• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen – Fakultas Ekonomi & Bisnis UMSurabaya Sesi 3 Analisis NBS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dokumen – Fakultas Ekonomi & Bisnis UMSurabaya Sesi 3 Analisis NBS"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

National Financial Account & Balance Sheet (NFABS)

(2)

Outline Analisis

Ringkasan

Eksekutif

Pendahuluan

Sectoral

Analysis

Network

Analysis

(3)

Ringkasan Eksekutif

2

3

Keseimbangan sistem keuangan

nasional

relatif terjaga

. Secara

umum,

terjadi

perbaikan

indikator

risiko pada sektor

institusi.

Keseimbangan

Sistem Keuangan

1

Tdp

perbaikan

pd slrh indikator

risiko dgn net kekayaan nasional

yg positif.

Risiko

solvency

dan

leverage

masih

mendominasi

pd semua sektor

dibandingkan

risiko

lainnya, dgn

peningkatan terutama pd Pempus.

Sectoral Analysis

Sumber pembiayaan korporasi dr LN

mencapai

40%

dr PDB.

Potensi risiko korporasi terutama

FX risk

&

funding risk

yg berdampak

menular

thd

perbankan

melalui peningkatan NPL.

Pangsa pembiayaan dr

LN mencapai 29% dr

total

pembiayaan

,

terutama pd

Korporasi

non finansial

(60%) &

Pempus

(27%).

(4)

Ringkasan

Eksekutif

Pendahuluan

Sectoral

Analysis

Network

Analysis

(5)

Latar Belakang Penyusunan NFABS

Komitmen anggota G20 dalam

Sectoral Account.

Perlunya

metodologi

terbaru

untuk memahami dan menangkap

financial imbalances

dan risiko di

daerah tertentu yang ditengarai

dapat memicu terjadinya risiko

sistemik.

Kebutuhan analisis pembiayaan &

sumbernya, identifikasi

risiko

keuangan,

serta

pergerakan

likuiditas/dana

antar-sektor

institusi

secara

nasional

&

regional.

Kebutuhan

data

moneter

&

keuangan

untuk

mendukung

(6)

Tujuan dan

End State

T U J U A N

Te r s e di anya

N at i o n al

d an

R eg i on a l Ba l a n c e Sh e et

( N B S dan RB S ) s e r ta

in di k ator

fin a n c i a l imb al a n c e s

u n tu k m en g an a lis a li ku i d ita s ,

fi na n c i al

i m b a l a n c e s

, d a n r i s i ko s i s t e m ik i n t e rs e k tora l n a s i o n al d a n re g i o n al

.

E N D S T A T E

Keb ij a kan Mon et er d an M a krop ru d en si al yan g te rin t e gra s i da n tep at

gu n a, dal am m en doron g St ab ilit a s Si st em Keu an gan (S SK ) m elalu i

p en g aw a s an b e rb a s i s ri s i ko s er ta p er an a ktif da lam m emitiga si

fi n a n c i a l i m b a l a n c e s

d a n r i s i ko s i s t e m i k .

(7)

Manfaat Penyusunan NFABS

Mengetahui

interconnectedness

antar sektor institusi dimana

aset suatu sektor institusi

merupakan liabilities sektor

lainnya.

Mengetahui aliran

dana dan likuiditas

antar sektor institusi.

Mengetahui perilaku aktivitas

ekonomi sektor institusi dan

sebagai input data penyusunan

(8)

Konsep dan Definisi NFABS

F I N A N C I A L A C C O U N T

Financial Accounts

mencatat

transaksi aset dan kewajiban finansial

antar sektor,

yang menunjukkan aliran finansial antar sektor institusi.

Financial Account

disajikan

dalam 2 (dua) sisi, yaitu sisi

changes in asset

dan

changes in liabilities and net worth.

B A L A N C E S H E E T

Balance Sheet

adalah

posisi aset dan kewajiban

yang dimiliki oleh sektor

institusi pada periode tertentu.

Balance sheet

dalam kerangka

full sequence

account

terdiri dari

balance sheet

posisi awal dan

balance sheet

posisi akhir.

(9)

Konsep Penyusunan NFABS

Bank

Sentral (CB)

Perbankan

(ODC)

IKNB (OFC)

Korporasi Non

Finansial (NFC)

Rumah

Tangga (HH)

Pemerintah

Pusat (CG) &

Daerah (LG)

DOMESTIK

LUAR NEGERI (ROW)

Insurance &

Pension Fund (F6)

Instrumen

Keuangan

Monetary Gold

& SDRs (F1)

Currency &

Deposits (F2)

Debt

Securities (F3)

Loans

(F4)

Equity

(F5)

Financial

Derivatives (F7)

(10)

Konsep

Financial Imbalances

Dalam Sistem Keuangan

Ketidakseimbangan

dalam

Sistem

Keuangan

(

Financial

Imbalances

)

adalah

suatu

kondisi

dengan

indikasi

peningkatan potensi

Risiko Sistemik

akibat dari

perilaku yang

berlebihan

dari pelaku pada Sistem Keuangan.

Financial Imbalances

merupakan suatu keadaan yang dapat

dipicu oleh adanya

mismatches

dalam ukuran maupun komposisi

aset dan liabilitas

yang dimiliki oleh sektor-sektor ekonomi yang

terlibat dalam sistem keuangan (IMF (2015)).

Risiko Sistemik

adalah

potensi instabilitas

sbg akibat terjadinya gangguan

yg menular (

contagion

) pd sebagian atau seluruh sistem keuangan krn

interaksi dr faktor

ukuran (

size

), kompleksitas usaha (

complexity

), keterkaitan

antar institusi

dan/atau pasar keuangan

(

interconnectedness

),

serta

kecenderungan perilaku yg berlebihan dr pelaku atau institusi keuangan utk

(11)

Elemen - Elemen Sistem Keuangan

Adanya

interconnectedness

antar elemen

sistem keuangan, diikuti pula dengan adanya

spill over

risiko antar elemen tsb.

SURPLUS UNIT

DEFICIT UNIT

BANK

NON BANK

FINANCIAL

INSTITUTION

KORPORASI

KORPORASI

RUMAH

TANGGA

RUMAH

TANGGA

PASAR KEUANGAN

INFRASTRUKTUR

OTORITAS KEUANGAN

Dengan demikian, dlm

menjaga SSK

ruang lingkup kebijakan makroprudensial

tdk cukup hny perbankan, ttp harus

juga menjangkau elemen lain dlm sistem

keuangan,

termasuk

IKNB,

sektor

korporasi, dan rumah tangga.

SSK

(12)

Kerangka Analisis NFABS

Excessive Risk Taking Behavior Financial Imbalances* Assessment or Surveillance Area Procyclical

Ketidakseimbangan dalam Sistem Keuangan (Financial Imbalances) adalah suatu kondisi dengan indikasi peningkatan potensi Risiko Sistemik akibat dari perilaku yang berlebihan dari pelaku pada

Endogenous Exogenous Financial Distress Indicators Sensitivity Analysis (Stress Testing) Risk Identification Area Risk Signalling Interconnec-tedness Central Bank General

Government Rest of The World Households Other Financial Corporations Other Depository Corporations Non Financial Corporations

Time Series Cross Section

National Balance Sheet Analysis

Global Domestic

Source of Risk Source of Risk

Central Bank General

Government Rest of The World Households Other Financial Corporations Other Depository Corporations Non Financial Corporations Risk Profile Analysis Risk Profile Analysis Network Analysis Sensitivity Analysis (Stress Testing)

“National balance sheet

analysis

examining vulnerabilities in

all sectors individually and in

aggregate

, could have made a

difference to preventing the global

financial

crisis”

Tucker (2014)

-Sectoral Balance Sheet

(13)

Cakupan Analisis NFABS

Objek

Jenis

Dimensi

per sektor

antar sektor

Cross section :

-

concentration risk

-

contagion risk*

Time series :

procyclicality risk**

Risiko Kredit

Risiko Eksternal

RISK

IDENTIFICATION

Risk Profile Analysis

Analisis profil risiko setiap

sektor berdasarkan

balance

sheet risk indicator

sektor

tsb .

Network Analysis

Analisis

keterkaitan

antar

institusi

yg

dapat

berdampak pd

interlinkage

distress

dlm suatu sistem

keuangan.

Risiko Pasar***

Risiko Solvabilitas

*

pengukuran baru dilakukan pd

interconnectedness risk

**

procyclicality

risk

dianalisis

menggunakan

siklus

pertumbuhan

kredit

perbankan (siklus keuangan)

***

baru tersedia risiko nilai tukar

L

A

Balance Sheet

Risiko Likuiditas

(14)

Sectoral Risk Profile Analysis

Risk

1

Liquidity Risk

2

Market Risk

3

Credit Risk

4

Solvency Risk

Risiko yg muncul karena total aset dari suatu

sektor termasuk

present value

dari nilai

cash flow

yg akan datang tidak mencukupi utk menutupi

seluruh kewajiban mereka termasuk

contingent

liabilities

Net financial position, liabilities to asset dll

Risiko yg muncul akibat ketidakmampuan utk

memenuhi kewajiban yg jatuh tempo dr sumber

pendanaan arus kas dan/atau dr aset likuid

berkualitas

tinggi

yg

dapat

digunakan

tnp

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan.

Maturity mismatch (Net short term position,

short term liabilities to fin aset, dll), current asset

to liabilities

Risiko kerugian krn debitur/

counterpart

y gagal

memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian yg

disepakati

Debt to Equity Ratio

(DER) CP

, Debt to Asset

Ratio

(DAR) CP

dll

Risiko kerugian dr posisi dlm

on

dan

off balance

sheet

yg timbul krn perubahan faktor pasar (suku

bunga dan nilai tukar). Dlm penelitian ini, analisis

fokus pd risiko nilai tukar (

currency risk

)

Currency

mismatch

(Net

foreign

currency

position, foreign currency liabilities to financial

asset) dll

(15)

Network Analysis

Network

merupakan grafik

yang

menunjukan

posisi

suatu

sektor

yang

digambarkan sebagai sebuah

nodes

dan

dihubungkan

oleh sebuah

edges

yang

merupakan ukuran (

size

)

eksposur

yang

saling

terkoneksi.

Network

dibentuk dengan

menggunakan

intersectoral

financial

claim matrix

atau

from

whom-to-whom (WtW)

matrix

yang

memuat

informasi mengenai posisi

bilateral

exposure

antar

sektor ekonomi.

Network

Analysis

Korporasi

(NFC)

Eksternal

(ROW)

Bank

(ODC)

Rumah

Tangga

(HH)

Pempus

(CG)

Pemda

(LG)

IKNB

(OFC)

Network analysis

dengan

menggunakan

data

financial

account

dan

balance sheet

membantu

untuk

memahami

interkoneksi

dan

potensi

transmisi

risiko

antar sektor.

Sectoral

Balance

sheet

yang

saling

terkoneksi

tersebut

berpotensi

memicu

peningkatan

risiko

sistemik

saat

(16)

Ringkasan

Eksekutif

Pendahuluan

Sectoral

Analysis

Network

Analysis

(17)

Komposisi Neraca Nasional

Komposisi Instrumen Keuangan (Aset & Liabilitas) 2016Q2

Komposisi instrumen keuangan pd neraca sektoral

tdk mengalami perubahan signifikan

dibanding

Tw sebelumnya.

1

Dari sisi Aset, pangsa

aset finansial lbh

besar

(52,36%) dibandingkan aset non finansial

(47,64%).

Scr nasional, aset finansial sedikit meningkat,

sementara

aset

non

finansial

cenderung

menurun.

Aset

Nasional

Aset finansial msh didominasi oleh

instrumen C&D

yg

sedikit menurun.

Dari

sisi

kewajiban,

ekuitas

masih

mjd

sumber

pembiayaan utama, terutama pd sektor korporasi.

Komposisi 4 Instrumen Terbesar

Sisi Aset

Sisi Kewajiban

(18)

Balance Sheet Risk Indicator

2

3

1

* Indikator ini merupakan proksi sementara dari indikator risiko likuiditas yaitu

current liabilities to current asset

yang datanya belum tersedia.

Financial Balance Sheet Components

NASIONAL

NFC

HH

ODC

OFC

CB

CG

LG

(1) 42,536.77 11,791.98 13,985.47 6,402.58 1,593.28 1,896.42 4,003.87 2,863.16 (2) Non Financial Asset 20,265.21 8,451.44 6,850.03 237.19 56.46 21.21 2,251.10 2,397.78 (3) 22,271.56 3,340.53 7,135.45 6,165.40 1,536.82 1,875.22 1,752.77 465.38 (4) o/w Foreign Curency 4,684.91 1,591.83 236.27 1,146.42 148.46 1,476.60 83.05 2.28 (5) Current Asset 9,664.41 1,889.73 3,035.28 1,680.72 798.27 1,766.55 265.50 228.36 (6) External Financial Asset 2,876.35 1,173.09 - 205.37 20.83 1,462.11 14.95 -(7) 27,059.23 11,791.98 2,412.13 6,075.88 1,434.59 1,777.29 3,496.66 70.70 (8) o/w Foreign Curency 4,793.20 2,135.44 37.79 1,061.98 319.97 280.52 955.50 2.01 (9) Equity and investment fund shares/units (L) 8,494.71 7,320.11 850.29 124.98 199.32

(10) Debt = Liabilities - Equity and investment fund shares/units 18,564.53 4,471.87 2,412.13 5,225.59 1,309.61 1,577.97 3,496.66 70.70 (11) External Liabilities 7,664.02 4,565.52 - 765.13 270.23 43.12 2,020.02

-Main Financial Imbalances Indicators

Liabilities to Current Asset (7)/(5) 279.99% 624.00% 79.47% 361.50% 179.71% 100.61% 1317.01% 30.96% Net Foreign Currency Position (4) - (8) (108.29) (543.61) 198.48 84.44 (171.51) 1,196.07 (872.45) 0.28 Foreign Currency Liabilities to Fin. Asset (8)/ 21.52% 63.93% 0.53% 17.22% 20.82% 14.96% 54.51% 0.43% Net External Financial Position (6) - (11) (4,787.67) (3,392.43) - (559.76) (249.40) 1,418.99 (2,005.06) -External Liabilities to Liabilities (11)/(7) 28.32% 38.72% 0.00% 12.59% 18.84% 2.43% 57.77% 0.00% Debt to Equity Ratio (DER) (10)/(9) 2.19 0.61 6.15 10.48 7.92

Debt to Asset Ratio (DAR) (10)/(1) 0.44 0.38 0.17 0.82 0.82 0.83 0.87 0.02 Net Wealth (1) - (7) 15,477.54

Net Financial Wealth (3) - (7) (4,787.67) (8,451.44) 4,723.32 89.51 102.22 97.92 (1,743.88) 394.68 Liabilities to Asset (7)/(1) 63.61% 100.00% 17.25% 94.90% 90.04% 93.72% 87.33% 2.47%

Aggregate Balance Sheet Risk Indicator Table 2016Q2 (In Trillion Rp)

Asset Liabilities Financial Asset

Leverage Ratio

External Risk

Solvency Risk

Currency Risk

Liquidity Risk

*

(19)

Balance Sheet Risk Indicator

Risiko Likuiditas

Tdp

perbaikan indikator

risiko,

kecuali

pd

korporasi,

IKNB,

bank

sentral

dan

pemda

yg

relatif meningkat.

Peningkatan nilai indikator

risiko

berasal

dr

peningkatan kewajiban yg

lebih

besar

dibanding

peningkatan

current asset.

Net

posisi

valas

msh

negatif,

khususnya

pd

Korporasi,

Pempus

dan

IKNB.

Kewajiban valas thd aset

keuangan

-->

Korporasi

63,93%, Pempus 54,51%

dan IKNB 20,82%.

Risiko Nilai Tukar

Msh

mengalami

net

kewajiban

eksternal

. Pangsa ULN nasional thd

total kewajiban mencapai 28,32% yg

didominasi oleh Pempus (57,77%),

korporasi

(38,72%),

dan

IKNB

(18,84%).

Risiko Eksternal

DER msh relatif tinggi

sebesar

2,19,

sdgkn

kecukupan

aset

msh

relatif

aman

dlm

memenuhi

kewajiban

berupa utang (DAR =

0,44).

Leverage Ratio

Memiliki

net wealth

positif

(net

aset)

.

Namun

net

kekayaan finansial bernilai

negatif yg mengindikasikan

aset finansial domestik blm

dpt mencukupi kebutuhan

slrh

agen

perekonomian,

shg

msh

dibutuhkan

pembiayaan dr eksternal.

Risiko Solvabilitas

(20)

Balance Sheet Risk Indicator

Risk

Potensi

risiko

solvency

dan

leverage

masih

mendominasi

pd

semua sektor dibandingkan risiko

lainnya, dgn peningkatan terutama pd

Pempus.

2015Q2

2016Q1

2016Q2

Korporasi

Non Finansial

Rumah Tangga

Perbankan

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

Eksposur

risiko nilai tukar dan

eksternal

yg cukup tinggi terdapat

pd sektor korporasi dan Pempus

Risk

(21)

Ringkasan

Eksekutif

Pendahuluan

Sectoral

Analysis

(22)

Network Analysis

:

Inter Sector Net Transaction

2016 Q1 (Rp T)

2015 Q2 (Rp T)

Korporasi

Non. Fin

(NFC)

Msh

mengalami

net

inflow

(

net

borrowing

)

dgn net transaksi yg meningkat

scr

signifikan,

trtma

brp

kredit

dr

perbankan sbg dampak dr penurunan sk

bunga kredit.

Mengalami

net outflow

, trtma

berasal dr penyaluran simpanan

ke

bank

(sisi

aset)

>

penerimaan kredit dr bank (sisi

kewajiban).

Rumah Tangga

(HH)

Mulai

mengalami

net

outflow

, khususnya

melalui penyaluran kredit pd sektor korporasi

dan RT sejalan dengan kondisi perekonomian yg

mulai membaik.

Perbankan

(ODC)

Mengalami

net

inflow

akibat

peningkatan kewajiban yg trtma berasal

pemenuhan kebutuhan uang kartal kpd

RT

slm

Ramadhan

2016

(faktor

musiman) & transaksi repo perbankan.

Bank Sentral

(CB)

Mnglmi

net inflow

, khususny krn

penarikan simpanan di bank utk

pemenuhan kepemilikan SBN.

IKNB

(OFC)

2016 Q2 (Rp T)

Net Inflow

Net Outflow

(23)

Network Analysis

:

Inter Sector Gross Exposure

DOMESTIK

LUAR

NEGERI

(ROW)

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q1 (Rp T)

Peningkatan tsb ditengarai sbg

implikasi dr rencana implementasi

tax amnesty

yg memberikan

sentimen positif kpd investor

asing utk masuk ke pasar saham

dan SBN domestik.

2016 Q2 (Rp T)

Gross exposure

LN thd

sektor ekonomi domestik

kembali

mengalami

peningkatan

stlh

smpt

(24)

Network Analysis

:

Currency and Deposit

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

Tdp

penarikan DPK trtma

dilakukan oleh IKNB

IKNB

Interkoneksi terbesar pd instrumen C&D adalah

Perbankan,

RT,

Korporasi

dan

Bank Sentral.

DPK perbankan mengalami

peningkatan

khususnya

dr

RT. Pertumbuhan DPK RT naik dr 4,21% (yoy) pd

Tw’I

2016 menjadi 7,72% (yoy) pd

Tw’II

2016.

Tdp penempatan dana

dr bank kpd bank sentral

BANK SENTRAL

BANK

GROSS EXPOSURE

NET TRANSAKSI

Net Inflow

Net Outflow

(25)

Network Analysis

:

Loans

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

NET TRANSAKSI

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

Interkoneksi terbesar pd instrumen Loans adalah

Bank,

Korporasi, RT dan LN.

Penyaluran kredit ke RT mulai meningkat,

meskipun msh lbh kecil dibanding Tw II 2015.

Net Inflow

Net Outflow

GROSS EXPOSURE

Tdp

transaksi dr bank sentral kpd bank

berupa

repo

utk

memenuhi

kebutuhan

likuiditas bank yg menurun akibat permintaan

(26)

Network Analysis

:

Debt Securities

Debt Securities

Interkoneksi terbesar

pd instrumen DS tjd

pd

LN, Pempus,

Bank Sentral dan

Bank.

Pangsa kepemilikan

SBN oleh asing

mencapai

73,50%

dgn tren naik.

Hal tsb ditengarai sbg implikasi dr

rencana

implementasi

tax

amnesty

yg memberikan sentimen

positif pd investor asing.

Pertumbuhan kepemilikan SBN

oleh asing

mencapai 23,95% (yoy),

lbh tinggi dibanding triwulan sblmnya

sebesar 21,99% (yoy).

Net Inflow

Net Outflow

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

(27)

Network Analysis

:

Equity

Interkoneksi terbesar pd instrumen

Equity adalah Korporasi, LN dan RT

NET TRANSAKSI

Net Inflow

Net Outflow

GROSS

EXPOSURE

Scr posisi, eksposur eksternal thd korporasi

tsb

msh cukup tinggi, meskipun relatif

menurun sejak akhir tahun 2015.

KORPORASI NON FIN.

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

2015 Q2 (Rp T)

2016 Q2 (Rp T)

Scr transaksi,

inflow

asing pd

instrumen ekuitas korporasi

mencapai

level tertinggi

sejak 2014 (Rp 58,05 T)

Equity

(28)

Network Analysis

: Identifikasi Potensi Risiko *

Potensi Risiko

Ketidakseimbangan

Keuangan

Pangsa pembiayaan dr LN mencapai 29% dr

total pembiayaan

Sektor yg paling terekspos oleh LN adalah

Korporasi non-finansial

(60%)

Sumber pembiayaan korporasi non finansial yg

berasal dr LN mencapai

40%

dr PDB

Contagion

to the

Banking

Sector

Funding

Risk

FX

Risk

Potensi Risiko:

(29)

Agenda Pengembangan Ke Depan

Penguatan data

NBS & RBS

Penguatan analisis

NBS & RBS

Pendalaman interlinkages

NBS & RBS

Enhancement

Software Analisis

(30)

We are not perfe t, we are learning.

That’s the eauty in our spe ifi journey…

(Alex Elle)

(31)

1. Penguatan data NBS & RBS

Enhancement

metodologi

penyusunan NBS & RBS

Optimalisasi data KPPK

Penyusunan sistem informasi

pendukung

4.

Enhancement Software

Analisis

Pemanfaatan

Software Financial

Network Analysis

(FNA)

3. Pendalaman

Interlinkages

NBS & RBS

Sinkronisasi data NBS & RBS

Identifikasi

jalur

transmisi

risiko

antar

regional dan dari regional ke nasional

2. Penguatan analisis NBS & RBS

Perluasan skenario simulasi

balance

sheet approach

Pendalaman risiko prosilikalitas

(siklus properti)

Pendalaman risiko korporasi (risiko

operasional)

5. Akselerasi pemanfaatan NBS & RBS

Publikasi internal pemanfaatan NFABS

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/ pimpinan perusahaan/ kepala cabang dan kartu pengenal.

[r]

Makna leksikal yang penulis maksud dalam penelitian ini ialah makna yang didapatkan dan disesuaikan dengan maksud penutur atau informan dari Suku Dayak Kubitn Kecamatan

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa model pembelajaran “Telusur Ilmu” adalah model pembelajaran dengan mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dengan

Apa yang perlu kita cermati sekaranag, ayat-ayat yang mengindikasikan adanya hukum Tuhan dan kesempurnaan ajaran Islam di atas mesti kita letakkan dalam perspektif

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur perbedaan hasil belajar kognitif dan aktivitas peserta didik menggunakan model pembelajaran direct

Contohnya, pada kultur untuk menumbuhkan dan menggandakan tunas aksilar atau merangsang tumbuhnya tunas-tunas adventif, ZPT yang digunakan adalah campuran sitokinin dengan