• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Hidayat (2014:113) orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Berdasarkan Kemendikbud (2013: 81) tujuan dari Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kelebihan Kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Menggunakan pendekatan bersifat ilmiah karena ingin mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing peserta

didik dan proses pembelajarannya bukan transfer pengetahuan (Mulyasa, 2013:164).

b. Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi dapat mengembangkan penguasaaan ilmu pengetahun, keahlian dalam pekerjaan, pemecahan masalah, dan pengembangan aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasakan kompetensi inti tertentu (Mulyasa, 2013:164).

c. Meningkatkan dan menyeimbangkan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Hidayat, 2013:113).

Kelemahan Kurikulum 2013 adalah guru jarang menjelaskan karena banyak yang beranggapan kurikulum ini tidak perlu penjelasan materi. Padahal ada beberapa mata pelajaran yang tidak cukup hanya membaca saja.

2. Rasional Kurikulum 2013

Menurut Hidayat (2013:113) pengembangan kurikulum merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pada Kurikulum 2013 masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Rata-rata setiap tingkatan kelas mempunyai delapan tema yang berbeda. Tema yang dipilih harus selesai diajarkan dalam satu

tahun. Guru diberi kebebasan untuk menentukan teknis pengajaran maupun durasi waktu satu tema. Kurikulum ini lebih menekankan pada aspek kognitif, sikap dan keterampilan melalui penilaian test dan portofolio yang saling melengkapi.

Menurut Kemendikbud (2013:72-81), pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Kurikulum 2013 dikembangkan berdsarkan faktor-faktor di bawah ini:

a. Tantangan internal (Kemndikbud, 2013: 72-73)

Tantangan internal itu terkait dengan kondisi pendidikan yang dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar saran dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan usia produktif sekarang ini, termasuk dalam tantangan internal. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Sehingga hal ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapai dengan cara mengupayakan agar SDM usia produktif melalui pendidikan dapat

diubah menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan agar tidak menjadi beban negara.

b. Tantangan eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan (Kemendikbud, 2013:74).

1) tantangan masa depan seperti, globalisai, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, ekonomi berbasis pengetahuan, konvergensi ilmu dan teknologi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, dan materi TIMSS dan PISA.

2) kompetensi yang diperlukan di masa depan seperti, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki minat kuat, memiliki kesiapan untuk bekerja, dll.

3) persepsi masyarakat seperti, terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

4) perkembangan pengetahuan dan pedagogi seperti, neurologi, psikologi, observation based [discovery] learning dan

5) serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka seperti, korupsi, narkoba, plagiarisme, perkelahian pelajar, dll.

c. Penyempurnaan pola pikir

Menurut Kemendikbud (2013:74) pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan terwujud dengan terjadinya perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir ini dilakukan pada proses pembelajaran.

Menurut Kunandar (2014:30) kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yang dijabarkan sebagai berikut, 1) SKL diturunkan dari kebutuhan; 2) SI diturunkan dari SKL melalui KI yang bebas mata pelajaran; 3) semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; 4) mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai; dan 5) setiap mata pelajaran pada tiap kelas diikat oleh komptensi inti.

Menurut Kunandar (2014:23-24) kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut, 1) proses pembelajaran dibuat berpusat pada siswa dan siswa harus memiliki pilihan terhadap materi yang ingin dipelajari agar kompetensinya sama; 2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif; 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring; 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran pembelajaran aktif mencari informasi; 5) pola belajar sendiri

menjadi belajarkelompok; 6) pola pembelajaran tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak; dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

d. Penguatan tata kelola kurikulum

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran.

Dari hasil monitoring dan evaluasi didapatkan selama ini guru sulit untuk menyesuaikan alokasi waktu sesuai SI, guru mengalami kesulitan dalam memahami kompetensi-kompetensi yang dalam perumusannya sulit, dan dikhawatirkan jika guru saja merasa kesulitan bagaimana dengan pemahaman siswa terhadap kompetensi tersebut lalu kompetensi tersebut pasti tidak akan tercapai.

Untuk menjamin ketercapaian kompetensi yang sesuai dengan ketetapan dan untuk memudahkan pemantauan dan supervisi pelaksanaan pengajaran, perlu diambil langkah penguatan tata kelola antara lain dengan menyiapkan pada tingkat pusat buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari buku pegangan siswa dan buku pegangan guru, karena guru merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan kurikulum.

e. Pendalaman dan peluasan materi

Menurut Kunandar (2014:24) penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Menurut Kunandar (2014:24-25) Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah bagian dari masyarakat dan memberikan pengalaman belajar pada siswa; 3) membandingkan sikap, pengetahuan dan keterampilan dan menerapkannya di sekolah dan masyarakat dalam berbagai situasi; 4) waktu yang leluasa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar pembelajaran; 6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar, semua

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetnsi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; dan 7) kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat, memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dari berbagai studi tentang pendidikan Indonesia yang tertinggal dibanding dengan Negara lain didapatkan bahwa:

1) kemampuan peserta didik di Indonesia hanya sampai level 3, hal ini disebabkan yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan tuntutan zaman

2) pada mata pelajaran matematika dan IPA di tingkat SD dan SMP, Indonesia hanya sampai level menengah dikarenakan yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat Internasional.

Banyaknya materi-materi yang distandarkan Internasional belum diajarkan di Indonesia. Maka, perlu dilakukannya langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi dalam kurikulum. Caranya dengan menghilangkan materi yang tidak relevan dengan peserta didik dan mempertahankan materi yang dibutuhkan peserta didik dan yang dianggap penting dalam perbandingan Internasional. Perlu adanya evaluasi ulang tentang tingkat ke dalaman

materi yang sesuai perbandingan Internasional dan penyusunan KD disesuaikan materi yang dibutuhkan.

3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Dalam Hidayat (2013:126-130), elemen perubahan pada Kurikulum SD 2013 meliputi aspek-aspek berikut :

a. Kompetensi lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft

skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

b. Kedudukan mata pelajaran (ISI): Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

c. Pendekatan (ISI): pada tingkat SD (Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran); tingkat SMP dan SMA (Kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran); sedangkan tingkat SMK (Kompetensi dikembangkan melalui vokasioanal).

d. Struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI): 1) holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), 2) jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6; dan 3) jumlah jam bertambah 4 JP/Minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

e. Proses pembelajaran

1) Standar Proses yang semula eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta;

2) belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat;

3) guru bukan satu-satunya sumber belajar; dan

4) sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan;

5) tematik dan terpadu. f. Penilaian hasil belajar

1) memperkuat penilaian berbasis kompetensi;

2) pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).

3) memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal);

4) penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar, tetapi juga kompetensi inti dan standar kompetensi lulusan;

5) pendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument utama penilaian.

6) Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal

7) Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasil semata. g. Ekstrakurikuler yang terdapat dalam Kurikulum 2013 yaitu

pramuka, (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris. Perubahan untuk semua mata pelajaran yaitu:

1) materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengatahuan, dan keterampilan;

2) pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar (siswa mencari tahu);

3) penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengatahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.

Perubahan dasar pada Kurikulum 2013, yaitu materi disusun secara seimbang mencakup tiga kompetensi. Pendekatan pembelajarannya berdasarkan pendekatan saintifik yang menekankan pada lima tahapan yaitu pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasil yang memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan siswa mencari sendiri sumber tersebut.

Dalam penilaian otentiknya, menekankan pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan portofolio.

Dokumen terkait