• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSIS EFEKTIF PEKERJA RADIASI PREPARASI RADIOFARMAKA DI HOTLAB KEDOKTERAN NUKLIR RSUPN DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOSIS EFEKTIF PEKERJA RADIASI PREPARASI RADIOFARMAKA DI HOTLAB KEDOKTERAN NUKLIR RSUPN DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 25 DOSIS EFEKTIF PEKERJA RADIASI PREPARASI

RADIOFARMAKA DI HOTLAB KEDOKTERAN NUKLIR RSUPN DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Nursama Heru Apriantoro, Mayarani

Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Hang Jebat III/F-3, Jakarta, 12120

E-mail: nursama_91@yahoo.co.iddan rani_betet@yahoo.com Abstract

Utilization of ionizing radiation in Nuclear Medicine must be controlled, especially during preparation of radiopharmaceutical in the hotlab area, because it occur to direct contact between the hand of radiation workers with materials radiopharmaceutical. The main objective of study was to analyze annual effective dose of radiation worker who perform radiopharmaceutical preparation in Hot Laboratory of Nuclear Medicine. The study was a descriptive analytic, carry out at Hot Laboratory of Nuclear Medicine in DR Cipto Mangunkusumo from July to October 2014. Using a finger ring radiation monitoring of thermoluminescence dosimeter (TLD. The radiation results was calculated in PTMKR BATAN Jakarta with the TLD reader. The effective dose mean value per year received both hand radiation workers was 0,017 mSv in the range of 0,002 mSv to 0,058 mSv. This indicates that the annual exposure received is still below than RSNA Report is 3,0 mSv. The radiation contribute to cancer risk in the study of 0.05 % per year is about 1 : 21.008 Keywords: Thermoluminesence dosimeter, Effective dose, radiation risk factor

Abstrak

Pemanfaatan radiasi pengion di kedokteran nuklir harus terkontrol, terutama pada saat melakukan preparasi radiofarmaka di daerah hotlab dikarenakan terjadi kontak langsung antara tangan pekerja radiasi dengan bahan radiofarmaka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dosis efektif tahunan yang diterima pekerja radiasi yang melakukan prepariasi radiofarmaka di Hot Lab Kedokteran Nuklir. Penelitian ini diskriptif analitik, dilakukan di Hot Lab Kedokteran Nuklir di RSUPN DR Cipto Mangunkusumo Jakarta dari bulan Juli sampai Oktober 2014. Menggunakan alat pemantau dosis berupa cincin dosimeter luminisensi termal, TLD. Pembacaan dilakukan di BATAN Jakarta dengan TLD reader. Hasil penelitian menunjukkan dosis efektif rata-rata per tahun yang diterima kedua tangan pekerja radiasi yang melakukan pekerjaan perparasi Radiofarmaka di HotLab Kedokteran Nuklir adalah 0,017 mSv rentang 0,002 mSv – 0.058 mSv. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan yang diterima masih di bawah Laporan RSNA 2000 yaitu 3,0 mSv. Hasil penelitian memberikan kontibusi resiko kesehatan karena radiasi di Kedokteran Nuklir adalah 0.005 % per tahun atau 1 : 21.008

Kata Kunci: Luminisendi Dosimeter Termal, Dosis Efektif, faktor resiko radiasi

PENDAHULUAN

Kedokteran nuklir merupakan bagian ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiasi pengion atau materi radioaktif berupa radioisotop (Kr-81m, Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99m, dan I-131 dsb) untuk keperluan penegakkan diagnosa ataupun terapi suatu penyakit (Zimmermann, 2007; Aktolun & Goldsmith, 2013; Nuclear Wall Chart, nd). Materi radioaktif di Kedokteran Nuklir dimanfaatkan untuk melihat fungsi anatomi maupun fisiologi suatu organ tubuh dengan menggunakan bahan perunut yang dikenal

(2)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 26

radiofarmaka. Pemeriksaan di Kedokteran Nuklir dapat dilakukan secara vovo atau

in-vitro. (Biersack & Freeman, 2007).

Pada pemeriksaan in vivo radiofarmaka dimasukkan ke tubuh pasien melalui mulut, suntikan atau dihirup. Selanjutnya informasi keadaan biologis pasien dapat diamati melalui kamera gamma atau kamera positron atau melalui external body counting berupa data cacahan atau citra sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 (Flower, 2012; Cherry

et al., 2015). Sedangkan pada in-vitro, radioisotop direaksikan dalam tabung/gelas

dengan bahan biologik (darah, urine, feses, cairan cerebrospinal, dsb) yang diambil dari tubuh pasien.

Gambar 1. Konsep Pencitraan pada Kedoteran Nuklir

Pemanfaatan materi radioaktif di bidang kedokteran nuklir harus benar-benar terkontrol, terutama pada saat melakukan preparasi radiofarmaka di daerah hotlab yang secara langsung terjadi kontak dengan tangan pekerja radiasi walaupun telah menggunakan sarung tangan khusus berdasarkan prosedur yang sesuai. Dalam melakukan preparasi radiofarmaka dimungkinkan terjadi kontaminasi sehingga resiko yang ditimbulkan akibat radiasi pengion sangat besar. Badan Komisi Dunia tentang Proteksi Radiasi (ICRP, 1990) melaporkan bahwa serendah berapapun radiasi yang diterima akan memberikan resiko negatif yang merugikan terutama terjadinya peluang kanser, leukimia dan efek genetik pada masa yang akan datang.

Dosis efektif rata-rata yang boleh diterima pekerja radiasi berdasarkan Keputusan Kepala Bapeten No. 4 tahun 2014, dalam satu tahun tidak melebihi 20 mSv atau tidak melebihi 50 mSv dalam satu tahun tertentu. ICRP melaporkan bahwa faktor resiko dari

(3)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 27

setiap jaringan berbeda berdasarkan bobot yang telah ditentukan, untuk organ kulit dan anggota gerak (ekstremitas), yaitu 0.01 dan 0.12 faktor resiko yang ditimbulkan. Metler et al 2008 dalam laporan RSNA 2008, memberitahukan bahwa dosis rerata yang diterima pekerja radiasi di Kedokteran Nuklir yaitu 0,2 mSv sampai 20 mSv, dengan rata tahunan adalah 3 mSv.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2014 terhadap pekerja radiasi (preparasi Radiofarmaka) di Hotlab Kedokteran Nuklir RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Menggunakan alat ukur radiasi Thermoluminesensi Dosimeter (TLD-100 LiF) berbentuk cincin, dengan pembaca TLD jenis TLD-Reader 2000 buatan Harshaw. Data hasil eksperimen dinyatakan dalam bentuk tabulasi dalam satuan arus listrik atau muatan nano coloumb (nC), ini menunjukkan seberapa besar jumlah elektron yang dikeluarkan dari jebakan elektron ketika dipanaskan. Penghitungan ke dosis serap (mGy) dilakukan dengan menggunakan Persamaan.1

DT (mGy) = (a–b) x c x d (1)

dengan :

DT = dosis serap (mGy)

a = nilai rata-rata bacaan TLD (nC) b = nilai rata-rata dosis background c = faktor kalibrasi TLD

d = faktor koreksi ketergantungan energy

untuk mengetahui dosis efektif (ET) maka dilakukan perhitungan nilai dosis serap (mGy) diubah ke dosis efektif (mSv) dengan menggunakan Persamaan 2 dan 3. (ICRP, 1990; UNSCEAR, 2000; Akhadi, 2000).

HE (mSv) = HT . WT (2)

HE (mSv) = DT .WR . WT (3)

(4)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 28

HE = dosis ekuivalen (mSv) DT = dosis serap pada jaringan T

WR = faktor pembobot radiasi bernilai 1 untuk foton semua energy WT = faktor pembobot jaringan tubuh yaitu bernilai 0.01 untuk faktor pembobot kulit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran dosis efektif tangan pada petugas yang melakukan preparasi radiofarmaka menggunakan TLD cincin dilakukan di bagian Laboratorium PTKMR-BATAN dengan Pembaca TLD (TLD reader). Pengukuran dosis dilakukan secara kumulatif selama 1 bulan dengan masa efektif bekerja adalah 20 hari. Hasil nilai bacaan TLD dilakukan perhitungan dengan menggunakan Persamaan 3.1. Nilai hasil pencacahan TLD (mGy) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Hasil Pengukuran Dosis di Hotlab Kedokteran Nuklir No. TLD Bacaan (nC) Bacaan background Fk1 mGy/nC Dosis2 (mGy) Dosis efektif per-bulan (10-3 mSv) Dosis efektif per-tahun (mSv) 1 2.342 1,334 0.0793 0,1058 1.058 0.013 2 1,200 0,192 0.0793 0,0152 0.152 0.002 3 1,205 0,197 0.0793 0,0156 0.156 0.002 4 1,649 0,641 0.0793 0,0508 0.508 0.006 5 3,313 2,305 0.0793 0,1828 1.828 0.022 6 7,090 6,082 0.0793 0,4824 4.824 0.058 Rata-rata 0,1428 1.421 0.017 1Faktor kalibrasi

2dosis pada tangan (mGy)

Dari Tabel 1 menunjukkan dosis efektif rata-rata pekerja radiasi (pada tangan) preparasi radiofarmaka di Kedokteran Nuklir RSUPN DR Cipto Mangunkusumo dalam satu bulan dengan hari efektif bekerja (Occupational Factor) 20 hari adalah 0,1428 mGy dengan rentang 0,0152 mGy sampai 0,4824 mGy. Nilai rata-rata dosis efektif kulit pada tangan pekerja radiasi 0,017 mSv (0,002 mSv - 0,058 mSv). Nilai rata-rata dosis efektif pada penelitian ini kurang dari nilai rata-rata dosis efektif di seluruh tubuh yaitu 20 mSv purata per tahun atau 3 mSv untuk pekerja radiasi di Kedokteran Nuklir (RSNA, 2008).

Pada bacaan dosis 0.4824 mGy atau 0.058 mSv per tahun, merupakan dosis tertinggi yang diperoleh pekerja radiasi. Pekerja Radiasi ini melakukan elusi setiap hari,

(5)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 29

mengukur dosis radiasi, membagi radioisotop ke dalam spuit per hari per pemeriksaan. Untuk pemeriksaan Thyroid, radioisotop Tc-99m dimasukkan ke dalam spuit 1 ml, aktivitas 3 -5 mCi per pasien (per hari rata-rata 10 -15 pasien). Untuk Scanning Tulang (Bone Scan), Tc-99m dicampur zat pembawa ke tulang yaitu MDP, dimasukkan ke dalam spuit 5 ml, aktivitas 10 – 15 mCi per pasien (per hari 10 - 15 pasien).

Pada bacaan 0.0152 mGy per bulan atau 0.02 mSv per tahun, mempunyuai tugas mengukur paparan radiasi dilingkungan HotLab sebelum dan sesudah pekerjaan, mengelola limbah radioaktif, mengkalibrasi peralatan yang ada di Kedokteran Nuklir, serta melakukan elusi yang dilakukan secara bergantian dengan tenaga Radiofarmaka.

Pada bacaan 0.1828 mGy per bulan atau 0.022 mSv per tahun, diperoleh perawat yang mempunyai tugas menyuntik pasien dengan radiofarmaka yang telah disediakan baik untuk pasien thyroid maupun bone scan.

Pada bacaan 0.0156 mGy (0.02 mSv per tahun) dan 0.0508 mGy (0.006 mSv per tahun), diperoleh radiografer yang mempunyai tugas memeriksa sensitivitas detektor pesawat Gamma Camera, memanggil pasien dan menghantarkan ke ruang pemeriksaan, memposisikan pasien, sampai selesai pemeriksaan dilakukan.

Dari hasil yang diperoleh, maka faktor timbulnya efek stokastik (efek tertunda tahunan yang tidak berpengaruh terhadap besarnya laju dosis) yaitu rerata per tahun akibat radiasi pada pemerikasaan ini adalah 0.005 %. Hal ini menunjukkan bahwa peluang timbulnya resiko kesehatan (health risk) selama satu tahun adalah 1 : 21.008. Pada pekerja radiasi di Kedokteran Nuklir yang tertinggi mempunyai resiko peluang timbulnya efek kesehatan sebesar 0.016 % (1:6.158). Peluang resiko yang akan ditimbulkan dikemudian hari semakin besar bagi seseorang yang terpapar pada saat melakukan elusi setiap paginya yaitu memerah unsur teknesium-99 (Tc-99) dari Generator Molibdenum (Mo). Dosis kumulatif yang diterima masih di bawah Nilai Batas Dosis yang direkomendasikan ICRP atau di bawah dari nilai rerata berdasarkan Laporan RSNA, 2008.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dosis efektif rerata tahunan pekerja radiasi di Kediokteran Nuklir RSUPN DR Cipto Mangunkusumo yaitu 0,017 mSv (0,002 mSv - 0,058 mSv). Hasil pengukuran diperoleh 1 (satu) orang petugas mendapatkan dosis efektif tahunan tertinggi yaitu 0,058 mSv, pada saat melakukan elusi teknesium-99 (Tc-99). Rata-rata

(6)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 30

peluang terjadinya resiko kesehatan per-tahun akibat radiasi dikedokteran nuklir adalah 0.005%. Karena adanya resiko maka harus diperhatikan standar Alat Pelindung Diri, serta lamanya pekerjaan. Bacaan yang diperoleh di Kedokteran Nuklir bervariasi untuk setiap jenis pekerjaan, maka perlu upaya adanya perputaran pekerja radiasi secara periodik.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M. (2000). Dasar – Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Aktolun. C & Goldsmith, SJ. (eds.) (2013). Nuclear Medicine Therapy: Principles and

Clinical Application. NY: Springer

BAPETEN, Badan Pengawas Tenaga Nuklir. (2014) Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Perka Bapeten No. 4. 2014

Biersack, H-J & Freeman, L.M (Eds) (2007). Clinical Nuclear Medicine. Berlin: Springer Cherry SR., Badawi, RD., Qi J. (2015). Essentials of In Vivo Biomedical Imaging. Boca

Raton: CRC Press.

ICRP. International Commition on Radiation Protection. (1990). The 1990 Recommendations of the International Commission on Radiological Protection.

ICRP Publication 60.

Flower, M.A. (2012) Webb's Physics of Medical Imaging, Second Edition. Boca Raton: CRC Press

Nuclear Wall Chart (n.d). In Nuclear Medicine: Radioisotopes for diagnosis and treatment. Retrieved from http://www2.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/13/2.html. RSNA. Radiological Society of North America. (2008). Effective doses in radiology and

diagnostic nuclear medicine: a catalog . Original Research. Special Reports UNSCEAR, United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation

(2000). Sources and Effect of Ionizing Radiation. Reports to the General Assembly with Scientific Annexes. Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation. UN, New York

Zimmermann, R. (2007). Nuclear Medicine: Radioactivity for diagnosis and therapy. Les Ulis Cedex : EDP Sciences

Gambar

Gambar 1. Konsep Pencitraan pada Kedoteran Nuklir

Referensi

Dokumen terkait

dipasarkan adalah sosis siap saji dalam kemasan dengan merk SO NICE dan SOZZIS, dan chicken nugget dengan merk SO GOOD, Pada tahun 2010 Divisi Produk Konsumen menyumbangkan

Tujuan Pembelajaran: Melalui Text Based Language Learning peserta didik mampu mengembangkan perilaku tanggungjawab, kerjasama dan percaya diri dalam menerapkan dan

Hasil dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui bagaimana rancang bangun website e-commerce yang tepat untuk mebel UD “REJEKI” sehingga dapat membantu dalam melakukan

nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki siswa. Integrasi nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam silabus dan RPP terdapat dalam komponen

Dari hasil pengujian dapat dikatakan bahwa sensor GPS telah dapat bekerja dengan baik, namun untuk mensimulasikan ERP dibutuhkan data koordinat yang lebih akurat,

• Suatu bentuk pelayanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup

Dari Gambar 14 diperlihatkan bahwa nilai amplitudo yang besar pada plat dek kapal tanpa peredam bisa jauh lebih kecil bila plat dek dilapisi oleh semen baik

Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Kecanduan Internet Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.. Surakarta: Universitas