• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1000247 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1000247 Chapter3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA N 10 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Raya Cikutra No,77 Kota Bandung.

2. Populasi dan Sampel 1). Populasi

Untuk mencapai tujuan penelitian, dalam proses penelitian dikenal dengan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif mapupun kualitatif dari pada karaterisitik tertentu mengenai sekumpulan obkel yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Sesuai dengan pendapat diatas populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran servis atas bolavoli di SMAN 10 Kota Bandung yang berjumlah 40 orang.

2). Sampel

(2)

29

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua hingga penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data

Besar kecil nya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, haislnya akan lebih baik

Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus dimana pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 Total sempel 40 siswa

 Setelah sampel didapat, diadakan tes awal

 Data tersebut dirangking dari yang terbesar hingga terkecil.

 Kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2).

(3)

30

 Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun 40 teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995:485) sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan seterusnya

Berdasarkan pendapat di atas pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, dari 90 populasi. Adapun jumlah sampel tersebut sebanyak 20 orang adalah Siswa SMAN 10 Kota Bandung

C. Desain Penelitian

(4)

31

Gambar 3.1 Postest only control desain

Keterangan :

R = kelompok yang dipilih secara random

X = kelompok yang diberi perlakuan atau treament

O2 = postest kelompok eksperimen dengan metode keseluruhan

O4 = postest kelompok control dengan metode bagian

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Jadi, suatu definisi operasional haruslah memiliki sebuah keunikan. Menurut Nazir (2005) dalam http://a-research.upi.edu/operator/upload /sadp030002chapter3.pdfdefinisi operasional adalah “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.”Kemudian definisi operasional juga diperlukan untuk menghindari kekeliruan dalam memahami permasalahan, perlu adanya penjelasan

1. Pengertian Metode Keseluruhan

R X O2

(5)

32

Metode keseluruhan pada prinsipnya merupakan bentuk pembelajaran yang sejak awal siswa diajarkan secara keseluruhan dari teknik yang dipelajari. Berkaitan dengan metode keseluruhan menyatakan, metode keseluruhan atau komprehensif adalah suatu bentuk latihan atau belajar yang dilakukan secara keseluruhan dari rangkaian gerakan yang dipelajari. Hal senada dikemukakan menurut (Singer dalam Juliantine, 2007:3 hlm. 48) bahwa metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan tersusun dengan baik”.

Metode keseluruhan berangkat dari teori Gesalt yaitu belajar dengan melihat pola dan organisasi bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan. Selain itu dapat mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Bagian yang dipelajari hanya bermakna dalam rangka keseluruhan.

2. Pengertian Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada bagian-bagian dari keseluruhan gerakan keterampilan yang dipelajari. Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk memprakterkkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-agian gerakan dikuasai baru mempraktekkan secara keseluruhan.

3. Permaian Bola voli

(6)

33

menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan. Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

Tes atau suatu alat ukur lainnya harus dapat memenuhi dua syarat utama, tes tersebut haruslah valid (sah) dan reriabel (dapat dipercaya). Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut dapat mengukur dengan apa yang hendak diukur atau benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur, tes dikatakan reriabel apabila konsistensi dari serangkaian pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama. Sebagaimana dijelaskan oleh nurhasan (2007:42) mengemukakan bahwa:

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan, atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukur atau tas dikatakan reriabel jika alat ukur itu menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.

(7)

34

dalam penelitian. Alat ukur yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan gerak menangkap dan mengumpan bola (operan) dan membawa bola dalam permainan bolabasket.

Instrumen yang digunakan peneliti adalah melalui tes kemampuan bakat kepada anak menggunakan instrumen tes yang telah ada. Tes terdiri dari satu tes yaitu post tes. post tes dilakukan setelah diberi perlakuan. Untuk hal tersebut maka akan dijelaskan bentuk tes dan pemberian skor tes penguasaan gerak dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut :

1. Instrumen penilaian penguasaan gerak Service Atas Bolavoli

Tabel penilaian servis atas bolavoli Tahapan

gerak

No Kriteria Peniliaian skor

1 2 3 4

Persiapan 1 Berdiri dengan kedua kaki posisi melangkah

2 Berat badan bertumpu pada kedua kaki

3 Sikap badan tegak

4 Pegang bola setinggi bahu oleh satu tangan

(8)

35

6 Jari tangan di rapatkan Pelaksanaan 7 Lemparkan bola ke atas

dengan salah satu tangan dan ayunkan tangan satunya lagi untuk memeukul bola (servis) ke posisi lurus 8 Pukul bola yang

dilambungkan setinggi jangkauan tangan di atas kepala

9 Perkenaan bola dengan telapak tangan bagian tengah ketika bola sejajar dengan jangkauan tangan Gerak lanjut 10 Melangkahkan kaki

belakang ke depan

Nilai proses (jumlah skor siswa)

Skor maksimal 40

(9)

36

2. Alat dan Perlengkapan

1. Lapangan BolaVoli 2. Bola Voli

3. Net

4. Alat tulis dan lembar tes 5. Solatif hitam

3. PelaksananTes

Pelaksanaan tes terdiri dari 3 orang : 1. Penyaji

2. Penilai 3. Testee 4.Penilaian

Presentasi Rentang Skor Nilai Produk Servis

Atas

80-100% 32-40 Baik Sekali

66-79& 26-31 Baik

56-65% 22-25 Cukup

41-55% 16-21 Kurang

(10)

37

Penilaian tes ini disesuaikan dengan norma tes. Nilai diberikan sesuai dengan kemampuan servis atas pada bidang yang telah ditentukan dengan testee diberi kesempatan melakukan sebanyak 10 kali pukulan.

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMAN 10 Kota Bandung, yang dilaksanakan selama satu bulan, dan penelitian ini mengacu kepada kurikulum yang telah ada disekolah. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan observasi dengan menggunakan observasi terstruktur menurut Sugiyono (2013:205) observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatannya peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruju validitas dan reriabilitasnya.” Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan jum’at dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun sekrenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami sekrenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Tahap pelaksanaan a. Kegiatan awal

(11)

38

b. Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan menunjuk siswa untuk memerankan dari sekrenario yang telah dipersiapkan, masing masing siswa berada dalam kelompoknya masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. Kemudian guru dan siswa melakukan diskusi untuk membicarakan hasil kegiatan proses belajar mengajar yang sudah terlaksana, berikut penilaiai-penilaian yang telah dilakukan, masing-masing kelompok menyampaikan kesimpilannya serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Kegiatan akhir

Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan mengenai penampilan masing-masing kelompok.

G. Teknik Pengolahan Data.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisisdata dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013:38-40)

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(12)

39

Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari

= jumlah nilai data = jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Mencari varians (S2) melalui rumus:

Keterangan:

S2 = Varians yang dicari n = Jumlah sampel

= Skor yang diperoleh ∑ = Jumlah

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilifors.

a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku

z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor ̅

(13)

40

a. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z(+).

b. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukannilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

5. Menguji homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan menguji kesamaan dua varians. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Dr. Bambang Abduljabar. MPd (2014:120) adalah:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan, c. Menghitung kesamaan varians untuk dua populasi

d. Membuat kesimpulan

(14)

41

a. Menentukan notasi

Jika, t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Jika, t hitung < t tabel, maka H1 diterima

b. Menentukan t hitung

n : jumlah sampel

X1: rata-rata kelompok keseluruhan

X2: rata-rata kelompok bagian

c. Membandingkan thitung dengan ttabel

d. Mengambil kesimpulan,

H.Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Validitas merupakan alat ukur yang dikatakan valid (sahih) apabila. alat ukur tersebut mampu mengukur dengan tepat apa yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. 137), “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan

“Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat

pengumpul data dalam penelitian. Uji coba instrument bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu mengukur

mendapatkan hasil penelitian yang valid. 173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Hal ini berarti bahwa

Suatu penelitian dapat dikatakan valid apabila dapat memberikan hasil atas apa yang benar-benar ingin diukur, dengan kata lain, hasil dari penilitian yang valid akan menjawab apa yang