• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata di Bandungan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB IV FIX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata di Bandungan - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB IV FIX"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Safinta Rhosa F. – L2B009072 44 DESA WISATA dengan konsep AGROWISATA

(Penekanan Desain ARSITEKTUR

ECOPARK

) TA TA 122

BAB IV

KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN

4.1

KESIMPULAN

Dengan melihat uraian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengadaan Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata merupakan faktor yang penting dalam upaya menyediakan suatu fasilitas wisata yang rekreatif dan edukatif dengan nuansa alam pedesaan yang dapat memanfaatkan potensi desa sehingga dapat menjadi objek tujuan wisata baru di Bandungan bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kondisi masyarakat Desa Candi semakin baik.

b. Tinjauan aspek perencanaan dan perancangan studi banding di Desa Wisata Agro Gabugan, Desa Wisata Sambi, Desa Wisata Candirejo, Desa Wisata Ketenger, Desa Wisata Bejiharjo, Desa Wisata Duwet, Desa Wisata Dieng, Bagus Agro Pelaga, Agritourism Kameni Dvori, Kroasia, dan Village Farm and Town Foot Farm sebagai kawasan yang memiliki karakteristik yang sama dengan kawasan yang direncanakan, dijadikan sebagai salah satu pedoman perencanaan dan perancangan.

c.

Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark sendiri dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang didalamnya terdapat koleksi tanaman eksitu dan insitu. Konsep ecopark dapat diarahkan untuk pengendalian kualitas udara,

p

engelolaan dan konservasi kuantitas dan kualitas sumber daya air,

p

engelolaan sampah padat,

p

eredaman kebisingan, penyaring partikel padat dan polutan di udara,

s

ebagai habitat burung,

m

engatasi penggenangan, dan

m

eningkatkan industri pariwisata.

4.2 BATASAN

Agar dapat memecahkan masalah secara proporsional dalam merencanakan dan merancang Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata di Bandungan, diperlukan batasan-batasan yang jelas, yaitu:

a. Menggunakan RTRW Kabupaten Semarang dan Raperda Kecamatan Bandungan yang dijadikan pedoman dalam perencanaan.

b. Data-data yang tidak dapat didapatkan dibuat asumsinya dengan mengacu kepada data lain yang relevan dan hasil studi literatur.

c. Disiplin ilmu lain yang tidak berhubungan dengan proses perencanaan tidak dibahas.

d. Lokasi perencanaan dipilih berdasarkan potensi yang ada di Dusun Candi, yaitu dipilih lokasi yang memiliki potensi hortikultura yang cukup tinggi, lahan yang memadai, dan telah ada rencana untuk dijadikan daerah desa wisata namun mengalami kendala.

(2)

Safinta Rhosa F. – L2B009072 45 DESA WISATA dengan konsep AGROWISATA

(Penekanan Desain ARSITEKTUR

ECOPARK

) TA TA 122

ekologis yang berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya

f. Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata di Bandungan ini adalah desa wisata berskala lokal dengan mempertimbangkan lokasi dan pasaran di sekitar Bandungan.

g. Untuk fasilitas penginapan menggunakan rumah-rumah warga yang berada di Dusun Candi tersebut sebagai homestay. Hal ini dikarenakan bentuk dan kondisi rumah warga sudah cukup baik dan memenuhi standar.

4.3 ANGGAPAN

Anggapan yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan adalah:

a. Dalam mendirikan Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata di Bandungan, tapak terpilih dianggap tidak ada elemen Iainnya yang mengganggu. Serta tidak ada masalah dengan status tanah atau pembebasan lahan. Untuk bentuk dan luasan tapak yang direncanakan juga dianggap tidak ada masalah.

b. Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata yang direncanakan merupakan suatu kawasan dengan bangunan bermassa banyak serta penataan landscape yang terkonsep dan tetap memiliki kesatuan dan keserasian dengan lingkungan sekitar.

Referensi

Dokumen terkait

dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Membangun dan mengembangkan usaha wisata agro berwawasan lingkungan membutuhkan terbinanya

Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan dasar - dasar perencanaan dan perancangan kawasan wisata air Lopait di Rawa Pening Kabupaten Semarang yang meliputi aspek

Perancangan Arsitektur, Tugas Akhir periode 135 yang berjudul “DESA WISATA BUAH. DURIAN DIWAK

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan

Merumuskan program dasar perencanaan dan perancangan yang berhubungan dengan aspek-aspek perancangan dan perencanaan Gramedia Expo Semarang sebagai fasilitas publik

Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (LP3A).. KAWASAN WISATA PANTAI

Dalam penelitian dan perencanaan ini hasil dari penelitian yang telah dilakuakn menunjukkan bahwa untuk wilayah perancangan desain desa wisata seluas 27 Ha berada di Dukuh

Taman Wisata Bunga Krisan Bandungan diasumsikan sebagai merancangan sebuah bangunan wisata mempertimbangkan kapasitas bangunan yang disesuaikan dengan jumlah wisatawan yang datang