4. Kantor …
No.6/49/DPU Jakarta, 14 Desember 2004
SURAT EDARAN
Perihal : Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang
yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang
Palsu oleh Bank
Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/14/PBI/2004 tanggal 22 Juni 2004 tentang Pengeluaran, Pengedaran,
Pencabutan dan Penarikan, serta Pemusnahan Uang Rupiah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4388), dipandang perlu untuk menetapkan petunjuk
pelaksanaan mengenai Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas
Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh
Bank, sebagai berikut :
I. KETENTUAN UMUM
Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan :
1. Uang adalah uang rupiah.
2. Uang Palsu adalah benda yang bentuknya menyerupai Uang dan tidak
memiliki tanda keaslian Uang sebagaimana ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
3. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka
3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2) menyampaikan …
4. Kantor Cabang Bank Asing adalah kantor cabang dari Bank yang
berkedudukan di luar negeri berdasarkan hukum asing atau berkantor
pusat di luar negeri, yang secara langsung atau tidak langsung
bertanggungjawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan dan
mempunyai alamat serta tempat kedudukan di Indonesia.
5. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa Bank.
II. KLARIFIKASI ATAS UANG YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA
1. Permintaan klarifikasi oleh masyarakat
a. Masyarakat yang menemukan Uang yang diragukan keasliannya
dapat mengajukan permintaan klarifikasi kepada :
1) Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Pengedaran Uang
dengan alamat Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10110, bagi
masyarakat yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta, Provinsi
Banten, Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor,
Kabupaten Karawang, Kota Depok; atau
2) Kantor Bank Indonesia setempat, bagi masyarakat yang
berdomisili di luar wilayah DKI Jakarta, Provinsi Banten,
Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten
Karawang, Kota Depok. Daftar alamat Kantor Bank Indonesia
sebagaimana Lampiran 1.
b. Permintaan klarifikasi kepada Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud pada huruf a dilakukan dengan cara :
1) menyampaikan surat permintaan klarifikasi yang ditandatangani
oleh pihak yang meminta klarifikasi yang contohnya tertera pada
Kewajiban …
2) menyampaikan fisik Uang yang diragukan keasliannya; dan
3) menandatangani berita acara serah terima Uang yang diragukan
keasliannya dalam rangkap 2 (dua) yang contohnya tertera pada
Lampiran 3.
2. Permintaan klarifikasi oleh Bank
a. Bank yang menemukan Uang yang diragukan keasliannya dapat
mengajukan permintaan klarifikasi kepada :
1) Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Pengedaran Uang
dengan alamat Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10110, bagi kantor
Bank yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Provinsi
Banten, Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor,
Kabupaten Karawang, Kota Depok; atau
2) Kantor Bank Indonesia setempat, bagi kantor Bank yang
berkedudukan di luar wilayah DKI Jakarta, Provinsi Banten,
Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten
Karawang, Kota Depok. Daftar alamat Kantor Bank Indonesia
sebagaimana Lampiran 1.
b. Bank yang mengajukan permintaan klarifikasi kepada Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib :
1) mencatat identitas lengkap Nasabah yang menyerahkan,
menyetorkan, atau menukarkan Uang yang diragukan
keasliannya, dan memberikan tanda terima Uang yang diragukan
keasliannya kepada Nasabah;
2) menjaga kondisi fisik Uang yang diragukan keasliannya; dan
3) menjaga agar Uang yang diragukan keasliannya tidak beredar
4. Bank … Kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak berlaku
dalam hal Uang yang diragukan keasliannya ditemukan oleh Bank
dalam kegiatan pengolahan Uang.
c. Permintaan klarifikasi kepada Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud pada huruf a dilakukan dengan :
1) menyampaikan surat permintaan klarifikasi yang ditandatangani
oleh pimpinan kantor Bank yang bersangkutan yang contohnya
tertera pada Lampiran 4;
2) menyampaikan fisik Uang yang diragukan keasliannya; dan
3) menandatangani berita acara serah terima Uang yang diragukan
keasliannya dalam rangkap 2 (dua) yang ditandatangani oleh
pimpinan kantor Bank yang bersangkutan yang contohnya tertera
pada Lampiran 5.
III. INFORMASI HASIL PENELITIAN ATAS UANG YANG DIRAGUKAN
KEASLIANNYA
1. Bank Indonesia menyampaikan informasi hasil penelitian atas Uang
yang diragukan keasliannya kepada pihak yang mengajukan permintaan
klarifikasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
permintaan klarifikasi secara lengkap dan benar.
2. Dalam hal permintaan klarifikasi diajukan oleh kantor Bank, Bank
Indonesia mengirimkan tembusan informasi hasil penelitian atas Uang
yang diragukan keasliannya kepada kantor pusat Bank atau Kantor
Cabang Bank Asing.
3. Batas waktu penyampaian informasi hasil penelitian sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dapat dikesampingkan apabila dalam melakukan
penelitian atas Uang yang diragukan keasliannya diperlukan
V. LAPORAN …
4. Bank Indonesia memberitahukan hal sebagaimana dimaksud pada angka
3 kepada pihak yang mengajukan permintaan klarifikasi.
5. Bank wajib menginformasikan hasil penelitian atas Uang yang
diragukan keasliannya kepada Nasabah yang menyerahkan,
menyetorkan, atau menukarkan Uang yang diragukan keasliannya.
IV. TINDAK LANJUT TERHADAP UANG YANG DIRAGUKAN
KEASLIANNYA
1. Berdasarkan hasil penelitian atas Uang yang diragukan keasliannya,
Bank Indonesia :
a. memberikan penggantian atas Uang yang diragukan keasliannya
yang dinyatakan asli, yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dengan cara :
1) tunai, dalam hal pihak yang meminta klarifikasi adalah
masyarakat; atau
2) mengkredit rekening Bank yang bersangkutan, dalam hal pihak
yang meminta klarifikasi adalah Bank.
b. tidak memberikan penggantian atas Uang yang diragukan
keasliannya yang dinyatakan palsu.
2. Uang Palsu hasil penelitian dilaporkan dan diserahkan oleh Bank
Indonesia kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
ketentuan yang berlaku.
3. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian atas Uang yang diragukan
keasliannya dinyatakan asli oleh Bank Indonesia, maka Bank
2) Kantor …
V. LAPORAN PENEMUAN UANG PALSU
1. Penyampaian Laporan
a. Kantor pusat Bank atau Kantor Cabang Bank Asing wajib
menyampaikan Laporan Penemuan Uang Palsu secara bulanan, yang
selanjutnya disebut Laporan, secara benar, lengkap, dan tepat waktu
kepada Kantor Pusat Bank Indonesia c.q. Direktorat Pengedaran
Uang dengan alamat Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10110 yang
contohnya tertera pada Lampiran 6, yang datanya bersumber dari :
1) hasil penelitian atas Uang yang diragukan keasliannya pada bulan
yang bersangkutan; dan/atau
2) pemberitahuan oleh Bank Indonesia pada bulan yang
bersangkutan atas penemuan Uang Palsu yang berasal dari
setoran kantor Bank.
b. Dalam hal Bank tidak memiliki data sebagaimana dimaksud pada
huruf a, Bank tidak perlu menyampaikan Laporan.
c. Laporan yang disampaikan oleh kantor pusat Bank atau Kantor
Cabang Bank Asing kepada Kantor Pusat Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud pada huruf a merupakan Laporan gabungan
dari seluruh kantor Bank yang berkedudukan di Indonesia.
2. Tata cara penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1
diatur sebagai berikut :
a. Laporan
1) Laporan dari kantor pusat Bank atau Kantor Cabang Bank Asing
diterima oleh Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat tanggal
14 (empat belas) bulan berikutnya, misalnya : data bulan Februari
VIII. KETENTUAN …
2) Kantor pusat Bank atau Kantor Cabang Bank Asing dinyatakan
terlambat menyampaikan Laporan apabila Laporan diterima oleh
Kantor Pusat Bank Indonesia melampaui batas waktu
sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan akhir bulan
setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan, misalnya:
data bulan Februari 2005 diterima mulai tanggal 15 Maret 2005
sampai dengan tanggal 31 Maret 2005.
3) Kantor pusat Bank atau Kantor Cabang Bank Asing dinyatakan
tidak menyampaikan Laporan apabila Laporan diterima oleh
Kantor Pusat Bank Indonesia melampaui batas waktu
sebagaimana dimaksud pada angka 2), misalnya : data bulan
Februari 2005 diterima setelah akhir bulan Maret 2005.
b. Dalam hal tanggal batas waktu diterimanya Laporan oleh Kantor
Pusat Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a
jatuh pada hari Sabtu, Minggu, hari libur nasional atau hari libur
setempat yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka Laporan
disampaikan pada hari kerja sebelumnya.
VI. SANKSI ADMINISTRATIF
Kantor pusat Bank atau Kantor Cabang Bank Asing yang terlambat
menyampaikan Laporan atau tidak menyampaikan Laporan kepada Kantor
Pusat Bank Indonesia dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
VII. LAIN-LAIN
Ketentuan klarifikasi dalam rangka pembawaan Uang rupiah dari luar
negeri tunduk pada ketentuan pembawaan Uang keluar atau masuk wilayah
VIII. KETENTUAN PENUTUP
Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Bank Indonesia
No.10/4 UPPB tanggal 3 Agustus 1977 perihal Tata Cara Pelaporan
Penemuan Uang Rupiah Palsu atau Dimanipulasikan atau Diragukan
Keasliannya dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 1 Februari 2005.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
LUCKY FATHUL A.H.