• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI SYARIAH MARKETING FUNDING PRODUCTS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF : STUDY KASUS DI KJKS PP. MATHOLI’UL ANWAR KABUPATEN LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI SYARIAH MARKETING FUNDING PRODUCTS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF : STUDY KASUS DI KJKS PP. MATHOLI’UL ANWAR KABUPATEN LAMONGAN."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGISYARIAH MARKETING FUNDING PRODUCTS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENINGKATKAN

KEUNGGULAN KOMPETITIF

(Study Kasus di KJKS PP. Matholi’ul Anwar Kabupaten Lamongan)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Megister dalam Program Ilmu Ekonomi Syariah

AKHMAD FAUZAN NIM : F 14213184

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, rasa syukur yang tidak terhingga karena penulis telah menyelesaikan Tesis ini dengan penuh perjuangan. Maka karya ini aku persembahkan buat orang-orang yang selalu hadir dan yang selalu memberi dorongan, perhatian, bimbingan, kasih dan sayangnya kepada penulis, khususnya buat :

Almarhum Ayahanda Munasir yang telah menghabiskan seluruh waktunya untuk merawat, mendidik, membimbing dan mendoakan penulis dan 7 saudara penulis dengan penuh keikhlasan, semoga perjuangan beliau berdua dibalas oleh Allah SWT

Ibunda Syamsiah yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya dan selalu mendoakan penulis agar segera menyelesaikan tesis ini.

Mba Masfiyah, S.Ag, Ali Shodikin. M.Ag, Miftahul Huda.S.Pd, Masbuhin, S.Pd yang semuanya telah banyak memotivasi penulis.

(5)
(6)

ABSTRAK

Akhmad Fauzan, NIP : F14213184, Strategi Syariah Marketing Funding Product Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif.

Strategi Syariah Marketing Funding Product KJKS PP. Matholi’ul Anwar

dalam meningkatkan keunggulan kompetitif, merupakan strategi pemasaran yang diterapkan KJKS Mawar dengan prinsip-prinsip dasar Marketing Syariah. KJKS Mawar bersaing secara kompeten dan menjadikan posisi KJKS Mawar sebagai salah satu lembaga keuangan syariah harus mampu bersaing secara kompetitif memiliki karakter tersendiri dalam bersaing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran KJKS Mawar dalam melakukan syariah marketing funding product. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi syariah marketing funding products KJKS Mawar dan Bagaimana perkembangan permodalan KJKS Mawar untuk meningkatkan keunggulan kompetitif setelah menerapkan strategi syariah marketing funding products.

Metodologi penelitian yaitu dengan jenis penelitian lapangan (field reseacrh) sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang dipakai peneliti adalah dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara dan analisis data. Dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan analisis SWOT dan bauran pemasaran (Marketing Mix).

Temuan hasil penelitian adalah bahwa strategi syariah marketing funding product KJKS Mawar dalam dilakukan dengan: Promosi/iklan, Silaturrohim/ memperluas kerjasama (net working), Jemput bola, Memberikanservice excellent (Pelayanan yang profesional dan santun), Kerja keras dan kerja cerdas serta berpegang pada prinsip–prinsip dasarsyariah marketing.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... vi

HALAMAN ABSTRAK... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xi

BAB I

:

PENDAHALUAN A. Latar belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka ... 9

F. Metodologi Penelitian ... 13

G. Sistematika Penulisan... 16

BAB II : STRATEGI SYARIAH MARKETING, FUNDING PRODUCTSDAN KEUNGGULAN KOMPETITIF A. Syariah Marketing... 18

1. PengertianSyariah Marketing... 18

(8)

3. Karakteristik dan Prinsip-prinsip DasarSyariah

Marketing... 27

4. Model StrategiSyariah Marketing... 39

B. Funding Product... 58

C. Keunggulan Kompetitif ... 60

BAB III : IMPLEMENTASI STRATEGI SYARIAH MARKETING FUNDING PRODUCTS KJKS PP. MATHOLI’UL ANWAR DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF A. Profil KJKS Mawar... 61

1. Sejarah Berdirinya KJKS Mawar... 61

2. Visi, Misi dan Tujuan KJKS Mawar... 63

3. Struktur Organisasi KJKS Mawar... 64

4. Budaya kerja KJKS Mawar ... 65

5. Lokasi Penelitian……... 66

6. Perkembangan Keuangan KJKS Mawar... 66

B. Produk–Produk KJKS Mawar... 81

C. KeunggulanFunding ProductKJKS Mawar... 86

D. Implementasi StrategiSyariah Marketing Funding ProductKJKS Mawar... 87

E. Marketing Mixeddan Kebijakan Marketing... 91

F. Program Perbaikan Layanan... 94

(9)

BAB IV : ANALISIS STRATEGI MARKETING SYARIAH

FUNDING PRODUCT KJKS MAWAR DALAM

MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF A. Analisis StrategiSyariah Marketing Funding Products

KJKS Mawar... 104 B. Penerapan Analisis SWOT Terhadap StrategiFunding

Product Syariah MarketingKJKS Mawar... 108 C. Intepretasi Analisis SWOTFunding ProductsKJKS

Mawar... 115 D. Intepretasi AnalisisMarketing Mix Funding Products

KJKS Mawar... 125

BAB V : PENUTUP

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Referensi Strategi Pemasaran... 10

Tabel 1.2 Bagan Struktur Organisasi KJKS Mawar... 63

Tabel 1.3 Data Perkembangan Anggota KJKS Mawar... 92

Tabel 1.4 Data Keuangan KJKS Mawar... 92

Tabel 1.5Analisis SWOT... 112

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan ekonomi global semakin tidak terkendali membuat kondisi perekonomian nasional juga turut lesu, salah satu penyebabnya adalah karena berbabad-abad lamanya ekonomi nasional telah didominasi oleh sistem bunga. Banyak negara yang telah mencapai kemakmurannya dengan sistem ini, meskipun lebih banyak lagi negara yang belum termasuk negara yang makmur. Dengan dominasi perbankan yang berbasis bunga selama kurun waktu tersebut benar-benar telah membuktikan ketidakmampuan sistem untuk menjembatani kesenjangan ini.

Pada tahun 1992 wajah perbankan mulai menunjukkan perubahan yaitu dengan sistem bagi hasil yang ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia, sehingga bank syari’ah semakin tumbuh pesat, hal tersebut didukung dengan adanya revisi Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1992 menjadi UU Perbankan No.10 tahun 1998 yang berisikan tentang bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil. Kemudian diperbaharui lagi dengan adanya Peraturan BI No. 6/24/PBI/2004 yang berisikan tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah.1

Namun dalam praktiknya bank syariah belum mampu menjangkau masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan tambahan modal usaha, dikarenakan ketatnya penilaian bank terhadap pemberian fasilitas pembiayaan. Melihat kenyataan tersebut, maka muncul usaha mendirikan Lembaga

1 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari'ah, (Yogyakarta: UII Press, Cet. I,

(12)

2

Keuangan Syariah yang bukan bank meliputi takaful (asuransi), ijarah (leasing), rahn(pegadaian),Baitul Maal wa Tamwil(BMT) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil pada masyarakat bawah dan menengah, karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil, maka ketidakmampuan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada segmen pasar keuangan pada wilayah menengah ke bawah.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga keuangan syariah yang menghimpun dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dengan menggunakan prinsip-prinsip Syariat Islam. KJKS juga mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil, serta mendorong masyarakat untuk menabung agar bisa menunjang kegiatan perekonomian.

Saat ini KJKS juga telah menjadi lembaga solidaritas sekaligus lembaga ekonomi rakyat untuk bersaing di pasar bebas dan berupaya keras untuk mengkombinasikan unsur-unsur iman, taqwa dan materi secara optimal, Sehingga dapat bersaing dengan para anggotanya secara efektif. Maka dengan lahirnya KJKS yang beroperasi dengan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga merupakan peluang bagi ummat Islam untuk memanfaatkan jasa KJKS seoptimal mungkin.

(13)

3

lahirlah KJKS Matholi’ul Anwar atau yang sering disebut dengan KJKS

Mawar. KJKS Matholi’ul Anwar ini awalnya bertujuan untuk membantu guru

-guru yang ada di lingkungan Yayasan Per-guruan Matholi’ul Anwar yang

membutuhkan dana, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

disekitar dari jeratan rentenir. KJKS Mawar merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariah dan juga bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat kecil agar lebih baik dan lebih sejahtera.2

Seiring dengan banyaknya permintaan guru-guru di lingkungan Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar dan juga masyarakat umum terhadap kebutuhan modal, akhirnya KJKS Mawar mulai berbenah diri agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sebab diawal berdirinya KJKS Mawar pada tahun 2008 modal yang dimiliki Rp. 50.000.000,- akhirnya hambatan-hambatanpun silih berganti.

Menurut pendiri KJKS Mawar bahwa Tahun 2008-2011 merupakan masa tidak begitu serius bagi KJKS Mawar karena keterbatasan SDM dan juga fasilitas. Selama empat tahun berjalan KJKS Mawar baru memiliki 2 karyawan dan kantor ala kadarnya sehingga pelayanan KJKS Mawar sangat tidak maksimal. Permodalan KJKS Mawar awal di tahun 2008 Rp. 50.000.000,-, pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp.100.000.000,-kemudian di tahun 2010 permodalan KJKS Mawar meningkat signifikan menjadi Rp.250.000.000,- dan di penghujung tahun 2011 modal KJKS Mawar menjadi Rp.400.000.000,-. Selama kurang lebih empat tahun perkembangan

2Khotib Sholeh, Ketua Pengurus dan Pendiri KJKS Mawar,Wawancara. Lamongan 20 Oktober

(14)

4

KJKS Mawar tidak begitu menggembirakan karena dipengaruhi oleh banyak faktor diantranya SDM dan fasilitas. Dengan lambannya perkembangan ini akhirnya menjadi evaluasi bersama oleh seluruh pendiri dan pengurus KJKS Mawar untuk membenahi SDM dan juga fasilitas kantor KJKS Mawar.

Tahun 2012 merupakan era baru bagi KJKS Mawar setelah empat tahun belum bisa melakukan pengelolaan dengan baik dan akhirnya kalah bersaing dengan koperasi atau KJKS lain. Kita tahu bahwa persaingan merupakan suatu hal yang mutlak dalam dunia bisnis. Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan.3 Untuk meningkatkan permodalan, maka KJKS Mawar membutuhkan strategi pemasaran dalam memasarkan produknya yang ditawarkan kepada nasabahnya agar mejadi lebih cepat dan efisien. Dalam melakukan pemasaran, KJKS Mawar memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.

Strategi Pemasaran yang dilakukan KJKS Mawar adalah pemasaran dalam perspektif syariah, yaitu segala aktvitas bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan, penawaran dan perubahan value yang memungkinkan pelakunya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi dengan kejujuran, keadilan, keterbukaan, keikhlasan, sesuai proses yang berprinsip pada akad bermuamalah Islami.4 Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan dzalim dalam bisnis termasuk dalam proses

3Dwi Suhartanto,Metode Riset Pemasaran,(Bandung, Alfabeta, 2014), 1

(15)

5

penciptaan, penawaran dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.5 Seperti dalam firman-Nya :





















“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. QS As-Syu’ara’ (26): 183.

Konsep keadilan ekonomi dalam Islam mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.

Rasulullah bersabda; “Wahai manusia, takutlah akan kedzaliman

(ketidakadilan), sebab sesungguhnya dia akan menjadi kegelapan pada hari

pembalasan nanti” (HR Imam Ahmad).

Dalam bahasa syariah, syariah marketing sama dengan spiritual marketing atau sering disebut dengan “pemasaran langit”, yang karena

didalam keseluruhan prosesnya tidak ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah, ia mengandung nilai-nilai ibadah, yang menjadikannya berada pada puncak tertinggi dalam pemasaran atau muamalah.

























“Ya Allah aku berikrar, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. QS Al-An’am (6): 162.

Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis yang seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran dan proses perubahan nilai (value)

5Muhammad Syakir Sula,Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem Operasional,

(16)

6

tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami6

Dalam dunia pemasaran, strategi dan taktik bisa berjalan optimal jika disertai dengan peningkatanvaluedari produk atau jasa. Peningkatanvaluedi sini berarti bagaimana sebuah perusahaan mampu membangun merek yang kuat, memberikan servis yang membuat pelanggan loyal, dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Karena begitu pentingnyasyariah marketing value,sehingga perusahaan harus menciptakan value dari produknya agar mampu meraih heart share pelanggan. Brand atau merek sebagai salah satu bagian terpenting dari peningkatan value merupakan nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan.7

Dalam memasarkan produk simpanan, ada beberapa strategi yang diterapkan KJKS Mawar, antara lain:

1. Penetapan target dan insentifnya. Dalam hal ini harus ditetapkan beberapa target funding (nominal per-produk sinpanan dan jumlah customer) yang akan dihimpun hingga target per-individu marketer agar jelas arah kebijakan fundingnya. Ini agar marketer termotivasi untuk melakukan kinerja yang maksimal

2. Melakukan inovasi pendanaan.

Pencitraan (brand image). Mewujudkan bahwa KJKS dikelola secara profesional (baik SDM, pembukuan, dan pelayanan). Secara kelembagaan

6 Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2006), 27

7 Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT. Mizan

(17)

7

harus diupayakan meraih dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat. Pengelola harus menanamkan bahwa KJKS adalah lembaga dari, oleh, dan untuk umat. Menanamkan bahwa KJKS adalah sebagai sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakan umat baik ekonomi, pola pikir dan ketaqwaan. Mewujudkan dan membuktikan bahwa simpanan dialokasikan untuk peningkatan kualitas hidup umat.

3. Keunggulan produk. Misalnya, bagi hasil simpanan bersaing dengan lembaga lain, minimal sama. Dari segi pelayanan, prosedur pembiayaan, dan simpanan aman, mudah dan profesional.8

Namun seiring dengan munculnya begitu banyak KJKS dan tidak diimbangi dengan faktor-faktor pendukung yang memungkinkan KJKS untuk terus berkembang dan berjalan dengan baik, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak KJKS yang tenggelam dan bubar disebabkan oleh berbagai macam sebab, seperti pengelola yang tidak amanah, sumber daya manusia yang kurang mampu bekerja profesional, tidak dapat menarik kepercayaan masyarakat, kesulitan modal dan seterusnya. Akibatnya, citra yang timbul di masyarakat menjadi negatif bahkan identik dengan lembaga yang buruk, tidak dapat dipercaya, hanya menjadi isu syariah.

Dengan banyaknya lembaga keuangan syariah, menjadikan posisi

KJKS Matholi’ul Anwar harus mampu bersaing secara kompetitif serta

memiliki karakter tersendiri dalam bersaing, terutama dengan lembaga keuangan konvensional yang sudah mempunyai nama dibidang keuangan, sumber daya manusia dan produk yang berkualitas. Melihat perkembangan

8Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Modern, (Yogyakarta: PT. ISES Consulting

(18)

8

lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan mikro, maka KJKS Mawar sebagai salah satu lembaga keuangan syariah tentu harus memiliki strategi dan langkah-langkah yang telah dengan akan dipakai dengan memenangkan persaingan yang ada.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mencoba untuk mengadakan penelitian dan menganalisa bagaimana strategi KJKS Mawar dalam menghimpun dana serta bagaimana perkembangannya setelah melakukan strategi tersebut. Oleh karena itu peneliti berinisiatif membuat penelitian dengan judul “StrategiSyariah Marketing Funding ProductsKoperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah strategi syariah marketing funding productsKJKS Mawar? 2. Bagaimana perkembangan permodalan KJKS Mawar untuk meningkatkan keunggulan kompetitif setelah menerapkan strategi syariah marketing funding products?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi syariah marketing funding products KJKS MAWAR

(19)

9

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk: 1. Manfaat Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharan ilmu bagi aktivitas akademik pendidikan khususnya tentang strategi pemasaran. Selain itu, bagi perkembangan penelitian bidang KJKS khususnya pada bidang pemasaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang strategi pemasaran di KJKS dan untuk memperluas pengetahuan di dunia kerja khususnya di KJKS Mawar

b. Bagi KJKS Mawar

Memberikan saran dan masukan bagi KJKS Mawar dalam hal strategi pemasaran, dan pengembangan produk.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi yang lengkap mengenai KJKS Mawar yang diharapkan masyarakat akan tergerak untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan KJKS di tanah air.

E. Telaah Pustaka

(20)

10

peneliti sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa yang telah dikemukakan dan ditemukan oleh peneliti dapat dilakukan dengan mempelajari, mencermati, mendalami dan menggali kembali serta mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada maupun yang belum ada. Untuk mengetahui hal-hal yang ada dan belum ada, dapat melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal ataupun karya - karya ilmiah. Disini peneliti akan menganalisa Strategi Syariah Marketing KJKS Mawar agar lebih kompeten dalam memasarkan produk-produknya

Tabel 1.1

Referensi Strategi Pemasaran No Identitas Judul & Objek

penelitian

Keterangan 1 Siti Asiyah9, Fakultas

syariah IAIN Walisongo Semarang, tahun 2009.

Peran BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Lasem tahun 2009.

Peneliti ini menjelaskan bahwa Usaha mikro dan kecil merupakan sektor usaha yang strategis dan potensial dalam membantu pengembangan perekonomian di Indonesia, sedangkan penelitian saya membahas tentang strategi penghimpunan dana di KJKS Mawar dengan Syariah Marketing 2 Nuryamah,10 Jurusan

Perbankan Syariah Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

(Pengaruh

penghimpunan dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan

Perbedaannya, penelitian saya tidak membahas pembiayaan tetapi

9 Siti Asiyah, Peran BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang Terhadap Perkembangan

Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Lasem, (Skripsi_ Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2009)

10 Nuryamah, Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan pada

(21)

11

Jakarta pada BTN Syariah Cabang Jakarta), Penelitian ini membahas tentang apakah penghimpunan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap penyaluran

pembiayaan pada BTN Syariah

fokus pada penghimpunan dana dengan strategi syariah marketing

3 Faisal Akbar,11Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia,

(Strategi Pemasaran

BMT Al-Ikhlas

Yogyakarta), Penelitian ini membahas strategi pemasaran secara konvensional

Perbedaannya, penelitian saya membahas strategi syariah marketing yang mengarah pada strategi pemasaran secara syariah

4 Zidny Roby Rodliya,12 jurusan perbankan syariah prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

(Pengaruh Jumlah kantor Layanan Syariah terhadap Penghimpunan dana pihak ketiga pada BNI Syariah), Penelitian ini membahas tentang apakah jumlah kantor layanan syariah yang ada di BNI syariah berpengaruh terhadap penghimpunan dana pihak ketiga

Perbedaannya, sedangkan

penelitian saya membahas tentang strategi marketing syariah untuk penghimpunan dana di KJKS Mawar

5 Nur Hidayat13

STIS Yogyakarta

(pengaruh Pelayanan dan Promosi Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah Tabungan Britama pada PT. BRI (Persero) Kantor Cab Yogyakarta Cikditiro) Penelitian ini menjelaskan bahwa pelayanan dan

Perbedaannya, penelitian saya tidak hanya membahas promosi tetapi strategi marketing yang cakupannya lebih luas

11 Faisal Akbar, Strategi Pemasaran BMT Al-Ikhlas Yogyakarta, (Skripsi_ Fakultas Ilmu

Agama Islam Universitas Islam Indonesia, 2010)

12Zidny Roby Rodliya,Pengaruh Jumlah Kantor Layanan Syariah terhadap Penghimpunan Dana

Pihak Ketiga pada BNI Syariah), (Skripsi_ Jurusan Perbankan Syariah Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2008)

13Nur Hidayat, Pengaruh Pelayanan dan Promosi Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

(22)

12

promosi merupakan factor yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh sebuah bank guna meningkatkan jumlah nasabah.

Pemasaran sesungguhnya merupakan fungsi utama dalam suatu perusahaan karena tanpa pemasaran barang yang diproduksi tidak akan ada gunanya. Demikian pula sumber daya manusia (SDM) yang tersedia, harus disesuaikan kemampuannya agar sanggup memproduksi dan memasarkan barang yang telah diproduksikan. Untuk mendukung proses pemasaran itu, peran manajer pemasaran bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan strategi pemasaran.14 Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Promosi adalah aktifitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran. (Phillip Kotler, 1997) mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan (controller) dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran15. Alat pemasaran atau yang lebih dikenal sebagai 4P itu adalah : Product, Price, Place, dan Promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).

14M. Manulang, Pengantar Bisnis(Yogyakarta; Gajah Mada University Press, 2002), 207

15 Phillip Kotler dan Gray Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran. Alih Bahasa Alexander

(23)

13

Demikian beberapa karya ilmiah dan buku-buku yang mengkaji tentang pemasaran, berbeda dengan literatur yang sudah disebutkan. Tesis ini akan mengkaji tentang strategi pemasaran lebih spesifiknya lagi yaitu strategi syariah marketing funding produk KJKS Mawar dalam meningkatkan keunggulan kompetitif.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan jenis permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan mendeskripsikan berbagai dokumen, data dan infomasi yang aktual. Data yang diperoleh akan diinpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisa sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.

2. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis dan sumber data dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu primer dan skunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perorangan melalui hasil wawancara.16Adapun data

yang dibutuhkan adalah data yang berkaitan dengan strategi pemasaran funding product, misalnya data Pendapatan, laporan keuangan, Neraca

dan perkembangan KJKS. Kegiatan wawancara dilakukan secara

16 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

(24)

14

langsung terhadap narasumber untuk mengetahui informasi tentang prosedur strategi syariah marketing yaitu:

1) Direktur KJKS Mawar/Kepala Cabang Simo Karanggeneng Lamongan

2) Manajer KJKS Mawar b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian. data ini sangat penting bagi kelengkapan analisa dari temuan hasil penelitian. Sumber data skunder yang dimaksud adalah buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian sehingga dapat memperoleh data yang faktual, valid dan dapat dipertanggung jawabkan guna menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam tesis ini.17 misalnya SOP, SOM, brosur dll.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang relevan, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Riset lapangan (field research)

Riset lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan peneliti sebagai pelengkap data dalam hasil penelitian, dengan melakukan wawancara pejabat yang berwenang untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. b. Riset Pustaka (library research)

17 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka

(25)

15

Riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan rujukan teori dalam melengkapi data yang ada, yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur dan catatan yang sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, agar diperoleh kesahihan teori yang jelas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu segala aktifitas yang berhubungan dengan pengumpulan, pengadaan, pengelolaan, dokumen-dokumen secara sistematis dan ilmiah serta pendistribusian informasi kepada informan.18Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.19 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang berupa diktat, catatan, arsip dan sebagainya yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan tentang sejarah berdirinya KJKS Mawar, susunan kepengurusan, program kegiatan KJKS dan produk-produk yang dipasarkan KJKS Mawar.

4. Analisis Data

Setelah selesai mengumpulkan data lengkap, tahapan selanjutnya adalah analisa data. Pada tahap ini, data terkumpul kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan metode deskriptif analisis,20yaitu setelah data yang terkumpul dan telah diikhtisarkan dalam penyajian data, selanjutnya adalah menganalisa data dari hasil yang telah diperoleh dari sumbernya.

18Soedjono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, ( Bandung: Remaja Karya, Cet. I, 1981), 7.

19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.

XIV, 2001), 161.

20 Winarno Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Tekhnik, (Bandung:

(26)

16

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan permasalahan peristiwa baik melalui responden ataupun sumber data lain (yang terkait dengan KJKS Mawar)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini pembahasannya terdiri dari lima bab dan secara rinci dapat penulis kemukakan bahwa sistematika penulisan tesis ini adalah sebagi berikut :

BAB I. PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis akan mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini serta sistematika penulisan.

BAB II. STRATEGI SYARIAH MARKETING, FUNDING PRODUCTS DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF, Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Syariah Marketing, Strategi Syariah Marketing,Funding Productdi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Funding Productdi KJKS

Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar

(27)

17

BAB IV. ANALISIS STRATEGI SYARIAH MARKETING FUNDING

PRODUCTS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM

MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF, Bab ini merupakan bab inti dari permasalahan yang dibahas, disini penulis mencoba menganalisa produk-produk KJKS Mawar dan strategi syariah marketing funding Product KJKS Mawar dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT danMarketing Mix

(28)

BAB II

STRATEGISYARIAH MARKETING FUNDING PRODUCTSDAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

A. Syariah Marketing

1. PengertianSyariah Marketing

Kata Syari’ah berasal dari kataas-syara’a yang mempunyai konotasi

masyra’al-ma’(sumber air minum). Dalam bahasa arabsyara’aberartinahaja

(menempuh), audhaha (menjelaskan), dan bayyana al-masalik (menunjukkan

jalan).21

Menurut Syaikh Al-Qaradhawi sebagaimana dikutip dalam buku Syariah Marketing karangan Muhammad Syakir Sula dan Hermawan

Kertajaya, mengatakan bahwa cakupan dari pengertian syariah menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul). Di dalamnya

mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri,

perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat,bait al-mal, fa’i, ghanimah), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar-negara. Pemasaran sendiri

adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.22

21Ifham Sholihin Ahmad,Buku Pintar Ekonomi Syariah,(Jakarta, PT. Gramedia: 2010), 809

22 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Gema

(29)

19

Maka definisi syariah marketing atau pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan nilai (Value Creating Activities) yang

memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad

bermuamalah islami.23

Praktek bisnis dan pemasaran tengah mengalami pergeseran dan mengalami transformasi, dari level intelektual (rasional) ke emosional, dan pada akhirnya ke level spiritual.

Pada level intelektual, pemasar akan menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi pasar, bauran pemasaran (marketing mix), targeting, dan lain sebagainya.

Di level emosional, kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Jika di level intelektual pemasaran layaknya sebuah “robot”, di level emosional menjadi seperti “manusia”

yang berperasaan dan empatik.

Di level spiritual ini, pemasaran sudah disikapi sebagai “bisikan nurani” dan “panggilan jiwa” (calling). Di sini praktek pemasaran dikembalikan kepada fungsinya yang hakiki dan dijalankan dengan moralitas yang kental. Prinsip-prinsip kejujuran, empati, cinta dan kepedulian terhadap sesama menjadi dominan.

(30)

20

Paradigma baru muncul dalam pemasaran, dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu kejujuran, moral, dan etika dalam bisnis. Inilah makna dari spiritual marketing.24 Hal ini menjadikan spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi dalam konsep pemasaran syariah. Spiritual marketing menjadi jiwa bagi bisnis yang berprinsipkan syariah.

Konsep inilah kemudian yang mengilhami seorang marketer untuk mengubah dengan istilah “Syariah marketing” karena konsep spiritual marketing dianggap sebagai istilah yang ideal yang bisa menerjemahkan maksud dan tujuan darisyariah marketing.

Seorang pengusaha dalam pandangan etika Islam bukan sekedar mencari keuntungan, melainkan juga keberkahan, yaitu kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar dan diridloi oleh Allah swt. Ini berarti yang harus diraih oleh seorang pedagang dalam melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan materiil (bendawi), tetapi yang penting lagi adalah keuntunganimmaterial (spiritual).25

Dalam sebuah buku yang berjudul “Asuransi Syariah” karangan Syakir Sula syariah marketing didefinisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan

values dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.26

24 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

Insani, 2006), 6

25 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis, (Jakarta: Salemba,

2004), 86

26 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem

(31)

21

Definisi tersebut didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syuruthihim illa

syarthan harrama halalan aw ahalla haraman”yang artinya kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Seperti hadits berikut.

Artinya:

Dari Amr bin ‘Auf al-Muzani r.a, Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda : "Perdamaian diperbolehkan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Dan kaum muslimin (menurut Abu Dawud bukan kata muslimin tapi mukminin) terikat dengan syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi dan orang-orang yang membenarkannya.27

Selain itu, kaidah fiqih lain mengatakan,28

Artinya:

”Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses-baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value)

tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan

penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu

27Muhammad bin Ismail al-Kahlani,Subulus Salam, ( Semarang: Toha Putra, t.t), 59

(32)

22

transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.29

2. Dasar HukumSyariah Marketing

Istilah pemasaran dalam fiqih Islam disebut dengan wakalah yang berarti perwakilan. Wakalah atau wikalah dapat pula berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Wakalah dapat juga didefinisikan

sebagai penyerahan dari seseorang (pihak pertama/pemberi perwakilan) apa yang boleh dilakukan sendiri, dapat diwakilkannya kepada yang lain (pihak kedua) untuk melakukannya, semasa ia (pihak pertama) masih hidup.30

Penyerahan kuasa ini bisa disamakan dengan kegiatan perusahaan yang menyerahkan kegiatan pemasarannya untuk para pemasar atau menyerahkan kegiatan pemasarannya kepada kantor perwakilan pemasarannya. Secara

syar’i dalil-dalil tentang pemasaran dan seluruh ruang lingkup yang ada di dalamnya dapat ditemukan dalam dalil-dalil syar’itentang wakalah.

Wakalah dibolehkan oleh Islam karena sangat dibutuhkan oleh

manusia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak semua orang mampu melaksanakan sendiri semua urusannya sehingga diperlukan seseorang

yang bisa mewakilinya dalam menyelesaikan urusannya.31Para imam mazhab sepakat bahwa perwakilan dalam akad (kontrak, perjanjian, transaksi) yang dapat digantikan orang lain untuk melakukannya adalah dibolehkan selama

dipenuhi rukun-rukunnya. Tiap-tiap hal yang boleh dilakukan penggantian, yang dapat dikerjakan orang lain, seperti jual-beli, persewaan, pembayaran

29 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Gema

Insani, 2006), 27

30Abdullah Amrin,Strategi Pemasaran Asuransi Syariah,(Jakarta: Grasindo, 2007), 1

(33)

23

utang, menyuruh menuntut hak dan menikahkan maka sah memberi wakalah.32

Landasan hukum kegiatan pemasaran (wakalah) agar sesuai dengan

syariah, maka harus berdasarkan pada Al-Qur’an, Hadis Nabi,ijmadan kaidah fiqh muamalah. Dengan penjelasan sebagai berikut:33

1) Al-Qur’an

a. Surah Al-Kahfi (18) ayat 19

                                                     Artinya :

Dengan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun.34

b. Surah Yusuf (12) ayat 55

             

32 Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Rahmah al-Ummah fi

Ikhtilaf al-A’Immah, Diterjemahkan Abdullah Zaki Alkaf, “Fiqh Empat Mahzab”, (Bandung: Hasyimi, Cet. XIII, 2010), 268

33Abdullah Amrin,Strategi Pemasaran Asuransi Syariah,(Jakarta: Grasindo, 2007). 3

34 Departemen Agama RI, Alqu’an dan Terjemahnya, (Surabaya: UD. Mekar Surabaya,

(34)

24

Artinya: Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".35

Dari ayat yang pertama QS. Al-Kahfi (18) ayat 19 dapat dipahami bahwa untuk membuktikan mereka (ashhabul kahfi) telah tidur bertahun-tahun, mereka mengutus satu orang (sabagai wakil) untuk pergi ke kota dan membeli makanan dengan uang yang mereka miliki. Sedangkan dalam ayat yang kedua QS. Yusuf (12) ayat 55, Nabi Yusuf meminta untuk diberi kuasa guna menjadi bendahara negara. Dengan demikian, dalam kedua ayat tersebut terdapat bentuk pemberian kuasa atauwakalah.36

2) Hadis Nabi

Disamping Al-quran, dasar hukum wakalah terdapat juga dalam hadis Nabi saw. Di antara hadis tersebut adalah sebagai berikut. a. Hadis Urwah Al-Bariqi:37

Artinya:

Dari Urwah bin Abi Al-Ja’ad Al-Bariqi “bahwa Nabi saw. memberinya uang satu dinar untuk membeli seekor kambing untuk Nabi. Urwah lalu membeli dua ekor kambing untuk Nabi dengan uang satu dinar tersebut. Ia menjual salah satunya dengan harga satu dinar, lalu ia dating menghadap Nabi dangan membawa uang satu dinar dan satu ekor kambing. Nabi lalu mendoakannya supaya diberi keberkahan dalam jual belinya. Andaikata ia membeli debu

35Departemen Agama RI, Alqu’an dan Terjemahnya, (Surabaya: UD. Mekar Surabaya, 2000),

357

36Ahmad Wardi Muslich,Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, Cet. I, 2010), 420

37Muhammad bin Ali bin Muhammad Syaukani, Nayl Al-Authar, Juz 5 (Beirut: Dar al- Khotob

(35)

25

(tanah) sekali pun, ia pasti akan beruntung”. (HR. Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud)38

b. Hadist Abu Rafi’:

Artinya:

Berkata Abu Rafi’: “Nabi saw. berutang seekor unta perawan, kemudian datanglah unta hasil zakat, Nabi kemudian memerintah-kan saya untuk membayar unta tersebut kepada laki-laki (pemiliknya). (HR. Jama’ah kecuali Al-Bukhari)39

Dalam hadis tersebut Nabi saw. memberi kuasa kepada dua orang sahabat untuk melakukan transaksi. Hadis pertama Nabi saw.

memberi kuasa kepada Urwah Al-Bariqi untuk membeli seekor kambing. Sedangkan dalam hadis kedua Nabi memberi kuasa kepada

Abu Rafi’ untuk membayar utang seekor unta kepada seseorang. Dengan demikian, wakalah atau pemberian kuasa pernah dilak-sanakan oleh Nabi saw. dan ini menunjukkan bahwa wakalah

hukumnya dibolehkan. Disamping Alquran dan sunnah, semua ummat Islam sepakat tentang dibolehkannya wakalah. Bahkan

menurut Al-Qadhi Husain dan lainnya, wakalahhukumnyamandub,

berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Maidah (5) ayat 2:

....                             

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

38 Muhammad bin Ali bin Muhammad Syaukani, Nayl Al-Authar, Juz 5, (Beirut: Dar

al-Khotob al-Islamiyah), 286

(36)

26

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.40

3) Ijma

Dari sudut pandang ijma’, para ulama pun bersepakat dengan ijma’

atas dibolehkannya wakalah (perwakilan). Para ulama bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk

jenista’awunatau tolong-menolong atas dasar kebaikan dan takwa.41

4) Landasan Fiqih (Kaidah Fiqh Muamalah)

Segala kegiatan muamalah boleh dilakukan selama tidak ada suatu

dalil yang mengharamkannya. Sebagaimana dalam kaidah ushul menyebutkan,42

Artinya: “Asal atau pokok dalam masalah transaksi dan muamalah adalah sah, sehingga ada dalil yang membatalkan dan yang mengharamkannya”.

Kaidah pokok ini didasarkan kepada sabda Nabi Saw. yang menyatakan:43

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan ‘Amru An Naqid seluruhnya dari Al Aswad bin ‘Amir; Abu Bakr berkata;Telah

40 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: UD. Mekar Surabaya,

2000), 157

41 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem

Opersional, (Bandung: Gema Insani, 2004), 352

42Abdullah Amrin,Strategi Pemasaran Asuransi Syariah.,(Jakarta: Grasindo, 2007), 5

(37)

27

menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Amir; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hisyam bin ‘Urwah dari Bapaknya dari ‘Aisyah dan dari Tsabit dari Anas r.a: Bahwa Nabi saw. pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda: Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik. Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi saw. melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya: ‘Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka menjawab; Bukankah anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu bersabda: ‘Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.44

3. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip DasarSyariah Marketing a. KarakteristikSyariah Marketing

Ada empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut:45

1) Teistis (Rabbaniyyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius (diniyyah). Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teitis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu

44Abu al Husain Muslim bin Hajjaj al Qusyairi al Naisaburi, Shahih Muslim, ( Kairo: Isa al

baabi alkhalabi), t.t, 340

45 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

(38)

28

mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan kemasla-hatan.

Seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah Swt. Selalu dekat dan mengawasinya ketika seorang syariah marketer sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Seorang syariah marketer pun yakin bahwa Allah Swt. akan meminta pertanggung-jawaban darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua orang dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya (di hari kiamat).

Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah, dalam segala aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari melakukan strategi pemasaran, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas perusahaan yang harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya (positioning). Juga ketika perusahaan menyusun taktik pemasaran. Yaitu ketika melakukan diferensiasi, marketing mix-nya (dalam mendesain produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi) serta dalam melakukan proses penjualan (selling).

(39)

29

hendaknya ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia.46 Begitu juga dalam perusahaan, kejujuran harus menjadi landasan manajemen untuk mencapai keberkahan usahanya.47

2) Etis (Akhlaqiyyah)

Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena teitis (rabbaniyyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis (rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.48

Allah Swt. memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak (moral, etika), maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya masing-masing. Berperilaku baik dan sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan inti dari

46 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem

Opersional.(Bandung: Gema Insani, 2004), 485

47Abdullah Amrin,Asuransi Syariah, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 215

48 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

(40)

30

kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi, dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini adalah sifat Allah dan kaum muslimin diperintah-kan untuk memiliki sifat itu.49

3) Realitas (Al-Waqi’iyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti- modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyyah yang melandasinya.50

Syariah marketer adalah para pemasar professional dangan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Syariah marketer bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya. Syariah marketer tidak kaku, tidak eksklusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam bersikap dan bergaul. Syariah marketer sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah Swt.

Dalam sisi inilah, syariah marketing berada. Syariah marketer bergaul, bersilaturrahmi, melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan, kecurangan, kebodohan atau

49 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem

Opersional.(Bandung: Gema Insani, 2004), 486

50 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

(41)

31

penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. Akan tetapi, syariah marketing berusaha tegar, istiqamah dan menjadi cahaya penerang di tengah-tengah kegelapan.

4) Humanistis (Al-Insaniyyah)

Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.51

Syariat Islam adalah syariah humanistis (insaniyyah). Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal. Syariat Islam bukanlah syariat bangsa Arab, walaupun Muhammad yang membawanya adalah orang Arab. Syariat Islam adalah milik

Tuhan bagi seluruh manusia. Allah menurunkan kitab yang

51 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

(42)

32

berisi syariat sebagai kitab universal, yaitu Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya.                

Artinya“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”(QS. Al-Furqaan : 1).52

Dalil tentang sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsipukhuwwah insaniyyah(persaudaraan antarmanusia). Islam tidak memedulikan semua faktor yang membeda-bedakan manusia, baik asal daerah, warna kulit maupun status sosial. Islam mengarahkan seruan-nya kepada seluruh manusia, bukan kepada sekelompok orang tertentu, atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia.

b. Prinsip-Prinsip Dasar Syariah Marketing

Menurut Hermawan Kertajaya dan Mohammad Syakir Sula, ada 17 prinsip dasarsyariah marketingyang wajib kita ketahui53, yaitu: 1) Information Technology Allows Us to Be Transparent (Change)

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur-perubahan teknologi, perubahan politik-legal, perubahan sosial-kultural, perubahan ekonomi, dan perubahan pasar.

52 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: UD. Mekar Surabaya,

2000), 559

53 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,(Bandung: Gema

(43)

33

Perubahan teknologi merupakan penggerak perubahan yang paling utama. Akar terjadinya segala perubahan-baik perubahan sosial, politik, ataupun ekonomi-adalah karena adanya inovasi terus-menerus di bidang teknologi.

2) Be Respectful to Your Competitors (Competitor)

Dalam menjalankansyariah marketing, KJKS harus memerhatikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba dinamis. Globalisasi dan perubahan teknologi menciptakan persaingan usaha yang ketat. Pasar menjadi semakin kompleks dan tidak mudah ditebak. Informasi yang mudah didapat menjadikan perusahaan dengan mudahnya mengakses info mengenai pesaing dan persaingan.

3) The Emergence of Customers Global Paradox (Customer)

Teknologi membuat dunia menjadi satu sehingga tercipta era globalisasi yang tidak dapat dihindari. Perbedaan antarnegara di dunia telah lenyap serta menghasilkan suatu masyarakat baru dan ekonomi baru dalam kehidupan. Era globalisasi di abad ke-21 ini sedikit-banyak mengingatkan kita pada era awal peradaban Islam di mana pada masa itu dunia seakan menjadi satu juga, ketika bangsa Arab memerintah di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, Portugis, Spanyol, Prancis, dan wilayah Eropa lainnya.

4) Develop a Spiritual-Based Organization(Company)

(44)

34

perusahaannya. Perusahaan-perusahaan besar yang sukses di abad ke-21 ini umumnya dapat mendeteksi perubahan yang terjadi di pasar dan bagaimana mereka tetap konsisten untuk menjalankan nilai-nilai dan prinsip dasar perusahaannya.

5) View Market Universally (Segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Dan, pada saat yang sama, ia adalah ilmu untuk melihat pasar berdasarkan variabel-variabel yang berkembang di tengah masyarakat. Dalam melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang sedang terjadi, karena segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan.

6) Target Customer’s Heart and Soul (Targeting)

Di tengah situasi persaingan yang semakin crowded ini, KJKS tidak bisa lagi sekedar membidik rasio atau benak konsumen. Jika hanya membidik benak konsumen ini, niscaya konsumen tidak bisa membedakan keunggulan masing-masing produk karena sudah terlalu banyak dan memang relatif tidak berbeda satu sama lain dari sisi fungsionalnya. Karena itu, bagi perusahaan syariah, ia harus bisamembidik hati dan jiwa dari para calon konsumennya. 7) Build a Belief System (Positioning)

(45)

35

ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Saat ini, konsumen memegang peranan kunci untuk pembelian dan pemakaian produk-produk Anda. Untuk itulah, positioning diperlukan agar citra terhadap produk atau perusahaan Anda dapat terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan.

8) Differ Yourself with a Good Package of Content and Context (Differentiation)

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun, penawaran ini bukan berarti janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk yang nyata.

9) Be Honest with Your 4P (Marketing Mix)

Kita mengenal 4P sebagai marketing-mix, yang elemen-elemennya adalah product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), dan promotion (promosi) yang diperkenalkan oleh Jerome McCarthy. Product dan price adalah komponen dari tawaran (offers), sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access). Karena itu, marketing-mix yang dimaksud adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran dari perusahaan (company’s offers) dengan akses yang tersedia (company acces).

10)Practice a Relationship Based on Selling (Selling)

(46)

36

juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk atau jasa tersebut. Begitu juga dengan perusahaan berbasis syariah. Perusahaan ini harus bisa memberikan solusi bagi konsumennya sehingga konsumen akan semakin loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu.

11) Use a Spiritual Brand Character (Brand)

Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap produk atau jasa perusahaan Anda. Brand mencerminkan nilai (value) yang Anda berikan kepada konsumen. Seperti sudah dibahas sebelumnya, value didefinisikan sebagai Total Get dibagi denganTotal Give di mana Total Get terdiri dari komponen functional benefit dan emotional benefit, sedangkan Total Give terdiri dari komponen pricedanother expenses.

12)Service Should Have The Ability to Transform (Service)

Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis syariah marketing harus memerhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan pelanggannya. Perusahaan-apapun jenis dan industrinya-harus menjadi pelayan bagi pelanggannya. Apalagi jika perusahaan itu sudah semakin besar, filosofi padi sepatutnya diterapkan, semakin tinggi harus semakin merunduk.

13)Practice a Reliable Business Process (Process)

(47)

37

sering disingkat sebagai QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis tercermin dari proses yang baik, dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.

14)Create a Balanced Value to Your Stakeholders (Scorecard)

Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para stakeholders-nya, kemampuan perusahaan untuk meciptakan value bagi para stakeholders-nya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalahpeople, customers,danshareholders. 15)Create a Noble Cause (Inspiration)

Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream). Untuk mencapai kesuksesan, anda harus punya impian tentang apa yang akan anda capai. Impian inilah yang akan membimbing anda sepanjang perjalanan untuk memudahkan goals Anda. Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia dan juga perusahaan sepanjang perjalanannya.

16)Develop an Ethical Corporate Culture (Culture)

(48)

38

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya dasar sebuah perusahaan berbasis syariah:

a. Budaya mengucapkan salam

b. Murah hati, bersikap ramah, dan melayani c. Cara berbusana

d. Lingkungan kerja yang bersih

17)Measurement Must Be clear and Transparent (Institution)

Prinsip yang terakhir, yang terpenting, adalah bagaimana Anda membangun organisasi/institusi Anda sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah. Organisasi sebagai “kendaraan” dalam menunaikan

(49)

39

4. Model StrategiSyariah Marketing

Strategi berasal dari Yunani, yaituStratogosatauStrategiyang berarti jendral. Strategi berarti seni para jendral. Jika diartikan dari sudut militer, strategi adalah cara menempatkan pasukan atau menyusun kekuatan tentaraa di medan perang untuk mengalahkan musuh.54 Strategi merupakan penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi, dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.55

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu siasat perang atau akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Namun dalam perkembangannya kata ini sering dipakai dalam pengertian yang lebih luas sebagai cara yang ditempuh seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan56

Apabila kita definisikan ke dalam kompetisi bisnis di era 1990-an kita bisa mengatakan bahwa strategi adalah menetapkan arah kepada

“manajemen” dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain, definisi strategi mengandung dua komponen yaitu: future intentions atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing.57

54Nana Herdiana Abdurrahman,Manajemen Strategi Pemasaran,(Bandung : CV Pustaka Setia,

2015), 197

55

MamduhM Hanafi,Manajemen, (Yogyakarta: Unit Penerbit, 2003),136.

56Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,(Yogyakarta: UII Press,

2002), 57.

(50)

40

Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg mengemukakan 5 P yang sama artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position), prespektif (prespectife), dan permainan atau

taktik (play).

1. Strategi adalah Perencanaan(Plan)

Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan di masa lampau, misalnya pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau.

2. Strategi adalah Pola (Patern)

Menurut Mintzberg strategi adalah pola, yang selanjutnya disebut sebagai “intended strategy”, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Atau disebut juga sebagai “realized strategy

karena telah dilakukan oleh perusahaan. 3. Strategi adalah Posisi (Position)

(51)

41

4. Strategi adalah Prespektif (Prespectif)

Jika dalam P kedua dan ketiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam prespektif cenderung melihat ke dalam yaitu kedalam organisasai.

5. Strategi adalah Permainan(Play)

Menurutnya strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.58

Strategi bauran pemasaran adalah59: a. Strategi Produk

Dalam strategi produk yang harus diingat adalah yang berkaitan dengan produk secara utuh, mulai dari nama produk, bentuk, isi, atau pembungkus. Strategi produk menggambarkan tindakan yang digunakan oleh komponen produk dan bauran pemasaran untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan.60 Strategi produk yang harus dan perlu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam megembangkan produknya adalah sebagai berikut:

1) Menentukan logo 2) Menciptakan merk 3) Mencuptakan kemasan 4) Kepuasan label

58

Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Salemba Emban Patria, 2001), 129-130

59

Kasmir,Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), 173-185.

60 Justin G Longenecker dkk, kewirausahaan manajemen usaha kecil, (Jakarta: PT.Salemba

(52)

42

b. Strategi Harga

Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga

akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.

Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:

1) Untuk bertahan hidup, yaitu penentuan harga dilakukan semurah mungkin. Tujuannya adalah agar produk dan jasa yang ditawarkan laku di pasaran dengan hargaa murah, tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.

2) Untuk memaksimalkan laba, yaitu bertujuan agar penjualan meningkat sehingga laba menjadi maksimal.

3) Untuk memperbesar market share, yaitu untuk memperbesar jumlah pelanggan

4) Mutu produk, yaitu untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing.

(53)

43

c. Strategi Tempat dan Distribusi

Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya, mulai dari perusahaaan sampai ke tangan konsumen akhir. Strategi distribusi sangat penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu dan tepat sasaran. Keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan perusahaan kehilangan waktu dan kualitas barang serta diambilnya kesempatan oleh pesaing.

Perlu diketahui bahwa saluran distribusi memiliki fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut betapa pentingnya strategi distribusi dalam perusahaan. Adapun fungsi saluran distribusi adalah sebagai berikut:

1) Fungsi transaksi, adalah fungsi yang meliputi bagaimana perusahaan menghubungi dan mengkomunikasikan produknya dengan calon pelanggan.

2) Fungsi logistik, merupakan fungsi yang meliputi pengangkutan dan

Gambar

Tabel 1.1 Referensi Strategi Pemasaran........................................................
Tabel 1.1Referensi Strategi Pemasaran

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, skripsi yang disusun oleh Muhammad Fahmi Rois pada tahun 2013 dengan judul Penentuan Awal Masa ‘Iddah menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI). Hasil dari

Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya, Aini (2012) dan Halimah (2012) secara berurutan masing-masing dari mereka menyatakan

Tanker di BEI Surabaya Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis , yaitu dengan memaparkan data benchmark bunga sukuk ija>rah pada PT.

a b.. 29 mikro hanya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit sehingga lebih efektif diberikan melalui daun. Pupuk kandang diberikan pada tanaman dengan cara ditaburkan

Adanya pengaruh sangat nyata perlakuan pupuk organik terhadap semua parameter pertumbuhan melon dimungkinkan karena pupuk organik mengandung berbagai unsur hara

bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan

Dalam penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran PAI, yang merupakan subsistem pendidikan yang dipandang memiliki dimensi yang lebih spesifik apabila jika dilihat sebagai

Skripsi ini yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam dan Fatwa DSN-MUI Nomor 92 Tahun 2014 Terhadap Praktik Produk Amanah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran