• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Promosi Penjualan Dan Gender Terhadap Perilaku Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Promosi Penjualan Dan Gender Terhadap Perilaku Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Promosi Penjualan Dan Gender Terhadap Perilaku

Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee

Avrilia Gusti Purwaningsih¹, Nurhadi²

¹Program Studi Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur ²Program Studi Administrasi Bisnis, UPN “Veteran”, Surabaya, Jawa Timur

Email: ¹avriliapurwaningsih@gmail.com, ² nurhadi.ab@upnjatim.ac.id

Abstract: This study aims to analyze the effect of sales promotion on impulse buying on e-commerce Shopee with gender as a moderating variable in the form of a dummy variable. The sample of this study was 233 respondents with multiple linear regression analysis techniques and chi square. The result is that coupons have a negative and significant effect on impulse buying. variables Rebates, bonus pack, free premium gift, and event have a positive and significant effect on impulse buying. The variables price-off deals, loyalty program, and gender did not have a significant effect on impulse buying. test results Chi square also support that gender has no effect on impulse buying. Keyword: Sales Promotion, impulse buying, Gender, Chi-Square

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying pada

e-commerce Shopee dengan gender sebagai variabel moderasi berbentuk variabel dummy. Sampel penelitian ini sebanyak 233 responden dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda dan chi square. Hasilnya coupons berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impulse buying. Variabel rebates, bonus pack, free premium gift, dan event berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Variabel price-off deals, loyalty program, dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying. Hasil uji chi square juga mendukung bahwa gender tidak memiliki pengaruh terhadap impulse buying.

Kata kunci: Promosi Penjualan, Impulse Buying, Gender, Chi-Square

1. PENDAHULUAN

Impulse buying dapat terjadi apabila calon pembeli sedang melihat-melihat suatu barang yang pada awalnya tidak berniat untuk membeli, namun saat melihat ketertarikan baik dari segi promosi sehingga merangsang seseorang membeli barang secara spontan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Asian Parent pada akhir tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 73% dari 1093 responden khususnya wanita di Indonesia melakukan pembelanjaan secara daring dan sebanyak 80% dilakukan secara impulsif (Adhandayani, 2018). Wanita dinilai memiliki emosional yang lebih tinggi dibandingkan pria. Pria cenderung membeli barang-barang dengan pemikiran

yang matang. Namun, hasil penelitian menyatakan tidak terbukti perempuan sering melakukan pembelian secara impulsif dibandingkan laki-laki (Indraswari & Martono, 2017). Media digital dinilai menjadi salah satu media promosi yang murah, cepat, dan mudah dijangkau karena menggunakan mobile phone atau smartphone.

Pengguna internet di Indonesia yang tinggi membuat banyak penjual atau produsen untuk menjual hasil olah produknya di e-commerce. Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan bahwa nilai investasi sektor e-commerce tahun 2017 mencapai lebih dari USD 5 miliar. Fenomena ini dapat menjadikan e-commerce sebagai salah satu sektor ekonomi yang strategis (Sutriyanto, 2018).

(2)

Perusahaan e-commerce yang mampu menembus peluang di Indonesia ialah Shopee dan kini mampu menggeser posisi Bukalapak pada kuartal pertama 2019 dalam jumlah pengunjung bulanan. Sebelumnya Shopee mempunyai market share sebesar 19% dan saat ini naik menjadi 21%. Selain itu, Shopee juga mampu menggeser Tokopedia yang menduduki puncak pada kuartal keempat pada tahun 2019. Dan Shopee unggul dari Lazada di Asia Tenggara dalam kunjungan atau unduhan aplikasi. Pendapatan Shopee pada tahun 2019 dalam laporan SEA Group sebesar Rp 13,2 T, yang meningkat 224% tahun 2018 (Reily, 2019). Shopee melakukan komunikasi pemasaran yang baik sehingga dapat mendorong pembelian secara impulsive buying.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Impulse Buying

Perilaku Impulse buying adalah perilaku konsumen tidak merencanakan sesuatu saat berbelanja. Pembelian impulsif merupakan desakan hati terjadi secara tiba-tiba dengan penuh kekuatan dan tidak direncanakan terlebih dahulu untuk melakukan pembelian secara langsung dan tanpa memperhatikan akibatnya (Utami, 2018). Selain itu Impulse buying adalah keadaan disaat seseorang memiliki keinginan kuat dan tiba-tiba untuk membeli sesuatu saat itu juga dan terdapat stimulus yang spesifik saat melakukan pembelian (Wu et al., 2016).

2.2 Promosi Penjualan (Sales Promotion) Dalam menjalankan promosi, terdapat alat promosi yang digunakan sebagai cara untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Beberapa alat promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen yang dapat digunakan untuk memberikan menstimulus pembelian oleh konsumen (George Belch and Michael Belch, 2018). Alat promosi yang memberikan efek penjualan secara langsung atau segera, yaitu coupons, free premium gifts, loyalty programs rebates, price-off deals, bonus packs, dan events.

2.3 Gender

Dalam penelitian (Tifferet & Herstein, 2012) berpendapat bahwa perempuan memiliki keinginan dan lebih sering pergi ke pusat–pusat perbelanjaan lainnya baik itu untuk makan, berbelanja maupun hanya melihat–lihat saja dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu Wanita biasanya berbelanja dengan senang hati, bahkan untuk barang-barang yang tidak begitu membawa kesenangan atau sensasi khusus. Di lain sisi, laki-laki membeli kebutuhan jauh lebih cepat dibandingkan wanita, laki-laki tidak menemukan kesenangan dalam memilih dan mencari, mencoba, dan juga mereka lebih dibisikkan untuk permintaan anak-anak dan promosi penjualan (G¹siorowska, 2011). Selain itu, (Asim Ali, 2013) berpendapat bahwa gender masuk kedalam faktor yang penting dalam perilaku impulsif.

Kerangka Berpikir

Hipotesis:

H1 = Promosi penjualan yang t erdiri atas coupons, rebates, Price-off deals, Bonus packs, Free premium gi fts, Loyalty programs, dan Events secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Sumber: Usulan Peneliti

(3)

H2 = Promosi penjualan coupons secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H3 = Promosi penjualan Rebates secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H4 = Promosi penjualan Price-off deals secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H5 = Promosi penjualan Bonus packs secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H6 = Promosi penjualan Free premium gifts secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H7 = Promosi penjualan Loyalty programs secara parsial berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

H8 = Promosi penjualan Events secara signifikan par sial berpengaruh terhadap impulse buying.

H9 = Gender memperkuat pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying pada e-commerce Shopee.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pengujian kuesioner menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Analisis yang digunakan regresi linier berganda yang sebelumnya dianalisis menggunakan uji asumsi klasik menggunakan SPSS 20 dan pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji T. Untuk mendukung pengujian uji hipotesis, penelitian ini juga melakukanperhitungan chi square.

Popu lasi penelitian ini ia lah seluruh Mahasiswa aktif program studi Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur tahun ajaran 2019/2020. Dengan penarikan sampel simple random sampling artinya pengambilan sampel yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Sehingga dapat dihitung sampel yang diambil sebanyak 233 responden menggunakan rumus slovin. Pertanyaan wawancara dituangkan pada google form.

3. HASIL PENE LITIAN DAN

PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji Normalitas

Berdasarkan olah data gr afik P-Plot menunjukan bahwa data yang telah dihimpun sudah terdistribusi normal karena mengikuti garis diagonalnya.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan uji multikolinieritas yang dila kukan Peneliti menggunakan SPS S 20 menunjukkan bahwa seluruh nilai tolerance variabel bernilai < 10, dan nilai VIF seluruh variabel >10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan data yang telah diolah tidak memiliki pola yang jelas, yang artinya titik-titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data diatas tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi menunjukkan Durbin Watson hitung bernilai 1,760 yang artinya kurang dari 2, sehingga dapat disimpulkan memiliki autokorelasi negatif.

Regresi Linier Berganda

Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu vari-able bebas atau predictor. Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda dari koefisien setiap variabel sebagai berikut:

(4)

Tabel 1. Regresi Linier Berganda

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dengan Persamaan Y = 6,925 -0,180 + 0,219 + 0,050 + 0,236 + 0,248 - 0,037 + 0,245 -0,431 Uji F

Berdasarkan tabel Anova hasil pengolahan SPSS menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yakni 10,108 > 1,979. Ini menunjukkan bahwa Coupons (X1), Rebates (X2), Price-off Deals (X3), Bonus Packs (X4), Free Premium Gift (X5), Loyalty Programs (X6), Events (X7), Gender (D) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Uji T

Berdasarkan olah data SPSS menghasilkan, Hipotesis pertama adalah thitung < -ttabel yaitu sebesar -1,977 < - 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,049, H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat signifikan 5% sehingga variabel bebas yaitu Coupons (X1) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis ke dua, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,546 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,012, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas yaitu Rebates (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

(5)

0,559 < 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,577, H0 diterima dan H3 ditolak sehingga bahwa variabel bebas yaitu price-off deals (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis keempat, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,572 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,011, maka H0 ditolak dan H4 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu bonus packs (X4) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis kelima, thitung > ttabel yaitu sebesar 3,180 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,002, maka H0 ditolak dan H5 diterima sehingga variabel bebas yaitu Free Premium Gift (X5) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis keenam, thitung < ttabel yaitu sebesar 0,420 < 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,675, maka H0 diterima dan H6 ditolak disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Loyalty program (X6) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis ketujuh, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,302 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,022, maka H0 ditolak dan H7 diterima. Dapat disimpulkan bahwa Event (X7) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis kedelapan, thitu ng < ttabel yaitu sebesar -0,743 <1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,675, H0 diterima dan H8 ditolak sehingga dapat disimpulkan Gender (D) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Uji Chi-Square

Uji Chi-Square didapatkan pearson chi square sebesar 0,282. Sehingga didapatkan asymp. Sig 0,282 > 0,05 artinya gender tidak memiliki hubungan atau pengaruh pada impulse buying. Untuk melakukan impulse buying, gender bukan menjadi tolak ukur. Baik laki-laki ataupun perempuan

memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pembelian.

4. PEMBAHASAN

Pengaruh Coupons, Rebates, Price-off Deals, Bonus Packs, Free Premiu m Gift, Loyalty Programs, Events, dan Gender secara Simultan Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji F simultan, menunjukkan adanya pengaruh secara simultan yang terbukti dengan Fhitung (10,108) > Ftabel (1,979), maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan signifikansi 0,000. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara simultan Coupons, Re-bates, Price-off Deals, Bonus Packs, Free Pre-mium Gift, Loyalty Programs, Events, dan Gender mempengaruhi Impulse Buying pada Shopee. Pengaruh Coupons Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, coupons memiliki nilai negatif yakni –0,180 dan hasil uji hipotesis menggunakan uji T, bahwa thitung (-1,977) < -ttabel (-1,970), maka H0 ditolak dan H1 diterima namun memiliki posisi negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa coupons secara parsial berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap impulse buying.

Coupons terdiri dari beberapa voucher meliputi voucher gratis ongkir, voucher cashback dan voucher toko. Berdasarkan realita yang ada, seharusnya coupons merupakan salah satu program promosi yang digema ri kons umen. Shopee memberikan coupons setiap harinya untuk menjadi stimuli konsumen melakukan pembelian. Namun hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian ini bahwa coupons berpengaruh negatif.

Berdasarkan penggalian data lebih lanjut melalui wawancara terhadap beberapa pelanggan Shopee, pengaruh negatif ini dapat dikarenakan pihak Shopee yang kurang memahami kebut uhan konsumen. Banyak coupons gratis ongkir yang diberikan namun konsumen lebih menyukai coupons

(6)

cashback kar ena lebih menguntungkan. Hasil perhitungan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Ayuning et al., 2019) bahwa coupons memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap impulse buying.

Pengaruh Rebates Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, rebates memiliki nilai positif yakni 0,219 dan uji T diperoleh bahwa thitung (2,546) > ttabel (1,970), maka H0 ditolak dan H2 diterima. Sehingga rebates secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap impulse buying.

Rebates merupakan program promosi yang digemar i banyak konsumen karena konsumen mendapatkan cashback atau pengembalian dana berupa koin Shopee yang dapat dipergunakan kembali. Na mun dikarenakan voucher ya ng disediakan tidak begitu banyak, konsumen akan menggunakan voucher ini saat melakukan pembelian dalam jumlah besar. Selain itu terdapat beberapa kekurangan yang dirasakan oleh konsumen karena tidak semua toko mengikuti program cashback tersebut. Ha sil penelitian ini selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa rebates termasuk alat promosi yang menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera.

Pengaruh Price-off Deals Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, price-off deals memiliki nilai positif yakni 0,050 sedangkan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (0,559) < ttabel (1,970) dari variabel price-off deals, maka H0 diterima dan H3 ditolak. Sehingga rebates secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Program promosi price-off deals pada awalnya sangat menarik untuk diikuti karena harga yang ditawarkan sangat tidak masuk diakal. Namun semakin berkembangnya media promosi Shopee, flash sale peminatnya semakin berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh waktu yang ditentukan sangat

cepat ataupun aturan dalam pembeliannya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Felita & Oktivera, 2019) yang berpendapat bahwa variabel Sales Promotion (X) yakni indikator price of deals yang berupa diskon memiliki skor tertinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden melakukan impulse buying karena adanya promo dengan price off deals pada jangka waktu tertentu.

Pengaruh Bonus Pack Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, bonus pack memiliki nilai positif yakni 0,236 dan berdasarkan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (2,572) > ttabel (1,970) dari variabel bonus packs, maka H0 ditolak dan H4 diterima. Sehingga bonus packs secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Biasanya bonus packs diadakan pada barang yang berjumlah lebih dari satu sehingga konsumen mendapatkan harga terbaik dan lebih murah dibandingkan melakukan pembelin satuan. Dengan adanya bonus yang ditawarkan dapat membentuk pemikiran bahwa konsumen bisa membeli diawal meskipun barang yang menjadi bonus belum bermanfaat.

Hasil ini selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera sala h satunya ialah bonus packs. Menurut responden yang berasal dari kuisioner yang telah disebar oleh Peneliti, program promosi bonus packs masih belum diketahui oleh sebagian besar responden yang mengisi kuisioner tersebut. Sebagian besar responden juga belum sepenuhnya menggemari program promosi ini dan belum menjadi pilihan utama dalam promosi-promosi yang dilakukan oleh Shopee. Pengaruh Free Premium Gift Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, free premium gift memiliki nilai positif yakni 0,248 dan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (3,180) > ttabel (1,970) dari

(7)

variabel free premium gift, maka H0 ditolak dan H5 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa free premium gift secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Hanya sedikit toko yang melakukan promosi free premium gift, namun promosi ini dapat menjadi peluang yang besar. Sehingga apabila toko melakukan promosi ini dapat meningkatkan penjualan.

Hasil ini memperkuat pendapat dari (George Belch and Michael Belch, 2018) yang menyatakan bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera salah satunya ialah free premium gift. Responden yang menyukai program promosi free premium gift juga masih belum besar sehingga manurut responden pro-gram promosi ini masih belum menjadi pilihan utama bagi responden.

Pengaruh Loyalty Programs Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, loyalty pro-gram memiliki nilai negatif yakni -0,037 dan berdasarkan uji T menunjukkan bahwa thitung (-0,420) < ttabel (1,970) maka H0 diterima dan H6 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa loyalty program secara parsial tidak berpengaruh terhadap impulse buying. Loyalty program merupakan program dari Shopee yang diberikan berdasarkan pengalaman membeli. Semakin banyak melakukan transaksi barang maka tingkatan akan naik dengan sendirinya. Setiap tingkatan loyalty program memiliki penawaran yang berbeda dapat berupa voucher gratis ongkir maupun cashback.

Hasil ini berbeda dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa loyalty program salah satu alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung.

Pengaruh Event Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, event memiliki nilai positif yakni 0,245 dan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (2,302) > ttabel (1,970), maka H0 ditolak

dan H7 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa event secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Event merupakan salah satu promosi yang dapat dijangkau pada semua kalangan karena event yang dilakukan Shopee juga tersedia pada alat elektronik seperti televisi.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) yang menyatakan bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung ialah event.

Pengaruh Gender Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, gender memiliki nilai negatif yakni -0,431 berdasarkan uji T menunjukkan bahwa thitung (-0,743) < ttabel (1,970) maka H0 diterima dan H8 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial gender tidak berpengaruh terhadap impulse buying. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Indraswari & Martono, 2017) bahwa tidak terbukti bahwa perempuan lebih sering melakukan pembelian impulsif di bandingkan laki-laki di Robinson Department Store Semarang. Artinya tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki – laki dalam melakukan pembelian impulsif.

Hal sama terjadi pada konsumen Shopee khususnya pada studi kasus mahasiswa administrasi bisnis Universitas Pembangunan Negara “Veteran” Jawa Timur bahwa gender tidak memengaruhi dalam impulse buying. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menentukan dan melakukan pembelian. Meskipun pada awalnya banyak asumsi mengatakan bahwa perempuan lebih sering melakukan perilaku impulse buying namun beberapa penelitian yang sejenis memberikan fakta yang berbeda bahwa gender tidak berpengaruh dalam pembelian impulse buying.

Uji Chi Square

Berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan oleh peneliti, gender tidak mempengaruhi

(8)

dalam perilaku impulse buying. Hasil ini selaras dengan perhitungan regresi linier berganda yang menyatakan bahwa gender tidak berpengar uh dengan variabel impulse buying. Dengan sig. 0,282 > 0,05.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Coupons berpengaruh negatif terhadap impulse buying. Sedangkan variabel rebates, bonus pack, free pre-mium gift, dan event berpengar uh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Dan variabel price-off deals, loyalty program, dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis, dapat dikemukakan beberapa saran untuk dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan keputusan yakni Shopee sebaiknya melakukan promosi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga dapat menst imuli konsumen dalam melakukan pembelian. Shopee dapat meningkatkan beberapa promosi yang masih belum dikenal banyak orang seperti loyalty program atau beberapa promosi yang menggunakan syarat dan ketentuan tertentu sehingga konsumen tidak merasa tertipu atas judul voucher yang diberikan namun terdapat syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu.

Pada penelitian ini juga terdapat keterbatasan yakni menggunakan responden dengan proporsi perempuan jauh lebih besar dari laki-laki sehingga untuk penelitian sejenis agar mempertimbangkan keseimbangan proporsi jumlah responden.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adhandayani, A. 2018, Beda Budaya, Beda Pula Penyebab Belanja Impulsif, kompasiana.com.

[2] Asim Ali, S. H. 2013, I Nterdisciplinary

Journal of Contemporary R Esearch In Business An Analysis Of Consumers’ Characteristics On Impulse Buying/: Evidence From Pakistan Asim Ali – Corresponding Author MS in Management, Comsats Institute of Information Technology , Ab. 560–570. [3] Ayuning, S. S., Komunikasi, J. I., Ilmu, F., dan,

S., Politik, I., Sultan, U., & Tirtayasa, A. 2019, Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Impulse.

[4] Felita, P., & Oktivera, E. 2019, Pengaruh Sales Promotion Shopee Indones ia Terhadap Impulsive Buying Konsumen Studi Kasus: Impulsive Buying Pada Mahasiswa STIKS Tarakanita, Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 4(2), 159–185.

[5] G¹siorowska, A. 2011, Gender As A Moderator o f Temperamental Causes of Impulse Buying Tendency. Journal of Custo mer Behaviour, 10(2), 119–142. [6] Geor ge Belch and Michael Belch. 2018, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective 11th Edition (11th Editi), McGraw Hill eBook. [7] Indraswari, G. R., & Martono, S. 2017, Pengaruh

Promosi Terhadap Impuls Buying Dengan Gender Seba gai Vari abel Dummy, Management Analysis Journal, 5(2), 116–122. [8] Reily, M. 2019, Cetak Penjualan Rp 54 T, Shopee E-commerce Terpopuler di Asia Tenggara, https://katadata.co.id

[9] Sutr iyanto, E. 2018, Lima Prediksi Tren E-Commerce di Indonesia pada 2 018, https://www.tribunnews.com

[10] Tifferet, S., & Herstein, R. 2012, Gender Differences In Brand Commitment, Impulse Buying, and Hedonic Consumption, Journal of Product and Brand Management, 21(3), 176–182.https://doi.org

(9)

[11] Utami. 2018, Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional B isnis Ritel Modern di Indonesia, Salemba Empat. [12] Wu, I. L., Chen, K. W., & Chiu, M. L. 2016,

Defining Key Drivers of Online Impulse Purchasing: A Perspective of Both Impulse Shoppers and System Users, International Journal of Information Management, 36(3), 284–296. https://doi.org

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 1. Regresi Linier Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian passing ability dengan alat J-Ring Test pada beton segar yang ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 7, memperlihatkan bahwa semakin bertam-bahnya

Sistem ini terdiri tiga elemen utama, yaitu modul atau panel surya sebagai media perubah energi sinar matahari menjadi energi listrik, baterai untuk menyimpan energi

Dengan tampungan hidup bendungan sebesar 4,40 juta m 3 yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi daerah irigasi (DI) Tugu dengan luas areal 1.106 ha

Bagi pengajar, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan referensi pengajar untuk mengetahui makna yang terbentuk dari masing-masing sufiks,

Dari tindakan agen terhadap strukturnya tersebut, sehingga struktur yang telah lama ada mengalami perubahan sebagai akibat dari munculnya kesadaran praktis di

“Pengaruh Gender, Promosi Penjualan Dan Sifat Materalisme Terhadap Perilaku Impulse Buying Secara Online (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Secara simultan shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying atau pembelian yang tidak direncanakan

Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus pada Konsumen Ace Hardware Pondok Indah