• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENANGIS DALAM PERSPEKTIF HADIS (TELAAH MA’ANI AL-H{ADIS|) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENANGIS DALAM PERSPEKTIF HADIS (TELAAH MA’ANI AL-H{ADIS|) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kesempurnaan Islam tertuang dalam dua pedoman utama agama Islam,

yaitu al-Qur’an dan hadis. Secara umum pengertian istilah hadis yaitu penuturan sahabat tentang rasulullah, baik mengenai perkataan, perbuatan atau taqrirnya,

bahkan termasuk sifat-sifatnya.1 Ada juga yang menjelaskan bahwa hadis adalah segala yang diperintahkan, dilarang, atau yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW

baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, maupun persetujuan beliau terhadap

segala sesuatu yang dilakukan oleh para sahabat (taqri>r).2 Hadis merupakan implementasi al-Qur’an secara nyata yang dicontohkan oleh Rasulillah SAW sebagai orang yang paling dalam pemahamannya tentang al-Qur’an. Setiap yang dikatakan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selanjutya tertuang dalam

hadis, merupakan aktualisasi dari ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an.3

Sebagai sumber hukum utama dalam ajaran Islam yang selalu dijadikan

pedoman hidup oleh umatnya, al-Qur’an dan hadis tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Jika al-Qur’an berisi ajaran-ajaran yang masih bersifat global atau umum, maka hadis berfungsi untuk memberikan penjelasan, keterangan, serta

1

M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis (Bandung: PT Angkasa, 1991), h. 3

2

M. Ajjaj al-Ka>tib, Us\u>l al-H}adis}/Pokok-Pokok Ilmu Hadis, terj. M.Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 1998), h. 8

3

(2)

perincian terhadap hal-hal yang belum jelas di dalam al-Qur’an.4 Secara rinci, dilihat dari fungsinya terhadap al-Qur’an, hadis memiliki beberapa fungsi, yaitu:

Pertama, hadis berfungsi sebagai baya>n al-tafshi>l, yakni menjelaskan atau

merinci ke-mujmal-an al-Qur’an, sehingga dapat dipahami oleh umat Islam. Misalnya, di dalam al-Qur’an terdapat perintah untuk melaksanakan shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain. Karena di dalam al-Qur’an belum dijelaskan mengenai tehnik untuk mengerjakannya, maka fungsi hadis di sini adalah untuk menjelaskan

dan menetapkan mengenai tehnik atau tata cara untuk mengerjakan

perintah-perintah tersebut.5

Kedua, hadis berfungsi sebagai baya>n al-ta’ki>d, yakni untuk memperkuat

hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an, sehingga bisa dikatakan, hadis menjadi tambahan atas apa-apa yang terdapat dalam al-Qur’an. 6

Ketiga, hadis berfungsi sebagai baya>n al-mut}laq atau baya>n al-taqyi>d,

yakni untuk memberikan batasan-batasan terhadap ayat-ayat yang bersifat

mutlak.

Keempat, hadis berfungsi sebagai baya>n al-takhs}i>s}, yakni untuk

mengkhususkan ayat-ayat al-Quran yang masih bersifat umum (‘amm).7 Dan yang terakhir, hadis berfungsi sebagai baya>n al-tasyri>’ atau ziya>dah, yakni untuk

4

Ibid., h. 53

5

Umi Sumbulah, Kajian Kritis Ilmu Hadis, (Malang: UIN- MALIKI Press, 2010), h. 26

6

Ibid,. h. 27

7

(3)

menetapkan sebuah hukum (syari>’at) yang di dalam al-Qur’an tidak disebutkan

secara jelas.8

Hadis yang bersifat universal masih mempunyai relevansi hingga masa kini,

bahkan kebenaran suatu hadis kini bisa semakin kuat dengan adanya teknologi

yang bisa membuktikan kebenarannya. Sesuai dengan fungsinya sebagai penjelas

dari al-Qur’an yang meliputi semua aspek kehidupan manusia, seperti masalah

hukum, pemerintah, perekonomian, dan kesehatan, termasuk hal-hal yang terjadi

pada tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tubuh manusia adalah setruktur yang rumit dan sangat mengagumkan.

Terdiri dari organ-organ yang bekerja secara kooperatif sehingga manusia dapat

hidup dengan baik tanpa mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi apabila

salah satu saja organ tubuh manusia itu mengalami gangguan sehingga tidak bisa

menjalankan fungsinya dengan baik, maka hal ini akan mempengaruhi kinerja

organ-organ yang lain.9 Organ-organ dalam tubuh manusia berdasarkan fungsinya dibagi menjadi beberapa kelompok yang disebut sistem organ, di antaranya seperti

sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem transportasi, sistem reproduksi,

sistem gerak, sistem imun, dan sistem endroktin atau hormone. Seluruh sistem

organ yang terdapat dalam tubuh manusia juga memiliki ketergantungan yang erat

satu dengan yang lain. Bila tadi telah disebutkan bahwa apabila sebuah organ

mengalami gangguan maka akan mempengaruhi fungsi organ yang lain, dengan

8

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa sunnah/ hadis berdiri sendiri sebagai dalil hukum, akan tetapi ada juga sebagian lain berpendapat bahwa sunnah/ hadis menetapkan dalil yang tersirat dalam secara implisit dalam al-Qur’an. Lihat: Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: Amzah, 2010), h. 19

9 Mac. V. Edds, “

(4)

demikian jika suatu sistem organ tidak dapat bekerja dengan baik, maka bisa

mengurangi kinerja sistem kinerja sistem organ yang lain.

Salah satu organ yang sangat penting dalam hidup manusia adalah mata

yaitu organ penglihatan yang berguna untuk mendeteksi cahaya. Manusia melihat

dengan mata. Alat penglihatan terdiri atas bola mata, saraf penglihatan, dan

alat-alat tambahan mata.10 Mata manusia berbentuk agak bulat hampir seperti telur ayam dan memiliki prinsip kerja hampir sama seperti kamera. Dalam proses kerja

mata ada cairan yang sangat penting untuk menunjang kegiatan mata yang disebut

air mata. Air mata normal adalah selaput tiga lapis yang melumasi mata. Lapisan

musin (glikoprotein yang dihasilkan sel selaput lendir) teratas dibuat dalam

kelopak mata dan di permukaan mata. Lapisan tengah yang berair adalah hasil

sekresi kelenjar lakrimal yang terletak di atas mata. Sementara lapisan berminyak

terluar dibuat di kelenjar meibomian dalam kelopak mata. Dalam bidang

kesehatan, keluarnya air mata atau bisa disebut dengan istilah “menangis”

bermanfaat untuk kesehatan tubuh di antaranya membantu penglihatan,

membunuh bakteri, mengeluarkan racun, mengurangi stress, dan mempercepat

penyembuhan radang sendi/reumatik.11

Dalam kehidupan manusia, mengeluarkan air mata telah menjadi aktivitas

yang begitu familiar, sehingga ini terkadang manusia memandang remeh pada

aktivitas tersebut. Sering pula di jumpai orang yang tidak pernah merasa

mendapatkan kenikmatan ketika mengeluarkan air mata. Kalau kita mencoba

10

Iriani Indri Hapsari dkk, Psikologi Faal, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2012). h. 66

11

(5)

membayangkan seumpama air mata kita tidak membasahi kelopak mata kita maka

bagaimana kita bisa menggerak-gerakkan mata kita? Karena air mata bagaikan

minyak pelumas yang berguna untuk melumasi mata kita.

Hal ini sangat berbeda apabila kita merujuk pada al-Qur’an dan hadis, air

mata yang keluar melalui mata bukan hal yang dipandang sebelah mata bahkan

memperoleh perhatian khusus dan mempunyai keistimewaan bila dibanding

aktivitas tubuh yang lain. Di antara ayat al-Qur’an yang menjelaskan kita supaya

memperbanyak menangis adalah Allah SWT berfirman:

Artinya: “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. At Taubah : 82).

Di antara hadis yang menjelaskan keistimewaan keluarnya air mata melalui

mata seorang muslim adalah:

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada saya Khubaib bin 'Abdurrahman dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya

(6)

(pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis.

Ada juga hadis nabi SAW yang menjelaskan bahwa air mata yang mengalir

dari hamba yang takut kepada Allah, maka mata hamba tersebut akan terbebas menceritakan kepada kami Bisyr bin Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Zuraiq Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Atha Al Khurasani dari Atha bin Abu Rabah dari Ibnu Abbas ia berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bergadang untuk berjaga di jalan Allah." Abu Isa berkata, "Dalam bab ini juga ada hadis dari Utsman dan Abu Raihanah. Hadis Ibnu Abbas derajatnya hasan gharib, dan kami tidak mengetahui hadis ini kecuali dari hadis Syu'aib bin Zuraiq".

13

(7)

حم ْنع وعْس ْلا َ ْبع نْب ن ْح لا ْبع ْنع ب ْلا نْبا ث ح ُ ث ح

Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak dari 'Abdurrahman bin Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin 'Abdurrahman dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka." Abu Isa berkata, "Hadis ini derajatnya hasan shahih, dan Muhammad bin 'Abdurrahman adalah mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abu Thalhah, yang berasal dari madinah.

Dari penjabaran di atas menurut penulis merasa penting untuk mengungkap

rahasia dibalik keluarnya air mata, dengan didukung oleh temuan dari ilmu

kedokteran dan psikologi. Hal ini akan membangunkan kita agar kita bisa lebih

mengetahui apa saja hikmah yang bisa kita ambil dari hal tersebut .

Dalam penelitian ini dipilih ilmu kesehatan dan ilmu psikologi sebagai

alat bantu dengan alasan bahwa setiap manusia pasti menginginkan dirinya sehat

dan mempunyai kehidupan yang tenang dan bahagia. Sehingga orang akan

merasakan hikmah yang terkandung dalam hadis tersebut dan dengan penelitian

ini diharapkan peneliti sendiri pada khususnya dan masyarakat muslim pada

umumnya dapat lebih mensyukuri atas segala nikmat yang telah diberikan oleh

Allah SWT. Menangis itu adalah satu tabiat dari beberapa tabiat manusia, manusia

mahluk yang bisa senang dan bisa susah, karena susah dan senang itu adalah sifat

manusia. Dan sifat kesedihan manusia bisa kelihatan dengan menangis,

14

(8)

selanjutnya kesenangan manusia bisa terlihat dengan tertawa dan tersenyum. Air

mata bukanlah hanya sebagai penjelas keadaan manusia atau satu sifat manusia

saja, tetapi air mata merupakan sesuatu yang bisa melegakan seseorang yang

sedang bersedih, pendingin panasnya musibah, dan peringan galaunya hati.

Menangis juga merupakan suatu obat bagi manusia. Menyembunyikan atau

menahan tangisan di waktu yang sangat diperlukan itu merupakan penyakit yang

sangat membahayakan. Banyak sekali menahan tangisan itu bisa menimbulkan

gangguan jiwa ataupun penyakit yang menghinggap di badan.15

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penjelasan terhadap hadis-hadis tentang hikmah menangis?

2. Bagaimana kontekstualisasi pemahaman hadis-hadis tentang hikmah

keluarnya air mata dalam perspektif ilmu kesehatan dan ilmu psikologi?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh pemahaman yang tepat terhadap hadis-hadis tentang

hikmah menangis.

15Musa> Sya>hi>n La>hi>n

(9)

2. Untuk mengetahui kontekstualisasi pemahaman hadis-hadis tentang

hikmah dan keutamaan keluarnya air mata jika dikaitkan dengan ilmu

kesehatan dan ilmu psikologi.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan pemikiran wacana keagamaan dan

menambah khazanah literatur studi hadis di Indonesia.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah

pengetahuan umat Islam tentang hal-hal yang telah menjadi ajaran Islam.

E.Penegasan Istilah

Untuk menghindari pemahaman yang meluas serta menghindari

kesalahfahaman pembaca dalam memahami istilah yang dipakai dalam skripsi ini,

maka perlu dibuat penjelasan terhadap istilah-istilah tersebut, yaitu:

1. Menangis: Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” disebutkan bahwa

“tangis” atau “menangis” diartikan sebagai ungkapan perasaan sedih

(kecewa, menyesal, dan lain-lain) dengan mencucurkan air mata dan

mengeluarkan suara (tersedu-sedu, menjerit-jerit, dan sebagainya).16 2. Hadis: Segala sesuatu yang berasal dari Nabi selain al-Qur’an, baik

berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan yang layak untuk dalil

hukum syar’i.17

16

Tim Penyusun, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2002, Cet.II), h. 1139

17

(10)

3. Ma’a>nil hadi>s\: Ilmu tentang bagaimana memahami teks hadis, yang selalu

mengkaitkan dengan tiga variabel, yaitu author (Nabi SAW), reader

(pembaca teks hadis), dan audience (pendengar).18

Judul secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah Menangis dalam

Perspektif Hadis (Telaah Ma’a>ni al-H}adi>s\), maksudnya adalah penelitian ini ingin

mengungkap hadis tentang menangis yang keluar dari mata manusia sebagaimana

di sebutkan dalam hadis nabi, dengan menggunakan pendekatan ilmu kedokteran

dan psikologi. Penelitian ini difokuskan pada penjelasan hikmah dan manfaat atas

menangis yang dalam hal ini menggunakan pendekatan ilmu kedokteran, dan

psikologi.

F. Telaah Pustaka

Sejauh penelaahan penulis, belum ada penelitian ilmiah yang secara khusus

membahas tentang rahasia di balik keluarnya air mata dari segi pemaknaan

hadisnya. Meskipun sudah terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang

air mata secara umum, akan tetapi penelitian tersebut lebih banyak terfokus pada

kajian ilmu kedokteran saja.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Ayu Surasmiati

mahasiswa Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas

Udayana Denpasar yang berjudul “Hba1c19 Yang Tinggi Sebagai Faktor Resiko

18

Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadis, (Yogyakarta: IDEA Press, 2008). h. 10

19

(11)

Rendahnya Sekresi20 Air Mata Pasien Diabetes Melitus Pasca

Fakoemulsifikasi21” dalam buku ini penulis menjelaskan Hba1c yang tinggi itu

merupakan faktor resiko rendahnya sekresi air mata pasien diabetes melitus pasca

fakoemulsifikasi.

Skripsi yang disusun oleh Tri Agus Subekti mahasiswa Jurusan Bimbingan

Dan Konseling Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

dengan judul “Menangis sebagai Metode dalam Kesehatan Mental ( Study Kasus

Pada Tiga Orang Dewasa Di Watu Lawang, Kebumen)” dalam buku ini penulis

menjelaskan tentang usaha menjaga kesehatan mental dengan menggunakan

metode menangis. Selain itu, ada juga beberapa jurnal dan artikel yang telah

membahas tentang rahasia di balik keluarnya air mata. Seperti jurnal yang

berjudul “Menangis dalam Persperktif Al-Qur’an dan Korelasinya Dengan

Kesehatan Mata” yang ditulis oleh Nur Abdillah Siddiq. Artikel yang berjudul

Menangis ditinjau dari Sudut Agama dan Medical” yang ditulis oleh Alfreinco

Nhordeeniz Harwin.

Melihat hal tersebut, dalam penelitian ini penulis mencoba memberikan

nuansa baru dalam pembahasan yang terkait dengan rahasia di balik keluarnya air

mata dilihat dari segi makna hadis yang terkait.

20

Sekresi adalah proses untuk membuat dan melepaskan subtansi kimiawi dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Lihat di https://id.wikipedia.org/wiki/Sekresi diakses 22 Juni 2015

21

(12)

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang

berfokus pada kajian Ilmu Ma’anil Hadis. Untuk mempermudah arah penelitian

ini, akan dilakukan beberapa langkah metodologis sebagai berikut:

1. Sumber data

Penelitian ini bersifat library murni, jadi semua sumber data diperoleh

dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Adapun

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a) Sumber data primer, berupa kitab-kitab kutub al-tis’ah, kitab Tahz|i>b

al-Tahz|i>bkarya Ibnu h}ajar al-Asqalani, dan kitab Tahdz|i>b al-Kama>lkarya

Yu>suf bin al-Zaki> Abdurrahman al-Mizi>, Za>dul Ma’a>d karya ibnu

al-Qoyyim.

b) Sumber data sekunder meliputi kitab-kitab lain yang berkaitan dengan

pembahasan ini, seperti kitab-kitab syarah h}adi>s\, sirah an-Nabawiyah

serta beberapa buku atau materi yang menjelaskan tentang teori dan

metode memahami hadis Nabi, di antaranya adalah Ilmu Ma’a>ni

al-Hadi>s (Berbagai teori dan metode memahami hadis Nabi) karya Abdul

Mustaqim, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi karya Suryadi,

The Power Of Air Mata karya Muhammad Syukron Ma’mun.

Selanjutnya, juga tulisan-tulisan dari internet berupa artikel ataupun

(13)

2. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian, maka teknik pengumpulan data yang

penulis lakukan adalah merujuk terlebih dahulu software Maktabah

al-Sya>milah, software Jawa>mi’ al-Kalim untuk menemukan hadis yang akan

diteliti. Di samping itu juga dikumpulkan buku-buku dan tulisan ilmiah yang

terkait dengan penelitian ini, baik yang berhubungan dengan sanad hadis

maupun matannya.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Karena keterbatasan tenaga dan kemampuan, tidak semua hadis yang ada

diteliti. Peneliti hanya mengambil satu hadis yang diriwayatkan oleh imam

al-Bukhari. Pemilihan hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari ini karena

riwayat beliau lebih dipandang otentik di banding riwayat yang lain.

4. Metode Pengolahan Data dan Analisis

a) Penelitian Otentisitas

Penelitian otentisitas hadis yang diteliti berdasarkan metode

yang telah ditetapkan oleh M. Syuhudi Ismail, yaitu sebagai berikut:

1. Takhri>j al-H{adi>s\ bi al-alfaz\, yaitu penelusuran atau pencarian hadis

yang bersangkutan dengan menggunakan lafaz\\, yang dalam sumber

itu dikemukakan secara lengkap mengenai sanad dan matan hadis,

dengan menelaah software al-Maktabah al-Sya>milah dan Jawa>mi’

al-Kalim yang dilacak melalui lafaz\ yang sesuai. Setelah diperoleh

informasi mengenai hadis tersebut, selanjutnya dilacak pada kitab

(14)

2. Melakukan I’tiba>r

Setelah melakukan takhri>j sebagai langkah awal penelitian

hadis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan i’tiba>r untuk

menghimpun dan mencatat seluruh sanad hadis. I’tiba>r yaitu

menyelidiki dengan menyertakan sanad-sanad yang lain, di mana

pada bagian mata rantai sanadnya ditemukan hanya ada seorang

perawi, dan dengan menyertakan mata rantai sanad hadis yang lain

tersebut akan dapat diketahui apakah terdapat perawi yang lain

ataukah tidak. Dengan melakukan i’tiba>r tersebut, maka akan

terlihat dengan jelas mengenai seluruh jalur sanad hadis yang akan

diteliti.22

3. Analisis sanad hadis, yaitu dengan meneliti ketersambungan sanad,

kualitas rawi (kapasitas keilmuan dan integritas para periwayat),

dan ada atau tidaknya sya>z}, dan ‘illat. Untuk meneliti integritas para periwayat, digunakan teorinya Ibnu Hajar, karena Ibnu Hajar

mempunyai kriteria yang lebih rinci dari pada ulama lain. Selain itu

juga akan digunakan teori al-jarh} wa al-ta’di>l yang banyak

digunakan oleh ulama hadis, ulama fiqh dan ulama us}u>l fiqh yaitu

al-jarh} didahulukan atas al-ta’di>l (لي عتلا ع م لا). Perlu

ditegaskan bahwa sanad yang akan dianalisis adalah sanad hadis

yang menjadi sampel, bukan semua jalur sanad yang ada dalam

i’tiba>r.

22Muhammad Ma’shum Zein,

(15)

4. Analisis matan hadis, yaitu dengan cara membanding-bandingkan

matan hadis yang ditemukan dan melakukan analisa terhadap

matan-matan yang ditemukan. Dalam kritik matan ini, tolak ukur

yang akan digunakan adalah pendapatnya Ibn al-Jauzi. Ibn al-Jauzi

(w. 597 H/1210 M) mengatakan dengan pernyataan yang begitu

singkat “setiap hadis yang bertentangan dengan dengan akal

maupun berlawanan dengan ketentuan pokok agama, maka

ketahuilah bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu”.23

5. Mengambil simpulan (nati>jah) terhadap hasil penelitian kualitas

hadis baik dari segi sanad maupun matannya.

b) Pemahaman Hadis

Pemahaman atas hadis itu ada dua macam yaitu pemahaman

secara tekstual dan kontekstual. pemahaman secara tekstual dilakukan

bila hadis yang bersangkutan setelah dihubungkan dengan segi-segi

yang berkaitan dengannya, misalnya latar belakang terjadinya dan

selanjutnya menurut pemahaman telah sesuai dengan apa yang tertulis

dalam teks hadis yang bersangkutan.

Pemahaman dan penerapan hadis secara kontekstual dilakukan

bila di balik teks suatu hadis, ada petunjuk yang kuat yang

mengharuskan hadis yang bersangkutan dipahami dan diterapkan tidak

23

(16)

sebagaimana maknanya yang tekstual (tersurat).24Dapat disimpulkan bahwa pemahaman hadis secara tekstual adalah pengambilan informasi

atau pesan sesuai dengan intensitas informasi yang tersurat pada teks

hadis. Sedangkan pemahaman kontekstual adalah pengambilan

informasi atau pesan yang tidak hanya cukup dengan apa yang tersurat

pada teks hadis saja, sehingga perlu dilakukan penggalian informasi dan

pesan pendukung lain dari luar teks tersebut sehingga dapat

menyempurnakan informasi atau pesan yang diharapkan oleh sang

mutakallim (Nabi SAW).

Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan semua metode

tersebut. Adapun pemahaman hadis secara tekstual penulis aplikasikan

pada bab III dan pemahaman kontekstualnya penulis aplikasikan pada

bab IV.

c) Pendekatan Kajian

Terjadinya hadis Nabi, ada yang didahului oleh sebab-sebab

khusus, sebagian ada pula yang tidak.25 Untuk hadis-hadis yang memiliki sebab-sebab khusus, kita bisa menggunakan aspek asba>b

al-wuru>d26

untuk memahami maknanya. Sedangkan untuk memahami

makna hadis yang tidak memiliki sebab-sebab tertentu (asba>b al-wuru>d

24

M Suhudi Isma’il, Hadis Nabi Yang Tekstual Dan Kontekstual, ( Jakarta, PT Bulan Bintang, 1994) h. 23

25

Ibid, h. 5

26Asba>b al-wuru>d

(17)

secara khusus), sebagai alternatifnya kita bisa menggunakan beberapa

pendekatan, di antaranya adalah pendekatan historis, sosiologis,

antropologis, sains atau bahkan psikologis. Hal ini mengingat bahwa

hadis yang disabdakan oleh Nabi Muhammad tidak dalam ruang yang

hampa sejarah, akan tetapi pasti terkait dengan keadaan atau realita

pada waktu itu.27

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sains

dan psikologi untuk memahami makna hadis tentang rahasia di balik

air mata. Karena penulis ingin memahami apa saja hikmah dibalik

keluarnya air mata dari pandangan kedokteran dan pandangan

psikologi yang mungkin masih banyak belum terungkap dari hal

tersebut.

H.Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini disusun dalam beberapa bab yang diperinci

sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan

masalah, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan dengan

tujuan agar penelitian ini terlaksana secara terarah.

Bab kedua, berupa tinjauan umum tentang air mata. Dalam bab ini akan

dibahas mengenai anatomi fisiologi mata, anatomi dan fisiologi lapisan air mata.

27

(18)

Bab ketiga, dalam bab ini akan dijelaskan tentang Teks hadis, Takhrij

hadis-hadis tentang air mata, I’tiba>r hadis, penelitian tentang kualitas hadis

tentang air mata, kesimpulan tentang kualitas sanad hadis.

Bab keempat membahas tentang penjelasan tentang pemaknaan terhadap

hadis tentang air mata, dalam bab ini akan dibahas analisis isi (matan hadis),

kajian linguistic, ayat-ayat al-Qur’an tentang tangisan dan hadis-hadis tentang

tangisan Rasulullah, hikmah menangis, relevansi hadis tentang air mata dengan

realitas kehidupan kekinian yang dalam hal ini dihubungkan dengan tinjauan ilmu

kesehatan dan psikologi. Sehingga diperoleh hikmah dari kandungan hadis-hadis

tersebut.

Bab kelima, merupakan Penutup, yang berisi kesimpulan hasil penelitian

yang telah dijabarkan dalam bab-bab sebelumnya. Kemudian dalam bab ini juga

terdapat saran dari penulis berkenaan dengan hasil penelitian.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tidak melepas sekejap pun nikmat yang selalu Allah berikan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik walau harus melewati banyak tantangan

Untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan sebagai variabel moderating dalam memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel Profitabilitas, Peluang

Tidak ada kata-kata yang mampu peneliti ucapkan, selain memberikan pujian dan syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, Hati Kudus Yesus dan Bunda Maria Bunda

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Laporan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan SKRIPSI ini dengan tepat

18 Agustus 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Akan tetapi, efikasi kolektif dari suatu kelompok tidak hanya bergantung pada pengetahuan ataupun keterampilan dari setiap anggotanya, namun juga pada keyakinan bahwa

Pada saat digesta masuk ke dalam colon, sebagian besar digesta yang mengalami hidrolisis sudah terserap sehingga materi yang masuk ke dalam colon adalah materi yang tidak dicerna.