• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GOLONGAN DARAH

DAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: Lailatul Rosyidah

NIM. D04213017

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Hubungan Golongan Darah dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar pada Pelajaran Matematika

Oleh: Lailatul Rosyidah

ABSTRAK

Hasil belajar setiap siswa sangatlah beragam, keberagaman tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Melalui golongan darah dapat diketahui berbagai macam kepribadian dan gaya belajar serta gaya belajar merupakan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga dalam penelitian ini akan dibahas tentang hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apakah ada hubungan antara: 1) golongan darah dengan hasil belajar matematika, 2) gaya belajar dengan hasil belajar siswa, 3) golongan darah dengan gaya belajar, serta 4) bagaimana hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar matematika.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 taman Sidoarjo yang terdiri dari 9 kelas. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji statistik nonparametrik, yaitu uji contingency coeficient C untuk menganalisis hubungan golongan darah dengan hasil belajar matematika, gaya belajar dengan hasil belajar matematika, dan golongan darah dengan gaya belajar. Serta menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar matematika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan hasil belajar matematika, karena diperoleh ( ); 2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar matematika, karena diperoleh ( ); 3) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan gaya belajar, karena diperoleh ( ); 4) Golongan darah A dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik memperoleh hasil belajar yang sedang, untuk golongan darah B dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik memperoleh hasil belajar yang sedang, untuk golongan darah O dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik memperoleh hasil belajar yang sedang, sedangkan golongan darah AB dengan gaya belajar visual memperoleh hasil belajar rendah, dan golongan darah AB dengan gaya belajar auditori dan kinestetik memperoleh hasil belajar yang sedang.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Golongan Darah ... 8

B. Gaya Belajar ... 14

C. Hasil Belajar ... 17

D. Keterkaitan Golongan Darah dan Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar ... 25

E. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Sampel dan Populasi ... 30

D. Variabel ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 31

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 32

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ... 37 B. Analisis Data Hasil Penelitian ... 44 C. Pembahasan ... 58 BAB V PENUTUP

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kandungan Antingen dan Antibodi pada

Golongan Darah A, B, AB, dan O ... 8

Tabel 2.2 Golongan Darah dan Presentasenya pada Manusia di Dunia ... 9

Tabel 2.3 Karakteristik Golongan Darah A Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan ... 10

Tabel 2.4 Karakteristik Golongan Darah B Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan ... 11

Tabel 2.5 Karakteristik Golongan Darah O Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan ... 12

Tabel 2.6 Karakteristik Golongan Darah AB Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan ... 13

Tabel 3.1 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 34

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Angket Gaya Belajar ... 38

Tabel 4.2 Pengelompokan Angket Gaya Belajar ... 39

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Gaya Belajar ... 40

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Golongan Darah Siswa ... 41

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Gaya Belajar ... 42

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Hasil Belajar Matematika ... 43

Tabel 4.7 Kategori Skor Hasil Belajar Matematika ... 44

Tabel 4.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 4.9 Frekuensi Pengamatan Golongan Darah dengan Hasil Belajar Matematika ... 46

Tabel 4.10 Frekuensi Harapan Golongan Darah dengan Hasil Belajar Matematika ... 47

Tabel 4.11 Hasil Korelasi Golongan Darah dengan Hasil Belajar ... 48

Tabel 4.12 Frekuensi Pengamatan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Matematika ... 50

Tabel 4.13 Frekuensi Harapan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Matematika ... 50

Tabel 4.14 Hasil Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar... 52

Tabel 4.15 Frekuensi Pengamatan Golongan Darah dengan Gaya Belajar ... 53

Tabel 4.16 Frekuensi Harapan Golongan Darah dengan Gaya Belajar ... 54

(10)

Tabel 4.18 Hasil Korelasi Golongan Darah dan Gaya Belajar

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Korelasi antar Variabel ... 29

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Golongan Darah ... 41

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Gaya Belajar ... 42

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Angket Gaya Belajar ... 69

Lampiran 2 Validasi Isi Angket Gaya Belajar ... 77

Lampiran 3 Validasi Konstruk Angket Gaya Belajar ... 82

Lampiran 4 Reliabilitas Instrumen Angket Gaya Belajar ... 87

Lampiran 5 Tabel-tabel ... 91

Lampiran 6 Deskripsi Data Penelitian ... 94

Lampiran 7 Perhitungan Kategori Hasil Belajar ... 127

Lampiran 8 Data dan Perhitungan Uji Hipotesis ke-1 ... 131

Lampiran 9 Data dan Perhitungan Uji Hipotesis ke-2 ... 146

Lampiran 10 Data dan Perhitungan Uji Hipotesis ke-3 ... 159

Lampiran 11 Data dan Perhitungan Uji Hipotesis ke-4 ... 172

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau perubahan sementara karena sesuatu hal merupakan pengertian belajar yang diungkapkan oleh Noehi Nasution. Skinner dalam bukunya Educational Psychology: The teaching-Learning Proses, berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a proses of progressive behvior adaption).1

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa“Learning is change organism due to experience which can affect the organism;s behavior”. Artinya, belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi didalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, mendefinisikan belajar

sebagai “any relatively permanent change in an

organisme’sbehavioral repertoire that occurs as a result of experience”. Artinya belajar merupakan perubahan yang relatif menetap terjadi dalam macam-keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.2

Perintah untuk belajar juga telah terdapat dalam Al Quran surat Al Mujadilah ayat 11, yang artinya “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.3

1Rohmalina Wahab, “Psikologi belajar”, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2015), h. 242 2 Ibid, h. 242

3

(14)

2

Belajar sangat erat hubungannya dengan siswa, dan belajar juga menentukan hasil belajar dari masing-masing siswa. Menurut Sudjana hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Sardiman hasil belajar merupakan hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang dipelajarinya.4 Menurut Howard Kingsley hasil belajar terbagi menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat disesuaikan dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.5

Hasil belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.6 Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosial dan nonsosial. Faktor psikologis dari faktor internal hasil belajar meliputi perhatian, minat, bakat, dan motivasi. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, sehingga minat belajar siswa dapat muncul dan terbentuk apabila siswa mengetahui gaya belajar mereka secara tepat.

Gaya belajar merupakan suatu cara bagaimana kita belajar sehingga dapat mempengaruhi struktur otak. Dengan memahami gaya belajar maka akan memahami pula cara mengatur informasi yang masuk serta dapat menguasai pengetahuan baru dengan cepat.7 Sehingga gaya belajar sangat berperan penting dalam proses belajar seorang siswa untuk meraih kesuksesan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diperoleh hasil (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota Gorontalo. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,346 dan nilai koefisien determinasi sebesar

4Budi Wahyono, “Pengertian Hasil Belajar dan Perbedaan Hasil Belajar dengan Prestasi Belajar”, (online), diakses pada 10 desember 2016:20.00 WIB.

5 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru

Algensindo,1995), h.45 6

Ibid, h.39 7

(15)

3

0,119, atau memiliki makna kontribusi gaya belajar atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 11,9%.8

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Hal ini di tunjukkan oleh harga F-hitung sebesar dengan probabilitas pada taraf signifikansi (2) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki sikap positif pada pelajaran matematika lebih tinggi daripada siswa yang memiliki sikap negatif pada pelajaran matematika. Hal ini di tunjukkan oleh harga F-hitung sebesar dengan probabilitas pada taraf signifikansi .9

Selain itu salah faktor eksternal juga mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor sosial. Faktor sosial meliputi bagaimana siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan.10 Untuk mengetahui masing-masing siswa yang berbeda maka guru harus mengetahui kepribadian dan karakter dari masing-masing siswa. Kepribadian dan karakter seseorang dapat diketahui dari golongan darah masing-masing. Golongan darah dimiliki oleh setiap manusia, golongan darah tidak hanya menjelaskan tentang jenis darah yang dimiliki oleh setiap individu, tetapi juga dapat menjelaskan tentang kepribadian manusia. Hubungan antara tipe golongan darah dan kepribadian tersebut dipelajari dan dibawa oleh Masahiko Nomi. Ketertarikan Nomi ini bemula dari sebuah penelitian yang berjudul “Kajian Tempramen Melalui Golongan Darah”, yang dipubikasikan oleh Takeji Furukawa sekitar tahun 1927, dalam jurnal Psycological Research.11

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa responden menurut golongan darah menunjukkan sebagian besar responden memiliki golongan darah B, yaitu sebanyak 13 responden (39%),

8Rafik Hakim, 2015, “Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Smp Negeri 5 Kota Gorontalo”, h.19 9Leny Hartati, “Pengaruh Gaya Belajar Dan Sikap Siswa Pada Pelajaran Matematika

Terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Formatif 3(3): 224-235 ISSN: 2088-351X, h.224

10 Nana Sudjana, Op.Cit., h. 39

(16)

4

selanjutnya golongan darah O sebanyak 11 responden (33%), golongan darah A sebanyak 6 responden (18%), dan AB sebanyak 3 responden (9%). Distribusi responden menurut tipe kepribadian sebagian besar adalah sanguinis yaitu sebanyak 16 responden (49%), selanjutnya koleris dan phlegmatis masing-masing sebanyak 7 responden (21%), dan melankolis sebanyak 3 responden (9%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan golongan darah terhadap kepribadian anak.12

Golongan darah manusia bersifat herediter (pewarisan atau penurunan) dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Salah satu sistem golongan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem golongan darah ABO yang diperkenalkan oleh Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903. Menurut Landsteiner, darah manusia mengandung aglutinogen (antingen) yang terdapat pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat didalam plasma darah. Antingen dibedakan menjadi dua, yaitu antingen A dan B. Sedangkan aglutinin dibedakan menjadi aglutinin dan aglutinin . Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung antingen A saja atau antingen B saja, dapat mengandung kedua antingen A dan B, bahkan ada yang tidak mengandung antingen sama sekali. Ada tidaknya antingen inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO yang terdiri dari golongan darah A, B, AB, dan O.13

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa golongan darah (AB) menerima rata-rata tertinggi dalam hasil tes Intelligence Quotient (IQ) yang juga tertinggi di IPK. Dan bahwa golongan darah (B) adalah yang terendah di IPK dan dalam hasil tes.14 Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara golongan darah dengan tingkat

12

Oktavian,” Hubungan Antara Golongan Darah Dengan Kepribadian Anak”, diakses

pada 07 oktober 2016;20.00 WIB , h.1

13 Ibid, h.92

(17)

5

kecerdasan siswa yang juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Golongan darah tidak hanya menjadi identitas dari diri seseorang, tetapi juga dapat menjelaskan tentang berbagai hal sesuai dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya adalah memahami kepribadian dan karakter seseorang berdasarkan golongan darah, cara diet sehat yang disesuaikan dengan golongan darah, maupun keterkaitan IQ dengan golongan darah. Sehingga golongan darah mulai dianggap penting dalam berbagai bidang baik dalam ilmu psikologi, kesehatan, maupun pendidikan.

Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang analisis hubungan golongan darah dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hubungan golongan darah dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menganalisis data golongan darah, kecenderungan gaya belajar, dan hasil belajar pelajaran matematika.

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengangkat judul penelitian “Hubungan Golongan Darah dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? 2. Adakah hubungan yang signifikan antara gaya belajar siswa

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara golongan darah

dengan gaya belajar siswa pada mata pelajaran matematika? 4. Bagaimana hubungan yang signifikan antara golongan darah

(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Untuk mendeskripsikan hubungan yang signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

3. Untuk mendeskripsikan hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan gaya belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

4. Untuk mendeskripsikan hubungan yang signifikan antara golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian bagi sekolah, yaitu:

 Pihak sekolah dapat mengembangkan kualitas pembelajaran yang ditinjau dari segi kualitas guru maupun kualitas siswa, karena baik guru maupun siswa harus mengetahui pentingnya golongan darah serta gaya belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat penelitian bagi guru, yaitu:

 Guru dapat mengetahui golongan darah dan gaya belajar siswa yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

 Guru dapat menerapkan strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

 Guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan golongan darah dan gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

3. Manfaat penelitian bagi siswa, yaitu:

 Siswa dapat mengetahui gaya belajar dan golongan darah yang mereka miliki.

(19)

7

4. Manfaat bagi peneliti, yaitu:

 Peneliti dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam lingkungan pendidikan.

E. Batasan Penelitian

Batasan pada pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Materi pelajaran matematika terbatas pada materi semester

ganjil kelas VII SMP.

2. Penelitian ini juga terbatas pada siswa kelas VII SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo.

3. Hubungan golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar matematika di analisis menggunakan analisis deskriptif.

F. Definisi Operasional 1. Golongan Darah

Golongan darah yang dimaksud menggunakan sistem golongan darah ABO dan tanpa memperhatikan rhesus dan jenis kelamin (laki-laki atau perempuan).

2. Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh siswa dalam menangkap informasi baru dalam belajar sehingga dapat diterapkan dalam suatu proses pembelajaran. Gaya belajar yang digunakan terdiri atas tiga gaya belajar utama diantaranya yaitu, visual, auditory, dan kinestethic. 3. Hasil Belajar

(20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Golongan Darah

Darah merupakan cairan didalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.1 Darah juga merupakan identitas manusia yang tidak bisa diubah. Darah yang terdapat pada tubuh manusia dapat digolongkan sesuai dengan jenis darah. Darah digambarkan oleh Atoom sebagai cairan merah yang tersusun oleh sel berbentuk piringan dengan sisi-sisi konkaf. Tugasnya adalah untuk mentransfer makanan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh dan membersihkan tubuh dari produk zat sisa (karbon dioksida dan hormon). Darah terdiri dari 55% plasma, kurang dari 1% sel darah putih dan trombosit, dan 45% sel darah merah.2

Golongan darah manusia bersifat herediter (pewarisan atau penurunan) dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Salah satu sistem golongan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem golongan darah ABO yang diperkenalkan oleh Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903.3

Berikut karakteristik masing-masing golongan darah:4 Tabel 2.1

Perbedaan Kandungan Antingen dan Antibodi pada Golongan Darah A, B, AB, dan O

Jenis Golongan

Darah

Kandungan dipermukaan Sel Darah Merah

Kandungan didalam Plasma Darah A Antingen A Antobodi A B Antingen B Antibodi B

1 www.wikipedia.org/wiki/darah, diakses pada 01 Oktober 2016;12.45 WIB

2Mohumad, S.A. 2014. “Bloods Groups and Their Relation with Intellegence among a Sample of Jordanian Universities Students” (Online), diakses pada 01 Oktober 2016; 13.00

WIB). h.181

3

Winda Adelia, Op.Cit., h.92

4

Ibid, h.94-95

(21)

9

AB Antingen A dan B Tidak ada Antibodi O Tidak ada

antingen

Antibodo Anti-A dan Anti-Anti-B Tabel berikut menunjukkan presentase golongan darah manusia di seluruh dunia:5

Tabel 2.2

Golongan Darah dan Presentasenya pada Manusia di Dunia

Golongan Darah (Presentase %) Rhesus + -

Total

A 34 6 40

B 8 1 9

AB 3 1 4

O 40 7 47

Golongan darah dimiliki oleh setiap manusia, golongan darah tidak hanya menjelaskan tentang jenis darah yang dimiliki oleh setiap individu, tetapi juga dapat menjelaskan tentang kepribadian manusia. Hubungan antara tipe golongan darah dan kepribadian tersebut dipelajari dan dibawa oleh Masahiko Nomi. Ketertarikan Nomi ini bemula dari sebuah penelitian yang berjudul “Kajian Tempramen Melalui Golongan Darah”, yang dipubikasikan oleh Takeji Furukawa sekitar tahun 1927, dalam jurnal Psycological Research. Dalam studinya, Furukawa mengamati perbedaan tempramen mahasiswanya dan menyatakan bahwa manusia dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu orang bergolongan darah A memiliki intelektual dan tempramen rendah, sementara orang bergolongan darah B adalah kebalikannya.6

Teori mengenai hubungan golongan darah dengan kepribadian ini juga didukung oleh seorang dokter naruto-pathic Kanada, Dr. Peter J. D’Adamo. Menurut D’Adamo, dalam bukunya yang berjudul Eat Right for Your Type, golongan darah bisa memberikan

5 Mohumad, S.A, Op.Cit, h. 181 6

(22)

10

kunci kesehatan bahkan mempengaruhi kepribadian seseorang. Didalam bukunya tersebut, D’Adamo menjelaskan hubungan golongan darah dengan pola makan, kesehatan, dan kepribadian.7

Berikut ini digambarkan satu karakteristik dari sisi kekuatan dan sisi kelemahan berdasarkan masing-masing golongan darah, yaitu:

Tabel 2.3

Karakteristik Golongan Darah A Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan8

Karakteristik Dilihat dari sisi kekuatan

Dilihat dari sisi kelemahan Menghormati

aturan dan tata cara

 Memiliki jiwa sosial

 Serius

 Tidak mau melanggar aturan  Semua sesuai aturan  Tidak pandai mengambil keputusan Lambat dalam membuka hati

 Tidak mudah dibohongi

 Benar-benar memperhatik an orang lain

 Tidak suka mengambil keuntungan  Tidak percaya orang lain  Gampang curiga  Hanya percaya pada permukaan saja Perfeksionis dan selalau mencoba mencapai penyelesaian  Berhati-hati dalam bekerja  Bertanggung jawab

 Tabah dan teguh  Memberi perhatian pada hal-hal detail  Bertele-tele  Mudah minta maaf

7 Ibid, h.101 8
(23)

11

Tabel 2.4

Karakteristik Golongan Darah B Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan9

Karakteristik Dilihat dari sisi kekuatan

Dilihat dari sisi kelemahan Mempunyai jalan sendiri dan membenci batasan  Bebas  independent  sedikit bekerjasama dan tergantung kepada orang lain

 sedikit egois

 bersifat pemimpin Membuka hati tanpa diskriminasi  terbuka  ramah  demokratis

 kurang hati-hati

 kurang sopan

Pemalu dan memiliki sifat berbelit-belit

 orangnya baik

(24)

12

Tabel 2.5

Karakteristik Golongan darah O Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan10

Karakteristik Dilihat dari sisi kekuatan

Dilihat dari sisi kelemahan Merasakan relasi

yang kuat secara responsif  Mempunyai keinginan untuk maju  Imempunyai ambisi yang baik  Loyal  Berorientasi kepada otoritas  Mempunyai prinsip sukses  Senantiasa ingn menyenangk an hati orang lain

Tidak mau kalah  Mempunyai naluri yang kuat  Membenci kekalahan  Cenderung menguasai  Langsung bersaing  Suka mengacu  Tidak melekat pada sesuatu Memutuskan sesuatu bersasarkan fakta  Berpegang teguh pada sesuatu yang praktis  Mempunyai perspektif  Mengutamak an uang

 Baik dalam memutuskan sesuatu

(25)

13

Tabel 2.6

Karakteristik Golongan Darah AB Dilihat dari Sisi Kekuatan dan Sisi Kelemahan11

Karakteristik Dilihat dari sisi kekuatan

Dilihat dari sisi kelemahan Meminta pendapat pada masalah penting  Berhati-hati  Demokratis

 Apa yang dijaga benar-benar dilakukan

 Kurang kuat mengambil keputusan  Tidak bertanggung jawab dan sukamenyala hkan orang lain  Kurang dapat diandalkan Pandai membina suatu hubungan  pandai  memiliki kemampuan berbisnis  adil

 mahir dalam menjebatani orang lain  biasanya menjadi orang ketiga Kaya akan pemikiran yang rasional  rasional  cerdas  memiliki analisis yang baik

 tipe yang konsisten

 tidak mudah terprovokasi

 tidak terlalu simpatik

11
(26)

14

B. Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan suatu cara bagaimana kita belajar sehingga dapat mempengaruhi struktur otak. Dengan memahami gaya belajar maka akan memahami pula cara mengatur informasi yang masuk serta dapat menguasai pengetahuan baru dengan cepat.12 Sehingga gaya belajar sangat berperan penting dalam proses belajar seorang siswa untuk meraih kesuksesan.

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa.13 Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.14

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh siswa dalam menangkap informasi baru dalam belajar sehingga dapat diterapkan dalam suatu proses pembelajaran.

Terdapat tiga gaya belajar, yaitu yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinesthetic:

1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang cenderung menerima informasi dengan memakai indra penglihatan. Cara gaya belajar ini mendapatkan informasi adalah dengan suka membaca apa saja serta lebih mudah mengingat apabila belajar langsung dari catatan laporan daripada dibacakan atau dipresentasikan. 15 Sehingga pada gaya belajar ini lebih suka menyerap informasi yang dapat mereka lihat secara langsung.

12

Bobby deporter, Quantum Suces, diterjemahkan oleh Haris Priyatna, (Bandung:Kaifa, 2007), h.293

13

Winkel, Psikologi Pengajaran, Edisi Revisi, (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2005), hal. 164.

14

Bobby deporter-mike hernacki, Quantum Learning, diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman, (Bandung:Kaifa, 2015), h.110

15

(27)

15

Menurut DePorter & Hernarcki, ciri-ciri gaya belajar visual yaitu : 1) Rapi dan teratur; 2) Berbicara dengan cepat; 3) Perencana dan pengatur jangka panajang yang baik; 4) Teliti terhadap detail; 5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi; 6) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam fikiran mereka; 7) Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar; 8) Mengingat dengan asosiasi visual; 9) Biasanya tidak terganggu oleh keributan; 10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya; 11) Pembaca cepat dan tekun; 12) Lebih suka membaca daripada dibacakan; 13) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah; 14) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat; 15) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain; 16) Sering menjawab pertanyaandengan jawaban singkat ya atau tidak; 17) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato; 18) Lebih suka seni daripada music; 19) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata; dan 20) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.16

Sehingga ciri anak tipe visual nyaitu lebih mudah ingat dengan melihat, lebih suka membaca, suka saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat orang lain melakukan dulu baru kemudian dia sendiri yang bertindak. Anak dalam kelompok ini juga dapat duduk tenang saat belajar ditengah situasi yang ramai dan rebut tanpa merasa terganggu.

2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang cenderung menerima informasi menggunakan indra pendengaran. Gaya belajar ini lebih mudah mengingat informasi yang didengar daripada informasi yang dibaca secara langsung.17 Sehingga informasi yang diperlukan untuk gaya belajar ini agar lebih

16

Bobby deporter-mike hernacki, Op.Cit., h.116 17

(28)

16

mudah dalam mengingat adalah informasi yang berbentuk ucapan secara lisan.

Menurut DePorter & Hernarcki, ciri-ciri yang menggunakan gaya belajar auditorial yaitu: 1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja; 2) Mudah terganggu oleh keributan; 3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan buku ketika membaca; 4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan; 5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara; 6) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita; 7) Berbicara dalam irama terpola; 8) Biasanya berbicara fasih; 9) Lebih suka music daripada seni; 10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didikusikan daripada yang dilihat; 11) Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu yang panjang lebar; 12) Mempunyai masalah dalam pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain; 13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya; dan 14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.18

Sehingga ciri anak dengan tipe auditori adalah mudah ingat apa yang didengarnya dan didiskusikannya. Senang dibacakan atau mendengarkan, lebih suka menuliskan kembali sesuatu, senang membaca dengan suara keras, bisa mengulangi apa yang didengarnya, senang diskusi, bicara atau mendengarkan panjang lebar. Anak dengan tipe auditory pada umumnya menyenangi seni musik.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang cenderung menerima informasi dengan melibatkan gerakan tubuh (phycial movement), dan pengalaman gerak tubuh (phycial experiment). Cara gaya belajar ini lebih mudah mengingat informasi adalah dengan menggerakkan anggota tubuh.19

Menurut DePorter & Hernarcki, ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar kinestesik yakni: 1) Berbicara dengan perlahan menanggapi perhatian fisik; 2) Menyentu orang untuk mendapatkan perhatian mereka; 3) Berdiri dekat

18 Booby Deporter-mike hernacki, Op.Cit, h.118 19

(29)

17

ketika mereka berbicara dengan orang; 4) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; 5) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar; 6) Belajar melalui manipulasi dan praktik; 7) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat; 8) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca; 9) Banyak menggunakan isyarat tubuh; 10) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama; 11) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali mereka mamang pernah berada ditempat itu; 12) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi; 13) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca; 14) Kemungkinan tulisannya jelek; 15) Ingin melakukan segala sesuatu; dan 16) Menyukai permainan yang menyibukkan.20

Sehingga ciri anak dengan tipe kinestesik adalah gemar menyentuh sesuatu yang dijumpainya, suka mengerjakan sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif, banyak gerak fisik dan memiliki koordinasi tubuh yang baik, menyukai kegiatan/permainan yang menyibukkan secara fisik, lebih mendemonstrasikan sesuatu dari pada menjelaskannya. C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Istilah hasil belajar tersiri dari sua suku kata, yaitu hasil dan belajar. Istilah hasil didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai sesuatu yang diperoleh dari usaha. Sedangkan istilah belajar terdapat beberapa ahli pakar psikologi yang mendefinisikan belajar, diantaranya:21

a. Noehi Nasution menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal

b. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology:The teaching-Learning Proses,

20 Boby Deporter -mike hernacki, Op.Cit, h.118

(30)

18

berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a proses of progressive behvior adaption).

c. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is change organism due to experience which can affect the organism;s behavior. Artinya, belajar adaalah suatu perubahan yang terjadi didalam diri organisme ( manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

d. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, mendefinisikan belajar sebagai any relatively permanent

change in an organisme’sbehavioral repertoire that occurs

as a result of experience. Artinya belajar ialah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam macam-keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu dan merupakan proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya anjuran untuk belajar telah dicantumkan dalam Al Quran, diantaranya yaitu:22

1) QS. Al Mujadilah (58):11

                                                         

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

22

(31)

19

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Adapun yang dimaksud hasil belajar menurut Sudjana merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Sardiman hasil belajar merupakan hasil langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang dipelajarinya.23 Menurut Howard Kingsley hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat disesuaikan dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.24

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan dapat diukur secara kuantitatif Secara kuantitatif meliputi hasil atau skor dari penilaian berupa tes maupun non tes baik dari ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik.

2. Macam-macam Kategori Hasil Belajar

Selanjutnya Gagne menyebutkan ada 5 macam kategori hasil belajar yaitu:25

a. Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills) merupakan hasil belajar berupa kecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan ”bagaimana” melakukan suatu aktivitas.

b. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies) merupakan hasil belajar berupa kecakapan khusus yang amat penting yang memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri. Kemampuan ini merupakan kemampuan

23Budi Wahyono, “pengertian Hasil Belajar dan Perbedaan Hasil Belajar dengan Prestasi Belajar”, diakses pada 10 desember 2016:20.00 WIB.

24Nana Sudjana, “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, (Bandung:Sinar Baru

Algensindo,1995), h.45

25

(32)

20

yang mengatur seseorang untuk memilih ”cara”, misalnya memilih cara belajar yang cocok untuk dirinya sendiri. c. Informasi Verbal (Verbal Information) merupakan hasil

belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi ini dapat dibedakan ke dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi. Informasi merupakan esensi suatu peristiwa yang dapat dijadikan alat berfikir dan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut. Kemampuan informasi dapat ditunjukan dengan menyatakan atau menyebutkan informasi itu dalam ungkapan yang bermakna.

d. Keterampilan Motor (Motor Skills) merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan gerakan otot seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya. Keterampilan motor biasanya merupakan prasyarat yang perlu dikuasai untuk dapat melakukan atau mempelajari sesuatu yang lain. Misalnya, untuk mempergunakan laboratorium bahasa, kita perlu memiliki keterampilan mengoperasikan peralatannya.

e. Sikap (Attitudes) merupakan sejumlah bentuk hasil belajar tersendiri yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra atau seni, kesediaan bertanggung jawab. Pengaruh sikap terhadap seseorang adalah adanya reaksi yang bersifat positif atau negatif kepada orang lain, benda atau situasi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar siswa ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa).26 Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, diantaranya yaitu:27

a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik)

Merupakan keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa. Berikut yang termasuk faktor-faktor internal antara lain: 1) Faktor fisiologis

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang

26 Nana Sudjana, Op.Cit., h.39 27

(33)

21

baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh ada sisa dalam keadaan belajarnya.

2) Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

 Intelensi, faktor ini berkaitan dengan Intelegence Quotient (IQ) seseorang.

 Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

 Minat, kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

 Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

 Bakat, kemampuan potensial yag dimiliki seseorang uuntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik)

Merupakan kondisilingkungan sekitar peserta didik, yang termasuk dalam faktor-faktor ekternal antara lain:

1) Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

2) Faktor nonsosial, terdiri dari: keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

4. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani: (μα ματ ά - mathēmatiká) adalah studi tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.28

28
(34)

22

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan ilmu teknologi. Banyak diantara kita yang belum memahami tentang matematika. Meskipun setiap hari kita bergelut dengan matematika, tidak menjamin kita paham akan matematika itu. Meskipun demikian, kita dapat berupaya menarik benang merah atau mengemukakan intisari pemikiran tentang hakikat matematika berdasarkan objek kajiannya, metode pengembangan ilmunya, dan karakteristik-karakteristik lainnya.29

Di bawah ini disajikan definisi atau pengertian tentang matematika:30

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis.

2) Metematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan tentang faktor-faktor kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang

struktur-struktur yang logis.

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika obyek dasar yang dipelajari adalah abstrak yang merupakan obyek pikiran. Obyek dasar tersebut meliputi:1) konsep, merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan suatu sekumpulan obyek, 2) prinsip, merupakan obyek

29 Zaenal Arifin, Membangun Kompetensi Pedagogis Guru Matematika, (Surabaya:

Lentera Cendikia, 2009), hal. 8

30

(35)

23

matematika yang kompleks, prinsip dapat berupa aksioma, teorema, dan sifat, 3) operasi, merupakan pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya.31

Jadi, pengertian matematika yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu tentang bilangan-bilangan yang mempunyai prosedur operasional berstruktur serta cara mempelajari dan menyelesaikan permasalahan dalam matematika dengan menggunakan abstraksi dan generalisasi dan untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Pada penelitian ini, materi matematika yang digunakan adalah materi pada kelas VII semter ganjil, diantaranya adalah:

 Bilangan  Himpunan  Bentuk Aljabar  PLSV

b. Hasil belajar matematika

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar matematika merupakan hasil yang dicapai siswa dalam penguasaan pemahaman dan pengetahuan tentang konsep, operasi/relasi, simbol-simbol dan ketrampilan yang dikembangkan dalam pelajaran matematika yang ditunjukkan dan dilambangkan dengan nilai tes yang berupa angka dan huruf. Untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar matematika siswa dapat diketahui dengan pengadaan tes. Tujuan tes tersebut adalah untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi matematika yang dipelajari selama ini.

Hasil belajar dikategorikan menjadi tiga tingkatan, Arikunto menjelaskan langkah-langkah mengelompokkan siswa dalam kategori tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:32

31Hasratuddin, “Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang Berbasis Karakter”, Jurnal Didaktik Matematika ISSN:2355-4185,h.31

32

(36)

24

1) Menjumlah semua hasil nilai matematika

2) Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (deviasi standart).

3) Nilai rata-rata siswa dihitung dengan rumus : Rumus Mean :

keterangan :

= rata-rata skor siswa = banyaknya siswa = data ke-i = frekuensi ke-i

Untuk simpangan baku dihitung dengan rumus :

√∑

keterangan : = simpangan baku = rata-rata skor siswa

= data ke-i = banyaknya siswa 4) Menentukan batas kelompok

[image:36.420.72.349.63.511.2]

Secara umum penentuan batas-batas kelompok dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 2.7

Kategori Skor Hasil belajar Matematika

Skor ( ) Kelompok

Tinggi

Sedang

Rendah

Keterangan : = skor siswa

(37)

25

D. Keterkaitan antara Golongan Darah dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika merupakan hasil yang dicapai siswa dalam penguasaan pemahaman dan pengetahuan tentang konsep, operasi/relasi, simbol-simbol dan ketrampilan yang dikembangkan dalam pelajaran matematika. hasil belajar ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.33 Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosial dan nonsosial. Faktor psikologis dari faktor internal hasil belajar meliputi perhatian, minat, bakat, dan motivasi. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, sehingga minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Dengan mengetahui gaya belajar siswa maka diharapkan dapat menumbumbuhkan minat belajar siswa yang menjadi salah satu faktor penting dalam hasil belajar siswa.

Selain itu salah faktor eksternal juga mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor sosial. Faktor sosial meliputi bagaimana siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan. Untuk mengetahui kepada masing-masing siswa yang berbeda maka guru harus mengetahui kepribadian dan karakter dari masing-masing siswa. Golongan darah dimiliki oleh setiap manusia, golongan darah tidak hanya menjelaskan tentang jenis darah yang dimiliki oleh setiap individu, tetapi juga dapat menjelaskan tentang kepribadian manusia. Keterkaitan antara tipe golongan darah dan kepribadian tersebut dipelajari dan dibawa oleh Masahiko Nomi. Ketertarikan Nomi ini bemula dari sebuah penelitian yang berjudul “Kajian Tempramen Melalui Golongan Darah”, yang dipubikasikan oleh Takeji Furukawa sekitar tahun 1927, dalam jurnal Psycological Research.34

Bila dikaitkan dengan perspektif golongan darah, terdapat beberapa penelitian yang mengaitkan dengan kecerdasan siswa, kepribadian siswa, dan gaya belajar siswa. Seperti dipaparkan oleh Atoom bahwa penelitian yang berjudul “Bloods Groups and Their Relation with Intellegence among a Sample of Jordanian

33

Nana Sudjana, Op.Cit., h.39

34

(38)

26

Universities Students” menunjukkan bahwa golongan darah (AB) menerima rata-rata tertinggi dalam hasil tes Intelligence Quotient (IQ) yang juga tertinggi di IPK. Dan bahwa golongan darah (B) adalah yang terendah di IPK dan dalam hasil tes.35 Dan juga menurut Dinar, seorang peneliti tentang perbedaan IQ anak usia (6-14 tahun) menurut perbedaan golongan darah menunjukkan bahwa golongan darah AB unggul pada tes IQ dan kemudian diikuti golongan darah O, sedangkan sampel B yag paling terakhir pada tes IQ.36 Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara golongan darah dengan tingkat kecerdasan siswa yang juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Seperti halnya dipaparkan Wanda, Anak bergolongan darah O terkesan sebagai anak yang ekspresif dalam berbicara dan bertindak. Anak ini juga mudah memperlihatkan rasa sayangnya karena anak bergolongan darah O ini sangat menyukai kontak fisik. Hal ini diduga membuatnya memiliki kecenderungan belajar dengan cara kinestetik. Sedangkan anak bergolongan darah A adalah anak yang perfeksionis. Hal ini tergambar dengan kehati-hatiannya yang diperlihatkan saat mereka mengerjakan sesuatu. Sebelum bertindak, biasanya anak bergolongan darah A ini berfikir dengan cermat, Melihat dengan teliti apa yang akan mereka kerjakan. Anak golongan darah A cenderung bertindak mengandalkan visualnya.37

Menurut Wanda juga anak bergolongan darah B adalah yang paling menyukai kebebasan. Dan perlu diingat bahwa anak bergolongan darah B menyukai hal-hal bernuansa seni dan musik, memiliki kecenderungan belajar dengan cara auditori. Anak dengan golongan darah AB adalah perpaduan unik antara karakteristik golongan darah A dan golongan darah B menyebabkan anak yang memiliki golongan darah AB ini berkepribadian unik. Hal ini terjadi karena gen yang dibawa oleh golongan darah A dan B sangatlah kontras. Anak dengan tipe

35Mohumad, S.A. 2014. “Bloods Groups and Their Relation with Intellegence among a Sample of Jordanian Universities Students” (Online), diakses pada 01 Oktober 2016; 13.00

WIB). h. 178

36 Ibid, h.182 37

Ave, S.F, 2015, Artikel “Hubungan Golongan Darah Dengan Gaya Belajar, Motivasi

(39)

27

golongan darah ini memiliki karakter golongan darah A yang tenang dan anak golongan darah B yang tidak stabil. Anak ini pemalu sekaligus ceria, dimana mood anak bisa berubah secara tiba-tiba. Dengan demikian belum diketahui kecenderungan gaya dalam belajarnya.38

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan gaya belajar siswa dapat diketahui melalui golongan darah masing-masing, dimana golongan darah A cenderung memiliki gaya belajar visual, golongandarah B cenderung memiliki gaya belajar auditori, dan golongan darah O cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Dengan demikian, apabila siswa dan guru dapat memahami masing-masing karakter atau kepribadian dan gaya belajar masing-masing, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dan diharapkan siswa dapat mengetahui simbol-simbol matematika, memahami konsep matematika, serta menyelesaikan masalah matematika dengan mudah apabila mereka dapat belajar sesuai dengan karakter dan gaya belajar mereka sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat.

E. Hipotesis Penelitian

Berikut hipotesis stastistik yang diajukan dalam penelitian:

 Hipotesis Pertama:

Terdapat hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan hasil belajar siswa kelas VII di SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo pada mata pelajaran matematika.

 Hipotesis Kedua:

Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas VII di SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo pada mata pelajaran matematika.

 Hipotesis ketiga:

Terdapat hubungan yang signifikan antara golongan darah dengan gaya belajar siswa kelas VII di SMP NEGERI 2 Sidoarjo pada mata pelajaran matematika.

38

(40)

28

 Hipotesis Keempat:

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif. Penelitian kuantitatif berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dokumen data empiris di lapangan.1 Penelitian kuantitatif digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan antara golongan darah terhadap hasil belajar siswa dan hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo.

2. Desain Penelitian

[image:41.420.66.365.120.489.2]

Dalam penelitian ini termasuk desain penelitian korelasional. Karena untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu (1) hubungan antara golongan darah terhadap hasil belajar (2) hubungan antara gaya belajar terhadap hasil belajar (3) hubungan antara golongan darah dan gaya belajar siswa (4) hubungan antara golongan darah dan gaya belajar terhadap hasil belajar. Desain korelasional merupakan pelaksanaan penelitian yang menggunakan teknik analisis statistik yang dinamakan korelasi. Tujuannya adalah menyelidiki kenyataan yang telah terjadi sebagaimana adanya, tanpa ada manipulasi perlakuan atau subyek.2

Gambar 3.1 Korelasi antar Variabel

1

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. (Yogyakarta : Teras, 2009). h.99

2Ibnu Hajar, “Dasar-dasar Metodologi penelitian kwantitatif dalam pendidikan”,

(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,1996), h. 112

(42)

30

Keterangan:

= hasil belajar siswa (variabel terikat)

� = golongan darah (variabel bebas)

� = gaya belajar (variabel bebas) Korelasi sederhana B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo. 2. Waktu Penelitian

Semester genap tahun ajaran 2016-2017. C. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok elemen atau kasus, berupa idividu, obyek, atau peristiwa yang dikaitkan dengan kriteria khusus dan menjadi sasaran untuk menggeneralisasikan hasil penelitian.3 Populasi pada penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas VII SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo yang berjumlah 358 siswa. Peneliti menggambil seluruh populasi yang berjumlah 358 siswa karena mengacu pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel sebanyak 364 siswa.

D. Variabel

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Independen Variable atau variabel bebas � atau juga variabel prediktor, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif.5 Variabel bebas dari penelitian ini adalah golongan darah dan gaya belajar siswa kelas VII SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo.

3

Zaenal Arifin, “Metodologi penelitian Pendidikan”, (Surabaya:Lentera Cendikia, 2012), h.63

4

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D”,

(Bandung:Alfabeta,2016), h.61

5

(43)

31

2. Dependen Variable atau variabel terikat atau disebut juga variabel kriteria, menjadi perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan sekaligus menjadi sasaran dalam penelitian.6 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:

a. Membuat surat izin untuk melakukan observasi ke sekolah. b. Melakukan observasi pendahuluan di sekolah untuk

menetapkan jumlah siswa di kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

c. Menyiapkan data nilai ulangan harian semester ganjil kelas VII mata pelajaran matematika.

d. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari angket gaya belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mendata nilai ulangan harian siswa semester ganjil mata pelajaran matematika.

b. Mendata golongan darah pada siswa kelas VII.

c. Memberikan lembar angket gaya belajar kepada subyek penelitian yang telah terpilih.

3. Tahap Akhir

a. Menganalisis data menggunakan analisis korelasi, analisis data meliputi analisis hasil angket gaya belajar dan hasil belajar siswa.

b. Menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah. c. Menyusun laporan penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

6

(44)

32

a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan data. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data tentang nilai ulangan harian semester ganjil pada mata pelajaran matematika siswa kelas VII di SMP NEGERI 2 Taman Sidoarjo.

b. Angket

Kuosioner (angket) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu.7 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Ini merupakan angket langsung, artinya responden menjawab menjawab tentang dirinya. Dalam penelitian ini angket dipergunakan untuk mendapatkan data secara riil dari variabel bebas yaitu data mengenai gaya belajar siswa. 2. Instrumen Penelitian

a. Lembar dokumentasi, yaitu alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data nilai ulangan harian siswa semester ganjil mata pelajaran matematika kelas VII. b. Lembar angket gaya belajar siswa, yaitu digunakan untuk

mengetahui gaya belajar siswa yang disesuaikan dengan ciri-ciri gaya belajar oleh Bobby De Porter dan pedoman penskoran angket gaya belajar menurut sutanto windura. G. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas instrumen menggunakan teknik korelasi product momen dengan rumus:

∑ � ∑ � ∑

√ ∑ � ∑ � ∑ ∑

7

(45)

33

Setelah diperoleh harga hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen tersebut valid atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel.8

2. Reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus:9

{ ∑

}

Dimana:

= jumlah item pertanyaan

∑ = varians total item = varians total

Rumus untuk varians total dan varians item:

∑ ∑

∑ ∑

Dimana:

= jumlah kuadrat masing-masing skor item = jumlah masing-masing item

= jumlah kuadrat seluruh skor item = jumlah seluruh skor item

Untuk menyatakan tersebut reliabel atau tidak maka dapat dilihat melalui kriteria koefisien reliabilitas. Kriteria koefisien reliabilitas merupakan evaluasi kecermatan skor tes, bukan sekedar keajengan pengukuran saja.10 Menurut Guiford, kriteria koefisien Alpha Cronbach dapat dikategorikan sebagai berikut:11

8

Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, (Bandung:Alfabeta, 2011), h.357

9 Ibid, h.365

10Saifuddin, A, “’Reliabilitas dan Validitas”, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1997), h. 117 11

(46)

34

Tabel 3.1

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel Reliabel Cukup Reliabel Kurang Reliabel

Tidak Reliabel

H. Teknik Analisis Data

Dari data yang diperoleh, akan dilakukan analisis data sebagai berikut:

1. Menganalisis data yang telah diperoleh untuk mengetahui hubungan antara golongan darah dengan hasil belajar siswa

Menggunakan Contingency Coeffisient C 12, karena Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala pengukuran data nominal, yang merupakan suatu data yang berupa angka atau lambang yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu objek, orang atau sifat.13

Keterangan: = kontingensi = banyaknya sampel

= Chi-Square/Chi kuadrat

dimana ∑ ∑

12Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D”,

(Bandung:Alfabeta,2009), h.213

13Sidney Siegel, “Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu soaial” diterjemahkan oleh

[image:46.420.69.362.70.485.2]
(47)

35

Keterangan:

= banyak data yang diobservasi yang dikategorikan dalam

baris ke i dan kolom ke-j

= banyak data yang diharapkan yang dikategorikan

dalam baris ke-i dan kolom ke-j

Untuk menguji signifikansi apakah ada hubungan antara golongan darah dengan hasil belajar siswa, maka perlu uji signifikansi. Untuk menguji signifikansi koefisien dapat dilakukan dengan menguji harga Chi Kuadrat hitung yang ditemukan dengan Chi Kuadrat tabel, dengan taraf kesalahan dan tertentu.

Harga Keterangan: = jumlah sampel

= jumlah kategori

Ketentuan pengujian kalau harga Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel maka hubungannya signifikan.14 2. Menganalisis data yang telah diperoleh untuk mengetahui

hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa Menggunakan Contingency Coeffisient C 15, karena Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala pengukuran data nominal, yang merupakan suatu data yang berupa angka atau lambang yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu objek, orang atau sifat.16 Untuk rumus yang digunakan sesuai dengan analasis data pada point pertama.

3. Menganalisis data yang telah diperoleh untuk mengetahui hubungan antara golongan darah dan gaya belajar

Menggunakan Contingency Coeffisient C 17, karena Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala pengukuran data nominal, yang merupakan suatu data yang berupa angka atau lambang yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu objek, orang atau sifat.18 Untuk

14 Sugiyono, Op.Cit., h. 244 15 Sugiyono, Op, Cit., h.213 16 Sidney Siegel, Op.Cit., h. 27 17 Sugiyono, Op, Cit., h.213 18

(48)

36

rumus yang digunakan sesuai dengan analasis data pada point pertama.

4. Menganalisis hubungan antara golongan darah dan gaya belajar dengan hasil belajar siswa secara bersama-sama berdasarkan data yang telah didapatkan.

(49)

37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

1. Uji Validitas Instrumen a. Uji Validitas Isi

Setelah angket gaya belajar siswa disusun berdasarkan aspek-aspek dalam landasan teori, selanjutnya divalidasi oleh dosen Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya, yaitu Bapak Ahmad Lubab, M. Si dan Ibu Fanny Adibah, M. Pd. Instrumen yang telah divalidasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Uji Validitas Konstruk

1) Uji Validitas Angket Gaya Belajar

Angket gaya belajar dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa. Sebelum skala ini digunakan dalam penelitian, angket tersebut divalidasi oleh dosen pembimbing. Hasil pertimbangan validator dapat dilihat pada lampiran 2. Setelah diperbaiki angket gaya belajar diujicobakan pada siswa kelas VII MTs Al Hidayah Kota batu tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa. Ujicoba angket dilakukan untuk mengetahui validitas butir pernyataan.

Validitas setiap butir pernyataan angket gaya belajar ditentukan dengan cara menghitung korelasi antara skor setiap butir soal dengan skor totalnya. Perhitungan korelasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment berbantuan Software Statistical Passage Social Science (SPSS) versi 16 for Windows. Untuk jumlah data dan taraf signifikansi diperoleh kritis product moment sebesar dapat dilihat pada lampiran 5.1

Skor

Gambar

Tabel 4.18 Hasil Korelasi Golongan Darah dan Gaya Belajar
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Gaya Belajar  .............................  42
Tabel 2.1 Perbedaan Kandungan Antingen dan Antibodi pada
Tabel berikut menunjukkan presentase golongan darah manusia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa prestasi belajar selain dipengaruhi oleh faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu

Adapula rendahnya kemandirian belajar maka akan semakin tinggi hasil belajar matematika hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil belajar antara lain:

Adapula rendahnya kemandirian belajar maka akan semakin tinggi hasil belajar matematika hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil belajar antara

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor eskternal seperti biaya pendidikan yang tidak murah dan cara belajar setiap orang yang

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah fasilitas belajar, lingkungan keluarga, dan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa pada muatan lokal Kewirausahaan rendah, diantaranya minat belajar rendah, kreativitas belajar rendah, motivasi belajar

Kemandirian belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri maupun luar diri siswa. Kemandirian yang ada di dalam diri siswa biasanya ditunjukan

Pencapaian hasil belajar peserta didik yang masih belum maksimal sesuai dengan KKM yang ditentukan pada mata pelajaran PKn disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: guru kurang