• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH BLAURAN SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH BLAURAN SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DAN

KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

PADA PEGAWAI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG

PEGADAIAN SYARIAH BLAURAN SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

LINANDA MUSTIKA BIO FEMLY NIM : C34212098

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH BLAURAN

SURABAYA

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh:

LINANDA MUSTIKA BIO FEMLY NIM : C34212098

Universitas Islam NegeriSunanAmpel Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya” merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengembangan karir dengan komitmen organisasi dan untuk menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

Metode analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman karena populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 pegawai. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya yang diperoleh dari data print out SPSS yang sudah diolah dengan menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil output SPSS hubungan antara pengembangan karir dengan komitmen organisasi menghasilkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,585 yang menunjukkan hubugan kedua variabel tersebut cukup kuat, dan arah hubungan menunjukkan hubungan positif, serta diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,007 dengan t hitung sebesar 3,060, sedangkan t tabel dengan tingkat signifikansi (a) adalah 5% (0,05), dk (derajat kebebasan) adalah n – 2 atau 20 – 2 = 18. Dari tabel t, diperoleh angka = 2,101 dimana t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengembangan karir dengan komitmen organisasi.Sedangkan hasil output SPSS hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi menghasilkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,846 yang menunjukkan hubugan kedua variabel tersebut sangat kuat, dan arah hubungan menunjukkan hubungan positif, serta diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,000 dengan t hitung sebesar 7,280, sedangkan t tabel dengan tingkat signifikansi (a) adalah 5% (0,05), dk (derajat kebebasan) adalah n – 2 atau 20 – 2 = 18. Dari tabel t, diperoleh angka = 2,101 dimana t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 13

2. Pengembangan Karir ... 14

3. Pengembangan Karir dalam Perspektif Islam... 18

4. Kepuasan Kerja ... 20

5. Kepuasan Kerja dalam Perspektif Islam ... 23

(9)

B. Penelitian Terdahulu ... 30

C. Kerangka Konseptual ... 35

D. Hipotesis penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Definisi Operasional ... 39

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

G. Data dan Sumber Data ... 49

H. Teknik Pengumpulan Data ... 50

I. Teknik Analisis Data... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 54

B. Visidan Misi ... 57

C. Struktur Organisasi ... 58

D. Karakteristik Responden... 62

E. Gambaran Distribusi Item... 64

F. Analisis Data ... 73

(10)

B. Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi pada Pegawai PT. Pegadaian (Persero)

Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya ... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 88

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Karakteristik Responden (Jenis Kelamin) ... 63

4.2 Karakteristik Responden (Usia) ... 64

4.3 Distribusi Frekuensi Item Variabel Pengembangan Karir(X1)... 65

4.4 Distribusi Frekuensi Item Variabel Kepuasan Kerja(X2) ... 66

4.5 Distribusi Frekuensi Item Variabel Komitmen Organisasi (Y)... 70

4.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 73

4.7 Uji Korelasi Rank Spearman antara Pengembangan Karir dengan Komitmen Organisasi ... 74

4.8 Uji Korelasi Rank Spearman antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi ... 76

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang sangat

dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sebab sumber daya manusia adalah

sumber daya yang berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan

proses pengambilan keputusan.1 Sumber daya manusia merupakan

satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan,

keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan

karsa). Semua potensi sumber daya manusia tersebut berpegaruh terhadap

upaya organisasi dalam mencapai tujuan.2

Manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan-kebijakan

dan praktik-praktik yang melibatkan penanganan „orang‟ atau aspek-aspek

manajemen sumber daya manusia termasuk perekrutan, penyaringan,

pelatihan dan pengembangan, penilaian dan penghargaan. Manajemen

sumber daya manusia harus dikelola secara efektif oleh suatu organisasi

dan hal itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia serta

kemampuan mengelolanya.3 Pengelolahan sumber daya manusia (SDM)

perusahaan mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Manusia selalu

berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena

1 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Ke-3 (Jakarta:

Kencana, 2011), 2.

2

Ibid., 3.

(14)

2

manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan

organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif pegawai

meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya.4 Sumber

daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara profesional agar

terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntunan dan

kemampuan organisasi perusahaan.5 Dengan pengaturan manajemen

sumber daya manusia secara profesional, diharapkan pegawai bekerja

secara produktif. Pengelolaan pegawai secara profesional ini harus dimulai

sejak perekrutan pegawai, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan

pegawai sesuai dengan kemampuan, penataran, dan pengembangan

karirnya.6

Pengembangan karir merupakan peningkatan-peningkatan pribadi

yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir yang telah

ditetapkan organisasi yang bersangkutan.7 Dengan demikian proses

pengembangan karir dalam suatu organisasi mengikuti suatu jalur tertentu

yang telah ditetapkan. Pengembangan karir (career development) juga

merupakan pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), 1.

7

Handoko T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2 (Yogyakarta:

(15)

3

bahwa orang-orang yang kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia

pada saat dibutuhkan.8

Dubrin yang dikutip Mangkunegara mengemukakan bahwa “Career

development, from the stand point of the organization, is the personnel

activity which helps individuals plan their future career within the

enterprise, in order to help the enterprise achieve and the emlpoyee

achieve maximum self development”. Nampak bahwa pengembangan karir

merupakan aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai

merencanakan karir masa depannya di perusahaan agar perusahaan dan

pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara

maksimum.9

Untuk itu perusahaan harus menyiapkan program pengembangan karir

yang layak bagi pegawai yang ahli pada bidang pekerjaannya, mempunyai

motivasi tinggi dan prestasi yang sesuai dengan harapan perusahaan.

Adanya jenjang karir yang jelas membuat pegawai akan berupaya untuk

mencapainya dengan membuat rencana untuk pengembangan karir dan

mencari informasi mengenai pengembangan karirnya.

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya

merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang berorientasi pada

pelayanan. PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran

Surabaya tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia yang

8 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2, Cetakan ke-1 (Yogyakarta:

Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997), 516.

9

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung:

(16)

4

memadai untuk selalu berkembang sesuai dengan perkembangan yang

semakin kompetitif. Dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia

yang unggul dan mempertahankan sumber daya terbaiknya agar mampu

bertahan di tengah persaingan tersebut maka PT. Pegadaian (Persero)

Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya dalam hal ini harus

menyediakan program pengembangan karir yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dan kebutuhan pegawai agar pegawai dapat berkomitmen

terhadap perusahaan.

Kebijakan manajemen perusahaan terkait dengan pengembangan karir

pegawai adalah dengan adanya rekruitmen pegawai untuk posisi-posisi

yang belum terisi. Kebijakan tersebut dilakukan oleh perusahaan dengan

cara memberikan informasi kepada pegawai mengenai posisi-posisi yang

belum terisi dengan dua cara, yaitu pemberitahuan melalui short message

service (SMS) oleh perusahaan kepada pegawai, dan melalui website

pegadaian.

Pengembangan karir di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya diperuntukkan bagi semua pegawai dengan

tahapan yang harus dilalui meliputi seleksi administrasi (berkas lamaran),

tes tertulis, tes wawancara, tes kesehatan, maupun seleksi lain yang

diperlukan sesuai kebutuhan. Kemudian dilakukan pendidikan dan latihan

(diklat) untuk posisi atau jabatan baru yang telah diperoleh.10

10 Achmad Zainudin, Wawancara, Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya, 27 November

(17)

5

Selain pengembangar karir, hal lain yang perlu diperhatikan adalah

kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional

yang menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan

mereka.11 Dalam menjalankan pekerjaannya, pegawai diharapkan

memberikan hasil terbaik bagi perusahaan. Hasil yang diberikan oleh

pegawai kepada perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal yang salah

satunya ialah kepuasan kerja pegawai. Bila kepuasan kerja pegawai

tercapai, maka pada umumnya tercermin pada perasaan pegawai terhadap

pekerjaannya yang sering diwujudkan dalam sikap positif pegawai

terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun

ditugaskan kepadanya di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Fred Luthans mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah gaji,

pekerjaan itu sendiri, promosi pekerjaan, pengawas, dan hubungan rekan

sekerja. Dengan diterimanya perlakuan-perlakuan tersebut oleh pegawai,

maka akan timbul perasaan puas yang pada gilirannya akan timbul sikap

komitmen organisasi pada diri pegawai.

Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang

pegawai memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta

berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.12 Stum sebagaimana

yang ditulis oleh Sopiah mengemukakan ada 5 faktor yang berpengaruh

11

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua

(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), 193.

12 Indah Wahyuningsih “Pengaruh Kepuasan Kerja dengan Pilihan Karir Sebagai Variabel

(18)

6

terhadap komitmen organisasi yaitu budaya keterbukaan, kepuasan kerja,

kesempatan personal untuk berkembang, arah organisasi, penghargaan

kerja yang sesuai dengan kebutuhan.13 Dari kelima faktor yang

dikemukakan oleh Stum tersebut, terlihat bahwa komitmen organisasi

dipengaruhi oleh pengembangan karir yaitu kesempatan personal untuk

berkembang dan kepuasan kerja.

Berdasarkan paparan diatas, pengembangan karir dan kepuasa kerja

memiliki hubungan yang positif dengan komitmen organisasi. Akan tetapi

masih terdapat perdebatan teoretis diantara para ahli.

Felicia Dewi Wibowo (2006) menyatakan bahwa pengembangan karir

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dan

kinerja karyawan PT.Bank Maspion Indonesia cabang Semarang.14

Sosiawan Ma‟mun (2012) menyatakan bahwa pengembangan karir

memberikan pengaruh dominan, positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi, yang berarti bahwa pegawai sangat menginginkan peluang

untuk meningkatkan karir kerja, sehingga memberikan pengaruh terhadap

komitmen organisasi kerjanya.15

Lain halnya dengan pendapat Rendra Kusuma Jaya, Sulastri, dan

Antoni (2014) yang menyatakan bahwa pengembangan karir tidak

13 Sopiah,

Perilaku Organisasional (Yogyakarta: Andi, 2008), 164.

14 Felicia Dewi wibowo “Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan dan Pengembangan Karir

terhadap Komitmen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Bank Maspion Indonesia Cabang Semarang)” (Tesis--Universitas Diponegoro, Semarang, 2006), 73.

15 Sosiawan Ma‟mun, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Pengembangan

Karir pada Komitmen Organisasi dan Kinerja”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 17, No. 4

(19)

7

berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan

kerja pegawai sekretariat daerah Kabupaten Kerinci.16

Berikut pula dapat dijabarkan perdebatan teoretis para ahli mengenai

kepuasan kerja. Gunlu et al. (2009)dalam penelitiannya ditemukan adanya

hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Naderi (2011) dalam penelitiannya ditemukan adanya hubungan positif

dan signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Berbagai dimensi kepuasan kerja seperti kepuasan akan gaji, kepuasan

akan rekan kerja, pengawas (supervisi), kenaikan jabatan, dan kepuasan

akan pekerjaan itu sendiri dibutuhkan oleh para pegawai untuk memenuhi

kebutuhan dasar mereka. Ketika kebutuhan mereka terpenuhi maka tingkat

komitmen organisasi mereka akan menjadi tinggi. Silva (2006)

menemukan hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan

komitmen organisasi. Pada saat kepuasan kerja seseorang meningkat,

maka pada saat itu pula komitmen organisasi akan meningkat.17

Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Sasanti (2002) yang menemukan bahwa kepuasan kerja pegawai

memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan komitmen organisasi

sebesar 73,3%, sehingga dari temuan ini tampak bahwa kepuasan kerja

16 Rendra kusuma jaya, Sulastri, Antoni, “Pengaruh Pengembangan Karir dan Konflik Peran

terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Bisnis dan Ekonomi Volume 17, No. 1 (Maret, 2010),

23.

17 Gde Bayu Surya Parwita “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi dan

(20)

8

yang diperoleh pegawai di lingkungan kerjanya berhubungan erat pada

komitmen organisasi.18

Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Wisnu

Wardhana (2004) diperoleh data yang menjelaskan bahwa perasaan

karyawan pada umumnya kurang puas terhadap pemberian penghargaan

dan kondisi kerja, kondisi tersebut menyebabkan turunnya komitmen

organisasi. Artinya, kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen

organisasi pada karyawan bagian keperawatan Rumah Sakit Islam

Aisyiyah Malang.19

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat diketahui

bahwa pengembangan karir dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang

positif terhadap peningkatan komitmen organisasi. Akan tetapi jika kita

bandingkan antar studi tersebut, maka terlihat perbedaan bahwasanya hasil

dari penelitian terkait pengaruh pengembangan karir dan kepuasan kerja

tersebut adalah berbeda, yaitu ada yang berpengaruh dan signifikan, ada

yang berpengaruh namun tidak signifikan, dan tidak berpengaruh sama

sekali terhadap komitmen organisasi. Dari perbedaan itulah dipandang

penting untuk menguji kembali hubungan pengembangan karir dan

kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti “Hubungan

antara Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen

18 M. Wahyu Nugroho “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi pada Karyawan

Kontrak Universitas Islam Negeri (UIN) Malang” (Skripsi--Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2009), 22.

(21)

9

Organisasi pada Pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara pengembangan karir dengan komitmen

organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya?

2. Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen

organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk :

1. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengembangan karir

dengan komitmen organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero)

Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan

komitmen organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang

(22)

10

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan akan dapat

memberikan beberapa manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara

terinci manfaat penelitian ini antara lain:

1. Bidang Teoretis

a. Dapat memberikan kontribusi secara teoretis terhadap ilmu

pengetahuan, yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia,

khususnya mengenai pengembangan karir, kepuasan kerja dan

komitmen organisasi.

b. Dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang

berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah

pengembangan karir, kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

2. Bagi Praktis

Bagi perusahaan yang bersangkutan, melalui penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan input bagi pihak manajemen perusahaan

dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

pengembangan karir untuk para pegawai dan mengenai kepuasan kerja

(23)

11

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal ini akan dijabarkan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

hasil penelitian dan sistematika penulisan proposal.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi kajian pustaka yang mengemukakan

landasan teori dimulai dari grand theory yaitu manajemen

sumber daya manusia, dilanjutkan dengan teori mengenai

pengertian karir , pengembangnan karir, kepuasan kerja

dan komitmen organisasi. Kemudian beberapa penelitian

terdahulu yang relevan, kerangka konseptual, dan

hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat jenis penelitian yang digunakan,

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, uji

validitas dan reliabilitas, data dan sumber data, teknik

(24)

12

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi hasil penelitian yang menjabarkan

deskripsi umum objek penelitian berupa pemaparan data

yang memuat informasi tentang lokasi atau institusi yang

menjadi objek penelitian serta karakteristik responden

yang dijadikan sampel dalam penelitian dan analisis data

yang memuat data penelitian yang relevan dengan tujuan

penelitian.

BAB V : PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi pembahasan yang terdiri dari temuan

hasil penelitian berisi tentang gagasan peneliti, keterkaitan

antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi,

posisi temuan terhadap teori-teori dan temuan-temuan

sebelumnya serta penafsiran dan penjelasan terkait temuan

di lapangan yang menjawab hipotesis (jawaban sementara)

sebelumnya.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab ini berisi penutup yang memuat simpulan dan

(25)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Manusia merupakan unsur penting dan menentukan bagi kelancaran jalannya proses manajemen, maka berbagai hal yang berhubungan dengan

pengelolahan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian serius dari

berbagai pihak di dalam organisasi.

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu

anggota organisasi atau kelompok kerja. Manajemen sumber daya manusia

juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi prestasi

kerja, kompensasi karyawan, dan hubungan perburuan yang mulus.1

Manajemen sumber daya manusia juga mempunyai definisi sebagai

suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas

pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan

pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan secara terpadu.2

1 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2, Cetakan ke-1 (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997), 3.

(26)

14

Jadi manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan-kebijakan dan

praktik-praktik yang melibatkan penanganan „orang‟ atau aspek-aspek

manajemen sumber daya manusia termasuk perekrutan, penyaringan,

pelatihan dan pengembangan, penilaian dan penghargaan.3

2. Pengembangan karir

Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang

dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir yang telah

ditetapkan organisasi yang bersangkutan.4 Dengan demikian proses

pengembangan karir dalam suatu organisasi mengikuti suatu jalur tertentu

yang telah ditetapkan. Pengembangan karir juga diartikan sebagai

pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa

orang-orang yang kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat

dibutuhkan.5

Dubrin yang dikutip Mangkunegara mengemukakan bahwa “Career

development, from the stand point of the organization, is the personnel

activity which helps individuals plan their future career within the

enterprise, in order to help the enterprise achieve and the emlpoyee achieve

maximum self development”. Berdasarkan pendapat Dubrin tersebut,

pengembangan karier merupakan aktivitas kepegawaian yang membantu

3

Meldona, Manajemen sumber daya Manusia(perspektif integratif), cetakan 1 (Malang: UIN Malang Press, 2009) 21.

4 Handoko T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1998), 123.

(27)

15

pegawai-pegawai merencanakan karier masa depannya di perusahaan agar

perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri

secara maksimum.

Dapat disimpulkan suatu pemahaman bahwa pengembangan karir

adalah suatu proses berkesinambungan yang dilalui individu melalui

upaya-upaya pribadi dalam rangka mewujudkan tujuan perencanaan karirnya yang

disesuaikan dengan kondisi organisasi.

Pengembangan karir menurut Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk

mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang

direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir sebagai

berikut6:

a. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan

suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh

lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.

b. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh

permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk

menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk

menjadi middle manajer.

c. Pengembangan akan terjadi jika seorang individu belum memperoleh

skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut

dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang

(28)

16

telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati

pekerjaan yang baru.

Dalam program pengembangan karir terdapat sasaran atau tujuan yang

ingin dicapai adalah:

a. Membantu para pegawai dalam mengembangkan karier

masing-masing yang pada gilirannya menumbuhkan loyalitas karena merasa

dibantu oleh organisasi meraih kemajuan dalam kariernya yang

biasanya mengurangi keinginan pindah ke tempat pekerjaan yang

lain;

b. Tersedianya sekelompok pegawai yang memiliki potensi dan

kemampuan untuk dipromosikan di masa yang akan datang;

c. Membantu para pelatih mengidentifikasikan kebutuhan para pegawai

dalam pelatihan dan pengembangan tertentu;

d. Perbaikan dalam prestasi kerja, peningkatan loyalitas dan

penumbuhan motivasi di kalangan para pegawai;

e. Meningkatkan produktivitas dan mutu kekaryaan para pegawai.7

Dengan tercapainya berbagai sasaran tersebut, tidak hanya

menguntungkan para pegawai, tetapi juga organisasi yang bersangkutan.

Untuk itu dukungan pihak manajemen sangat diperlukan. Berbagai usaha

yang dilakukan perusahaan untuk mendorong pengembangan karir akan

mempunyai dampak kecil bila tanpa dukungan dari pihak manajemen

perusahaan.

(29)

17

Dengan demikian pengembangan karir dalam sebuah organisasi

membutuhkan suatu keseimbangan atas dua proses, yaitu bagaimana

masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya

(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan menerapkan

program-program pengembangan karir atau manajemen karir bagi

pegawainya.

Suatu program pengembangan karir yang dirancang dengan tepat

menyangkut tiga unsur utama, yaitu:

a. Membantu para karyawan dalam menilai kebutuhan-kebutuhan karir

internal mereka sendiri,

b. Mengembangkan dan menyiarkan kesempatan-kesempatan karir

yang tersedia dalam organisasi itu,

c. Menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dan kemampuan-kemampuan

karyawan dengan kesempatan-kesempatan karir.8

Berdasarkan hal tersebut nampak pentingnya pengembangan karir bagi

setiap karyawan. Untuk itu program pengembangan karir karyawan

diperlukan bagi karyawan dan perusahaan.

Menurut Arye dan Debrah, pengembangan karir dapat diukur dengan

indikator yang meliputi:

a. Ketersediaan informasi untuk posisi-posisi baru

b. Terdapat kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan

oleh perusahaan dalam rangka pengembangan karir

(30)

18

c. Besarnya kesempatan untuk menambah kemampuan baru di masa

mendatang

d. Besarnya kesempatan percepatan karir

e. Kesempatan untuk mengevaluasi kinerja

f. Adanya konsultasi karir9

3. Pengembangan Karir dalam Perspektif Islam

Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang

dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir yang telah

ditetapkan organisasi yang bersangkutan.10 Dalam upaya untuk mewujudkan

tujuan pengembangan karirnya di masa depan, pegawai harus terarah dan

terfokus terhadap pekerjaannya sehingga pegawai mendapatkan karir sesuai

apa yang direncanakan. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, dalam

bekerja beliau selalu memperhitungkan masa depan sehingga segala

pekerjaannya benar-benar terarah dan terfokus. Sebagaimana dalam firman

Allah QS. Al-Hasyr ayat 1811:

Fina Yuliana “Pengaruh Faktor-Faktor Karir terhadap Komitmen Karyawan pada PT. Asuransi Jiwa Bakrie di Surabaya” (Skripsi--Universitas Airlangga, Surabaya, 2009), 18. 10 Handoko T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1998), 123.

(31)

19

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.12

Dalam bekerja, pegawai telah bersungguh-sungguh dan focus dalam

melakukan pekerjaannya, oleh karena itu perusahaan juga harus memberikan

timbal balik atas apa yang telah dilakukan oleh pegawai terhadap perusahaan

dengan cara memenuhi apa yang dibutuhkan pegawai yaitu pengembangan

karir pegawai. Seperti dalam sebuah hadits berikut13:

َنْوُسَبْلَ ت اَِِ ْمُْوُسَبْلاَو ْوُلُكْأَت اَِِ ْمُْوُمَعَطاَف ْمُكْيِدْيَا َتََْ َُللا ُمُهَلَعَج ْمُكُن اَوْخِا ْمُ

menempatkan mereka di bawah asuhanmu, sehingga barang siapa mempunyai saudara di bawah asuhannya maka harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu maka hendaklah membantu mereka mengerjakannya”. (HR. Muslim)

Hadits di atas mengandung unsur terkait bahwa setiap pekerja

mempunyai hak untuk menerima hak-haknya sebagai pegawai yaitu

kesejahteraan atas apa yang telah mereka lakukan terhadap perusahaan. Oleh

karena itu, perusahaan wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan pegawainya

yang telah mengabdi di perusahaannya dengan cara memberikan

pengembangan karir kepada pegawai. Jika kebutuhan pegawai terpenuhi,

12 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema), 548.

(32)

20

maka akan berdampak positif terhadap komitmen organisasi pada diri

pegawai.

4. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan

mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya. Ini terlihat dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan

dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.14

Definisi lain mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan

yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan

dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang

berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah gaji

atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan

pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi

pekerjaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan

dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan,

pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek

pekerjaan dan aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika

aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.15

14 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), 193.

(33)

21

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.

Setiap karyawan akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan nilai-nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek-aspek

dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin

tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan sebaliknya. Karyawan yang puas

melakukan pekerjaan lebih baik dalam memenuhi kewajiban seperti tertuang

dalam deskripsi pekerjaan.

Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi

menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan sebaliknya apabila

pegawai tidak puas dengan pekerjaannya, pegawai tersebut akan

menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.

Menurut Straus dan Sayles, kepuasan kerja juga penting untuk

aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan

pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi

frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat

kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan

melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang

harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja

biasanya mempunyai catatan kehadiran dari perputaran yang lebih baik,

berprestasi kerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh

(34)

22

bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan

positif dalam lingkungan kerja perusahaan.16

Kepuasan kerja sulit didefinisikan karena rasa puas itu bukan keadaan

yang tetap melainkan dapat dipengaruhi dan diubah-ubah oleh

kekuatan-kekuatan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan kerja. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keadilan

c. Berat ringannya pekerjaan

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya

g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak17

Menurut Fred Luthans, kepuasan kerja dapat diukur dengan beberapa

indikator seperti:

a. Pekerjaan itu sendiri

b. Gaji

c. Kesempatan promosi

d. Pengawasan

e. Rekan kerja18

16 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), 196.

17 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: BUMI AKSARA, 2000), 200.

18

(35)

23

5. Kepuasan Kerja dalam Perspektif Islam

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan

mereka.19 Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu pekerjaan

itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, dan rekan kerja. Apabila

kelima faktor tersebut terpenuhi, maka pegawai akan puas dengan

pekerjaannya sehingga berdampak positif terhadap komitmen pegawai

dengan perusahaan. Sebaliknya, semakin jauh kenyataan yang dirasakan di

bawah standar minimum atau kelima faktor tersebut tidak terpenuhi, maka

terjadilah ketidakpuasan pegawai terhadap pekerjaannya. Ketidakpuasan

yang terjadi membuat karyawan akan melakukan penundaan pekerjaan dan

menurunkan komitmen pada organisasi. Rasa ketidakpuasan akan semakin

muncul manakala pimpinan bersikap tidak adil dalam memperlakukan

bawahan serta memberikan wewenang yang berbeda untuk karyawan dengan

level jabatan yang sama. Penempatan yang tepat sesuai dengan keadilan

akan menciptakan kepuasan karyawan dalam bekerja. Seperti firman Allah

swt. dalam QS. Al-Maidah ayat 8 sebagai berikut20:

19 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), 193.

(36)

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.21

Ayat diatas menjelaskan mengenai pentingnya untuk berbuat adil.

Perusahaan maupun pimpinan harus berbuat adil kepada semua pegawainya

dalam berbagai hal. Karena keadilan yang diberikan akan memberikan

dampak positif terhadap kepuasan kerja pegawai dan akhirnya pegawai akan

berkomitmen dengan perusahaan.

6. Komitmen organisasi

Terdapat beberapa pengertian komitmen pada organisasi, antara lain

menurut Luthans, yaitu:

“...organization commitment is most often defined as (1) a strong desire

to remain a member of a particular organization; (2) a willingness to exert

21

(37)

25

high levels of effort on behalf of the organization, and (3) a definite belief in,

and acceptance of, the values and goals of the organization”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka diperoleh pengertian tentang

komitmen organisasi yaitu:

a. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu.

b. Kesediaan untuk berusaha meningkatkan kemampuan diri atas nama

organisasi.

c. Keyakinan yang pasti dan penerimaan nilai-nilai dan tujuan dari

organisasi.

Pendapat tersebut seiring dengan pendapat yang disampaikan Newstrom

dan Davis yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi merupakan

derajat dimana karyawan dapat diidentikkan dengan organisasi dan

berkeinginan untuk terus berpartisipasi secara aktif dalam organisasi

tersebut. Nampak bahwa komitmen pada organisasi merupakan ukuran

kemauan karyawan untuk tinggal dan bertahan dalam perusahaan.

Begitu pula pendapat Greenberg dan Baron yang memberikan definisi

komitmen pada organisasi sebagai sikap yang merefleksikan derajat seorang

individu diidentikkan dan terlibat dengan organisasi serta tidak berkeinginan

untuk meninggalkan organisasi tersebut.22

Menurut Mowday (dalam Sopiah, 2008) komitmen organisasional

merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai

kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.

22

(38)

26

Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang

yang relative kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasi merupakan

kegiatan keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi

pencapaian tujuan organisasi.

Malthis dan Jackson (2008) mengartikan komitmen organisasi adalah

sejauh mana karyawan percaya dan menerima tujuan organisasi dan

mempunyai keinginan untuk tetap dengan organisasi. Hal ini berhubungan

dengan sejauh mana keterlibatan karyawan untuk berkontribusi pada

organisasi tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki (2007) komitmen

organisasi mencerminkan sejauh mana seorang individu mengidentifikasi

dirinya dengan organisasi dan tekait dengan tujuan-tujuannya. Ini merupakan

sikap kerja yang penting, karena karyawan-karyawan yang berkomitmen

diharapkan mampu menampilkan kemauan untuk bekerja keras guna

mencapai tujuan organisasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas bahwa komitmen organisasi adalah sikap

karyawan yang tertarik dengan tujan, nilai, dan sasaran organisasi yang

ditunjukkan dengan adanya penerimaan individu atas nilai dan tujuan

organisasi serta memiliki keinginan untuk berorganisasi sehingga membuat

individu betah dan tetap ingin bertahan di organisasi tersebut demi

tercapainya tujuan dan kelangsungan organisasi.

Menurut steers (1996) komitmen karyawan terhadap organisasi

(39)

27

a. Identifikasi

Merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai

dan kesamaan nilai dan tujuan peribadi dengan nilai dan tujuan

organisasi, penerimaan terhadap kebijakan organisasi serta adanya

kebanggan menjadi bagian dari organisasi. Aspek identifikasi ini

dapat dikembangkan dengan memodifikasi tujuan organisasi,

sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para karyawan ataupun

dengan kata lain organisasi memasukkan pula kebutuhan dan

keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya sehingga akan

membuahkan suasana saling mendukung diantara karyawan dengan

rela menyumbangkan sesuatu bagi tujuan organisassi, karena karena

karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercaya telah disusun

demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.

b. Keterlibatan

Keinginan kuat untuk berusaha demi kepentingan organisasi. Hal ini

tercermin dari usaha karyawan untuk menerima dan meaksanakan

setiap tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Karyawan

bukan hanya sekedar melaksanakan tugas-tugasnya melainkan selalu

berusaha melebihi standar minimal yang ditentukan oleh organisasi.

Karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan diluar

tugas dan peran yang dimilikinya apabila bantuannya dibutuhkan

oleh organisasi. Bekerja sama dengan pimpinan ataupun dengan

(40)

28

memancing keterlibatan karyawan adalah dengan memancing

partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan,

yang dapat menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa apa yang

telah diputuskan merupakan keputusan bersama.

c. Loyalitas

Karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seorang

untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu

dengan mengorbankan kepentingan pribadinya demi mencapai

kesuksesan dan keberhasilan organisasi tersebut. Kesediaan

karyawan untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi

adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen karyawan

terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan

bila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam

organisasi tempat ia begabung untuk bekerja.23

Menurut Meyer dan Allen komitmen organisasi terbagi menjadi 3

komponen dengan indikator sebagai berikut:

a. Komitmen afektif (affective commitment)

Komitmen afektif (affective commitment) berkaitan dengan

hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, dan

keterlibatan anggota dengan kegiatan organisasi.

b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

(41)

29

Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) berkaitan

dengan kesadaran anggota organisasi akan kerugian jika

meninggalkan organisasi.

c. Komitmen normatif (normative commitment)

Komitmen normatif (normative commitment) merefleksikan perasaan

karyawan terkait kewajibannya secara moral untuk terus berada

dalam organisasi.24

Stum yang ditulis oleh Sopiah mengemukakan ada 5 faktor yang

berpengaruh terhadap komitmen organisasi yaitu:

a. Budaya keterbukaan

b. Kepuasan kerja

c. Kesempatan personal untuk berkembang

d. Arah organisasi

e. Penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan Young yang ditulis oleh Sopiah mengemukakan ada delapan

faktor yang secara positif komitmen organisasi, yaitu:

a. Kepuasan terhadap promosi

b. Karakteristik pekerjaan

c. Komunikasi

d. Kepuasan terhadap kepemimpinan

e. Pertukaran ekstrinsik

f. Pertukaran intrinsik

24

(42)

30

g. Imbalan ekstrinsik

h. Imbalan intrinsik25

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Fadhilillah Dali Putra (2014) telah melakukan penelitian dengan judul

Analisis pengaruh kompensasi, pengembangan karir, dan lingkungan kerja

non fisik terhadap komitmen organisasional (studi pada PT. Windika Utama

Semarang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

kompensasi, pengembangan karir, dan lingkungan kerja non fisik terhadap

komitmen organisasional. Penelitian ini dilakukan di PT. Windika Utama

Semarang, dengan sampel yang diambil sebanyak 60 karyawan. Variabel

dalam penelitian ini yaitu kompensasi, pengembangan karir, lingkungan

kerja non fisik (variabel bebas), dan komitmen organisasional (variabel

terikat). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan

bantuan program SPSS 15.0. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

variabel kompensasi, pengembangan karir dan lingkungan kerja non fisik

berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional para karyawan di PT.

Windika Utama Semarang.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yaitu perbedaannya terletak pada variabel bebas, yaitu dalam

penelitian terdahulu menggunakan tiga variabel yaitu kompensasi,

pengembangan karir dan lingkungan kerja non fisik, sedangkan dalam

25

(43)

31

penelitian yang sekarang menggunakan dua variabel yaitu pengembangan

karir dan kepuasan kerja. Perbedaan lainnya terletak pada analisis data dan

objek penelitian, dimana dalam penelitian terdahulu objek penelitiannya adalah PT. Windika Utama Semarang, sedangkan dalam penelitian yang sekarang objek penelitiannya adalah PT. Pegadaian (Persero) Cabang

Pegadaian Syariah Blauran Surabaya. Persamaannya adalah sama-sama

menggunakan variabel bebas yaitu pengembangan karir dan sama-sama

menggunakan variabel terikat yaitu komitmen organisasi.

2. Andi Adryan Ali Imran Ryalis (2012) telah melakukan penelitian dengan

judul Analisis pengaruh pengembangan karir organisasi terhadap komitmen

karyawan pada kantor pusat PT. Bank Sulselbar kota Makassar. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengembangan karir organisasi

dengan komitmen karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sulselbar

kota Makassar, dengan sampel penelitian sebanyak 67 karyawan. Variabel

dalam penelitian ini adalah program pengembangan karir (variabel bebas),

komitmen karyawan (variabel terikat). Penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pengembangan karir berdasarkan pendidikan dan

pelatihan, serta mutasi dan promosi berpengaruh terhadap komitmen

karyawan dan pengembangan karir berdasarkan pendidikan dan pelatihan

berpengaruh paling dominan terhadap komitmen karyawan pada kantor

(44)

32

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yaitu perbedaannya terletak pada variabel bebas, yaitu dalam

penelitian yang sekarang menggunakan variabel pengembangan karir dan

kepuasan kerja sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel

pengembangan karir. Perbedaan lainnya terletak pada analisis data dan

objek penelitian, dimana dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah

pada kantor pusat PT. Bank Sulselbar kota Makassar, sedangkan dalam

penelitian yang sekarang objek penelitiannya adalah PT. Pegadaian

(Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya. Persamaannya

adalah sama-sama menggunakan variabel bebas yaitu pengembangan karir

dan sama-sama menggunakan variabel terikat yaitu komitmen organisasi.

3. Wahyu Nugroho (2009) telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada karyawan kontrak

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menjelaskan pengaruh variabel kepuasan kerja yang signifikan secara

simultan dan secara parsial terhadap komitmen organisasi. Penelitian ini

dilakukan di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dalam penelitian ini

penarikan sampel sebanyak 127 orang karyawan kontrak yang ada di UIN

Malang. Variabel dari penelitian ini adalah kepuasan kerja (variabel bebas),

dan komitmen organisasi (variabel terikat). Dalam pengumpulan data

penelitian ini menggunakan data primer (sebar kuesioner) dan menggunakan

(45)

33

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi pada

karyawan kontrak Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yaitu perbedaannya terletak pada variabel bebas, dimana dalam

penelitian yang sekarang menggunakan dua variabel yaitu pengembangan

karir dan kepuasan kerja sedangkan dalam penelitian terdahulu hanya

menggunakan satu variabel yaitu kepuasan kerja. Perbedaan lainnya terletak

pada objek penelitian dan analisis data yang digunakan, dimana dalam

penelitian ini objek penelitiannya adalah Universitas Islam Negeri (UIN)

Malang, sedangkan dalam penelitian proposal objek penelitiannya adalah

PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan variabel independen yaitu

kepuasan kerja dan variabel dependen yaitu komitmen.

4. Muhammad Wisnu Wardhana (2004) telah melakukan penelitian dengan

judul Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasi

studi kasus pada bagian keperawatan rumah sakit Islam Aisyiyah Malang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kepuasan

kerja terhadap komitmen organisasi. Penelitian ini dilakukan di Rumah

Sakit Islam Aisyiyah Malang, dengan populasi penelitian sebesar 121

karyawan. Variabel dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja (variabel

bebas) dan komitmen organisasi (variabel terikat). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian

(46)

34

komitmen organisasi pada bagian keperawatan rumah sakit Islam Aisyiyah

Malang.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yaitu perbedaannya terletak pada variabel independen, dimana

dalam penelitian yang sekarang menggunakan dua variabel yaitu

pengembangan karir dan kepuasan kerja sedangkan dalam penelitian

terdahulu hanya menggunakan satu variabel yaitu kepuasan kerja.

Perbedaan lainnya terletak pada analisis data dan objek penelitian, dimana

dalam penelitian terdahulu objek penelitiannya adalah Rumah Sakit Islam

Aisyiyah Malang, sedangkan dalam penelitian yang sekarang objek

penelitiannya adalah PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

Blauran Surabaya. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan variabel

independen yaitu kepuasan kerja dan variabel dependen yaitu komitmen.

5. Simatupang (2013) telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pegawai pelayanan pajak di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pegawai KPP di Jakarta.

Penelitian ini dilakukan di kantor pelayanan pajak di Jakarta. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 438 pegawai di beberapa KPP di

Jakarta. Variabel dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja (variabel

bebas), dan komitmen organisasi (variabel terikat). Penelitian ini

(47)

35

model. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

positif terhadap komitmen organisasi pegawai KPP di Jakarta.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yaitu perbedaannya terletak pada variabel bebas, dimana dalam

penelitian yang sekarang menggunakan dua variabel yaitu pengembangan

karir dan kepuasan kerja sedangkan dalam penelitian terdahulu hanya

menggunakan satu variabel yaitu kepuasan kerja. Perbedaan lainnya terletak

pada analisis data dan objek penelitian, dimana dalam penelitian ini objek

penelitiannya adalah kantor pelayanan pajak di Jakarta, sedangkan dalam

penelitian proposal objek penelitiannya adalah PT. Pegadaian (Persero)

Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya. Persamaannya adalah

sama-sama menggunakan variabel independen yaitu kepuasan kerja dan variabel

dependen yaitu komitmen.

C. Kerangka Konseptual Variabel X

Variabel Y

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengembangan karir (X1)

Kepuasan kerja (X2)

(48)

36

Keterangan:

1. Hubungan antara variable X1 (pengembangan karir) dengan variable Y

(komitmen organisasi).

2. Hubungan antara variable X2 (kepuasan kerja) dengan variable Y (komitmen

organisasi).

D. Hipotesis

Untuk menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Hipotesis 1:

Ho : Tidak ada hubungan antara pengembangan karir dengan komitmen

organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya.

Ha : Ada hubungan antara pengembangan karir dengan komitmen organisasi

pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

Blauran Surabaya.

2. Hipotesis 2:

Ho : Tidak ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen

organisasi pada pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran Surabaya.

Ha : Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada

pegawai PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif, dimana kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel

ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian

Syariah Blauran, Jl. Blauran No. 74-76 Surabaya. Penelitian ini dilakukan

dengan dua tahapan, antara lain:

1. Survey pendahuluan

Survey awal objek penelitian di Cabang Pegadaian Syariah

Blauran yang dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2015, Peneliti

melakukan pertemuan dengan pimpinan Cabang Pegadaian Syariah

Blauran untuk membahas terkait judul penelitian yang akan dilakukan

peneliti dan diskusi data-data yang dibutuhkan untuk mendukung

penelitian.

1

(50)

38

2. Penelitian

Penelitian dimulai dengan penyerahan surat riset kepada objek

penelitian yaitu PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah

Blauran Surabaya sebagai syarat untuk melakukan penelitian.

Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner kepada para pegawai yang

dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 29 Februari

2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT.

Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Blauran Surabaya yang

berjumlah 20 orang sebagai pegawai tetap. Mengingat jumlah populasi

yang tidak begitu besar, maka seluruh anggota populasi yang berjumlah 20

orang dipilih sebagai sampel. Menurut Arikunto penelitian ini disebut juga

dengan studi populasi atau studi sensus.3

D. Variabel Penelitian

2 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cetakan kedelapan (Bandung: Alfabeta, 2009), 80.

(51)

39

Variabel adalah sesuatu yang nilainya bervariasi, berubah menurut

waktu atau berbeda menurut tempat atau elemen.4 Untuk memperoleh

gambaran secara jelas mengenai variabel-variabel yang akan dianalisis

dalam penelitian ini, maka variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian akan diidentifikasi sebagai berikut:

1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).5 Dalam penelitian ini variabel independen (X)

adalah:

a. Pengembangan karir (X1)

b. Kepuasan kerja (X2)

2. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.6 Varabel terikat

dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi yang dilambangkan

dengan Y.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman dan lebih memperjelas

variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Pengembangan karir (X1)

4 J. Supranto dan Nanda Limakrisna, Statistik Untk Penelitian Pemasaran dan Sumber Daya

Manusia, Edisi pertama (Jakarta: mitra wacana media, 2009), 12.

5 Sugiyono,

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan kedelapan (Bandung:

(52)

40

Pengembangan karir merupakan aktivitas kepegawaian yang

membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depannya di

perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat

mengembangkan diri secara maksimum. Dapat diartikan sebagai

besarnya kesempatan yang diberikan perusahaan bagi pengembangan

karir karyawannya. Menurut Aryee dan Debrah, pengembangan karir

dapat diukur melalui indikator berikut:

a. Ketersediaan informasi untuk posisi-posisi baru.

b. Terdapat kegiatan pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka pengembangan

karir.

c. Besarnya kesempatan untuk menambah kemampuan baru di

masa mendatang.

d. Besarnya kesempatan percepatan karir.

e. Kesempatan untuk mengevaluasi kinerja.

f. Adanya konsultasi karir.7

2. Kepuasan kerja (X2)

Kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah evaluasi individu yang

menggambarkan sikapnya terhadap pekerjaannya, baik itu positif atau

negatif, senang maupun tidak senang. Menurut Fred Luthans,

kepuasan kerja dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu:

a. Pekerjaan itu sendiri, merupakan sekumpulan atau sejumlah

kegiatan yang harus diselesaikan oleh pegawai.

7

(53)

41

1) Pekerjaan memberikan rasa keberhasilan.

2) Pekerjaan menarik.

3) Puas dengan pekerjaan.

4) Melakukan sesuatu yang berharga dalam pekerjaan.

b. Gaji, merupakan pemberian imbalan terhadap hasil kerja

pegawai.

1) Gaji sesuai dengan beban kerja.

2) Perusahaan memberikan gaji lebih baik daripada

pesaing.

3) Perusahaan memberikan gaji yang adil kepada seluruh

pegawai.

c. Kesempatan promosi, merupakan kesempatan bagi pegawai

untuk terus maju dan berkembang sebagai bentuk aktualisasi

diri.

1) Perusahaan memberikan kesempatan promosi yang

adil.

2) Perusahaan memberikan kesempatan untuk maju.

3) Jabatan yang cukup bagi karyawan yang ingin maju.

4) Adanya kesempatan untuk dipromosikan.

d. Pengawasan, merupakan kemampuan penyelia untuk

memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku.

1) Manajer selalu mendengarkan ide dan saran.

(54)

42

3) Manajer memberikan pujian ketika pegawai bekerja

dengan baik.

e. Rekan kerja, merupakan sejauh mana karyawan mampu

menjalin persahabatan dan saling mendukung dalam

lingkungan kerja.

1) Rekan kerja selalu mendahulukan kepentingan

bersama.

2) Rekan kerja sangat menyenagkan.

3) Rekan kerja sangat bersahabat.

4) Rekan kerja siap membantu ketika dibutuhkan.8

Pengukuran terhadap indikator variabel menggunakan skala

Likert karena skala Likert pengukurannya mudah dibuat dan dapat

memberikan keterangan yang lebih tentang pendapat responden.

Pengukuran dengan skala Likert ini menggunakan penilaian skor

terendah 1 sampai dengan skor tertinggi 5 dengan kriteria penilaian

sebagai berikut:

1. Skor 1 = sangat tidak setuju

2. Skor 2 = tidak setuju

3. Skor 3 = netral

4. Skor 4 = setuju

5. Skor 5 = sangat setuju.9

3. Komitmen organisasi (Y)

8 Fred Luthans,

Perilaku Organisasi, Edisi 10 (Yogyakarta: ANDI, 2006), 243.

(55)

43

Komitmen organisasi adalah loyalitas karyawan pada organisasinya

dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi menunjukkan

perhatiannya terhadap keberhasilan organisasi.10 Menurut Meyer dan

Allen indikator komitmen organisasi adalah sebagai berikut:

a. Komitmen afektif (affective commitment ) berkaitan dengan

hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, dan

keterlibatan anggota dengan kegiatan organisasi.

1) Bahagia menghabiskan sisa karir di perusahaan ini.

2) Bangga menjadi bagian dari perusahaan.

3) Memiliki keterikatan emosional dengan perusahaan.

4) Adanya rasa memiliki yang kuat terhadap perusahaan

ini.

5) Perusahaan sangatlah berarti.

b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) berkaitan

dengan kesadaran anggota organisasi akan kerugian jika

meninggalkan organisasi.

1) Bekerja di perusahaan merupakan kebutuhan.

2) Berat untuk meninggalkan perusahaan.

3) Perasaan pegawai jika meninggalkan perusahaan akan

mengalami kesulitan-kesulitan tertentu.

4) Sedikit pilihan bila meninggalkan perusahaan.

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Pengembangan Karir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengendalian intern dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawanpada PT. Pegadaian (Persero)

Sejalan dengan kesimpulan diatas, Pegadaian Syariah cabang Blauran Surabaya diharapkan untuk lebih menerapkan praktiknya murni sesuai dengan syariat islam dan

1) Nasabah yang pernah melakukan pembiayaan Arrum Haji di Pegadaian Syariah cabang Blauran Surabaya. Nasabah pembiayaan Arrum Haji menjadi salah satu responden yang

Dari sekian banyak produk yang ditawarkan Pegadaian Syariah Cabang Babaan Surabaya, produk yang paling diprioritaskan oleh PERUM Pegadaian Syariah yaitu produk rahn

Hasil wawancara dengan Dani Kusuma Hermawan, Pimpinan Cabang Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya, 8 Oktober 2014... Proses pencairan dana, merupakan proses nasabah

Nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Ahmad Yani Pekanbaru berjumlah 2.310 orang, sedangkan karyawan PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Ahmad Yani

Pegadaian (Persero) Syariah Unit Tanah Merah Cabang Pegadaian Soebrantas, diketahui hasil dari koefisien determinasi kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

Judul : Pengaruh Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.. Skripsi ini telah diujikan dan disyahkan dihadapan Komisi Penguji