• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

2

PID Controller

 

Fatchul Arifin 

(fatchul@uny.ac.id) 

   

 

PID Controller merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan.

Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti

Fuzzy dan Robust. Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik

Tulisan ini dibatasi pada sistem dengan Unity Feedback System, yang gambarnya

sebagai berikut :

 

Controller Plant +

         

Gambar 1

Blok diagram untuk Unity Feedback Systems [1]

PID Controller memiliki transfer function sebagai sebagai berikut :

 

     

H (s) = 3K D s + 2K P s +K I

 

(1)

s + K D s + K P s +K I

 

   

PID Controller sebenarnya terdiri dari 3 jenis cara pengaturan yang saling

dikombinasikan, yaitu P (Proportional) Controller, D (Derivative) Controller, dan I

(Integral) Controller. Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset

untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis,

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 1

 

Respon PID Controller Terhadap Perubahan Konstanta[1]  

Closed-Loop

 

Response

Rise Time Overshoot Settling Time SS Error

Kp Decrease Increase Small change Decrease

(2)

Parameter-parameter tersebut, tidak bersifat independen, sehingga pada saat salah satu

nilai konstantanya diubah, maka mungkin sistem tidak akan bereaksi seperti yang

diinginkan. Tabel di atas hanya dipergunakan sebagai pedoman jika akan melakukan

perubahan konstanta. Untuk merancang suatu PID Controller, biasanya dipergunakan

metoda trial & error. Sehingga perancang harus mencoba kombinasi pengatur beserta

konstantanya untuk mendapatkan hasil terbaik yang paling sederhana.

 

 

c. Metode Konvensional

 

Desain sebuah sistem kontrol, dimulai dengan membuat blok diagram sistem.

Blok diagram (yang berisi transfer function) tersebut selanjutnya akan dianalisa

dengan menggunakan aksi pengontrolan yang berbeda. Dengan perubahan sinyal

input sehingga perancang dapat melihat respon sistem jika mendapat input sinyal

tertentu. Kombinasi antara sinyal input dan jenis aksi pengontrolan ini akan

menghasilkan respon yang berbeda-beda.

Dahulu untuk melihat respon suatu sistem dengan berbagai macam kombinasi

sinyal input dan aksi pengontrolan merupakan hal yang sulit dan membosankan.

Adapun prosedur yang harus dilalui adalah sebagai berikut [2]:

1. Mendapatkan transfer function sistem (dalam s-domain) dengan Laplace

 

Transform.

 

2. Menentukan jenis aksi pengontrolan beserta dengan konstantanya.

 

3. Menggabungkan transfer function yang sudah didapatkan dengan jenis aksi

pengontrolan.

4. Menentukan sinyal input yang akan dimasukkan (biasanya fungsi step, fungsi

ramp dan pulse) dan menggabungannya ke dalam transfer function yang baru.

5. Melakukan perhitungan invers Laplace Transform untuk mendapatkan fungsi

dalam t-domain.

6. Menggambar respon berdasarkan fungsi dalam t-domain.

 

Untuk melakukan langkah-langkah di atas diperlukan ketelitian yang tinggi

dan hasil penggambarannya sering kali kurang (tidak) akurat. Selain itu, jika

perancang ingin mengamati respon sistem terhadap sinyal input yang lain, maka

proses-proses tersebut sebagian besar akan diulang kembali. Hal ini bertambah

kompleks jika perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada sinyal input, tetapi juga

(3)

Sehingga untuk mendapatkan respon dari berbagai macam kombinasi,

membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, perancang juga melakukan proses

perhitungan yang rumit dan membosankan.

 

 

d. Metode Simulasi Menggunakan Komputer

 

Perkembangan teori kontrol juga diikuti oleh software pendukungnya. Mulai

dari software untuk pemrograman sistem, sampai dengan software untuk proses

simulasinya. Salah satu software yang dapat dipergunakan untuk simulasi tersebut

adalah MatLab dari Mathworks, Inc.

Software ini dilengkapi dengan berbagai toolbox yang memudahkan pemakai

untuk melakukan perhitungan-perhitungan tertentu. Bahkan saat ini sudah

dikembangkan toolbox khusus untuk simulasi yang diberi nama Simulink. [3]

Aplikasi MatLab dalam bidang pengaturan dilengkapi Control Toolbox.

Toolbox ini sudah dilengkapi dengan berbagai macam fungsi pendukung yang

dipergunakan dalam analisa sistem kontrol. Beberapa fungsi pendukung yang sering

dipergunakan untuk menganalisa suatu sistem adalah : feedback, step, rlocus, series,

dll. Untuk menganalisa suatu sistem, software hanya memerlukan masukan berupa

transfer function yang ditulis dalam Laplace Transform (dalam s-domain) atau

matriks. Untuk selanjutnya, pemakai tinggal memilih analisa yang akan dipergunakan.

Tulisan ini akan membahas penggunaannya secara khusus untuk merancang PID

Controller pada suatu sistem.

Sebagai contoh, suatu sistem kontrol memiliki transfer function sebagai

 

berikut :

 

H (s) =  

1

s 2 + 10s + 20

 

   

Dengan kriteria perancangan sebagai berikut :

 

1. memiliki rise time yang cepat

 

2. overshoot sekecil mungkin

 

3. tidak memiliki steady state error.

 

Dari fungsi di atas, maka parameter-parameter yang dimasukkan berupa

koefisien pembilang dan penyebutnya. Biasanya dipergunakan variabel num untuk

(4)

pen

ggunaan na

p untuk men

Langka

masukkan ke

againya. Se

is input yang

Fungsi d

p(num,den,t

nghasilkan g

num =

den =

step(n

title(

spon sistem

Sistem

pon tertingg

miliki rise

nguntungka

Untuk m

ose loop sy

ndisi sesung

ama variabe

nganalisa sis

ah kedua ya

e dalam si

ebagai dasar

g lain akan

dasar yang

) untuk s-d

gambar resp

[1];

[1 10 20

num,den)

‘Open Lo

terbuka (op

Re

di atas m

gi hanya di

time yang

n.

menghasilk

ystem). Sis

guhnya den

el yang lain

stem kontro

ang perlu d

stem. Input

r analisa ak

dibicarakan

akan serin

domain ata

pon sistem b

0];

oop Resp

pen loop res

espon Sistem

emiliki ste

idapatkan p

cukup bes

an sistem k

stem ini m

ngan seting p

n juga diperb

ol.

dilakukan a

t ini bisa b

kan diperlun

n pada bagia

ng dipergu

au step(A,B

bila diberi i

ponse’)

sponse) dap

Gambar 2

m Dengan U

eady state e

pada amplit

sar (sekitar

kontrol yang

memiliki fe

poin yang d

bolehkan. S

adalah mem

berupa step

nakan fungs

an akhir tul

unakan adal

B,C,D) untu

nput unit st

pat dilihat pa

Unit Step In

error yang

tudo 0,05.

r 1,5 detik)

g baik, dipe

eedback, ya

diberikan.

Setelah itu k

milih jenis i

p, pulse, ra

si step. Seda

isan ini.

lah step, d

uk state sp

ep dalam

t-ada gambar

nput

tinggi, yai

Selain itu,

). Hal terse

rlukan siste

ang akan m

komputer su

input yang

amp, sinus,

ang penggu

dengan syn

pace. Fungs

domain.

r di bawah in

itu 0,95. S

sistem ter

ebut jelas

em yang ter

membandin

rtutup

(5)

men

e. Proporti

Dari ta

nambah ov

ction sistem

sal, diambil

Kp = 3

nambahan v

s/d t=2, den

Dari g

ngurangi ris

rshoot yan

rshoot yang

timenya m

erkecil.

ional Contr

abel 1 dik

vershoot, d

m di atas den

H (

konstanta K

00;

ariabel t=0

ngan step 0,

gambar 2 d

se time dan

ng terjadi m

g terjadi ju

menjadi kec roller

etahui bahw

dan mengur

ngan mengg

(s) = s 2 + 1

Kp = 300, m

0+Kp];

: 2;

-Loop St

Respo

Menggu

0:0.01:2

,01 detik.

di atas, da

n steady st

masih terla

uga semakin

cil. Kebalik

hwa P Con

rangi stead

gunakan P C

K P

0s + (20 + K

maka :

tep Kp =

Gambar 3

on Sistem T

unakan P C

dimaksud

apat diliha

tate error,

alu besar. J

n besar, set

kan dari k

P

ntroller dap

dy state er

Controller ad

K )

300’)

ertutup

ontroller

dkan untuk

at bahwa p

tetapi men

Jika konsta

ttling time

eadaan itu

pat mengur

rror. Close

dalah sebag

 

(3)

melihat resp

penambahan

ambah ove

anta Kp di

juga semak

terjadi jik

rangi rise

ed-loop tra

gai berikut :

pon sistem

an P Contr

ershoot. Na

iperbesar, m

kin besar, t

ka konstanta time,

ansfer

dari

roller

amun,

maka

tetapi

(6)

 

f. Proporti

sed-Loop tr

sal, Kp = 30

spon sistem

rdasarkan ga

n settling tim

g. Proport

sed-Loop tr

Integral

rshoot dan

ak dimiliki o

ional-Deriv

ransfer func

H (

tergambar s

ambar di ata

me, tetapi tid

ional-Integ

ransfer func

H (

l Controller

setling tim

oleh jenis ya

vative Cont

ction sistem

(s) =

-Loop St

seperti di ba

Respo Menggun

as, penggun

dak member

gral Contro

ction sistem

(s) =     s 3 + 10

r memiliki

me, serta me

ang lain).

tep Kp=30

awah ini.

Gambar 4 on Sistem T unakan PD C

naan PD Co

rikan damp

oller

ngan PD Con

KP

+ (20 + K P )

00 Kd=10

ertutup Controller

ntroller dap

at apa pun t

ngan PD Con

K I

K P )s + K I

ik mengura

an steady s

ntroller ada

 

 

(4)

’)

pat mengura

terhadap ste

ntroller ada

 

 

(5)

aangi rise t

tate error ( alah :

angi oversho

eady state er

alah :

time, menam

(karakteristi oot

rror.

mbah

(7)

Mis

rshoot. Ole

g berlebiha

niadakan ste

ilangkan.

mbar di baw

ri gambar di

il, serta stea

h. Proport

Bagian

ction untuk

Kp = 3

troller mem

eh karena i

an. Nilai K

eady state e

wah ini mem

Respon S

i atas terlih

ady state err

ional-Integ

akhir dari

sistem di at

3

-Loop St

miliki karak

tu, nilai Kp

Ki diambil

error. Jika K

mperlihatkan

Sistem Tertu

at bahwa ri

rornya dapa

gral-Deriva

simulasi in

tas adalah :

K D s

+ (10 + K D )

2

;

tep Kp=30

akteristik ya

p harus dik

lebih besa

Kp > Ki, m

n respon sis

Gambar 5

utupMengg

ise time sist

at dihilangka

ative Contr

ni adalah PI

+ K P s + K I

2

s + (20 +

0 Ki=70’

ang sama

kurangi unt

ar dari Kp,

maka steady

tem dengan

gunakan PI C

tem menuru

an.

roller

ID Controll

I

K P )s + K I

)

dalam hal

tuk menghi

, karena di

y state error

n PI Control

Controller

un, dengan

er, yang me

 

(6)

rise time

indari overs

iinginkan u

rnya tidak d

ller

overshoot y

(8)

 

Dari ga

penuhi, yaitu

ady state er

cobaan (tria

g berlainan

a salah satu

n didapatka

agai pedom

ikut ini beb

nginkan :

5. Kombin

diingink

Dalam

nggunakan

[Kp Ki K

[1 10+kd

: 0.01 :

num,den)

‘Closed-Respon Si

ambar di a

u tidak me

rror. Nilai-n

al and error)

n, untuk me

u konstanta

an hasil se

man.

berapa tips

kan respon s

yang harus

hkan P Cont

hkan D Con

hkan I Cont

nasikan ko

kan.

mengimp

PID Contro Kd];

d 20+Kp

: 2;

-Loop St

istem Tertut

atas terlihat

miliki over

nilai konstan

). Sehingga

emenuhi kr

a akan berp

esuai denga

yang dapat

sistem terbu

dieprbaiki

troller untuk

ntroller untu

troller untuk

onstanta y

lementasika

oller. Jika s

Ki];

tep Kp=35

Gambar 6

tup Menggu

t bahwa kr

rshoot, rise

anta yang te

a perancang

riteria di at

pengaruh pa

an tabel 1.

t diperguna

uka sistem

(rise time,

k memperba

uk memperb

k menghilan

yang ada

an sistem

sistem sudah

50 Ki=30

unakan PID

riteria siste

time yang

erdapat pad

yang berbe

tas. Hal itu

ada konstan

. Tabel ter

akan untuk

(open-loop)

settling tim

aiki rise tim

baiki oversh

ngkan stead

untuk me

kontrol,

h memberik

0 Kd=50’

Controller

em yang di

cepat, dan

a tulisan in

eda akan me

u terjadi ka

nta yang lain

sebut hany

mendapatka

) untuk men

me, oversho

me.

hoot.

y state error

endapatkan

sebenarny

kan respony ’)

iinginkan s

n tidak mem

ni diperoleh

endapatkan

arena perub

in. Artinya

ya dipergun

an respon y

nentukan ba

oot, steady

r.

respon

ya tidak

yang cukup sudah

miliki

(9)

dalamnya. Sehingga sistem menjadi lebih sederhana (kombinasi yang main banyak

membuat sistem menjadi makin kompleks)

Analisa pada contoh di atas, dilakukan dengan input unit step. Apabila diinginkan

analisa dengan input yang berbeda, maka harus dilakukan modifikasi transfer

function,Untuk menganalisa sistem dengan input impulse function, maka transfer function

dikalikan dengan faktor s. Demikian juga untuk input ramp function, perlu dikalikan dengan

faktor 1/s.

 

i. Kesimpulan

 

Merancang suatu PID Controller memang tidak mudah, sebab penentuan

konstantanya dilakukan secara trial and error. Selain itu perubahan salah satu

konstanta akan berpengaruh terhadap parameter yang lain. Namun demikian,

kesulitan tersebut sudah sedikit teratasi dengan bantuan komputer. Sebab respon dapat

langsung dilihat tanpa melakukan perhitungan yang rumit dan memakan waktu panjang.

Penggunaan MatLab tidak terbatas pada perancangan PID Controller saja, melainkan ada berbagai macam analisa sistem kontrol seperti Bode Diagram, analisa kestabilan Nyquist, Root Locus, State Space, dll. Fungsi-fungsi untuk keperluan di atas sudah tersedia di dalam Control Toolbox. Jika tidak tersedia, pemakai dapat membuat m-file yang sesuai

dengan kebutuhan. 

Gambar

 Gambar 2
 Gambar 3
Gambar 4Respoon Sistem T
 Gambar 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sekiranya ibu atau waris ibu berhalangan untuk menjaga anak luar nikah, pihak berkuasa mempunyai hak untuk memberi perlindungan dan penjagaan kepada seseorang anak

Indonesia pada aspek membaca berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan. Pendidikan (KTSP) SMA N

vprašanje o fizičnem izgledu prodajalca in njegovem vplivu na nakup pisarniškega pohištva je 4% anketiranih odgovorilo, da ima to zelo velik pomen, 6% jih je mnenja, da je to

ZAKI ISKANDAR SEKSI PERENCANAAN PERENCANAAN BANGUNAN SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG SEKSI PEMANFAATAN TATA

3) Selama haid mungkin timbul rasa nyeri pada pinggang dan panggul, hal ini disebabkan adanya peregangan pada otot rahim. 4) Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang

a) oleh warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan dengan hak penguasaan menurut ketentuan hukum adatnya yang berlaku, yang apabila dikehendaki oleh pemegang haknya dapat

Penelitian ini hanya sebatas gradasi agregat, kadar air dan pada satu gradasi agregat terdapat tiga jenis sampel kadar air saja juga perlu menambahkan jenis sampel agar

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada keterampilan proses sains dasar mahasiswa terhadap e-module pada materi cermin cekung