PENINGKATAN PEMAHAMAN PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MATERI HADITS TENTANG SILATURRAHIM MELALUI STRATEGI
INDEX CARD MATCHPADA SISWA KELAS IV MI BINA BANGSA
SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
UMI LAILA NIM. D07213040
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Umi Laila. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Hadits tentang Silaturrahim melalui
Strategi Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs.H.Munawir, M.Ag.
Kata Kunci : strategi Index Card Match, materi hadits tentang silaturrahim, pemahaman
Dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI Bina
Bangsa Surabaya menunjukkan kegiatan pembelajaran yang belum maksimal. Siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits cenderung kurang aktiv, hal ini
dikarenakan ketika proses belajar mengajar guru masih menggunakan cara yang konvensional dan cenderung monoton, adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui penerapan strategiIndex Card Match. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?; 2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?; Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, melalaui strategi index card match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an hadits siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya.
Model dalam penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin, terdiari dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah 27 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian tes tertulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSEMBAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... v
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Tindakan yang Dipilih ... 7
E. Lingkup Penelitian ... 8
F. Signifikansi Penilitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 11
1. Pengertian Pemahaman... 11
2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ... 12
3. Indikator Pemahaman ... 12
B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits... 13
1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 13
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 15
3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 15
4. Materi Hadits tentang Silaturrahim ... 16
C. Strategi PembelajaranIndex Card Match...18
1. Pengertian StrategiIndex Card Match...18
2. Tujuan StrategiIndex Card Match ...19
3. Kelebihan dan Kelemahan StrategiIndex Card Match ...19
4. Langkah-Langkah StrategiIndex Card Match ...20
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 25
C. Variabel yang Diselidiki ... 26
D. Rencana Tindakan ... 27
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 31
F. Indikator Kinerja ... 37
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 40
1. Siklus I... 40
a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 40
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 41
c. Tahap Pengamatan ... 45
d. Tahap Refleksi ... 51
2. Siklus II ... 54
a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 54
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 54
c. Tahap Pengamatan ... 58
d. Tahap Refleksi ... 65
BAB V PENUTUP
A. Simpulan... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 77
RIWAYAT HIDUP ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses yang sadar tujuan yang maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terkait dan terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar.1 Di dalam Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Dan ini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan terkandung makna pendidikan.2
Di dalam GBPP PAI disekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama silam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
1
Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pres, 2012), 57.
2
2
menghormati agama lain dan hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional3
Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengahayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia mulia yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rumusan tujuan ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam. Selanjutnya menuju tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama kedalam diri siswa. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan mentaati ajaran islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan tumbuh manusia manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia4
Tantangan pendidikan agama islam di sekolah salah satunya yaitu turunnya kualitas pendidikan yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia juga menurun dan lemah dalam hal keimanan dan ketakwaan serta penguasaan iptek. Dengan demikian seorang guru di sekolah harus mampu
3Ibid, 75 4
3
menguasai ketrampilan untuk membangkitkan minat siswa kepada pemahaman ajaran agama islam dan pengembangan wawasannya.
Pendidikan di madrasah merupakan salah satu pendidikan dasar yang bernafas keagamaan. Pendidikan agama islam di madrasah terdiri dari 4 bidang studi, salah satu diantaranya yaitu Al-Qur’an Hadits. Al-Qur’an Hadits
merupakan sumber utama ajaran islam, dalam arti merupakan sumber aqidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah dan akhlak, sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut. Adapun kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari siswa sekolah dasar adalah dengan landasan iman yang benar, diantaranya yaitu: siswa mampu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan
menulisnya dengan benar serta berusaha memahami terjemah dari ayat-ayat Al-Qur’an, siswa juga terbiasa berkepribadian muslim (berakhlak mulia). Untuk itu pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah harus selalu
ditingkatkan supaya kedepannya dapat menghasilkan lulusan yang berpegang kuat pada hukum islam tersebut.
Dari hal tersebut dapat diambil bahwa sangat pentingnya pendidikan Al-Qur’an Hadits bagi kita dan juga bagi siswa Madrasah. Jadi, pendidikan
4
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.5Jadi agar dapat meningkatkan pemahaman serta hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, seorang guru perlu meningkatkan kompetensinya agar tujuan pembelajaran dapat ditempuh. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran disetiap pembelajaran sangat penting, karena keberhasilan pengajaran juga ditentukan oleh metode dan strategi yang digunakan oleh guru, maksudnya strategi pembelajaran juga menghasilkan keberhasilan dalam kegiatan berlajar mengajar.6
Sebagaimana hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran Al-Qur’an Hadits, seperti mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi hadits tentang silaturrahmi, mereka masih merasa kesulitan untuk memahami mufrodat-mufrodat dalam hadits tersebut dan juga isi kandungan hadits tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: pertama, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered)sehingga hal ini menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, akibatnya sebagian dari siswa banyak yang melakukan kegiatannya sendiri. Kedua, peserta didik kurang terlibat aktiv selama proses pembelajran berlangsung, sehingga
5
Undang-Undang Nomor.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
6
5
mereka kurang berminat dalam belajar dan juga kurang bisa dalam memahami materi hadits tentang silaturrahmi.
Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas IV di MI Bina Bangsa berjumlah 27 siswa, hanya 12 siswa yang memahami materi sedangkan 15 siswa belum memahami materi. Jumlah nilai ketuntasan pelajaran Al-Qur’an
Hadits di kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya secara klasikal hanya 44%, masih jauh dari standar kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu 75%. Hasil analisis dari permasalahan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI
Bina Bangsa Surabaya yaitu: 1) keterampilan mengajar guru kurang baik, guru masih dominan dalam proses pembelajaran, dan juga masih menggunakan metode dan strategi yang masih konvensional. 2) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, sehingga siswa masih pasif dalam kegiatan belajar mengajar.
6
Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.7
Adapun strategi yang digunakan peneliti adalah strategi Index Card Match yaitu strategi sederhana untuk mempraktekan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Strategi Index Card Match merupakan strategi pembelajran aktiv (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga, semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktiv juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.8
Penggunaan strategi Index Card Match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta prestasi keberhasilan pelajaran Al-Qur’an
Hadits di MI Bina Bangsa Surabaya. Penggunaan strategi Index Card Match ini merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktivkan siswa, sehingga nantinya siswa akan dapat lebih memahami materi.
7
Rusman,Model-model Pembelajaran,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), 30
8
7
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman Pelajaran Al-Qur’an Hadits Maateri Hadits tentang Silaturrahmi melalui Strategi Index Card
Matchpada Siswa Kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?
C. Tindakan yang Dipilih
8
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya
E. Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti membahas tentang peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya. Adapun standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator akan dibahas sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi :
a) Memahami arti surat pendek dan hadis tentang niat dan silaturahmi 2. Kompetensi Dasar :
a) Menerjemahkan hadits tentang silaturrahmi
b) Menjelaskan isi kandungan hadits tentang silaturrahmi
3. Indikator :
9
F. Signifikansi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan. Temuan melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi Index Card Match pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di MI Bina Bangsa Surabaya, dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan memberikan data bagi kepentingan peningkatan kualitas pengajar di Madrasah Ibtidaiyah, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan menjelaskan dan juga prestasi belajar siswa. Temuan penelitian ini dapat diajadikan dasar pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan metodologi pengajaran, dan pengelolaan kelas. Disisi lain penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan lebih bervariasi. Meningkatkan prestasi belajar secara optimal, berfikir kreativ dan juga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dan
10
3. Bagi Sekolah
a) Sebagai sarana untuk menemukan hambatan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran, serta sebagai upaya untuk memperbaiki dan m engatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Peningkatan Pemahaman Siswa
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir.9 Pemahaman juga merupakan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dan perguruan tinggi. Atinya, ketika siswa atau mahasiswa dihadapkan pada komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang terkandung didalmnya.10 Menurut bloom pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bacaan yang dipelajari. Jadi, seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa.11
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang siswa dikatakan dapat memahami sesuatu yaitu apabila siswa tersebut mampu menjelaskan atau menguraikan materi yang telah dipelajari tersebut menggunakan bahasannya sendiri, terlebih lagi jika siswa tersebut
9
W.J.S. Porwadarminto,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1991), 636.
10
Wowo Sunaryo,taksonomi Kognitif,(bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012),43
11
12
dapat memberikan dengan contoh selain dari apa yang telah dicontohkan oleh guru.
2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman
Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari. Pemahaman ini dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:12
a. Tingkat rendah : pemahaman terjemah, mulai dari terjemah dalam arti sebenarnya, seperti bahasa asing dan bahasa Indonesia
b. Tingkat menengah: pemahaman yang memiliki penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan diketahui beberapa bagian dari grafik dengan kejadian atau peristiwa.
c. Tingkat tinggi : pemahaman ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi yang diharapkan, seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah.
3. Indikator Pemahaman
Pemahaman memiliki indikator yaitu:
a) Mengartikan : menguraikan dengan kata-kata sendiri. b) Memberikan contoh : mampu memberikan contoh dari materi
yang telah dipelajarinya
12
13
c) Mengklasifikasi : mampu mengamati atau menggambarkan materi yang telah dipelajarinya
d) Menyimpulkan : menulis kesimpulan pendek dari sebuah materi
e) Menduga : mampu mengambil kesimpulan dari sebuah materi
f) Membandingkan : mampu membandingkan sebuah materi yang dipelajarinya.
g) Menjelaskan : mampu menjelaskan materi yang dipelajarinya.
B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Al-Qur’an Hadist berasal dari kata Al-Quran dan Hadits. Al-Qur’an berasal dari kataﻦ ﺋاﺮ ﻘﻟا(Al-Qara’in)jamak dari (Qorinah)yang berarti indikator (petunjuk).13Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, sampai kepada kita secara mutawattir. Dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, dan bernilai ibadah (berpahala) bagi setiap orang yang membacanya.14 Hadits atau Al-Hadits menurut bahasa berarti Al-Jadid (sesuatu yang baru) lawan dari Al-Qadim(sesuatu yang lama). Kata hadits
13
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Al-Qur’an, hlm 1
14
14
juga berarti Al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan atau dibincangkan dari seseorang kepada orang lain.15
Jadi Al-Qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang digunakan
manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
hadits adalah sebagai perkuat dari Al-Qur’an, menjelaskan hukum syaria
yang belum dijelaskan dalam Al-Qur’an, dan mencabang dari pokok dalam
Al-Qur’an
Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama ajaran islam, dalam
artian merupakan sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah
dan akhlak, sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut.16 Mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata
pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis
Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat
pendek dalam Al-Qur’an.17 Pengenalan arti atau makna secara sederhan
dan surat-surat pendek tersebut dan hadits tentang akhlak terpuji untuk
diamalkan dlam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan
pembinaan.
15
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Hadits,hlm 1 16
Muhaimin,Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 80 17
15
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits18
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an yang benar
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
b. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dan pemahaman
sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta
pengamalannya melaui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan
mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan keutamaan membaca
Al-Qur’an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,
silaturrahmi, takwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah,
ciri-ciri orang munafik dan amal sholih.
3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an hadits memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mencintai kitab sucinya, memperlajari dan mempraktekkan ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, sebagai sumber utama ajaran
islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman dalam kehidupan
18
16
sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan untuk:19
a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur’an dan
Hadits
b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits melalui keteladanan danpembiasaan
c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan
berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits.
4. Materi Hadits tentang Silaturrahmi20
Hadits tentang silaturrahmi
Artinya: Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw.
Bersabda: ''Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
bersilaturrahim.” (HR. Bukhari Muslim)
19
Keputusan Menteri Agama nomor.165 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
20
Silaturrahim berasal dari bahasa Arab shilah yang berarti menyambung, dan rahim yang berarti kekeluargaan atau kasih sayang. Jadi silaturrahim adalah menyambungkan tali
kekeluargaan atau tali kasih sayang. Silaturrahim adalah hal yang
sangat penting untuk mempererat persatuan dan kesatuan
keluarga, masyarakat maupun bangsa. Rasulullah memerintahkan
kita agar gemar bersilaturrahim baik kepada keluarga, teman
maupun tetangga. Silaturrahim dapat dilakukan dengan
berkunjung ke rumah, berkirim surah atau menelepon sanak
keluarga dan sesama teman. Secara lebih luas silaturrahim dalam
ajaran Islam juga tercipta melalui kegiatan Salat Berjamaah, Salat
Jum’at, Salat Idul Fitri dan Idul Adha serta melalui Ibadah Haji.
Dengan silaturrahim akan tercipta persaudaraan yang
18
pentingnya silaturrahim,sehingga Allah mengancam siapa saja
yang memutuskan silaturrahim dengan acaman tidak akan masuk
surga. Sebaliknya orang yang selalu menyambung silaturrahim
akan diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
silaturrahim, diantaranya adalah dengan mengucapkan salam,
berjabat tangan, berbicara santun dan memilih waktu yang tepat.
C. Strategi Pembelajaran Index Card Match 1. Pengertian Strategi Index Card Match
StrategiIndex Card Matchadalah strategi yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan
diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas dan juga menguasai
keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi Index Card Match merupakan salah satu strategi pembelajaran
dengan cara mencari pasangan antar peserta didik.21 Dengan demikian
strategi Index Card Match dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan untuk mengulang materi yang sudah diberikan
sebelumnya atau materi baru, sehingga tercipta kelas yang
menyenangkan.22
21
Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2005), 43
22
19
2. Tujuan Strategi Index Card Match
Strategi index card match merupakan salah satu model pembelajaran
aktiv, dimana strategi ini bertujuan untuk mengaktivkan siswa dalam
kelas. Strategi ini juga dapat bertujuan untuk melatih siswa agar lebih
cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.23
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau
kalimat dengan pasangannya, misalkan kata dengan artinya atau soal
dengan jawabannya. Strategi ini bisa dikatakan sebuah permainan yang
menyenangkan karna siswa ditantang untuk menemukan pasangannya
dengan cocok (pertanyaan dan jawaban) dengan melibatkan fisik.
3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Index Card Match
StrategiIndex Card Match sebagai salah satu alternative yang dapat
dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar
mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain:
a. Kelebihan
1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar
2. Dapat menarik perhatian siswa
3. Mampu menciptakan suasana belajar aktiv dan menyenangkan
4. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
23
20
b. Kelemahan
1. Guru harus meluangkan waktu lebih
2. Membutuhkan waktu lama dalam membuat persiapan
3. Suasana kelas menjadi gaduh, sehingga dapat mengganggu kelas
lain
4. Menntut sifat tertentu dari siswa.
4. Langkah-Langkah Strategi Index Card Match24
a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak julah siswa yang ada
didalam kelas
b. Begilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang matei yang akan
dibelajarkan, setiap kertas berisi 1 pertanyaan
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yamng telah dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan
jawab.
f. Setiap siswa diberi 1 kertas, jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan, separuh dari siswa akan mendapatkan
jawaban.
24
21
g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka, jika ada
yang sudah menemukan mintalah mereka untuk duduk berdekatan,
jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman lainnya.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka
pemecahan suatu permasalahan yang fungsinya untuk mencarikan penjelasan
dan jawaban terhadap permasalahan, serta memberikan alternatif bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.25
Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dalam
bahasa Inggris disebut Classroom Action Research. PTK meliputi tiga kata yaitu “Penelitian” , “Tindakan” dan “Kelas”. Penelitian adalah kegiatan
mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi, dengan tujuan dan
bermanfaat dalam meningkatkan mutu bagi suatu hal yang diminati. Tindakan
adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,
dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa-siswi.
Sedangkan kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas, tetapi dalam
pengertian pembelajaran yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa-siswi
yang dalam waktu yang sama dan guru yang sama pula.26
25
Daryanto,Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), 01
26Penelitian Tindakan Kelas,
23
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan guru yang dilakukan siswa.27
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Reseach) dengan tindakan berupa
penggunaan strategi pembelajaran Index Card Match yang akan diterapkan
pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang
guru menjadi pihak kolaborator yang melaksanakan pembelajaran yang
dirancang oleh peneliti untuk dilaksanakan di kelas. Penelliti juga bertindak
sebagai observator dan penanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan
kelas ini. Peneliti dan seorang guru terlibat secara penuh dalam perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi pada tiap-tiap siklus yang sudah dianggap
mampu memenuhi hasil yang diinginkan dan mengatasi persoalan yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa dilakukannya penelitian
tindakan kelas adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintrospeksi,
bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri, sehingga
27
24
kemampuannya sebagai seorang pengajar diharapkan cukup profesional untuk
selanjutnya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana urainnya bersifat deskriptif
sebab menggambarkan suatu tehnik pembelajaran diterapkan dan bagaimana
hasil yang diingikan dapat dicapai.
Dengan mempertimbangkan bahwa penelitian tindakan kelas
permasalahannya sangat bervariatif bersifat individual sehingga
masing-masing guru kemungkinan mempunyai dan menghadapi permasalahan yang
berbeda. Oleh karena itu, model penelitian tindakan kelas yang hendak
digunakan tidak terikat harus mengikuti suatu model PTK.
Peneliti boleh saja menggunakan salah satu metode sebagai acuannya,
akan tetapi dalam tahap pelaksanaanya peneliti boleh mengembangkan
sendiri tanpa harus keluar dari pedoman penelitian tindakan kelas. Perubahan
atau modifikasi yang dilakukan guru harus benar-benar cocok untuk
permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin,
yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan)
dan Reflection (refleksi).28 Langkah pada siklus sebelumnya adalah
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang sudah direvisi dari
siklus sebelumnya.
28
25
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi maka modelKurt Lewin
akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut:
Gambar 3.1
Model PTK Kurt Lewin
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian: MI Bina Bangsa Surabaya
Alasan peneliti memilih MI Bina Bangsa Surabaya sebagai tempat
penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti merasa siswa di kelas
IV di MI Bina Bangsa Surabaya perlu diadakan peningkatan
pemahaman dalam belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, hal ini
dilihat dari pengalaman peneliti selama melaksanakan Praktik
26
rekomendasi dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian di
Madrasah tersebut untuk menambah inovasi baru dalam proses belajar
mengajar.
b. Waktu Penelitian : semester Genap tahun ajaran 2016-2017
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Bina Bangsa
Surabaya tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah 27 siswa dalam satu
kelas.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Variabel input : siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya tahun ajaran
2016-2017
2. Variabel proses: penerapan strategi pembelajranIndex Card Match
3. Variabel output: peningkatan pemahaman mata pelajaran Al-Qur’an
27
D. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggnakan model penelitian dari Kurt
Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu: perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan
(Observation),dan Refleksi(Reflection).29
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan tindakan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti
antara lain:
1) Membuat jadwal kunjungan kelas
2) Menyusun RPP materi hadits tentang silaturrahmi berdasarkan
langkah-langkah penerapan strategi pembelajaranIndex Card
Match
3) Menyiapkan sumber belajar, strategi pembelajaran, media
pembelajaran, fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
4) Menyusun lembar evaluasi pembelajaran (soal latihan)
5) Menyiapkan instrumen penilaian
6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung.
29
28
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Setelah mengembangkan perencanaan, maka peneliti siap
melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam
situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan
penilaian terhadap siswa.
Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dipaparkan tentang
rencana langkah-langkah pembelajaran dalam tahap pelaksanaan
tindakan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Tabel 3.1
Rencana langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa
2. Ketua kelas diminta untuk memimpin doa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Memberikan ice breaking dengan cara tepuk
1,2,3 untuk memfokuskan perhatian siswa
5. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan
materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki siswa.
6. Siswa memperhatikan guru yang sedang
menunjukkan gambar ”anak sedang
bersalam-salaman” kemudian mengajukan pertanyaan
awal “ada yang tahu tentangsilaturrahmi?”
7. Siswa menyimak informasi dari guru mengenai materi yang dipelajari hari ini
29
Inti
1. Siswa bersama-sama membaca hadits tentang silaturrahmi
2. Siswa menyimak penjelasan guru terkait materi hadits tentang silaturrahmi
3. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi soal dan ada yang berisi jawaban, tugas siswa nanti mencari pasangan soal dan jawab kepada teman nya
4. Siswa mencari pasangan kartu masing-masing 5. Setiap pasangan membacakan hasil nya secara
lantang untuk dikoreksi oleh teman temannya 6. Siswa mengerjakan tes tulis untuk mengetahui
keberhasilan dalam proses pembelajaran
55 menit
Penutup
1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami
2. Mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
3. Bersama siswa dan guru membuat kesimpulan
4. Mengajak semua siswa berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran 5. Mengucapkan salam
7 menit
c. Tahap pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai berikut:
1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran
2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
30
3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa diakhir kegiatan
pembelajaran, untuk mengetahui kesan siswa maupun guru
setelah belajar menggunakan strategi pembelajran IndexCard Match
d. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti memeriksa instrumen penelitian, memeriksa
hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian peneliti
mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi seluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Selanjutnya hasil
observasi dikumpulkan, kemudian analisis untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan mencari kendala-kendala selama proses
pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum
berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada silus kedua dimaksudkan sebagai
perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan
siklus pertama yang diawali dengan perencanaan, dilanjutkan dengan
tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap
siklus I dan siklus II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru
kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas
31
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk
statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperlua penelitian yang
dimaksud.30Dalam penelitian, data yang diperlukan ada 2 macam, yaitu:
a. Data kualitatif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
1) Materi yang disampaikan dalam penelitian tindakan kelas
2) Strategi yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.
Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini
meliputi:
1) Data jumlah siswa kelas IV
2) Data prosentase ketuntasan belajar siswa
3) Data nilai siswa
4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa.
30
32
2. Cara Pengumpulan
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan
informan untuk tanya jawab. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan wawancara digunakan untuk memperoleh data yang
ada kaitannya dengan sikap atau pendapat siswa selama pelaksanaan
dan pembelajaran materi hadits tentang silaturrahmi dengan
menggunakan strategi yang diterapkan, dan juga untuk menemukan
kesulitan apa saja yang dialami baik guru atau siswa selama proses
pembelajaran pada saat sebelum maupun sesudah tindakan.
Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV MI Bina
Bangsa Surabaya dan pada siswa kelas IV. Instrumen yang digunakan
dalam penerapan tehnik pengumpulan data ini yaitu berupa naskah
wawancara responden guru sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran, dan juga naskah wawancara responden siswa sesudah
kegiatan pembelajaran.
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi
sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi
33
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi
digunakan untuk mengumpulkan data sebagi berikut:
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan
strategi pembelajaranIndex Card Match
2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan
strategi pembelajaranIndex Card Match
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan
dengan rencana yang telah disusun dan juga untuk memantau proses
dan dampak perbaikan yang direncanakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan
penyimpanan informasi dibidang pengetahuan.
Dokumentasi pada penelitian ini berupa absensi, data nilai, dan
gambar-gambar yang dibutuhkan nselama proses pembelajaran
berlangsung pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya
d. Penilaian tes tertulis
Tujuan dari tes tulis ini adalah mengukur kompetensi pada
pemahaman materi hadits tentang silaturrahim pada siswa kelas IV MI
Bina Bangsa Surabaya. Tes tulis akan dilaksanakan ketika sudah
34
3. Analisis data
a) Analisis data Observasi guru dan Siswa
Observasi aktivitas guru dan siswa dipandu dengan pendoman
observasi yang telah dibuat. Adapun analisis ketuntasan observasi
aktivitas guru dan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:31
Keterangan : NP = Prosentase yang dicari
R = Jumlah skor yang didapat
SM = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
NO Kegiatan Skor penilaian
4 3 2 1
1 Guru memulai dengan mengucapkan
salam dan mengajak siswa untuk berdoa
dan menanyakan kabar
2 Guru memberi apersepsi / motivasi
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru melakukan tanya jawab tentang
topik yang sudah diketahui siswa
5 Guru menjelaskan materi pembelajaran
6 Guru memberikan intruksi pada siswa dan
31
35
menjelaskan bahwa kartu tersebut ada
berisi soal dan ada berisi jawab, tugas
siswa nanti mencari pasangan soal dan
jawab kepada temannya
7 Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum
diketahui dengan jelas.
8 Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan pelajaran hari ini
9 Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan mengingatkan siswa-siswi
untuk belajar.
10 Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
Jumlah
berdoa bersama serta merespon guru
2 Siswa merespon apersepsi / motivasi yang
diberikan oleh guru
3 Siswa mendengarkan saat tujuan
36
4 Siswa memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru
5 Siswa memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru
6 Siswa mengikuti instruksi guru tentang
langkah-langkah dalam pembelajaran.
7 Siswa merespon refleksi guru
8 Siswa menarik kesimpulan dari
pembelajaran
9 Siswa berdoa bersama
10 Siswa menjawab salam dari guru
Jumlah Rata-rata Prosentase
b) Analisis data ketuntasan hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa ditentukan oleh sekolah dengan
standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu nilai minimal 75.
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa digunakan analisis
sederhana dengan prosentase.
Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa menggunakan rumus:32
32
37
Keterangan:
=
Nilai rata-rata yang dicariX = Jumlah seluruh nilai siswa
N = Jumlah siswa
Untuk menentukan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa
dapat menggunakan rumus:
Keterangan : NP = Prosentase yang dicari
R = Jumlah siswa tuntas
SM = Jumlah seluruh siswa
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat keberhasilan siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan Predikat
86–100 % Sangat Baik
76–85 % Baik
60–75 % Cukup
55–59 % Kurang
≤54 % Kurang Sekali
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan atau memperbaiki KBM di kelas. Berikut ini merupakan
38
1. Nilai rata-rata siswa minimal 75
2. Skor aktivitas guru dalam proses pembelajaran mencapai≥ 75 %
3. Skor aktivitas siswa selama proses pembelajaaran mencapai≥ 75 %
4. Prosentase keberhasilan siswa sebesar≥ 75 %
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai
minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya
jika dalam evaluasi diperoleh hasil belajar minimal 75%, maka strategi yang
diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya, jika siswa kelas IV
yang berhasil secara individual masih dibawa 75% maka strategi yang
digunakan tersebut dikatan belum berhasil.
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian kelas ini adalah
sebagai berikut:
a) Guru
Nama : Muhammad Rusan, S.Pd
Jabatan : Guru Al-Qur’an Hadits kelas IV MI Bina Bangsa
Surabaya
Tugas : - Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan
pembelajaran
- Mengamati pelaksanaan penelitian
- Terlibat dalam pelaksanaan tindakan, observasi dan
39
b) Peneliti
Nama : Umi Laila
Jabatan : Mahasiswi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya
Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran, instrumen
penelitian, lembar obsearvasi
- Pelaksanaan KBM
- Melakukan diskusi dengan guru kolaborasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Peningkatan Pemahaman Pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Hadits tentang
Silaturrahim melalui Strategi Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI
Bina Bangsa Surabaya”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus,
yakni siklus I dan siklus II karena pada siklus I peneliti belum melihat
peningkatan yang sesuai dengan indikator kinerja yang akan dicapai pada
peningkatan pemahaman siswa.
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan tindakan
Pada perencanaan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Januari
2017, peneliti berkolaborasi dengan guru. Pada tahap ini pertama yang
dilakukan peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi Index Card Match
untuk meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu peneliti juga
menyiapkan lembar kerja dan juga kartu pasangan yang berisi soal
41
observasi siswa untuk digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal-hal tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran
selama proses pembelajaran berlangsung dapat berjalan sesuai rencana
dan juga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, siklus 1 dilaksanakan pada hari
Kamis 5 Januai 2017. Siklus 1 ini dilaksanakan dalam 1x pertemuan
yaitu selama 2x30 menit, sehinghga total waktu yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran adalah 60 menit. Pelaksanaan tindakan ini
dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya dengan
jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
dengan tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal dilakukan dengan mengkondisikan siswa agar siap
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan
guru mengucapkan salam kemudian meminta siswa untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan
guru bertanya kabar siswa sekaligus untuk memotivasi siswa agar siap
belajar “apa kabarnya siswa kelas 4 hari ini?”, selanjutnya siswa
menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, kelas 4, siap belajar! Yes!”.
42
berupa pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan materi
yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta kegiatan yang akan dilakukan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi. Kegiatan
eksplorasi ini diawali dengan siswa mengamati gambar “anak sedang
bersalaman”, kemudian siswa memberikan pendapat tentang gambar
yang mereka amati dan guru memberikan penjelasan gambar tersebut.
Selanjutnya siswa membaca secara bersama-sama hadits tentang
silaturrahim beserta terjemahnya, kemudian guru memberikan
penjelasan tentang hadits silaturrahim dan siswa menyimaknya.
Setelah kegiatan eksplorasi selesai, selanjutnya dilaksanakan
kegiatan elaborasi. Kegiatan elaborasi ini guru melakukan strategi
index card match yaitu dengan cara guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi
soal dan ada berisi jawaban, tugas siswa nanti mencari pasangan kartu
soal dan jawab kepada temannya. Selanjutnya setelah siswa
menemukan pasangan kartu, siswa membacakan hasil nya secara
lantang untuk dikoreksi oleh guru beserta teman-temannya. Setelah
selesai, siswa mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru
43
kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
konfirmasi yaitu siswa bersama dengan guru membahas tugas yang
telah dikerjakan oleh siswa.
Setelah itu dilakukan kegiatan penutup yaitu dengan cara guru
melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan untuk
mengetahui ketecapaian materi. Selanjutnya guru bersama siswa
melakukan kesimpulan selama pembelajaran hari ini. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan siswa membaca hamdalah sebagai
penutup kegiatan pembelajaran dan guru mengucapkan salam.
Hasil belajar pada siklus I, dari 27 siswa terdapat 17 siswa yang
tuntas dan 10 siswa yang belum tuntas. Berikut tabel hasil nilai siklus
I:
Tabel 4.1
Tabel hasil belajar siswa siklus I
No Nama Siswa Nilai KKM
1 MR 52 TT
2 AZ 52 TT
3 AAB 40 TT
4 ANZ 48 TT
44
6 APP 100 T
7 BNRS 80 T
8 DARF 76 T
9 EO 68 TT
10 FRO 80 T
11 FR 84 T
12 HY 64 TT
13 IH 100 T
14 MIM 100 T
15 MRA 52 TT
16 MB 52 TT
17 MFR 80 T
18 MSR 64 TT
19 NZ 100 T
20 NNA 80 T
21 RANA 76 T
22 RR 80 T
23 SA 80 T
24 SH 88 T
25 KA 80 T
45
27 MS 80 T
Jumlah siswa 27
Jumlah seluruh nilai siswa 1988 Rata-rata
73,62
Jumlah siswa tuntas 17
Jumlah siswa tidak tuntas 10
Prosentase ketuntasan
62,96 %
Berdasarkan perhitungan nilai diatas, diketahui bahwa
pembelajaran Al-Qur’an Hadits materi hadits tentang silaturrahim
dalam siklus I memiliki nilai rata-rata kelas 73,62 dan untuk
prosentase ketuntasan hanya 62,96%, hal tersebut menunjukkan
bahwa perlu adanya peningkatan pada siklus berikutnya.
c. Tahap pengamatan
Pada tahap ini yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas pada siklus 1 berdasarkan pada lembar
observasi guru dan siswa. Adapun hasil dari observasi guru dan siswa
46
a) Hasil observasi guru
Penelitian dilakukan di MI Bina Bangsa Surabaya yaitu pada
hari Kamis 5 Januari 2017 pada jam ketiga dan keempat (pukul
07.30-08.30). Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru siklus I:
Tabel 4.2
Hasil observasi aktivitas guru siklus I
NO Kegiatan Skor Perolehan
4 3 2 1
1 Guru memulai dengan
mengucapkan salam dan
mengajak siswa untuk berdoa dan menanyakan kabar siswa
2 Guru memberikan apersepsi /
motivasi
3 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4 Guru melakukan tanya jawab
tentang topik yang sudah
diketahui siswa
5 Guru menjelaskan materi
pembelajaran
6 Guru memberikan instruksi
pada siswa dan menjelaskan
tentang langkah-langkah
strategiIndex Card Match
7 Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui
47
8 Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan pelajaran
9 Guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan
mengingatkan siswa untuk
belajar
10 Guru mengakhiri pelajaran
dengan salam
Jumlah 30
Rata-rata 3,0
Prosentase 75 %
Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase
yang didapat dengan menggunakan rumus:
Rata-rata aspek:
= 3,0
Keterangan: X = Nilai rata-rata
= jumlah skor yang diperoleh
48
Prosentase:
= 75 %
Keterangan : NP = Prosentase yang akan dicari
R = Jumlah skor yang diperoleh
SM= Jumlah skor maksimal
Nilai rata-rata yang diperoleh guru setiap aspek pembelajaran
yaitu 3,0 dan juga hasil prosentase aktivitas yang diperoleh guru
selama pembelajaran yaitu 75 %. Hasil tersebut kurang begitu baik,
karena skor minimal yang ditentukan adalah ≥75%.Namun peneliti
dan guru bersepakat unbtuk memperbaikinya lagi pada siklus
berikutnya.
b) Hasil observasi siswa
Observasi juga dilakukan pada aktivitas siswa selama
49
Tabel 4.3
Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
NO Kegiatan Skor Perolehan
motivasi yang diberikan guru
3 Siswa memperhatikan saat
tujuan pembelajaran
disampaikan
4 Siswa memberikan jawaban
atas pertanyaan yang diberikan oleh guru
5 Siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru
6 Siswa mengikuti instruksi guru
terhadap langkah-langkah
strategi pembelajaran Index
Card Match
7 Siswa merespon refleksi yang
diberikan oleh guru
8 Siswa dapat menarik
kesimpulan dari pembelajaran
9 Siswa mengakhiri pelajaran
dengan berdoa bersama
10 Siswa menjawab salam
penutup dari guru
50
Rata-rata 2,9
Prosentase 72,5%
Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase
yang didapat dengan menggunakan rumus :
Rata-rata aspek:
= 2,9
Keterangan: X = Nilai rata-rata
= jumlah skor yang diperoleh
= jumlah semua item
Prosentase:
51
Keterangan : NP = Prosentase yang akan dicari
R= Jumlah skor yang diperoleh
SM= Jumlah skor maksimal
Nilai rata-rata aspek yang diperoleh pada saat observasi aktivitas
siswa yaitu 2,9. Prosentase yang diperoleh yaitu 72,5 %. Prosentase
yang didapat masih kurang dari 75%, sehingga peneliti bermaksut
untuk memperbaikinya di siklus berikutnya.
d. Tahap refleksi
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari 3 kegiatan yakni
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru dan siswa
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang ada pada rpp,
hanya saja ada beberapa kegiatan yang dirasa kurang maksimal,
sehingga terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil lembaar latihan soal yang telah dikerjakan oleh
siswa, diperoleh rata-rata kelas. Dari 27 siswa, siswa yang tidak tuntas
nilainya ada 10 anak dan nilainya yang sudah tuntas terdapat 17 anak.
Ini menunjukkan masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk
52
Temuan-temuan yang ada pada pelaksanaan tindakan kelas pada
siklus 1 diantaranya sebagai berikut:
1) Aktivitas guru dan siswa kurang maksimal, seperti guru masih
kurang dalam menarik perhatian siswa pada saat memberikan
penjelasan materi, sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru. Dalam menjelaskan guru juga
masih sesekali melihat RPP dan juga buku.
2) Ketika strategi Index Card Match dilaksanakan, siswa masih banyak yang belum bisa menemukan pasangannya, hal ini
disebabkan karna guru belum maksimal dalam memberikan
instruksi pada siswa dan juga pada saat guru menjelaskan materi
ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, sehingga mereka
bingung.
3) Adanya perselisihan diantara siswa ketika mereka mencari
pasangan, mereka merasa tidak senang terhadap pasangannya, hal
ini membuat kondisi kelas menjadi lebih gaduh dan tidak
kondusif.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I
belum maksimal dalam penelitian peningkatan pemahaman siswa.
53
hasil yang lebih maksimal. Peneliti dan guru bersepakat untuk lebih
meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Upaya-upaya
perbaikan yang dilakukan pada siklus selanjunya diantaranya:
1) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan
lebih maksimal, sehingga hasil yang diharapkan akan menjadi
lebih baik.
2) Ketika memberikan penjelasan materi, guru akan mengemasnya
menjadi lebih menarik, sehingga siswa akan lebih memperhatikan
guru ketika menjelaskan.
3) Guru akan lebih menekankan lagi bagaimana cara melakukan
langkah-langkah Index Card Match sehingga nantinya siswa tiak
akan lagi merasa kesulitan dalam mengikuti instruksi yang
diberikan oleh guru
4) Lebih memaksimalkan lagi dalam menguasai kelas, sehingga
nantinya siswa akan lebih terkontrol ketika mengikuti
pembelajaran dalam kelas dan juga tidak akan ada lagi siswa yang
54
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan tindakan
Sama seperti perencanaan siklus I, pada tahap perencanaan di
siklus II ini peneliti merencanakan dengan melihat
sekurang-0kurangnya yang ada di siklus I. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
strategi IndexCard Match yang telah diperbaiki untuk meningkatkan
pemahaman siswa materi hadits tentang silaturrahim. Selain iitu
peneloioti juga menyiapkan kartu-kartu berpasangan antara soal dan
jawaban, menyiapkan lembar evaluasi siswa, menyiapkan lembar
observasi guru, menyiapkan lembar observasi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap tindakan, siklus II dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 16 January 2017. Siklus II dilaksanakan dalam 1x pertemuan
dengan durasi 2 x 30 menit, sehingga total waktu yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran adalah 60 menit. Pelaksanaan penilitian
ini dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya
55
Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama pada saat siklus I,
yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Namun pada siklus ini terdapat beberapa perbaikan yaitu pada langkah
pembelajaran dan soal evaluasi yang digunakan.
Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam,
kemudian meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan guru bertanya kabar siswa
sekaligus untuk memotivasi siswa agar siap belajar “apa kabarnya
siswa kelas 4 hari ini?”, selanjutnya siswa menjawab “Alhamdulillah,
luar biasa, kelas 4, siap belajar! Yes!”. Selanjutnya guru bertanya
kepada siswa “anak-anak, kemarin kita belajar materi apa? Siapa yang
masih ingat?”. Siswa menjawab, “hadits tentang silaturrahim bu”.
Selanjtnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi. Guru
menunjukkan gambar tentang “anak yang sedang mengunjungi rumah
saudaranya” kemudian meminta siswa untuk memberikan pendapat
tentang gambar tersebut. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa gambar
itu tentang silaturrahim sebuah keluarga. Setelah siswa mengamati
gambar, selanjutnya siswa bersama-sama membaca hadits tentang
56
penjelasan materi hadits tentang silaturrahim dan siswa
memperhatikannya.
Setelah kegiatan eksplorasi selesai, selanjutnya dilaksanakan
kegiatan elaborasi. Kegiatan elaborasi ini guru melakukan strategi
Index Card Match dengan cara guru membagikan kartu-kartu yang
berisi soal maupun jawaban yang telah disiapkan kemudian meminta
siswa untuk mencari pasangan dari kartu tersebut. Selanjutnya setelah
siswa menemukan pasangan kartu, guru membimbing siswa untuk
melakukan tepuk diam dengan berkata sambil tepuk tangan, “tepuk
diam, aku diam, tak bicara, diam, satu, dua, tiga, sssssstttt”, hal ini
dilakukan agar siswa tidak gaduh dengan teman-temannya.
Selanjutnya siswa membacakan hasil nya secara lantang untuk
dikoreksi oleh guru beserta teman-temannya. Setelah selesai, siswa
diminta mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru untuk
mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. Setelah kegiatan
elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi
yaitu siswa bersama dengan guru membahas tugas yang telah
dikerjakan oleh siswa.
Kegiatan penutup dilakukan dengan cara memberikan kesimpulan
57
guru meminta siswa untuk membaca “hamdalah” bersama-sama dan
guru mengucapkan salam penutup.
Hasil nilai pada siklus II, dari 27 siswa terdapat 23 siswa yang
sudah tuntas dalam belajar dan terdapat 4 siswa yang belum
mengalami ketuntasan. Berikut hasil nilai siswa pada siklus II:
Tabel 4.4
Hasil nilai siswa siklus II
No Nama Siswa Nilai KKM
1 MR 76 T
2 AZ 40 TT
3 AAB 58 TT
4 ANZ 60 TT
5 AY 88 T
6 APP 100 T
7 BNRS 100 T
8 DARF 100 T
9 EO 88 T
10 FRO 100 T
11 FR 100 T
58
13 IH 88 T
14 MIM 100 T
15 MRA 100 T
16 MB 84 T
17 MFR 100 T
18 MSR 100 T
19 NZ 100 T
20 NNA 100 T
21 RANA 100 T
22 RR 100 T
23 SA 88 T
24 SH 88 T
25 KA 88 T
26 MR 58 TT
27 MS 76 T
Jumlah siswa 27
Jumlah seluruh nilai siswa 2380 Rata-rata
88,14
59
Jumlah siswa tidak tuntas 4
Prosentase ketuntasan
85,18 %
Jadi pada siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan nilai
rata-rata kelas dari 73,62 pada siklus I menjadi 88,14 pada siklus II,
dan prosentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari
62,96% pada siklus I menjadi 85,18% pada siklus II.
c. Tahap pengamatan
Tahap observasi ini dilaksanakan sama seperti siklus sebelumnya,
observasi diambil dari pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di
kelas pada siklus II berdasarkan pada lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Adapun hasil dari observasi guru dan juga
siswa diantaranya:
a) Hasil observasi guru
Penelitian dilakukan di MI Bina Bangsa Surabaya yaitu pada
hari Senin 16 January 2017 pada jam pelajaran ke 9 dan 10 (pukul
60
Tabel 4.5
Hasil observasi aktivitas guru siklus II
NO Kegiatan Skor Perolehan
4 3 2 1
1 Guru memulai dengan
mengucapkan salam dan
mengajak siswa untuk berdoa dan menanyakan kabar siswa
2 Guru memberikan apersepsi /
motivasi
3 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4 Guru melakukan tanya jawab
tentang topik yang sudah diketahui siswa
5 Guru menjelaskan materi
pembelajaran
6 Guru memberikan instruksi
pada siswa dan menjelaskan
tentang langkah-langkah
strategiIndex Card Match
7 Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui
8 Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan pelajaran
9 Guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan
mengingatkan siswa untuk
belajar
10 Guru mengakhiri pelajaran
61
Jumlah 35
Rata-rata 3,5
Prosentase 87,5 %
Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase
yang didapat dengan menggunakan rumus:
Rata-rata aspek:
= 3,5
Keterangan: X = Nilai rata-rata
= jumlah skor yang diperoleh
= jumlah semua item
Prosentase: