• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perka Nomor 5 Tahun 2014signed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perka Nomor 5 Tahun 2014signed"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA

NOMOR 5 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR ALGORITMA KRIPTOGRAFI PADA INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin perlindungan terhadap informasi

elektronik pada instansi pemerintah, perlu didukung

dengan algoritma kriptografi yang memenuhi kebutuhan

keamanan informasi berklasifikasi;

b. bahwa untuk mengimplementasikan algoritma kriptografi

berdasarkan tingkat klasifikasi informasi, perlu disusun

standar terhadap algoritma kriptografi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan

Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Standar Algoritma

Kriptografi Pada Instansi Pemerintah;

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;

2. Keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor

76/K/KEP.4.003/2000 Tahun 2000 tentang Sistem

Persandian Negara;

3. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor

OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara;

4. Peraturan…

Bagian

(2)

4. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 10 Tahun

2012 tentang Pedoman Pengelolaan dan Perlindungan

Informasi Berklasifikasi Milik Pemerintah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG

STANDAR ALGORITMA KRIPTOGRAFI PADA INSTANSI

PEMERINTAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini, yang dimaksud dengan:

1. Standar Algoritma Kriptografi adalah algoritma kriptografi yang disetujui

atau ditetapkan oleh Lembaga Sandi Negara untuk digunakan dalam

rangka memenuhi aspek keamanan informasi berklasifikasi.

2. Instansi Pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerintah non

kementerian, sekretariat lembaga negara, dan pemerintah daerah.

3. Algoritma Kriptografi adalah prosedur perhitungan yang dirumuskan

dengan baik dan berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti

kerahasiaan, integritas, autentikasi, dan nirsangkal data atau informasi.

4. Informasi Berklasifikasi adalah informasi yang telah ditetapkan dan

apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat membahayakan

keamanan nasional.

5. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,

rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik

(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,

angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki

arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

6. Kerahasiaan adalah aspek keamanan informasi yang menjamin informasi

tidak dapat diketahui oleh siapapun kecuali pihak yang memiliki otoritas.

7. Integritas adalah aspek keamanan informasi yang menjamin informasi

tidak dapat diubah oleh siapapun kecuali pihak yang memiliki otoritas.

8. Keautentikan adalah aspek keamanan informasi yang menjamin keaslian

informasi baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri.

(3)

9. Kenirsangkalan adalah aspek keamanan informasi yang menjamin

informasi tidak dapat disangkal oleh pihak pengirim maupun penerima.

Pasal 2

Penerapan Standar Algoritma Kriptografi terhadap Informasi Elektronik yang

berklasifikasi milik Instansi Pemerintah merupakan standar perlindungan

minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin keamanan data dan informasi.

BAB II

PENERAPAN

Pasal 3

Penggunaan Algoritma Kriptografi dalam pengamanan Informasi Elektronik

yang berklasifikasi pada Instansi Pemerintah diarahkan untuk terpenuhinya

aspek keamanan informasi, meliputi:

a. Kerahasiaan;

b. Integritas;

c. Keautentikan; dan

d. Kenirsangkalan.

Pasal 4

(1) Standar Algoritma Kriptografi yang digunakan oleh Instansi Pemerintah

terdiri atas:

a. Algoritma Kriptografi yang dipublikasikan; dan

b. Algoritma Kriptografi yang tidak dipublikasikan.

(2) Algoritma Kriptografi yang dipublikasikan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a merupakan Algoritma Kriptografi yang telah

diinformasikan secara luas kepada masyarakat umum.

(3) Algoritma Kriptografi yang tidak dipublikasikan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b merupakan Algoritma Kriptografi yang

penyebarannya terbatas dan tidak diinformasikan kepada masyarakat

umum.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Algoritma Kriptografi yang dipublikasikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Pedoman Deputi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Algoritma Kriptografi yang tidak

dipublikasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan

Pedoman Deputi.

(4)

Pasal 5

Setiap Instansi Pemerintah yang akan menggunakan Algoritma Kriptografi

dapat berkonsultasi dengan Lembaga Sandi Negara.

BAB III

KLASIFIKASI TINGKAT KEAMANAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI

Pasal 6

(1) Tingkat keamanan Algoritma Kriptografi diklasifikasikan sebagai berikut:

a. keamanan tingkat atas;

b. keamanan tingkat menengah; dan

c. keamanan tingkat dasar.

(2) Keamanan tingkat atas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

digunakan untuk mengamankan suatu Informasi Berklasifikasi yang jika

informasi tersebut diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat

mengakibatkan kerusakan yang sangat serius dan/atau serius terhadap

keamanan nasional.

(3) Keamanan tingkat menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

digunakan untuk mengamankan suatu Informasi Berklasifikasi yang jika

informasi tersebut diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat

mengakibatkan kerusakan terhadap keamanan nasional.

(4) Keamanan tingkat dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

digunakan untuk mengamankan suatu informasi milik pribadi, kelompok,

atau perusahaan yang harus diamankan oleh negara yang jika diketahui

oleh pihak yang tidak berhak dapat merugikan pribadi, kelompok,

perusahaan, dan/atau negara.

BAB IV

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN

Pasal 7

(1) Lembaga Sandi Negara melakukan evaluasi terhadap Standar Algoritma

Kriptografi pada Instansi Pemerintah paling sedikit satu kali dalam lima

tahun.

(2) Lembaga Sandi Negara melakukan pengembangan Standar Algoritma

Kriptografi disesuaikan dengan kebutuhan.

(3) Instansi Pemerintah harus melaporkan kepada Lembaga Sandi Negara

apabila terjadi permasalahan dalam penggunaan Algoritma Kriptografi.

(5)

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi dan pengembangan Standar

Algoritma Kriptografi diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga Sandi

Negara.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 November 2014

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd.

DJOKO SETIADI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 5 Desember 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA HAMONANGAN LAOLY

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang ingin dicapai dari adanya sistem pemeliharaan asset jaringan tegangan menengah ini adalah adanya pemeliharaan secara rutin yang terpantau secara komputerisasi

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dan sumber daya lainnya seperti wāqif /donatur dari masyarakat 6 baik individu, kelompok,

Insan kamil adalah sosok manusia yang tidak hanya mengedepankan nafsu dengan orientasi materi untuk mewujudkan eksistensinya, tetapi hamba Allah yang telah memiliki kesadaran

Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi nilai UH Matematika yang mana akan digunakan untuk uji homogenitas. Adapun data-data tersebut disajikan pada tabel

Identifikasi quality factor sesuai dengan apa yang diinginkan, karena menurut data yang dimiliki dari hasil wawancara mengenai jumlah katalog yang diproses dengan

LAMPIRAN.. Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi publik adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Demikian pula dengan Kantor Pertanahan Kabupaten

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin seseorang percaya bahwa hasil yang didapat merupakan hasil dari usaha individu maka semakin tidak ada prokrastinasi karena

Pada latihan fisik yang dilakukan secara aerobik maka akan meningkatkan kapasitas sistem energi aerobic dalam tubuh, begitu pula sebaliknya pada latihan fisik secara