• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja

 Menurut Brigham (2006), “modal kerja adalah aktiva lancar yang

digunakan dalam operasi“. Menurut Martono (2001), ”modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional. 1. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital ).

2. Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan

(2)

jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital).

Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel tagih, investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka. Komponen dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun.

Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi

lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

(3)

3. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut: 1. Modal Kerja Permanen

Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

Modal kerja permanen dibedakan menjadi:

a. Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang dinamis.

2. Modal Kerja Variabel

Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai perubahan keadaan.

(4)

Modal kerja ini di bedakan menjadi:

a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya fluktuasi musiman.

b. Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.1.1.3 Fungsi Modal Kerja

Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi secara efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah:

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar

2. Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya

3. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen

(5)

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar

a. ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang,

b. aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar aktiva lancar perusahaan,

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar

a. faktor eksternal dari industri real estate dan properti

b. faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi, meskipun risiko juga akan semakin meningkat.

(6)

2.1.2 Struktur Modal

2.1.2.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal (capital Structure) berkaitan dengan penentuan bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan (financial Structure). Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. “Struktur keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan” (Warsono, 2003).

Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan perusahaan. Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari modal sendiri dan eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston dan Copeland (dalam Situmorang, 2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas pemegang saham. Nilai buku modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen, saham akan ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman (dalam Situmorang, 2010), “definisi struktur modal adalah campuran dari utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh perusahaan". Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan oleh perusahaan. Menurut

(7)

Warsono (2003), “struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan total aset”.

2.1.3 Ukuran Perusahaan

Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung memiliki akses yang lebih besar untu memperoleh sumber dana dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena memiliki profitabilitas lebih besar untuk lebih unggul dalam persaingan atau bertahan dalam industri Pada sisi lain perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang sifatnya mendadak.

Almilia (2005) menyatakan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga akan lebih berani mengeluarkan saham baru

(8)

dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang semakin besar pula. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Lebih lanjut, Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki aktiva yang besar yang digunakan untuk melakukan investasi. Kebutuhan dana untuk melakukan investasi akan dapat dicukupi dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru karena umumnya perusahaan yang besar mendapatkan kepercayaan yang besar dari pemilik modal. Dengan investasi yang besar diharapkan perusahaan akan memiliki aset yang besar yang merupakan prospek tentang profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang.

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghosh,et. al., 2000). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan

(9)

nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Nama Penulis Judul Penelitian Variabel yang

diteliti Hasil Penelitian 1 Seprina Ruleta (2008) Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan Tingkat Perputaran Piutang dan Return on Assets (ROA) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 2 Einge M. Sibayang (2010) Perputaran piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perputaran Piutang, perputaran persediaan, ROA Secara parsial perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan berpengaruh. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas 3 Aisha Yurika (2010) Pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap rentabilitas pada Perputaran modal kerja, Rasio hutang, Rentabilitas Secara parsial, perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan rasio

(10)

Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas 4 Deesomsak, R. and Paudyal, K. and Pescetto, G. (2009) Debt maturity structure and the 1997 Asian financial crisis Peluang Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur jatuh tempo utang, sedangkan peluang pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap struktur jatuh tempo utang

2.3 Kerangka Konseptual H1 H2 H3 H4 Gambar 2.1 Kerangka konseptual Perputaran Persediaan  (X1)  Ukuran Perusahaan  (X3)  Perputaran Piutang   (X2)  Profitabilitas   (Y) 

(11)

Kerangka pemikiran adalah tahapan-tahapan berisi informasi tentang objek yang diteliti untuk menganalisis data secara akurat dan kemudian diinterpretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang di ambil dapat lebih efektif. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah profitabilitas perusahaan.

Pada umumnya return on asset merupakan salah satu dari rasio profitabilias yang digunakan sebagai alat ukur pengendalian modal kerja di dalam suatu perusahaan, karena dengan peningkatan laba saja masih belum cukup sebagai ukuran bahwa perusahaan telah menggunakan modal kerja secara efisien. Oleh karena itu perusahaan umumnya lebih mengarahkan usaha untuk mendapatkan return on asset maksimal daripada laba maksimal.

Modal kerja merupakan kekuatan intern untuk menggerakkan kegiatan bisnis perusahaan, yaitu untuk membiayai kegiatan operasi rutin dan untuk membayar semua utang yang jatuh tempo atau dapat dikatakan sebagai modal kerja kuantitatif. Konsep modal kerja kuantitatif (modal kerja bruto) merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Pengawasan terhadap sumber dan penggunaan modal kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat profitabilitasnya (ROA), hal ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif dan efisien.

(12)

Berdasarkan uraian diatas, dikatakan bahwa modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva milik perusahaan yang bisa mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (return on asset). Menurut Djarwanto (2001:141) mengemukakan bahwa perputaran modal kerja (working capital turn over) adalah rasio antara penjualan dengan modal kerja, perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui penjualan dan akhirnya akan meningkatkan return on asset. Apabila modal kerja dapat dikelola dengan baik atau secara efesien,

maka return on asset perusahaan bisa mengalami peningkatan, namun bila sebaliknya pengelolaan modal kerja kurang baik atau tidak efisien maka akan memperkecil tingkat return on asset. Pengelolaan modal kerja harus dikelola dengan baik terutama pada perusahaan dagang dimana antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, maka investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas (ROA).

Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut Astuti dan Zuhrotun 2007 dalam Basir 2003, perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil.

(13)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2008) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenaranya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1: Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2. H2: Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

3. H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

4. H4: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Referensi

Dokumen terkait

Dinamaika perguruan tinggi dewasa ini menghadapi beragam tantangan berat, mulai dari persaingan antar perguruan tinggi untuk menjaring mahasiswa, hingga kewajiban untuk

Ali Imran di SMP Integral Ar-Rahmah Malang adalah dengan pendidikan melalui nasihat, keteladanan, perhatian dan pembiasaan 3 Tingkat keberhasilan implementasi nilai-nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem manajemen dokumen pada panitia penerimaan peserta didik baru SMP Negeri 1 Alas Barat dengan berbagai fitur memanajemen

Dengan demi- kian analisis klaster pada prosesnya akan mengelompokkan objek (respondents, products, firms, variables, etc.) ke dalam beberapa kelompok atau

Keberadaan diri sebagai sebuah kesadaran yang harus disadari, dan memahami diri sepenuhnya untuk menghayati apa-apa yang terjadi di kehidupan sekarang maupun kehidupan

Puolet apteekeista ilmoitti, että tavaroiden paikoilleen laittoon kulunut aika ja tavaroi- den purkamiseen kulunut aika oli vähentynyt ja tilalle oli tullut automaatin käyttö sekä

Bertitik tolak pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam rangka penyusunan

Sehubungan dengan itu, untuk melihat biaya tundaan yang terjadi maka dilakukan perhitungan selisih biaya perjalanan antara volume lalu lintas pada waktu puncak