber : PDAM Tirta Silaupiasa

ars.

• Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kap. 20 L/dt Tahun 1994

art. Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini berlokasi di Kelurahan Indrapura, sumber air baku adalah Sungai Tanjung/ Sungai Bah Bolon, bangunan intake berupa ponton konstruksi ”perahu” pelat besi yang diatasnya dipasang pompa centrifugal, dengan jangkauan tambatan profil baja yang panjangnya terbatas, maka pada saat banjir maksimum ponton akan tenggelam dalam air. Air sungai ini juga banyak menghanyutkan pasir, terutama pada musim banjir. Kandungan pasir yang tinggi menyebabkan terjadinya pendangkalan pada alur sungai.

aru. Pompa Intake yang terpasang sebanyak 1 unit pompa centrifugal dengan Q= ±15-20 L/dt, H=30 m dan P=15 KW, Pipa transmisi berupa pipa steel dia.200 mm, sepanjang ±150 m.

arv. Untuk mengolah air Sungai Tanjung yang keruh dan mengandung kadar fisik-kimiawi dan biologis yang melebihi ambang batas standar air minum, dilakukan melalui sistem saringan pasir cepat yang didahului oleh proses pembubuhan tawas (koagulasi dengan pompa dosing), penggumpalan (floculasi pada tangki cilinder), pengendapan (sedimentasi tangki cilinder up ward flow rate = 2,5 m/jam ) dan penyaringan (filtrasi dengan tangki cilinder filtration rate = 5,7 m/jam) menggunakan media pasir silika untuk mengurangi kadar kekeruhan air tersebut, selanjutnya air hasil pengolahan ditampung di reservoir kap.±200 m3 dan didistribusikan dengan pompa ke pipa distribusi utama berupa pipa GIP&PVC dia.200 mm dan pipa terseier yang terhubung ke jaringan distribusi kota dan pipa pelanggan.

arw. Gambar 6.5. Kondisi Eksisting IPA Kabupaten Batu Bara

arx. ary. arz.

(59)

asb. asc. asd. ase. asf. asg. ash. asi. asj.

ask. Pompa Distribusi yang terpasang sebanyak 2 unit pompa centrifugal @ Q= 15-20 L/dt, H=40 m, P=20 KW. asl.

• Instalasi Sumur Bor Kap. 5-10 L/dt

asm. Penggunaan air tanah dalam dilakukaan dengan cara pemboran hingga kedalaman ratusan meter, selanjutnya pada pipa sumur bor yang tertanam dipasang saringan pada posisi lapisan tanah yang diperkirakan mengandung air (lapisan akuifer) berdasar hasil logging test/ analisa lumpur pemboran, dilakukan pumping test untuk mengetahui debit air yang dapat dimanfaatkan untuk sumur bor tersebut dan analisa kualitas air. Setelah dipasang pompa benam sesuai kapasitas optimalnya, sumur bor siap dioperasikan dengan memompakan air ke pengolahan & reservoir distribusi baru ke jaringan pipa pelanggan.Pada umumnya sumur bor yang ada memiliki temperatur air melebihi standar kualitas air minum karena bertemperatur panas/hangat.

asn. aso. asp. asq. asr. ass. ast. asu. asv. asw.

asx. Gambar 6.6. Kondisi Sumur Bor pada Kecamatan

asy. asz. ata. atb.

Jalan Masuk IPA IPA & Reservoir

Pompa Distribusi TangkiSendimentasi

Terdapat 2 sumur bor : di Depan Kantor Bupati (5 L/dt), dan RS.Panti Nirmala (5 L/dt). Air jernih dengan

(60)

atc. atd. ate. atf. atg. ath. ati. atj. atk. atl. atm. atn. ato. atp. atq. atr. ats. att. atu. atv. atw. atx. aty. atz. aua. aub. auc. aud. aue.

• SPAM yang Dikelola Non PDAM

auf.

Tabel. 6.21. SPAM yang dikelola Non PDAM/Non Perpipaan

aug. SPAM yang Dikelola Swasta

auh. SPAM yang Dikelola Desa

aui. SPAM yang Dikelola Kelompok Masyarakat

Aspek TeknisPer Sektor VI. 60

SumurBordiKec.Lima Puluh, depan KantorBupati

Terdapat 4 sumur bor : di Kelurahan Labuhan Ruku (5 L/dt), Desa Pahang (2,5 L/dt rusak), Desa Mesjid Lama (7,5 L/dt), dan Desa Dahari Silebar (2,5 L/dt) Air jernih dengan temperatur hangat dan agak berbau.

SumurBor

diKelurahan Labuhan Ruku Kec.Talawi

SumurBor

diDesa DahariSilebar Kec.Talawi

Terdapat 2 sumur bor : di Kelurahan Pangkalan Dodek (10 L/dt saat ini rusak), dan Desa Sidomulyo (2,5 L/dt rusak). Sudah terdapat tiga titik sumur bor di Kelurahan Pangkalan Dodek yang sudah rusak karena masuknya lumpur akibat screen dan casing pipa yang keropos.

Terdapat 5 sumur bor : di Kelurahan Tanjung Tiram (10 L/dt), Desa Boga (7,5 L/dt rusak), Desa Suka Maju (7,5 L/dt), Desa Bagan Dalam (7,5 L/dt), dan Desa Ujung Kubu (10 L/dt saat ini sambungan PLN diputus karena pelanggan sedikit). Air jernih dengan temperatur hangat dan agak berbau.

SumurBor

diPangkalan Dodek Kec.Medang Deras

Sumur Bor

di Jln. Merdeka Kec. Tj Tiram

Sumur Bor

Gambar

Tabel. 6.10.  Usulan Progam dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabu
Gambar 6.3. Alur Fungsi dan Program PengembanganPermukiman
Tabel. 6.11.
Gambar  6.4.  Kondisi  Eksisting  Penataan  Bangunan  dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Mengenai Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Problem Focused Coping terhadap Remaja yang Tinggal Dipanti Asuhan dilakukan di Panti Asuhan Budi Mulya

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Persepsi Dosen Akuntansi,

Bapak Ida Bagus Erwin Ranawijaya, SH.,MH, Ketua Bagian Hukum Internasional serta Bapak Made Maharta Yasa, SH.,MH, Sekretaris Bagian Hukum Internasional Fakultas

Select Insert and then Picture from the top tool bar, in From File dialog windows, select and open the needed picture. Change

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian dapat lebih terarah sehingga permasalahan dibatasi pada eksperimentasi pengaruh pendekatan saintifik melalui

Pola arus sejajar pantai membuat material sedimen tersebar secara lateral dan luas, akan tetapi arus perairan yang lebih kuat membawa kembali muatan sedimen tersebut ke wilayah

Pada titik a yang dekat dengan perletakan, gaya geser yang dihasil- kan cukup besar, sehingga tegangan yang di- hasilkan dari beban pada balok hams dihitung bedasarkan penampang

Begitu akad tabarru’ sudah disepakati, maka akad tersebut tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah (yakni akad komersil, yang akan segera kita bahas) kecuali ada kesepakatan