TABLE OF CONTENTS. No. Title Media Source Page

(1)

Daily News Update Page 1

The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) has submitted the proposal to increase the royalty rate to the Ministry of Finance since the end of last year. Director General of Minerals and Coal at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ridwan Djamaluddin said the new proposal, in the form of an increase in royalty rates, would adjust to the actual price.

He said the plan to increase gold royalties was motivated by the gold price which reached US$ 2,000 per troy ounce.

"Against the backdrop of the skyrocketing gold price of up to US$ 2,000/per troy ounce, at the end of 2020 the Ministry of Energy and Mineral Resources has proposed a new tariff for gold royalties, in which the proposed royalty rate will be increased according to the actual price," Ridwan explained to CNBC Indonesia, Wednesday (19/05/2021).

On the previous occasion, Ridwan conveyed that the government would raise gold royalties, which price reached above US$ 1,700 per troy ounce.

Bersiaplah Pengusaha, Royalti

Emas-Batu Bara Bakal Naik!

K

OMODITAS tambang kini tengah meng-alami tren super siklus, di mana harga-harganya membumbung tinggi dan diper-kirakan bertahan dalam waktu lama.

Di tengah kebahagiaan para pengusaha akibat tingginya harga komoditas saat ini, pemerintah kembali menegaskan bakal menaikkan tarif royalti tambang, khususnya untuk emas dan batu bara.

Usulan kenaikan tarif royalti ini sudah disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Kementerian Keuangan sejak akhir tahun lalu.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan, usulan baru ini berupa kenaikan tarif royalti akan menyesuaikan harga aktual.

Dia mengatakan, rencana kenaikan royalti emas ini dilatarbelakangi oleh harga emas yang sampai tembus US$ 2.000 per troy ons. "Dilatarbelakangi harga emas yang meroket hingga menembus US$ 2.000/per troy ounce, pada akhir tahun 2020 lalu Kementerian ESDM telah mengusulkan tarif baru untuk royalti emas, di mana usulannya tarif royalti akan naik menyesuaikan dengan harga aktual," jelas Ridwan kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/05/2021).

Ridwan dalam kesempatan sebelumnya pernah menyampaikan jika pemerintah akan menaikkan royalti emas yang harganya mencapai di atas US$ 1.700 per troy ons.

(4)

Daily News Update Page 4 Not only gold royalties, he also said, coal

royalty rates will also be changed to the same pattern as gold royalties, namely the amount of royalties will adjust to the actual price.

"At the same time, it is recommended that the coal royalty rate be changed to the same pattern, namely to adjust to the actual price, where the previous tariff was pegged but did not follow price fluctuations," he explained.

He further said that the proposed change in royalty rates is part of the revision of Government Regulation No. 81 of 2019 concerning Types and Tariffs on Types of PNBP that Apply to the Ministry of ESDM. Ridwan said, currently the PP revision is in the evaluation stage and is under the coordination of the Ministry of Finance. "Currently (the PP revision) is being evaluated and discussed between ministries/ agencies under the coordination of the Ministry of Finance," he said.

Based on Government Regulation No.81 of 2019, the following is the gold royalty rate: - Selling price is less than equal to US$

1,300 per ounce, royalty 3.75% of selling price (per ounce).

- Selling price between US$ 1,300 - US$ 1,400 per ounce, royalties 4% of the selling price.

- Selling price between US$ 1,400 - US$ 1,500 per ounce, royalties 4.25% of the selling price.

- Selling price of more than US$ 1,700 per ounce, royalties 5% of sale price.

Tak hanya royalti emas, dia pun menyebut, tarif royalti batu bara juga akan diubah dengan pola yang sama dengan royalti emas, yaitu besaran royalti menyesuaikan dengan harga aktual.

"Sekaligus juga tarif royalti batu bara di-usulkan diubah dengan pola yang sama yaitu menyesuaikan dengan harga aktual, di mana tarif sebelumnya dipatok tetap tidak mengikuti fluktuasi harga," jelasnya. Lebih lanjut dia mengatakan, usulan perubahan tarif royalti tersebut menjadi bagian dari revisi Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2019 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku Pada Kementerian ESDM.

Ridwan menyebut, saat ini revisi PP dalam tahap evaluasi dan berada di bawah koordinasi Kementerian Keuangan.

"Saat ini (revisi PP) tengah dievaluasi dan dibahas antar kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kementerian Keuangan," tuturnya.

Berdasarkan PP No.81 tahun 2019, berikut tarif royalti emas:

- Harga jual kurang dari sama dengan US$ 1.300 per ons, royalti 3,75% dari harga jual (per ons).

- Harga jual antara US$ 1.300 - US$ 1.400 per ons, royalti 4% dari harga jual. - Harga jual antara US$ 1.400 - US$ 1.500

per ons, royalti 4,25% dari harga jual. - Harga jual antara US$ 1.500 - US$ 1.600

per ons, royalti 4,50% dari harga jual. - Harga jual antara US$ 1.600 - US$ 1.700

per ons, royalti 4,75% dari harga jual. - Harga jual lebih dari US$ 1.700 per ons,

(5)

Daily News Update Page 5 Meanwhile, the coal royalty rates currently

in effect consist of two types, namely 13.5% for Coal Mining Concession Work Agreement (PKP2B), and 3%, 5%, 7% for Mining Business Permit (IUP) holders, depending on calorie level.

Royalty 3% of the selling price if the calorie level of coal is below 4,700 Kcal/kg, 5% royalty if the calorie level is between 4,700-5,700 Kcal/kg, and 7% if the calorie level is equal to 5,700 kcal/kg for coal mining open coals (open pit).

Mining commodity prices broke record highs amid the ongoing super cycle. Ice Newcastle's reference coal price has managed to break the highest level in the last 2.5 years, soaring to US$ 104.65 per ton to be precise on Thursday's trade (14/05/2021) last week.

This price is the highest since last November 2018. Although now coal prices have fallen 3% to below US$ 100 per ton on Monday (17/05/2021) trading yesterday, namely US$ 98.2 per ton, this is still much higher than last year.

The Reference Coal Price (HBA) released by the Ministry of ESDM every month shows that the highest coal price in 2020 was only US$ 67.08 per ton in March 2020, and then continued to decline until the lowest reached US$ 49.42 per ton in September. 2020.

The government has also taken advantage of the hike in coal prices since the beginning of this year by increasing the coal production target this year by 75 million tons to 625 million tons from the original plan of 550 million tons.

The same condition also applies to gold, where in trading, Tuesday (18/05/2021), the price of gold at the LME touched US$ 1,867.5 per troy ounce. When the US dollar weakens, the price of gold strengthens.

Sementara untuk tarif royalti batu bara yang berlaku saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu 13,5% untuk Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), dan 3%, 5%, 7% bagi pemegang Izin Usaha Pertam-bangan (IUP), tergantung tingkat kalori. Royalti 3% dari harga jual bila tingkat kalori batu bara di bawah sama dengan 4.700 Kkal/kg, royalti 5% bila tingkat kalori antara 4.700-5.700 Kkal/kg, dan 7% bila kalori di atas sama dengan 5.700 kkal/kg untuk tambang batu bara terbuka (open pit).

Harga-harga komoditas tambang memecah-kan rekor tertingginya di tengah super siklus yang sedang terjadi. Harga batu bara acuan Ice Newcastle berhasil menembus level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir, tepatnya melonjak jadi US$104,65 per ton pada perda-gangan Kamis (14/05/2021) pekan lalu. Harga tersebut merupakan tertinggi sejak November 2018 lalu. Meski kini harga batu bara turun 3% menjadi di bawah US$ 100 per ton pada perdagangan Senin (17/05/ 2021) kemarin, yakni US$ 98,2 per ton, namun ini masih jauh lebih tinggi dibanding-kan tahun lalu.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dirilis Kementerian ESDM setiap bulannya me-nunjukkan, harga batu bara tertinggi pada 2020 hanya sebesar US$ 67,08 per ton pada Maret 2020, dan lantas terus menurun hingga terendah mencapai US$ 49,42 per ton pada September 2020.

Adanya lonjakan harga batu bara sejak awal tahun ini juga turut dimanfaatkan peme-rintah dengan menaikkan target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana semula 550 juta ton.

Kondisi yang sama juga terjadi pada emas, di mana pada perdagangan, Selasa (18/05/ 2021), harga emas di LME menyentuh US$ 1.867,5 per troy ons. Saat dolar AS melemah, harga emas menguat.

(6)

Daily News Update Page 6 That's what happened in the last month.

When the US dollar index was corrected by 1.05%, the price of the yellow metal strengthened 5.62%. The bullish trend (strengthening) is expected to continue this week.

Based on Bank Mandiri data, the prices of a number of commodities in 2021 are projected to be higher than in 2020. For example, coal prices are projected to reach US$ 87.6 per ton on average, an increase compared to the 2020 average price of US$ 60.3 per ton.

Then, the nickel price is estimated to reach US$ 15,215 per tonne in 2021 from US$ 13,862 per tonne in 2020. Meanwhile, gold is estimated to reach US$ 2,084 per troy ounce in 2021 from US$ 1,772 per troy ounce in 2020. (wia)

Itulah yang terjadi dalam satu bulan terakhir. Ketika indeks dolar AS terkoreksi 1,05%, harga si logam kuning menguat 5,62%. Tren bullish (penguatan) diperkira-kan bakal berlanjut hingga minggu ini. Berdasarkan data Bank Mandiri, harga sejumlah komoditas pada 2021 ini di-proyeksikan lebih tinggi dibandingkan 2020 lalu. Harga batu bara misalnya, diproyeksikan rata-rata mencapai US$ 87,6 per ton, meningkat dibandingkan harga rata-rata pada 2020 yang sebesar US$ 60,3 per ton.

Lalu, harga nikel diperkirakan mencapai US$ 15.215 per ton pada 2021 dari US$ 13.862 per ton pada 2020. Sementara emas diperkirakan mencapai US$ 2.084 per troy ons pada 2021 dari US$ 1.772 per troy ons pada 2020. (wia)

The decreasing rainfall in the

second quarter will be a positive

sentiment for ITMG

Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

P

T INDO Tambangraya Megah Tbk (ITMG) reported a net profit in the first quarter of 2021 of US$ 42.1 million, after recording a loss of US$ 0.5 million in the previous quarter.

Even though it posted a profit in the first quarter of 2021, ITMG's revenue decreased by 9.3% on a quarter-on-quarter (qoq) basis, to US$ 284.2 million. According to Ciptadana Sekuritas analyst Thomas Radityo in his research released on May 11, this was due to a 29.3% decrease in coal sales volume to 4.1 million tonnes.

Curah hujan yang menurun di

kuartal dua akan menjadi

sentimen positif bagi ITMG

Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

P

T INDO Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melaporkan laba bersih di kuartal satu 2021 sebanyak US$ 42,1 juta, setelah di kuartal sebelumnya mencatatkan kerugian sebesar US$ 0,5 juta.

Walaupun mencatatkan keuntungan di kuartal satu 2021, pendapatan ITMG meng-alami penurunan sebanyak 9,3% secara quarter on quarter (qoq), menjadi US$ 284,2 juta. Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya yang dirilis pada 11 Mei, hal ini dikarenakan penurunan volume penjualan batubara sebesar 29,3% menjadi 4,1 juta ton.

(7)

Daily News Update Page 7 Thomas saw that ITMG's operational

activities were severely hampered by weather conditions in the company's coal mining area, which resulted in a decline in operational performance in the first quarter of 2021.

Likewise, Samuel Sekuritas analyst Dessy Lapagu also said that the decline in the first quarter was predicted, due to high rainfall, and this is reflected in the performance of other coal issuers.

However, management indicated that in the second quarter of 2021 onwards, they will increase production to meet the coal production target this year of 21 million tonnes.

Thomas predicts that coal sales in 2021 will reach 20.9 million tonnes, this is also accompanied by production volume which will reach 21.2 million tonnes. Meanwhile, Samuel Sekuritas sees that ITMG production at the end of the year will reach 18 million tons.

"However, ITMG still has the potential to record positive performance on a yoy basis, assuming global coal prices will remain on a strong trend until the end of this year," said Dessy to Kontan Tuesday (18/5).

Meanwhile, BRI analyst Danareksa Stefanus Darmagiri in his research released on May 17, 2021, estimates that in 2021 coal sales will reach 21.5 million tonnes with production reaching 18.5 million tonnes.

In the short term, in the second quarter of 2021, Stefanus sees favorable weather conditions for ITMG, with coal production predicted to increase 22.5% on a qoq basis to 4.9 million tonnes with an increase coming from the Bharinto mining area.

Thomas melihat bahwa aktivitas operasi-onal ITMG sangat terhambat oleh kondisi cuaca di wilayah tambang batubara per-usahaan, hal ini sehingga mengakibatkan kinerja operasional di kuartal satu 2021 mengalami penurunan.

Senada, Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu juga mengatakan bahwa penu-runan di kuartal satu sudah diprediksi, karena curah hujan yang tinggi, dan hal ini menurutnya terefleksi pada kinerja emiten batubara lainnya.

Akan tetapi, manajemen mengindikasikan bahwa di kuartal dua 2021 dan seterusnya, mereka akan meningkatkan produksi untuk memenuhi target produksi batubara di tahun ini yang mencapai 21 juta ton. Thomas memprediksi bahwa penjualan batubara di tahun 2021 akan mencapai 20,9 juta ton, hal ini juga dibarengi oleh volume produksi yang akan mencapai 21,2 juta ton. Sedangkan, Samuel Sekuritas melihat bahwa produksi ITMG di akhir tahun akan mencapai 18 juta ton.

“Meski demikian, ITMG masih berpotensi mencatatkan kinerja positif secara yoy dengan asumsi harga batubara global bertahan pada tren menguatnya hingga akhir tahun ini,” kata Dessy kepada Kontan Selasa (18/5).

Sementara itu Analis BRI Danareksa Stefanus Darmagiri dalam risetnya yang dirilis pada 17 Mei 2021, memperkirakan di tahun 2021 penjualan batubara men-capai 21,5 juta ton dengan produksi mencapai 18,5 juta ton.

Untuk jangka pendek, di kuartal dua 2021, Stefanus melihat bahwa kondisi cuaca yang dapat menguntungkan ITMG, dengan produksi batubara yang diprediksi meningkat 22,5% secara qoq menjadi 4,9 juta ton dengan peningkatan yang berasal dari wilayah pertambangan Bharinto.

(8)

Daily News Update Page 8 Meanwhile, Thomas sees that this year's

revenue will reach US$ 1,288 million, or an increase of 8.69% yoy from the level of US$ 1,185 million in 2020. The increase in net profit is also assessed to reach 358.97% yoy and was at the level of US$ 179 million. This year, Stefanus sees that the revenue that will be achieved by ITMG is at US$ 1,478 million or an increase of 24.73% yoy. This was accompanied by a net profit which rose to US$ 139 million or an increase of 256.41% yoy.

The current global coal price has strengthened by 22% year to date (ytd) to a level of US$ 98 per ton, compared to the end of 2020 which was closed at US$ 80.5 per ton.

"We estimate that price increases will still occur, supported by strong demand and limited supply with projections in 2021 to 2022 at US$ 85-70 per ton," said Dessy. Thomas sees the risks that could affect ITMG's performance this year, such as the instability of coal prices, changes in government regulations in royalty tax rates, and changes in stripping ratios that are higher than expected, thus affecting cost efficiency.

Thomas and Stefanus recommended ITMG shares to buy at a target price of Rp 16,500 per share. Meanwhile, Dessy recommen-ded ITMG shares to hold at a target price of Rp 14,200 per share.

Sementara itu Thomas melihat bahwa di tahun ini pendapatan yang akan dibukukan mencapai US$ 1.288 juta, atau naik 8,69% secara yoy dari level US$ 1.185 juta di tahun 2020. Kenaikan laba bersih juga dinilai akan mencapai 358,97% secara yoy dan berada di level US$ 179 juta.

Di tahun ini, Stefanus melihat bahwa pendapatan yang akan diraih oleh ITMG berada di angka US$ 1.478 juta atau naik 24,73% secara yoy. Hal ini dibarengi dengan laba bersih yang naik mencapai US$ 139 juta atau naik 256,41% secara yoy.

Harga batubara global saat ini telah menguat sebanyak 22% secara year to date (ytd) ke level US$ 98 per ton, dibandingkan dengan akhir tahun 2020 yang mana ditutup di US$ 80,5 per ton.

“Kami memperkirakan penguatan harga masih akan terjadi, didukung oleh per-mintaan yang kuat dan terbatasnya suplai dengan proyeksi di tahun 2021 sampai 2022 di angka US$ 85-70 per ton,” ujar Dessy.

Adapun Thomas melihat risiko yang dapat mempengaruhi kinerja ITMG di tahun ini adalah seperti ketidakstabilan harga batu-bara, perubahan peraturan pemerintah dalam tarif pajak royalti, dan perubahan stripping ratio yang lebih tinggi dari yang diharapkan sehingga mempengaruhi efisiensi biaya.

Thomas dan Stefanus merekomendasikan saham ITMG dengan beli di target harga Rp 16.500 per saham. Sedangkan Dessy me-rekomendasikan saham ITMG dengan hold di target harga Rp 14.200 per saham.

(9)

Merdeka Copper Sales Down

55.14%

Nabil Alfaruq

P

T MERDEKA Copper Gold Tbk (MDKA) posted a revenue decline of 55.14% to US$ 46.54 million in the first quarter of 2021, compared to the same period in 2020 of US$ 103.78 million. The decline has triggered the company to score a net loss until the end of March 2021.

The decrease in income resulted in a decrease in cost of revenue by 29.53% to US$ 48.77 million, compared to the same period in the previous year which reached US$ 69.21 million. Alhalsil, the company made a company gross loss of US$ 2.22 million, compared to the same period last year with a gross profit of US$ 34.56 million.

The company also recorded an operating loss of US$ 8.88 million until March 2021, compared to the same period in the previous year with an operating profit of US$ 29.39 million. The company also recorded a loss before tax of US$ 8.72 million, compared to the same period in the previous year with a profit before tax of US$ 24.9 million.

With the decline in financial performance, the company finally posted a loss for the period attributable to the owners of the parent entity until the first quarter of 2021, reaching US$ 4.98 million, compared to the same period last year with a net profit of US$ 14.97 million.

As of the first quarter of 2021, the company's total assets reached US$ 1.16 billion, liabilities reached US$ 438.94 million, and equity amounted to US$ 721.82 million.

Penjualan Merdeka Copper

Turun 55,14%

Nabil Alfaruq

P

T MERDEKA Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan penurunan pendapatan sebesar 55,14% menjadi US$ 46,54 juta pada kuartal I-2021, dibandingkan periode sama tahun 2020 senilai US$ 103,78 juta. Penurunan tersebut memicu perseroan mencetak rugi bersih hingga akhir Maret 2021.

Penurunan pendapatan berimbas terhadap penurunan beban pokok pendapatan hingga 29,53% menjadi US$ 48,77 juta, dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya mencapai US$ 69,21 juta. Alhalsil, perseroan membuat rugi kotor perseroan sebesar US$ 2,22 juta, diban-dingkan periode sama tahun lalu dengan laba kotor US$ 34,56 juta.

Perseroan juga mencatat rugi usaha sebesar US$ 8,88 juta hingga Maret 2021, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dengan laba usaha senilai US$ 29,39 juta. Perseroan juga mencatatkan rugi sebelum pajak sejumlah US$ 8,72 juta, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dengan laba sebelum pajak US$ 24,9 juta.

Dengan penurunan kinerja keuangan tersebut, perseroan akhirnya mencetak rugi periode berjalan yang dapat di-atribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal I-2021 mencapai US$ 4,98 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan laba bersih US$ 14,97 juta.

Hingga kuartal I-2021, total aset perseroan mencapai US$ 1,16 miliar, liabilitas mencapai US$ 438,94 juta, dan ekuitas sebanyak US$ 721,82 juta.

(10)

Daily News Update Page 10 "The company will continue to strive to

maintain an optimal capital structure in order to sustain sustainable business growth," he said.

Previously, this gold, silver, copper and mineral mining company intends to hold a buyback of up to 229,033,658 shares or a maximum of 1% of the paid-up capital in the company. Funds budgeted for this corporate action reached Rp 530 billion, including brokerage fees and other costs. "One of the considerations for carrying out a buyback is to provide flexibility that allows the company to maintain stock price stability if the price does not reflect value or performance," said management in the prospectus.

In addition to increasing stock price stability, buybacks are carried out in the context of implementing a long-term incentive (LTI) program for employees, directors, and the company's board of commissioners, so that the company's subsidiaries can boost their performance. This buyback will be carried out starting from the approval of shareholders through the EGMS on May 25, 2021. The corporate action will be held for a period of 18 months or not later than November 25, 2022. Editor: Parluhutan

“Perseroan akan terus berupaya untuk menjaga struktur permodalan yang optimal agar dapat menopang pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan,” ujar dia.

Sebelumnya, emiten pertambangan emas, perak, tembaga, dan mineral ini berniat meng-gelar pembelian kembali (buyback) sebanyak-banyaknya 229.033.658 saham atau maksimal 1% dari modal disetor dalam perseroan. Dana yang dianggarkan untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 530 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya. “Pertimbangan melakukan buyback salah satunya adalah untuk memberi fleksibilitas yang memungkinkan perusahaan menjaga stabilitas harga saham jika harga tersebut tidak mencerminkan nilai atau kinerja,” ujar manajemen dalam prospektus.

Selain untuk meningkatkan stabilitas harga saham, buyback dilakukan dalam rangka pelaksanaan program insentif jangka panjang atau long term incentive (LTI) bagi karyawan, direksi, dewan komisaris per-seroan, sehingga anak perusahaan perseroan dapat memacu kinerjanya.

Pembelian kembali ini akan dilaksanakan terhitung sejak mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melalui RUPSLB pada 25 Mei 2021. Aksi korporasi tersebut akan digelar dalam jangka waktu 18 bulan atau selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 25 November 2022. Editor : Parluhutan

BUMI Booked Net Loss Equivalent

to Rp 4.64 Trillion for 2020

Author: Ika Fatma Ramadhansari

C

OAL mining company, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) posted a loss in 2020 performance due to the Covid-19 pandemic.

BUMI Bukukan Rugi Bersih Setara

Rp4,64 Triliun Selama 2020

Author: Ika Fatma Ramadhansari

E

MITEN pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan kerugian pada kinerja 2020 akibat pandemi Covid-19.

(11)

Daily News Update Page 11 Based on the financial statements released

on the Indonesia Stock Exchange (IDX) website, Tuesday (18/5/2020), the company posted a loss attributable to the owner of the parent company of US$ 338.02 million, inversely proportional to the previous year's earnings which resulted in a profit. amounting to US$ 6.33 million. In fact, the company recorded a loss before income tax of US$ 322.44 million or equivalent to Rp 4.64 trillion compared to the loss before income tax in 2019 of US$ 19.01 million.

Furthermore, the company's revenue also fell 28.95 percent to US$ 790.44 billion with cost of revenue of US$ 698.52 billion compared to the previous year's acquisition of US$ 1,112.56 billion with cost of revenue of US$ 1,007.48 billion.

Meanwhile, based on the company's report prior to the implementation of PSAK 66, BUMI recorded a net loss in 2020 of US$ 338.02 million, inversely proportional to the previous year which recorded a net profit of US$ 6.84 million.

Meanwhile, prior to the implementation of PSAK, the issuer recorded a decline in revenue of 20.91 percent to US$ 3.68 billion from the previous year which posted revenues of US$ 4.65 billion.

Director and Corporate Secretary Dileep Srivastava in an official release issued by Bumi Resources on Tuesday (18/5/2021) said that the losses recorded by the company were a result of the impact of the Covid-19 pandemic.

Some of the causes include lower volume or prices. Then interest expense includes capitalization on debt restructuring and impairment of assets in exploration.

However, BUMI is optimistic about the signal of recovery in the coal sector in 2021, which is reflected in the first quarter of 2021.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/5/2020), perseroan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$338,02 juta, berbanding terbalik dari perolehan tahun sebelumnya yang berhasill mencetak laba sebesar US$6,33 juta.

Bahkan, perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar US$322,44 juta atau setara Rp4,64 triliun dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan pada 2019 sebesar US$19,01 juta.

Lebih lanjut, pendapatan perseroan juga turun 28,95 persen menjadi US$790,44 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$698,52 miliar dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya sebesar US$1,112,56 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar US$ 1,007,48 miliar.

Sementara itu, jika berdasarkan laporan perseroan sebelum penerapan PSAK 66, BUMI mencatatkan rugi bersih pada 2020 sebesar US$338,02 juta, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih sebesar US$6,84 juta.

Sedangkan sebelum penerapan PSAK, emiten tersebut catatkan penurunan pendapatan sebesar 20,91 persen menjadi US$3,68 miliar dari tahun sebelumnya yang mencetak pen-dapatan US$4,65 miliar.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh Bumi Resources pada Selasa (18/5/2021) mengatakan bahwa kerugian yang dicatatkan perseroan adalah akibat dari dampak pandemi Covid-19.

Beberapa penyebabnya diantara lain adalah volume atau harga yang lebih rendah. Kemudian beban bunga termasuk kapitalisasi pada restruksi hutang, dan penurunan nilai aset dalam eksplorasi.

Namun BUMI optimis terhadap sinyal pemu-lihan di sektor batu bara pada tahun 2021 yang tercermin pada kuartal pertama tahun 2021.

(12)

Daily News Update Page 12 "With the return of sector optimism and

the rising trend in coal prices, the company hopes to significantly improve its perfor-mance in 2021," Srivastava was quoted as saying on Wednesday (19/5/2021).

BUMI targets coal production of 85 million tons to 89 million tons, with an estimated average price of coal for this year in the range of US$ 51 per ton - US$ 54 per ton. Editor: Ropesta Sitorus

“Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batu bara, perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan di 2021,” ungkap Srivastava dikutip pada Rabu (19/5/2021).

BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 85 juta ton hingga 89 juta ton, dengan harga perkiraan rata-rata batu bara untuk tahun ini dikisaran US$51 per ton - US$54 per ton. Editor : Ropesta Sitorus

Masmindo is still studying gold

content in Rante Balla South

Sulawesi

T

HE GOLD mining company, PT Masmindo Dwi Area, is still conducting an assessment of the resource content in the area of Rante Balla Village, Latimojong District, Luwu Regency, South Sulawesi. PT Masmindo Dwi Area Government Relations Manager, Wahyu DP, said that out of the tens of thousands of hectares that have been assessed, only 2,500 hectares are known to contain gold. He also said that his party had not yet acquired land in the study area.

"Even if we haven't acquired the land now, it doesn't mean we control it, we still allow them (residents) to come in. They are free to go in and out of the garden, because we have no activity at all. We are also still conducting studies with the local govern-ment there," said Wahyu DP, quoted Wednesday (19/5/2021).

PT. Masmindo Dwi Area has been operating in the Luwu region for decades. In the work contract,...

Masmindo Masih Kaji

Kandungan Emas di Rante Balla

Sulsel

P

ERUSAHAAN tambang emas, PT Masmindo Dwi Area, masih terus melakukan pengkajian terhadap kandungan sumber daya di wilayah Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Manager Government Relation PT Masmindo Dwi Area, Wahyu DP, mengatakan dari sekitar belasan ribu hektar yang sudah dilakukan pengkajian, baru sekitar 2.500 hektare yang diketahui berpotensi meng-andung emas. Ia juga mengatakan, pihaknya belum melakukan pembebasan lahan di wilayah pengkajian.

"Kalau pun sekarang kami belum mem-bebaskan lahan, tidak berarti kita meng-kuasai, kita tetap membolehkan mereka (warga) masuk. Mereka leluasa keluar masuk berkebun, karena kami belum ada aktivitas sama sekali. Kami juga masih terus lakukan kajian dengan pemkab sana," ujar Wahyu DP, dikutip Rabu (19/5/2021). PT. Masmindo Dwi Area sudah puluhan tahun beroperasi di wilayah Luwu. Di kontrak karya...

(13)

Daily News Update Page 13 In the work contract, which was amended

in 2018, it was decided that the company has the right to a 14 thousand hectare land concession. Wahyu DP said that his party hopes to immediately carry out land acquisition.

"And the matter of land acquisition, until now, land acquisition has not been carried out, because it is still in the review stage. When it is finished, at least in the middle of this year we will enter the land acquisition process stage," he explained.

Because PT. Masmindo Dwi Area has not explored Rante Balla yet. On April 27, the people of Rante Balla visited the Acting Governor of South Sulawesi (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman, to complain.

The community questioned the benefits of the presence of this mining company, which has been present at Rante Balla for decades. The community also questioned the compensation for land acquisition by PT. Masmindo Dwi Area.

PT Masmindo Dwi Area is an Australian subsidiary, under the auspices of a holding company called Nusantara Resources Limited (Nusantara). Currently, Nusantara is listed on the Australian trading exchange with the NUS code.

Polemic of Gold Mine in Trenggalek until Crowded with Rejection Petitions The East Java Provincial Government has confirmed that the plan to exploit the gold mine in Trenggalek Regency by PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) is not final. "Until now, PT SMN has been prohibited from carrying out production operations, and has not even taken a production operation mining business permit (IUP-OP) at the provincial government," said Head of the East Java Investment and One Stop Services (DPMPTSP) Aris Mukiyono quoted from Antara, Monday (15/3/2021).

Di kontrak karya yang sudah diamandemen tahun 2018 lalu, diputuskan perusahaan tersebut berhak atas konsesi lahan seluas 14 ribu hektar. Wahyu DP mengatakan pihaknya berharap bisa segera melakukan pem-bebasan lahan.

"Dan soal pembebasan lahan, sampai sekarang, memang belum lakukan pembebasan lahan, karena masih dalam tahap review. Kalau sudah selesai, paling tidak pertengahan tahun ini kita masuk pada tahapan proses pembebasan lahan," jelasnya.

Karena PT. Masmindo Dwi Area belum juga melakukan eksplorasi di Rante Balla, pada 27 April lalu masyarakat Rante Balla menyam-bangi Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman, untuk mengadu. Masyarakat mempertanyakan manfaat kehadiran perusahaan tambang tersebut yang sudah puluhan tahun hadir di Rante Balla. Masyarakat juga mempertanyakan kompensasi atas pembebasan lahan oleh PT. Masmindo Dwi Area.

PT Masmindo Dwi Area merupakan anak perusahaan asal Australia, di bawah naungan perusahaan induk bernama Nusantara Resources Limited (Nusantara). Nusantara hingga saat ini tercatat di Bursa perdagangan Australia dengan kode NUS.

Polemik Tambang Emas di Trenggalek hingga Ramai Petisi Penolakan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan rencana eksploitasi tambang emas di Kabupaten Trenggalek oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) belum final.

"Sampai sekarang, PT SMN dilarang melakukan operasi produksi, bahkan belum mengambil izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP-OP) di Pemprov," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim Aris Mukiyono dikutip dari Antara, Senin (15/3/2021).

(14)

Daily News Update Page 14 He emphasized that up to now, SMN has

not fulfilled its obligation to submit reclamation and post-mining guarantee costs totaling US$ 939,221.15 as attached in the recommendation clause before SMN conducts production operations (OP). This means, said Aris, that he does not have the right to carry out mining production operations because he is facing internal problems from a financial side. In addition, the former Head of the East Java Provincial Government's Economic Bureau also conveyed the need for adjustments to the mining area according to the regional spatial plan in Trenggalek Regency.

"If there are aspirations of the community, most of which reject the existence of gold mining activities there, it is necessary to review the licensing process that has been passed by PT SMN," he said.

Based on information from the East Java DPMPTSP, the chronology of mining permit applications in Munjungan, Dongko, Watulimo, Kampak, Suruh, Pule, Tugu, Karangan, and Dongko districts dates back to 2005.

In that year a mining permit was issued by the Regent of Trenggalek at that time, to be precise on December 28, 2005 with a mining area of 17,586 hectares.

In this permit, Trengggalek Regency gave a period of two years from the time it was stipulated.

Then, in 2007, SMN applied for an extension and additional area permit, which was approved by the Regent of Trenggalek on December 14, 2007 with a change in land area of 30,044 hectares. In the following year, the request for a gold mining permit reached 29,969 hectares.

Ia menegaskan SMN hingga saat ini juga belum memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan biaya jaminan reklamasi dan pascatambang senilai total 939.221,15 dolar AS sebagaimana terlampir dalam klausul rekomendasi sebelum SMN melakukan operasi produksi (OP).

Artinya, kata Aris, hak melakukan operasi produksi pertambangan tidak dimiliki di-karenakan sedang menghadapi permasalahan internal dari sisi finansial.

Selain itu, mantan Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim tersebut juga menyampaikan perlunya penyesuaian terhadap luasan pertambangan sesuai rencana tata ruang wilayah di Kabupaten Trenggalek.

"Jika memang ada aspirasi masyarakat yang sebagian besar menolak adanya aktivitas pertambangan emas di sana, maka perlu dilakukan peninjauan kembali atas proses perizinan yang telah dilalui PT SMN," ucap dia.

Berdasarkan informasi dari DPMPTSP Jatim, kronologi pengajuan izin pertambangan di Kecamatan Munjungan, Dongko, Watulimo, Kampak, Suruh, Pule, Tugu, Karangan, dan Dongko itu berawal sejak 2005.

Pada tahun tersebut diterbitkan izin pertam-bangan oleh Bupati Trenggalek saat itu, tepatnya pada 28 Desember 2005 dengan luasan lahan tambang mencapai 17.586 hektare.

Dalam izin tersebut, pihak Kabupaten Trengggalek memberikan jangka waktu dua tahun sejak ditetapkan.

Lalu, pada 2007, SMN mengajukan izin perpanjangan dan tambahan luasan, yang disetujui Bupati Trenggalek pada 14 Desember 2007 dengan perubahan luasan lahan 30.044 hektare.

Pada tahun berikutnya, permintaan izin tambang emas tersebut mencapai 29.969 hektare.

(15)

UNTR's capex at the Martabe mine

reaches around US$7 million in the

first quarter of 2021

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

P

T UNITED Tractors Tbk's capital spending activities in the gold business line continue. During the first quarter of this year, the issuer coded UNTR shares spent around US $ 7 million specifically for the gold business line.

In addition to financing exploration activities to ensure the availability of gold reserves that are ready to be mined, UNTR's capital expenditure on the gold business line is also allocated for the development of processing plants and operational equipment.

"The processing plant for the gold refinery still has to be maintained and its capacity adjusted according to the type of gold being extracted. If the excavation gets deeper, there will be a refinery process and operating equipment that must be adjusted,” explained UNTR's Corporate Secretary, Sara K. Loebis when contacted by Kontan.co.id, Wednesday (19/5).

As is known, UNTR through its indirect subsidiary PT Agincourt Resources (PTAR) operates the Martabe Gold Mine located in North Sumatra province.

Over the past year, UNTR's gold sales through PTAR reached 319,700 Gold Equivalent Ounces (GEOs) with a revenue of Rp 7 trillion, equivalent to 11.60% of UNTR's total net income. This year, UNTR allocates around 40% of the company's capital expenditure (capex) budget for this business segment.

Belanja modal UNTR di tambang

Martabe capai sekitar US$7 juta

di kuartal I-2021

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

K

EGIATAN pembelanjaan modal PT United Tractors Tbk pada lini bisnis emas terus berjalan. Pada sepanjang kuartal pertama tahun ini, emiten berkode saham UNTR itu sudah membelanjakan dana sekitar US$ 7 juta khusus untuk lini bisnis emas.

Selain untuk membiayai kegiatan eksplorasi guna memastikan ketersediaan cadangan emas yang siap ditambang, pembelanjaan modal UNTR pada lini bisnis emas juga dialokasikan untuk pengemb angan processing plant dan alat operasional.

“Processing plant untuk refinery gold tetap harus di-maintain dan disesuaikan kapa-sitasnya dengan tipe emas yang diekstraksi. Jika penggalian semakin dalam, ada proses refinery dan alat operasi yg harus di-sesuaikan,” terang Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/5).

Seperti diketahui, UNTR melalui anak usaha dengan kepemilikan tidak langsung, PT Agincourt Resources (PTAR) mengoperasi-kan Tambang Emas Martabe yang berlokasi di provinsi Sumatera Utara.

Sepanjang tahun lalu, penjualan emas UNTR melalui PTAR mencapai 319.700 Gold Equivalent Ounces (GEOs) dengan penda-patan senilai Rp 7 triliun atau setara 11,60% dari total pendapatan bersih UNTR. Tahun ini, UNTR mengalokasikan sekitar 40% dari anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan untuk segmen usaha ini.

(16)

Daily News Update Page 16 Until the close of this year, UNTR is

targeting production volume in the range of 340,000 ounces. Sara said, UNTR's gold sales will still target customers in the banking sector. However, he was reluctant to specify the customer in question.

In the first three months of this year, UNTR recorded sales of 95,300 ounces of gold. This realization is up 1% from the same period last year which amounted to 94,800 ounces.

Hingga tutup tahun nanti, UNTR menarget-kan volume produksi di kisaran 340.000 ons. Sara bilang, penjualan emas UNTR masih akan menyasar pelanggan di sektor perbankan. Hanya saja, ia enggan merinci pelanggan yang dimaksud.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, UNTR telah mencatatkan penjualan 95.300 ons emas. Realisasi ini naik 1% dari realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 94.800 ons.

Indonesia Gets Windfall: Gold,

Copper, and Nickel Skyrocket

I

NDONESIA, as a producer and exporter of mining commodities, is now getting a "windfall", aka big profits. This is because the prices of a number of mining commodities are currently experiencing a super cyclical trend or high prices and are estimated to be in the long term, including coal, gold, nickel, and copper.

Every year Indonesia produces hundreds of millions of tons of coal, millions of nickel metal, hundreds of thousands of tons of copper cathodes, and tens of tons of gold. In fact, most of these mining commodities are still exported.

Based on data from Bank Indonesia, there are at least five mining commodities whose price index has jumped in the first quarter of 2021, including coal, tin, copper, nickel and aluminum. This price index shows whether the commodity has experienced an increase or decrease in price and how much it has changed.

RI Dapat Durian Runtuh: Emas,

Tembaga Hingga Nikel Meroket

I

NDONESIA sebagai negara produsen dan pengekspor komoditas tambang kini seolah mendapatkan "durian runtuh" alias keun-tungan besar. Pasalnya, harga sejumlah komoditas tambang kini tengah mengalami tren super siklus atau harga tinggi dan diperkirakan dalam waktu panjang, termasuk batu bara, emas, nikel, hingga tembaga.

Setiap tahunnya Indonesia memproduksi ratusan juta ton batu bara, jutaan logam nikel, ratusan ribu ton katoda tembaga, dan puluhan ton emas. Bahkan, kebanyakan komoditas tambang tersebut masih di-ekspor.

Berdasarkan data Bank Indonesia, setidak-nya ada lima komoditas tambang yang indeks harganya melonjak pada kuartal I 2021 ini, antara lain batu bara, timah, tembaga, nikel, dan aluminium. Indeks harga ini menunjukkan apakah komoditas tersebut mengalami kenaikan atau penurunan harga dan seberapa besar perubahannya.

(17)

Daily News Update Page 17 This year, the Ministry of Energy and

Mineral Resources (ESDM) is targeting state revenue from the mineral and coal mining sector to reach Rp. 39.01 trillion, up slightly from the realization of state revenue in 2020 which amounted to Rp. 34.65 trillion.

However, with the continued soaring prices of almost all mining commodities, including coal, gold, nickel, and copper, the realization of state revenues by early May was recorded to have reached half of the target, to be precise Rp 19.15 trillion or 48.97% of the target. one this year.

This is based on data from the Minerba One Data Indonesia (MODI) of the Ministry of ESDM.

To find out the benefits that RI could generate from the soaring prices of these commodities, here are the details of each commodity.

1. Gold

When the US dollar weakens, the price of gold strengthens. That's what happened in the last month. When the US dollar index was corrected by 1.05%, the price of the yellow metal strengthened 5.62%. The bullish trend (strengthening) is expected to continue this week.

In morning trade Tuesday (18/5/2021), world gold prices in the spot market strengthened 0.14% to US$ 1,869 per troy ounce.

Gold prices are now trading above the daily 50, 100, and 200 price moving averages or technically reflecting moving averages (MA) for the medium and long term.

Based on Bank Mandiri data, the average price of gold this year is estimated to reach US$ 2,084 per troy ounce from US$ 1,772 per troy ounce in 2020.

Tahun ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pene-rimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara mencapai Rp 39,01 triliun, naik tipis dari realisasi penerimaan negara pada 2020 yang sebesar Rp 34,65 triliun.

Namun, dengan terus membubungnya harga hampir di semua komoditas tambang, baik batu bara, emas, nikel, dan tembaga membuat realisasi penerimaan negara hingga awal Mei ini tercatat sudah mencapai separuh dari target, tepatnya Rp 19,15 triliun atau 48,97% dari target satu tahun ini.

Hal tersebut berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM.

Untuk mengetahui keuntungan yang bisa dihasilkan RI dari menjulangnya harga-harga komoditas ini, berikut rincian masing-masing komoditas.

1. Emas

Saat dolar AS melemah, harga emas menguat. Itulah yang terjadi dalam satu bulan terakhir. Ketika indeks dolar AS terkoreksi 1,05%, harga si logam kuning menguat 5,62%. Tren bullish (penguatan) diperkirakan bakal berlanjut hingga minggu ini.

Pada perdagangan pagi Selasa (18/5/ 2021), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,14% ke US$ 1.869 per troy ons. Harga emas sekarang sudah diperdagang-kan di atas pergeradiperdagang-kan rata-rata harga 50, 100, dan 200 hariannya atau secara teknikal mencerminkan moving average (MA) untuk jangka waktu menengah dan panjang.

Berdasarkan data Bank Mandiri,harga emas pada tahun ini rata-rata diperkirakan bisa mencapai US$ 2.084 per troy ons dari US$ 1.772 per troy ons pada 2020.

(18)

Daily News Update Page 18 The increase in the price of gold could also

bring money for Indonesia. Moreover, this year the government is targeting gold production to reach 81.90 tons, higher than the realization of production in 2020 which was only 28.88 tons.

One of the gold producers in Indonesia is PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). In the first quarter of 2021, Antam sold 7.41 tonnes (238,269 troy ounces) of gold, up 45% over the same period in 2020.

Meanwhile, PT Freeport Indonesia targets gold production in 2021 to reach 1.4 million ounces, higher than 2020, which was only 800 thousand ounces.

2. Copper

The increase in copper prices in the last two months should have made RI even richer. In early May 2021, to be precise on 6 May 2021, the price of copper on the London Metal Exchange (LME) broke at the level of US$ 10,025 per metric ton (MT). It does not stop there, the price of copper continues to rise, even on May 10 last week it touched US$ 10,724.5 per MT, although on May 14 it had to drop to the level of US$ 10,212 per MT. In trading Tuesday (18/05/2021), the price of copper rose again to US$ 10,465 per ton.

In the long term, copper prices are predicted to continue to show a positive trend. The price has the potential to touch US$ 20,000 per MT in 2025. This projection is based on analysis by Bank of America (BofA), as reported by CNBC International.

Based on Bank Indonesia data, the copper price index in the first quarter of 2021 reached 50.3, higher than the fourth quarter of 2020 which was 21.6 or even the same period last year or the first quarter of 2020 which was -7.8.

Kenaikan harga emas ini juga bisa men-datangkan cuan bagi Indonesia. Apalagi, tahun ini pemerintah menargetkan produksi emas mencapai 81,90 ton, lebih tinggi dari realisasi produksi pada 2020 lalu yang hanya 28,88 ton.

Salah satu produsen emas di Indonesia yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada kuartal I 2021, Antam telah menjual emas sebesar 7,41 ton (238.269 troy ons), naik 45% dibandingkan periode yang sama pada 2020.

Sementara PT Freeport Indonesia menarget-kan produksi emas pada 2021 ini mencapai 1,4 juta ons, lebih tinggi dari 2020 yang hanya sebesar 800 ribu ons.

2. Tembaga

Kenaikan harga tembaga dalam kurun waktu dua bulan terakhir mestinya membuat RI semakin kaya raya. Di awal Mei 2021, tepatnya tanggal 6 Mei 2021, harga tembaga di London Metal Exchange (LME) tembus di level US$ 10.025 per metrik ton (MT).

Tak berhenti di situ, harga tembaga terus saja naik, bahkan pada tanggal 10 Mei pekan lalu sempat menyentuh US$ 10.724,5 per MT, meski pada 14 Mei harus turun ke level US$ 10.212 per MT. Pada perdagangan Selasa (18/05/2021), harga tembaga kembali naik menjadi US$ 10.465 per ton. Dalam jangka panjang harga tembaga di-gadang-gadang masih akan terus menunjuk-kan tren positif. Harganya berpotensi menyentuh US$ 20.000 per MT di 2025. Proyeksi ini berdasarkan analisis Bank of America (BofA), seperti dilansir dari CNBC International.

Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks harga tembaga pada kuartal I 2021 mencapai 50,3, lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2020 yang sebesar 21,6 atau bahkan periode yang sama tahun lalu atau kuartal I 2020 yang -7,8.

(19)

Daily News Update Page 19 The ESDM Ministry targets copper cathode

production this year to reach 291,000 tons and sales to 296,000 tons.

If the average selling price for copper reaches US$ 10,000 per ton, it means that Indonesia can earn US$ 2.96 billion or around Rp.41.4 trillion (assuming an exchange rate of Rp 14,000 per US$) from selling copper cathodes. That is only the result of the sale of metal or copper cathodes, not including copper concentrate which is still being exported by PT Freeport Indonesia and PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

PT Freeport Indonesia, as Indonesia's largest copper producer, targets copper concentrate production to reach 1.4 billion pounds this year, an increase from production in 2020 of 800 million pounds. The copper cathode is manufactured by PT Smelting, which operates a copper smelter in Gresik, East Java. PT Smelting is owned by Mitsubishi Materials Corporation (MMC) and PT Freeport Indonesia.

This smelter processes 1 million metric tons of copper concentrate per year into copper cathodes, around 300 thousand tons per year. This smelter processes 40% of PT Freeport Indonesia's copper concentrate production.

Based on Freeport McMoran data, PT Freeport Indonesia's copper ore production from the Grasberg Block Cave and the underground mine in the Deep Mill Level Zone (DMLZ) is estimated to reach 98,5000 metric tons of ore per day.

3. Nickel

Since the end of last year, the price of nickel has continued to climb above US$ 16,000 per ton. In early 2021, the price of nickel on the London Metal Exchange was US$ 17,344 per ton, then continued to climb until it finally broke its highest record on February 22, 2021, which reached US$ 19,689 per ton.

Kementerian ESDM menargetkan produksi katoda tembaga pada tahun ini sebesar 291.000 ton dan penjualan 296.000 ton. Jika harga jual rata-rata tembaga mencapai US$ 10.000 per ton, artinya Indonesia bisa mendapatkan penghasilan US$ 2,96 miliar atau sekitar Rp 41,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$) dari penjualan katoda tembaga. Itu pun baru hasil penjualan logam atau katoda tembaga, belum termasuk konsentrat tembaga yang masih diekspor PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

PT Freeport Indonesia, sebagai produsen tembaga terbesar RI, tahun ini menargetkan produksi konsentrat tembaga mencapai 1,4 miliar pon, meningkat dari produksi di 2020 yang sebesar 800 juta pon.

Adapun katoda tembaga ini diproduksi oleh PT Smelting, yang mengoperasikan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. PT Smelting ini dimiliki oleh Mitsubishi Materials Corpo-ration (MMC) dan PT Freeport Indonesia. Smelter ini mengolah 1 juta metrik ton konsentrat tembaga per tahun menjadi katoda tembaga sekitar 300 ribu ton per tahun. Smelter ini mengolah 40% dari produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia.

Berdasarkan data Freeport McMoran, pro-duksi bijih tembaga PT Freeport Indonesia dari Grasberg Block Cave dan tambang bawah tanah Deep Mill Level Zone (DMLZ) diperkirakan mencapai 98.5000 metrik ton bijih per hari.

3. Nikel

Harga nikel sejak akhir tahun lalu hingga kini terus menanjak naik di atas US$ 16.000 per ton. Di awal 2021 harga nikel di London Metal Exchange sebesar US$ 17.344 per ton, lalu terus menanjak hingga akhirnya menembus rekor tertinggi pada 22 Februari 2021 yang mencapai US$ 19.689 per ton.

(20)

Daily News Update Page 20 Even though after that it fell back down

again, the average is still around US$ 16,000 per tonne and this May shows that there is improvement again. On May 10, the nickel price at LME touched US$ 18,070 per ton, and on Tuesday's trading (18/05/ 2021), the nickel price touched US$ 18,142 per ton, an increase from Monday (17/05/2021) which was recorded at 17,723 per ton.

However, this price is still higher than the conditions in 2020, where the highest price was on December 15, 2020 which was US$ 17,650 per ton, but the lowest was on March 23, 2020 which was only US$ 11,055 per ton. The average nickel price at LME in 2020 is around U$ 12,000-13,000 per ton.

Based on data from Bank Indonesia, the nickel price index soared to 37.9 in the first quarter of 2021 from 3.8 in the same period last year.

Bank Mandiri data also states that nickel prices this year are estimated to reach US$ 15,215 per ton on average in 2021 from US $ 13,862 per ton in 2020.

By producing tens of millions of tonnes of nickel ore per year, Indonesia should pan gold from this increase in nickel prices. For nickel pig iron (NPI), the government is targeting production and sales of 901,080 tons in 2021, up from the realization of production in 2020 which amounted to 860,484.35 tons and sales of 179,697.18 tons.

Meanwhile, ferronickel production and sales this year are targeted to increase to 2,107,071 tons from production in 2020 which amounted to 1,479,970.98 tons.

Meski setelahnya turun kembali, namun rata-rata masih berkisar US$ 16.000-an per ton dan pada Mei ini menunjukkan adanya perbaikan kembali. Pada 10 Mei harga nikel di LME sempat menyentuh US$ 18.070 per ton, dan pada perdagangan Selasa (18/05/2021), harga nikel menyentuh US$ 18.142 per ton, meningkat dari Senin (17/05/2021) yang tercatat sebesar 17.723 per ton.

Namun demikian, harga ini masih lebih tinggi dibandingkan kondisi pada 2020, di mana harga tertinggi pada 15 Desember 2020 yang sebesar US$ 17.650 per ton, namun terendah pada 23 Maret 2020 yang hanya sebesar US$ 11.055 per ton. Adapun rata-rata harga nikel di LME pada 2020 yakni sekitar US$ 12.000-13.000 per ton. Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks harga nikel membubung menjadi 37,9 pada kuartal I 2021 dari 3,8 pada periode yang sama tahun lalu.

Data Bank Mandiri juga menyebutkan bawah harga nikel pada tahun ini diper-kirakan rata-rata akan menyentuh US$ 15.215 per ton pada 2021 dari US$ 13.862 per ton pada 2020.

Dengan memproduksi puluhan juta ton bijih nikel per tahunnya, Indonesia seharusnya mendulang emas dari kenaikan harga nikel ini.

Untuk nickel pig iron (NPI), pemerintah menargetkan produksi dan penjualan sebesar 901.080 ton pada 2021 ini, naik dari realisasi produksi pada 2020 yang sebesar 860.484,35 ton dan penjualan 179.697,18 ton.

Sementara produksi dan penjualan feronikel pada tahun ini ditargetkan naik menjadi 2.107.071 ton dari produksi pada 2020 yang sebesar 1.479.970,98 ton.

(21)

Daily News Update Page 21 Meanwhile, for nickel matte in 2021 it is

targeted to produce and sell 78 thousand tons. Meanwhile, nickel matte production in 2020 reached 91,704.76 tons and sales of 72,845.53 tons.

4. Coal

Ice Newcastle's reference coal price has managed to break the highest level in the last 2.5 years, soaring to US$ 104.65 per ton to be precise on Thursday's trade (14/05/2021) last week. This price is the highest since last November 2018.

Although now coal prices have fallen 3% to below US$ 100 per ton on Monday (17/05/2021) trading yesterday, namely US$ 98.2 per ton, this is still much higher than last year.

The Reference Coal Price (HBA) released by the Ministry of ESDM every month shows that the highest coal price in 2020 was only US$ 67.08 per ton in March 2020, and then continued to decline until the lowest reached US$ 49.42 per ton in September. 2020.

Based on Bank Indonesia data, the coal price index reached 19.5 in the first quarter of 2021, much higher than the first quarter of 2020 which was -8.0. Meanwhile, Bank Mandiri data states that this year's coal price is projected to reach an average of US$ 87.6 per ton, an increase compared to the average price in 2020 of US$ 60.3 per ton.

The government has also taken advantage of the hike in coal prices since the beginning of this year by increasing the coal production target this year by 75 million tons to 625 million tons from the original plan of 550 million tons.

The increase in the production target of 75 million tons is intended for exports. Thus, in the midst of a condition where the price of coal continues to rise,...

Sedangkan untuk nickel matte pada 2021 ini ditargetkan diproduksi dan dijual 78 ribu ton. Sementara produksi nickel matte pada 2020 mencapai 91.704,76 ton dan penjualan 72.845,53 ton.

4. Batu Bara

Harga batu bara acuan Ice Newcastle berhasil menembus level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir, tepatnya melonjak menjadi US$ 104,65 per ton pada perdagangan Kamis (14/05/2021) pekan lalu. Harga tersebut merupakan tertinggi sejak November 2018 lalu.

Meski kini harga batu bara turun 3% menjadi di bawah US$ 100 per ton pada perdagangan Senin (17/05/2021) kemarin, yakni US$ 98,2 per ton, namun ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dirilis Kementerian ESDM setiap bulannya menunjukkan, harga batu bara tertinggi pada 2020 hanya sebesar US$ 67,08 per ton pada Maret 2020, dan lantas terus menurun hingga terendah mencapai US$ 49,42 per ton pada September 2020.

Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks harga batu bara mencapai 19,5 pada kuartal I 2021, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2020 yang -8,0. Sementara data Bank Mandiri menyebutkan bahwa harga batu bara pada tahun ini diproyeksikan rata-rata mencapai US$ 87,6 per ton, meningkat dibandingkan harga rata-rata pada 2020 yang sebesar US$ 60,3 per ton.

Adanya lonjakan harga batu bara sejak awal tahun ini juga turut dimanfaatkan pemerintah dengan menaikkan target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana semula 550 juta ton.

Adapun kenaikan target produksi sebesar 75 juta ton tersebut ditujukan untuk ekspor. Dengan demikian, di tengah kondisi harga batu bara yang terus membubung,...

(22)

Daily News Update Page 22 Thus, in the midst of a condition where the

price of coal continues to rise, Indonesia can benefit more from this increase in production. The reason is, this can have an impact on increasing state revenue in terms of royalties, corporate income taxes, and others. (wia)

Dengan demikian, di tengah kondisi harga batu bara yang terus membubung, maka Indonesia bisa semakin diuntungkan dengan peningkatan produksi ini. Pasal-nya, ini bisa berdampak pada peningkatan penerimaan negara dari sisi royalti, pajak penghasilan perusahaan, dan lainnya. (wia)

The Operations of the Tujuh

Bukit Gold Mine Soon to

Normal, MDKA Confidently

Improves Performance

Author: Finna U. Ulfah

T

HE MINERAL mining company, PT Merdeka Copper Gold Tbk., Is optimistic that it can improve its financial performance, after making a loss in the first quarter of 2021.

Based on the financial statements, the issuer coded as MDKA shares recorded a current year loss attributable to owners of the parent company of US$ 4.98 million in the first quarter of 2021, inversely proportional to a profit of US$ 14.97 million in the first quarter of 2020.

MDKA also recorded revenues of US$ 46.54 million in the first quarter of 2021. The acquisition was down 55.15 percent from US$ 103.78 million in revenue in the first quarter of 2020.

Merdeka Copper Gold Director David Fowler explained that the decline in performance was caused by a fracture incident in the leach yard at the Tujuh Bukit gold mine which affected the company's production. However, David estimates that the company's consolidated income, EBITDA and profit in 2021 can increase going forward.

Operasional Tambang Emas

Tujuh Bukit Segera Normal,

MDKA Yakin Kinerja Membaik

Author: Finna U. Ulfah

E

MITEN pertambangan mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk., optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangannya, setelah mencetak rugi pada kuartal I/2021. Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham MDKA itu mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat di-atribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$4,98 juta pada kuartal I/2021, berbanding terbalik dengan laba sebesar US$14,97 juta pada kuartal I/2020.

MDKA juga mencatatkan pendapatan sebesar US$46,54 juta pada kuartal I/2021. Perolehan itu turun 55,15 persen dari US$103,78 juta pendapatan pada kuartal I/2020.

Direktur Merdeka Copper Gold David Fowler menjelaskan bahwa penurunan kinerja disebabkan oleh insiden rekahan di pelataran pelindian di tambang emas Tujuh Bukit yang mempengaruhi produksi perseroan.

Namun, David memperkirakan pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba perseroan pada 2021 dapat meningkat ke depannya.

(23)

Daily News Update Page 23 "[Performance improvement] is in line

with normal operations at the Tujuh Bukit gold mine which is expected to occur in the third quarter of 2021 along with a consistent level of copper production from the Wetar copper mine," David said as quoted from his official statement, Wednesday (19/5/2021).

Currently, MDKA is in the process of remediation or repair of the heap leach pad at the Tujuh Bukit gold mine. The process is targeted to be completed by the end of the second quarter of 2021, so that operations are expected to return to normal in the third quarter of 2021 and boost the company's performance.

Meanwhile, the company has also received confirmation from the insurance company regarding the claim for the incident. MDKA has recorded revenues of US $ 20 million from these claims which are included in the accounts receivable.

This figure is an acknowledgment of temporary revenue which the company expects to be higher in line with the claim value that will be agreed upon in 2021. In 2021, MDKA is targeting production in the range of 100,000 to 120,000 ounces of gold from the mine with an All in Sustainable Cost (AISC) worth US$ 825-US$ 900 per ounce with silver net credit. In addition, the performance will also be further supported in line with the completion of a strategic review of the Wetar Copper mine. Copper production is expected to reach consistent production levels in Q2/2021.

MDKA is targeting production volumes in the range of 14,000 to 17,000 tons of copper with AISC worth US$ 4,620 - US$ 5,720 per ton in 2021.

On the other hand, the company will continue the Tujuh Bukit copper explo-ration project. In addition,...

“[Peningkatan kinerja] seiring dengan operasi normal di tambang emas Tujuh Bukit yang diharapkan terjadi pada kuartal III/2021 bersamaan dengan tingkat produksi tembaga yang konsisten dari tambang tembaga Wetar,” ujar David dikutip dari keterangan resminya, Rabu (19/5/2021).

Saat ini, MDKA tengah dalam proses remediasi atau perbaikan heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit. Proses itu ditargetkan rampung pada akhir kuartal II/2021, sehingga operasional diharapkan kembali normal pada kuartal III/2021 dan mendongkrak kinerja perseroan.

Adapun, perseroan juga telah mengantongi konfirmasi dari pihak perusahaan asuransi atas klaim dari insiden itu. MDKA telah membukukan pendapatan US$20 juta dari klaim itu yang dimasukkan ke dalam pos piutang.

Angka itu merupakan pengakuan penda-patan sementara yang perseroan diper-kirakan dapat lebih tinggi seiring dengan nilai klaim yang akan disepakati pada 2021.

Pada 2021, MDKA menargetkan produksi di kisaran 100.000 hingga 120.000 ons emas dari tambang itu dengan All in Sustainable Cost (AISC) senilai US$825-US$900 per on dengan kredit bersih perak. Selain itu, kinerja juga akan semakin didukung seiring dengan diselesaikannya tinjauan strategis tambang Tembaga Wetar. Produksi tembaga diperkirakan akan mencapai tingkat produksi yang konsisten pada kuartal II/2021.

MDKA menargetkan volume produksi di kisaran 14.000 hingga 17.000 ton tembaga dengan AISC senilai US$4.620 - US$5.720 per ton pada 2021.

Di sisi lain, perseroan akan melanjutkan proyek eksplorasi tembaga Tujuh Bukit. Selain itu,...

TABLE OF CONTENTS. No. Title Media Source Page