• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 Kelola Sosial 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 Kelola Sosial 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A.Kelola Sosial

Terkait dengan aspek pengelolaan sosial, pada tahun 2016 KPH Ciamis telah melakukan kegiatan sosialisasi PHBM dan Studi Dampak Sosial pada 110 desa, sedangkan untuk monitoring Study Dampak Sosial pada tahun 2016 dilaksanakan pada 10 desa.

1. Kesempatan Kerja

Berbagai kesempatan kerja bagi MDH dalam pengelolaan hutan selama ini telah dilakukan KPH Ciamis. Beberapa kegiatan kerjasama dalam pengelolaan hutan terdapat berbagai model yaitu dalam bidang pembuatan persemaian, tanaman, pemeliharaan, produksi, keamanan hutan, suplyer sarana dan prasarana produksi juga telah dilakukan dengan LMDH.

1) Penyediaan lahan untuk bercocok tanam

Perum perhutani KPH Ciamis mengalokasikan kawasan hutannya untuk digarap dalam luasan dan peruntukan tertentu oleh masyarakat sekitar hutan dalam suatu sistem tanam yang dinamakan tumpang sari. Melalui pola/sistem tanam ini masyarakat dapat memanfaatkan lahan hutan diantara jalur-jalur tanaman pokok. Berbagai dalam kawasan hutan oleh masyarakat. Melalui pemanfaatan lahan ini masyarakat aktifitas seperti plong-plongan dan tumpang sari adalah contoh pemanfaatan lahan dapat menanam berbagai jenis tanaman seperti padi dan palawija.

2) Pemberian Akses Terhadap Hasil Hutan Kepada Masyarakat

Pada jangka lalu dan sebelumnya, Perum Perhutani KPH Ciamis telah membuka akses kepada masyarakat agar memiliki kesempatan untuk mendapatkan mata pencahariannya dari pemanfaatan hasil hutan ikutan/non kayu yang didapatkan dari dalam kawasan hutan baik yang berupa rencek, palawija, daun jati, HMT, empon-empon, arang, dsb. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan hutan Perhutani KPH Ciamis telah memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat desa hutan dalam bentuk pemanfaatan hasil hutan ikutan/non kayu ini.

2. Pembinaan, Penyuluhan dan atau Pelatihan

(2)

 Pelatihan oleh Perum Perhutani Divreg Jawa Barat dan Banten meliputi :  Pelatihan mandor pendamping PHBM tingkat BKPH

 Pelatihan manajemen koperasi kepada LMDH

 Pelatihan/Pembekalan Manajerial untuk KSS PHBM, Fasilitator PHBM, dan Mandor Penggerak PHBM.

 Pelatihan Kader PHBM bagi Pengurus KTH/LMDH se-Jawa Barat & Banten di Lembang Bandung.

 Pelatihan Budidaya ternak Lebah bagi KTH di Bogor.  Pelatihan PHBM untuk LMDH/PMSDH di Pusdik Madiun.  Pelatihan oleh Perhutani KPH Ciamis :

 Pelatihan pemberdayaan LMDH bekerjasama dengan Dinas Kehutanan, Deperindag, dan Dinas Pertanian Kab Ciamis, kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.

 Pelatihan dan sosialisasi peraturan Implementasi PHBM dan SK.682/2009 tentang Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan SK 436/2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu.

1) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

(3)

Tabel. Rekapitulasi Data Penyaluran Dana PKBL dari tahun 1992 s.d. tahun 2016

Dan mulai tahun 2013 berdasarkan surat Kanit III Jabar-Banten tangal 15 Mei 2013, No. 175/017-4/Kel-SDH/III. Serta sesuai Surat Direktur Perum Perhutani No. 219/022.2/SDH/DIR tanggal 4 Mei 2013, tanggal 3 April 2013.

Bahwa “ Pengelolaan Kemitraan dan Bina Lingkungan ditiadakan.”

Pada tahun 2014 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berdasarkan kebijakan Direktur PSDH No. 065/001.2/Kel-sos/Dir tanggal 27 Februari 2014 akan dilaksanakan penyaluran kembali terhadap mitra.

(4)

2) Sharing Produksi Hasil Hutan

Sebagai wujud implementasi dari SK Direksi Perum Perhutani No. 001/KPTS/Dir/2002 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu, Perum Perhutani KPH Ciamis telah melaksanakan sharing produksi kayu. Sharing produksi kayu tersebut merupakan pembagian hasil hutan kayu berupa semua jenis kayu sebagai faktor produksi tebangan dari kawasan hutan produksi yang dikelola melalui proses pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat, yang didasarkan pada nilai dan proporsi serta dikontribusikan untuk masing-masing pihak yang bekerjasama dalam pengelolaan hutan. Pemberian sharing produksi kayu dilaksanakan dengan jiwa berbagi (input, proses, output) yang dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki dan meningkatkan peran serta tanggung jawab bersama dari masing-masing pihak.

Besaran sharing yang diberikan sebesar 25% untuk LMDH dengan hasil akhir diperhitungkan berdasarkan lama waktu kerjasama pengelolaan dikurangi input yang diberikan selama pengelolaan hutan. LMDH yang mendapatkan sharing ini adalah yang mempunyai petak pangkuan yang sudah terdapat tebangan, baik tebangan A,B, maupun E Hasil pembagian ini diharapkan secara optimal bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat desa dengan program-program pemberdayaan yang nyata.

Kegiatan sharing produksi dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan (PHBM) ditujukan untuk meningkatkan nilai dan keberlanjutan fungsi serta manfaat sumberdaya hutan. LMDH berhak menerima hak hasil hutan kayu setelah melakukan kewajiban perlindungan sumberdaya hutan yang menjadi tanggung jawabnya sekurang-kurangnya selama tiga tahun sejak dimulainya perjanjian kerjasama dan atau bisa kurang dari tiga tahun berdasarkan kajian obyektif bersama. Sharing produksi kayu tahun 2016 yang berasal dari Tebangan 2014 telah diberikan pada Tahun 2016 di tiga Kabupaten/Kota Ciamis, Pangandaran, Banjar dengan melibatkan 22 LMDH di wilayah 23 Desa pada 5 BKPH sebesar Rp 1.139.077.500,-

(5)

3) Fasilitasi peningkatan sarana ekonomi desa

Pembangunan fasilitas desa membangun jalan, balai desa, atau gedung sekolah telah terbantu dengan adanya alokasi penggunaan dana sharing sebanyak 20 % dari jumlah sharing yang diperoleh masing-masing desa.

4) Bantuan Bibit

Bantuan bibit ditujukan untuk mendukung upaya penghijauan dan rehabilitasi/pengkayaan di dalam dan di luar kawasan hutan Perum Perhutani. Bantuan bibit diarahkan untuk penghijauan masyarakat, mata air ( Kawasan Perlindungan Setempat/KPS ). Jumlah bantuan bibit sebanyak 40.000 plc.

5) Manajemen Koperasi

Kegiatan dilaksanakan pada proses pendirian dan penguatan koperasi. Penguatan koperasi dilakukan pada aspek peningkatan manajemen pengelolaan koperasi, pelatihan administrasi, pengembangan usaha-usaha produktif dan membuka jaringan usaha tiap-tiap desa hutan.

Hingga pada tahun 2016 pembentukan koperasi LMDH sudah sebanyak 19 koperasi dan akte notaris 15 buah.

6) Workshop PHBM

Workshop ditujukan untuk memberikan bantuan penyuluhan kepada masyarakat terutama LMDH, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan PHBM yang dipadukan dengan berbagai aspek kegiatan seperti pembinaan kelembagaan/keorganisasian, administrasi, hukum, perdagangan/industri, ketenagakerjaan, dan aspek lainnya, baik yang dilaksanakan oleh Perhutani sendiri maupun kerjasama dengan berbagai instansi terkait dari Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani KPH Ciamis dan yang bekerjasama dengan dinas instansi.

7) Home Industri

(6)

8) Pelatihan budidaya tanaman pertanian

Ditujukan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan LMDH tentang usaha budidaya tanaman pertanian di lahan kering/basah untuk jenis padi, kopi dan kapolaga, sehingga pendapatan anggota LMDH tidak tergantung pada satu jenis komoditi saja yaitu kayu.

Pelatihan khusus untuk tanaman pertanian dilaksanakan melalui kerjasama dengan dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Banjar LMDH Purwaharja.

9) Penyediaan bahan pangan

Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui hasil hutan non kayu yang diperoleh masyarakat dari kegiatan pengelolaan hutan terutama dari areal tumpangsari, juga lahan-lahan kehutanan negara sesuai dengan aturan. Mulai tahun 2011 telah dilaksanakan program GP3K di 5 BKPH wilayah KPH Ciamis.

Sosialisasi pemanfaatan lahan kering dan basah dalam kawasan hutan pada Masyarakat Desa Hutan wilayah KPH Ciamis melalui program GP3K KPH Ciamis kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BP4K Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.

10) Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu

Sesuai dengan Visi dan Misi Perum Perhutani unit manajemen KPH Ciamis membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat di sekitar desa hutan dan di luar desa hutan untuk berperan serta dalam mengelola sumber daya hutan secara lestari melalui kegiatan tumpang sari, pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT) dan pemanfaatan hasil hutan ikutan.

(7)

Tabel. Data Produksi Pangan dalam Pemanfaatan Lahan

Sumber data: Laporan Implementasi PHBM KPH Ciamis tahun 2016

1. Kelembagaan

Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan KPH Ciamis adalah penguatan kelembagaan yang ada di masyarakat dan dalam hal ini adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) karena lembaga ini merupakan bagian penting dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Ciamis. Dari 112 Desa Pangkuan yang terdapat di wilayah KPH Ciamis, sudah dilaksanakan pembentukan LMDH di 110 LMDH.

Penguatan kelembagaan yang dilakukan oleh Perum Perhutani dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa hutan khususnya dalam hal sbb :

a. Sebagai jembatan antara masyarakat dengan Perhutani b. Mempermudah penyampaian informasi

c. Memberi peluang kerja sebagai mitra Perhutani d. Menampung aspirasi masyarakat

e. Penyedia tenaga kerja

f. Berpartisipasi membangun dan mengamankan hutan g. Membantu peningkatan pendapatan

h. Membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat

i. Meningkatkan kerjasama Perhutani dan masyarakat dalam pengelolaan hutan j. Membuka peluang Multistakeholder untuk bekerjasama dengan masyarakat.

No

Komoditas

Satuan

Tahun 2016

1

2

3

4

1

Padi

Ton

4505,62

2

Jagung

Ton

2059,712

3

Kedelai

Ton

1967,6

4

Kacang tanah

Ton

2042,826

5

Singkong

Ton

796,53

(8)

2. Budaya dan Ekologi

Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan, Perum Perhutani KPH Ciamis juga senantiasa berusaha melestarikan situs budaya dan ekologi masyarakat di wilayah kerjanya. Berkaitan dengan hal tersebut, Perum Perhutani KPH Ciamis telah melakukan berbagai upaya, diantaranya : Inventarisasi, penentuan titik koordinat, dan pemetaan situs. Dari hasil inventarisasi tersebut telah ditetapkan seluas 12,92 Ha, baik situs budaya maupun ekologi yang terletak di 5 BKPH.

Referensi

Dokumen terkait

Izin pemanfaatan hasil hutan kayu pada penggunaan kawasan hutan negara untuk kegiatan non kehutanan yang tidak mengubah status hutan.. Indikator 1.1.1 Pelaku usaha

: Izin pemanfaatan hasil hutan kayu pada penggunaan kawasan hutan negara untuk kegiatan non- kehutanan yang tidak mengubah status hutan.. : Pelaku usaha

Kamera pertama yang dipasarkan untuk konsumen dengan layar kristal cair di bagian belakang adalah Casio QV-10 dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Hiroyuki Suetaka pada tahun

Nilai rat-rata pada saat tes siklus pertama dari 25 siswa adalah 6,0 untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi, maka guru kelas V kembali melaksanakan

Manfaat langsung yang bisa diperoleh dari kegiatan retorasi di KPHP Lakitan berupa potensi Hasil Hutan Kayu.. Jenis Kayu yang bisa dikembangkan pada areal restorasi yaitu

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok

Peningkatan kualitas dan kuantitas diversifikasi produk hasil hutan non-kayu, perbaikan harga hasil hutan non-kayu, pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari dapat menjadi

Hal ini karena generasi milenial (generasi yang lahir pada tahun 2000-an) memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yaitu kemampuan memahami melalui