MALNUTRISI PADA ANAK MALNUTRISI PADA ANAK
Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam
penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapat penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapat
disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, malnutrisi bisa disebabkan pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, malnutrisi bisa disebabkan
apabila asupan kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan mengakibatkan apabila asupan kalori yang berlebih dari kebutuhan harian, dan mengakibatkan
penyimpangan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa. Masalah nutrisi yang penyimpangan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa. Masalah nutrisi yang
terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energi protein (kwashiorkor, marasmus, terjadi pada anak antara lain malnutrisi kurang energi protein (kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor), malnutrisi vitamin, mineral, dan obesitas.
marasmik-kwashiorkor), malnutrisi vitamin, mineral, dan obesitas.
I.
I. Malnutrisi Kurang Energi Protein (KEP)Malnutrisi Kurang Energi Protein (KEP)
KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain. Penyebab KEP dapat kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain. Penyebab KEP dapat dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. dibagi kepada dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder.
Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan
karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen
kehilangan protein maupun energi dari tubuh (Kleigmen et al et al , 2007). Secara klinis,, 2007). Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor, marasmus, dan KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.
kwashiorkor.
a
a.. PaPattoofifisisioolologigi KEP adalah
KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dprotein dan energi, dalamalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut
malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi
seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup,
dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat, sehingga dapat (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat, sehingga dapat
menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-2SD – 3SD), maka terjadilah kwashiorkor status gizi masih diatas -3 SD (-2SD – 3SD), maka terjadilah kwashiorkor (malnutrisi akut/
(malnutrisi akut/decompensated malnutritiondecompensated malnutrition). Pada kondisi ini penting peranan). Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres katabolik ini terjadi pada saat status gizi radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres katabolik ini terjadi pada saat status gizi dibawah -3 SD, maka akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi dibawah -3 SD, maka akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi kekurangan ini terus
kekurangan ini terus dapat teradaptasi dapat teradaptasi sampai dibawah -3 sampai dibawah -3 SD maka SD maka akanakan terjadilah marasmik (malnutrisikronik/
terjadilah marasmik (malnutrisikronik/compensated malnutritioncompensated malnutrition). Dengan). Dengan demikian pada KEP dapat terjadi gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan demikian pada KEP dapat terjadi gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesis enzim.
penurunan berbagai sintesis enzim.
b
b.. GGejejaala la KKlilinnisis Secara klinis KEP
Secara klinis KEP terdapat terdapat dalam 3 dalam 3 tipe yaitu:tipe yaitu:
1.
1. Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh,Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis,
pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
infeksi terutama akut, diare dan anemia.
2.
2. Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit,Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat akan menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup,
dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat, sehingga dapat (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan meningkat, sehingga dapat
menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-2SD – 3SD), maka terjadilah kwashiorkor status gizi masih diatas -3 SD (-2SD – 3SD), maka terjadilah kwashiorkor (malnutrisi akut/
(malnutrisi akut/decompensated malnutritiondecompensated malnutrition). Pada kondisi ini penting peranan). Pada kondisi ini penting peranan radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres katabolik ini terjadi pada saat status gizi radikal bebas dan anti oksidan. Bila stres katabolik ini terjadi pada saat status gizi dibawah -3 SD, maka akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi dibawah -3 SD, maka akan terjadilah marasmik-kwashiorkor. Kalau kondisi kekurangan ini terus
kekurangan ini terus dapat teradaptasi dapat teradaptasi sampai dibawah -3 sampai dibawah -3 SD maka SD maka akanakan terjadilah marasmik (malnutrisikronik/
terjadilah marasmik (malnutrisikronik/compensated malnutritioncompensated malnutrition). Dengan). Dengan demikian pada KEP dapat terjadi gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan demikian pada KEP dapat terjadi gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesis enzim.
penurunan berbagai sintesis enzim.
b
b.. GGejejaala la KKlilinnisis Secara klinis KEP
Secara klinis KEP terdapat terdapat dalam 3 dalam 3 tipe yaitu:tipe yaitu:
1.
1. Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh,Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis,
pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
infeksi terutama akut, diare dan anemia.
2.
2. Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit,Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
3.
3. MarasmMarasmus kwus kwashiorkashiorkor, camor, campuran gpuran gejala kliniejala klinis kwass kwashiorkohiorkor dan mr dan marasmuarasmus.s.
c.
c. DiagnosisDiagnosis
1.
1. Klinik: Klinik: anamneanamnesis (terusis (terutama anatama anamnesis mnesis makanmakanan, tuman, tumbuh kbuh kembanembang, seg, sertarta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi
dan berbagai defisiensi vitamin) dan berbagai defisiensi vitamin) 2.
2. LabLaboratoratorikorik: terut: terutama Hbama Hb, album, albumin, sein, serum ferum ferritirritinn 3.
3. AnthroAnthropomepometrik: BBtrik: BB/U (bera/U (berat badan t badan menurmenurut umuut umur), TBr), TB/U (tingg/U (tinggi badani badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)
badan) 4
4.. AAnanalilisisis s ddieiett Klasifikasi: Klasifikasi: a)
a) KEKEP P ringringan an : : > > 80-80-90% 90% BB ideal BB ideal terterhadahadap p TB TB (WH(WHO-CO-CDD b)
b) KEP KEP sedang sedang : : > > 70-8070-80% % BB BB ideal ideal terhadaterhadap p TB TB (WHO(WHO-CDC-CDC)) c)
c) KEKEP P berberat at : : >70>70% % BB BB ideideal al terhterhadaadap p TB TB (WH(WHO-CO-CDCDC).).
d.
d. DiDiagagnonosisis Bas Bandndiningg
Adanya edema serta ascites pada bentuk kwashiorkor maupun Adanya edema serta ascites pada bentuk kwashiorkor maupun marasmik-kwashiorkor perlu dibedakan dengan:
kwashiorkor perlu dibedakan dengan: -
- Sindroma Sindroma nefrotik nefrotik -
- Sirosis Sirosis hepatishepatis -
- Payah Payah jantung jantung kongestif kongestif -
- Pellagra Pellagra infantilinfantil
e.
e. PenatalaksanaaPenatalaksanaan n KEPKEP
Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit: Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit: 1.
1. Prinsip dasar penanganan 10 Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penangananlangkah utama (diutamakan penanganan kegawatan)
kegawatan) 1.1.
1.1. Penanganan Penanganan hipoglikemihipoglikemi 1.2.
1.3.
1.3. Penanganan Penanganan dehidrasidehidrasi 1.4.
1.4. Koreksi Koreksi gangguan gangguan keseimbangan keseimbangan elektrolitelektrolit 1.5.
1.5. Pengobatan Pengobatan infeksiinfeksi 1.6.
1.6. Pemberian Pemberian makananmakanan 1.7.
1.7. Fasilitasi Fasilitasi tumbuh tumbuh kejar kejar 1.8.
1.8. Koreksi Koreksi defisiensi ndefisiensi nutrisi mutrisi mikroikro 1.9.
1.9. Melakukan stimulasi Melakukan stimulasi sensorik dan sensorik dan perbaikan mentalperbaikan mental 1.10 Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh
1.10 Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh 2. Pengobatan penyakit penyerta
2. Pengobatan penyakit penyerta 1)
1) Defisiensi Defisiensi vitamin vitamin AA
Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis :
diberikan vit. A dengan dosis :
•
• umur umur > > 1 1 tahun tahun : : 200.000 200.000 SI/kaliSI/kali •
• umur umur 6 6 – – 12 12 bulan bulan : : 100.000 100.000 SI/kaliSI/kali •
• umur umur 0 0 – – 5 5 bulan bulan : 50.000 : 50.000 SI/kaliSI/kali
Bila ada ulkus dimata diberikan: Bila ada ulkus dimata diberikan:
•
• Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3
jam selama 7-10 hari jam selama 7-10 hari
•
• Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hariTeteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari •
• Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faaliTutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali
2)
2) DeDermrmatoatosisiss
Dermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit Dermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida.
infeksi sekunder, antara lain oleh Candida. Tatalaksana:
Tatalaksana:
•
• kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KMnOkompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KMnO44(K- (K- permanganat) 1% selama 10 menit
permanganat) 1% selama 10 menit
•
• beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor) beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor) •
•
• umumnya terdapat defisiensi seng (Zn): beri preparat Zn peroral.umumnya terdapat defisiensi seng (Zn): beri preparat Zn peroral.
3
3)) PPaarraassiitt//ccaacciinngg
Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat antihelmintik lain.
antihelmintik lain. 4.
4. Diare Diare melanjutmelanjut
Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin, Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin, lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri: Metronidasol 7.5 mg/kgBB lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri: Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.
setiap 8 jam selama 7 hari. 5. Tuberkulosis
5. Tuberkulosis
Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai pedoman pengobatan TB.
sesuai pedoman pengobatan TB. 3. Tindakan kegawatan
3. Tindakan kegawatan 1.
1. SyoSyok k (ren(renjatajatan)n)
Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit membedakan
membedakan keduanya keduanya secara klinis secara klinis saja.saja.
Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati terhadap intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi.
terjadinya overhidrasi.
Pedoman pemberian cairan : Pedoman pemberian cairan :
Berikan larutan Dekstrosa 5%: NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan Berikan larutan Dekstrosa 5%: NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama.
kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama. Evaluasi setelah 1 jam:
Evaluasi setelah 1 jam:
•
• Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi danBila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan
pernapasan) dan status hidrasi
pernapasan) dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi. Ulangisyok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian
lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-75/pengganti).
• Bila tidak ada perbaikan klinisanak menderita syok septik.
Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan
(dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti). 2.Anemia berat
Transfusi darah diperlukan bila:
• Hb < 4 g/dl
• Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung
Transfusi darah:
• Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan ’ packed red cells’ untuk transfusi dengan jumlah yang sama.
• Beri furosemid 1 mg/kgBB secara IV pada saat transfusi dimulai.
Perhatikan adanya reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok). Bila pada anak dengan distres napas setelah transfusi Hb tetap < 4 g/dl atau
antara 4-6 g/dl, jangan diulangi pemberian darah.
I.1 KWASHIORKOR a. Definisi
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang
disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Berbeda dengan marasmus, yaitu disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang dalam jumlah.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara
lain:
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)
sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi
kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk
menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
c. Epidemiologi
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor
merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk
(marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor).
d. Gejala Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain:
• Gagal untuk menambah berat badan • Pertumbuhan linear terhenti.
• Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang
membuncit)
• Diare yang tidak membaik
• Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo). • Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut. • Penurunan masa otot
• Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat
terjadi.
• Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan
fungsi ginjal, dan anemia.
• Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan
shock, coma dan berakhir dengan kematian.
e. Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi
dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.
I.2 MARASMUS a. Definisi
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita. Marasmus disebabkan karena kurang energi. Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein
dan kalori. Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam tubuh, tetapi juga berasal
dari energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping
membantu pengaturan metabolisme protein. Protein dalam darah mempunyai peranan fisiologis yang penting bagi tubuh untuk:
1. Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein.
2. Sebagai cadangan protein tubuh.
4. Sebagai transport yang penting untuk zat-zat gizi tertentu.
5. Sebagai antibodi dari berbagai penyakit terutama dari gamma
globulin.
Dalam darah ada 3 fraksi protein, yaitu: Albumin, globulin, fibrinogen.
b. Data Statistik
Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di
bawah usia lima tahun (balita). Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72%
kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang. Marasmus merupakan keadaan di mana seorang anak mengalami defisiensi energi dan protein sekaligus. Umumnya kondisi ini dialami masyarakat yang menderita kelaparan. Marasmus adalah permasalahan serius yang terjadi di negara-negara berkembang. Menurut data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus.
c. Etiologi
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri
anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:
1. Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.
2. Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.
3. Kelainan struktur bawaan
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,
hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas.
4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap yang kurang kuat.
5. Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.
6. Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.
7. Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah disingkirkan.
8. Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus.
9. Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan
susu yang terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis akan
d. Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting
yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment
(lingkungan). Memang factor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Gopalan menyebutkan marasmus adalah compensated malnutrition.
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan;
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat
sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot
dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
e. Manifestasi Klinik
Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan, terutama pada wajah. Akibatnya ialah wajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face). Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat badan menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut : 1. Badan kurus kering
tampak seperti orangtua 2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaringan subkutan hilang 7. Malaise 8. Kelaparan 9. Apatis f. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Fisik a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak
dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
g. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang).
Tujuan: Pasien mendapat nutrisi yang adekuat Kriteria hasil: meningkatkan masukan oral. Intervensi:
a. Dapatkan riwayat diet
b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi menyenangkan
d. Gunakan alat makan yang dikenalnya
e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan dan memuji anak untuk makan mereka
f. Sajikan makansedikit tapi sering
g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah.
h. Pencegahan
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke atas
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan
4. Pemberian imunisasi[
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara
penimbangan berat badan tiap bulan
i. Pengobatan
Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan
yang baik; sedangkan penderita yang
mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit. Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap. Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan
intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. Tahap kedua yaitu penyesuaian.
Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi kalori tinggi protein ini lebih kurang 7-10 hari. Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg
BB/hari. Pemberian vitamin dan mineral yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral. Vitamin A diberikan tanpa melihat
ada/tidaknya gejala defisiensi Vitamin A. Mineral yang perlu ditambahkan ialah K, sebanyak 1-2 Meq/kg BB/hari/IV atau dalam bentuk preparat oral 75-100 mg/kg BB/hari dan Mg, berupa MgS04 50% 0,25 ml/kg BB/hari atau megnesium oral 30 mg/kg BB/hari. Dapat diberikan 1 ml vit Bc dan 1 ml vit. C im, selanjutnya diberikan preparat oral atau dengan diet. Jenis makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah susu. Dalam pemilihan jenis makanan perlu diperhatikan berat badan penderita. Dianjurkan
untuk memakai pedoman BB kurang dari 7 kg diberikan makanan untuk bayi dengan makanan utama ialah susu formula atau susu yang dimodifikasi, secara bertahap ditambahkan makanan lumat dan makanan lunak. Penderita dengan
BB di atas 7 kg diberikan makanan untuk anak di atas 1 tahun, dalam bentuk makanan cair kemudian makanan lunak dan makanan padat. Antibiotik perlu diberikan, karena penderita marasmus sering disertai infeksi. Pilihan obat yang dipakai ialah procain penicillin atau gabungan penicilin dan
streptomycin.
Hal-hal yang lain perlu diperhatikan:
a) Kemungkinan hipoglikemi dilakukan pemeriksaan dengan dextrostix Bila kadar gula darah kurang dari 40% diberikan terapi 1-2 ml glukose 40%/kg BB/IV.
b) Hipotermi
Diatasi dengan penggunaan selimut atau tidur dengan ibunya. Dapat diberikan botol panas atau pemberian makanan sering tiap 2 jam.
Pemantauan penderita dapat dilakukan dengan cara penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan serta tebal lemak subkutan. Pada
minggu-minggu pertama sering belum dijumpai pertambahan berat badan. Setelah tercapai penyesuaian barulah dijumpai pertambahan berat badan. Penderita boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan sampai kira-kira 90% BB normal
telah teratasi. Penderita yang telah kembali nafsu makannya dibiasakan untuk mendapat makanan biasa seperti yang dimakan sehari-hari.
Kebutuhan kalori menjadi normal kembali karena tubuh telah menyesuaikan diri lagi. Sementara itu kepada orangtua diberikan
penyuluhan tentang pemberian makanan, terutama mengenai pemilihan bahan makanan, pengolahannya, yang sesuai dengan daya belinya.
Mengingat sulitnya merawat penderita dengan malnutrisi, maka usaha pencegahan perlu lebih ditingkatkan.
j. Prognosis
Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi; sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri.
Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat, bila
penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang irreversibel dari set-sel tubuh akibat under nutrition.
II. Malnutrisi Vitamin
II.1 Vitamin Larut Lemak
Vitamin adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai peran dalam tubuh manusia. Vitamin dibagi menjadi dua
kelompok: yang larut dalam air (B kompleks dan C) dan larut dalam lemak (A, D, E dan K). Tidak seperti vitamin yang larut dalam air yang perlu diganti secara teratur dalam tubuh, vitamin yang larut dalam lemak disimpan dalam jaringan hati dan lemak, dan dibuang jauh lebih lambat dari vitamin yang larut
dalam air.
Karena vitamin yang larut dalam lemak disimpan untuk waktu yang lama, mereka umumnya menimbulkan risiko lebih besar untuk toksisitas dari vitamin yang larut air bila dikonsumsi berlebihan. Makan diet seimbang yang normal tidak akan menyebabkan toksisitas pada individu yang sehat. Namun,
mengkonsumsi suplemen vitamin yang mengandung mega dosis vitamin A, D, E dan K dapat menyebabkan keracunan.
Pada anak, beberapa kondisi dapat menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan vitamin. Hal ini sering terjadi pada ibu hamil dan bayi dengan kekurangan asupan makanan yang adekuat sejumlah vitamin. Kekurangan vitamin D sering terjadi, disebut juga rickets, karena ketidaktersediaan vitamin D hasil fortifikasi susu.
1. Vitamin A (Retinol)
Fungsi dari vitamin A adalah memenuhi kebutuhan komponen dalam pembentukan pigmen rhodopsin (vision purple), membentuk dan
memelihara jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi, membantu pertumbuhan spermatogenesis, membantu pembentukan tiroksin, dan sebagai antioksidan. Sumber vitamin A dapat
terbentuk secara alamiah, seperti hati, ginjal, minyak ikan, susu, dan kuning telur. Sumber lain yang terbentuk dari provitamin A (carotene), seperti wortel, kentang, bayam, kubis, brokoli, labu, apricot, dan lainnya.
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan terjadinya,
• Rabun senja
• Keratinisasi pada epitel
• Xeroftalmia
• phrynoderma (kulit kasar)
• Pengeringan pada respiratori, gastrointestin dan saluran
genitourinari
• Enamel gigi rusak
• Gangguan pembentukan tulang
• Penurunan pembentukan tiroksin
• Penurunan resistensi terhadap infeksi.
Tanda awal pada anak dengan kelebihan vitamin A dilihat dengan adanya iritabilitas, anoreksia, pruritus, fisura pada sudut hidung dan bibir, dan kulit kering. Sedangkan tanda selanjutnya dengan kondisi yang berlebih ditandai dengan adanya hepatomegali, jaundice, pertumbuhan terlambat, mencapai berat badan rendah, penebalan korteks di sepanjang tulang disertai nyeri dan kelemahan, bengkak keras lunak pada ekstremitas dan tulang oksiput tengkorak.
Kelebihan vitamin A juga dapat menyebabkan lahir cacat jika asupan vitamin A berlebih pada masa kehamilan. Kondisi kelebihan vitamin A yang berakibat tidak dapat dicernanya vitamin dengan baik sehingga sejumlah
karotin ada dalam darah (karotinemia). Hal tersebut menyebabkan warna kekuningan pada kulit (bukan pada sclera, urine, atau feses seperti pada jaundice), tapi tidak ada gejala tersebut diatas.
Penanganan pada anak dengan kekurangan vitamin A, antara lain:
• Anjurkan konsumsi makanan kaya vitamin A, seperti susu sapi
(setelah 12 bulan)
• Sebagai pengurangan konsumsi susu, anjurkan makanan kaya
vitamin A
• Pastikan asupan adekuat pada bayi prematur
• Anjurkan keluarga menggunakan suplemen yang aman untuk anak
• Cegah tingkat keparahan dari bronkopulmonar dysplasia pada bayi
premature (pengaruh pertumbuhan sel epitel pada saluran pernapasan)
• Penanganan pada anak dengan kelebihan vitamin A, antara lain:
• Tekankan koreksi pengunaan suplemen vitamin dan potensial
bahaya berlebih
• Evaluasi kebiasaan makan anak untuk menghitung kira-kira
asupan; jika kelebihan, hindari sumber suplemen
• Anjurkan keluarga pada karotin alamiah yang tidak berbahayan;
tindakan menghindari kelebihan buah dan sayuran yang terpigmentasi, khususnya wortel; warna kulit kembali normal dalam 2 sampai 6
minggu.
2. Vitamin D2(Ergocalciferol) dan Vitamin D3(Cholecalciferol)
Vitamin D mempunyai fungsi untuk mengabsorpsi kalsium dan fosfor, dan menurunkan eksresi fosor pada ginjal. Sumber vitamin D yaitu sinar matahari, minyak hati ikan Cod, mackerel , salmon, tuna, dan sarden. Sumber lain dari makanan yang diperkaya vitamin D, antara lain susu, produk dari susu, sereal yang diperkaya vitamin D, dan beberapa minuman
untuk sarapan.
Tanda kekurangan vitamin D pada anak yaitu rickets dan rachitic tetany (kejang), dan beberapa tanda pada bagian tubuh, antara lain:
- Kepala: Craniotables (perlunakan pada bagian kranial tulang, bagian tulang frontal menjadi tinggi), perubahan bentuk (tengkorak rata dan terdapat cekungan dibagian tengah), terlambatnya penutupan fontanel.
- Dada: Rachitic rosary (perluasan pada penghubung costochondral
rusuk), Harrison groove (cekungan horizontal pada bagian bawah tulang rusuk), pigeon chest (bentuk tonjolan keluar pada sternum).
- Tulang belakang (spine): kyphosis, scoliosis, lordosis - Abdomen: konstipasi, perut buncit/gendut
- Ektremitas: lengan dan kaki menekuk, kaki pengkar keluar, saber shins, sendi panggul tidak stabil, perubahan bentuk pada pelvis, pelebaran pada epifisis di akhir tulang panjang.
- Gigi: perlambatan kalsifikasi, khususnya gigi permanen
Kelebihan vitamin D dapat mengakibatkan osteoporosis pada tulang panjang, peningkatan kalsium dan fosfor dalam serum, dan kalsifikasi pada jaringan lunak, seperti ginjal, paru, kelenjar adrenal, pembuluh darah
(hipertensi), jantung, lapisan gaster, membrane timpani (tuli).
Berdasarkan kondisinya, kelebihan vitamin D dapat ditandai dengan: - akut: vomiting, dehidrasi, demam, kram abdomen, nyeri tulang, kejang,
dan koma
- kronik: lemah, ketelambatan mental, anoreksia, gagal tumbuh, kehausan, urinary urgency, polyuria, vomiting, diare, kram abdomen, nyeri tulang, fraktur patologi.
Kelebihan vitamin D dapat dilakukan penanganan dengan diet rendah kalsium selama awal terapi. Pada anak dengan kekurangan vitamin D penanganannya adalah:
- Anjurkan konsumsi makanan kaya vitamin D, khususnya susu sapi yang telah difortifikasi (usia > 12 bulan)
- Anjurkan penggunaan suplemen vitamin D dengan usia 2 bulan pada semua jenis bayi
- Observasi kemungkinan overdosis dari suplemen
- Jika ditentukan, awasi penggunaan tepat orthoses ( splints dan braces)
Vitamin E dalam tubuh mempunyai fungsi dalam membantu produksi sel darah merah dan melindungi dari hemolysis, memelihara integritas otot dan hati, sebagai koenzim faktor dalam jaringan respiratori, meminimalisir oksidasi dari asamlemak poliunsaturasi dan vitamin A dan C dalam saluran dan jaringan intestin. Adapun sumber vitamin E adalah minyak sayur, minyak gandum, susu, kuning telur, ikan, padi, kacang, polong-polongan, bayam, dan brokoli.
Kekurangan vitamin E pada anak akan mengakibatkan terjadinya anemia hemolitik dari hemolysis yang disebabkan oleh masa hidup sel darah merah yang pendek, khususnya pada bayi prematur; nekrosis focal pada jaringan. Sedangkan kelebihan vitamin E hanya sedikit yang diketahui, seperti kurang toksik daripada vitamin larut lemak lain.
Penanganan untuk kekurangan vitamin E pada anak, antara lain: - Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi prematur; bisa juga membutuhkan suplemen
- Berpotensi sebagai antioksidan dalam fungsi imunitas, pencegahan atau meminimalisir keparahan dari retinopati dan pencegahan anemia hemolitik, bronkopulmonar displasia, dan perdarahan intrakranial.
4. Vitamin K
Fungsi vitamin K dalam tubuh sebagai katalisator untuk memproduksi protrombin dan pembekuan darah faktor II, VII, IX, dan X di hati. Sumber
vitamin K adalah daging babi, sayuran hijau, kubis, tomat, kuning telur, dan keju. Kekurangan vitamin ini pada anak ditandai dengan adanya perdarahan. Sedangkan kelebihan vitamin ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia hemolitik pada individu yang mengalami defisiensi pada dehydrogenase glukosa 6-fosfat.
Penanganan pada anak dengan kekurangan vitamin K yaitu dengan: - Pemberian profilaksis untuk semua bayi yang baru lahir
- Indikasi lain termasuk penyakit intestin, tidak adanya empedu, terapi antibiotic yang diperpanjang; hal ini memungkinkan penggunaan manajemen pembekuan darah sewaktu antikoagulan seperti warfarin (Coumadin) dan dicumarol (bishydroxycoumarin), merupakan
antagonist vitamin K yang digunakan.
II.2 Vitamin Larut Air
Substansi yang terdapat di dalam tubuh manusia terdiri dari vitamin, mineral, lemak dan beberapa substansi lainnya. Tubuh manusia membutuhkan sedikitnya 13 jenis vitamin, yang terdiri dari vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut dalam air adalah vitamin B complex dan vitamin C.
1. Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks terdiri dari vitamin Thiamin (B1), Riboflavin (B2), Niacin (B3) Pantothenic Acid (B5), Pyridoxine (B6), Biotin (B7) and Folic Acid (B9) and Cyanocobalamin (B12, Jathar, R., 2010).
Masing-masing jenis vitamin ini memiliki manfaat dan fungsi bervariasi terhadap tubuh manusia. Ketidakseimbangan asupan vitamin bisa mengakibatkan gangguan fungsi pada organ tubuh manusia. Berikut akan dijelaskan beberapa manfaat dari setiap vitamin B kompleks, di antaranya:
• Perubahan bentuk karbohidrat menjadi glukosa dan energy di dalam
tubuh
• Sintesis DNA dan RNA
• Mengatur fungsi kelenjar adrenal
• Menjaga keseimbangan sekresi hormone dan regulasi enzim system
saraf
• Pemecahan lemak dan metabolisme lemak
• Berperan dalam menjaga kesehatan system saraf pusat (SSP) dan
mencegah beberapa kondisi gangguan mental seperti depresi, fatigue, letargi, gangguan konsentrasi, iritabilitas, stress, dan cemas.
Jenis Vitamin
B Compleks Fungsi Sumber Defisiensi Kelebihan
Vitamin B1 (Tiamin) Koenzim (dengan fosfor) dalam metabolism arbohidrat, dibutuhkan untuk system saraf yang sehat Daging sapi, hati, kacang polong, sereal, biji-bijian, sayuran hijau, buah, susu, beras merah Gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, indigesti Neurologis: apatik, fatik, instabilitas emosi, polineurosis, nyeri tekan pada otot betis, anestesi parsial, kelemahan otot, parestesia, hiperestesia, reflex tendon berkurang atau hilang, kejang, dan koma (pada bayi) Kardiovaskuler : palpitasi, gagl jantung, vasodilatasi perifer, edema Sakit kepala, iritabilitas, insomnia, denyut nadi cepat, kelemahan Jenis Vitamin
B Compleks Fungsi Sumber Defisiensi Kelebihan
Vitamin B1 (Ribovlafin) Koenzim (degan fosofor) dalam metabolism karbohidrat, protein, dan lemak; memelihara kulit agar tetap sehat, terutama di sekitar
Susu dan produk susu,
telur, daging, hati, ginjal, dan jantung, sereal yangdiperkaya, sayuran berwarna hijau, polong- polongan Arioflavinosis Bibir: kelosis (fisura pada sudut bibir), perles (inflamasi pada sudut hidung) Lidah: glositis Mata: rasa terbaka, gatal, berair, fotobia, Parestesia, pruritus
mulut, hidung, dan mata vaskularisasi, kornea, katarak Kulit : dermatitis, seboreik, penyembuhan luka dan perbaikan jaringan lamat Niasin (Asam Nikotinat, Nikotinamid) Koenzim (dengan ribovlafin) pada metabolism protein dan lemak; diperlukan untuk system saraf, kulit, dan pencernaan normal yang sehat; dapat menurunkan kolesterol Daging unggas, ikan, kacang tanah, kacangg hijau, kacang polong, biji- bijian murni atau diperkaya kecuali jagung dan beras Oral : stomatitis, glotitis Kulit : dermatitis bersisik pada area tubuh terbuka Gastrointestinal : anoreksia, penurunan BB, diare, fatik Neurologi : apati, ansietas, konfusi, depresi, demensia Pelepasan vadilator, histamine, (kemerahan, penurunan TD, peningkatan aliran darah serebral, memperberat asma) Masalah dermatologis (pruritus, ruam, hyperkeratosis, akantosis nigrikans) Penigkatan asiditas lambung (memperberat penyakit ulkus peptikum) Hepatotoksisitas Jenis Vitamin
B Compleks Fungsi Sumber Defisiensi Kelebihan
Vitamin B6 (Piridoksin) Koenzimpada metabolism protein dan lemak Diperlukan untuk pembentukan antibody, Hb Diperlukan untuk pemanfaatan tembaga dan zat besi Daging, teruatama hati dan ginjal, biji sereal (gandum dan jagung), ragi, kacang kedelai, kacang tanah, tuna, ayam, salmon Dermatitis bersisik, penurunan BB, anemia, retardasi pertumbuhan, iritabilitas, kejang, neuritis perifer Toksisitas SSP (cara jalan tidak stabil, kebas kaki dan tagan, kaku pada tangan, terkadang kebas perioral) Dapat menyebabkan penyakit ulkus peptikum atau kejang
Membantu dalam konversi triptofan menjadi niasin Asam Folat (Folasin) Koenzim untuk transfer karbon tunggal (purin, tiamin, hemoglobin Diperlukan untuk pertumbuhan sel darah merah Dapat mencegah defek tuba neuralis Sayuran berdaun hijau, asparagus, hati, ginjal, kacang, telur, sereal, biji-bijian murni, kacang polong, pisang Anemia makrositik, depresi sumsum tulang, glositis, malabsorpsi intestinal Jarang karena megadosis tidak tersedia di pasaran bebas Dapat menyebabkan insomnia, instabilitas
Jenis Vitamin
B Compleks Fungsi Sumber Defisiensi Kelebihan
Vitamin B12 (Kobalamin) Koenzim dalam sintesis protein, efek tidak langsung pada pembentukan sel darah merah (terutama dalam pembentukan asam nukleat dan metabolism asam folat Diperlukan untuk fungsi normal jaringan saraf) Daging, hati, ginjal, ikan, kerang, unggas, susu, telur, keju, ragi nutrisional, sayuran laut Anemia pernisiosa (salah satu bentuk defisiensi akibat tidak adanya faktor intrinsic dalam sekresi lambung Tanda umum terjadinya anemis yang berat Pewarnaan kuning lemon pad kulit Degenerasi korda spinalis Keterlambatan pertumbuhan otak Jarang terjadi Biotin Koenzim dalam metabolism karbohidrat, protein, dan lemak Berhubungan dengan fungsi vitamin B lainnya Hati, ginjal, kuning telur, tomat, polong- polongan, kacang Defisiensi jarang terjadi karena disintesis oleh bakteri di usus Tidak diketahui Asam Pantotenat Koenzim dalam metabolism karbohidrat, protein, dan lemak Sintesis asam amino, asam lemak, dan sterois Hati, ginjal, jantung, salmon, telur, sayuran, polong- polongan, biji- bijian murni Defisiensi jarang terjadi karena banyaknya sumber makanan dan sintesis bakteri di usus Toksisitas minimal (biasanya diare dan retensi air)
Penatalaksanaan ketidakseimbangan vitamin B complex: a. Dorong makan makanan yang kaya vitamin B
b. Tekankan teknik meamsak dan penyimpanan makanan yang benar untuk mempertahankan manfaat makanan seperti, memasak sedikit sayuran dalam sedikit kuah, penyimpanan susu dalam wadah tidak tembus cahaya/buram c. Eksplorasi kebutuhan suplemen vitamin jika sedang diet atau mengonsumsi
susu kambing eksklusif untuk makanan bayi (defisiensi asam folat) atau jika ibu yang menyusui adalah seorang vegetarian yang ketat (Vitamin B12)
d. Tekankan penggunaan suplemen vitaminyang benar dan potensi bahaya jika berlebihan.
Tabel komposisi vitamin B kompleks sesuai dengan kebutuhan manusia Vitamin B Complex Dosage Chart
Vitamin B Type 0-6 Months 6-12 Months 1-18 Years 18 Years + Pregnant/Lactating Vitamin B1 (Thiamine) 0.3 mg 0.5 mg 1-1.5 mg 1.5 mg + 0.5 mg Vitamin B2 (Riboflavin) 0.4 mg 0.6 mg 1-1.5 mg 1.7 mg + 0.5 mg Vitamin B3 ( Niacin) 6 mg 8 mg 10-15 mg 15-20 mg + 4 mg Vitamin B5 (Pantothenic Acid) 2.5 mg 3 mg 4-7 mg 10 mg + 3 mg Vitamin B6 0.3 mg 0.6 mg 1-2 mg 2-2.5 mg + 0.6 mg Vitamin B7 (Biotin) 35 mcg 50 mcg 100-200 mcg 300 mcg + 50 mcg Vitamin B9 (Folic Acid) 30 mcg 50 mcg 100-400 mcg 400 mcg 1 mg Vitamin B12 (Cobalamin) 0.5 mcg 1.5 mcg 2-4 mcg 4-6 mcg + 1 mcg Rutuja Jathar http://www.buzzle.com/articles/vitamin-b-complex-dosage.html
Ketidakseimbangan konsumsi vitamin B kompleks dapat mengakibatkan berbagai macam efek samping. Konsumsi vitamin B
kompleks dalam jumlah berlebih dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan, di antaranya diare, keram perut, bloating , dan beberapa masalah kesehatan terkait kesehatan saluran pencernaan, insomnia, masalah pada mata, mulut tereasa pahit, defisiensi kalsium, hiperaktifitas, peningkatan tingkat keparahan gangguan mental tertentu seperti depresi dan iritabilitas, mengurangi metabolism dan absorpsi nutrisi. Beberapa efek samping ketidakseimbangan konsumsi vitamin B kompleks diantaranya, anemia, tekanan darah rendah, sakit kepala, jantung berdebar, edema, nyeri sendi, gatal, kemerahan pada kulit, kehilangan nafsu makan, dan beberapa efek samping lainnya (Jathar, R., 2010).
2. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) yang merupakan vitamin tidak larut dalam lemak memiliki beberapa manfaat (Wong, 2002), diantaranya:
a. Penting untuk pembentukan kolagen
b. Meningkatkan absorpsi zat besi untuk pembentukan hemoglobin c. Mendorong konversi asam folat menjadi asam folinik
d. Memengaruhi sintesis kolesterol dan konversi prolin menjadi hidroksiprolin
e. Bahan antioksidan (menjaga vitamin lain agar tidak mengalami oksidasi).
Vitamin C bersumber dari beberapa jenis makanan, seperti buah jeruk, stroberi, tomat, kentang, kol, brokoli, kembang kol, cabai hijau, bayam, papaya, mangga, belewah, semangka, jus buah yang diperkaya.
Kekurangan atau kelebihan vitamin C dapat berakibat pada gangguan beberapa fungsi, meliputi gangguan pada system musculoskeletal, gangguan pada gusi, dan beberapa masalah kesehatan. Gangguan pada system
musculoskeletal berakibat pada perdarahan otot dan sendi, pseudoparalisis akibat nyeri, pembengkakan sendi, benjolan kostokondrial (skorbutik rosary). Sedangkan gangguan pada gusi mengakibatkan gusi lunak, rapuh, bengkak, mudah berdarah, warna hitam atau merah kebiruan, gigi goyang
dan tanggal. Beberapa gangguan kesehatan lainnya berupa iritasi, anoreksi, gelisah, nyeri, menolak bergerak, posisi seperti katak ketika telentang (pose Skorbutik), munculnya tanda anemia, proses penyembuhan luka lambat, dan menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
Penatalaksanaan terhadap gangguan keseimbangan vitamin C terdiri dalam beberapa cara. Berikut akan dijelaskan beberapa cara penetalaksanaan anak dengan gangguan keseimbangan vitamin C:
a. Kaji sumber vitamin pada diet bayi, terutama jika sumber diet utama berasal dari susu sapi
b. Tekankan tentang pentingnya menerapkan teknik memasak dan teknik penyimpanan makanan yang benar
c. Cuci sayuran dengan benar, jangan pernah merendam sayuran di dalam air
d. Masak sayuran dalam pot bertutup dengan air minimal dan waktu yang singkat, hindari penggunaan alat masak dari bahan tembaga atau besi
e. Jangan menambah soda kue pada air matang
f. Konsumsi sayuran atau buah segar sesegera mungkin, simpan dalam lemari es
g. Simpan jus dalam wadah yang tidak tembus cahaya dan kedap udara
h. Bungkus buah yang telah terpotong atau segera makan setelah terpajan udara
i. Merawat anak yang menderita skorbut adalah dengan memosisikan anak pada posisi yang nyaman dan dan keadaan istirahat. Tangani
dengan sangat lembut dan minimal. Berikan analgesic sesuai
kebutuhan, cegah infeksi, berikan perawatan oral yang baik, berikan diet lunak cair dan tekankan pemulihan yang tepat ketika vitamin diberikan
j. Tekankan penggunaan supermen vitamin yang benar dan potensi efek samping jika diberikan dalam dosis berlebih.
k. Identifikasi kelompok yang bearisiko untuk diberi suplemen vitamin C, penderita talasemia, kelompok yang mendapat terapi antikoagulan dan antibiotic aminoglikosida.
III. Malnutrisi Mineral
Mineral merupakan nutrien penting dan 4% tubuh manusia terdiri dari mineral. Mineral digolongkan menjadi dua jenis, yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral dibutuhkan lebih dari 100 mg perhari, antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan kalium (K), magnesium (Mg), sulfur (S), dan klorida (Cl). Mikromineral atau elemen renik ialah mineral yang dibutuhkan kurang dari 100 mg perhari, yaitu besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan selenium (Se). Masalah terbesar pada mineral adalah terjadinya defisiensi, teutama zat besi, kalsium, fosfor,
magnesium, dan zink. Kadar zink yang rendah dapat menyebabkan gagal tumbuh aibat nutrisi.
Regulasi keseimbangan mineral di dalam tubuh merupakan proses yang kompleks. Diet ekstrim asupan mineral dapat menyebabkan sejumlah interaksi mineral-mineral yang dapat mengakibatkan defisiensi atau kelebihan mineral yang tidak diharapkan. Defisiensi juga dapat terjadi jika zat-zat dalam diet berinteraksi dengan mineral. Misalnya, zat besi, seng, dan kalsium dapat membentuk kompleks yang tidak larut dengan fitrat dan/atau oksalat (zat yang banyak terdaat dalam protein tanaman), yang mengganggu biovailabilitas mineral.
Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium & klorida merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin besar. Di antara ketiganya, natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat ( sweat glands).
Berikut ini merupakan table defisiensi dan kelebihan makromineral dan mikromineral:
Mineral Disturbances Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau
kelebihan Pertimbangan keperawatan Kalsium Fungsi: • perkembangan dan pemeliharaan tulang dan gigi (kombinasi dengan fosfor) •Kontraksi otot khususnya jantung •Pembekuan darah, absorbs vitamin B12, aktivasi enzim, konduksi saraf •Intergritas substansi
semen intraseluler dan berbagai membran
• Produk susu • Kuning telur • Ikan sarden dan
salmon • Sayuran hijau kecuali bayam • Kedelai • Kacang-kacangan Defisiensi:
Riketsia, Tetanus, gangguan pertumbuhan khususnya tulang dan
gigi
•Anjurkan makan makanan kaya kalsium
•Waspadai bahwa oksalat dalam sayuran berdaun
(bayam), kandungan fosfor tinggi mempengaruhi absorbs kalsium
•Hindari penggunaan susu sapi pada bayi baru lahir.
Karena rasion fosfor dan kalsium membantu sekresi kalsium
Kelebihan:
Mengantuk, letargi berat, gangguan absorbs mineral lain (besi, seng, mangan), deficit mangan dalam jaringan (gagal ginjal)
Perhatikan penggunaan suplemen kalsium dengan baik dan benar terutama yang menyebabkann interaksi
dan antar megadosis kalsium sehingga menyebabkan defisiensi Yodium Fungsi: •Produksi hormone tiroid •Reproduksi normal • Seafood • Garam beryodium • Roti dan susu • Medikasi: amiodarone, povidine – iodine, dan prenatal vitamins Defisiensi:
Goiter (pembesaran tiroid)
Konsumsi garam beryodium terutama untuk yang tinggal jauh dari laut
Kelebihan:
Thiroitoxicosis, hipertiroid
Jika penyimpanan yodium di rumah perhatikan cara penyimpanan.
33
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan Pertimbangan keperawatan Klorida Fungsi: •Keseimbangan asam basa
•Aktivasi enzim pada
saliva •Komponen asam hidroklorida dalam lambung • Garam, daging, telur • Produk susu • Makanan siap saji • Makanan
diawetkan
Defisiensi:
Gangguan keseimbangan asam basa (hipokloremic alkalosis,
dehydration)
Kombinasi dengan kehilangan sodium
Defisiensi dan kelebihan merupakan hal yang tidak umum, kebanyakan makanan memiliki klorida yang adekuat
Muntah yang berlebihan memerlukan penggantian klorida
Kelebihan:
Gangguan asam basa Tembaga
Fungsi:
•Produksi Hb •Komponen esensial
dari beberapa system enzim • Daging • Kacang-kacangan • Tiram • Minyak jagung Defisiensi: Anemia Leukopenia, neutropenia
Perhatikan penggunaan dengan baik dan benar suplemenn vitamin, karena defisiensi biasanya dari tidak adekuatnya sumber makanan karena kelebihan mineral lain seperti zink dan zat besi
Kelebihan: Muntah dan diare Anemia hemolitik
Waspada memasak makanan di tembaga tanpa lapis yang dapat menimbulkan tembaga kronis dan toksik
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan Pertimbangan keperawatan Klorida Fungsi: •Keseimbangan asam basa
•Aktivasi enzim pada
saliva •Komponen asam hidroklorida dalam lambung • Garam, daging, telur • Produk susu • Makanan siap saji • Makanan
diawetkan
Defisiensi:
Gangguan keseimbangan asam basa (hipokloremic alkalosis,
dehydration)
Kombinasi dengan kehilangan sodium
Defisiensi dan kelebihan merupakan hal yang tidak umum, kebanyakan makanan memiliki klorida yang adekuat
Muntah yang berlebihan memerlukan penggantian klorida
Kelebihan:
Gangguan asam basa Tembaga
Fungsi:
•Produksi Hb •Komponen esensial
dari beberapa system enzim • Daging • Kacang-kacangan • Tiram • Minyak jagung Defisiensi: Anemia Leukopenia, neutropenia
Perhatikan penggunaan dengan baik dan benar suplemenn vitamin, karena defisiensi biasanya dari tidak adekuatnya sumber makanan karena kelebihan mineral lain seperti zink dan zat besi
Kelebihan: Muntah dan diare Anemia hemolitik
Waspada memasak makanan di tembaga tanpa lapis yang dapat menimbulkan tembaga kronis dan toksik
34
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan
Pertimbangan keperawatan
Florin Fungsi:
•Pembentukan gigi tahan
karies •Perkembangan tulang kuat •Air berflorida •makanan atau minuman disiapkan dengan air fluoride, •ikan • teh Defiensi:
Rentan mengalami kerusakan gigi
Jika air didaerah tempat tinggal mengandung sedikit florin anjurkan minum air terfluoridasi, air kemasan, ASI
Kelebihan:
Fluorisis (perubahan warna pada email gigi)
Deformitas berat pada tulang
pada daerah dengan Florin yang berlebih pada airnya, pertimbangkan penggunaan air dalam botol atau air yang
sudah dimasak hingga kadar florin aman Zat Besi
Fungsi:
•Pembentukan Hb dan
Myoglobin
•Bagian esensial dari
banyak enzim dan protein • Hati •Daging sapi •Daging ayam •Kacang •Kerang-kerangan •Biji-bijian murni Defisiensi: Anemia Kelebihan: Hemokromatosis hemosiderosis
Berikan makanan yang kaya zat besi
Cegah konsumsi susu berlebihan terutama lebih dari 1 liter perhari (susu merupakan sumber zat besi yang buruk)
Magnesium Fungsi:
•Pembentukan tulang dan
gigi
•Produksi protein •Konduksi syaraf ke otot •Aktifasi enzim yang
diperlukan untuk metabolism karbohidrat dan protein •Semua padi-padian •Kacang-kacangan •Kedelai •Daging •Salad
•The dan coklat
Defisiensi:
Tremor, spasme, Denyut jantung tidak teratur, kelemahan otot, keram ekstrimitas bawah, konvulsi, delirium
Defisiensi dan kelebihan merupakan hal yang tidak biasa, kecuali pada status penyakit seperti muntah atau diare yang berkepanjangan atau disfungsi ginjal, diaman penggantian mungkin diperlukan
Kelebihan:
Gangguan system persyarafan karena ketidakseimbangan magnesium dan kalsium
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan
Pertimbangan keperawatan
Florin Fungsi:
•Pembentukan gigi tahan
karies •Perkembangan tulang kuat •Air berflorida •makanan atau minuman disiapkan dengan air fluoride, •ikan • teh Defiensi:
Rentan mengalami kerusakan gigi
Jika air didaerah tempat tinggal mengandung sedikit florin anjurkan minum air terfluoridasi, air kemasan, ASI
Kelebihan:
Fluorisis (perubahan warna pada email gigi)
Deformitas berat pada tulang
pada daerah dengan Florin yang berlebih pada airnya, pertimbangkan penggunaan air dalam botol atau air yang
sudah dimasak hingga kadar florin aman Zat Besi
Fungsi:
•Pembentukan Hb dan
Myoglobin
•Bagian esensial dari
banyak enzim dan protein • Hati •Daging sapi •Daging ayam •Kacang •Kerang-kerangan •Biji-bijian murni Defisiensi: Anemia Kelebihan: Hemokromatosis hemosiderosis
Berikan makanan yang kaya zat besi
Cegah konsumsi susu berlebihan terutama lebih dari 1 liter perhari (susu merupakan sumber zat besi yang buruk)
Magnesium Fungsi:
•Pembentukan tulang dan
gigi
•Produksi protein •Konduksi syaraf ke otot •Aktifasi enzim yang
diperlukan untuk metabolism karbohidrat dan protein •Semua padi-padian •Kacang-kacangan •Kedelai •Daging •Salad
•The dan coklat
Defisiensi:
Tremor, spasme, Denyut jantung tidak teratur, kelemahan otot, keram ekstrimitas bawah, konvulsi, delirium
Defisiensi dan kelebihan merupakan hal yang tidak biasa, kecuali pada status penyakit seperti muntah atau diare yang berkepanjangan atau disfungsi ginjal, diaman penggantian mungkin diperlukan
Kelebihan:
Gangguan system persyarafan karena ketidakseimbangan magnesium dan kalsium
35
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan
Pertimbangan keperawatan
Fosfor Fungsi:
•Pertumbuhan tulang dan
gigi
•Terlibat dalam banyak
reaksi kimia di tubuh
•Keseimbangann asam basa •Produks susu •Telur •Daging •Ayam •Minuman bersoda Defisiensi:
Kelemahan, anoreksia, malaise, nyeri tulang
Rekomendasikan asupan suplemen,
Untuk mempertahankan kalsium dan fosfor rasio pada neonates, jangan berikan susu formula
Kelebihan:
Gangguan system syaraf karena ketidkaseimbangan kalsium dan magnesium
Potassium/ Kalium Fungsi:
•Keseimbangan asam basa •Konduksi saraf
•Kontraksi otot khususnya
jantung
•Pelepasan energy
•Pisang, Jeruk, buah
yang dikeringkan
•Dagin, ikan •Kentang •The, coklat, kopi
Defisiensi:
Disaritmia jantung, kelemahan otot, letargi, gagal ginjal dan gagal nafas, serta jantung
Defisiensi dan kelebihan tidak terjadi meskipun mual dan muntah berkepanjangan atau menggunakan diuretic tapi dapat menyebabkan hipokalemia, dianjurkan penggantian suplemen sumber makanan yang kaya kalium
Kelebihan:
Aritmia jantung, gagal nafas, konvus mental, kebas pada ekstrimitas Selenium
Fungsi:
•Antioksidan terutama
protektif vitamin E
•Melindungi dari
toksisitas logam berat
•Berhubungan dengan
metabolism lemak
•Seafood •Kuning telur •Padi-padian •Ayam, dan daging •Tomat, bawang
putih, kubis
•Jamur •susu
Defisiensi:
Keshan disease (kardimyopati pada anak)
Defisiensi dan kelebihan jarang terjadi, meskipun defisiensi selenium dapat terjadi pada pasien alimentary parenteral total yang berkepanjangan pada keadaan ini
diperlukan suplementasi Kelebihan:
Iritasi mata hidung dan tenggorokan, peningkatan kejadian karies gigi,
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan
Pertimbangan keperawatan
Fosfor Fungsi:
•Pertumbuhan tulang dan
gigi
•Terlibat dalam banyak
reaksi kimia di tubuh
•Keseimbangann asam basa •Produks susu •Telur •Daging •Ayam •Minuman bersoda Defisiensi:
Kelemahan, anoreksia, malaise, nyeri tulang
Rekomendasikan asupan suplemen,
Untuk mempertahankan kalsium dan fosfor rasio pada neonates, jangan berikan susu formula
Kelebihan:
Gangguan system syaraf karena ketidkaseimbangan kalsium dan magnesium
Potassium/ Kalium Fungsi:
•Keseimbangan asam basa •Konduksi saraf
•Kontraksi otot khususnya
jantung
•Pelepasan energy
•Pisang, Jeruk, buah
yang dikeringkan
•Dagin, ikan •Kentang •The, coklat, kopi
Defisiensi:
Disaritmia jantung, kelemahan otot, letargi, gagal ginjal dan gagal nafas, serta jantung
Defisiensi dan kelebihan tidak terjadi meskipun mual dan muntah berkepanjangan atau menggunakan diuretic tapi dapat menyebabkan hipokalemia, dianjurkan penggantian suplemen sumber makanan yang kaya kalium
Kelebihan:
Aritmia jantung, gagal nafas, konvus mental, kebas pada ekstrimitas Selenium
Fungsi:
•Antioksidan terutama
protektif vitamin E
•Melindungi dari
toksisitas logam berat
•Berhubungan dengan
metabolism lemak
•Seafood •Kuning telur •Padi-padian •Ayam, dan daging •Tomat, bawang
putih, kubis
•Jamur •susu
Defisiensi:
Keshan disease (kardimyopati pada anak)
Defisiensi dan kelebihan jarang terjadi, meskipun defisiensi selenium dapat terjadi pada pasien alimentary parenteral total yang berkepanjangan pada keadaan ini
diperlukan suplementasi Kelebihan:
Iritasi mata hidung dan tenggorokan, peningkatan kejadian karies gigi,
degenerasi ginjal dan hati
36
Fungsi Fisiologis Sumber makanan Akibat dari defisiensi atau kelebihan Pertimbangan keperawatan Sodium/ Natrium Fungsi •Keseimbangan asam basa •Permeability membrane: absorbs glukosa •Kontraksi sel •Garam meja •Seafood •Daging •Unggas •Beberapa makanan siap saji Defisiensi:
Dehidrasi, hipotensi, konvulsi, dan kram otot
Defisiensi jarang meskipun mengalami mual muntah, atau diuretic, tapi tetap memerlukan penggantian
Kelebihan:
Edema, hipertensi, hemoragi intrakranial
Batasi konsumsi natrium (garam) yang berlebihan, dan makanan yang tinggi natrium
Zink Fungsi:
•Komponen dari 100
enzim
•Sintesis asam nukleat dan
protein di system imunitas dan koagulasi
•Mengeluarkan vitamin A dari hati •Mempercepat penyembuhan luka dengan Vitamin C •Seafood (khususnya tiram) •Daging •Unggas •Telur •legumen Defisiensi:
Kehilangan nafsu makan, skin lesion, alopecia, diare, gagal tumbuh, pemunturan kematangan seksual
Konsumsi makanan kaya zink terutama protein. Perhatikan saat konsumsi serat, oksalat, tanning (di the dan kopi) , zat besi, dan kalsium mempengaruhi penyerapan seng
Perhatikan kelompok berisiko defisiensi seperti: vegetarian dan Hispanic, dimana diet yang mereka lakukan minim asupan zink
Kelebihan: Muntah dan diare Malaise dan pusing