BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama (I Putu Agus Eka Pratama, 2014).
Sistem merupakan suatu kelompok yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung, yang bekerja atau beroperasi secara berangkai atau berurutan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Laksmi, Fuad Gani, Budiantoro, 2015).
2.2 Konsep Informasi
2.2.1 Pengertian Informasi
J. Bluementhal (1969 dalam buku Management Information System: a framework for planning and development) mengatakan bahwa informasi adalah data terekam, terklarifikasi, terorganisir, dihubungkan dan ditafsirkan dalam konteksnya untuk menyampaikan makna (Laksmi, Fuad Gani, Budiantoro 2015).
C.D. Overton dalam artikelnya di Aslib Proceedings, Vol. 24(6), halaman 325-326 berpendapat bahwa informasi adalah pengetahuan yang dikomunikasikan yang berhubungan dengan fakta, subjek atau peristiwa tertentu (Laksmi, Fuad Gani, Budiantoro 2015).
Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat (I Putu Agus Eka Pratama, 2014).
2.2.2 Karakteristik Informasi
Kebanyakan literatur tentang informasi mengidentifikasikan karakter informasi sebagai berikut (Laksmi, Fuad Gani, Budiantoro, 2015) :
a. Ketidakpastian
Informasi sering mengurangi ketidakpastian mengenai berbagai peristiwa di dunia nyata, dan ini sering kali menjadi alasan utama bagi kebanyakan orang untuk mendapatkan informasi.
b. Pengetahuan
Informasi memberikan dampak pada keadaan pengetahuan yang kita miliki mengenai sesuatu (mungkin memberikan pembenaran bagi suatu keyakinan).
c. Ambiguitas
Informasi selalu mengundang ambiguitas. Kita perlu menafsirkan dalam suatu konteks untuk menemukan sebuah makna yang pasti.
d. Indeterminasi (tidak pasti)
Seseorang yang merekam atau mengirim informasi tidak mempunyai jaminan mutlak mengenai siapa yang akan menerima informasi tersebut, dan bagaimana mereka menafsirkan informasi tersebut. Berdasarkan fakta, informasi merupakan bentuk simbol dari suatu entiti atau badan di dunia nyata yang harus ditafsirkan.
e. Ridanden
Komunikasi informasi selalu membawa unsur ridanden, yaitu informasi yang tidak penting yang ikut terbawa.
f. Sistem yang saling bergantung
Pesan harus disebarkan dengan medium atau perantara. Orang harus belajar bagaimana menggunakan medium ini (mulai dari belajar bahasa sampai mengingat nomor telepon dan mengenal lambang-lambang) untuk mendapatkan makna pesan tersebut. Disini
kita melihat bahwa informasi tersedia dalam beberapa cara yang berbeda yang mempengaruhi pemanfaatannya.
2.3 Konsep Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan gabungan dari empat bagian utama. Keempat bagian utama tersebut mencakup perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih. Keempat bagian utama ini saling berkaitan untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Didalamnya juga termasuk proses perencanaan, kontrol, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Sehingga, sebagai sebuah sistem yang mengolah data menjadi informasi yang akan disajikan dan digunakan oleh pengguna (I Putu Agus Eka Pratama, 2014).
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen yang terdapat didalam semua jenis sistem informasi mencakup tujuh poin. Berikut ketujuh komponen tersebut (I Putu Agus Eka Pratama, 2014) :
a. Input (Masukan)
Sebuah informasi berasal dari data yang telah diolah dan diverifikasi sehingga akurat, bermanfaat, dan memiliki nilai. Komponen input ini berfungsi untuk menerima semua input (masukan) dari pengguna. Inputan yang diterima dalam bentuk data. Data berasal dari satu maupun beberapa buah sumber.
b. Output (Keluaran)
Sebuah sistem informasi akan menghasilkan keluaran (Output) berupa informasi. Komponen output berfungsi untuk menyajikan hasil akhir ke pengguna sistem informasi. Informasi yang disajikan ini merupakan hasil dari pengolahan data yang telah diinputkan sebelumnya.
c. Software (Perangkat Lunak)
Komponen software (perangkat lunak) mencakup semua perangkat lunak yang digunakan di dalam sistem informasi. Adanya komponen perangkat lunak ini akan membantu sistem informasi di dalam menjalankan tugasnya dan untuk dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Komponen perangkat lunak ini melakukan proses pengolahan data, penyajian informasi, perhitungan data, dan lain-lain. Komponen perangkat lunak ini mencakup sistem operasi, aplikasi, dan driver.
d. Hardware (Perangkat Keras)
Komponen hardware (perangkat keras) mencakup semua perangkat keras komputer yang digunakan secara fisik di dalam sistem informasi. Komponen perangkat keras ini meliputi komputer desktop beserta komponen didalamnya, komputer jinjing(notebook) beserta komponen didalamnya, mobile device (tablet, smartphone), dan lain-lain.
e. Database (Basis data)
Mengingat bahwa sistem informasi menyajikan informasi yang berasal dari satu maupun beberapa data yang diinputkan dan diolah, maka diperlukan sebuah aplikasi untuk penyimpanan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi tersebut secara komputerisasi. Komponen basis data berfungsi untuk menyimpan sebuah data dan informasi kedalam satu atau beberapa tabel.
f. Kontrol dan Prosedur
Kontrol dan prosedur adalah dua buah komponen yang menjadi satu. Komponen kontrol berfungsi untuk mencegah terjadinya beragam gangguan dan ancaman terhadap data dan informasi yang ada didalam sistem informasi, termasuk juga sistem informasi itu sendiri beserta fisiknya (server).
g. Teknologi dan Jaringan Komputer
Komponen terakhir didalam sistem informasi ini, yaitu teknologi dan jaringan komputer, memegang peranan terpenting untuk sebuah sistem informasi. Komponen teknologi mengatur software, hardware, database, kontrol dan prosedur, input dan output, sehingga sistem dapat berjalan dan terkendali dengan baik. Misalkan teknologi yang digunakan berupa sistem operasi linux, Apache web server, MySQL database server (untuk software). Komponen jaringan komputer berperan di dalam menggabungkan sistem informasi dengan sebanyak mungkin pengguna, baik melalui kabel jaringan (wired) maupun tanpa kabel (wireless). Jaringan komputer dapat berupa jaringan lokal (private) hingga jaringan internet (public). Hal ini bergantung pada kebutuhan, biaya, kebijakan, situasi, dan kondisi yang ada.
2.3.3 Elemen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri atas enam elemen, semua elemen ini berbentuk fisik (lihat I Putu Agus Eka Pratama 2014: 15-18) :
a. Perangkat Keras (Hardware)
Elemen perangkat keras mencakup semua perangkat keras komputer yang diperlukan oleh sebuah sistem informasi. Elemen perangkat keras memiliki peran didalam proses penyimpanan data dan informasi, unit input data, output informasi, pengolahan data, serta menjadi terminal untuk koneksi server dan client pada sistem informasi di jaringan komputer.
b. Perangkat Lunak (Software)
Elemen perangkat lunak berfungsi untuk membantu sistem informasi didalam pengoperasian, pengolahan data, pengambilan keputusan, analisis, manajemen data, dan lain-lain.
c. Pengguna
dengan sistem informasi. Elemen pengguna sistem informasi dikelompokkan menjadi dua buah kelompok. Kedua kelompok pengguna tersebut yaitu kelompok pengguna yang berinteraksi langsung dengan sistem informasi dan kelompok pengembang yang berperan didalam proses pengembangan sistem informasi.
d. Prosedur
Elemen prosedur dalam sistem informasi mencakup semua prosedur di dalam sistem informasi. Prosedur merupakan sekumpulan instruksi atau perintah yang harus diikuti oleh semua pengguna yang terlibat di dalam sistem informasi. Dengan adanya prosedur ini, diharapkan tata kelola sistem informasi dapat berjalan dengan baik, termasuk juga fungsionalitas sistem dan para pengguna di dalamnya.
e. Basis Data (Database)
Elemen basis data pada sistem informasi berfungsi sebagai media untuk penyimpanan data dan informasi yang dimiliki oleh sistem informasi bersangkutan. Setiap aplikasi dan sistem yang memiliki data di dalamnya (dengan disertai proses manipulasi data berupa insert, delete, edit/update), pasti memiliki sebuah basis data. Umumnya sebuah basis data memiliki satu atau beberapa buah tabel. Setiap tabel memiliki field masing-masing. Kedalam tabel dan field inilah data disimpan oleh pengguna melalui tatap muka aplikasi yang disediakan atau langsung melalui perintah di terminal (command line).
f. Komunikasi
Meskipun merupakan elemen tambahan, pada kenyataannya, elemen komunikasi memegang peranan sangat penting di dalam suatu informasi. Pada sistem informasi, elemen perangkat keras membantu proses komunikasi antarkomputer di dalam sebuah jaringan komputer. Elemen perangkat lunak melakukan kontrol terhadap komunikasi yang dilakukan oleh perangkat keras. Adanya komunikasi dan kontrol komunikasi ini menjadikan sistem informasi
mudah untuk digunakan oleh pengguna, mudah mengolah data, dan mudah untuk menyajikan informasi ke pengguna.
2.4 Monitoring
2.4.1 Pengertian Monitoring
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi yang tersistem, berkelanjutan dan menggunakan indikator tertentu. Monitoring adalah kegiatan amatan terhadap perilaku manajemen yang dilakukan secara terus-menerus dan tidak bergantung pada periode waktu tertentu. Jenis pekerjaan monitoring secara operasional adalah mengumpulkan data apa adanya sesuai dengan yang terjadi dilapangan dalam proses manajemen (Mohammad Faisal Amir, 2015).
2.4.2 Tujuan Monitoring
Menjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran.
Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar.
Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu.
2.4.3 Jenis-jenis Monitoring
Kepatuhan (Compliance), jenis monitoring untuk mementukan tingkat kepatuhan implementor terhadap standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan (Auditing), jenis menitoring untuk melihat sejauh mana sumber daya dab pelayanan sampai pada kelompok sasaran.
Akuntansi (Accounting), jenis monitoring untuk mengkalkulasi perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi setelah diimplementasi suatu kebijakan.
Eksplanasi (Explanation), jenis monitoring untuk menjelaskan adanya perbedaan antara hasil dan tujuan kebijakan.
2.5 Kehadiran
Setiap pegawai wajib melakukan rekam kehadiran secara elektronik pada setiap kehadiran (masuk dan pulang) di tempat kerja dalam satuan organisasi masing-masing.
Kehadiran dihitung berdasarkan hari dan jam kerja didalam satuan organisasi dan/ atau hari penugasan di luar satuan organisasi. Hari kerja sebagaimana dimaksud ditentukan selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu terhitung mulai hari Senin – Jum’at. Jam kerja dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 16.00 Waktu istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 b. Jumat : Pukul 07.30 – 16.30 Waktu istirahat : Pukul 11.30 – 13.00
Pegawai yang terlambat hadir di tempat kerja dalam batas waktu 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh) menit diwajibkan mengganti sebanyak jumlah menit waktu keterlambatan pada hari yang sama.
2.6 Tunjangan Kinerja
Tunjangan kinerja adalah penghasilan yang diberikan berdasarkan kehadiran dan prestasi kerja dalam bentuk uang selain gaji pokok, tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya yang berlaku nasional yang ditetapkan pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan, pegawai mendapatkan tunjangan kinerja berdasarkan tugas atau pekerjaan atau jabatan yang disesuaikan dengan kelas jabatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel besaran tunjangan kinerja sebagai berikut :
Tabel 2. 1Besaran Tunjangan Kinerja berdasarkan kelas jabatan
No Nama Jabatan Kelas
Jabatan Besaran Tunjangan 1 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan 17 Rp. 26.324.000
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1 Sekretaris Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan 15 Rp. 14.721.000 2 Kepala Bagian Program dan Informasi 12 Rp. 7.271.000
3 Kepala Sub Bagian Program 9 Rp. 3.781.000
4 Kepala Sub Bagian Data dan Informasi 9 Rp. 3.781.000
5 Kepala Sub Bagian Evaluasi dan
Pelaporan 9 Rp. 3.781.000
6 Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan
Hubungan Masyarakat 11 Rp. 5.183.000
7 Kepala Sub Bagian Hukum 9 Rp. 3.781.000
8 Kepala Sub Bagian Organisasi 9 Rp. 3.781.000
9 Kepala Sub Bagian Humas 9 Rp. 3.781.000
10 Kepala Bagian Keuangan 11 Rp. 5.183.000
11 Kepala Sub Bagian Anggaran 9 Rp. 3.781.000
12 Kepala Sub Bagian Perbendaharaan 9 Rp. 3.781.000
13 Kepala Sub Bagian Verifikasi dan
Akuntansi 9 Rp. 3.781.000
15 Kepala Sub Bagian Kepegawaian 9 Rp. 3.781.000
16 Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Gaji 9 Rp. 3.781.000
17 Kepala Sub Bagian Rumah Tangga 9 Rp. 3.781.000
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
1 Direktur Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan 15 Rp. 14.721.000
2 Kepala Sub Direktorat Analisis dan
Standarisasi Harga Obat 12 Rp. 7.271.000
3 Kepala Seksi Analisis Harga Obat 9 Rp. 3.781.000
4 Kepala Seksi Standarisasi Harga Obat 9 Rp. 3.781.000
5 Kepala Sub Direktorat Penyediaan Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan 12 Rp. 7.271.000 6 Kepala Seksi Perencanaan Penyediaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Rp. 3.781.000 7 Kepala Seksi Pemantauan Ketersediaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Rp. 3.781.000 8 Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan 12 Rp. 7.271.000 9 Kepala Seksi Standarisasi Pengelolaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Rp. 3.781.000 10 Kepala Seksi Bimbingan dan
Pengendalian Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
9 Rp. 3.781.000
11 Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
12 Rp. 7.271.000
12 Kepala Seksi Pemantauan Program Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Rp. 3.781.000 13 Kepala Seksi Evaluasi Program Obat
Publik da Perbekalan Kesehatan 9 Rp. 3.781.000 14 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 9 Rp. 3.781.000
Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian
1 Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian 15 Rp. 14.721.000
2 Kepala Sub Direktorat Standarisasi 12 Rp. 7.271.000
3 Kepala Seksi Standarisasi Pelayanan
Kefarmasian 9 Rp. 3.781.000
4 Kepala Seksi Standarisasi Penggunaan
Obat Rasional 9 Rp. 3.781.000
5 Kepala Sub Direktorat Farmasi
Komunitas 12 Rp. 7.271.000
6 Kepala Seksi Pelayanan Farmasi
Komunitas 9 Rp. 3.781.000
7 Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi
Farmasi Klinik 9 Rp. 3.781.000
8 Kepala Sub Direktorat Farmasi Klinik 12 Rp. 7.271.000
9 Kepala Seksi Pelayanan Farmasi Klinik 9 Rp. 3.781.000
10 Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi
Farmasi Klinik 9 Rp. 3.781.000
11 Kepala Sub Direktorat Penggunaan Obat
Rasional 12 Rp. 7.271.000
12 Kepala Seksi Promosi Penggunaan Obat
Rasional 9 Rp. 3.781.000
13 Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi
Penggunaan Obat Rasional 9 Rp. 3.781.000
14 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 9 Rp. 3.781.000
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
1 Direktur Bina Produksi Dan Distribusi
Alat Kesehatan 15 Rp. 14.721.000
2 Kepala Sub Direktorat Penilaian Alat
3 Kepala Seksi Alat Kesehaan Non
Elektromedik 9 Rp. 3.781.000
4 Kepala Seksi Alat Kesehatan
Elektromedik 9 Rp. 3.781.000
5 Kepala Sub Direktorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
12 Rp. 7.271.000
6 Kepala Seksi Produk Diagnostik Inivtro 9 Rp. 3.781.000
7 Kepala Seksi Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga 9 Rp. 3.781.000
8 Kepala Sub Direktorat Inspeksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
12 Rp. 7.271.000
9 Kepala Seksi Inspeksi Produk 9 Rp. 3.781.000
10 Kepala Seksi Inspeksi Sarana Produksi
dan Distribusi 9 Rp. 3.781.000
11 Kepala Sub Direktorat Standarisasi dan
Sertifikasi 12 Rp. 7.271.000
12 Kepala Seksi Standarisasi Produk 9 Rp. 3.781.000
13 Kepala Seksi Standarisasi dan Sertifikasi
Produksi dan Distribusi 9 Rp. 3.781.000
14 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 9 Rp. 3.781.000
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
1 Direktur Bina Produksi dan Distribusi
Kefarmasian 15 Rp. 14.721.000
2 Kepala Sub Direktorat Produksi dan
Distribusi Obat dan Obat Tradisional 12 Rp. 7.271.000 3 Kepala Seksi Standarisasi Produksi dan
Distribusi 9 Rp. 3.781.000
4 Kepala Seksi Perizinan Sarana Produksi
dan Distribusi 9 Rp. 3.781.000
5 Kepala Sub Direktorat Produksi
6 Kepala Seksi Standarisasi Produksi
Kosmetika dan Makanan 9 Rp. 3.781.000
7 Kepala Seksi Perizinan Sarana Produksi
Kosmetika 9 Rp. 3.781.000
8 Kepala Sub Direktorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Sediaan Farmasi Khusus
12 Rp. 7.271.000
9 Kepala Seksi Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi 9 Rp. 3.781.000
10 Kepala Seksi Sediaan Farmasi Khusus 9 Rp. 3.781.000
11 Kepala Sub Direktorat Kemandirian Obat
dan Bahan Baku Obat 12 Rp. 7.271.000
12 Kepala Seksi Analisis Obat dan Bahan
Baku Obat 9 Rp. 3.781.000
13 Kepala Seksi Kerjasama 9 Rp. 3.781.000
2.6.1 Pengurangan Tunjangan Kinerja (tanpa alasan sah) a. Keterlambatan (TL)
TL1 = 1 Menit s.d < 30 Menit → 0,5 %
Bila tidak mengganti waktu keterlambatan, pegawai dapat mengganti sebanyak jumlah menit waktu keterlambatan pada hari yang sama dan kepada yang bersangkutan tidak dikenakan pengurangan tunjangan kinerja.
TL2 = 31 menit s.d < 60 menit → 1 % TL3 = 61 menit s.d < 90 menit → 1,25 %
TL4 = ≥ 91 menit dan/atau tidak rekam kehadiran masuk kerja → 1,5 %
b. Pulang Sebelum Waktunya (PSW)
PSW 1 = 1 menit s.d < 30 menit → 0,5 % PSW 2 = 31 menit s.d < 60 menit → 1 % PSW 3 = 61 menit s.d < 90 menit → 1,25 %
PSW 4 = ≥ 91 menit dan/atau tidak rekam kehadiran masuk kerja → 1,5 %
c. Tanpa alasan sah lainnya
Tidak masuk kerja, sebesar 3 % untuk setiap 1 (satu) hari
Tidak melakukan rekam kehadiran pada saat masuk kerja, sebesar 1,5 % untuk setiap 1 (satu) kali kejadian
Tidak melakukan rekam kehadiran pada saat pulang kerja, sebesar 1,5 % untuk setiap 1 (satu) kali kejadian
2.6.2 Alasan Sah Ketidakhadiran (Pengurangan Tidak diberlakukan) a. Alasan karena cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti
sesuai ketentuan perundang-undangan b. Alasan karena penugasan dengan surat tugas
c. Alasan lain yang dituliskan dalam surat permohonan Izin/pemberitahuan yang disetujui oleh atasan langsung yang diakumulasi sampai dengan paling lama 2 (dua) hari dalam satu tahun
2.6.3 Cuti Sakit
a. Sakit selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dua) hari dipotong sebesar 0 %
b. Sakit selama 3 (tiga) hari sampai dengan 6 (enam) bulan dipotong sebesar 2,5 % perhari
c. Sakit lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 18 (delapan belas) bulan dipotong sebesar 90 % perbulan
2.6.4 Cuti Bersalin
a. Pegawai yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak pertama sampai dengan kedua. Pengurangan tunjangan kinerja sebesar 0 % (nol perseratus)
b. Pegawai yang melaksanakan cuti bersalin untuk persalinan anak ketiga dan seterusnya, pengurangan tunjangan kinerja dengan ketentuan sebagai berikut
Bulan pertama sebesar 40 % Bulan kedua sebesar 70 % Bulan ketiga sebesar 80 %
2.6.5 Cuti Alasan Penting
a. Selama 1 (satu) hari sampai dengan 2 (dua) hari, pengurangan sebesar 0 %
b. Selama lebih dari 2 (dua) hari dipotong sebesar 2,5 % perhari
2.6.6 Cuti Besar
a. Potongan tunjangan kerja bulan pertama sebesar 50 % b. Potongan tunjangan kinerja bulan kedua sebesar 75 % c. Potongan tunjangan kinerja bulan ketiga sebesar 90 %
2.6.7 Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai yang Menjalankan Pendidikan dan Pelatihan atau Tugas Belajar
Bagi pegawai yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan lebih dari 6 (enam) bulan atau tugas belajar dibayarkan sebesar 50 % (lima puluh perseratus) dari jumlah tunjangan kinerja sesuai kelas jabatan terakhir yang diduduki.
2.7 Metode Pengembangan Sistem 2.7.1 Metode Waterfall
Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential liner) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun (Dennis, Wixom, Roth, 2012) :
2.7.2 Tahap-tahap Metode Waterfall 1. Planning
Dalam tahapan ini, menjelaskan dan mengargumentasi untuk melanjutkan proyek yang telah dipilih. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Pada tahap ini ditentukan secara detai rencana kerja yang harus dikerjakan, dursai yang diperlukan masing-masing tahap, sumber daya manusia, perangkat lunak, dokumentasi, perangkat keras, maupun finansial di estimasi. Pembuatan perencanaan ini bukan langkah mudah karena untuk mengestimasi beban kerja dan durasi dari masing-masing tahap dibutuhkan pengalaman yang cukup banyak. Kesalahan pada tahap ini akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh tidak maksimanl, bahkan bisa merugikan. Pada tahapan ini peran manajemen sistem informasi berpengalaman sangan dibutuhkan.
2. Analysis
Tahap kedua adalah tahap analysis (analisis), yaitu tahap dimana kita berusaha mengenali segenap permasalahan yang muncul pada pengguna dengan mendekomposisi dan merealisasikan komponen – komponen sistem. Tujuan utama dari tahap analisis adalah untuk memahami dan mendokumentasi kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru. Menganalisa kebutuhan sebagai bahan dalam membuat spesifikasi di tahapan selanjutnya.
3. Design
Tahap design (perancangan), dimana kita mencoba mencari solusi permasalahan yang didapat dari tahap analis, tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil untuk diimplementasikan. Jika pada tahapan analisis (from requirement to specification), maka tahapan desain adalah (from specification to implementation). Jadi, bagaimana membuat spesifikasi yang detail untuk bisa diimplementasikan.
4. Implementation
Tahap implementation (implementasi), dimana kita mengimplementasikan perancangan sistem ke situasi nyata. Disini kita mulai berurusan dengan pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak (pengkodean / coding)
5. System
Pada tahapan system (sistem) dilakukan pengujian (testing) dan pemeliharaan, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem / perangkat lunak yang kita buat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum. Jika belum, proses selanjutnya adalah bersifat iteratif, yaitu kembali ke tahap – tahap sebelumnya. Tahap pemeliharaan / perawatan dimana kita mulai melakukan pengoperasian sistem dan jika diperlukan melakukan perbaikan – perbaikan kecil. Kemudian jika waktu penggunaan sistem habis, maka kita akan masuk lagi pada tahap perencanaan (planning)
2.8 Unified Modeling Language (UML) 2.8.1 Definisi UML
UML (Unified Modeling Language) adalah standarisasi internasional untuk notasi dalam bentuk grafik, yang menjelaskan tentang analisis dan desain perangkat lunak yang dikembangkan dengan pemograman berorientasi objek (I Putu Agus Eka Pratama, 2014).
2.8.2 Diagram UML
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2. 2 Diagram UML
Berikut adalah penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut. d. Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan. UML 2.3 Diagram
Structure
Diagrams Behavior Diagrams
Intraction Diagrams Class Diagram Object Diagram Component Diagram Composite Structure Diagram Package Diagram Deployment Diagram
Use Case Diagram
Activity Diagram State Machine Diagram Sequence Diagram Communication Diagram Timing Diagram Interaction Overview Diagram
e. Behavior diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
f. Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.
2.8.3 Use Case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah fungsi sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case :
Simbol Deskripsi
Use Case
Nama use case
Fungsional yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.
Aktor / actor Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Asosiasi / assoiciation Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
Ekstensi / extend
<<extend>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip dengan prinsip inheritance pada pemograman berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan, misal
Validasi Username
Validasi User
Validasi Sidik Jari
<<extend>>
<<extend>>
Arah panah mengarah pada use case yang menjadi extend-nya merupakan jenis yang sama dengan use case yang menjadi induknya. Generalisasi / generalization Hubungan generalisasi dan
spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnnya, misalnya:
Ubah Data
Mengelolal Data
Hapus Data
Arah panah mengarah pada use case yang menjadi generalisasinya (umum).
Menggunakan / include / uses
<<extend>>
<<uses>>
Relasi use case tambahan ke sebuah usce case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini
Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include di use case:
g. Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan, misal pada kasus berikut :
Validasi Username
Login
<<include>>
h. Include berarti use case yang tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan sebelum use case dijalankan, misal pada kasus berikut:
Tabel 2. 2 Simbol Use Case Diagram
2.8.4 Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefiniskan hal-hal berikut :
Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan. Urutan atau pengelompokkan tampilan dari sistem / user interface
dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.
Validasi Username
Ubah data <<include>>
Kedua interpretasi diatas dapat dianut salah satu atau keduanya tergantung pada pertimbangan dan intepretasi yang dibutuhkan.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas :
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem
sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.
Aktivitas
Activity
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan / decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
Penggabungan / join Asosiasi penggabungan
dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir Status akhir yang
dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.
Swimlane
Swimlane
Atau
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi.
S w im la n e
Tabel 2. 3 Simbol Activity Diagram
2.8.5 Sequence Diagram
Diagram sequence menggambarkan kelakuak objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hiduo objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.
Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sequence :
Simbol Deskripsi
Aktor
Actor
Atau
Nama aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang,
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Garis Hidup / lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek.
Objek
nama objek : nama kelas
Menyatakan objek yang berinteraksi pesan
Waktu aktif Menyatakan objek dalam
keadaan aktif dan berinteraksi, semua yang terhubung dengan wakti aktif ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan didalamnya.
Pesan tipe create <<create>>
Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat.
Pesan tipe call 1:nama_metode
()
Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri.
Pesan tipe send
1:masukan
Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data / masukan / informasi ke objek lainnya, arah panah mengarah pada objek yang dikirimi.
1:keluaran
yang telah menjalankan suatu operasi atau menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian.
Pesan tipe destroy «destroy»
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada create maka ada destroy.
Tabel 2. 4 Simbol Sequence Diagram
2.8.6 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. 1. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. 2. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu
kelas.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada kelas diagram : Simbol Deskripsi Kelas Class name Attributes Operations
Kelas pada struktur sistem
Antarmuka / interface
nama_interface
Sama dengan konsep interface dalam pemograman berorientasi objek.
Asiosiasi / association Relasi antarkelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity. Asosiasi berarah / directed
association
Relasi antarkelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Generalisasi Relasi antarkelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus).
Kebergantungan / dependency Relasi antarkelas dengan makna kebergantungan antarkelas.
Agrergasi / aggregation Relasi antarkelas dengan makna semua-bagian (whole-part)
2.9 Metode Pengujian Sistem
2.9.1 Black Box Testing (Pengujian Kotak Hitam)
Yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan kasus benar dan kasus salah (Rosa A.S dan M. Shalahuddin, 2013).
2.10 Perangkat Lunak Pendukung
Dalam membuat sistem informasi monitoring jadwal kegiatan dan tunjangan kinerja pegawai ini penulis menggunakan beberapa perangkat lunak, bahasa pemograman, database dan framwork seperti yang dijelaskan dibawah ini.
2.10.1 HTML (Hypertext Markup Language)
Hypertext Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser internet. HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan (Septian 2011).
2.10.2 CSS (Cascading Stlye Sheets)
Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML (Septian 2011).
2.10.3 PHP
PHP merupakan bahasa pemograman yang ditujukan untuk membuat aplikasi web. Ditinjau dari pemrosesannya, PHP tergolong berbasis server side. Artinya, pemrosesan dilakukan di server.
PHP sering dikatakan sebagai bahasa untuk membuat aplikasi web yang dinamis. Pengertian dinamis di sini adalah memungkinkan untuk menampilkan data yang tersimpan dalam database. Dengan demikian, halaman web akan menyesuaikan dengan isi database (Kadir 2013).
2.10.4 MySQL
MySQL adalah nama databse server. Database server adalah server yang berfungsi untuk menangani database. Database adalah suatu pengorganisasian data dengan tujuan untuk memudahkan penyimpanan dan pengaksesan data. Dengan menggunakan MySQL, kita bisa menyimpan data dan kemudia data bisa diakses dengan cara yang mudah dan cepat (Kadir 2013).
2.10.5 Framework
Framework adalah kumpulan dari library (Class) yang bisa diturunkan, atau bisa langsung dipakai fungsinya oleh modul-modul atau fungsi yang akan kita kembangkan (Septian 2011).
Kelebihan dengan adanya framework adalah :
1. Mempermudah dalam memahami mekanisme kerja dalam sebuah aplikasi.
2. Menghemat waktu pengerjaan suatu aplikasi, karena setiap anggota sudah memiliki acuan dalam menyelesaikan modul.
2.10.6 Codeigniter
Codeigniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis. Tujuannya adalah untuk memudahkan developer untuk membangun aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal (Septian 2011).
2.10.7 Bootstrap
Bootstrap merupakan sebuah framwework CSS, yang menyediakan kumpulan komponen-komponen antarmuka dasar pada web yang telah dirancang sedemikian rupa untuk digunakan bersama-sama. Selain komponen antarmuka, Boostrap juga menyediakan sarana untuk membangun layout halaman dengan mudah dan rapi, serta modifikasi pada tampilan dasar HTML untuk membuat seluruh halaman web yang dikembangkan senada dengan komponen-komponen lainnya.