• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
257
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM

2013 SUBTEMA MEMANFAATKAN POTENSI LINGKUNGAN

TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Adelia Chrisnanda NIM: 101134083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM

2013 SUBTEMA MEMANFAATKAN POTENSI LINGKUNGAN

TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Fransisca Adelia Chrisnanda NIM: 101134083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kedua orang tua saya. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. 4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd.

5. Teman satu tema dan satu seperjuangan.

(6)

v

MOTTO

Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya kamu akan menangis

dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan

berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.”

(Yoh 16:20)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

~ Aristoteles ~

Hanya kebodohan meremehkan pendidikan.

~ P. Syrus ~

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

~ Lessing ~

Hidup adalah gabungan antara bahagia dan derita. Ia adalah

menguji keteguhan iman seseorang. Malangnya bagi mereka yg

hanya mengikut kehendak hati tidak sanggup menerima

penderitaan.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juli 2014 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Adelia Chisnanda

Nomor Mahasiswa : 101134083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Memanfaatkan Potensi Lingkungan Tempat Tinggal untuk Siswa Kelas IV SD.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Juli 2014 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM

2013 SUBTEMA MEMANFAATKAN POTENSI LINGKUNGAN

TEMPAT TINGGAL UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Studikasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2010,Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Fransisca Adelia Chrisnanda

Universitas Sanata Dharma 2014

Bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas IV belum banyak dikembangkan dalam pendidikan usia Sekolah Dasar. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dilakukan jenis penelitian pengembangan (R&D) tentang bahan ajar tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuat bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV SD. Instrument yang digunakan dalam penelitian berupa pedoman wawancara dan kuesioner.

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi dari Kemp, Borg and Gall. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Bahan ajar diuji cobakan pada 10 orang siswa kelas IV SD N Depok 2 semester genap tahun ajaran 2013/2014 untuk mengetahui kualitasnya. Prosedur pengembangan bahan ajar ini melalui 7 tahap, yakni (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal untuk siswa kelas IV SD menghasilkan bahan ajar yang sangat baik. Bahan ajar dikembangakan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik, dan metodologi menurut pakar Kurikulum SD 2013, guru SD kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013, dan sepuluh orang siswa kelas IV SD N Depok 2 bahan ajar memperoleh skor rata-rata 4,23 dari rentang skor 1 sampai 5 dan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 kelas IV semester genap.

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING MATERIALS BASED ON THE

CURRICULUM OF 2013 SUBTHEME HARNESSING THE

POTENTIAL OF NEIGHBORHOOD FOR 4

th

GRADE

STUDENTS

A Case Study on the Students of Elementary Teacher Education Study Program 2010 Academic Year, The Departement of Education Science,

Sanata Dharma University.

Fransisca Adelia Chrisnanda Sanata Dharma University

2014

Learning materials refers to the Curriculum of 2013 for 4thgrade education

has not yet been developed in the elementary school. Therefore, it was established a developmental research of these learning materials. The objective of this research was develop learning (R&D) materials based on 2013 curriculum subtheme harnessing the potential of neighborhood for 4th grade students. The

instruments that are used in this research are interview and quesioner.

The research used development procedure of modified Kemp, Borg and Gall were used in this research. Learning materials has been developed using a thematic integrative approach, scientific approach, authentic assessment, and character education based on local culture. Learning materials were tested on 10 students of 4th grade SD N Depok 2 second semester of the 2013/2014 academic

year to determine its quality. The development procedure of the teaching materials used in this research was through 7 stages, namely (1) potency and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) expert validation, (5) the revision of the design, (6) the trial of the design, (7) the revision of the design, until producing the final curriculum 2013 for the 4thgrade students of elementary school.

The results showed that the learning materials based on the Curriculum of 2013 subtheme harnessing the potential of neighborhood for 4th grade students

yielding a good learning materials concept. This learning materials were developed in the terms of aspects of the purposes and approaches, design and organization, content, topics, and methodologies according to curriculum experts of the elementary school in 2013, 4th grade elementary school teacher who has

been carrying out the elementary school curriculum in 2013, and 10 students of grade 4 which had mean score of 4.23 from score range 1-5. It was included in the category of "Very Good". Thus, it can be concluded that this learning materials was reasonable for use in curriculum 2013 learning for second semester of 4th

grade.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengambangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Memanfaatkan Potensi Lingkungan Tempat Tinggal untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi karena adanya bimbingan, bantuan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD. 3. Emanuela Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

6. Para dosen dan staff ahli yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Kepala sekolah dan guru kelas IV SD N Ungaran 1, selaku orang yang di wawancara dan berkontribusi dalam analisis kebutuhan.

(12)

xi

9. Dra. Maslichah Asyari, M.Pd., selaku validator pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan konstribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

10. Sri Sunarti, S.Pd., selaku guru SD kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013 dan telah memberikan konstribusi juga bantuan dalam penelitian ini.

11. Istutik Zuwanti, S.Pd., selaku guru SD Kelas IV SD N yang telah memberikan konstribusi dan bantuan dalam penelitian ini.

12. Sepuluh orang siswa kelas IV SD N Depok 2 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerja sama selama penelitian berlangsung.

13. Kedua orang tuaku, Romanus Krismantoro dan Maria Goreti Nurjayati yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.

14. Teman-temanku satu perjuangan skripsi payung Kurikulum 2013 yang berjumlah 26 orang, serta teman-temanku PGSD 2010 kelas D, suka duka bersama kalian adalah bagian dari pendewasaanku.

15. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan, dukungan dan doanya selama ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurnanya skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima kasih

Yogyakarta, 10 Juli 2014 Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi

PERNYATAAN KEASLIAN... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Istilah ... 5

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Kurikulum 2013... 7

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 ... 7

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif... 18

(14)

xiii

2.1.1.4 Penilaian Otentik... 27

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal... 32

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar... 36

2.2 Penelitian yang Relevan ... 43

2.3 Kerangka Berpikir ... 45

2.4 Pertayaan Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Prosedur Pengembangan ... 47

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 49

3.2.2 Pengumpulan Data ... 49

3.2.3 Desain Produk ... 49

3.2.4 Validasi Ahli ... 50

3.2.5 Revisi Desain ... 50

3.2.6 Uji Coba Desain ... 51

3.2.7 Revisi Desain ... 51

3.3 Waktu Penelitian... 52

3.4 Uji Coba Produk ... 52

3.4.1 Desain Uji Coba... 52

3.4.2 Subyek Uji Coba ... 53

3.4.3 Instrumen Penelitian... 53

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Analisis Kebutuhan ... 58

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Guru... 59

4.1.2 Data Analisis Dokumen... 60

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 60

4.2.1 Silabus... 61

(15)

xiv

4.2.3 Bahan Ajar ... 62

4.3 Data Uji coba dan Revisi Produk ... 64

4.3.1. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 64

4.3.2 Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV yang Sudah Melaksanakan Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 66

4.3.3 Data Hasil Validasi Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk 68 4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Hasil Validasi Lapangan... 71

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan... 72

4.4.1 Bahan Ajar... 72

4.4.2 Pembahasan... 74

BAB V PENUTUP ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 80

5.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 85

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perbandingan Penilaian Autentik dan Penilaian Tradisional 29 Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang

Direvisi... 37 Gambar 3. Bagan Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar Kemp

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian... 51

Tabel 2. Konversi Nilai Skala Lima ... 54

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima ... 56

Tabel 4. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 58

Tabel 5. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 65

Tabel 6. Komentar Guru SD Kelas IV SD N 2 Cawas dan Revisi ... 66

Tabel 7. Komentar Guru SD Kelas IV SD N Godean 1 dan Revisi... 67

Tabel 8. Saran Perbaikan Validasi Lapangan ... 72

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Survei Analisis Kebutuhan... 85

Lampiran 2. Web Bulanan ... 87

Lampiran 3. Web Mingguan... 88

Lampiran 4. Web Harian ... 89

Lampiran 5. Silabus ... 95

Lampiran 6. RPP Pembelajaran 1 sampai 6 ... 120

Lampiran 7. Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 196

Lampiran 7.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 200

Lampiran 8. Hasil Validasi Guru SD Kelas IV... 204

Lampiran 8.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru SD Kelas IV... 212

Lampiran 9. Hasil Validasi Siswa Kelas IV SD... 220

Lampiran 9.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas IV SD... 230

Lampiran 10. Foto Validasi Uji Coba Lapangan... 233

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian... 236

Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 237

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(20)

pembelajaran karena dalam hal ini siswa berperan aktif dan guru hanya sebagai fasilitator.

Wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap kepala sekolah dan guru kelas IV SD N Ungaran 1 pada hari Sabtu tanggal 7 September 2012 dan akan dipaparkan sebagai berikut, Kurikulum SD 2013 sekarang sedang diuji cobakan di beberapa SD pada kelas I dan IV. Jumlah mata pelajarannya berkurang tetapi jumlah jam pelajarannya bertambah. Pemahaman terhadap Kurikulum SD 2013 dalam hal pendekatan sains, pendidikan karakter, dan penilaian otentik sudah baik. Pendekatan saintifik yang diterapkan dalam kurikulum ini saling bertautan. Penilaian otentik untuk kurikulum ini dirasa masih sulit dilakukan dikarenakan guru masih harus benar-benar mendalami dan mengenal sungguh-sungguh siswanya. Dalam penilaiannya harus benar-benar paham dengan jenis penilaian formatif, sumatif, produk dan lisan. Pendidikan karakter yang berhubungan dengan sikap, etika, budi pekerti, dan sopan santun ini diintergasikan dengan mata pelajaran lain baik ekstrakurikuler maupun intrakurikuler. Kurikulum SD 2013 dengan budaya lokal sudah ada kesesuaian dan sudah ada upaya pengembangan. Namun, dalam pengembangannya guru belum bisa sepenuhnya karena minimnya panduan dan informasi yang diberikan oleh pemerintah.

(21)

perangkat-perangkat bahan ajar yang ada sekarang tidak sesuai dengan ketentuan yang baru. Bahan ajar yang ada saat ini perlu disempurnakan karena belum ada keterkaitan antara kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator. Materi yang ada belum sesuai dengan pembelajaran dan kondisi sekolah. Terutama dalam tema daerah tempat tinggal, guru harus kreatif menyesuaikan materi dalam buku dengan daerah di sekitar siswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman siswa. Guru berharap minimal setahun sekali Kurikulum 2013 ini dievaluasi dalam hal luas sempitnya materi, kesesuaian materi terhadap kelas dan format penilaian agar kedepannya.

Melihat dari masalah-masalah yang ada maka peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal dimana dalam bahan ajar tersebut menekankan pada pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal. Dalam bahan ajar ini pada penyusunannya perangkat pembelajarannya disesuaikan dengan standar yang terbaru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(22)

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema memanfaatkan potensi lingkungan tempat tinggal mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman dan modal sebagai bekal ketika menjadi guru kelak.

1.4.2 Bagi guru, bahan ajar ini dapat memberikan pengalaman dan pengenalan kepada guru terhadap Kurikulum SD 2013.

1.4.3 Bagi sekolah, pengembangan ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang bentuk dari pembelajaran Kurikulum SD 2013.

(23)

1.4.5 Bagi prodi PGSD, produk ini dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan bahan ajar Kurikulum SD 2013.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan beberapa mata pelajaran yang terkait satu sama lain dan keterpaduan itu disatukan atau dikemas dalam sebuah tema yang mewakili materi dari mata pelajaran tersebut.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menekankan pada proses mengalami langsung dalam menyelidiki suatu permasalahan ilmiah yang muncul karena diawali dengan sebuah pengamatan.

1.5.3 Penilaian otentik adalah penilaian yang menekankan pada proses dalam pembelajaran dari pemberian materi pada siswa sampai hasil belajar siswa setelah dilakukannya pengujian.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mengembangkan jiwa anak menuju ke arah tindakan yang terpuji atau lebih baik.

(24)

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun sesuai dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

1. Kurikulum 2013

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Menurut Hidayat (2014:113) orientasi Kurikulum 2013 adalah

terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap

(attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Berdasarkan Kemendikbud (2013: 81) tujuan dari Kurikulum 2013

adalah mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan

hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kelebihan Kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Menggunakan pendekatan bersifat ilmiah karena ingin

(26)

didik dan proses pembelajarannya bukan transfer pengetahuan

(Mulyasa, 2013:164).

b. Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi dapat

mengembangkan penguasaaan ilmu pengetahun, keahlian dalam

pekerjaan, pemecahan masalah, dan pengembangan aspek

kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasakan kompetensi

inti tertentu (Mulyasa, 2013:164).

c. Meningkatkan dan menyeimbangkan antara kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan (Hidayat, 2013:113).

Kelemahan Kurikulum 2013 adalah guru jarang menjelaskan

karena banyak yang beranggapan kurikulum ini tidak perlu penjelasan

materi. Padahal ada beberapa mata pelajaran yang tidak cukup hanya

membaca saja.

2. Rasional Kurikulum 2013

Menurut Hidayat (2013:113) pengembangan kurikulum merupakan

bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis

pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pada Kurikulum 2013 masing-masing kelas akan disediakan

banyak tema. Rata-rata setiap tingkatan kelas mempunyai delapan tema

(27)

tahun. Guru diberi kebebasan untuk menentukan teknis pengajaran

maupun durasi waktu satu tema. Kurikulum ini lebih menekankan pada

aspek kognitif, sikap dan keterampilan melalui penilaian test dan

portofolio yang saling melengkapi.

Menurut Kemendikbud (2013:72-81), pengembangan kurikulum

perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik

tantangan internal maupun tantangan eksternal. Kurikulum 2013

dikembangkan berdsarkan faktor-faktor di bawah ini:

a. Tantangan internal (Kemndikbud, 2013: 72-73)

Tantangan internal itu terkait dengan kondisi pendidikan yang

dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8

(delapan) Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga

kependidikan, standar saran dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan

usia produktif sekarang ini, termasuk dalam tantangan internal. Hal

ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64

tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia

0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Sehingga hal ini

menjadi tantangan besar yang harus dihadapai dengan cara

(28)

diubah menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan

agar tidak menjadi beban negara.

b. Tantangan eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara

lain berkaitan dengan (Kemendikbud, 2013:74).

1) tantangan masa depan seperti, globalisai, masalah lingkungan

hidup, kemajuan teknologi informasi, ekonomi berbasis

pengetahuan, konvergensi ilmu dan teknologi, kebangkitan

industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi

dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan

transformasi pada sektor pendidikan, dan materi TIMSS dan

PISA.

2) kompetensi yang diperlukan di masa depan seperti,

kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan

kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung

jawab, memiliki minat kuat, memiliki kesiapan untuk bekerja,

dll.

3) persepsi masyarakat seperti, terlalu menitikberatkan pada

aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang

bermuatan karakter.

4) perkembangan pengetahuan dan pedagogi seperti, neurologi,

psikologi, observation based [discovery] learning dan

(29)

5) serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka seperti,

korupsi, narkoba, plagiarisme, perkelahian pelajar, dll.

c. Penyempurnaan pola pikir

Menurut Kemendikbud (2013:74) pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan masa depan hanya akan terwujud dengan

terjadinya perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir ini dilakukan

pada proses pembelajaran.

Menurut Kunandar (2014:30) kurikulum 2013 merupakan

pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang dijabarkan

sebagai berikut, 1) SKL diturunkan dari kebutuhan; 2) SI

diturunkan dari SKL melalui KI yang bebas mata pelajaran; 3)

semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan; 4) mata pelajaran diturunkan

dari kompetensi yang ingin dicapai; dan 5) setiap mata pelajaran

pada tiap kelas diikat oleh komptensi inti.

Menurut Kunandar (2014:23-24) kurikulum 2013 dikembangkan

dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut, 1) proses

pembelajaran dibuat berpusat pada siswa dan siswa harus memiliki

pilihan terhadap materi yang ingin dipelajari agar kompetensinya

sama; 2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran

interaktif; 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran

secara jejaring; 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran

(30)

menjadi belajarkelompok; 6) pola pembelajaran tunggal menjadi

pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran

berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan; 8) pola

pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran

ilmu pengetahuan jamak; dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi

pembelajaran kritis.

d. Penguatan tata kelola kurikulum

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan

menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan

peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah

kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang

terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum.

Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun

silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan

kesempatan mengembangkan proses pembelajaran.

Dari hasil monitoring dan evaluasi didapatkan selama ini guru

sulit untuk menyesuaikan alokasi waktu sesuai SI, guru mengalami

kesulitan dalam memahami kompetensi-kompetensi yang dalam

perumusannya sulit, dan dikhawatirkan jika guru saja merasa

kesulitan bagaimana dengan pemahaman siswa terhadap

kompetensi tersebut lalu kompetensi tersebut pasti tidak akan

(31)

Untuk menjamin ketercapaian kompetensi yang sesuai dengan

ketetapan dan untuk memudahkan pemantauan dan supervisi

pelaksanaan pengajaran, perlu diambil langkah penguatan tata

kelola antara lain dengan menyiapkan pada tingkat pusat buku

pegangan pembelajaran yang terdiri dari buku pegangan siswa dan

buku pegangan guru, karena guru merupakan faktor terpenting

dalam pelaksanaan kurikulum.

e. Pendalaman dan peluasan materi

Menurut Kunandar (2014:24) penguatan materi dilakukan

dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi

peserta didik.

Menurut Kunandar (2014:24-25) Kurikulum 2013 dirancang

dengan karakteristik sebagai berikut: 1) mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa

ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual

dan psikomotorik; 2) sekolah bagian dari masyarakat dan

memberikan pengalaman belajar pada siswa; 3) membandingkan

sikap, pengetahuan dan keterampilan dan menerapkannya di

sekolah dan masyarakat dalam berbagai situasi; 4) waktu yang

leluasa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan; 5) kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut

dalam kompetensi dasar pembelajaran; 6) kompetensi inti kelas

(32)

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk

mencapai kompetnsi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; dan 7)

kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat, memperkaya antarmata pelajaran

dan jenjang pendidikan.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dari berbagai studi tentang

pendidikan Indonesia yang tertinggal dibanding dengan Negara lain

didapatkan bahwa:

1) kemampuan peserta didik di Indonesia hanya sampai level 3,

hal ini disebabkan yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan

tuntutan zaman

2) pada mata pelajaran matematika dan IPA di tingkat SD dan

SMP, Indonesia hanya sampai level menengah dikarenakan

yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan

atau distandarkan di tingkat Internasional.

Banyaknya materi-materi yang distandarkan Internasional belum

diajarkan di Indonesia. Maka, perlu dilakukannya langkah penguatan

materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi dalam

kurikulum. Caranya dengan menghilangkan materi yang tidak relevan

dengan peserta didik dan mempertahankan materi yang dibutuhkan

peserta didik dan yang dianggap penting dalam perbandingan

(33)

materi yang sesuai perbandingan Internasional dan penyusunan KD

disesuaikan materi yang dibutuhkan.

3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Dalam Hidayat (2013:126-130), elemen perubahan pada

Kurikulum SD 2013 meliputi aspek-aspek berikut :

a. Kompetensi lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft

skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

b. Kedudukan mata pelajaran (ISI): Kompetensi yang semula

diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran

yang dikembangkan dari kompetensi.

c. Pendekatan (ISI): pada tingkat SD (Kompetensi dikembangkan

melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran); tingkat

SMP dan SMA (Kompetensi dikembangkan melalui mata

pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi dikembangkan

melalui vokasioanal).

d. Struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI): 1)

holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), 2) jumlah mata

pelajaran dari 10 menjadi 6; dan 3) jumlah jam bertambah 4

(34)

e. Proses pembelajaran

1) Standar Proses yang semula eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta;

2) belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di

lingkungan sekolah dan masyarakat;

3) guru bukan satu-satunya sumber belajar; dan

4) sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan

teladan;

5) tematik dan terpadu.

f. Penilaian hasil belajar

1) memperkuat penilaian berbasis kompetensi;

2) pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi

pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik

(mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan

pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).

3) memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian

hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya

terhadap skor ideal (maksimal);

4) penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar, tetapi juga

kompetensi inti dan standar kompetensi lulusan;

5) pendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai

(35)

6) Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal

7) Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasil semata.

g. Ekstrakurikuler yang terdapat dalam Kurikulum 2013 yaitu

pramuka, (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

Perubahan untuk semua mata pelajaran yaitu:

1) materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,

pengatahuan, dan keterampilan;

2) pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan,

pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui

pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar (siswa mencari

tahu);

3) penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengatahuan,

dan keterampilan berdasarkan portofolio.

Perubahan dasar pada Kurikulum 2013, yaitu materi disusun

secara seimbang mencakup tiga kompetensi. Pendekatan

pembelajarannya berdasarkan pendekatan saintifik yang menekankan

pada lima tahapan yaitu pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,

penalaran, dan penyajian hasil yang memanfaatkan berbagai sumber

belajar dengan siswa mencari sendiri sumber tersebut.

Dalam penilaian otentiknya, menekankan pada aspek

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan

(36)

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Trianto (2010:41) pendekatan tematik dikembangkan dengan

memulai untuk menentukan tema tertentu dan tema yang akan ditetapkan itu

dinegosiasikan antara guru dan siswa. Tema yang telah disepakati tadi

dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan bidang-bidang studi yang

terkait.

Menurut Fogarty (1991:76) dalam Trianto (2010:43) pendekatan integratif

adalah tipe pembelajaran terpadu antar bidang studi yang menggabungkan bidang

studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,

konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.

Pembelajaran tematik terpadu mampu mewadahi dan menyentuh secara

terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik (Kemendikbud, 2013: 187).

Pendekatan tematik integratif lebih menekankan pada pengintegrasian

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam sebuah tema.

Pengintegrasian dilakukan dalam integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

dalam proses pembelajaran juga integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Dalam pendekatan ini materi ajar tidak disampaikan permata pelajaran tertentu,

melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasi seluruh mata pelajaran

pokok. Metode sudah mulai digunakan diberbagai sekolah. Dilihat dari

keberhasilnya maka pemerintah berusaha mengadopsinya dan menerapkannya

secara nasional melalui kurikulum yang baru ini.

Dalam pembelajaran tematik integratif sangat perlu dukungan berupa

(37)

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan karakter positif (Subroto, 2013).

Dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk aktif dan pembelajaran dan

mengobservasi setiap tema yang dijadikan bahasan.

Menurut peneliti, pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang

memadukan beberapa mata pelajaran yang terkait satu sama lain dan keterpaduan

itu disatukan atau dikemas dalam sebuah tema yang mewakili materi dari mata

pelajaran tersebut.

Berdasarkan Kemendikbud (2013: 198-199), ciri-ciri pembelajaran

tematik terpadu meliputi:

1. Berpusat pada anak.

2. Memberikan pengalaman langsung pada anak.

3. Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu

pemahaman kegiatan).

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses

pembelajaran.

5. Bersifat luwes.

6. Hasil pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan

kebutuhan anak.

Berdasarkan Kemendikbud (2013:191), tahapan pembelajaran tematik

terpadu meliputi:

1. Menentukan tema, dimungkinkan disepakati bersama peserta didik.

2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku dengan

(38)

3. Mendesain rencana pembelajaran. Tahapan ini mencakup

pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakulikuler dalam rangka

mendemonstrasikan kegiatan dalam tema.

4. Aktivitas kelompok dan diskusi, memberi peluang berpartisipasi dan

mencapai berbagai perspektif tema. Hal ini membangun guru dan

peserta didik dalam mengeksplorasi subjek.

Menurut Trianto (2010:42-45) pendekatan tematik integratif memiliki

kelebihan sebagai berikut:

1. Penyeleksian tema yang sesuai dengan minat akan memotivasi

siswa.

2. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat

kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

3. Dapat memotivasi siswa dalam belajar.

4. Satu tema dapat mencakup banyak dimensi.

5. Memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting.

Menurut Trianto (2010:45) pendekatan tematik integratif memiliki

kekurangan sebagai berikut:

1. Guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang

diprioritaskan.

2. Menuntut sumber belajar yang beraneka ragam dari masing-masing

(39)

2.1.1.2 Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan

pendekatan ilmiah.

Menurut Sudarwan (2013) dalam Kemendikbud (2013) pedekatan saintifik

meliputi (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba, (4) mengolah, (5)

menyaji-kan, (6) menyimpulmenyaji-kan, dan (7) mencipta untuk semua mata pelajaran.

Menurut McCollum (2009) dalam Kemendikbud (2013)

komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik meliputi:

1. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa

keingintahuan (Foster a sense of wonder;

2. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation);

3. Melakukan analisis (Push for analysis); dan

4. Berkomunikasi (Require communication).

Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan

keterampilan proses dan metode ilmiah (Kemendikbud, 2013).

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang

digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Kemendikbud,

2013).

Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui

pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman-pengalaman pembelajaran (Rustaman, 2005 dalam

Kemendikbud, 2013).

Menurut Helmenstine (2013) dalam Kemendikbud (2013),

(40)

hipotesis, (3) merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, (4) menguji

hipotesis, (5) menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau (6)

membuat kesimpulan.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati

Menurut Semiawan,dkk (1985:19) mengamati adalah memilah

hal yang penting dari hal yang kurang penting atau tidak penting.

Dalam proses pengamatannya kita menggunakan semua indra.

Contohnya selama ini anak sering melihat, merasakan, mendengar,

bermacam-macam hal dengan panca indranya tetapi mereka tidak

melakukannya dengan seksama dan hal itu hanya berlalu begitu saja

tanpa memperolah makna.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan

dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas

dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan

melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru

memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih

mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang

penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang

diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari

informasi.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan

(41)

a. menentukan objek apa yang akan diobservasi;

b. membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang

akan diobservasi;

c. menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,

baik primer maupun sekunder;

d. menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi;

e. menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar;

f. menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,

seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video

perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

2. Menanya

Menanya dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan

diharapkan dengan bertanya siswa menjadi penyimak dan pembelajar

yang baik. Siswa diberi kebebasan untuk bertanya apapun tentang

segala hal yang ingin diketahuinya. Namun, pertanyaannya harus sesuai

dengan hasil pengamatan obyek konkrit sampai abstark dan

berdasarkan fakta, konsep, dan prosedur.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah

mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan

(42)

pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang

diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa

ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk

pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Contohnya adalah siswa mengajukan pertanyaan pada guru

mengenai hasil pengamatannya tentang kupu-kupu yang keluar dari

kepompong. “Bagaimana proses ulat menjadi kupu-kupu terjadi?”

3. Mengumpulkan Informasi

Dengan kegiatan mengumpulkan informasi ini diharapkan siswa

dapat menggali dan mengumpulkan informasi yang didapat tersebut

dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas

mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas

wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi

yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai

cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Contohnya dengan melakukan percobaan untuk mendapat jawaban

(43)

macam sumber, wawancara dengan narasumber, mengamati berbagai

hal, dll.

4. Mengolah Informasi atau Menalar

Menalar merupakan proses berpikir logis dan sitematis atas

fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan

berupa pengetahuan. Dalam menalar siswa harus lebih aktif dari pada

guru.

Penalaran dalam Kurikulum 2013 menekankan pada penalaran

ilmiah dan merujik pada teori belajar asosiasi. Asosiasi dalam

pembelajaran menekankan pada pengelompokkan ide dan pengumpulan

bermacam-macam peristiwa yang dijadikan sebagai

penggalan-penggalan memori. Pengalaman baru yang didapat akan direlasikan dan

diintegrasikan dengan pengalaman sebelumnya dimiliki.

Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara

mental sebagai hasil dari kesamaan pikiran.

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam

kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud

Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan

/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

(44)

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif

serta deduktif dalam menyimpulkan.

Contohnya siswa sudah mengamati, menanya, dan mengumpulkan

informasi tentang proses ulat menjadi kupu-kupu. Kemudian siswa

mengolah informasi yang didapat dengan menuliskannya dalam tabel

tentang data-data yang didapatkannya. Siswa mencari keterkaitan antara

data yang didapat dengan sumber-sumber yang ada, agar siswa tahu

informasi yang didapatkannya itu benar atau tidak. Apakah benar jika

proses perubahan ulat menjadi kupu-kupu tahapannya ada 4?

5. Menarik Kesimpulan

Kegiatan menarik kesimpulan dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data

atau informasi. Dari informasi yang saling terkait tersebut kemudian

ditarik kesimpulan secara kelompok atau individu.

Contohnya siswa setelah mengolah informasi yang dudapat tentang

proses terjadinya kupu-kupu kemudian dia menyimpulkan jika proses

itu ada benar ada 4 tahapan yaitu telur, ulat, kempompong, dan

kupu-kupu. Proses ini dinamakan metamorfosis sempurna

6. Mengkomunikasikan

Dalam pendekatan saintifik guru memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk mengkomunikasikan hal telah mereka pelajari.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menuliskan atau menceritakan

(45)

mengasosiasikan dan menyimpulkan. Hasil disampaikan di kelas dan

dinilai oleh guru sebagai hasil belajar kelompok atau individu.

Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan

hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun

kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembang-kan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembang-kan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Contohnya adalah siswa menyampaikan hasil pengamatan dan

kesimpulannya tentang metamorfosis kupu-kupu secara lisan.

Menurut penulis pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menekankan

pada proses mengalami langsung dalam menyelidiki suatu permasalahan ilmiah

yang muncul karena diawali dengan sebuah pengamatan.

2.1.1.3 Penilaian Otentik

1. Pengertian

“A form of assessment in which students are asked to perform

real-world tasks that demonstrate meaningful application of essential

knowladge and skill” (Mueller, 2008 dalam Nurgiyantoro, 2011:23).

Hal tersebut berarti bahwa penilaian otentik merupakan suatu bentuk

tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di

(46)

pengetahuan dan keterampilan. Penilaian ini lebih menekankan proses

dan hasil atau produk dari kegiatan yang dilakukan siswa dibanding

hanya menilai produknya saja. Hal ini dikarena adanya keinginan untuk

menghargai usaha siswa.

Menurut Stiggins dalam Nurgiyantoro (2011:23) penilaian otentik

merupakan penilaian kinerja (perfomansi) yang meminta pembelajar

untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang

merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.

Penilaian yang dilakukan pada Kurikulum SD 2013 bersifat

holistik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan untuk

semua jenjang pendidikan baik ketika proses pembelajaran berlangsung

(penilaian proses) atau setelah pembelajaran yang dilaksanakan selesai

(penilaian hasil belajar). Dalam pendidikan dasar lebih menekankan

pada pendidikan karakter dari pada pendidikan akademik dikarenakan

jika pendidikan karakter anak baik dan kokoh sedari kecil maka ke

depannya pendidikan akademiknya juga akan baik. Namun, hal ini tidak

akan sama jika pendidikan akademik anak diutamakan dikarenakan

memang anak akan menjadi pintar tetapi dia tidak memiliki akhlak

yang mulia dan hal ini akan mempengaruhi kehidupannya di

masyarakat dikemudian hari.

2. Tujuan

Menurut Nurgiyantoro (2011:23) tujuan penilaian otentik adalah

(47)

mencerminkan situasi di dunia nyata di mana

keterampilan-keterampilan tersebut digunakan.

3. Perbandingan Penilaian Otentik dan Penilaian Tradisional

Perbandingan penilaian otentik dengan penilaian tradisional dapat

dilihat sebagai berikut:

Gambar 1. Perbandingan Penilaian Autentik dan Penilaian Tradisional

Dilihat dari gambar di atas terlihat penilaian autentik mengajar,

belajar, dan menilai dilakukan bersama-sama atau sekaligus dalam

suatu proses pembelajaran. Ketiga kegiatan tersebut saling sejajar.

Sedangkan dalam penilaian tradisional antara mengejar, belajar, dan

menilai terdapat tahapan penilaian.

Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata,

bukan dunia sekolah (Kemendikbud, 2013). Penilaian dan pembelajaran

dipandang memiliki keterkaitan. Lebih baik dalam hal ini menggunakan

macam-macam cara dan kriteria holistik. Penilaian otentik bukan hanya

mengukur apa yang diketahui peserta didik tetapi juga menekankan

(48)

(2013), contoh dari tugas autentik meliputi (1) pemecahan masalah

matematika, (2) melaksanakan percobaan, (3) bercerita, (4) menulis

laporan, (5) berpidato, (6) membaca puisi, dan (7) membuat peta

perjalanan.

4. Teknik Penilain di SD

Berdasarkan Kemendikbud (2013:9-20) penilaian di SD dalam

berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan

dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

a. Sikap

Aspek sikap dinilai dengan cara di bawah ini:

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambaungan dengan memanfaatkan panca indra dan

penilaiannya menggunakan format observasi yang berisi

sejumlah indikator perilaku yang diamati;

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan meminta

peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangannya dan

instrumen yang digunakan berupateknik penialain diri;

3) Penialain antar teman merupakan teknik penilaian dengan

meminta peserta didik untuk saling menilai sikap dan instrumen

yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik;

4) Jurnal merupakan catatan pendidik yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan berkaitan sikap

(49)

b. Pengetahuan

Aspek pengetahuan dinilai dengan cara di bawah ini:

1) Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya tulisan berupa

pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian;

2) Tes lisan berupa tanya jawab antara pendidik dan peserta didik

bentuknya saling ucap sehingga menimbulkan keberanian.

Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf

yang diucapkan;

3) Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik dalam

bentuk pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu

ataupun kelompok sesuai karakteristik tugasnya.

c. Keterampilan

Aspek sikap dinilai dengan cara di bawah ini:

1) Performance atau kinerja adalah penilaian yang meminta siswa

untuk melakukan tugas pada situasi sesungguhnya dengan

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan.

2) Produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik

dalam membuat produk teknologi dan seni. Pengembangan

produk meliputi 3 tahapan:

a) Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian

terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali,

(50)

b) Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan

siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat

serta dalam menentukan teknik yang tepat;

c) Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan

siswa membuat produk sesuai dengn kegunaannya.

3) Proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung

investigasi dan harus diselesaikan dalam periode tertentu. Tugas

tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

4) Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta

didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang

dilakukan selama kurun waktu tertentu. Digunakan untuk

memantau perkembangan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik dalam bidang tertentu.

Menurut penulis penilaian otentik merupakan penilaian yang menekankan

pada proses dalam pembelajaran dari pemberian materi pada siswa sampai hasil

belajar siswa setelah dilakukannya pengujian.

2.1.1.4 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal

Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

Michael Novak dalam Thomas (2012:81) mengartikan karakter sebagai

campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang diidentifikasikan oleh tradisi

religius, cerita sastra, kaum bijaksana dan kumpulan orang berakal sehat yang ada

(51)

Thomas (2012:82) sendiri mengartikan karakter sebagai hal yang baik,

“karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang

baik dan melakukan hal yang baik”.

Mulyasa (2011:1) memaparkan pendidikan karakter merupakan upaya

untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.

Dharma, dkk (2011:5) dalam konteks kajian P3, mendefinisikan

pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan

pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai

tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

Sri Judiani dalam Zubaedi (2011:17) memaknai pendidikan karakter

sebagai “pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik

sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota

masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif”.

Koesoema (2007:104) memaparkan pendidikan karakter merupakan

dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri

manusia untuk mengadakan internalisasi nilai sehingga menghasilkan disposisi

aktif dan stabil dalam individu, dinamika ini membuat pertumbuhan individu

menjadi semakin utuh.

Menurut penulis, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk

(52)

“Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu

kelompok masyarakat tertentu” (Atiek, 2009:3).

Menurut J.W. Ajawaila dikatakan bahwa budaya lokal adalah ciri khas

budaya sebuah kelompok masyarakat lokal (J.W. Ajawaila dalam Atiek, 2009:3).

Namun, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya

lokal.

Pendidikan karakter berbasis budaya lokal menekankan pada kebudayaan

yang diwariskan atau dipelajari, kemudian yang dipelajari tadi diteruskan serta

diubah menjadi sesuatu yang baru, itulah inti dari proses pendidikan.

Pendidikan memiliki misi, kebudayaan harus mampu melakukan proses;

pertama pewarisan kebudayaan, kedua membantu individu memilih peran sosial

dan mengajari untuk melakukan peran tersebut, ketiga memadukan beragam

identitas individu ke dalam lingkup kebudayaan yang lebih luas, keempat harus

menjadi sumber inovasi sosial.

Tahapan tersebut di atas, mencerminkan jalinan hubungan fungsional

antara pendidikan dan kebudayaan yang mengandung dua hal utama, yaitu

Pertama, bersifat reflektif, pendidikan merupakan gambaran kebudayaan yang

sedang berlangsung. Kedua, bersifat progresif, pendidikan berusaha melakukan

pembaharuan, inovasi agar kebudayaan yang ada dapat mencapai kamajuan.

Pendidikan karakter ini sebenarnya diharapkan bukan hanya agar siswa

dapat mempelajari dan melestarikan budaya lokalnya atau di sekitarnya tetapi juga

diharapkan siswa dapat mengenal budaya-budaya Indonesia yang sangat beragam

(53)

Namun, seiring berkembangnya zaman munculah gejala-gejala pemisah antara

pendidikan dan kebudayaan.

Menurut penulis, pendidikan karakter berbasis budaya lokal adalah

pendidikan yang menekankan pada penanaman sikap pada siswa untuk

mempelajari lebih dalam tentang budayanya dan dapat melestarikan budaya lokal

tersebut agar tidak hilang.

Tujuan Pendidikan Karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan

dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan (Purnomo,

2013:16).

Delapan butir nilai pokok sebagai pangkal tolak pengembangan karakter ,

yaitu (Purnomo: 2013) :

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (kereligiusan).

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (jujur,

bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya

diri, berjiwa wirausaha, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu, berpikir logis,

kritis, kreatif, dan inovatif).

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, yaitu (a) Sadar akan

hak dan kewajiban diri dan orang lain; (b) Patuh pada aturan-aturan

sosial; (c) Menghargai karya dan prestasi orang lain; (d) Santun; (e)

Demokratis; (f) Tolong menolong; dan (g) Kesantunan.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan (kepedulian

(54)

5. Nilai kebangsaan (nasionalis dan menghargai keberagaman).

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian yang dibutuhkan dalam jalannya proses

pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di

kelas (Majid, 2009:174).

Prastowo (2012:17) mengatakan bahwa bahan ajar merupakan segala

bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran.

Dalam penelitian ini bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang

dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: tema,

subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar,

refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar

kata penting, dan daftar pustaka.

”Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum”

(Kemp, 1994 Trianto 2010:81).

Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat

komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives

(Morrison, et al., 2011: 14).

Dalam model Kemp ingin berusaha mengintegrasikan empat komponen

(55)

pengembangan dalam model Kemp. Secara umum model pengembangan

perangkat pembelajaran Kemp ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang Direvisi

(Trianto,2010: 82)

Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp dalam

Trianto (2010: 82-89), meliputi:

Identifikasi Masalah Pembelajaran

Analisis Siswa

Pelayanan Pendukung

Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Strategi Pembelajaran

Analisis Tugas

Merumuskan Indikator

Penyusunan Instrumen Evaluasi Revisi Perangkat

Pembelajaran

Evaluasi Formatif

Evaluasi Formatif

re

vis

i

re

vis

(56)

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan

antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di

lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik

maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Trianto 2010:82). Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan

dikembangkan, kemudian disusun sesuai dengan upaya mencapai tujuan

seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakteristik siswa meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik

individu maupun kelompok.

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi dalam Trianto (2010:83), menjelaskan bahwa sebelum

melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan identifikasi tingkah

laku awal siswa.

b. Karakteristik Siswa

Analisis siswa meliputi karakteristik antara lain: kemampuan

akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata

pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja

sama, keterampilan sosial, dan sebagainya (Ibrahim, 2003:5 dalam

(57)

3. Analisis Tugas

Dapat dikatakan, analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi

pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk

memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan

tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran

dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

a. Analisis Struktur Isi

Dilakukan dengan mencermati kurikulum, mulai dari bahan kajian,

pokok bahasan, subpokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok

bahasan.

b. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep

utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai

urutan penyajiaanya dan merinci konsep-konsep yang relevan.

c. Analisis Prosedural

Analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan

mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan

kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis

prosedural.

d. Analisis Pemrosesan Informasi

Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokan

tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan

(58)

4. Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis

tujuan pada tahap 1. Sedangkan menurut Kardi (2003a:2) dalam Trianto,

(2009:182) , perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran

dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan

apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.

Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (a) alat untuk

mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan

cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar

(Trianto, 2010:85).

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah

berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal

yang dijawab secara benar.

6. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus

yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran meliputi:

pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang

dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

(59)

Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang

sesuai dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran

b. Pemilihan Format

Pemilihan format secara umum yang digunakan dalam

pengembangan perangkat pembelajaran meliputi, Buku Ajar (materi

ajar), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Rencana Pelajaran (RP), dan

evaluasi.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan

sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Jika sumber-sumber

pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat

memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara

menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan

siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan

keterampilan-keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan

pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberi kesempatan

untuk menganalisis sendiri kinerja individual (Kemp, et al., 1994 dalam

Trianto, 2010:88).

8. Pelayanan Pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang

berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga

(60)

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan

pembelajaran serta berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar

atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam

mencapai berbagai sasaran (Trianto, 2010:89). Penilaian formatif

dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

10. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Tes sumatif dapat dilakukan

dengan posttest dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi;

hasil ujian akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu (Trianto,

2010:89).

11. Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan Melakukan kegiatan revisi perangkat

pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan

dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan

memperbaiki rancangan yang dibuat.

Komponen-komponen dalam lingkaran tersebut saling berhubungan. Dalam

lingkaran model Kemp ini menunjukkan kemungkinan adanya revisi pada tiap

komponen jika diperlukan. Komponen yang didahulukan serta diprioritaskan

dipilih berdasarkan data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah

(61)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah

pengembangan. Unsur untuk mengevaluasi bahan ajar meliputi, aims and

objectives, desaign and organization, language content, skills, topic, methodology,

teacher’s book, practical consideration (Cunningsworth, 1995:3). Hal tersebut

berarti unsur yang mengevaluasi bahan ajar meliputi, tujuan dan sasaran, desain

dan organisasi, isi bahasa, kemampuan, topik, metodologi, buku guru,

pertimbangan praktis. Semua itu merupakan unsur penting yang saling terkait.

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut ini ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengembangan

bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD:

Pertama, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Bahan

Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Menulis

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” yang dilakukan

oleh Domingos De Araujo (skripsi ini tidak diterbitkan). Dalam penelitian ini

menghasilkan sebuah bahan ajar yang berfokus pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Penelitian ini dilakukan

karena bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada

kenyataannya belum banyak dikembangkan dalam pendidikan usia Sekolah Dasar

sehingga peneliti melakukan pengujian di SD N Langensari Yogyakarta. Hasil

penelitiannya didapatkan bahwa bahan ajar menurut para ahli mendapat predikat

atau masuk dalam kategori baik. Sehingga bahan ajar yang dikembangkan ini

Gambar

Gambar 1. Perbandingan Penilaian Autentik dan Penilaian Tradisional
Tabel 1. Waktu Penelitian.......................................................................
Gambar 1. Perbandingan Penilaian Autentik dan Penilaian Tradisional
Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang Direvisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji secara eksperimental korelasi antara berbagai variasi kadar abu terbang pada dua varian rasio-air- powder dengan kinerja

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu