• Tidak ada hasil yang ditemukan

pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Store Atmosphere

2.1.1 Pengertian Store Atmosphere

Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual,

pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam membeli barang (Utami, 2006). Menurut Kotler (2005) “Atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli”. Store Atmosphere menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Menurut Christina Widhya Utami (2010) “Suasana Toko (Store Atmosphere) merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperature, music, aroma secara menyeluruh akan menciptakann citra dalam bentuk konsumen”. Benyamin Molan (2004) “Suasana toko (store atmosphere merupakan unsur lain dalam perasenjataan produk. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang membuat orang bergerak di dalamnya dengan susah dan mudah”. Sutisna (2005) mengatakan store atmosphere adalah “penataan ruang dalam

(instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi

pelanggan”.

2.1.2 Cakupan Store Atmosphere

Cakupan strategi Store atmosphere bisa dikelompokan menjadi Instore dan Outstore.”Store atmosphere bisa dipahami sebagai penataan ruang dalam

(2)

(Instore) dan ruang luar (Outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi

pelanggan”,(Sutisna, 2005). (a) Instore Atmosphere

Instore Atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam ruangan yang

menyangkut:

1) Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak meja kasir, dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound.

2) Suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music yang disajikan restoran dan alunan suara musik dari sound system.

3)Bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk menciptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan menuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan.

4) Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding ruangan.

5) Desain interior bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam restoran kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung dengan ruas jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar counter, penataan meja, penataan lukisan-lukisan, dan sistem pencahayaan dalam ruangan.

(b). Outstore atmosphere

Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar ruangan yang

(3)

1) External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas restoran diluar ruangan yang meliputi tata letak parker pengunjung, tata letak papan nama, dan lokasi.

2) Tekstur merupakan tampila n fisik dari bahanbahan yang digunakan bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur dinding bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar ruangan.

3) Desain eksterior bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar ruangan.

2.1.3 Elemen Store Atmosphere

Menurut Barry dan Evans (2004), “Atmosphere can be divided into

several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak

ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini:

1) Exterior (bagian luar toko)

Exterior adalah desain bagian paling luar. Exterior ini biasanya memberikan

kesan pertama terhadap toko, karena bagian ini adalah yang pertama dilihat oleh pengunjung.

Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari

(4)

menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. Element-elemen exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:

a. Storefront (Bagian Muka Toko)

Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko.

b. Marquee (Simbol)

Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memejang nama atau

logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat berbedea, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.

c. Entrance (Pintu Masuk)

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundangkonsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen.

d. Display Window (Tampilan Jendela)

Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut

(5)

sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya.

e. Height and Size Building (Tinggi dan UkuranGedung)

Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadaptoko tersebut. Misalanya, tinggi langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olahlebih luas.

f. Uniqueness (Keunikan)

Keunikan suatu toko bisa dihasilakan daridesain bangunan toko yang lain dari yang lain.

g. Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)

Keadaan lingkungan masyarakat diaman suatu toko berada, dapat mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan memiliki citra yang kurang baik, maka toko yang lain pun akan terpengaruh dengan citra tersebut.

h. Parking (Tempat Parkir)

Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan menciptakan Atmosphere yang positif bagi toko tersebut.

2) General Interior (bagian dalam toko)

General Interior adalah display suatu restoran yang membuat pengunjung

merasa nyaman berada di restoran. Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian konsumen dan akhirnya melakukan pembelian. Desain interior dari suatu toko harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu meraka

(6)

agar mudah mengamati,memeriksa, dan memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian. Ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi konsumen pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari:

a. Flooring (Lantai)

Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting, karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.

b. Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)

Setiap toko harus menpunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Scent and Sound ( Aroma dan Musik)

Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stress sambil menikmati makanan.

d. Fixture (Penempatan)

Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena penempatan meja yangsesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang berbeda pula.

(7)

e. Wall Texture (Tekstur Tembok)

Teksture dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.

f. Temperature (Suhu Udara)

Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agara udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin.

g. Width of Aisles (Lebar Gang)

Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.

h. Dead Area

Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal : pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan.

i. Personel (Pramusaji)

Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.

j. Service Level

Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih bahsakan oleh Teguh,Rusli, dan Molan (2000) adalah self service, self selection, limited

service, dan full service.

k. Price (Harga)

Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.

(8)

3) Store Layout (Tata Letak Toko)

Store Layout adalah pengelolaan dalam hal penentuan lokasi dan fasilitas

restoran. Pengelolaan toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seef toko. Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout adalah sebagai berikut:

a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers. Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:

1. Selling Space (Ruangan Penjualan)

Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan pramusaji.

a). Personnel Space (Ruangan Pegawai)

Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji seperti tempat beristirahat atau makan.

b). Customers Space (Ruangan Pelanggan)

Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti toilet, ruang tunggu.

b. Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)

Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu: 1. Grid Layout (Pola Lurus)

(9)

2. Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)

Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk.

3. Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)

Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.

4. Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)

Pola yang paling sederhana dimana barang-barang diletakkan dengan bebas.

4) Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)

Display adalah suatu dekorasi yang dapat menjadi ciri khas dan dapat

memikat konsumen. Display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri dari :

a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)

Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi toko atau meminta pramusaji berpakaia sesuai tema tertentu.

b. Wall Decoration (Dekorasi Ruangan)

Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau poster yang ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat meningkatkan suasana toko.

(10)

Menurut Levi dan Weitz (2000), Ketika hendak menata atau mendekorasi ulang sebuah toko manajer harus memperhatikan tiga tujuan dari atmosphere berikut:

1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara keseluruhan. 2. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu yang sebaik-baikanya sesuai dengan dana yang dianggarkan .

2.2 Teori-teori tentang Perilaku konsumen 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat terlebih dahulu apa yang mereka pikirkan(kognisi) dan mereka rasakan(pengaruh), apa yang mereka lakukan(perilaku), dan apa serta dimana atau kejadian di sekitar (Setiadi,2003).

Perilaku Konsumen adalah dinamis. Hal itu menunjukkan bahwa perilaku seorang konsumen selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalaha bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk atau individu.

(11)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan Pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dan embeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan.

a. Faktor Kebudayaan 1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

2. Sub- budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

3. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tesusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai , minat dan perilaku yang serupa.

b. Faktor Sosial

1. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseoraang.

(12)

2. Keluarga

Keluarga dapat dibedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah keluarga orientasi yaitu orang tua seseorang yang mendapatkan pandangan tentang ekonomi, harga diri, dll. Kedua yaitu keluaarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif

c. Faktor Pribadi

1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dubentuk olehtahap siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi adalah pendapatan yang dibelanjakan , tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

(13)

4. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

5. Kepribadian dn konsep diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadaplingkungan yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.

2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen 2.2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Menurut Setiadi (2008), keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya. Menurut Kotler dan Armstrong (2003) keputusan pembelian adalah saat konsumen membeli suatu produk dalam waktu tertentu. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yaitu , “Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”.

(14)

2.2.3.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler & Keller (2009), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang−rasa lapar, haus naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu pemikiran untk melakukan pembelian.

2. Pencarian Informasi

Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian Internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti yang dapat diterima bila perlu.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah dilaksanakan.

(15)

Pada proses keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Setiadi ( 2003) Gambar 2.1

Skema Tahapan Pembelian

2.2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal. Menurut Supranto, J. & Limakrisna, Nandan, 2007) , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan factor eksternal meliputi: budaya, sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, family.

a. Faktor-faktor internal

Faktor internal merupakan factor dari dalam individu yang memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap keputusan individu. Pengaruh yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternative produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi :

1) Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya (Kotler, 2005).

Evaluasi alternatif Pengenalan masalah Pencarian informasi Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian

(16)

2) Pembelajaran

Pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007)

3) Memori

Memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently) diaktifkan atau dipergunakan (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007).

4) Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suati motif (motive) merupakan kostrak (construck) mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007)

5) Kepribadian

Kepribadian (personality) merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang

(17)

dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007).

6) Emosi

Emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007). Perasaan tersebut dapat berupa kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan sebagainya.

7) Sikap

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan, Ujang, 2004).

b. Faktor-faktor eksternal 1) Budaya

Budaya (culture) adalah keseluruhan yang kompleks (complex whole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, snei, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007) 2) Sub budaya

Sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama- sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas, jadi akan

(18)

dipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007).

3) Demografis

Demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural (Supranto,J. & Limakrisna, Nandan, 2007).

4) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut (Ujang Sumarwan, 2002). 5) Kelompok Rujukan/ Acuan

Kelompok Rujukan/Acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku (Ujang Sumarwan, 2002).

6) Keluarga

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anakatau cucu), dan adopsi (Ujang Sumarwan, 2002).

(19)

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Suvi Goman (2005) Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian pada Resto Solaria Carefour Pdang Bulan Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian

Dari hasil pembahasan menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis yaitu uji F, menunjukkan bahwa Fhitung(48,038) > Ftabel(2,99). Hal ini menunjukkan bahwa instore dan outstore terhadap keputusan

pembelian konsumen sebesar 49,8%. Nilai thitung untuk instore dan outstore yaitu sebesar

2,091 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ttabel yaitu sebesar 1,663. Nilai koefisien

determinasi parsial untu instore lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di resto Nine dibandingkan dengan

outstore atmosphere. Rubiyanti (2004) Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada China Emporium Factory Outlet Medan Fair Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian

Hasil penelitian tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik, yaitu dengan korelasi Rank Spearman, koefisien diperoleh nilai 0,53 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan searah antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa store

atmosphere mampu mempengaruhi tingkat

keputusan pembelian konsumen sebesar 28%, sedangkan sisanya 72% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan analisis uji hipotesis diperoleh thitung sebesar 6,18 lebih

besar daripada ttabel sebesar 1,663 yang berarti

bahwa store atmosphere memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Permana (2008) Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan pembelian pada Konsumen Air Plane System Medan Fair Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian

Hasil penelitian tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik, yaitu dengan korelaasi Rank Spearman, koefisien determinasi r dan statistik uji t. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelai Rank Spearman (rs), maka diperoleh rs sebesar 0,53. Berdasarkan hasil perhitungan analisis iji hipotesis, diketahui nilai thitung sebesar 5,81

dan nilai ttabel sebesar 1,664 artinya terdapat pengaruh antara store atmosphere dengan

(20)

Wan Sheila Baros (2009) Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan pembelian konsumen pada Ranch 57 Cafe & Resto Medan Fair, Medan Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian

Teknik pengambilan sampel secara probabilitas samping, meliputi sampling aksidental. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikasi 0,001. Dengan menggunakan batas signifikasi 0,05 dan nilai nya lebih kecil sehingga arah koefisien positif. Dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa

store atmosphere memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dapat diterima.

2.4 Kerangka Konseptual

Bisnis kuliner saat ini telah mengalami perkembangan yang sagat pesat. Banyak para pebisnis saat ini melihat peluang yang cukup menejanjikan pada bisnis kuliner ini. Rumah makan, resto serta cafe-cafe telah menjamur di kota Medan. Produk ataupun makanan yang dijual antara yang satu dengan yang lainnya hampir sama. Namun, di balik kehomogenan tersebut terdapat hal-hal menarik untuk dicermati. Dalam menghadapi persaingan bisnis resto tersebut alternatif yang harus dilakukan adalah dengan memberikan suatu yang berbeda dan yang menarik perhatian konsumen agar mau menjadikan resto tersebut sebagai pilihan yang tepat. Strategi yang harus dilakukan adalah membuat Store

Atmosphere yang dapat membatu sebuah resto akan selalu merekat di pikiran

konsumen. Elemen-elemen dari kreativitas penataan sebuah tempat seringkali memengaruhi proses pemilihan tempat dan niat beli konsumen. Dengan penataan

store atmosphere diharapkan tercipta suasana dan lingkungan yang kreatif,

menarik serta membuat konsumen merasa nyaman dan menjadikan resto tersebut sebagai pilihan utama dalam bersantap dan bersantai.

(21)

Store atmosphere terdiri atas empat sub variabel, yaitu general interior

membuat suasana didalam restoran menjadi nyaman. Hal ini disebabkan elemen

instore ditata dan disesuaikan agar konsumen merasa betah dan menikmati

makanan di restoran. Sebagai contoh pemilihan lantai dipilih dengan corak putih agar kesan bersih dapat dimunculkan, suhu dijaga agar tetap sejuk sehingga konsumen merasa nyaman. Variabel store atmosphere pada Interior Display. Restoran memberikan tambahan aksesoris-aksesoris pada instore restoran agar tercipta suasana dan ciri khas. Dengan strategi ini diharapkan konsumen akan tertarik dan teringat dengan aspek instore restoran sehingga dapat mendorong terjadinya pembelian. Variabel store atmosphere pada penataan exterior restoran. Bagian luar restoran adalah bagian yang pertama kali dilihat oleh konsumen. Dengan penataan exterior yang bagus, unik dan menarik maka konsumen akan tertarik dan penasaran dengan restoran tersebut sehingga muncul keinginan untuk mengunjunginya. Selanjutnya diharapkan konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian dan menjadi konsumen setia dari restoran. Variabel store

atmosphere pada penataan store layout. Store layout ditata sehingga konsumen

merasa leluasa dan betah untuk menghabiskan waktu di restoran. Penataan tersebut dapat meliputi penataan jarak antar meja, penataan lalu lintas konsumen, dan penataan alokasi karyawan.

Keempat sub variabel store atmosphere yang tergabung ke dalam strategi

store atmosphere dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Suasana

lingkungan yang tercipta dari penerapan store atmosphere dapat digunakan sebagai ciri khas dan pembeda dengan yang lain. Selain itu, suasana lingkungan

(22)

juga bisa dijadikan alat untuk menarik kelompok yang spesifik dari konsumen yang menjadikan makan dan minum tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan akan tetapi juga lifestyle dan tuntutan gaya hidup. Dengan suasana yang mendukung, diharapkan akan tercipta kepuasan dari para konsumen, sehingga akan berdampak tercapainya loyalitas konsumen. Hal ini sangat penting karena jika dilihat dari prespektif jangka panjang, biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada lebih kecil daripada mencari konsumen baru. Konsep Store Atmosphere memang sangat penting dalam memenangi persaingan terutama didalam kondisi zaman yang seperti saat ini.

Berdasarkan teori tersebut maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut:

Store Atmosphere ( X ) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

X

2 (General Interior)

X

3 (Store Layout)

X

4 (Display)

Y (

KeputusanPembelian

)

X

1 (Exterior)

(23)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan, maka terdapat hipotesis sebagai berikut: “ Suasana Toko (Store Atmosphere) yang terdiri dari Exterior (X1), General Interior (X2), Store Layout (X3), Display (X4) berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Restoran Solaria Medan Fair, Medan.”

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah suatu system informasi berbasis komputer yang melakukan pendekatan

Pendidikan yang berkedudukan di Kota Kendari serta komite sekolah di tingkat satuan pendidikan dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Memanfaatkan Waktu

Ingatlah, Tuhan tidak akan mengubah nasib dan masa depan bangsa kita, bangsa Indonesia yang besar ini, kecuali kita sendiri yang mengubahnya, tentu dengan izin dan pertolongan

11 Integrated Drilling Rig Services (sub-contractor to PT. Huabei Petroleum Service) Pengadaan Jasa Jambi, Sumatera August – October 2015 Ranhill Jambi Inc. Bohai

ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan dan arsip dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia bidang kesehatan mempunyai sasaran kegiatan yaitu : 1. meningkatnya

Penerapan Algortima Greedy Untuk Penukaran Uang Rupiah ini dapat dipakai di bank-bank dimana fungsinya untuk masalah penukaran uang agar petugas tidak membutuhkan

Berbeda dengan ketika proses mengadon atau menggoreng donat, aktifitas menggambar karakter pada donat lebih membutuhkan perhatian khusus, karena cara untuk

Pengambangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Memanfaatkan Potensi Lingkungan Tempat Tinggal untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat diselesaikan dengan baik5. Skripsi