• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIJAKAN, PERENCANAAN, PROSEDUR DAN KUALITAS INFORMASI E-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEBIJAKAN, PERENCANAAN, PROSEDUR DAN KUALITAS INFORMASI E-"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN, PERENCANAAN, PROSEDUR DAN KUALITAS INFORMASI E-LEARNING EL RAHMA (ELERA) TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DAN LOYALITAS

SISTEM

(Studi pada ELERA STMIK EL RAHMA Yogyakarta)

Kolaborasi model kematangan sistem informasi COBIT Framework 4.1 dengan model pengukuran kesuksesan E Learning Hasanzadeh et all (2012)

Dedy Ardiansyah 1

1 Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Email: 1dedyardy@yahoo.com

Abstract

E-Learning is now a necessity in the learning process. The process of learning using information technology has led to the ease as well as new problems caused by technology factors. E-Learning, requires serious attention in the process of planning, monitoring and controlling the application of E-Learning. ELERA is a learning system that is built to serve lecturers and students in the process of delivering lecture materials, recording the presence of lecturers and students, the delivery of duties and assessment. In practice only a few lecturers and students are actively utilizing ELERA so it needs to be evaluated in its application.

The maturity of information systems using the COBIT 4.1 framework is an evaluation tool of the application of information systems that focuses on the managerial aspect. Aspects of policy, planning, procedures and quality of information taken from the framework of COBIT 4.1 and based on research Hasanzadeh et all (2012) on E-Learning then this study was conducted. This study wanted to know the influence of policy aspects, planning, procedures and quality of information on user satisfaction and loyalty to ELERA.

By using survey method questionnaires with ELERA user sample, the elements of leadership of STMIK EL Rahma, lecturers, employees and students are then processed using PLS 2.0 software it can be concluded that there is positive and significant influence of ELERA policy, planning, procedure and quality of information to user satisfaction and Loyalty to ELERA.

Keywords: Information System Maturity, user satisfaction, system loyality 1. PENDAHULUAN

E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan

(2)

sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27). Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010). Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013). Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.

2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)

3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja. 4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang

berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

E-Learning saat ini menjadi sebuah kebutuhan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan teknologi informasi telah memunculkan kemudahan sekaligus permasalahan baru yang disebabkan oleh faktor teknologi. Penelitian yang dilakukan Liebowitz dan Frank, 2011) menemukan bahwa pendekatan E-Learning memiliki keuntungan dalam pengajaran dan adanya fasilitas penyimpanan bahan ajar serta penerapan best practise system. Meskipun demikian, faktor Return On Investment (ROI) pembangunan Learning menjadi salah satu isu penting kegagalan penerapan E-Learning (Govindasamy, 2002). Perbedaan antara proses pembelajaran tradisional dan menggunakan E-Learning dalam efektifitas, transformasi dari model tradisional menjadi E-Learning, membutuhkan perhatian serius dalam proses perencanaan, monitoring dan kontrol penerapan E-Learning (Cantoni, Cellario, & Porta, 2004). Oleh karena itu faktor manajerial menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan dan penerapan E-Learning.

Model kematangan sistem informasi merupakan sebuah jalan pengukuran seberapa baik proses proses manajemen dikembangkan. COBIT menyediakan model kematangan untuk memungkinkan benchmarking dan identifikasi pengembangan kemampuan yang diperlukan. Pemodelan kematangan bagi manajemen dan kontrol atas proses proses TI didasarkan atas metode evaluasi organisasi, dapat di ukur tingkat kematangan dari tidak ada (0) sampai optimal (5) (ITGI,2007). Dengan menggunakan framework CoBIT, manajemen dapat melakukan perbandingan (benchmark) terhadap keamanan (security) dan kontrol praktis dari lingkungan teknologi informasi, dan juga memungkinkan pengguna (user) dari teknologi informasi tersebut menjadi yakin bahwa adanya kontrol dan prosedur terhadap teknologi informasi yang digunakannya.

(3)

Hasanzadeh et all (2012) melakukan penelitian mengenai pengukuran kesuksesan penerapan E Learning pada universitas. Hasanzadeh menganalisis 300 artikel mengenai model kesuksesan penerapan sistem informasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah model pengukuran kesuksesan E-Learning pada universitas dengan variabel kualitas sistem secara teknik, isi dan kualitas informasi, kualitas sistem pembelajaran, kepuasan pemakai, keinginan menggunakan, penggunaan sistem, pencapaian tujuan, manfaat penggunaan sistem dan loyalitas terhadap sistem.

STMIK El Rahma sejak tahun 2005 telah mengembangkan dan menerapkan El Rahma Learning Centre (ELERA) yang menyediakan fasilitas bagi dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran yaitu bahan perkuliahan, tugas online dan diskusi online dosen mahasiswa. ELERA dapat diakses pada alamat http://elera.stmikelrahma.ac.id/. Sejak diterapkan ELERA sampai saat ini, pemanfaatan oleh dosen dan mahasiswa masih belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya jumlah dosen yang meng upload Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan bahan perkuliahan sesuai waktu yang ditentukan, begitu pula fasilitas tugas dan diskusi online masih belum dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa.

Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penerapan ELERA ini dengan instrumen model COBIT untuk mengetahui sejauh mana pihak manajemen melakukan perencanaan, menetapkan prosedur dan menghasilkan kualitas informasi. Sedangkan model Hasanzadeh et all (2012) untuk menilai tingkat keinginan penggunaan dan loyalitas terhadap sistem.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. KAJIAN LITERATUR

2.1.1. Kematangan Sistem Informasi (Information system maturity)

Model kematangan sistem informasi pertama kali dicetuskan adalah capability maturity model (CMM). Metodologi model kematangan di munculkan dan dikembangkan oleh Software Engineering Institute’s Capability Maturity Model (CMM). Allour (2010, p 41-42). Istilah kematangan sistem informasi sering disebut sebagai information system capability. Wendler (2012, p 1318) menyatakan, dalam bidang sistem informasi, kematangan biasanya diukur untuk disebut kemampuan (capability). Model kematangan sistem informasi COBIT merupakan sebuah model untuk menilai teknologi informasi yang telah diadopsi oleh organisasi. Secara teoritis, konsep COBIT lahir dari pengembangan konsep kematangan sistem informasi yang telah ada sebelumnya.

Model kematangan fokus pada seberapa baik sebuah proses TI dikelola. Model kematangan sistem informasi COBIT merupakan sebuah model untuk menilai teknologi informasi yang telah

(4)

diadopsi oleh organisasi. Tingkat kematangan COBIT didesain sebagai profil proses proses TI dimana perusahaan mengenal sebagai deskripsi posisi saat ini dan gambaran masa depan. Diantara atribut untuk mengukur kematangan adalah kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi (ITGI, 2007).

2.1.2. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)

Kepuasan pemakai adalah pendapat umum pemakai terhadap sistem dan ini sering digunakan untuk mengukur perilaku pembelajar. Komponen ini mengevaluasi hubungan antara pemakai dan istem E-Learning. Kepuasan pemakai diterima sebagai salah satu dari 5 pilar utama dari kualitas pembelajaran online (Hasanzadeh et al, 2012, h 10962 ).

2.1.3. Loyalitas terhadap sistem (Loyality to system)

Loyalitas terhadap sistem merupakan keterlibatan dan tingkat partisipasi pengguna dalam menggunakan sistem (Hasanzadeh et al, 2012, h 10962 )

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesa

Dalam sistem E-Learning pihak yang penting tidak hanya peserta belajar tetapi juga pemangku kepentingan. Tidak diragukan bahwa internet dan teknologi digital lainnya mampu mendukung E-Learning secara terbuka, fleksibel dan dalam lingkungan yang terdistribusi. Oleh karena terdapat perbedaan antara E-Learning dan pembelajaran tradisional dalam beberapa aspek seperti efektifitas dan aspek transformasi dari pembelajaran tradisional kepada E-Learning, terdapat usaha yang kompleks dan membutuhkan perencanaan yang akurat, monitoring dan kontrol ( Cantoni, Cellario dan Porta, 2004). Pertumbuhan permintaan global terhadap E-Learninng dan adanya komunitas di dunia maya, memunculkan kebutuhan untuk mengukur tingkat efektivitas dan kemanfaatan dalam pembelajaran (Stalling, 2002).

(5)

Gambar 1. Model Penelitian Hasanzadeh, et all (2012).

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengembangkan model penelitian yang akan digunakan untuk menganalisa Pengaruh kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA terhadap kepuasan pemakai dan loyalitas sistem pada STMIK EL Rahma Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan alat analisa data Partial Least Square (Smart PLS). Media yang digunakan adalah media online. Responden yang akan dipilih adalah seluruh dosen dan pegawai serta mahasiswa STMIK EL Rahma Yogyakarta. Berikut ini gambar 2. adalah kerangka penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 2. Kerangka Penelitian Pengaruh Kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA terhadap kepuasan pemakai dan loyalitas sistem pada STMIK EL Rahma Yogyakarta

Penelitian Leem dan Yoon (2004, h 347-348) menunjukkan bahwa Capability Maturity Model merupakan model yang paling populer dan model dasar evaluasi perangkat lunak. Dua model tersebut di desain untuk mengevaluasi tingkat kemampuan perangkat lunak dengan tujuan proses pengembangan perangkat lunak. pelayanan TI berdasar CMM merupakan sebuah model kematangan proses bagi organisasi yang menyampaikan pelayanan TI kepada pelanggan. Pelayanan TI berdasarkan CMM tidak hanya mencakup produk TI tetapi juga meliputi pelayanan intangible, seperti pemeliharaan

Kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas

informasi

(6)

sistem perangkat lunak, layanan perbaikan, layanan pengoperasian sistem informasi, layanan manajemen pengoperasian jaringan komputer, layanan darurat, dan layanan pelatihan.

Evaluasi sistem informasi menggunakan COBIT Framework lebih menekankan pada peran manajemen dalam merencanakan, implementasi dan evaluasi. Penelitian yang dilakukan Allour (2010 h 66 ) menemukan sebuah kaitan positif antara kematangan sistem informasi dan kepuasan pemakai. Hasil pengukuran metrik terhadap keseluruhan kesuksesan Enterprise Resource Planning (ERP) pada tingkat yang lebih tinggi pada produktivitas dan efisiensi proses.

Penelitian Mahmood dan Becker (1985, h 62) menunjukkan secara khusus, tingkat kepuasan pengguna akhir lebih yang tinggi berhubungan dengan tingkat keterlibatan pengguna yang dirasakan (yaitu, tingkat pelatihan pengguna, pemahaman pengguna sistem, dan perasaan berpartisipasi) dan komunikasi yang lebih baik sehubungan dengan dukungan layanan (yaitu, DP / MIS staf dan vendor jasa dukungan) kami meneliti kematangan organisasi khususnya di bidang teknologi, perencanaan , pengendalian, dan kesadaran pengguna. sebuah penemuan menarik adalah bahwa tingkat kematangan dalam suatu organisasi jika berkurang sedikit, langsung berhubungan tingkat kepuasan pengguna dengan informasi produk / output (yaitu, relevansi, keandalan, akurasi, kelengkapan, ketepatan waktu, mata uang, dan volume output informasi)”.

Hipotesa yang akan dikembangkan adalah :

H1 : Kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai.

H2 : Kepuasan pemakai ELERA berpengaruh positif terhadap loyalitas sistem 3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan data primer, yaitu data yang berasal dari sumber pertama. Data primer harus dicari melalui narasumber atau responden, yaitu orang-orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang-orang yang dijadikan (tunggal ataupun jamak) sebagai sarana mendapatkan data ataupun informasi.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa aktif yang memanfaatkan fasilitas ELERA, Dosen dan Karyawan Bagian akademik serta unsur pimpinan STMIK El Rahma yang meliputi Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga. Persyaratan pengambilan sampel tersebut dilakukan karena tidak semua responden berhubungan dengan ELERA.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah non probability sampling atau sampel diambil secara acak dan sampel diambil dengan maksud dan tujuan tertentu (Purposive Sampling). Jenis

(7)

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan survey menggunakan media kertas. Media kertas diberikan kepada seluruh responden secara langsung.

Definisi operasional kematangan sistem informasi menggunakan COBIT Framework 4.1 yang bersumber pada buku ITGI 2007 sedangkan kepuasan pemakai dan loyalitas sistem menggunakan penelitian Hasanzadeh et all (2012)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Profil Respoden

Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kuesioner dengan media kertas yang disebar kepada pemakai ELERA. Kuesioner yang disebar sejumlah 74 lembar, 2 kuesioner tidak diisi lengkap dan yang diisi lengkap oleh responden sebanyak 72 kuesioner. Seluruh responden adalah pemakai ELERA yang terdiri dari mahasiswa aktif, dosen dan pegawai yang terlibat dalam pengembangan ELERA serta pimpinan STMIK EL Rahma Yogyakarta.

b. Statistik Deskriptif

Hasil pengumpulan data mengenai variabel-variabel penelitian digambarkan dalam statistik deskriptif. Gambaran mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian meliputi variabel Kepuasan Pemakai (User Satisfaction), Loyalitas terhadap Sistem (System Loyality) pada angka kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, mean dan standar deviasi. Berdasarkan analisis deskriptif, respon responden terhadap variabel cukup baik dari nilai rata-ratanya lebih dari 3 dan semua variabel dalam penelitian ini mendapat respon positif dari responden, dilihat dari nilai rata-rata variabel yang tergolong tinggi. Hasil analisa tersebut juga menunjukkan bahwa nilai mean aktual lebih besar dari mean teoritis, artinya respon responden terhadap variabel baik.

c. Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)

Dalam model pengukuran, pertama kali akan dilakukan uji validitas konstruk dan reliabilitas, dan selanjutnya menguji model penelitian. Berdasarkan uji validitas konstruk, hasil dari outer loading nilai loading factor KMSI, KP dan LS diatas 0,5 sehingga semua indikator memenuhi validitas konvergen (convergent validity), seperti pada tabel 1 dan gambar 3 dibawah ini.

(8)

Tabel 1. Outer Loadings KMSI KP LS KMSI1 0.755238 KMSI2 0.594254 KMSI3 0.719615 KMSI4 0.712244 KMSI5 0.792547 KP1 0.788363 KP2 0.747384 KP3 0.813848 KP4 0.660499 KP5 0.768677 LS1 0.923498 LS2 0.771723

Gambar 3. Tampilan Output Model Pengukuran

Pengujian validitas konvergensi juga dapat dilakukan dengan melihat nilai Average Variance Extracted (AVE) pada tabel 2. dibawah ini, dan dapat dilihat bahwa nilai setiap konstruk yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,5, sehingga model yang di uji memiliki validitas konvergensi atau semua konstruk dalam penelitian ini valid.

(9)

Tabel 2. Nilai AVE AVE

KMSI 0.515358 KP 0.573914 LS 0.724202

Pengujian validitas diskriminan dilakukan dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model, dan dapat dilihat pada tabel 3 yang menunjukkan bahwa pengukur (indikator) yang digunakan dalam penelitian ini mayoritas memiliki akar AVE untuk setiap konstruk yang lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan dengan konstruk lainnya dalam model. Sehingga pengukur (indikator) yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria validitas diskriminan.

Tabel 3. Akar AVE AVE Akar AVE KMSI 0.515358 0.717884 KP 0.573914 0.757571

LS 0.724202 0.851000

Metode lain yang digunakan untuk menguji validitas diskriminan dengan melihat tabel cross loading seperti pada tabel 4., sebagian besar nilai loading setiap item terhadap konstruknya lebih besar dibandingkan dengan nilai cross loadingnya, sehingga tidak terdapat permasalahan pada validitas diskriminan.

Tabel 4. Cross Loading

KMSI KP LS KMSI1 0.755238 0.601574 0.328437 KMSI2 0.594254 0.227939 0.365120 KMSI3 0.719615 0.424001 0.239848 KMSI4 0.712244 0.432931 0.039787 KMSI5 0.792547 0.487235 0.336503 KP1 0.484496 0.788363 0.239928 KP2 0.486505 0.747384 0.376324 KP3 0.556064 0.813848 0.340352

(10)

KP4 0.433319 0.660499 0.230293 KP5 0.459816 0.768677 0.464494 LS1 0.271688 0.453691 0.923498 LS2 0.366244 0.273659 0.771723

Pada penelitian ini metode uji reliabilitas yang digunakan adalah Composite Reliability karena lebih baik untuk dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Werts et al., 1974 dalam Salisbury et al., 2002) yang dikutip Jogiyanto dan Abdillah (2009). Pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Composite Reliability dari masing-masing konstruk diatas 0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang dipakai dalam penelitian ini reliable.

Tabel 5. Composite Reliability Composite Reliability KMSI 0.840536

KP 0.870171 LS 0.838968

d. Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konstruk. Model struktural dievaluasi dengan dengan menggunakan R-Square untuk konstruk dependen, uji-t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

Pada tabel 6. menunjukkan bahwa nilai R-Square untuk variable user satisfaction adalah sebesar 0,410 yang berarti bahwa variance Policies, Standards and Procedures dijelaskan oleh variabel user satisfaction sebesar 41% dan sisanya 59% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Nilai R-Square untuk variabel system loyality adalah sebesar 0,198 yang berarti bahwa varian user satisfaction dijelaskan oleh variabel system loyality sebesar 19% dan sisanya sebesar 81% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.

(11)

Tabel 6. R Square R Square KMSI

KP 0.410590 LS 0.198446

Dalam pengujian model struktural dilihat nilai T-statistic antara variabel independen ke variabel dependen dalam tabel Path coefficient, sehingga dapat dinilai mengenai signifikansi model prediksi. Dari hasil pengolahan data dengan SmartPLS uji signifikansi didapatkan seperti tampak pada Tabel 7.

Tabel 7. Path koefisien Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) KMSI -> KP 0.640773 0.656576 0.063891 0.063891 10.029174 KP -> LS 0.445473 0.459139 0.077115 0.077115 5.776703

Berdasarkan tabel path koefisien diatas dapat dijelaskan bahwa besaran koefisien parameter 0.640 berarti terdapat pengaruh positif kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA terhadap kepuasan pemakai. Semakin baik kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA maka semakin meningkat kepuasan pemakai ELERA dengan nilai t statistik sebesar 10.029 signifikan ( t tabel signifikansi 5%= 1.96 ) oleh karena nilai t statistik lebih besar dari t tabel 1.96. Selanjutnya besaran koefisien parameter 0.445 berarti terdapat pengaruh positif kepuasan pemakai ELERA terhadap loyalitas terhadap ELERA. Semakin tinggi tingkat kepuasan pemakai ELERA maka semakin meningkat loyalitas terhadap ELERA dengan nilai t statistik sebesar 5.776 signifikan ( t tabel signifikansi 5%= 1.96 ) oleh karena nilai t statistik lebih besar dari t tabel 1.96.

(12)

Gambar 4. Tampilan Output Model Struktural Sumber: Hasil Output SmartPLS 2.0

Tabel 8. Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) KMSI -> KP 0.640773 0.656576 0.063891 0.063891 10.029174 KMSI -> LS 0.285447 0.302774 0.065379 0.065379 4.366000 KP -> LS 0.445473 0.459139 0.077115 0.077115 5.776703

Pengujian Hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA (Policies, Standards and Procedures / KMSI) berpengaruh terhadap kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) ELERA STMIK El Rahma Yogyakarta. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi (Policies, Standards and Procedures / KMSI) dengan kepuasan pemakai (user satisfaction) adalah sebesar 0,640 dengan nilai t-satistik sebesar 10,029. Pada tingkat signifikansi 0,05 (t-statistik > t-tabel 1,64) maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pengaruh kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi dengan kepuasan pemakai (user satisfaction) adalah positif dan signifikan sehingga hipotesa 1 terdukung.

Hasil penelitian mengenai hubungan positif antara kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi (Policies, Standards and Procedures / KMSI ) ELERA dengan kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) sejalan dan mendukung beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mahmood dan Becker (1985, h 62) bahwa,”secara individual benchmark kematangan menjadi variabel lemah ketika berkorelasi dengan variabel kepuasan pemakai tetapi ketika variabel benchmark kematangan dikelompokkan, korelasi meningkat secara signifikan. Hasil dari penelitian

(13)

Udiono (2011) bahwa kematangan sistem informasi jika dilihat dari kualitas sistem informasi dan kualitas informasi akan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai.

Pengujian Hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui apakah kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) ELERA berpengaruh terhadap loyalitas terhadap sistem (system loyality / LS) di STMIK EL Rahma Yogyakarta. Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai koefisien path antara kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) dengan loyalitas terhadap sistem (system loyality / LS) adalah sebesar 0.445473dengan nilai t-satistik sebesar 5.776703. Pada tingkat signifikansi 0,05 (t-statistik > t-tabel 1,64) maka hipotesis 2 yang menyatakan bahwa kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas terhadap sistem (system loyality / LS) maka hipotesa 2 terdukung.

Hasil penelitian mengenai pengaruh kepuasan pemakai (user satisfaction/KP) terhadap loyalitas terhadap sistem (system loyality / LS) sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, Mahmood dan Becker (1985, h 62) bahwa, tingkat kepuasan pemakai akhir lebih yang tinggi berhubungan dengan tingkat keterlibatan pemakai yang dirasakan (yaitu, tingkat pelatihan pemakai, pemahaman pemakai sistem, dan perasaan berpartisipasi) dan komunikasi yang lebih baik sehubungan dengan dukungan layanan.

5. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang pertama, kebijakan, perencanaan, prosedur dan kualitas informasi ELERA merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan para pemakai ELERA. Perlu adanya penerapan best practise yang didukung oleh kebijakan pihak manajemen dalam menetapkan prosedur dan perbaikan kualitas informasi ELERA.

Kedua, tingkat kepuasan pemakai tersebut memiliki pengaruh terhadap loyalitas pemakai terhadap ELERA. Loyalitas terhadap sistem yang dimaksud adalah adanya pelatihan pemakai, pemahaman pemakai sistem, dan perasaan berpartisipasi maka berpengaruh terhadap ketergantungan pemakai terhadap ELERA, bahkan memberikan rekomendasi orang lain untuk menggunakan ELERA.

b. Saran

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi pihak manajemen agar memperhatikan aspek kebijakan, prosedur, standar dan kualitas informasi ELERA karena berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Upaya perbaikan kebijakan berkait dengan ELERA dapat dilakukan dengan menerapkan best practise penerapan ELERA. Perlu dilakukan pelatihan

(14)

pemakai ELERA agar meningkatkan pemahaman terhadap ELERA serta keterlibatan pemakai dalam menyusun kebijakan prosedur standar dan penetapan kualitas informasi ELERA.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley & Sons.

[2] Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia. [3] Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. No 2 Vol. 8.

http://jurnal.untan.ac.id/

[4] Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. [5] Liebowitz, Jay., & Frank, Michael. S. (2011). The synergy between knowledge management and

e-learning. In: Jay Liebowitz & Michael S. Frank (Eds.), Knowledge Management and e-Learning. CRC Press.

[6] Govindasamy, T. (2002). Successful implementation of e-learning pedagogical considerations. Internet and Higher Education, 4, 287–299

[7] Cantoni, V., Cellario, M., & Porta, M. (2004). Perspectives and challenges in elearning: Towards natural interaction paradigms. Journal of Visual Languages and Computing, 15, 333–345.

[8] ISACA. 2007. COBIT 4.1, IT Governance Institute

[9] Alireza Hassanzadeh, Fatemeh Kanaani, Shában Elahi (2012), A model for measuring e-learning systems success in universities. Journal Expert Systems with Applications 39 (2012) 10959–10966 [10] Allour, Kathleen Frances. March 2010. A Research Study on the Relationship between Critical Success Factor Management Maturity and User Satisfaction with ERP Implementation Projects. Dissertation. Lawrence Technological University

[11] Roy Wendler. 2012. The maturity of maturity model research: A systematic mapping study., Information and Software Technology 54, 1317–1339.

[12] Stalling, D. (2002). Measuring success in the virtual university. The Journal of Academic Librarianship, 28(1), 47–53

[13] Leem, Choon Seong; Yoon, YongKi. 2004. A Maturity Model and An Evaluation System of Software Customer Satisfaction : The Case of Software Company in Korea., Industrial Management + Data Systems; 104, 3/4; ProQuest pg. 347

[14] MO A. Mahmood and Jack D. Becker. Effect of Organizational Maturity on End-Users' Satisfaction with Information Systems. Journal Management Information System/winter/1985-86. Vol. 11. No.3 [15] Jogiyanto H.M.dan Willy Abdillah. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial least Square) Untuk

Penelitian Empiris. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

[16] Udiono,Tangkas. 2011 . Hubungan Antara Tingkat Kematangan Sistem Informasi Berdasarkan Kerangka Kerja Cobit Pada Domian Delivery And Support Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi SRSC -.Tesis. Universitas Bina Nusantara.

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian Hasanzadeh, et all (2012).
Gambar 3. Tampilan Output Model Pengukuran
Tabel 2. Nilai AVE
Tabel 5. Composite Reliability
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pembekalan PPL dilaksanakan baik oleh pihak fakultas maupun jurusan masing-masing dari setiap mahasiswa praktikan. Khusus untuk mahasiswa praktikan di Fakultas

Selanjutnya OsHox4 berfungsi sebagai represor dalam respon giberelin (Dai et al. 2008), menyebabkan tanaman menjadi kerdil akibat panjang sel berkurang. Berdasarkan hasil

Dari beberapa pengertian diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang

Sebuah penggeseran turbo pada algoritma Turbo Boyer-Moore dapat terjadi bila pada attempt yang sedang dilakukan, akhiran dari pattern yang cocok dengan teks lebih pendek dari

Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Manajemen Perubahan Kurikulum KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 yang dilakukan SD Negeri se Kota

Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa Total Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan dalam mengukur kondisi

Menurut Manurung (2013:34), ketika dua atau lebih individu akan mengikat kerja sama dalam suatu perjanjian dan salah satu pihak memiliki informasi yang tidak dimiliki

Agar faktor pengali horizontal mendekati nilai 1, maka jarak horizontal yang direkomendasikan adalah mendekati 25 cm, baik untuk daerah asal maupun daerah