PENGARUH PROMOSI, LOKASI, DAN PROSEDUR
PENCAIRAN PINJAMAN TERHADAP MINAT NASABAH
MEMILIH PRODUK GADAI (
RAHN
) DI PT. PEGADAIAN
(PERSERO) CABANG SYARIAH BLAURAN SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
GALUH YULIANA DEWI
NIM : C74213108
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
PENGARUH PROMOSI, LOKASI, DAN PROSEDUR PENCAIRAN PINJAMAN TERHADAP MINAT NASABAH MEMILIH PRODUK GADAI (RAHN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH BLAURAN
SURABAYA
SKRIPSI Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh :
GALUH YULIANA DEWI NIM : C74213108
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Promosi, Lokasi dan Prosedur Pencairan Pinjaman terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk memahami mengenai salah satu produk yang ditawarkan oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya dan juga mengetahui hal-hal yang mempengaruhi minat nasabah memilih produk gadai (rahn) tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan pinjaman secara parsial berpengaruh terhadap minat nasabah memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya, bagaimana pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan pinjaman secara simultan berpengaruh terhadap minat nasabah memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan pimpinan PT. Pegadai (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya dan nasabah selaku responden terkait dengan pengisian angket, kuesioner dan dokumentasi. Adapun responden dalam penelitian ini adalah nasabah yang menggunakan produk gadai (rahn) yang berjumlah sebanyak 100 orang atau nasabah, dengan analisis regresi linier berganda serta uji hipotesis t dan F.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor promosi, lokasi dan prosedur pencairan pinjaman secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya, yaitu nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, dan nilai signifikan dibawah 0.05 pada variabel promosi (X1), lokasi (X2) dan prosedur pencairan pinjaman (X3). Promosi, lokasi dan prosedur pencairan pinjaman berpengaruh secara simultan (bersama-sama) secara signifikan terhadap minat nasabah memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya, ini dibuktikan bahwa hasil nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai F hitung (9,040) lebih besar dari F tabel (2,70).
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Landasan Teori ... 13
1. Gadai (Rahn) ... 13
a) Pengertian Gadai (Rahn) ... 13
b) Landasan Syariah Gadai (Rahn) ... 15
c) Rukun Gadai (Rahn) dan Unsur-unsurnya ... 18
2. Pembiayaan Gadai (Rahn) dari Pegadaian Syariah . 19 3. Minat ... 20
a) Pengertian Minat ... 20
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ... 22
4. Pemasaran ... 24
5. Promosi ... 25
7. Prosedur Pencairan Pinjaman ... 35
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 37
C. Kerangka Konseptual ... 42
D. Hipotesis ... 43
BAB III : METODE PENELITIAN ... 44
A. Jenis Penelitian ... 44
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
D. Variabel Penelitian ... 46
E. Definisi Operasional ... 47
F. Uji Validasi dan Reliabilitas ... 50
1. Uji Validasi ... 50
2. Uji Reliabilitas ... 52
G. Data dan Sumber Data ... 53
1. Jenis Data ... 53
2. Sumber Data ... 53
H. Teknik Pengumpulan Data ... 54
1. Wawancara (Interview) ... 54
2. Kuesioner (Questioner) ... 55
3. Dokumentasi ... 56
I. Teknik Analisis Data ... 56
1. Uji Asumsi Klasik ... 56
a. Uji Normalitas ... 56
b. Uji Multikolinieritas ... 57
c. Uji Heterokedastisitas ... 58
2. Uji Regresi Linier Berganda ... 59
3. Uji Hipotesis ... 60
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 62
A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian ... 62
1. Lokasi Penelitian ... 62
a. Sejarah PT. Pegadaian (Persero) ... 62
b. Visi dan Misi ... 65
c. Budaya Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) ... 65
d. Logo ... 67
e. Struktur Organisasi ... 67
f. Deskripsi Jabatan dan Tugas ... 68
g. Produk ... 74
h. Promosi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 81
i. Lokasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 82
j. Prosedur Pencairan Pinjaman PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 83
2. Karakteristik Responden ... 84
B. Analisis Data ... 92
1. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 92
2. Analisis Kuantitatif ... 95
BAB V : PEMBAHASAN ... 108
A. Pengaruh Promosi, Lokasi dan Prosedur Pencairan Pinjaman Secara Parsial terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 108
1. Pengaruh Promosi Secara Parsial terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persro) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 109
3. Pengaruh Prosedur Pencairan Pinjaman Secara Parsial terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persro) Cabang
Syariah Blauran Surabaya ... 115
B. Pengaruh Promosi, Lokasi dan Prosedur Pencairan Pinjaman Secara Simultan terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya ... 117
BAB VI : PENUTUP ... 122
A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai (Rahn) Pegadaian Syariah
Selama Periode 2011-2015 ... 4
2.1 Jenis-jenis Media Promosi ... 32
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 38
2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 40
3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 48
3.2 Hasil Uji Validitas ... 51
3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 53
3.4 Skala Penelitian Likert ... 56
4.1 Sejarah PT. Pegadaian (Persero) ... 63
4.2 Responden Menurut Jenis Kelamin ... 82
4.3 Responden Menurut Umur atau Usia ... 83
4.4 Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 85
4.5 Responden Menurut Pekerjaan atau Profesi ... 86
4.6 Responden Menurut Pendapatan ... 87
4.7 Distribusi Jawaban Responden Variabel Promosi (X1) ... 91
4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Lokasi (X2) ... 91
4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Prosedur Pen Pinjaman (X3) . 92 4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat (Y) ... 93
4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Promosi (X1) ... 94
4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X2)... 94
4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Prosedur Pencairan Pinjaman (X3) ... 95
4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Minat (Y) ... 96
4.15 Hasil Uji Reliabilitas ... 96
4.16 Hasil UjiNormalitas (One Sample Kolmogorov) ... 98
4.17 Hasil Uji Multikolinieritas ... 100
4.19 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 103
4.20 Hasil Uji t ... 106
4.21 Penjelasan Hasil Uji t... 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
No. Arab Indonesia Arab Indonesia
1. ا A ط Th
2. ب B ظ Z
3. T ع a’
4. ث Ts Gh
5. ج J ف F
6. ح H ق Q
7. خ Kh ك K
8. د D ل L
9. ذ Dz م M
10. ر R ن N
11. Z و W
12. س S ٥ H
13. ش Sy ء I
14. ص Sh ي Y
15. ض DI
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia
َ
Fathah Aِِ
Kasrah Iُِ
Dhummah UCatatan: khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a > ‘ (ءاضتقا )
2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan Huruf Arab Name Indonesia Ket.
ْ يى Fath}ah dan ya’ ay a dan y
ْ وَى Fath}ah dan wawu aw a dan w
Contoh : bayna (نيب(
: mawd}u > )عوضْوم)
3. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia Ket.
اى Fath}ah dan alif a> a dan daris di atas
يى Kasrah dan ya’ i > a dan garis di atas
وى d}ammah dan wawu u> u dan garis di atas
C. Tā’marbūtah
Transliterasi untuk ta>’marbu >t}ah ada dua:
1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh: shari>’at al-Isla>m ( م اساا ي ث ) : shari>’ah isla>mi>yah ( يم اسا ي ث )
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar atau kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan trasliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk name diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha dalam berbagai jenis industri
seakan-akan tidak pernah pupus karena pergeseran zaman. Pada saat ini banyak
didirikan lembaga keuangan, baik bank maupun non bank yang
menjalankan kegiatannya dengan menyalurkan dana kepada pihak yang
membutuhkan, termasuk lembaga keuangan syariah.
Salah satu Lembaga Keuangan Syariah non Bank adalah
Pegadaian Syariah yang diperuntukkan bagi manusia luas berpenghasilan
menengah ke bawah yang membutuhkan dana dalam waktu segera.
Pegadaian Syariah dalam transaksi Islam ada dua akad yaitu akad rahn
dan akad ijarah. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang
menahan barang memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh
atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian Syariah menahan
barang bergerak sebagai jaminan atas hutang nasabah.1 Rahn berarti:
ُِْم ُُؤاَفِتْسِا ُنِكْمُي ٍقَحِبٍءْىَش ُسْبَح
1 Nurul Huda, Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media
2
Artinya: “Penahanan terhadap sesuatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.”2
Sebagaimana kita ketahui dalam kitab Undang-undang Hukum
Perdata Pasal 1150 yang berbunyi:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang
atau sorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang-orang untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.3
Salah satu Lembaga Keuangan Syariah non Bank seperti PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya menawarkan
berbagai banyak produk seperti : Krasida (Gadai Angsuran); Kreasi
(Kredit Mikro); Mulia (Investasi Emas Batangan); Rahn (Gadai Syariah);
Arrum (Pembiayaan Usaha Mikro); Amanah (Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor); Remittance (Layanan pengiriman dan penerimaan
uang); GLAB (Identifikasi keaslian dan kualitas batu permata); MPO
(Multi Pembayaran Online); Pegadaian Mobile (nasabah pegadaian bisa
mendapatkan peluang bisnis). Dari sekian banyak produk yang disediakan
oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya
2 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), 159.
3Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk wetboek), Penerjemah R. Subekti dan R.
3
tujuannya adalah menyediakan kredit cepat dan aman bagi para nasabah
yang membutuhkan.
Salah satu produk yang ditawarkan di PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah Blauran Surabaya untuk nasabah adalah produk
pembiayaan gadai (rahn) syariah. Produk pembiayaan gadai (rahn)
ditujukan untuk nasabah baik dari kalangan muslim maupun non muslim.
Pembiayaan gadai (rahn) dari pegadaian syariah di PT. Pegadaian
(Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya adalah solusi tepat kebutuhan
dana cepat yang sesuai syariah. Prosesnya yang cepat hanya dalam 15
menit dana cair dan aman penimpanannya. Jaminan berupa barang
perhiasan, elektronik atau kendaraan bermotor.
Keunggulan pembiayaan gadai (rahn) dari pegadaian syariah PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya adalah sebagai
berikut:
1. Layanan rahn tersedia di outlet Pegadaian Syariah di seluruh
Indonesia;
2. Prosedur pengajuannya sangat mudah. Calon nasabah atau debitur
hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas dan barang
berharga lainnya ke outlet Pegadaian;
3. Proses pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit;
4. Pinjaman (marhun bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 200 juta
4
5. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dapat
diperpanjang dengan cara membayar ijarah saja atau mengangsur
sebagian uang pinjaman;
6. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan ijarah
selama masa pinjaman;
7. Tanpa perlu membuka rekening;
8. Nasabah menerima pinjaman dalam bentuk tunai;
9. Barang jaminan tersimpan aman di Pegadaian.4
Namun, pada kenyataannya dua tahun terakhir di tahun 2014 dan
tahun 2015 nasabah yang melakukan pembiayaan gadai (rahn) mengalami
penurunan, sedangkan di tahun 2011 sampai tahun 2013 nasabah yang
melakukan pembiayaan gadai (rahn) mengalami peningkatan. Padahal
begitu banyak manfaat untuk nasabah apabila melakukan pembiayaan
gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya.
Berikut ini adalah gambaran perkembangan jumlah nasabah
produk pembiayaan gadai (rahn) pegadaian syariah:
Tabel 1.1
Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai (Rahn) Pegadaian Syariah Selama Periode 2011-2015
Tahun Nasabah Uang Pinjaman
2011 1,825,528.00 7,822,599.00 2012 2,292,312.00 11,122,405.00 2013 2,635,871.00 11,533,454.00 2014 577,273.00 11,722,736.00 2015 823,980.00 13,077,842.00 Sumber: Perum Pegadaian, Laporan Tahunan 2011-2015
5
Mengapa dua tahun terakhir minat nasabah dalam pemilihan
produk gadai (rahn) tersebut mengalami penurunan? Mungkin
dikarenakan beberapa faktor seperti kurangnya promosi, lokasi, dan
prosedur pencairan pinjaman. Dengan demikian dalam hal ini tentu saja
minat nasabah sangat penting untuk dipelajari karena nasabah di PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya khususnya produk
pembiayaan gadai (rahn) mengalami penurunan secara drastis di tahun
2014 dan tahun 2015. Dengan memahami hal-hal yang menimbulkan
masyarakat untuk menjadi nasabah pembiayaan gadai (rahn) di PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Blauran Surabaya akan terus eksis
menjalankan usahanya di bidang pembiayaan gadai (rahn).
Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.5
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mendefinisikan minat
itu dapat diartikan suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian
kepada orang atau objek, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari
minat itu tersebut dengan disertai dengan perasaan senang.6
Minat dalam pandangan Islam, al-Qur’an membicarakan tentang
minat terdapat dalam surat pertama turun. Pada ayat pertama dari surat
pertama turun perintahnya adalah agar kita membaca. Membaca yang
dimaksud bukan hanya membaca buku atau dalam artian tekstual, akan
5 Poerwadaminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. Edisi III, 2006),
769.
6 Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
6
tetapi juga semua aspek. Apakah itu tuntutan untuk membaca cakrawala
jagad yang merupakan tanda kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri,
sehingga dengan-Nya kita dapat memahami apa yang sebenarnya hal yang
menarik minat kita dalam kehidupan ini.
Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah.”7 (QS. Al-Alaq: 1-3)
Jadi, apapun bakat dan minat merupakan karunia terbesar yang
dianugerahkan Allah Swt, kepada kita. Namun, itu bukan berarti kita
hanya berpangku tangan dan minat serta bakat tersebut berkembang
dengan sendirinya.8
Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan
konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya
pemasaran diorientasikan kepada konsumen.
Keterlibatan semua pihak dari manajemen puncak hingga
karyawan non manajerial dalam merumuskan maupun mendukung
pelaksanaan pemasaran dalam melakukan aspek.9
7M. Rifa’I dan Rasihin Abdulghoni, Al-Qur’an dan Terjemahannya Ayat Pojok (Semarang: CV.
Wicaksono, 2002), 598.
8 Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian dan Pendidikan (Surabaya, Usaha
Offset Printing, 1994), 273.
7
Tujuan pemasaran adalah untuk membuat penjualan berlebihan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan
sebaik-baiknya sehingga tidak dapat menghasilkan produk atau jasa yang
sesuai dan terjual sendirinya.10
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan
oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar
sasarannya. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi acuan atau
bauran pemasaran yang menempatkan komposisi terbaik dari keempat
komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar
yang dituju, dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.11
Bauran pemasaran terdapat empat komponen, yaitu: (1) Produk; (2)
Harga; (3) Distribusi; (4) Promosi.
Untuk menimbulkan minat yang lebih besar terhadap suatu produk,
para manajer pemasaran seharusnya melengkapi iklan mereka dengan cara
promosi produk.12 Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang
lalu membeli produk tersebut.13 Promosi merupakan suatu aktivitas
pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi
10 Ibid., 3.
11 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 181. 12 E. Jerome McCarthy, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1993), 293.
8
atau membujuk dan atau mengintakan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.14
Diminati atau tidaknya suatu lembaga keuangan sangat
mempengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya psikologis yang
menyangkut aspek-aspek perilaku, sikap dan selera. Dan bukan hanya
psikologis saja, ada banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk
menggunakan jasa lembaga keuangan syariah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masayarakat dalam menggunakan jasa layanan
perbankan adalah konsumsi, pendapatan, produk, lokasi, pelayanan,
kesadaran masyarakat dan promosi.15
Promosi yang dilakukan oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya produk gadai (rahn) dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Grebek pasar : promosi produk gadai (rahn) dilakukan di pasar-pasar,
yaitu dengan cara menyebarkan brosur kepada calon nasabah, lalu
menjelaskan kepada calon nasabah tentang produk gadai (rahn)
seperti apa prosesnya. Grebek pasar biasanya dilakukan selama satu
minggu sekali dan grebek pasar dilakukan ditempat pasar yang dekat
dengan kantor unit atau cabang seluruh outlet pegadaian syariah.
14 Agustina Shinta, Manajemen Pemasarann (Malang: UB Press, 2011), 127.
9
2. Kopi gratis : suatu program deputi yaitu dengan cara opentable dan
juga menyediakan kopi gratis, nanti kalau ada calon nasabah yang
datang kita informasikan tentang produk gadai (rahn). Kopi gratis
dilakukan oleh tiap cabang selama satu bulan sekali.
3. Literasi: suatu promosi tentang produk gadai (rahn) dengan cara
datang ke tempat instansi, dan ke kelompok PKK).16
Lokasi adalah tempat di mana perusahaan melakukan kegiatan
kerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Suhardi:
“Tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak memberi kepada
perusahaan dalam mencapai tujuan. 17 Lokasi berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti : (1) Fleksibilitas; (2)
Competitive positioning; (3) Manajemen permintaan, dan (4) Fokus
strategis. Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat
terhadap beberapa faktor yaitu: (1) Akses; (2) Visibilitas; (3) Lalu-lintas
(traffic); (4) Tempat parkir luas; (5) Ekspansi; (6) Lingkungan; (7)
Kompetisi; dan (8) Peraturan pemerintah.18
Lokasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya
berada di jalan Blauran No. 74-76 Blauran, Surabaya, Jawa Timur. Lokasi
PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya berada
disekitar tempat umum seperti pasar, masjid, perkantoran dan lain-lain.
16 Sari, Wawancara, Surabaya, 19 November 2016.
17 Soehardi Sigit, Dasar-Dasar Bisnis (Yogyakarta:BPFE, 1998), 15.
10
Selain kedua faktor tersebut antara promosi dan lokasi ada pula
faktor prosedur pencairan pinjaman juga memengaruhi minat nasabah
dalam memilih produk pembiayaan gadai (rahn). Menurut Moekijat,
prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan
pekerjaan yang harus diselesaikan. Biasanya suatu prosedur meliputi
bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus
diselesaikan.19 Karena prosedur pencairan pinjaman merupakan bagian
dari pelayanan yang diberikan oleh pihak lembaga syariah. Apabila
pelayanan yang diberikan itu memuaskan dan prosedur pencairan
pinjaman itu mudah dilakukan maka akan menarik minat nasabah untuk
memilih pembiayaan di Lembaga Keuangan Syariah Pegadaian Syariah.
Prosedur pencairan pinjaman di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya yaitu:20
Gambar 1.1
Perosedur Pencairan Pinjaman
19 Moekijat, Kamus Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990), 435. 20
11
Dari permasalahan yang di jelaskan di atas akhirnya penulis
mengambil judul “Pengaruh Promosi, Lokasi, dan Prosedur Pencairan
Pinjaman Terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai (Rahn) di PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan
pinjaman secara parsial berpengaruh terhadap minat nasabah memilih
produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
Blauran Surabaya?
2. Bagaimana pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan
pinjaman secara simultan berpengaruh terhadap minat nasabah
memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan
pinjaman secara parsial berpengaruh terhadap minat nasabah memilih
produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
12
2. Untuk mengetahui pengaruh promosi, lokasi, dan prosedur pencairan
pinjaman secara simultan berpengaruh terhadap minat nasabah
memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini :
1. Aspek Teoritis :
Dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap pengembangan studi ekonomi syariah
terutama dalam lembaga keuangan Islam, mengenai pengaruh promosi,
lokasi dan prosedur pencairan pinjaman dalam meningkatkan minat
nasabah memilih gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya.
2. Aspek Praktis :
Dalam aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipergunakan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran
Surabaya dan tempat lain dalam hal pengevaluasian, pengembangan,
dan minat nasabah memilih produk gadai (rahn).
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Gadai (Rahn)
a) Pengertian Gadai (Rahn)
Transaksi hukum gadai dalam fiqih Islam disebut ar-Rahn.
Secara etimologi, rahn berarti
ُماَودلاَو ُتْوُ بثلَا
(tetap dan lama), yaknitetap atau berarti
ُمْوُزللاُو ُسْبَحْلَا
(pengekangan dan keharusan).Ar-Rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang
sebagai tanggungan hutang.1 Menurut terminologi syara’, rahn
berarti :
ُِْم ُُؤاَفِتْسِا ُنِكْمُي ٍقَحِبٍءْىَش ُسْبَح
Artinya: “Penahanan terhadap sesuatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang
tersebut.”2
Sebagaimana kita ketahui dalam kitab Undang-undang
Hukum Perdata Pasal 1150 yang berbunyi :
1 Rahmat Syafei, Konsep Gadai: Ar-Rahn dalam Fiqih Islam antara Nilai Sosial dan Nilai
Komersial “ dalam Huzaimah T. Yanggo, Problematika Hukum Islam Kontemporer III (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995), 59.
14
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang
berutang atau sorang lain atas namanya, dan yang memberikan.
kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana
harus didahulukan.3
Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn
dan dapat juga dinamai al-habsu. Secara etimologis, arti rahn adalah
tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan terhadap
suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai
pembayaran dari barang tersebut. Sedangkan menurut Sabiq, rahn
adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, hingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil
sebagian (manfaat) barangnya itu. Pengertian ini didasarkan pada
praktik bahwa apabila seorang ingin berhutang kepada orang lain, ia
menjadikan barang miliknya baik berupa barang bergerak atau
3Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk wetboek), Penerjemah R. Subekti dan R.
15
berupa ternak berada dibawah penguasaan pemberi jaminan sampai
penerima pinjaman melunasi hutangnya.4
b) Landasan Syariah Gadai (Rahn)
1. Al-Qur’an seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang)...” (al-Baqarah: 283).5
Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)”. Dalam
dunia finansial, barang tanggungan biasa dikenal sebagai
jaminan (collateral) atau objek pegadaian.6
4 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep Implementasi dan Institusionalisasi
Cet pertama (Yogyakarta: Gadjah Madya University Press, 2005), 88.
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Gema Risalah Press, 1993),
49.
6Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press,
16
“Apabila ada ternak digadaikan, punggungnyaboleh dinaiki (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Apabila ternak itu digadaikan, air susunya yang deras boleh diminum (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum, ia harus mengeluarkan
biaya (perawatan)nya.” (HR Jamaah Kecuali
Muslim dan Nasa’i).7
3. Fatwa Majelis Ulama (MUI)
Fatwa Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) menjadi salah satu rujukan yang
berkenaan dengan gadai syariah (rahn). Secara khusus
berkenaan dengan hukum gadai syariah (rahn), MUI melalui
saluran dewan Syariah Nasional teah mengeluarkan fatwa No.
25/DSN/-MUI/III/2002, yang memutuskan sebagai berikut:
7 Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subul al-Salam, Jus 3 (Sirkah Maktabah wa Mathbaah
17
Pertama: Hukum
Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang jaminan
sebagai hutang dalam bentuk rahn di bolehkan dengan
ketentuan sebagai berikut.
Kedua: Ketentuan Umum
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk
menahan marhun (barang) sampai semua hutang dilunasi.
2. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya
menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh
murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan dan
penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.
3. Besarnya biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun
tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
4. Penjualan marhun
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingati
rahin untuk segera melunasi hutangnya;
b. Apabila rahin tetap tidak melunasi hutangnya, maka
marhun dijual paksa atau dieksekusi melalui lelang
sesuai Syariah;
c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi
hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang
18
Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan
kekurangannya menjadi kewajian rahin.8
c) Rukun Gadai (Rahn) dan Unsur-unsurnya
1. Nasabah (Rahin): Nasabah harus cakap bertindak hukum, baligh
dan berakal;
2. Bank Syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (Murtahin):
Bank atau lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk
rahn sesuai dengan prinsip syariah;
3. Pembiayaan (Marhun Bih): Pembiayaan yang diberikan oleh
murtahin harus jelas dan spesifik, wajib dikembalikan oleh
rahin. Dalam hal rahin tidak mampu mengembalikan
pembiayaan yang telah diterima dalam waktu yang telah
diperjanjikan, maka barang jaminan dapat dijual sebagai sumber
pembiayaan;
4. Barang Jaminan (Marhun): Marhun atau al marhun merupakan
barang yang digunakan sebagai agunan, harus memiliki syarat
sebagai berikut:
a. Agunan harus dapat dijual dan nilainya seimbang dengan
pembiayaan;
b. Agunan harus bernilai dan bermanfaat menurut ketentuan
syariah;
19
c. Agunan harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik;
d. Agunan itu harus milik sendiri dan tidak terkait dengan
pihak lain;
e. Agunan merupakan harta yang utuh dan tidak bertebarang
di beberapa tempat;
f. Agunan harus dapat diserahterimakan baik fisik atau
manfaatnya.9
2. Pembiayaan Gadai (Rahn) dari Pegadaian Syariah
Pembiayaan rahn dari pegadaian syariah adalah solusi tepat
kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah. Prosesnya yang cepat hanya
dalam 15 menit dana cair dan aman penimpanannya. Jaminan berupa
barang perhiasan, elektronik atau kendaraan bermotor.
Keunggulan pembiayaan gadai (rahn) dari pegadaian syariah
adalah sebagai berikut:
1. Layanan rahn tersedia di outlet pegadaian syariah di seluruh
Indonesia;
2. Prosedur pengajuannya sangat mudah. Calon nasabah atau debitur
hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas dan barang
berharga lainnya ke outlet pegadaian;
3. Proses pinjaman sangat cepat, hanya butuh 15 menit;
20
4. Pinjaman (marhun bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 200 juta
rupiah atau lebih;
5. Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dapat
diperpanjang dengan cara membayar ijarah saja atau mengangsur
sebagian uang pinjaman;
6. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan
ijarah selama masa pinjaman;
7. Tanpa perlu membuka rekening;
8. Nasabah menerima pinjaman dalam bentuk tunai;
9. Barang jaminan tersimpan aman di pegadaian.10
3. Minat
a) Pengertian Minat
Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada
sesuatu.11 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab
mendefinisikan minat itu dapat diartikan suatu kecenderungan
untuk memberikan perhatian kepada orang atau objek, aktivitas
atau situasi yang menjadi objek dari minat itu tersebut dengan
disertai dengan perasaan senang.12
10 www.pegadaian.co.id, dalam http://www.pegadaian.co.id, diakses pada 13 Oktober 2016.
11 Poerwadaminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. Edisi III, 2006),
769.
12 Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
21
Sedangkan menurut Andi Mappiare definisi minat adalah
suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu. 13 Kata lain dari minat adalah
keinginan yaitu kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang.14
Menurut Kinnear dan Taylor minat membeli adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.15
Minat dalam pandangan Islam, al-Qur’an membicarakan
tentang minat terdapat dalam surat pertama turun. Pada ayat
pertama dari surat pertama turun perintahnya adalah agar kita
membaca. Apakah itu tuntutan untuk membaca cakrawala jagad
yang merupakan tanda kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri,
sehingga dengan-Nya kita dapat memahami apa yang sebenarnya
hal yang menarik minat kita dalam kehidupan ini.
13 Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian Dan Pendidikan (Surabaya: Usaha
Offset Printing, 1994), 62.
14 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2001), 38. 15 Umar Husein, Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (Jakarta: PT. Gramedia
22
Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah.” 16(QS. Al-Alaq: 1-3)
Jadi, apapun bakat dan minat merupakan karunia terbesar
yang dianugerahkan Allah Swt, kepada kita. Namun, itu bukan
berarti kita hanya berpangku tangan dan minat serta bakat tersebut
berkembang dengan sendirinya.17
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow yang dikutip dalam bukunya Abdul Rahman
Saleh berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat,
yaitu:
1) Dorongan dari dalam individu;
2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu;
3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat
dengan emosi.18
Menurut Orizanti Nurul Setianingsih dalam skripsinya
berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah produk
simpanan mudharabah (Studi Kasus KJKS BMT Muamalat
16M. Rifa’i dan Rasihin Abdulghoni, al-Qur’an dan TerjemahannyaAyat Pojok (Semarang: CV.
Wicaksono, 2002), 598.
17 Andi Mappiare, Psikologi OrangDewasa Bagi Penyesuaian Dan Pendidikan (Surabaya: Usaha
Offset Printing, 1994), 273.
23
Rowosari Kendal)” faktor-faktor yang mempengaruhi timbulya
minat yaitu:
1) Status Ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang yang cenderung
memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula
belum mampu mereka laksanakan.
2) Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang
dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang
bersifat intelek yang dilakukan.
3) Tempat Tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan
yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih
dapat dilakukan atau tidak.19
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi minat yang akan
dijadikan indikator minat oleh peneliti menurut Muhammad Fakhru
Rizky NST dan Hanifa Yasin yaitu:
1. Attention (perhatian calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen)
2. Interest (ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen)
19 Orizanti Nurul S, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan
Mudharabah, Studi Kasus KJKS BMT Muamalat Rowosari Kendal”, (Skripsi--IAIN Wali Songo,
24
3. Desire (keinginan calon konsumen untuk memiliki produk
yang ditawarkan oleh produsen)
4. Accetion (calon konsumen melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan).20
4. Pemasaran
Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan
konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya
pemasaran diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak
dari manajemen puncak hingga karyawan non manajerial dalam
merumuskan maupun mendukung pelaksanaan pemasaran dalam
melakukan aspek.21
Banyak orang secara keliru berpendapat bahwa pemasaran
hanya sekedar melakukan penjualan dan promosi. Penjualan adalah
salah satu dari banyak fungsi pemasaran dan seringkali bukan fungsi
terpenting. Jika pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan
konsumen dengan baik, mengembangkan produk-produk bermutu, dan
menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya secara
efektif.22
20Muhammad Fakhru Rizky NST dan Hanifa Yasin, “Pengaruh Promosi dan Harga terhadap
Minat Beli Perumahan Obama PT. Nailah Adi Kurnia Sei Menciring Medan”, Jurnal Manajemen
dan Bisnis, No. 2, Vol. 14 (Oktober 2014), 141.
25
Tujuan pemasaran adalah untuk membuat penjualan berlebihan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan
sebaik-baiknya sehingga tidak dapat menghasilkan produk atau jasa
yang sesuai dan terjual sendirinya.23
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan
oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar
sasarannya.24
Bauran pemasaran terdapat empat komponen, yaitu: a) Produk;
b) Harga; c) Distribusi; d) Promosi. Keempat strategi tersebut saling
mempengaruhi, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan
strategi, yaitu Strategi Acuan atau Bauran. Sedangkan strategi bauran
pemasaran ini merupakan bagian dari strategi pemasaran, dan
berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan
perusahan, untuk mengetahui tujuan perusahaan dalam bidang
pemasaran.25
5. Promosi
Secara definisi promosi merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk
23 Ibid., 3.
26
yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka
menjadi senang, lalu membeli produk tersebut.26 Promosi merupakan
sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
nasabah. 27 Promosi merupakan bagian dari pemasaran. Promosi
merupakan suatu aktivitas pemasaran yang berusaha untuk
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan atau
mengintakan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan.28
Seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi.
Dalam menjalankan tugas hal ini kaitannya dengan promosi, marketer
muslim harus memiliki jiwa Syariah Marketer. Dalam Islam ada empat
karakteristik marketing syariah (Syariah Marketing) yang dapat
dijadikan panduan bagi para marketer, diantaranya sebagai berikut:
1) Teisis (Rabbaniyah)
Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum syariah
dalam segala aktivitasnya begitu juga dengan Marketing mix-nya,
dalam mendesain produk, menetapkan harga, dalam melakukan
promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius.29
26 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 1997), 237.
27 Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana, 2005), 175.
28 Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran (Malang: UB Press, 2011), 127.
29 Hermawan Kartajaya, dan Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing (Bandung: PT. Mizan
27
2) Etis (Akhlaqiyah)
Syariah marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika)
dalam seluruh aspek kegiatannya.
3) Realistis (al-waqi’iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanastis, anti
modernisasi, dan kaku. Syariah Marketing, adalah konsep
pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan
Syariah Islamiyah yang melandasinya.
4) Humanistis (insaniyyah)
Bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta
sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan
syariah.30
Dalam promosi hal yang perlu di perhatikan adalah pemilihan
bauran promosi (promotion mix), dalam bauran promosi yang akan
dijadikan indikator promosi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Periklanan
Adalah cara yang efektif untuk menjangkau banyak pembeli yang
tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap
tampilannya. Namun, sifat-sifat berikut yang dapat diperhatikan:
28
Presentasi umum: periklanan adalah cara komunikasi yang
sangat umum, sifatnya yang mum itu memberi semacam
keabsahan produk dan penawaran yang terstandardisasi.
Tersebar luas: periklanan adalah medium berdaya tersebar luas
yang memungkinkan penjual mengulang satu pesan
berkali-kali.
Ekspansi yang lebih kuat: periklanan memberikan peluang
untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui
penggunaan cetakan, suara dan warna yang penuh seni.
Tidak bersifat pribadi: periklanan tidak memiliki kemampuan
memaksa seperti wiraniaga perusahaan.
2) Promosi Penjualan
Walaupun alat promosi penjualan berupa kupon, kontes premi, dan
sejenisnya sangat beragam, semuanya memberikan tiga manfaat
yang berbeda:
Komunikasi: Promosi penjualan menarik perhatian dan
biasanya memberikan informasi yang dapat mengarahkan
konsumen ke produk.
Insentif: Promosi penjualan menggabungkan sejumlah
kebebasan, dorongan atau kontribusi yang memberi nilai bagi
29
Ajakan: Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan
transaksi pembelian sekarang.
Perusahaan menggunakan alat-alat promosi penjualan untuk
menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Pengaruh
promosi penjualan biasanya bersifat jangka pendek, dan tidak
efektif dalam membangun preferensi merek jangka panjang.
3) Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Daya tarik hubungan masyarakat dan publikasi didasarkan pada
tiga sifat khusus:
Kredibilitas yang tinggi: berita dan gambar lebih otentik dan
dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.
Kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga:
hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli
yang cenderung menghindari wiranaga dan iklan.
Dramatisasi: seperti halnya periklanan, hubungan masyarakat
memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan
atau produk.
Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan
masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang
direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen
30
4) Penjualan Personal
Penjualan personal adalah alat yang paling efektif biaya pada
tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun
preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan personal
memiliki tiga ciri khusus:
Konfrontasi Personal: Penjualan personal mencakup hubungan
yang hidup, dengan langsung dan interaktif antara dua orang
atau lebih.
Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya
berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai
hubungan persahabatan.
Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa
berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan promotor.
5) Pemasaran Langsung
Meski terdapat berbagai bentuk pemasaran langsung-surat
langsung, pemasaran lewat telepon, pemasaran elektronik, dan
sebagainya, semuanya memiliki empat karakteristik. Pemasaran
langsung bersifat:
Nonpublik: pesan hanya ditujukan kepada orang tertentu.
Disesuaikan: pesan dapat disesuaikan untuk menarik orang
31
Terbaru: suatu pesan dapat disiapkan sangat cepat untuk
diberikan kepada seseorang.
Interaktif: pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang
tersebut.31
Pemasaran dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk
mempromosikan jasa mereka. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam promosi, yaitu: Identifikasi audients target,
tujuan promosi, pilih bauran promosi (baik personal maupun non
personal).32
Media utama yang tersedia dalam promosi ada beberapa
macam dan masing-masing mempunyai keunggulan dan
keterbatasan. Macam-macam media utama untuk promosi dapat
diklasifikasikan pada tabel berikut ini:
31 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2 (Jakarta: PT Prenhallindo, 1998), 222-225. 32 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2 (Jakarta: Salemba
32
Tabel 2.1
Jenis-jenis Media Promosi
Media Keunggulan Keterbatasan
Televisi Menggabungkan gambar,
suara, dan gerak; merangsang indera; perhatian yang tinggi; jangkauan tinggi.
Biaya absolut tinggi,
penelompokan tinggi,
paparan bergerak cepat sehingga sulit dilihat, audiens dipilih secara kurang baik.
Radio Penggunaan masal, pilihan
geografis dan demografis
tinggi, biaya rendah.
Hanya penyajian suara, perhatian lebih rendah daripada televsi, struktur harga tidak standar, tidak ada jaminan posisi.
Majalah Pilihan geografis dan
demografis tinggi, kredibilitas dan gengsi, mutu reproduksi tinggi, jangka waktu panjang.
Tenggang waktu atas manfaat dari pembelian
iklan panjang, ada
peredaran yang sia-sia, tidak ada jaminan posisi
paparan tinggi, biaya rendah dan persaingan rendah.
Tidak ada pilihan
audiens, kreativitas
terbatas.
Brosur Lentur, sangat terkendali,
peluang interaktif, biaya relatif rendah.
Produksi yang berlebihan bisa menyebabkan biaya mengalir dengan sia-sia.
Internet Selektivitas tinggi,
kemungkinan interaktif, biaya relatif rendah.
33
6. Lokasi
Lokasi merupakan faktor yang menjadi sangat penting dalam
bauran pemasaran (marketing mix). Karena pada lokasi yang tepat,
sebuah gerai akan lebih sukses dianding gerai lainnya yang berlokasi
kurang strategis, meskipun sama-sama menjual produk yang sama dan
juga mempunyai pramuniaga yang sama banyak dan terampilnya.
Lokasi adalah tempat dimana perusahaan melakukan kegiatan kerja.
Hal ini sesuai dengan pernytaan yang diungkapkan Suhardi:
“Tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak memberi
kepada perusahaan dalam mencapai tujuan.33
Lokasi fasilitas jasa merupakan faktor krusial yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial penyedia jasa. Lokasi berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti fleksibilitas, competitive
positioning, manajemen permintaan, dan fokus trategis.
Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana
sebuah jasa mampu beraksi terhadap situasi perekonomian yang
berubah. Copetitive positioning adalah metode-metode yang
digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi relatifnya
dibandingkan pesaing. Manajemen permintaan merupakan kemapuan
penyedia jasa untuk mengendalikan kuantitas, kualitas, dan timing
34
permintaan. Sementara fokus strategi bisa dikembangkan melalui
penawaran jasa yang hampir sama di banyak lokasi.34
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan
cermat terhadap beberapa faktor, faktor tersebut akan dijadikan
indikator lokasi oleh peneliti yaitu:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum;
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan
jelas dari jarak jauh pandang normal;
c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan, yaitu:
1. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang
besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan
pembelian yang sering kali terjadi spontan, tanpa perencanaan,
dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus;
2. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi
hambatan.
d. Tempat parkir luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda
dua maupun roda empat;
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan
usaha di kemudian hari;
35
f. Lingkungan, yaitu daerah-daerah sekitar yang mendukung jasa
yang ditawarkan. Contoh daerah dekat dengan warung, tempat
tinggal, masjid, sekolah, kampus, atau perkantoran;
g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh dalam
menemukan koperasi, perlu dipertimbangkan apakah di daerah
tersebut terdapat koperasi lain. Akan tetapi, terkadang mereka
malah berjualan seperti showroom mobil, pengecer sepatu, pakaian
dan lain-lain;35
7. Prosedur
Menurut Moekijat, prosedur adalah serangkaian tugas yang
saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara
tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Biasanya
suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa
masing-masing tugas harus diselesaikan.36
Kebijakan pembiayaan atau Ion Policity suatu bank pada
dasarnya merupkan pernyataan secara garis besar tentang arah dan
tujuan pembiayaan oleh bank tersebut. Prosedur pemberian
35 Muhammad Fajar Fahrudin, Emma Yulianti, “Pengaruh Promosi, Lokasi, dan Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah Bank Mandiri Surabaya”, Jurnal of Business and
Banking, No. 1, Vol. 5 (October, 2015), 155-156.
36
pembiayaan bank syariah yaitu: (1) Persiapan pembiayaan; (2) Analisis
Pembiayaan; (3) Keputusan pembiayaan.37
Kasmir menyatakan bahwa dalam keputusan persetujuan
pembiayaan biasanya akan mencakup: (1) Jumlah uang yang diterima;
(2) Jangka waktu dan; (3) Biaya-biaya yang harus dibayar.
Setelah prosedur pembiayaan itu dipenuhi oleh nasabah maka
pencairan pinjaman akan bisa dilakukan oleh bank. Hal ini senada juga
diungkapkan oleh Lukman Dendawijaya bahwa pencairan pinjaman
hanya dapat dilakukan oleh bank setelah calon nasabah memenuhi
berbagai persyaratan yang telah ditentukan.38 Prosedur pencairan
pinjaman yang ditentukan oleh suatu bank akan berpengaruh terhadap
keputusan nasabah dalam memilih produk yang ditawarkan oleh suatu
bank.
Dalam skripsi Nita Ainul Khasanah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah, yang akan dijadikan indikator
prosedur oleh peneliti yaitu “Pengaruh Promosi, Harga Taksiran
Barang dan Prosedur Pencairan Pinjaman Terhadap Minat Nasabah
Non Muslim dalam Pemilihan Produk Gadai Emas di PT. Bank BRI
Syariah KCP Gateway-Waru” indikator prosedur pencairan pinjaman
yang diterapkan di PT. Bank BRI Syariah KCP Gateway-Waru
37 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 211-238.
37
meliputi: 1) Fleksibilitas; 2) Kemudahan; 3) Kesederhanaan
persyaratan dalam hal pencairan pinjaman kepada nasabah.39
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan ringkasan tentang kajian atau
penelitian yang sudah pernah dilakukan disepuluh masalah yang akan
diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang
tidak ada. Sebuah penelitian tidak mungkin terlepas dari adanya
teori-teori yang diambil dari buku, penelitian terdahulu, serta sumber lain yang
relevan dan masih dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula dengan
penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Promosi, Lokasi dan Prosedur
Pencairan Pinjaman terhadap Minat Nasabah Memilih Produk Gadai
(Rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Blauran Surabaya”
yang menarik untuk dibahas. Penelitian terdahulu yang digunakan untuk
menunjang dan memberikan perbedaan antara penelitian yang telah ada
dan penelitian ini, dan penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai
berikut:
39Nita Ainul Khasanah, “Pengaruh Promosi, Harga Taksiran Barang dan Prosedur Pencairan
Pinjaman Terhadap Minat Nasabah Non Muslim dalam Pemilihan Produk Gadai Emas di PT.
38
Kuantitatif Pengaruh persepsi
40 Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
Tabel 2.3
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No. Nama, Tahun, Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Kartika Mandasari,
41
Pelanggan (Studi Pada
Bengkel Caesar
Promosi dan Kualitas
Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan
(Studi kasus: “Waroeng
Spesial Sambal Cabang Gonilan Surakarta) Promosi, dan Pelayanan
Terhadap Keputusan
Nasabah menggunakan Jasa Pembiayaan Gadai Emas Syariah (Studi
Nasabah dalam Produk Qardh dengan Gadai
42
C. Kerangka Konseptual
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas perlu adanya
kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah
yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Keterangan:
= hubungan secara simultan
= hubungan secara parsial
Promosi (X1)
Lokasi (X2)
Prosedur Pencairan
Pinjaman (X3)
Minat Nasabah
Memilih Produk
43
D. Hipotesis
Hipotesis bisa diartikan sebagai proporsi atau hubungan antara
dua atau lebih konsep atau variabel yang harus diuji kebenarannya
melalui penelitian empiris. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan
perkiraan hubungan, maka diharapkan solusi dapat ditemukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.40
Hipotesis adalah simpulan penelitian yang belum sempurna
sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran melalui
penelitian.41 Atas dasar kerangka pemikiran teoritik dan model penelitian
tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah:
H1 : Ada pengaruh secara simultan faktor promosi, lokasi, dan
prosedur pencairan pinjaman terhadap minat nasabah memilih
produk gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
Blauran Surabaya.
H0 : Tidak ada pengaruh secara simultan faktor promosi, lokasi, dan
prosedur pencairan pinjaman terhadap minat nasabah memilih
produk gadai (Rahn) di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
Blauran Surabaya.
40 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis (Jakarta: Indeks, 2009), 46. 41 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitaif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
44 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.1 Metode penelitian mencakup prosedur dan alat yang digunakan dalam
penelitian.2 Metode penelitian dalam karya ilmiah ini terdiri dari :
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menekankan analisisnya pada data numerical (angka) yang diolah dengan
metode statistika.3
Sedangkan jenis penelitian ini dilihat dari tingkat eksplanasi adalah
Asosiatif. Menurut Sugiyono, penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel
atau lebih.4 Dalam penelitian ini variabel independen adalah promosi, lokasi
dan prosedur pencairan pinjaman. Sedangkan variabel dependennya adalah
minat nasabah memilih produk gadai (rahn) di PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah Blauran Surabaya.
1 Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 127.
2 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, Cetakan ke-3 (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1995), 24.
3 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 5.
45
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam pra penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2016 – 31
Oktober 2016, dan di lanjut penelitian pada bulan November – Desember,
penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Blauran Surabaya, yang berlokasi di Jln Blauran No. 74 – 76,
Blauran Surabaya.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian
ini populasi yang digunakan adalah nasabah di PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah Blauran Surabaya pada bulan Oktober 2016 yang
menggunakan produk gadai (rahn) sebanyak + 500 nasabah.5
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.6 Dalam penelitian jumlah sampel harus dapat mewakili
populasi dengan menggunakan perhitungan statistik. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan
non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada bagi setiap unsur
5 Sari, Wawancara, Surabaya, 19 November 2016.
46
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.7 Adapun
metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.8 Jumlah sampel yang penulis
tentukan sebanyak 100 responden atau nasabah di PT. Pegadaian (Persero)
Cabang Syariah Blauran Surabaya karena, jumlah populasi nasabah
produk gadai (rahn) adalah populasi yang infinit, di mana jumlah populasi
yang akan diteliti oleh peneliti tidak diketahui pasti jumlahnya, maka
penelitian ini, jumlah sampel yang ditetapkan adalah 100 responden atau
nasabah yang menggunakan produk gadai (rahn). Alasan peneliti
mengambil sampel sebanyak 100 responden atau nasabah adalah ukuran
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian.9
D. Variabel Penelitian
Sugiyono menjelaskan, variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempuyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.10 Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel antara lain:
7 Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), 12.
8 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013),
33.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2009), 91.