• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. ANALISA SITUASI. Potential New Entrants. Substitutes. Gambar 3.1. Porter s Five Forces. 8 Universitas Kristen Petra. Threat of New Entrants

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. ANALISA SITUASI. Potential New Entrants. Substitutes. Gambar 3.1. Porter s Five Forces. 8 Universitas Kristen Petra. Threat of New Entrants"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

8

3.1. Analisa Industri

Industri adalah suatu kelompok usaha-usaha yang menawarkan suatu produk atau tingkatan produk yang merupakan substitusi yang dekat antara satu dengan lainnya. Substitusi yang dekat itu sendiri merupakan produk-produk dengan elastisitas silang tinggi terhadap permintaan. Jadi, jika permintaan akan suatu produk meningkat sebagai akibat dari kenaikan harga produk lainnya maka kedua produk tersebut termasuk substitusi dekat. (Kotler, 2003).

Ada 5 kekuatan persaingan yang dinyatakan oleh Porter yaitu masuknya pendatang baru (potential new entrants), ancaman produk pengganti (product substitutes), kekuatan tawar-menawar supplier (power of suppliers), kekuatan tawar menawar pembeli (power of buyers), serta persaingan di antara pesaing yang ada (rivalry among existing firms).

Gambar 3.1. Porter’s Five Forces

Threat of New Entrants

Threat of Substitute Products Bargaining powers of suppliers Bargaining powers of buyers Potential New Entrants Industry Competitiors Rivalry Among Existing Firms Substitutes Suppliers Buyers

(2)

3.1.1. Analisa Faktor Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam suatu industri ini selain membawa dan menambah kapasitas produk yang baru, juga bertujuan untuk merebut dan menguasai pangsa pasar (menjadi market leader), serta berusaha mengambil ahli sumber daya yang besar yang dimiliki oleh perusahaan pesaingnya. Ancaman masuknya pendatang baru dalam suatu industri ini jelas ada dan hal itu tergantung pada barrier to entry (rintangan masuk) yang ada, digabung dengan reaksi para pesaing yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya oleh pendatang baru ini dan hal itu juga terjadi pada produk teh ini. Barriers to entry untuk produk minuman isotonik ini dapat dilihat dari beberapa faktor seperti:

a. Skala ekonomi

Skala ekonomis disini dapat diartikan sebagai turunnya biaya per-unit produk apabila suatu perusahaan memproduksi produk dalam jumlah yang besar. Skala ekonomis ini menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar atau skala kecil yaitu beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan, sehingga harga produk yang diluncurkan di pasar lebih tinggi yang diakibatkan dari jumlah unit produk atau output produksi terlampau sedikit jika dibandingkan dengan pemain-pemain lama dalam industri misalnya perusahaan minuman yang besar semacam Danone Aqua yang memproduksi Mizone serta PT. Amerta Indah Otsuka yang memproduksi Pocari Sweat. Seperti yang kita lihat suksesnya minuman isotonic di pasaran, jumlah permintaan terhadap minuman isotonic juga sangat tinggi sekali, bahkan permintaan dapat melebihi produksi. Ini akan menjadi hambatan bagi pendatang baru, karena tidak mampu menyaingi kemampuan dalam hal kapasitas produksi sehingga akan mengalami kesulitan dalam meminimumkan biaya produksi. Jadi apabila ingin memasuki industri minuman di Indonesia dibutuhkan produksi produk secara massal agar dapat bersaing dengan perusahaan minuman isotonik yang besar seperti Aqua, Coca-Cola, dan Pepsi.

Bapak Djaka Widyantara, The President Director dari PT.AMERTA INDAH OTSUKA mengatakan bahwa kapasitas produksi minuman isotonic harus ditingkatkan dari 14.000.000 perbulan menjadi 28.000.000 perbulan.

(3)

Pimpinan dari “ Gabungan Pengusaha dan Minuman “ (GAPMI), Thomas Dharmawan mengatakan bahwa permintaaan atas produk makanan dan minuman sangat besar dan tingginya melebihi kapasitas produksi yang tersedia. Industri makaman dan minuman hanya memenuhi 30% dari 70% jumlah permintaan. Oleh karena itu, kesempatan pasar masih terbuka lebar bagi investasi di bisnis makanan dan minuman.

b. Kebutuhan modal

Untuk memproduksi produk minuman isotonik ini dibutuhkan modal yang besar, sebab untuk menghasilkan produk minuman isotonik yang bermutu tinggi dan terjamin kualitasnya dibutuhkan sebuah riset terlebih dahulu. Oleh karena itu modal yang besar ini merupakan penghalang utama bagi pendatang baru yang ingin bermain di bidang industri minuman isotonik ini, sehingga apabila pendatang baru ini ingin serius memasuki industri minuman isotonik ini mereka harus memiliki modal yang besar terlebih dahulu dan harus mempunyai diferensiasi yang berbeda dari produk yang sudah ada dipasaran saat ini, sehingga kelak apabila pendatang baru ini meluncurkan produk mereka, maka mereka dapat merebut sebagian pangsa pasar.

c. Switching cost (biaya peralihan) pemasok

Biaya peralihan pemasok ini dapat menjadi penghambat untuk masuknya pendatang baru ke suatu industri yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila berpindah dari produk pemasok satu ke yang lainnya untuk menciptakan suatu produk baru. Switching cost pemasok dalam industri minuman isotonik saat ini relatif rendah karena banyaknya pemasok bahan baku yang menawarkan harga bahan baku yang relatif bersaing dengan kualitas yang sama, jadi apabila produsen ingin berpindah dari pemasok yang satu ke pemasok lainnya maka hal ini tidak memerlukan biaya switching cost yang besar.

d. Akses ke saluran distribusi

Selain itu kebutuhan modal dalam industri minuman isotonik cukup tinggi karena terutama biaya produksi yang membutuhkan bahan baku dari pemasok serta membutuhkan teknologi. Akses ke saluran distribusi juga merupakan salah satu hambatan masuk dalam industri. Saat ini industri minuman isotonik khususnya dalam kemasan siap minum (RTD) dikuasai oleh Pocari Sweat.

(4)

Distribusi Pocari Sweat mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Agar dapat bersaing para pendatang baru harus mempunyai strategi yang dapat bersaing dengan strategi distribusi Pocari Sweat yang saat ini menguasai pasar minuman isotonik.

e. Kebijakan pemerintah

Dengan adanya kebijakan dari pemerintah Indonesia yang dimana pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan memberikan peraturan-peraturan seperti lisensi dan pembatasan masuk ke akses bahan baku, maka hal ini juga merupakan ancaman bagi pendatang baru sehingga masuknya pendatang baru ini akan menjadi semakin sulit karena untuk membuat dan mengeluarkan suatu produk harus mendapat lisensi terlebih dahulu dari pemerintah.

3.1.2. Analisa Faktor Kekuatan Pembeli

Menurut Lehmann dan Winer (2005), kekuatan tawar menawar dari kelompok pembeli disebut kuat apabila jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar

b. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli. Dalam hal ini pembeli cenderung untuk mencari harga yang menguntungkan dan menggunakan dananya untuk melakukan pembelian secara selektif

c. Pembeli memiliki biaya peralihan dari produk satu ke produk lainnya yang kecil jadi biaya untuk berpindah merek tidak terlalu besar.

d. Pembeli mempunyai informasi yang lengkap mengenai produk.

Dalam industri minuman isotonik ini, posisi dari pembeli (konsumen) disini juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi persaingan dalam industri, karena kekuatan tawar-menawar pembeli dalam industri minuman ini cukup kuat, hal ini disebabkan karena pembeli disini menginginkan adanya kualitas yang baik dari suatu produk, memperoleh benefit dari produk tersebut, dan adanya pelayanan yang baik. Selain itu kelompok pembeli juga sering membeli dalam

(5)

jumlah yang besar, sehingga mereka menginginkan adanya potongan harga dari pihak perusahaan. Produk yang dibeli adalah produk standar (tidak memiliki diferensiasi), biaya peralihan dari produk yang satu ke produk yang lainnya rendah, dan pembeli mempunyai informasi yang lengkap mengenai produk yang akan dibelinya.

3.1.3. Analisa Faktor Kekuatan Pemasok

Dalam lingkungan industri ini posisi dari pemasok juga memiliki peranan yang penting, sebab apabila pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawarnya terhadap industri/perusahaan dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli, maka hal ini dapat mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Posisi pemasok disini dikatakan kuat apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi pada industri tempat mereka menjual produk barang atau jasa.

b. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual. c. Industri bukan merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok.

d. Produk pemasok merupakan kebutuhan utama bagi pembeli sehingga pemasok dapat memainkan harga dari produk.

Dalam industri minuman isotonik ini, terdapat banyak sekali pemasok bahan baku minuman yaitu air sehingga membuat harga bahan baku minuman menjadi sangat kompetitif. Hal ini membuat kekuatan tawar-menawar pemasok dengan industri minuman rendah, karena bahan baku dipasaran mempunyai harga dan kualitas yang rata-rata kompetitif (bersaing). Dengan banyaknya pemasok bahan baku akan membuat industri minuman dapat memilih pemasok bahan baku dengan harga yang murah dan kualitas yang baik. Dan untuk bahan baku produk minuman isotonic L-Sport ini yaitu air akan dipasok oleh PT.Mitra Sehat Abadi selaku pemasok intern karena perusahaan yang berlokasi di Pandaan yang sumber airnya sangat bagus dilokasi tersebut. Untuk pemasok bahan baku chemical, bahan baku akan dipasok oleh PT.Brataco yang merupakan salah satu dari perusahaan pemasok chemical yang terbaik di Jawa Timur. PT. SMART Tbk salah satu perusahaan penyedia kemasan botol terbaik di Indonesia akan menjadi

(6)

pemasok kemasan botol. Dan untuk dos, dipilih PT.Tetrapak yang memiliki kualitas yang bagus dan pengalaman di bidang pengepakan di Indonesia.

3.1.4. Analisa Faktor Produk Subtitusi

Dalam industri minuman isotonik ini juga terdapat produk subtitusi (pengganti), yaitu air mineral yang dimana dengan adanya produk subtitusi ini dapat membatasi laba potensial dari industri minuman isotonik ini. Produk minuman isotonik disini juga dihadapkan dengan suatu situasi dimana produk tersebut memiliki produk subtitusi yang lain yang bisa digunakan sebagai pengganti dari minuman isotonik itu sendiri, walaupun telah diketahui bahwa fungsinya berbeda dan benefit yang diberikan dari minuman isotonic pada suatu situasi tertentu melebihi benefit dari air mineral. Namun dikarenakan harga dari miniman isotonic yang lebih tinggi dibandingkan dengan air mineral menyebabkan kadangkala masyarakat lebih memilih untuk memgkonsumsi air mineral.

3.1.5. Analisa Faktor Kapasitas

Analisa faktor kapasitas disini dapat diartikan sebagai kegiatan menganalisa kapasitas dari suatu industri yaitu apakah kapasitas produksi dari suatu industri berada pada kondisi kapasitas yang berlebihan (over capacity), sama dengan (normal capacity) atau di bawah kapasitas yang diharapkan (under capacity). Bapak Djaka Widyantara, President Director dari PT.AMERTA INDAH OTSUKA mengatakan bahwa kapasitas produksi minuman isotonic harus ditingkatkan dari 14.000.000 perbulan menjadi 28.000.000 perbulan. Pimpinan dari “ Gabungan Pengusaha dan Minuman “ (GAPMI),Thomas Dharmawan mengatakan bahwa permintaaan atas produk makanan dan minuman sangat besar dan tingginya melebihi kapasitas produksi yang tersedia. Industri makaman dan minuman hanya memenuhi 30% dari 70% jumlah permintaan. Berdasarkan kutipan artikel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk industri minuman isotonic mengalami under capacity, karena demand lebih besar daripada supply.

(7)

3.1.6. Analisa Pesaing Industri

Dalam industri minuman isotonik ini juga terdapat persaingan dikarenakan kenyataannya bahwa bisnis minuman mengalami pertumbuhan lebih dari 15% ditahun 2005, dan persaingan di bisnis minuman ini sangat tinggi. Di bisnis ini terdapat banyak sekali pesaing yang memiliki kekuatan dalam aspek penjualan, produksi dan pemasaran. Pasar potensial dari bisnis minuman ini sangat menarik, karena masyarakat mencari makanan dan minuman yang sehat serta berkualitas bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu, banyak pendatang baru dengan cara dan strategi yang bersaing pula. Berdasarkan analisa pasar yang dilakukan, terdapat beberapa pesaing didalam bisnis minuman isotonic, yaitu:

• Pocari sweat by PT. Amerta Indah Otsuka

• Navika (optima sweat) by PT. Nara Vini Eka Beverages • 100 Plus by PT. F&N Limited

• Zporto by PT. Tri Usaha Mitraraharja • Vitazone by PT. Tirta Fresindo Jaya • Mizone by Aqua Danone

• Powerade Isotonik by The Coca Cola Company • Viton by PT. TEMPO FOOD

• Prosweat by PT. Heinz ABC • Xtraion by PT. Cherindo

Persaingan itu terjadi di tingkat harga, promosi/iklan, dan hadiah yang diberikan, hal ini ditujukan untuk menarik minat para konsumen agar mau membeli produk mereka masing-masing. Berdasarkan majalah SWA NO.23/XXI/10-23 November 2005 pemenang dari persaingan brand minuman isotonik ini dipegang oleh Pocari Sweat dan hal ini tentunya mengkokohkan posisi Pocari Sweat dipuncak klasmen persaingan minuman isotonik saat ini. Oleh karena itu penulis akan mengembangkan produk minuman isotonik yang mempunyai kelebihan (diferensiasi) dari produk yang sudah ada dipasaran saat ini agar dapat bersaing secara kompetitif.

(8)

3.2. Analisa Pasar

Sebelum perencanaan peluncuran produk minuman isotonik maka perlu untuk melakukan penganalisaan pasar untuk mengetahui situasi pasar minuman isotonik saat ini.

3.2.1. Identifikasi Kategori Produk

Kategori untuk produk minuman isotonik yang akan dikembangkan oleh penulis adalah minuman isotonic yang dikonsumsi pada saat melakukan olahraga. Produk ini merupakan barang convenience, dimana produk minuman isotonik biasanya sering dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum. Produk minuman isotonik yang akan dikembangkan penulis termasuk dalam produk minuman isotonik untuk kesehatan dan penampilan khususnya kesehatan metabolisme tubuh karena menggantikan cairan tubuh yang hilang pada saat melakukan olahraga dan meningkatkan pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh serta meningkatkan tenaga dan stamina karena mengandung L-Carnitine .

3.2.2. Analisa Ukuran Pasar Produk

Mengutip ucapan dari Sanjay Guha, Managing Director PT Coca-Cola Indonesia, pasar minuman siap saji (RTD/ Ready to Drink) khususnya minuman isotonik di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan pesat. Pihaknya melihat ini merupakan potensi besar yang harus dikembangkan lagi.

Jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan perkiraan Juli 2005 adalah 241.973.879. (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia). Berdasarkan jumlah tersebut, menunjukkan bahwa jumlah segmen pasar dari minuman isotonik masih cukup besar sehingga produk minuman yang akan dikembangkan mempunyai peluang untuk merebut pangsa pasar pada industri minuman ini di Indonesia

3.2.3. Analisa Pertumbuhan Pasar Produk

Hasil survei oleh berbagai lembaga riset antara lain AC Nielsen, MARS dan SWA, sejak tahun 2001 hingga kini menunjukkan, tingkat penetrasi pasar untuk minuman isotonik mencapai lebih dari 65 persen. Itu artinya, minuman isotonik nyaris telah atau pernah dikonsumsi oleh lebih dari separuh anggota

(9)

masyarakat. Bahkan riset dari MARS di lima kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Semarang, menunjukkan, penetrasi pasar oleh minuman isotonik lebih tinggi dari minuman juice instant siap minum yang dikonsumsi oleh 60 persen penduduk Indonesia khususnya di perkotaan. Hal tersebut disebabkan persepsi masyarakat bahwa minuman juice instant siap minum pasti mengandung bahan pengawet yang dapat merugikan kesehatan.

Dalam lima tahun terakhir konsumsi minuman isotonik Indonesia secara keseluruhan cenderung meningkat dengan laju yang pesat. Hal tersebut juga disebabkan maraknya tersebar virus-virus penyakit yang dapat berdampak kematian seperti SARS, Malaria, dan Flu Burung mulai menumbuhkan kesadaran dari masyarakat akan arti pentingnya kesehatan. Hal ini diatas menyebabkan masyarakat menjadi selektif dalam pemilihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Selain itu hal tersebut juga menyebabkan masyarakat menggandrungi olahraga, karena olahraga telah benar-benar terbukti dapat menjaga kesehatan dan stamina. Dengan munculnya kesadaran yang sangat tinggi dari masyarakat mengenai kesehatan meningkatkan jumlah permintaan terhadap minuman isotonik, maka hal ini menunjukkan pertumbuhan pasar minuman isotonik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi peluang bagi produsen minuman isotonik untuk memasarkan produknya dan munculnya competitor lainnya.

Berdasarkan INDOCOMMERCIAL edisi Mei 2003, untuk mengetahui konsumsi minuman isotonik rata-rata perkapita Indonesia, dapat dihitung dengan membandingkan konsumsi pertahunnya dengan jumlah penduduk dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Dari perhitungan maka dapat diketahui konsumsi minuman isotonic perkapita setiap tahunnya, yaitu sebagai berikut:

(10)

Tabel 3.1. Perkembangan Konsumsi Minuman Isotonic Rata-rata per kapita di Indonesia 1997-2002

Tahun Jumlah penduduk Konsumsi Per Tahun Konsumsi Per Kapita

(Jiwa) (Liter) Total (ml) Kenaikan (%)

1997 196.535.070 38.555.278 196 --1998 198.333.389 44.392.464 224 14.1 1999 200.951.813 51.571.543 257 14.7 2000 203.025.313 69.804.764 343 33.7 2001 205.193.300 93.825.826 457 33.3 2002 208.329.304 110.038.988 528 15.5

Diolah oleh INDOCOMMERCIAL

Tabel 3.2. Proyeksi Konsumsi Minuman Kesehatan 2003-2007

Tahun Proyeksi KonsumsiPer kapita Proyeksi PopulasiPenduduk Proyeksi Konsumsi

(ml) (Jiwa) Total (Liter) Kenaikan (%)

2002 528 208.329.304 110.065.366 --2003 650 210.414.680 136.763.207 24.3 2004 809 212.520.931 171.957.164 25.7 2005 1018 214.648.265 218.625.907 27.1 2006 1296 216.796.895 280.820.925 28.4 2007 1662 218.422.872 363.150.878 29.3

Diproyeksikan oleh INDOCOMMERCIAL 3.2.4. Analisa Siklus Hidup Produk

Menurut Kotler (2003, p.408) siklus hidup produk digambarkan sebagai kurva berbentuk lonceng dan kurva tersebut dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

1. Perkenalan (Introduction)

Periode pertumbuhan penjulan yang lambat saat produk diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini laba yang dihasilkan sama sekali belum ada karena besarnya biaya-biaya untuk mempekenalkan produk seperti biaya promosi, biaya penelitian dan lain-lain

(11)

2. Pertumbuhan (Growth)

Dalam tahap ini pasar sudah mulai dapat menerima produk secara cepat dan disertai dengan peningkatan laba yang besar

3. Kedewasaan/kemapanan (Maturity)

Periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial, sedangkan untuk labanya cenderung stabil atau menurun karena adanya persaingan yang menigkat

4. Penurunan/decline (Decline)

Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis.

Introduction Growth Maturity Decline

Gambar 3.2.Siklus Hidup Produk-Pasar Minuman Isotonik

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari situs sinarharapan, untuk produk minuman isotonik di Indonesia saat ini berada dalam tahap Growth (pertumbuhan). Karena pada tahap pertumbuhan, permintaan akan produk minuman isotonik bertambah, profit yang terus meningkat namun pesaing pun meningkat dan terus bermunculan. Untuk itu penulis akan mengembangkan produk minuman isotonik yang mempunyai keunggulan dan kelebihan dari produk minuman isotonik yang sudah ada dipasaran saat ini (diferensiasi).

3.3. Analisa Konsumen

Analisa konsumen bertujuan untuk memahami dan mempelajari perilaku dan karakteristik konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk minuman isotonik berdasarkan segmentasi konsumen tertentu.

(12)

3.3.1. Definisi Konsumen

Konsumen adalah seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai. Konsumen dari produk minuman isotonik adalah mereka yang pernah mencoba atau sering mengkonsumsi minuman isotonik. Pada umumnya produk minuman isotonik yang ada dipasaran saat ini ditujukan dan dikonsumsi oleh semua orang dari segala umur, dimana mereka harus selektif dalam memilih produk minuman isotonik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Saat ini dipasaran mulai banyak bermunculan produk minuman isotonik. Semua produk minuman isotonik yang saat ini ada dipasaran, tidak menjamin bahwa minuman tersebut benar-benar memiliki benefit yang sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu penulis membuat produk minuman isotonik yang berbeda dan mempunyai kelebihan dan diferensiasi dari produk yang sudah ada dipasaran saat ini.

Untuk produk minuman isotonik yang akan penulis kembangkan adalah produk minuman isotonik yang membidik konsumen potensial dari kelas sosial menengah dan menengah keatas, khususnya konsumen yang peduli dengan kesehatan tubuh mereka yaitu olahragawan. Produk minuman isotonik yang akan penulis kembangkan ini, sangat bermafaat bagi kesehatan tubuh dan sangat baik bagi metabolisme tubuh.

3.3.2. Analisa Perilaku Belanja Konsumen

Tipe-tipe perilaku belanja konsumen sebagaimana telah diuraikan oleh Fasial Afiff (1981, p.39) yang berkaitan dengan konsumen produk minuman adalah:

a. Seorang Anak Sebagai Pembeli

Seorang anak sebagai pembeli memiliki sikap ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, sehingga harus diperlakukan dengan penuh kehormatan dan sebijaksana mungkin sebagaimana layaknya memperlakukan orang dewasa.

(13)

b. Pembeli Remaja

Remaja sangat mudah terpengaruh oleh rayuan dari penjual, mudah terbujuk rayuan iklan terutama pada kerapian dari kertas pembungkus, tidak berpikir hemat, kurang realistis, romantis, dan mudah terbujuk (impulsif).

c. Pembeli Dewasa.

Pembeli yang berusia dewasa baik pria maupun wanita yang masing-masing memiliki karakteristik sendiri. Pembeli pria memiliki beberapa karakteristik, seperti mudah terpengaruh oleh bujukan penjual, sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih dulu sebelum membeli sesuatu, punya perasaan kurang enak bila memasuki toko tanpa membeli sesuatu, kurang begitu berminat untuk bebelanja sehingga sering terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk membeli. Sedangkan pembeli wanita memiliki beberapa karakteristik yaitu: tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual, lebih tertarik pada warna serta bentuk dan bukan pada kegunaannya karena wanita lebih berperasaan dari pada pria, lebih banyak tertarik pada ”gejala mode” terutama pada remaja putri, mementingkan status sosial dimana dalam hal ini wanita jauh lebih peka, menyenangi hal-hal yang romantis dari pada yang objektif (hal ini terlihat pada pesan iklan yang berkisar antara kesejahteraan anak, kebahagiaan rumah tangga, kesehatan suami, dsb.), mudah menerima pandangan dan pendapat ataupun nasehat dari orang lain, kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang-barang yang akan dibelinya, senang berbelanja sehingga seringkali sukar untuk cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya, serta cepat merasakan suasana toko.

Berdasarkan tipe-tipe perilaku belanja konsumen diatas dan berdasarkan pengamatan di pasar, pembeli dewasa adalah konsumen yang paling potensial untuk produk minuman isotonik karena pembeli dewasa merupakan orang memiliki sumber penghasilan sendiri yang nantinya akan membeli untuk anaknya ataupun anggota keluarganya, baik yang remaja maupun masih anak-anak. Oleh karena itu pembeli dewasa harus sangat diperhatikan agar terjadi adanya transaksi penjualan produk, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dimana konsumen puas dan pihak perusahaan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan produk

(14)

Faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Perilaku belanja konsumen produk minuman isotonik berdasarkan pengamatan di pasar adalah kebanyakan dari konsumen produk minuman ini dalam memilih dan memutuskan pembelian produk minuman isotonik tersebut berdasarkan iklan yang mereka lihat di televisi, sehingga disini dapat dikatakan peranan iklan di televisi ini sangat besar pengaruhnya bagi keputusan pembelian konsumen. Dan didalam pembelian produk minuman isotonik ini kebanyakan para konsumen memilih membeli berdasarkan kualitas dan kegunaan lebih yang ditawarkan dari minuman isotonik yang sudah ada dipasaran, sehingga seringkali kita jumpai dipasaran apabila dalam belanja produk minuman isotonik ini kebanyakan para konsumen memilih-milih produk minuman isotonik yang akan mereka beli dan baru memutuskan membeli apabila mereka merasa produk minuman isotonik yang mereka pilih ini sesuai dengan selera yang mereka inginkan dan memberikan manfaat yang mereka butuhkan.

Berdasarkan INDOCOMMERCIAL edisi Mei 2003, CIC telah melakukan penelitan lapangan terhadap 1266 responden yang tersebar di 5 koya besar, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan, ternyata yang menjadi pertimbangan awal (single respon) dari sebagian besar responden saat membeli minuman isotonic adalah manfaat bagi kesehatan yaitu sebanyak 487 responden (38,47%). Hal lain yang menjadi pertimbangan kedua adalah rasa sesuai selera adalah 436 responden (34,44%), kemudian harga yang tidak terlalu mahal sebanyak 151 responden (11,93%), factor kemudahan membeli atau memperolehnya sebanyak 82 responden (6,48%), merek yng dikenal sebanyak 46 responden (3,63%) serta pertimbangan-pertimbangan lainnya sebanyak 64 responden (5,06).

(15)

Tabel 3.3. Pertimbangan Awal Dalam Membeli Minuman Isotonik

Pertimbangan Jakarta Bandung Semarang Surabaya Medan Total Manfaat bagi kesehatan 303 46,62% 78 45,61% 26 24,53% 68 22,97% 12 27,91% 487 38,47% Rasa sesuai selera 196

30,15% 67 39,18% 29 27,36% 120 40,54% 24 55,81% 436 34,44% Harga tidak terlalu

mahal 77 11,85% 13 7,60% 25 23,58% 33 11,15% 3 6,98% 151 11,93% Mudah memperoleh membeli 33 5,08% 3 1,75% 9 8,49% 37 12,50% 0 00,00% 82 6,48% Merek dikenal mutu terjamin 12 1,85% 4 2,34% 8 7,55% 19 6,42% 3 6,98% 46 3,63% Lainnya 29 4,46% 6 3,51% 9 8,49% 19 6,42% 1 2,33% 64 5,06% Total 650 100,00% 171 100,00% 106 100,00% 296 100,00% 43 100,00% 1.266 100,00% Sumber: CIC

3.3.3. Analisa Perilaku Konsumsi Konsumen

Berdasarkan pengamatan dipasar, ketika konsumen memutuskan untuk mengkonsumsi produk minuman isotonik ada hal-hal yang mendasari yakni konsumen yang mengkonsumsi minuman isotonic dikarenakan kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi minuman isotonic. Selain itu, konsumen juga biasa melakukan pembelian tanpa rencana dimana konsumen pada mulanya hanya ingin mencoba-coba, namun karena konsumen merasa puas akan manfaat dan kegunaan yang diberikan maka konsumen akan melakukan konsumsi yang berlanjut.

Perilaku konsumsi konsumen juga dipengaruhi oleh sikap konsumen yang sangat peduli akan kesehatan dan penampilan serta konsumen yang tahu akan manfaat dari minuman isotonic sehingga melakukan konsumsi minuman isotonic yang rutin pada saat berolahraga dan biasanya konsumen yang memilki perilaku konsumsi seperti itu sebagian besar adalah konsumen dewasa.

(16)

3.3.4. Segmentasi Konsumen

Menurut Kotler (2004, p.289), “ Segmentasi pasar adalah proses untuk mengklasifikasikan konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang memperhatikan kebutuhan, karakteristik, dan atau tingkah laku yang berbeda.”

Segmentasi pasar harus dilakukan secara periodik karena segmen-segmen tersebut berubah-ubah. Ada lima variabel segmentasi, yaitu segmentasi demografi, segmentasi geografi, segmentasi psikografis, dan segmentasi behaviour (tingkah laku).

Pengelompokkan target pasar untuk produk minuman isotonik adalah konsumen baik pria maupun wanita yang berusia 13 tahun keatas dari kalangan kelas sosial menegah dan menengah keatas, tinggal didaerah perkotaan maupun pelosok namun mempunyai karakteristik melakukan aktivitas yang tinggi (yaitu: berolahraga) dan peduli akan kesehatannya dan penampilan.

3.4. Analisa Pesaing dan Persaingan

Perusahaan harus mengenali pesaing-pesaingnya dengan baik. Analisa dan evaluasi terhadap persaingan akan membantu manajemen memutuskan di mana akan bersaing dan bagaimana menentukan posisi menghadapi pesaingnya pada setiap pasar sasaran. Karena itu, pasar minuman isotonik terlebih dalulu perlu didefinisikan atau ditentukan sehingga konsumen dan pesaing dapat dianalisis secara tepat.

3.4.1. Identifikasi Pesaing

Setiap perusahaan pasti memiliki pesaing. Menurut Kotler (2004, p.190) pesaing dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1) Pesaing Keinginan

Yakni keinginan lain terdekat yang mungkin konsumen mau dipenuhinya. 2) Pesaing Generik

Yakni cara-cara pokok lainnya didalam mana pembeli dapat memuaskan sebuah keinginan khusus.

(17)

3) Pesaing Bentuk Produk

Yakni bentuk produk lainnya yang dapat memuaskan keinginan khusus si pembeli.

4) Pesaing Brand

Yakni merk lainnya yang dapat memusakan keinginan yang sama.

Berdasarkan 4 tipe pesaing diatas, persaingan yang terjadi dalam produk minuman isotonik merupakan persaingan brand, karena seperti yang diketahui ssat ini pasar minuman isotonic dikuasai oleh Pocari Sweat yang menguasai hampir lebih dari 80%, dan Pocari Sweat sudah menjadi Top Of Mind di benak konsumen apabila ingin membeli minuman isotonic (Suara Merdeka, sabtu 12 nopember 2005). Sama halnya dengan pasar air mineral yang telah dikuasai oleh AQUA. Berdasarkan pengamatan dipasar pesaing, pesaing untuk produk minuman isotonik adalah:

1. Pesaing Langsung

Pesaing langsung adalah produk minuman isotonik dengan kategori produk sama dengan keuntungan (benefsit) yang hampir sama dengan minuman isotonic yang dikembangkan penulis. Berdasarkan pengamatan di pasar, pesaing langsung untuk kategori produk minuman isotonic ini tidak ada. Karena belum ada minuman isotonic yang memberikan manfaat yang sama dengan yang dikembangkan oleh penulis.

2. Pesaing Tidak Langsung

Pesaing tidak langsung adalah produk minuman isotonic yang tidak memberikan manfaat atau kegunaan yang sama dengan minuman isotonik yang dikembangkan oleh penulis. Berdasarkan pengamatan di pasar, pesaing tidak langsung adalah Pocari Sweat, Vitazone, Mizone, Powerade Isotonik, OPTIMA SWEAT, VITON, Zporto, Prosweat, Xtraion, 100Plus.

3.4.2. Analisa Fitur Produk

Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis, produk-produk minuman isotonik yang ada di pasar mempunyai kesamaan dalam hal kemasan, ukuran, rasa dan kandungan didalam produk. Secara umum, fitur produk minuman isotonik tidak jauh berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaannya hanya

(18)

pada kemasan, ukuran, dan formulasi kandungan utama dalam minuman isotonik tersebut Berdasarkan hasil survei yang penulis lakukan di Giant Hypermart dan Carefour, penulis menganalisa fitur-fitur produk minuman isotonik dalam bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 3.4. Analisa Fitur Produk

Merk Diproduksi oleh KemasanBentuk Netto Harga Kelebihan Pocari Sweat PT.Amerta

Indah Osaka BotolKaleng Sachet 500ml 330ml 5x15ml 4,975 3,500 7,250 • Memiliki Brand awareness yang kuat • Merupakan pioneer dalam industri minuman isotonic di Indonesia • Terkenal diseluruh Asia Timur • Memiliki consumer’s loyalty yang kuat Vitazone PT.Tirta

Fresindo Jaya Botol 500ml 3,600 • Kemasan botolyang menarik • Mengandung Vitamin C, B3, B5, B6 dan Mineral • Tanpa bahan pengawet MIZONE PT.Tirta Investama (AQUA DANONE)

botol 500ml 2,980 • Harga lebih murah • Merupakan produk

baru dari perusahaan air terkenal AQUA Powerade

Isotonik THE COCACOLA COMPANY

kaleng 330ml 3,450 • Memiliki varian rasa yaitu rasa jeruk dan jeruk bali lemon • Merupakan produk baru dari perusahaan minuman terkenal yaitu COCACOLA Optima

Sweat BEVERAGESPT.NAVIKA kaleng 330ml 3,250 • Memiliki varianrasa yang baru yaitu grape fruit • Kemasannya

menarik

VITON PT.TEMPO

FOOD kaleng 330ml 2,975 • Harganya lebihmurah apabila dibandingkan dengan produk isotonic lainnya • Merupakan produk baru dari perusahaan yang

(19)

terkenal yaitu PT TEMPO FOOD Z-Porto PT.Triusaha

Mitraraharja botol 400ml 2,990 • Memiliki varianrasa yang baru • Promosinya dilakukan secara intensif • Harganya murah • Memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, 500mg Prosweat PT.Heinz

ABC kaleng 330ml 2,445 • Harganya murah

Xtraion PT.Cherindo kaleng 330ml 3,750 • Kemasannya

menarik 100 Plus FnN COCA

COLA Malaysia

Botol 500ml 7,950 • Merupakan produk import

• Memiliki brand awareness yang cukup besar

3.4.3. Analisa Faktor Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran perusahaan pada umumnya berorientasi pada perolehan profitabilitas, pertumbuhan pangsa pasar, keunggulan teknologi, dan keunggulan pelayanan. Namun, setiap pesaing memiliki cara sendiri-sendiri didalam memberi bobot pada masing-masing tujuannya tersebut (Kotler, 2003, p.208). Tujuan dan sasaran perusahaan adalah untuk memenangkan pasar dan persaingan dengan berorientasi pada nilai bagi konsumennya. Sehingga perusahaan harus merencanakan strategi-strategi utama dan cadangan untuk memenangkan pasar.

Pocari sweat yang saat ini menjadi penguasa pasar minuman isotonic yang distribusinya mencakup hampir seluruh wilayah nasional. Produk Pocari Sweat mulai memasuki tahap mature, untuk mengantisipasi Pocari Sweat meluncurkan produknya dalam kemasan yang berbeda barunya, yaitu Pocari Sweat kemasan botol. Dan ternyata terbukti Pocari Sweat kemasan botol meningkat penjualan disebabkan kemasannya yang lebih memberikan kemudahan bagi konsumen apabila dibandingkan dengan kemasan kaleng.

Coca-Cola Indonesia meluncurkan produk minuman isonik dengan nama Powerade untuk mengambil pangsa pasar minuman isotonik yang dikuasai oleh

(20)

Pocari Sweat. Bambang Chriswanto, National Corporate Affairs Manager PT Coca-Cola Amatil Indonesia mengatakan, tujuan pihaknya memproduksi minuman isotonic Powerade tak lain ingin memberikan alternatif pilihan bagi konsumen terutama konsumen yang memiliki karakteristik aktif dan kerap melakukan aktivitas agar terhindar dari dehidrasi.

3.4.4. Analisa Faktor Strategi

Suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan mulus apabila tidak memiliki strategi. Strategi dalam pemasaran merupakan salah satu factor yang dapat menentukan apakah produk tersebut dapat berhasil dipasaran atau tidak. Secara umum strategi-strategi yang dilakukan perusahaan, yaitu dengan segmentasi pasar (segmentation), penentuan pasar sasaran (targeting), dan penentuan posisi pasar (positioning).

Produsen Pocari Sweat, PT Amerta Indah Osaka kian memantapkan pasarnya. Meski telah menguasai pangsa pasar produk minuman isotonik hingga hampir 80% di Indonesia, nampaknya tak membuat PT Amerta Indah Osaka berhenti berpromosi. Hal ini terbukti dengan iklan yang diluncurkan oleh Pocari Sweat yang mengedukasi konsumen untuk mengkonsumsi Pocari Sweat setiap malam sebelum tidur, jadi bukan hanya pada saat melakukan aktivitas saja. Hal tersebut dilakukan oleh Pocari Sweat agar masyarakat dapat memandang produknya bukan hanya sebagai minuman yang dikonsumsi pada saat melakukan aktivitas saja, namun merupakan minuman kesehatan yang wajib diminum secara rutin untuk mencegah dehidrasi setiap malam sebelum tidur. Selain itu, PT Amerta Indah Osaka juga melakukan inovasi dengan memasarkan produknya dalam bentuk dan kemasan yang berbeda yaitu kemasan non cair dalam kemasan sachet serta bentuk cair dalam kemasan botol plastik. Hal tersebut dilakukan Pocari Sweat yang mulai memasuki fase maturity agar dapat meningkatkan jumlah penjualannya serta mencegah kebosanan dari konsumennya.

3.4.5. Analisa Faktor Bauran Pemasaran

Analisa faktor bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu Price (Harga), Product (produk), Promotion (Promosi), dan Place / Distribusi.

(21)

♣ Product

Saat ini, dipasaran banyak beredar minuman isotonic dengan bermacam-macam merk yang dibuat sebagai minuman kesehatan. Produk-produk minuman isotonic yang ada dipasaran saat ini hanya memberikan kegunaan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang atau untuk rehidrasi optimal saja. Selain itu, produk-produk yang ada dipasaran selama ini hanya dikombinasikan dengan vitamin yang sebagian besar adalah Vitamin C yang berguna sebagai antioksidan dan menjaga daya tahan tubuh sehingga industri produk minuman isotonic dianggap kurang memiliki varian dan diferensiasi antara merk yang satu dengan merk yang lain. Namun, tidak demikian dengan produk minuman isotonic merk L-Sport ini. L-Sport merupakan inovasi dari minuman isotonic yang mengandung L-Carnitine sehingga selain membantu untuk menggantikan cairan tubuh dan cadangan energi yang hilang pada saat melakukan aktivitas ataupun olahraga agar tidak mengalami dehidrasi ataupun gangguan jantung, juga berguna membantu metabolisme tubuh dengan meningkatkan pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh serta mengangkut asam lemak dalam tubuh dan mengubahnya menjadi energi sehingga meningkatkan stamina serta daya tahan tubuh pada saat melakukan aktivitas dan olahraga. Minuman isotonic L-Sport ini dikemas dalam bentuk kemasan botol. Dikemas dalam kemasan botol agar lebih memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi sehingga lebih praktis dan lebih ekonomis, selain itu juga lebih memudahkan apabila ingin diminum lagi kemudian. Produk L-Sport didesain dengan kemasan botol berwarna merah agar tertanamkan dibenak konsumen bahwa merah merupakan energi dan stamina serta meningkatkan pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh. Selain itu, L-Sport menekankan pada kualitas produk dan produk akan memenuhi standart kesehatan dari departemen kesehatan. Dalam pengembangan produk ini dibentuk suatu tim yang terdiri dari bagian pemasaran, keuangan, rancangan, produksi, dan hukum. Dan dalam pengembangan produk minuman isotonic ini menggunakan pendekatan simultan, dimana akan dibentuk suatu tim yang terdiri dari beberapa bagian yang mengikuti produk ini dari awal sampai akhir. Penulis ini terdiri dari bagian pemasaran, keuangan , rancangan, produksi, dan hukum. Dimana bagian-bagian ini bekerjasama untuk

(22)

mengembangkan produk baru ini. Dan dengan adanya kerjasama ini diharapkan waktu yang dibutuhkan dapat seminimal mungkin, yaitu dengan kurun waktu 2 bulan.

♣ Price

Harga jual akan menjadi salah satu masalah bila perusahaan berusaha untuk merebut pangsa pasar produk yang terlebih dahulu ada dipasaran. Tujuan penetapan harga adalah untuk meningkatkan penjualan, mencapai laba yang maksimum, memperbaiki dan mempertahankan pangsa pasar. Factor-faktor yang mempengaruhi harga adalah:

a. Kondisi perekonomian, keadaan suatu wilayah atau Negara sangat mempengaruhi harga yang berlaku.

b. Biaya, merupakan suatu dasar bagi penetapan harga dimana apabila suatu tingkat harga tidak bisa menutupi biaya maka akan berakibat kerugian. Setelah tujuan penetapan harga ditentukan, maka selanjutnya memilih harga yang digunakan L-Sport, yaitu:

Penetration pricing, menetapkan harga lebih rendah agar konsumen berpindah dari produk yang terlebih dulu ada di pasaran dan lebih tertarik membeli dan meraih pangsa pasar yang besar. L-Sport akan menetapkan harga bersaing 3-8% lebih rendah dari harga pasaran produk Pocari Sweat yaitu Rp. 4,250 – Rp. 4,750. Strategi ini ditetapkan untuk menembus pangsa pasar dari Pocari Sweat, karena Pocari sweat mendominasi lebih dari 80% pangsa pasar minuman isotonic di Indonesia. Bagaimanapun ini adalah kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan produk dengan nilai atau keuntungan yang lebih daripada Pocari sweat namun harganya lebih murah.

♣ Promotion

Menurut Kotler (2004, p.184 ) promosi merupakan salah satu variable dalam Marketing Mix yang penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat intuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran atau lebih jelasnya adalah kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Promosi yang dilakukan dalam 2 bentuk yaitu:

(23)

1. Above the line

Yakni cara promosi yang bersifat visible yang cenderung langsung berakses pada penjualan yaitu dengan promosi. Promosi secara Above The Line yang dilakukan adalah dengan iklan di media audio visual (televisi) dan media cetak, khususnya majalah-majalah olahraga (misalnya: FIT, Men’s Health). Selain media cetak juga melakukan promosi melalui media suara yaitu radio.

2. Below the line

Yakni promosi langsung yang bermuara pada kebiasaan masyarakat berkomunikasi secara popular. Promosi dalam bentuk ini dilakukan dengan mengadakan lomba atau kompetisi aerobic serta pemilihan King dan Queen Fitness. Dan berperan serta dalam event-event olahraga dengan menjadi sponsor.

Dari 2 bentuk diatas, persentase untuk masing-masing promosi memiliki rincian sebagai berikut:

a) Above the line (75%)

i) media audio visual (45%) ii) media cetak (20%)

iii) media suara (10%) b) Below the line (25%)

i) mengadakan lomba yang bertema health, sport and body ii) menjadi sponsor event-event olahraga

iii) menyebarkan brosur iv) membagikan sample gratis

Promosi dalam bentuk Above the line lebih gencar dilakukan dengan tujuan agar L-Sport menjadi familiar bagi masyarakat sehingga pada awalnya L-Sport mendapat perhatian, kemudian konsumen merasa tertarik lalu membangunkan keinginan dan konsumen melakukan tindakan membeli. ( to get “attention”, hold the “interest”, arouse the “desire”, and obtain the “action” )

(24)

a. To get “attention”

Membagikan produk sample secara gratis dipusat-pusat kebugaran yang ditargetkan sebagai tempat konsumen potensial berasal. Selain ditempat tersebut juga akan dibagikan di hypermarket serta supermarket, dimana akan ditempatkan juga sales promotion girl. Dengan tujuan agar dapat menarik minat pengunjung dan pengunjung dapat mengenali dengan mudah dan mengetahui eksistensi atau keberadaan dari merek L-Sport sehingga bersedia berpindah pilihan kepada produk L-Sport. Disamping itu untuk para agen dan distributor, perusahaan akan memberikan harga special diskon 10% untuk saat peluncuran produk.

b. Hold the “Interest”

Langkah selanjutnya adalah dengan mengiklankan melalui pemasangan billboards, banners, celebrity endorsement yang melalui televisi akan menginformasikan keunggulan dari produk L-Sport dimana hal tersebut akan menarik minat konsumen dan meyakinkan mereka akan kualitas dari produk L-sport.

c. Arouse the “desire”

Perusahaan akan membuat suatu slogan untuk produk L- Sport yang akan diperkenalkan dan disiarkan melalui radio dan iklan melalui gambar di kendaraan bus kota.

d. Obtain the “ action”

Adanya tindakan merupakan tuhuan akhir dari promosi. Perusahaan akan memyediakan layanan customer service hotline (toll-free) yang dapat memberikan informasi bagi konsumen yang belum mengetahui dengan jelas mengenai produk L-Sport ini dan kemudian mengajak dan mendorong konsumen untuk mengkonsumsi produk L-Sport. ♣ Distribution

Strategi distribusi yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut: • Push Strategy

pada strategi ini, perusahaan memotivasi atau mendorong distributor untuk melakukan penjualan produk. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan

(25)

potongan harga terhadap para distributor dan target pengambilan per bulannya. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memberikan diskon tambahan atau perpanjangan waktu dalam melakukan pembayaran secara kredit apabila distributor melakukan pengambilan dalam jumlah besar. • Pull Strategy

Pada strategi ini, perusahaan berusaha menarik konsumen untuk datang membeli produk yang ditawarkan. Hal tersebut dilakukan dengan terus melakukan promosi secara gencar baik melalui penyebaran brosur dan penempatan sales forces di tempat konsumen potensial berasal, membuka kiosk dan promosi-promosi yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik.

Produk minuman isotonic L-Sport menggunakan pull strategy dan push strategy dengan tujuan untuk mendorong dan memotivasi agar konsumen tertarik untuk mencoba dan membeli produk minuman isotonic L-Sport dan juga mendorong distributor untuk untuk melakukan penjualan produk minuman isotonic L-Sport 3.4.6. Analisa Faktor Rantai Nilai

Rantai nilai menurut Kotler(2003) adalah suatu konsep yang bisa digunakan untuk membandingkan merek atau kelemahan dan kelebihan suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Rantai nilai pada dasarnya mencerminkan kegiatan utama perusahaan yang meliputi membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengkonversinya menjadi produk jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), dan memasarkannya (marketing and sales).

Perusahaan perlu untuk membuat rantai nilai (value chain) sebagai pendukung penciptaan keunggulan bersaing. Rantai nilai diawali dengan produktifitas dan kualitas output agar dapat meningkatkan nilai bagi konsumen. Dengan kualitas output yang baik maka dapat memuaskan konsumen sehingga konsumen menjadi loyal. Loyalitas konsumen dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan perusahaan dan meningkatkan profit.

(26)

Berikut rantai nilai dari industri minuman isotonik antara lain: 1. Inbound logistics (membawa bahan mentah ke perusahaan)

Untuk industri minuman isotonik, bahan bakunya diperoleh dari pemasok. Disini pemasok bisa supplier ataupun langsung dari sumber mata air.

2. Operations (mengkonversinya menjadi produk jadi)

Dimana untuk proses pembuatan dan pengolahan minuman isotonik ini dilakukan di pabrik dengan menggunakan teknologi yakni mesin untuk mengolah air serta mesin filter air dan sterilizer sebelum dilakukan pengemasan pada minuman isotonik.

3. Outbound Logistics (mengirim produk jadi)

Setelah produk minuman isotonik tersebut sudah di kemas maka akan dilakukan pengiriman melalui saluran distribusi. Mengingat produk minuman isotonik merupakan produk minuman yang tahan lama, maka industri yang dilakukan berskala besar dengan melalui distributor yakni memasukkannya pada supermarket maupun hypermarket namum dengan jumlah yang terbatas 4. Marketing dan sales (memasarkannya)

Pemasaran untuk produk minuman isotonik ini biasanya dilakukan dengan penyebaran brosur pada industri minuman isotonik yang berskala kecil, sedangkan untuk industri yang berskala besar biasanya dengan penempatan pada rak-rak health drink (minuman kesehatan) pada supermarket dan hypermarket.

5. Service (pelayanannya)

Untuk pelayanan biasa perusahaan minuman isotonik menyediakan layanan bebas pulsa apabila ada komplain dari konsumen mengenai produk minuman isotonik yang di konsumsi yang biasanya dan tertera pada kemasan produk tersebut. Selain itu, konsumen juga bisa memberi masukan serta kritikan lewat internet. Tujuannya agar perusahaan dapat terus melakukan perbaikan pada produk yang dipasarkan sehingga dapat memenuhi harapan konsumen.

6. Pengembangan Teknologi

Didalam proses produksi pembuatan minuman isotonik ini dilakukan dengan menggunakan teknologi. Mesin yang digunakan adalah mesin filter yang bertujuan untuk menyaring dan untuk membunuh bakteri yang terdapat pada

(27)

minuman isotonik sebelum dikemas dan dipasarkan. Selain itu juga digunakan mesin AST (Advanced Sterilizing Technology) yang berguna untuk mensterilkan minuman isotonic sehingga dijamin tanpa bahan pengawet. 7. MSDM

Tenaga yang digunakan dalam pengerjaan mulai dari pengolahan hingga menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, menggunakan tenaga yang berpengalaman.

8. Firm infrastructure (Prasarana Perusahaan)

Didalam perusahaan terdapat pembagian tugas berdasarkan departemennya masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Di sini, akan ada departemen yang mengatur pemasarannya, keuangan, hukum, serta kegiatan lainnya yang mendukung seluruh kegiatan utamanya.

3.5. Analisa Lingkungan Makro

Dalam situasi global yang berubah dengan cepat, perusahaan harus memantau lima kekuatan utama, yaitu faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial, faktor hukum, dan teknologi. Walaupun kekuatan-kekuatan ini terlibat terpisah satu sama lainnya namun berinteraksi secara kausal yang membentuk dasar untuk peluang serta ancaman baru.

3.5.1. Analisa Faktor Ekonomi

Indikator ekonomi yang relevan dengan adanya trend ekonomi yang terjadi saat ini dapat diukur dengan adannya perubahan-perubahan kondisi yang terjadi di Indonesia, antara lain:

(28)

a. Perekonomian Indonesia

Berikut ini merupakan data-data terbaru mengenai situasi ekonomi Indonesia.

APBN 2006 (dlm triliun)

Pend. Negar a 625,2

Belanj a Negar a 647,7

Pembiayaan (22,4)

S umber : APBN T h.2006

Melalui data diatas, dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian Indonesia kurang begitu baik. Hal ini disebabkan karena pembiayaan yang dilakukan oleh negara melebihi apa yang telah dianggarkan sebelumnya (laporan APBN) dan harga minyak per barelnya yang kembali naik sehingga mempengaruhi harga BBM di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia sekarang serta kemungkinan kenaikan harga BBM untuk kedua kalinya dalam kurun waktu setahun ini tentunya akan berdampak pada biaya operasional yang berfluktuasi dan cenderung mengalami kenaikan. Seiring dengan meningkatnya harga BBM meningkat pula seluruh biaya bahan baku maupun biaya operasional, dimana dapat dikatakan kenaikan BBM memberikan dampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sehingga dengan adanya peningkatan BBM dapat mempengaruhi daya beli konsumen terhadap barang dan jasa.

b. Laju Inflasi di Indonesia

Berdasarkan artikel Koran Jawa Pos edisi Kamis 4 Januari 2007, stabilnya angka inflasi tahun lalu diprediksi dapat dipertahankan tahun ini. Kalangna pengamat memproyeksikan angka inflasi tahun ini bisa turun hingga 5,5%. Ekonom Standart Chartered Bank Fauzi Ichsan mengemukakan bahwa pihaknya optimistis inflasi tahun 2007 hanya mencapai 5,5%. Angka sebesar itu turun dibandingkan inflasi 2006 sebesar 6,6%.

As ums i Makro 2006 Per tmbhn Ek.(% ) 6,2 I nflas i (% ) 8,0 Kur s ($/Rp) 9.900,0 S BI 3 bln (% ) 9,5 Mnyk I nd (US $/br l) 57,0 Pr d. Mnyk (Jt.br l/hr ) 1.050,0 S umber : APBN T h.2006 Ind.Ekonomi 5/19/2006 I HS G (point) 1.400,85 Mnyk Dunia ($/Br l) 69,73 Kur s T gh.BI ($/Rp) 9.230,00 S B Depos ito(% ) 12,15 JI BOR (% ) 12,85 S I BOR (% ) 5,09 LI BOR (% ) 5,08

(29)

Pemerintah dalam APBN Perubahan 2006 menargetkan inflasi pada 8% dan Bank Indonesia mematok angka sama dengan plus minus satu. “inflasi 2007 tidak setinggi Desember 2006. kalau keran impor dibuka, sebenarnya tidak menjadi masalah karena harga beras akan stabil.” Sebelumnya, BPS mengumumkan inflasi 2006 mencapai 6,6%. Jauh lebih rendah dibandingkan inflasi 2005 sebesar 17,11%. Kepala BPS Rusman Heriawan mengemukakan inflasi Desember 2006 1,21% dengan sumbangan terbesar dari sector bahan makanan dan minuman sebesar 3,12%.

c. Indeks Daya Beli Konsumen

Berdasarkan artikel Koran Jawa Pos edisi Rabu 26 Februari 2007, Survei Konsumen (SK) di Jakarta pada Januari 2007 menunjukkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Itu menunjukkan kepercayaan konsumen semakin meningkat dalam merespon kondisi ekonomi saat ini. Dengan begitu daya beli diharapkan lebih baik. “masyarakat memulai tahun ini dengan kondiai yang lebih optimis disbanding tahun lalu,” kata Pranoto, kepala bidang ekonomi dan moneter Kantor Bank Indonesia (KBI). Dengan kondisi yang lebih baik awal tahun ini, diharapkan menjadi gambaran perkiraan perekonomian dari segi permintaan dan tekanan harga (inflasi) lebih dini.

Peningkatan hasil SK januari 2007 turut ditentukan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. “peningkatan IKK dipengaruhi dua komponen pendukung yang meningkat disbanding bulan sebelumnya,” ujar Pranoto. Komponen pertama, indeks ekonomi saat ini (IKE) pada 2007 naik menjadi 75,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 67,9%. Peningkatan tersebut dipengaruhi kenaikan indeks ketepatan waktu membeli barang tahan lama, yang melonjak dari 37,8% menjadi 71,2%. Peningkatan itu secara significant mampu mengangkat IKE walaupun komponen lainnya, yaitu kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangna pekejaan mengalami penurunan. Itu mencerminkan kecenderungan membeli barang tahan lama semakin meningkat tahun ini. “tahun sebelumnya, masyarakat menunda pembelian akibat daya beli merosot.”

(30)

d. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan artikel Koran Jawa Pos edisi Sabtu 17 Februari 2007, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2006 hanya naik 5,5% atau lebih rendah dari target 5,8% dalam APBN perubahan 2006. PDB 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.338 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 Rp 1.846 triliun. Sementara pertumbuhan khusus triwulan IV-2006 mencapai 6,1%. Kepala BPS Rusman Heriawan menilai beberapa bencana yang terjadi pada 2006 juga ikut mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi. “secara ekonomi, bencana telah mengambil sumber daya yang sebenarnya untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Ada sumber daya dari anggaran pemerintah dan masyarakat untuk pemulihan bencana. Dengan begitu, kesempatan investasi menjadi terhambat.”

Selain bencana, Menko Perekonomian Boediono mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan suku bunga yang pada masa itu masih cukup tinggi. “sekarang sudah mulai menurun, sehingga kita harapkan mendorong dunia usaha”

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan pada triwulan IV-2006masih cukup bagus. Direktur Utama Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan mengatakan capaian pertumbuhan tersebut menunjukkan pemulihanekonomi pasca-kenaikan harga BBM oktober 2005 masih belum berjalan. Kebijakan pemerintah juga dinilai belum efektif selama 2006.

e. Pendapatan Perkapita

Secara keseluruhan perekonomian Indonesia sudah mulai membaik. Pada tahun 2000, pendapatan regional perkapita Indonesia sebesar Rp 152.905,02 miliar, dan pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 229.133,47 miliar, atau meningkat sebesar 49,85 %. Dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi Indonesia, pendapatan regional merupakan indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat, maka akan

(31)

meningkatkan potensi perkembangan pasar minuman isotonik di Indonesia khususnya di kota-kota besar.

3.5.2. Analisa Faktor Politik

Faktor politik menentukan parameter yang harus dipenuhi oleh perusahan agar dapat menjalankan bisnis mereka. Seperti yang kita ketahui keadaan politik di Negara Indonesia saat ini dinilai sangat tidak stabil dan memberatkan para pelaku bisnis untuk mengembangkan usaha mereka, seperti salah satu contohnya: besarnya nilai pajak yang harus dibayar para pelaku bisnis kepada pemerintah, yang dimana semakin besar bisnis yang dikembangkan maka pajak yang harus dibayar juga semakin besar pula.

Dengan adanya kondisi politik yang seperti ini dapat menyebabkan keadaan di Negara Indonesia menjadi tidak stabil sehingga pada akhirnya bukan hanya para pelaku bisnis yang terkena imbasnya, akan tetapi masyarakat juga akan ikut terkena imbasnya pula dan secara garis besar dapat disimpulkan bahwa keadaan politik tidak berpengaruh terhadap penjualan produk minuman isotonik. 3.5.3. Analisa Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan salah satu hal penting yang juga harus diperhatikan oleh para pemasar minuman isotonik karena faktor ini akan mempengaruhi tingkat perilaku pembelian dari konsumen mereka. Faktor sosial ini meliputi: nilai, keyakinan, perilaku, dan gaya hidup. Secara garis besar dari keempat faktor sosial ini yang paling berpengaruh adalah gaya hidup, karena seiring dengan berkembangnya jaman maka gaya hidup seseorang juga pasti akan mengalami perubahan juga. Perubahan perilaku sosial ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan kondisi lingkungan social. Sebagai contoh: dahulu orang pada saat melakukan aktivitas kalau mau minum pilihan utama mereka selalu air putih biasa, namun seiring dengan munculnya minuman isotonic dipasaran menyadarkan masyarakat bahwa air putih saja tidak cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas yang dilakukan. Dengan adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kegunaan penting dari

(32)

minuman pencegah dehidrasi ini menyebabkan peningkatnya perminataan masyarakat atas produk minuman isotonik

3.5.4. Analisa Faktor Hukum

Menurut undang-undang yang ada di Indonesia, apabila suatu produk baru yang akan dimunculkan dipasaran harus terlebih dahulu didaftarkan di Departemen Kesehatan, untuk diproses layak atau tidaknya produk tersebut untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia, bahwa beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mengemas makanan, yaitu:

1. Kelayakan untuk diterima konsumen (consumer acceptability) 2. Keamanan untuk dikonsumsi (food safety)

3. Pangan harus layak dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia (food shall be fit and safe for human consumption)

Suatu produk akan dinyatakan boleh untuk dipasarkan setelah lulus dari peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) Indonesia. BPOM memiliki tujuh peraturan-peraturan pengujian makanan, yaitu:

1. Bidang pengujian produk terapetik, narkotik, obat trad, kosmetik, dan produk-produk komplemen

2. Bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya 3. Bidang pengujian mikro biologi

4. Bidang pemeriksaan dan penyelidikan 5. Bidang sertifikasi dan informasi konsumen 6. Sub bagian tata usaha

7. Kelompok jabatan fungsional

Suatu produk boleh dipasarkan apabila sudah lulus 7 tahap pengujian makanan diatas dari BPOM Indonesia.

(33)

3.5.5. Analisa Faktor Teknologi

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat, dimana para ilmuwan menciptakan teknologi yang canggih untuk mempermudah dan memuaskan manusia khususnya konsumen. Pergerakan teknologi-teknologi yang dihadirkan oleh salah satu perusahaan membuat perusahaan lain berlomba-lomba untuk menghadirkan teknologi yang lebih baik dari para pesaingnya, hal ini membuat perusahaan lain yang tidak mampu meladeni tingkat teknologi oleh perusahaan saingannya akan membuat perusahaan tersebut tersingkir dari persaingan pasar. Pergerakan teknologi-teknologi tersebut muncul sebagai langkah penyempurnaan dari teknologi-teknologi yang telah ada.

Dan untuk industri minuman isotonic saat ini teknologi yang terbaru adalah dibidang sterilisasi. Dikarenakan dengan teknologi sterilisasi yang tepat maka dapat menjadikan minuman tersebut tahan lama sehingga bebas dari bahan pengawet. Teknologi yang saat ini sedang marak digunakan adalah Advanced Sterilizing Technology (AST) yang merupakan proses sterilisasi dengan memanaskan air pada temperature tertentu sehingga kuman dan bakteri yang ada mati dan menjadi tahan lama sehingga bebas dari bahan pengawet.

Gambar

Gambar 3.1. Porter’s Five Forces
Tabel 3.1. Perkembangan Konsumsi Minuman Isotonic Rata-rata per kapita di Indonesia 1997-2002
Gambar 3.2. Siklus Hidup Produk-Pasar Minuman Isotonik
Tabel 3.3. Pertimbangan Awal Dalam Membeli Minuman Isotonik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Semarang Jawa Tengah Pekalongan Pekalongan Barat 5 Semarang Jawa Tengah Pekalongan Pekalongan Selatan 5 Semarang Jawa Tengah Pekalongan Pekalongan Timur 5 Semarang Jawa

Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya

Sayangnya beberapa keluhan selama kehamilan seperti konstipasi (hambatan pengeluaran dari sisa-sisa makanan yang berkaitan dengan kesulitan BAB akibat tinja yang

JURNALISME DAMAI PADA PEMBERITAAN KASUS KOREA WAKER DI SURAT KABAR HARIAN RADAR TIMIKA (Studi Analisis Framing Pemberitaan Kasus Pembunuhan dan Konflik Tentang Korea Waker Di

Konsep- konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai

Diharapkan responden di Desa Kawinda nae Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima mampu berprilaku positif dalam merawat dan membersihkan jamban dengan rutin dan

Terlepas apakah mereka benar-benar menggunakan falsafah tersebut dalam kepemimpinan mereka atau tidak, budaya Jawa memiliki banyak sekali falsafah tentang

Penjelasan Produk D-Bank PRO (D-Bank PRO berbasis mobile & D-Bank PRO berbasis w ebsite) adalah layanan informasi dan transaksi perbankan yang disediakan oleh