• Tidak ada hasil yang ditemukan

t ipa 0707052 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t ipa 0707052 chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat saat ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan bangsa itu untuk mengakses dan mengolah informasi menjadi suatu keputusan yang tepat. Tantangan tersebut harus mampu dijawab oleh perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan.

Perguruan tinggi turut bertanggung jawab dalam menyiapkan para mahasiswa untuk mampu bersaing dalam era global. Untuk itu, dosen perlu melengkapi mahasiswa dengan keterampilan baru untuk mencari, mengekstrak, menginterpretasi, menyintesis, dan mengevaluasi informasi. Para dosen perlu membekali diri mahasiswa dengan sejumlah kompetensi. Kompetensi diperlukan karena merupakan salah satu kunci untuk memenangkan suatu kompetisi.

(2)

Pemecahan masalah merupakan bagian integral dari pembelajaran fisika. Berbagai pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran digunakan dosen untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsp fisika. Dengan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika, keterampilan mahasiswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika akan semakin baik. Untuk memahami konsep-konsep fisika mahasiswa perlu terampil dalam merepresentasikan konsep-konsep tersebut dalam banyak cara (multirepresentasi). Keterampilan multirepresentasi yang baik akan mempermudah memecahkan masalah-masalah fisika yang dihadapi.

Keterampilan mahasiswa dalam menggunakan multirepresentasi adalah hal penting untuk diketahui, karena dapat menjadi evaluasi terhadap keberhasilan dosen dalam mengelola pembelajaran (Erlich, 2002). Dari hasil evaluasi tersebut seorang dosen dapat merencanakan pendekatan pengajaran yang tepat. Seorang dosen dapat menggunakan pendekatan lain yang tepat dan seharusnya tidak menggunakan satu pendekatan saja dalam mengajar. Pendekatan yang bervariasi dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa fisika tingkat pertama (Linder, Duncan, & Ming, 2006).

(3)

pendekatan tersebut membantu mahasiswa dalam memahami konsep usaha-energi.

Harper (2006) menyoroti perbedaan perilaku mahasiswa yang terampil (expert) dengan mahasiswa yang kurang terampil (novice) dalam memecahkan masalah fisika. Ia menemukan bahwa mahasiswa yang terampil memandang pemecahan masalah sebagai suatu proses, sementara mahasiswa yang kurang terampil berpikir bahwa pemecahan masalah merupakan tugas mengingat kembali (recall task). Mahasiswa yang terampil mengelompokkan masalah berdasarkan struktur dalam, sementara mahasiswa yang kurang terampil mengelompokkannya berdasarkan bagian-bagian permukaan saja. Mahasiswa yang terampil menggunakan representasi non-matematik seperti grafik, bagan, dan diagram secara luas sementara mahasiswa yang kurang terampil cenderung kurang menggunakan representasi non matematik.

Perbedaan perilaku dalam memecahkan masalah sebelumnya telah dinyatakan oleh beberapa peneliti (Glaser & Rees, 1982; Larkin, 1983 dalam Kohl, David, & Noah, 2007). Mereka menyimpulkan bahwa mahasiswa yang terampil cenderung menggunakan representasi non-matematik, sementara mahasiswa yang kurang terampil cenderung langsung menggunakan representasi matematik dalam memecahkan masalah fisika.

(4)

signifikan pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan representasi mahasiswa (Kohl dan Noah, 2006).

Selama ini pengajaran fisika lebih banyak menggunakan pendekatan matematik. Keadaan seperti ini juga disinyalir oleh Lindenfeld (2002) yang menyatakan bahwa dosen terlalu banyak menghabiskan waktu untuk masalah matematika. Pendekatan matematik juga dilakukan melalui pemberian contoh dan latihan soal. Contoh-contoh soal diberikan dalam pengajaran di kelas, baik contoh-contoh soal dari buku teks atau contoh-contoh yang langsung dikerjakan di papan tulis. Sebagai bentuk latihan lebih lanjut, mahasiswa diberi tugas atau pekerjaan rumah (PR). Soal-soal PR biasanya berbentuk esai dengan jumlah tiga sampai lima butir dan diambil dari buku teks.

Soal-soal yang diberikan kepada mahasiswa lebih banyak pada pendekatan matematik. Hasilnya memang mahasiswa cenderung mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan persamaan-persamaan matematik. Kondisi ini bisa menjebak mahasiswa pada kebiasaan menghafal rumus-rumus fisika berbentuk persamaan matematik daripada memahami maknanya secara fisis. Hal ini berakibat mahasiswa mengalami kesulitan untuk memecahkan soal-soal fisika yang berhubungan dengan pemahaman konsep-konsep dasar.

(5)

yang berhubungan dengan partikel mikroskopis. Karena bersifat abstrak, mahasiswa sering kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Sebagai contoh, mahasiswa banyak yang bingung membedakan antara gaya listrik dan gaya magnet (Maloney, et al, 2001). Mahasiswa juga kesulitan membedakan antara konsep medan listrik dan gaya listrik pada diagram garis potensial (Meltzer, 2006). Pendekatan yang kurang tepat dalam mengajarkan konsep medan listrik dan gaya listrik juga menyulitkan mahasiswa dalam memahami konsep ini.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah, ”Bagaimana kompetensi multirepresentasi mahasiswa calon guru fisika pada topik elektrostatika?” Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut :

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam merepresentasikan konsep-konsep pada topik elektrostatika?

2. Berapa banyak representasi yang ditampilkan mahasiswa yang benar pada masing-masing konsep yang diajukan?

3. Pada konsep apa representasi mahasiswa banyak yang benar?

4. Bagaimana dosen menggunakan multirepresentasi dalam penyampaian materi pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

(6)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kemampuan multirepresentasi mahasiswa sehingga pada waktu mendatang dapat dikembangkan suatu strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

E. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional untuk istilah-istilah sebagai berikut:

1. Kompetensi multirepresentasi adalah kemampuan mahasiswa dalam menginterpretasi dan mengaplikasikan representasi yang beragam dari konsep secara tepat (Heuvelen & Xueli, 2001). Multirepresentasi dalam penelitian ini mencakup format verbal, gambar, grafik dan matematik, sesuai dengan konsep. Kompetensi multirepresentasi pada penelitian ini diukur melalui tes awal dan tes akhir yang berbentuk esai.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun hasil penelitian mampu membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap tingkat

2) Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis-premis. Artinya, term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh universal,

erbi$ara tentang penggunaan +IK sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak %auh beda dengan +IK sebagai media pembela%aran pada umumnya yaitu tentang

bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta

Melalui falsafah dan pemikiran, tamadun Islam telah berjaya menghilangkan pemikiran manusia yang kolot terutamanya pada zaman kegelapan.. Dalam aspek ini,

Nilai kuat tarik tertinggi terdapat pada perlakuan sorbitol konsentrasi 10% sebesar 1,9512±0,1239a sedangkan terendah pada perlakuan gliserol konsentrasi 40% sebesar

Initial state (disimbolkan dengan node A, sebagai node induk) merupakan keadaan papan setelah pemain lawan meletakkan bidak O pada kotak (1,0)... Nilai E dihitung

Judul : Analisis Pengaruh Size, Leverage, Profitabilitas, Dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perusahaan Di Indonesia.. Disetujui