Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam serta khazanah budayanya. Kekayaan alam tersebut dimanfaatkan manusia untuk menunjang kehidupannya.Artefak-artefak seperti bangunan, benda regalia, lukisan, dan perhiasan menjadi bukti nyata bahwa seni budaya Nusantara di masa lalu sudah cukup berkembang.
Salah satu artefak senimasa lalu itu adalah tutup kepala. Tutup maupun perhiasan kepala merupakan perlengkapan pakaian atau tata busana,oleh karena itu perkembangannyapun sejalan dengan pengenalan manusia dalam hal pakaian.
Seiring dengan fungsi pakaian, pada mulanya tutup kepala dikenakan untuk melindungi kepala dari sengatan matahari atau guyuran air hujan. Kebiasaan memakai tutup dan hiasan kepala seperti itutelah berlangsung sejak lama. Pada masa lalu orang memanfaatkan tumbuhan yang tumbuh di sekitarnya sebagai tutup kepala. Meningkatnya pengetahuan manusia menumbuhkan pola hidup yang berbudaya dan beradab. Penggunaan pakaian bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan praktis tetapi terdorong juga oleh kebutuhan lain seperti budaya pandangan hidup, adat istiadat masyarakat setempat,dan selera pemakainya. Pemakaian tutup kepala diselaraskan dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga melahirkan keanekaragaman bentuk, teknik, dan bahan. Adapun tentang tutup hiasan kepala dikenakan sehubungan dengan munculnya tokoh-tokoh yang
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diagungkan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat ditandai dengan pembedaan bentuk tutup kepala.
Penguasaan teknologi menghasilkan berbagai bentuk tutup kepala. Tutup kepala tersebut ada yang terbuat dari teknik tenun kain, anyaman bambu, bahkan sampai pada teknik pengolahan logam seperti emas dan perak.Penggunaan tutup kepala yang berkaitan dengan nilai adat istiadat atau pandangan hidup selalu memiliki arti dan nilai simbolik. Arti dan nilai simbolik dalam tata busana berhubungan dengan hadirnya sistem pranata sosial serta kepercayaan-kepercayaan dalam masyarakat setempat. Dalam sejarahnya, tutup kepala berkembang dari masa ke masa dengan munculnya periode Hindu-Budha, Islam, dan masa pemerintahan kolonial. Pada masa-masa itu lahir bentuk tutup kepala yang bisa membedakan kedudukan sosial seseorang. Selain bentuknya, beberapa perbedaaan bisa dilihat dari ragam hias yang menyertainya.
Di Museum Prabu Geusan Ulun Sumedangterdapat tutup hiasan kepala seperti Mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Mahkota ini termasuk ke dalam model tutup kepala yang dipengaruhi kesenian masa Hindu-Budha. Mahkota ini termasuk koleksi unggulan museum dan konon merupakan peninggalan dari Kerajaan Sunda di Pajajaran.
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Binokasih Sanghyang Pake.Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya referensimahkota Binokasih Sanghyang Pake.Sejauh ini catatan literatur tentang mahkota Binokasih Sanghyang Pake yang ada di perpustakaan museum Prabu Geusan Ulun dinilai masih sangat kurang dan perlu pengembangan. Catatan tentang sejarah mahkota Binokasih dalam tesis ini sedikit dipaparkan untuk mendukung pembahasan mengenai estetika dan makna mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
Penulis berharap penelitian ini bisa mengajak masyarakat untuk ikut serta mencintai dan melestarikan warisan budaya lokal, baik dengan cara mempelajari sejarahnya ataupun mengenali benda-benda peninggalannya lewat kunjungan ke Museum atau tempat lain yang dianggap sebagai situs bersejarah.
B. Fokus Penelitian
Kaitan antara keanekaragaman bentuk, bahan, dan hiasan pada mahkota dengan kehidupan masyarakat pada masa lalu cukup menarik ditelusuri.Sebagai bentuk dari karya seni yang bernilai tinggi, bentuk ornamen mahkota tampil dengan indah serta mencerminkan pola-pola kebudayaan masyarakatnya yang bernilai filosofis.Oleh karena itu, fokus penelitian ini akan lebih diarahkan untuk menganalisis mengenai ragam ornamen dan makna simbolis mahkota tersebut. Penulis akan menguraikan tiap permasalahan tersebut berdasarkan data-data relevan sesuai dengan yang didapatkan di lapangan.
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Ornamen apa saja yang terdapat pada Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Sumedang?
2. Apa fungsi bagian-bagian ornamen yang terdapat pada Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Sumedang?
3. Makna-makna simbolis apayang terkandung dalam ornamen Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Sumedang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan jenisornamen yang terdapat pada Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang.
2. Menganalisis fungsi-fungsi ornamen Mahkota Binokasih Sanghyang Pakedi Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang.
3. Menemukanmakna simbolik yang terkandung dalam ornamen Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang.
D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Pemerintah) dalam menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan, terutama pariwisata, budaya, dan pendidikan, khususnya pendidikan kesenian.
Adapun uraian manfaat tersebut antara lain:
1. Bagi penulis; Dengan diadakannya penelitian ini penulis mendapatkan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan tentang nilai estetis dari mahkota Binokasih Sanghyang Pake.
2. Bagi Pemerintah Daerah; Sebagai tambahan referensi tentang potensi budaya lokal yang berada di Kabupaten Sumedang yang kini mencanangkan visi sebagai kota Puseur Budaya Sunda.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Seni; Sebagai tambahan referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Program Studi Pendidikan Seni, Sekolah Pascasarjana UPI.
5. Bagi Masyarakat; Dapat menjadi rujukan tentang pembelajaran apresiasi sejarah dan seni budaya lokal.
E. Penjelasan Istilah
Beberapa istilah khusus yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah: 1. Mahkota
Mahkota merupakan bentuktutupkepala yang dikenakanolehraja,
ratuataudewa. Bagi yang memakainya,
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bahasa Indonesia istilah mahkota diartikan sebagai hiasankepalaatausongkokkebesaranbagi raja atauratu.
2. Estetika
Estetikaadalahsalahsatucabangfilsafat.Secarasederhana, estetikaadalahilmu yang membahaskeindahan, bagaimanaiabisaterbentuk, danbagaimanaseseorangbisamerasakannya.
Pembahasanlebihlanjutmengenaiestetikaadalahsebuahfilosofi yang
mempelajarinilai-nilaisensoris, yang
kadangdianggapsebagaipenilaianterhadapsentimendan
rasa.Estetikamerupakancabang yang sangatdekatdenganfilosofiseni. 3. Ornamen
Ornamen merupakan salahsatukaryasenidekoratif yang biasanyadimanfaatkanuntukmenambahkeindahansuatubendaatauproduk,
ataumerupakansuatukaryasenidekoratif (senimurni) yang berdirisendiri, tanpaterkaitdenganbenda/produkfungsionalsebagaitempatnya.
4. Makna Simbol
Istilah simbol berasal dari bahasa Yunani symbolon yang artinya sebuah tanda yang dengannya orang bisa mengetahui atau menyimpulkan sesuatu. Simbol merupakan sebuah tanda luar yang mewakili sebuah makna tersembunyi atau ide abstrak. Makna simbol adalah sesuatu (biasanya sebuah tanda yang bisa dilihat) yang mewakili sebuah gagasan atau objek.
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Binokasihmerupakan istilah pada nama sebuah mahkota yang terdapat di
Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang. Mahkota Binokasih dulu disebut dengan nama mahkota Binokasri. Dilihat dari susunan katanya Binokasih
terdiri dari dua kata yaitu Bino dan Kasih.
ArtidarinamaBinokasihadalahmembinakehidupanrumahtangga agar lebihbaik.
6. Sanghyang Pake
Sanghyang Pake merupakan sebutan bagi mahkota Binokasih yang terdapat
di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang. Istilah Sanghyang Pake
bermaknabahwamahkotainimerupakantutupkepala yang
dipake/dipakaiolehseseorang yang dimuliakan.
F. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam lima bab. Tiap-tiap bab merupakan satuan bahasan yang sistematis. Adapun garis besarnya sebagai berikut:
1. Bab Pendahuluan
Di dalam bab ini akan duraikan berbagai pokok pikiran, yaitu tentanglatar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi dan manfaat penelitian, penjelasan istilah, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab Landasan Teori
Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna...
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
filosofis, kebudayaan logam, macam perhiasan badan, serta tinjauan tentang permuseuman.
3. Bab Metodologi Penelitian
Di dalam bab ini akan diuraikan lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah di sajikan dalam bab 1. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu metode penelitian yang digunakan, objek penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
4. BabHasil Penelitian dan Pembahasan
Di bab ini akan diuraikan tentang analisis nilai estetis dan makna simbolikornamen mahkota Binokasih Sanghyang Pake berdasarkan data-data relevan yang didapatkan selama melakukan pengamatan.
5. BabKesimpulan dan Rekomendasi