• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGIPERTANIAN JURNAL ISSN No. 3 DESEMBER 2008 VOL. 9. Aiat Kejut Medan Listrik. Hal Malang ISSN DESEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGIPERTANIAN JURNAL ISSN No. 3 DESEMBER 2008 VOL. 9. Aiat Kejut Medan Listrik. Hal Malang ISSN DESEMBER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

ISSN 1411 - 5131

TEKNOLOGIPERTANIAN

Aiat Kejut Medan Listrik

VOL. 9

No. 3

DESEMBER 2008

Jurnal

VOL.9 Hal Malang ISSN

(2)

JURNAL

TEKNOLOGIPERTANIAN

Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. H. Harijono, M. App.Sc.

(Dekan Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Brawijaya)

Ketua Dewan Redaksi

Dr. Teti Estiasih, STP, MP

Dewan Redaksi

Evi Kumiati, STP, MT

Sri Suhartini, STP, M. Env. Mn

La Choviya Hawa, STP, MP

Pelaksana Tata Usaha Elisa Rachmaliansari, SE

Ir. Sukim Prayitno

Sherly Harry Saputra, AMd.

Alamat Redaksi/Penerbit

Redaksi Jumal Teknologi Pertanian

Sekretariat Jumal Teknologi Pertanian Ruang

F2.8 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang

65145

Telepon: +62-341-580106

Faksimili; +62-341-568917

lumal tp@vahoo.com

Ucapan terima kasih disampaikan pada

Penelaah Ahli yang telah menelaah naskah

pada edisi ini yaitu;

Dr. Ir. Bambang Susilo, M. Agr. Sc (FTP-UB) Prof. Dr. Aulani am (FK-UB)

Dr. Suhardjo (BPTP)

Dr. Teti Estiasih, STP. MP (FTP-UB) Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Maji, MT

Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS (FTP-UB)

Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo (FPt-UB)

ISSN: 1411 - 5131

Volume 9 No. 3

Desember 2008

Penelaah Ahli

Prof.Dr.Ir.H. Tri Susanto,MAppSc

(Bidang Teknologi Pangan, UNIBRAW)

Prof.Dr.Ir.H. Simon B. Widjanarko,MAppSc

(Bidang Teknologi Produk Agrikultura,UNIBRAW)

Prof.Dr.Ir. Harijono,MAppSc

(Bidang Teknologi Pengolahan Pangan,UNIBRAW)

Prof.Dr.Ir. Hari Purnomo,MAppSc

(Bidang Teknologi Hasil Temak,FPT,UNIBRAW)

Prof.Dr.Ir. Bambang Suharto,MS

(Bidang Teknik Irigasi, UNIBRAW)

Prof.Dr.Ir. Sri Kumalaningsih,MAppSc

(Bidang Perencanaan Agroindustri,UNIBRAW)

Dr.Ir. Yunianta,DEA

(Bidanag Biokimia Pangan, UNIBRAW)

Dr.Ir. Susinggih Wijana,MS

(Bidang Kimia Bahan Agroindustri,UNIBRAW)

Dr.Ir. Wignyanto,MS

(Bidang Mikrobiologi Agroindustri,UNIBRAW)

Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo,MS

(Bidang Teknik Tanah dan Air,UNIBRAW)

Dr.Ir. Sumardi H.S, MS

(Bidang Alat dan Mesin Agroindustri,UNIBRAW)

Dr.Ir. Bambang Dwi Argo,DEA

(Bidang Pemodelan Proses Agroindustri,UNIBRAW)

Dr.Ir. Imam Santoso,MP

(Bidang Manajemen Sistem Agroindustri,UNIBRAW)

Ir. Wahyu Supartono,Ph.D

(Bidang Rekayasa Proses Agroindustri,FTP,UGM)

Dr. Ida Bagus Suryaningrat

(Bidang Pemodelan Sistem Agroindustri,FTP,UNEXJ)

Dr.Ir. A. Tunggul Sutan Haji^MT

(Bidang Sistem Informasi Geografi,UNIBRAW)

Dr.Teti Estiasih,STP,MP

(Bidang Kimia & Teknologi

Lemak/Minyak,UNIBRAW)

Dr.Ir. Usman Ahmad,MSi

(Bidang Pemrograman Agroindustri,FATETA,IPB)

Jurnal Teknologi Pertanian

Adalah jurnal resmi yang diterbitkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya untuk

media penyebarluasan hasil penelitian yang dilsikukan oleh para peneliti di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya dan para peneliti dari luar

Jurnal Teknologi Pertanian

Memuat tulisan hasil penelitian yang termasuk dalam lingkup disiplin ilmu pengetahuan yang terkait dengan Ilmu-Ilmu Teknologi Pertanian guna menunjang pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional

Jurnal Teknologi Pertanian diterbitkan 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun Harga Langganan Rp. lOO.OOO/tahuri termasuk ongkos kir-m

Harga eceran Rp 35.000/eksemplar

ISSN 1411 - 5131 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN

Volume 9, Nomor 3 (Desember 2008)

DAFTARISI

Sistem Monitoring Gas Oksigen Dan Karbondioksida Pada Ruang Penyimpanan Sistem Udara Terkontrol

( Bambang Dwi Argo, Anang Lastriyanto, Nuraini Puji Astuti)

Pengaruh Pemberian Khitosan Terhadap Profil Lipid Serum Darah Tikus Sprague Dawley

(Erryana Martati dan Lily Arsanti Lestari)

Fraksi Kaya Tokoferol Dari Bekatul Beras (Oryza Sativa) Dengan Teknik Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah

(Miradiah Cahyanine, Teti Estiasih, Fithri Choirun Nisa)

Studi Lama Perendaman Dan Lama Perkecambahan Sorgum

(Sorghum Bicolour L. Moench) Untuk Menghasilkan Tepung

Rendah Tanin Dan Fitat

(Narsih, Yunianta, dan Harijono)

Pola Intersepsi Tanaman Kopi Skala Laboratorium

Menggunakan

Simulator

Hujan

Dengan

Intensitas

Hujan

Sedang-Deras

(Lilik Imron Naimah, Ruslan Wirosoedarmo. .1. Bambang Rahadi)

Kalibrasi dan Evaluasi Kinerja RiunluU Simulator

( Bambang Rahadi, Soemarno, Aniek Masrevaniah, Sugeng Priyono)

Inaktivasi

Mikrob

Dengan

Kombinasi

Metode Kejut

Medan

Listrik Dan Pemanasan Pada Air Kelapa (Cocos Nucifera) Sebagai Bahan Baku Minuman Isotonik

(Ella Saparianti, Harijono, dan Budi Dwi Wulandari)

Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe Dari Kapang Rhizopus Oryzae Dengan Substrat Tepung Beras Dan Ubi kayu Pada Unit Produksi Tempe Sanan Kodya Malang

(Sukardi, Wignyanto, Isti Purwaningsih)

150- 156 157 - 164 165- 172 173- 180 181 - 189 190- 198 199 - 206 207 - 215

(3)

Kalibrasi dan Evaluasi Kinerja Rainfall Simulator

Rahadi, dkk)

KALDBRASI DAN EVALUASI KINERJA RAINFALL SIMULATOR

The Calibration and Performance Evaluation ofRainfall Simulator

Bambang Rahadi'. Soemarno^. Aniek Masrevaniah^, Sugeng Priyono^

^Jurusan Teknik Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya

^Jurusan Teknik Sumberdaya Air-Fakultas Pertanian- Universitas Brawijaya

Jl, Veteran - Malang

ABSTRACfT

Rainfall simulator is importantfor studying hydrology and erosion in laboratory. The

most important parameter for studying the performance of rainfall simulator is rain

intensity, drop size distribution, drop mass, drop impact velocity, and kinetic energy. Jney

are evaluated by uniformity coefficient (UC) and distribution uniformity (DV).

This research luas aimed to study the functional performance of rainfall

including determination of the correlation between pressure with rainfall

intensity, drop size distribution, and kinetic energy) and rainfall simulator peaom

evaluation based on uniformity coefficient and distribution uniformity.

The awa

analyzed by using linear regression and evaluated by uniformity coefficien

distribution uniformity.

.

diameter

The result showed that pressure had linear relationship with

coefficient

drop distribution, drop impact velocity, dropped rnass. andkine^e

dP-

distribution

uniformity (CU) of the pressure 2.5 psi-6.5 psi n^re than

at the

unformiW (DU) more than 70%. The rainfall simulator had better perjorman

pressure of 2,5 psi than 6,5 psi.

Key uxtrds: rainfall, simulator, peiformance

PENDAHULUAN

Simulasi

hujan

adalah

menerapkan

hujan

tiruan

yang

diinginkan

untuk

penelitian antara lain: penelitian Erosi,

infiltrasi, intersepsl. Rainfall simulator

dapat mengendalikan hujan seperti yang

diinginkan (Thomas et. at. 1991).

simulator

adalah

alat

yang

dapat

dipergunakan untuk mempelajari parame

ter hidrologi seperti infiltrasi dan rune

dibawah pemakaian hujan yang terkontro

(Fasier, 1977).

Rainfall simulator dapat

digunakan untuk penelitian yang berkaitan

dengan gejala alam secara repeatability

(Meyer and Cune. 1958), seperti penelitian

gejala alam yang berkaitan dengan hujan

antara

lain erosi,

infiltrasi dan

aliran

permukaan.

Disain

rainfall

simulator

meliputi

beberapa

kriteria

yaitu-

karakteristik

hujan,

kemudahan

untuk

dibawa

dan

digunakan dan (Meyer dan Hormon, 1979)

190

parameter penting hujan adalah uku^ran

tetesan dan distribusi mtensitas hujan.

Peralatan utama Rainfall

pengatur besar kecilnya curahan an

pengukur volume air atau hujan. al

penampung.

pencurah

prinsip kerja hujan yang

' . .

dengan memancarkan air melalui noze

yang didisain untuk menghasilkan te e

hujan hujan alami. Blanquies et at (200 ^

menyatakan bahwa keseragaman intes. as

hujan

diatas

70%.

diameter hu^an

^endekati di

sampai dengan 7 mm, artinya

5/W5^^3rbekerja dengan baik.

Curah

hujan

atau

secara

presipitasi adalah peristiwa J3t"hnya

cairan dari atmosfer ke permukaan bumu

Curah hujan adalah merupakan fak or

kontrol yang mudah diamati dalam siklus

hidrologi pada suatu daerah aliran sungai

(DAS).

Presipitasi dapat berbentuk cair

atau beku. Curah hujan adalah istilah yang

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 9 No.3 (Desember 2008) 190-198

dipergunakan di Indonesia untuk presipi

tasi yang berbentuk cair sedangkan

presipitasi yang berbentuk beku tidak

pernah terjadi atau jarang terjadi di

Indonesia.

Intensitas hujan adalah besarnya curah hujan rata-rata yang terjadi disuatu

daerah dalam satuan tertentu sesuai

dengan waktu konsentrasi periode ulang. Derajat curah hujan dinyatakan oleh jumlah hujan per satuan waktu. Curah hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan yang jatuh dipermukaan tanah yang diukur dalam satuan tebal hujan dalam satuan mm

(R). Secara ringkas intensitas curah hujan

dapat

diungkapkan

dalam

persamaan

sebagai-berikut :

1=^

t Keterangan: I R t

Intensitas hujan (mm/jam) Curah hujan tertampung (mm) lama penampungan (jam)

Diameter tetesan (Dm) adalah nilai

ukuran butiran hujan yang diasumsikan dalam bentuk bola. Berdasarkan besar nya diameter butiran dapat dihitung setelah diketahui intensitas hujan dengan mempergunakan persamaan sebagai

berikut:

Dm = 2,23(/)°"^

Keterangan^

I

: Intensitas hujan (mm/jam)

Dm : Diameter tetesan (mm)

Massa hujan adalah masa tetesan hujan yang berkaitan langsung dengan tetesan hujan dan densitas air. Bentuk tetesan dianggap bentuk bola sehingga perhitungan bentuk tetesan dengan mempergunakan nilai diameter dari hasil perhitungan dan mempergunakan densitas

1,1X10® kg/mm^.

Kecepatan jatuh butiran yaitu kecepatan jatuhnya hujan merupakan kecepatan akhir dari jatuhnya hujan ke tanah. Moore et al. (1983) menyatakan bahwa kecepatan terminal untuk tetesan air dari 19 |im sampai 7 mm ekivalen

dengan diameter. Kecepatan jatuh dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut:

Vj =0.056U)^ -0.912D^ +5.030-0,254

Keterangan:

V : Kecepatan (m/dt) D : Diameter (mm)

Energi Kinetik Hujan (Ek) adalah energi hujan yang jatuh sampai permukaan tanah mempunyai energi yang disebut dengan energi kinetik. Menurut Chow (1988) bahwa hujan yang jatuh dari ketinggian 2,5 m dan 3 m tidak menunjukkan perubahan bentuk hujan. Besarnya energi kinetik, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

£•^ = 0,119 + 0,0873^0^7

Keterangan:

Ek : energi kinetik (MJ/ha.mm) I : Intensitas hujan(mm/jam)

Ukuran butir hujan juga dipakai untuk menentukan ukuran tingkat hujan. Butir hujan >0,5 mm disebut hujan dan diameter ^ 0,5 disebut gerimis. Penggolongan hujan ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Penggolongan hujan Tingkat Hujan I mm/jam Dm (mm) M (kg) V (m/dt) Gerimis < 1 0,15

2.4.10"'^

0,5 Halus 1-5 0,50

6.5.10""

2.1 Normal 5-20 1,00

5.2.10"'°

4,0 Deras 10-20 2,00

4.2.10"®

6,5 Sangat Deras >20 3,00

1.4.10"®

8,1 Keterangan: I Dm M V

Intensitas hujan (mm/jam) Diameter (mm)

Massa (kg)

Kecepatan jatuh (m/dt)

Keseragaman distribusi (%) yaitu rerata volume tampungan dari seperempat nilai terendah dibagi dengan rerata volume air yang ditampung seperti persamaan sebagai berikut:

(4)

Kaiibrasi dan Evaluasi Kinerja Rainfall SimuJcitor{B?iXX\b?^nz Rahadi. dkk)

rerata —nilai terendah tampungan

4

rerata volume tampungan X100%

Koefisien keragaman Cristiansen' s (Meriam, 1980) merupakan salah satu nilai yang menunjukkan tingkat keseragaman seperti pada persamaan sebagai

berikut-UC -

tampungan - rerata devisiasi

%

rerata volume tampungan

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kinerja fungsional dari rainfall simulator melipuli:

1. Menentukan hubungan tekanan terha-dap parameter hujan (intensitas hujan. diameter tetesan dan energi kinetis). 2. Evaluasi kinerja rainfall simulator

de-ngan parameter koefisien keseragaman

(CU) dan keseragaman distribusi (DU).

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di

Laborato-rium Teknik Sumberdaya Alam dan

Lingkungan,

Jurusan

Teknik

Pertanian.

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas

Brawijaya dan pengukuran hujan lapang di

Sub DAS Sayang sebagai kontrol.

Waktu

penelitian;

pengamatan

hujan

lapang

dilakukan pada Bulan Februari

sampai

Maret 2008 dan pengujian di laboratorium

dilakukan

pada

Bulan

Maret

sampai

dengan Mei 2008.

Unit yang digunakan adalah rainfall

simulator dengan elemen satu buah unit

pompa, lima buah nosel keluaran dengan

diameter

1

mm.

manofneter

untuk

mengukur tekanan, pengatur putaran (rpm)

dan landasan.

Pengujian rainfall simulator dilaku

kan

selama

120

menit

untuk

menguji

perilaku

rainfall

simulator

terhadap

parameter

hujan

dan

dianalisis

dengan

regresi sederhana.

Untuk mengatur kerja

adalah tekanan maka dikaji rainfall simulator hubungan tekanan dengan

parameter hujan pada tekanan

2,5 psi, 3

Psi, 3,5 psi, 4 psi, 4,5 psi. 5 psi. 5,5 psi.

^•0 psi dan 6,5 psi. Parameter hujan yaitu

intensitas hujan, diameter tetesan, massa

hujan, kecepaian hujan dan enerfu kinetik

(Blanquis el al.. 2008) yang merupakan parameter penting pada rainfall simulator. Merriam (1980) menyatakan kes'^rngaman distribusi dan koefisien keragaman penting untuk evaluasi kinerja rainfall simulator, irigasi curah dan irigasi tetes. Persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut ;

Y = aX+b

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Hujan di Lapangan

Keadaan hujan yang dianali- '-^ adalah hujan yang terjadi di Sub Saynng. Data hujan yang dikumpulkan pada penakar hujan di Sub Das Sayang selama 15 hari kejadian hujan dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Intensitas hujan 16 Jamiari

s/d 21 Maret 2008

2008

No Tanggal Intensitas Lama Kelas

Hujan Hujnn Hujan (mm/jam) (m< r.il) WMO

1 16-1-2008 5,18 23 R 2 25-1-2008 22,21 il.j SL 3 26-1-2008 15,75 "10 L 4 28-1-2008 17,61 •!3 L 5 29-1-2008 15,24 ;:o L 6 30-1-2008 10.97 23 L 7 1-2-2008 13,93 33 L 8 3-2-2008 20,19 U) L 9 4-2-2008 6,10 2.) N 10 5-2-2008 9,14 20 N 11 6-2-2008 3,04 25 R 12 7-2-2008 11,58 25 L 13 15-3-2008 15,75 30 L 14 16-3-2008 3,35 30 R 15 18-3-2008 24,99 25 SL 16 19-3-2008 9,14 25 N 18 21-3-2008 8,59 55 N

Hasil pengumpulan data lapang

menunjukkan bahwa i n t e n s i t a s

Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 9 No.3 (Desember 2008) 190-198

hujan yang terjadi adalah 3,35 sampai

dengan 22,21. Berdasarkan klasifikasi

hujan menurut Standar WMO maka hujan yang terjadi di Sub DAS Sayang 11,76% hujan sangat lebat, 47,06% adalah hujan lebat, 23,53% hujan normal, dan 17,65% hujan ringan. Lama hujan yang tejadi berkisar antara 25 menit sampai dengan 40 menit, dilihat dari lama hujan menunjukkan bahwa ciri hujan yang terjadi di daerah perbukitan adalah intensitasnya berbeda beda dengan waktu relatif pendek (Hadi, 2006).

Kejadian hujan selama 17 hari hujan lebat yang terjadi mempunyai frekuensi yang tertinggi dibandingkan kejadian hujan normal, hujan sangat lebat dan hujan ringan. Demikian sebaliknya bahwa hujan sangat lebat menempati frekuensi kejadian hujan yang terendah.

Kaiibrasi Rainfall Simulator

Intensitas Hujan

Intensitas hujan merupakan parameter

yang penting, yang dimaksud intensitas hujan adalah jumlah hujan per satuan

waktu. Pada penelitian yang dilakukan adalah jumlah hujan (mm) yang terjadi per satuan waktu (jam). Hubungan tekanan dan intensitas hujan ditunjukkan pada

Gambar 1.

=15.7691-45,779 •

Tekanan (Psi)

htenslas

•LiKar(hen^)

Gambar 1. Hubungan tekanan dengan

intensitas hujan

Hubungan tekanan dengan intensitas hujan mengikuti persamaan linier Y=15,769x - 46,779. Dalam penelitian ini pasangan data yang dianalisis ada 9 pasang, dengan koefisien regresi r=0,948 (ditampilkan pada Lampiran 1). Hubungan

tekanan dan intensitas hujan menunjukkan hubungan langsung positif- baik dengan nilai r>0,6 dan r<l. Selanjutnya nilai residual terstandarisasi menunjukkan nilai absolut lebih kecil 3 dan pasangan data menujukkan adanya linieritas (ditampilkan

pada

Lampiran

2).

Nilai

koefisien

diterminasi (R') 0,899, hal ini menunjukan bahwa tekanan dengan intensitas hujan menpunyai hubungan sangat erat.

Dilihat dari curah hujan yang terjadi di Sub DAS Sayang yaitu curah hujan dengan variasi intensitas hujan antara 3,0mm/jam dan 50mm maka rainfall simulator dapat digunakan untuk mengkaji intensitas curah hujan yang ada di Sub Das Sayang. Stone dan Paige (2005) menyatakan rainfall simulator yang mampu mengatur curah hujan dari ringan sampai sangat lebat maka rainfall tersebut mempunyai kinerja baik. Selanjutnya hubungan linier tekanan dengan intensitas hujan dapat ditemukan bahwa tekanan dapat digunakan untuk pengaturan rainfall

simulator dalam menentukan besarnya intensitas hujan.

Diameter Butiran Hujan

Diameter tetesan hujan penting dan berpengaruh terhadap masa hujan dan kecepatan jatuh dan juga berpengaruh terhadap energi kinetik. Hubungan antara

tekanan dengan diameter tetesan hujan

ditunjukkan pada Gambar 2.

fKZLZZLEJ

2 3 4 5 6 7

Tekanan (Psi)

Gambar 2. Hubungan tekanan dan

diameter tetesan hujan.

Diameter minimum adalah 2,377 mm

pada tekanan 2.5 psi dan 4,80 mm pada intensitas hujan 6.50 psi. Hubungan

(5)

Kalibrasi dan Evaluasi Kinerja Roinfa/l SlmuJacoriB^mbang Rahadi, dkk)

mengikuti persamaan linier yaitu Y= 5.833x + 1,0632 dengan koefisien regresi r=0,988 (ditampUkan pada Lampiran 11. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa tekanan dan diameter tetesan hujan mempunyai huhungan iangsung positif dengan nilai r>0,6 dan r<l. Selanjutnya bahwa keeratan hubungan antara tekanan dan diameter menunjukan keeratan tinggi

dengan niiai R^=0,995.

NiJai residuaJ terstandarisasi

(di-tampilkan pada Lampiran 3) menunjukkan tidak mempunyai harga yang berada pada

nilai absolut 3, maka dikalakan hubungan

tekanan dan diameter hujan adalah linier.

demikian juga jika pasangan data

menunjukkan

linieritas

dari

hubungan

tekanan dan diameter.

Diameter tetesan hujan adalah

2,377 mm dan yang tertinggi 4.802 mm. menurut Bianquis 2008 diameter tetesan hujan antara 1 mm sampai dengan 7 mm. Maka tetesan hujan yang dihasilkan simulator adalah antara 2,377-4,802 mm

masih sesuai dari kejadian hujan di alam.

Hubungan linieritas antara tekanan dan diameter maka dengan mengatur tekanan pada alat rainfall simulator dapat digunakan untuk mengatur diameter tetesan hujan buatan yang diinginkan.

Masa Hujan

Hubungan tekanan dengan masa butiran hujan mengikuti persamaan Y=12,333x + 25,817 ditunjukkan pada

Gambar 3.

—Ifieat Itea)

Tekansi Psn

Gambar 3. Hubungan tekanan dengan masa hujan

Hubungan tekanan dengan masa hujan adalah linier dengan koefisien regresi

194

r=0.995 (ditampilkan pada

Lampiran

1).

hasil pengujian dengan liniaritas dari

pasangan data dan nilai residual

terstandarisasi lebih kecil absolut 3, maka

ditemukan hubungan tekanan dengan masa

hujan

adalah

linier

(ditampilkan

pada

Lampiran 4). Nilai koefisien determansi

R"=0,991.

hal

ini

menunjukkan

bahwa

terdapat

keeratan

hubungan

antara

tekanan dan masa hujan.

Besarnya masa hujan yang dapat terukur adalah 7,028g pada tekanan 2.5 psi dan 57.941g pada tekanan 6,5 psi. Dan

hubungan linieritas tekanan dan masa

hujan maka alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk pengaturan masa hujan pada rainfall simulator.

Kecepatan Hujan

Hubungan tekanan dengan kecepatan jatuh butiran ditunjukkan pada Gambar 4.

e 9

•'

.ys0.3896X +

"'.-j

•• 3 4 5 6 Tekanan(Psi) « Kecepatan —Lineat O^ecepalan)

Gambar 4. Hubungan tekanan dengan kecepatan

Hubungan tekanan dengan kecepatan jatuh butiran hujan adalah linier dengan mengikuti persamaan garis Y=0,3896X+ 6,6784 dengan koefisien regresi r=0,992 (ditampilkan pada Lampiran 1). Hal ini menunjukkan bahwa tekanan mempunyai hubungan positif Iangsung dengan kece patan jatuh butiran hujan. Berdasarkan nilai residual terstandarisasi (ditampilkan pada Lampiran 5) bahwa tidak mempunyai

harga yang berada pada nilai absolut 3 dan

linieritas pasangan data tekanan dan kecepatan jatuh butiran hujan, maka dikatakan hubungan tekanan dan kecepatan jatuh butiran hujan adalah linier.

Nilai koefisien diterminasi R'^=0,849. hal

ini menunjukkan bahwa terdapat keeratan

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 9 No.3 (Desember 2008) 190-198

hubungan antara tekanan dan kecepatan

jatuh butiran hujan.

Kecepatan hujan yang dapat terukur

adalah 7,303 m/dt pada tekanan 2,5 psi

dan

9,082

m/dt

pada

tekanan

6,5

psi.

Harga

tekanan

pada

alat

ukur

rainfall

simulator dapat dipergunakan untuk

mengatur

kecepatan

hujan

yang

jatuh

dengan mudah karena hubungan tekanan

dengan

kecepatan

jatuh

butiran

hujan

adalah linier.

Energi kinetik

Hubungan tekanan dengan energi kinetik ditunjukkan pada Gambar 5. Hasil penelitian dari tekanan 2.5 psi sampai dengan 6.5 psi dengan energi kinetik mengikuti persamaan Y= 0.026x+ 0,1174. -0.3CD

Im

^021X1

S I

^0.150

cO.IGO " i-'-r -j • •. 2 4 5 T<kaAui(P$i) 4 BiergiKneft —liieslBHgiNneS;)

Gambar 5. Hubungan tekanan dengan energi kinetik

Besarnya koefisien regresi r=0,981 (ditampilkan pada Lampiran 1), hal ini menunjukan bahwa tekanan mempunyai hubungan Iangsung dengan energi kinetik, karena r>0.6 dan r<l. serta mempunyai hubungan sangat erat dengan koefisien diterminasi R"= 0.962. Selanjutnya bahwa

residual terstandarisasi menunjukkan

bahwa tidak mempunyai harga yang berada pada nilai absolut 3. maka dikatakan hubungan tekanan dan energi kinetik adalah linier, demikian juga jika dilihat Lampiran 6 menunjukkan linieritas dari hubungan tekanan dan energi kinetik. Dari hasil tesebut dengan pengaturan tekanan maka pendugaan energi kinetik pada rainfall simulator dapat dioperasikan dengan mudah, untuk pendugaan energi. Pasangan tekanan dan energi terendah adalah 2,5 psi dengan tekanan 0,132

MJ/ha.mm

dan

tertinggi

sebesar

0,279

MJ/ha.mm pada tekanan 6,5 psi.

Evaluasi Kinerja Rainfall Simulator

Koefisien keseragaman {Coefficient of Uniformity (CU) dan Keseragaman Distribusi (DU) adalah parameter yang penting pada evaluasi kinerja rainfall simulator, irigasi curah dan irigasi tetes.

Nilai koefisien keseragaman yang tinggi menunjukkan tampungan air hujan buatan yang dapat ditangkap adalah seragam. Besar koefisien keseragaman ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Koefisien keseragaman (CU) dan distribusi keseragaman (DU)

No P(psi) UC (%) (DU) (%) 1 2,5 95,82 98,48 2 3.0 96,69 98.08 3 3,5 98,28 99.16 4 4.0 93,42 99.27 5 4.5 99,07 99,43 6 5,0 99,38 99,68 7 5.5 99,22 99,61 8 6.0 98,56 99.16 9 6,5 97,75 99,32

Variasi intensitas hujan yang ditunjukkan oleh koefisien keseragaman (CU) terendah 96,82% yang terjadi pada tekanan 2,5 psi dan tertinggi pada nilai koefisien keseragaman 99.38%. Hasil ini menujukkan nilai yang sangat baik karena koefisien keseragaman diatas 95% artinya tingkat penyimpangan baku tidak lebih dari 5%. Nilai koefisien keseragaman menun jukkan tingkat keseragaman intensitas hujan pada saat pengoperasian rainfall simulator. Hasil yang dicapai rainfall s/-mulator menunlukkan perilaku yang sangat baik dengan nilai CU diatas 80%. Menurut Moore et al (1983) nilai keseragaman dipengaruhi rerata debit keluaran rainfall simulator, semakin besar penyimpangan maka nilai koefisien keseragaman makin

kecil. Jika dilihat dari nilai koefisien

keseragaman hasil pengujian rainfall simulator ternyata dapat memberikan intensitas hujan yang seragam, dengan kesalahan terbesar adalah 4,18%.

(6)

Kalibrasi dan Evaluasi Kinerja Rainfall Simulator {^?^vnb^ng Rahadi. dkk)

Keseragaman distribusi pada semua

tekanan lebih besar dari 98%. Hasil

penelitian menunjukkan DU terendah adalah 98,18% pada tekanan 3,0 psi dan DU tertinggi adalah 99,68 pada tekanan pada tekanan 5.0 psi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai air hujan buatan yang

didistribusikan

terdapat

kesalahan

2%

dari operasi keluaran hujan buatan. Menurut Merriam (1980), nilai kesera gaman distribusi di atas 70% dikatakan sangat baik, karena hanya 30% air tampungan keluaran rainfall simulator yang tidak mempunyai keseragaman sama. Sehingga secara umum, hasil rainfall simulator dapat dinyatakan mempunyai

kinerja baik.

KESIMPULAN

Hubungan tekanan dengan intensitas hujan, diameter tetesan dan energi kinetik

adalah linier. Koefisien keseragaman pada

berbagai tekanan (2,5 psi sampai dengan 6,5 psi dari ray/?/^//menunjukkan koefisien keseragaman diatas 83,15%. Keragaman Distribusi pada berbagai tekanan (2,5 psi sampai dengan 6,5 psi dari rainfall simulator menunjukkan nilai lebih besar 72,53%. Rainfall Simulator mempunyai kinerja yang baik dengan koefisien keseragaman diatas 80% dan nilai keseragaman distribusi diatas 70%.

DAFTAR PUSTAKA

Blanquis, L.. M. Scharff, and B. Hallock. 2006. The Design and Construction of

Rainfall Simulator.

1998. Gal Poly

State University San Luis

Obispo.

California.

Chow, V.T.. D.R. Maidment. and L.W.

Mays.

1988.

Applied

Hydrology.

Mc.Graw-Hill

Book

Company.

New

York.USA.

Frasier, G. W., M.A. Weltz, and L. Weltz. 1997. Rainfall Simulator Run Off

Hydrograph Analysis. U.S.

Departement of Agricultural Rearch

Service, Fort Collin.

Hadi, M. P. 2006. Pemahaman

Karakteristlk

Hujan

sebagai

dasar

Pemilihan

Model

Hidrologi.

Laboratorium Hidrologi dan Kualitas Air. Forum Geografi 20: 13-26.

Meyer,

L.D.

and

D.L.

McCune.

1958.

Rainfall Simulator for Runoff Plots.

Agricultural Engineering: 10.644-648.

Meyer, L.D. and W.C.

Harmon. 1 979.

Multiple-Intensity Rainfall Simulator

for Erosion Research on row

Sideslopes.

Transcation

of

The

American

Society

of

Agricultural

Engineers 22:100-103.

Merriam, J.L. 1980. Evaluation Irrigation System and Practice. Irrigation Prctice. Polytecnic State University. San Luis Obispo. California.

Moore, I.D, M.C. Hirchi, and B.J.

Barfield.

1983.

Kentacy

Rainfall

Simulator. Transaction of The ASAE. 83:1085-1089.

USA, www. iblaauis@calpolv. edu

Stone, J. and G. Paige. 2005. Variable

Rainfall Intensity Rainfall Simulator

Experiments

on

Semi-arid

Rangelands.

U.S.

Department

of

Agriculture,

Agricultural

Research

Service. Southwest Watershed Research Service, Tucson,AZ 85719.

www.istone@tucson.ars.ag.gov.

Thomas, N.P., A. Samir, and El Swaify. 1989. Construction and Calibration of Rainfall Simulator. Journal of

Agricultural

Engineering

Research

43:1-9.

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 9 No.3 (Desember 2008) 190-198

LAMPIRAN

Lampiran 1.

determinasi

Koefisien regresi dan

Hubungan Koefisien Koefisien

Regresi (r) Ditermina

si (R^)

Tekanan- 0,948 0,899 Intensitas hujan Tekanan- 0,998 0,995 Diameter Tetesan Tekanan-Masa 0,991 0,995 hujan Tekanan- 0,992 0,849 Kecepatan Jatuh Tekanan- 0,981 0,962 Energi Kinetik

Lampiran 2. Residual terstandarisasi dan linieritas tekanan dengan intensitas

Scatterplot

Dependent Variable: TEKANAN

•2.0 -I.B -1.0 -.6 0 0

Regression Studentized Residual

Normal P-P Plot of Regression Stand

Dependent Variable; TEKANAN

O.OO .25 CO

Oboorvod Cum Prob

Lampiran 3. Residual terstandarisasi dan linieritas tekanan dengan diameter

Scatterplot

Dependent Variable: TEKANAN

Rogresalon Studentized Residual

Normal P-P Plot of Regression Stand Oeper^ent Variable; TEKANAN

Oboorvod Cum P r o b

Lampiran 4. Residual terstandarisasi dan linieritas tekanan dengan masa

Scatterplot

Dependent Variable: TEKANAN

-2.0 -1.5 -1.0 -.5 0.0

Regression Studentized Residual

Normal P-P Plot of Regression Stand

Dependent Variable: TEKANAN

0 00 2S SO 7S too Obsotvod Cum Prob

(7)

Kalibrasi dan Evaluasi Kinerja Rainfall Simulator iB?\xx\b^ng, Rahadi. dkk)

Lampiran 5. Residual terstandarisasi dan

linieritas tekanan dengan kecepatan

Scatterplot

Dependent Variable: TEKANAN

Rogrosalon Studontlzod Rostduat

Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: TEKANAN

0.00 25 .50 .75 1.00

Obsorvod Cum Prob

Lampiran 6. Residual terstandarisasi dan linieritas tekanan dengan energi

Scatterplot

Dependent Variable: TEKANAN

198

S l u d a n l i a o d R e s i d u a l

Normal P-P Plot of Regression Stano Dependent Variable: TEKAlstAN

Observed Cum Prob

•m i'

I

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 9 No.3 (Desember 2008) 199-206

INAKTIVASI

MIKROB DENGAN KOMBINASI METODE KEJUT MEDAN "

LISTRIK DAN PEMANASAN PADA AIR KELAPA

iCocos nudfera)

SEBAGAI BAHAN BAKU MINUMAN ISOTONIK

Microbes Liactivation by Combination ofPulsed Electric Field

and Heat Treatment on Coconut Water for Isotonic Drink

Ella Saparianti*. Harijono, dan Budi Dwi Wulandari

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian-Pakultas Teknologi Pertanian - Universitas

Brawijaya

Jl. Veteran - Malang

♦Penulis

korespondensi^ email ella_thpub@yahoo.com

Abstract

Pulsed electric Jield is one of non-thermcdfood preservation method. Pulsed electric

field has more advantages than thermal preservation. It can inactivate microbe without

reducing flavor, taste, and nutrition, compared to traditional thermal sterilization.

Coconut water contains natural electrolytes. There are some recognized benefits of

coconut water, one of them is as a natural isotonic drink.

The aim of this research were to understand the effectiveness of microbe inactivation

with pulsed electric field with or without heat treatment on coconut water, and to

^^ru^rstand chemical changes of this process.

Ebq)erimental design used in this

research was randomized block design with 2 factors. Thefirstfactor was pretreatment

(heat treatment and without heat treatment and the secondfactor was the magnitude of

electricfield which were 0,60; 0,75; 1,20, and 1,50 kV/cm).

Pulsed electricfield of 1,50 kV/cm without heat treatment reduced total microbes of

3 log cycles and total of E. colt of 2 log cycles. Heat treatment could reduce total

microbes of 2 log cycles. Whereas pulsed electric field combined with heat treatment

reduced total microbes of 5 log cycles and destroyed E. colt Pulsed electric field with

heat treatment was in microbi^ and E. colt inactivation than without heat treatment, but

this treatment decreased sodium and potassium content of coconut water. Pulsed

electric field with heat treatment produced more reducing sugar and decreased more

vitamin C than without heat treatment

Key words: pulsed electricfield, heat treatment isotonic drink, coconut water

PENDAHULUAN

Peningkatan permintaan terhadap produk pangan yang segar menyebabkan

peningkatan dalam pengembangan inovasi

metode pengawetan pangan non termal

(Odriozola-Serrano et al, 2009). Metode

kejut medan listrik merupakan salah satu metode preservasi pangan nontermal yang merupakan alternatif bagi pengawetan termal (Corte's et al., 2008; Elez-Martinez et al., 2006). Kejut medan listrik dapat menginaktifkan mikrob dan enzim tanpa menyebabkan perubahan flavor, warna, rasa dan komponen nutrisi

(Mertens dan Knorr, 1992) Kejut medan listrik ini mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan preservasi termal yang biasanya timbul jika menggunakan pasteurisasi atau sterilisasi termal tradisional (Jayaram et al, 1992).

Pemanasan merupakan metode preservasi termal yang dapat menginaktivasi mikrob tetapi juga dapat merusak rasa, wama, tekstur dan sifat fisik lain dari bahan pangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

efektifitas inaktivasi mikrob dan

meminimumkan kerusakan nutrisi, maka

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Peserta KB Aktif menurut tempat pelayanan pada bulan Oktober 2013, pelayanan di Pemerintah sebanyak 349.897 peserta dan di Swasta sebanyak 257.007 peserta, sedangkan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai nasib UMKM selama pandemi Covid-19, peran penting Financial Technology (Fintech) syariah untuk pendanaan UMKM di Indonesia, keberadaan

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan perundang-undangan tersebut, menurut Pihak Terkait, Mahkamah Konstitusi tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara perselisihan

8) Kuesioner yang digunakan dalam mendukung penelitian ini yaitu kuesioner analisis pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun, nantinya

Dirhinus giffardii (Hymenoptera, Chalcididae), affecting Black Soldier Fly (Hermetia illucens) (Diptera, Stratiomyidae) production systems in Tanzania, review on its hosts and

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya, sehingga laporan akhir jalur magang ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan

8 Persamaan hasil penelitian ini dikarenakan pekerja yang sudah lama bekerja akan mepunyai risiko lebih besar untuk terjadinya kelelahan mata karena lebih lama

Isi dari kuisioner tersebut adalah tentang lama duduk ialah posisi yang dalam keadaan statis dalam waktu yang relatif lama pada pemain game online dan gejala