• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggi Vita Shelma Siany 22010112130078 Lap.KTI Bab3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Anggi Vita Shelma Siany 22010112130078 Lap.KTI Bab3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu

Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Mikrobiologi dan Ilmu Kesehatan Anak.

3.1.2. Ruang Lingkup Lokasi 3.1.2.1. Pengambilan Data

Pengmbilan data berupa sampel swab nasofaring dan kuesioner di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang.

3.1.2.2. Identifikasi Mikrobiologi

Identifikasi Mikrobiologi dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

3.1.3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilakukan sepanjang bulan Maret hingga April 2016.

3.2 Rancangan Penelitian

(2)

3.3 Variabel Penelitian Variabel bebas:

1. Riwayat ISPA berulang dalam 3 bulan terakhir 2. Riwayat pemberian ASI

3. Paparan asap rokok 4. Kepadatan hunian

Variabel tergantung:

Kolonisasi S. pneumoniae pada nasofaring balita dengan ISPA

3.4 Definisi Operasional Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Definisi Operasional Skala data Nilai

Bebas Riwayat ISPA berulang

Riwayat kejadian ISPA dengan enam kali onset dalam setahun atau dua kali onset dalam tiga bulan.

Nominal 0= tidak ada ISPA berulang 1= ada ISPA berulang

Bebas Riwayat ASI Riwayat ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI dalam enam bulan pertama kehidupan.

Nominal 0= ASI eksklusif 1= tidak ASI eksklusif Bebas Paparan asap

rokok

Terdapat perokok yang tinggal serumah dengan balita.

Nominal 0= tidak terdapat 1= terdapat Bebas Kepadatan

hunian

Kriteria padat adalah luas ruang tidur

(3)

maksimal 8 m2 dengan dihuni dua orang dewasa dan satu anak.

Tergantung Kolonisasi S. pneumoniae

Pemeriksaan spesimen swab nasofaring didapatkan kuman alfa-hemolitik dengan tes optokin (+)

Nominal 0=negatif 1=positif

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi

Populasi penelitian ini meliputi penduduk kota Semarang yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun dan sedang mengalami ISPA. Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi penelitian yang direkrut dari BKPM Semarang.

3.5.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi:

- Anak-anak yang mengalami ISPA non-pneumonia dengan

gejala rhinofaringitis, batuk, dan demam.

- Anak-anak yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun. - Tidak mempunyai lesi pada mukosa hidung.

- Tidak sedang mendapat antibiotik dalam 2 hari terakhir.

b. Kriteria eksklusi:

(4)

- Gejala yang timbul diakibatkan oleh alergi. - Subyek tidak bersedia menjadi subyek penelitian. - Subyek tidak kooperatif.

3.5.3 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus sampel untuk uji hipotesis satu populasi, sebagai berikut

� = √ � × � +− �2 × 2

� = , √ , × , + ,, − , 2 √ , × ,

2

� = , ≈

Keterangan:

N = besar sampel yang diperlukan. Zα = derivat baku alfa = 1,645

Zβ = derivat baku beta = 0,842

Po = proporsi kolonisasi S. pneumoniae pada nasofaring anak = 0,43.9 Pa = clinical judgement (0,43 + 0,15 = 0,58)

Qo = 1-Po Qa = 1-Pa

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 62 anak.

(5)

Identifikasi faktor risiko menggunakan kuesioner. 3.6.2. Cara kerja pengambilan swab nasofaring

- Cuci tangan dengan air mengalir atau alkohol 70% - Siapkan swab dakron atau nilon steril.

- Posisikan kepala pasien pada posisi tengadah kurang lebih dengan sudut

70o, fiksasi dengan satu tangan.

- Masukkan alat swab ke dalam hidung dengan arah mendatar dengan

kedalaman sama dengan jarak antara nostril ke meatus akustikus eksterna. - Putar swab beberapa kali dan keluarkan swab.

- Letakkan sampel pada skim milk-tryptone-glucose-glycerol (STGG),

kemudian diberi kode nama dan tanggal pengambilan spesimen. 3.6.3. Isolasi Primer

Isolasi primer dilakukan dengan streak-plate technique, sebagai berikut - Membuat 3 daerah dengan spidol di bawah cawan petri.

- Lakukan goresan swab pada permukaan media agar darah + gentamycin

5%

- Sterilkan ose, kemudian goreskan pada media di daerah 1 secara berulang. - Sterilkan ose, kemudian goreskan pada media di daerah 2 dengan jarak

goresan lebih renggang secara berulang.

- Sterilkan ose, kemudian goreskan pada media di daerah 3 degan jarak

goresan lebih renggang secara berulang.

- Sterilkan ose, tutup cawan petri dan diberi label. Kemudian diinkubasi

(6)

3.6.4. Inkubasi

- Inkubator diatur pada suhu 37o dengan CO2.

- Media diletakkan pada rak pertama, amati 1x24 jam.

- Jika kolonisasi belum tampak, media dipindah ke rak kedua, amati 1x24

jam kemudian. 3.6.5. Identifikasi Koloni

- Pengamatan dilakukan setiap 24 jam dan diamati ukuran, warna, bentuk,

tepi, peninggian, dan adanya hemolisis. - Lakukan tes optokin

o Letakkan disk P pada area streak isolasi sekunder, lalu diinkubasi

24 jam.

o Ukur diameter zona inhibisi.

3.7 Pengumpulan Data 3.7.1. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer berupa wawancara dan hasil pemeriksaan di laboratorium mikrobiologi.

3.7.2. Cara Pengambilan Data

(7)

3.7.3. Bahan dan Alat

3.7.3.1. Pengambilan Sampel dan Identifikasi Faktor Risiko - Swab kit

- Alat tulis - Kuesioner

3.7.3.2. Isolasi Primer

- Media agar darah + gentamycin 5%

- Ose

- Bunsen - Alat tulis

3.7.3.3. Inkubasi - Inkubator

3.7.3.4. Identifikasi Koloni

- Disk P yang mengandung 5µg etahylhydrocupreine hydrochloride

(8)

3.8 Alur Penelitian

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data meliputi cleaning, coding, dan tabulasi data. Kemudian memasukkan data ke dalam komputer menggunakan program penghitungan SPSS for Windows. Pengujian hipotesis menggunakan analisis bivariat chi square, dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik.

3.10 Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / RS. Dr. Karyadi Semarang.

Subyek diberi penjelasan tentang maksud, tujuan, manfaat, protokol penelitian dan efek samping yang mungkin terjadi. Subyek berhak menolak untuk diikutsertakan tanpa ada konsekuensi apapun dan tetap mendapat pelayanan

Swab

Kultur

Identifikasi

Kuesioner

(9)

kesehatan yang sesuai dengan prosedur untuk penyakit yang dideritanya. Subyek berhak untuk keluar dari penelitian sesuai dengan keinginannya.

3.11 Jadwal Penelitian

Jadwal Februari Maret April Mei Juni

Pengurusan proposal dan Ethical Clearance Pengambilan sampel Pengolahan data dan penyusunan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sampel untuk pengambilan feses adalah anak SD dan sampel untuk wawancara kuesioner adalah orang tua/ wali anak SD di kota Banjarmasin, dengan jumlah sampel minimal