• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN PELAJARAN AL-QUR'AN HADITS MATERI HADITS TENTANG SILATURRAHIM MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI BINA BANGSA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN PELAJARAN AL-QUR'AN HADITS MATERI HADITS TENTANG SILATURRAHIM MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI BINA BANGSA SURABAYA."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MATERI HADITS TENTANG SILATURRAHIM MELALUI STRATEGI

INDEX CARD MATCHPADA SISWA KELAS IV MI BINA BANGSA

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

UMI LAILA NIM. D07213040

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Umi Laila. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Hadits tentang Silaturrahim melalui

Strategi Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs.H.Munawir, M.Ag.

Kata Kunci : strategi Index Card Match, materi hadits tentang silaturrahim, pemahaman

Dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI Bina

Bangsa Surabaya menunjukkan kegiatan pembelajaran yang belum maksimal. Siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits cenderung kurang aktiv, hal ini

dikarenakan ketika proses belajar mengajar guru masih menggunakan cara yang konvensional dan cenderung monoton, adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui penerapan strategiIndex Card Match. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?; 2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?; Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, melalaui strategi index card match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an hadits siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya.

Model dalam penelitian ini menggunakan model penelitian kurt lewin, terdiari dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah 27 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian tes tertulis.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSEMBAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 7

(8)

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Signifikansi Penilitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 11

1. Pengertian Pemahaman... 11

2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ... 12

3. Indikator Pemahaman ... 12

B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits... 13

1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 13

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 15

3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits... 15

4. Materi Hadits tentang Silaturrahim ... 16

C. Strategi PembelajaranIndex Card Match...18

1. Pengertian StrategiIndex Card Match...18

2. Tujuan StrategiIndex Card Match ...19

3. Kelebihan dan Kelemahan StrategiIndex Card Match ...19

4. Langkah-Langkah StrategiIndex Card Match ...20

(9)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 25

C. Variabel yang Diselidiki ... 26

D. Rencana Tindakan ... 27

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 31

F. Indikator Kinerja ... 37

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 40

1. Siklus I... 40

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 40

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 41

c. Tahap Pengamatan ... 45

d. Tahap Refleksi ... 51

2. Siklus II ... 54

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 54

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan... 54

c. Tahap Pengamatan ... 58

d. Tahap Refleksi ... 65

(10)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 77

RIWAYAT HIDUP ... 78

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang sadar tujuan yang maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terkait dan terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar.1 Di dalam Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Dan ini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan terkandung makna pendidikan.2

Di dalam GBPP PAI disekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama silam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

1

Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pres, 2012), 57.

2

(12)

2

menghormati agama lain dan hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional3

Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengahayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia mulia yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rumusan tujuan ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam. Selanjutnya menuju tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama kedalam diri siswa. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan mentaati ajaran islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan tumbuh manusia manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia4

Tantangan pendidikan agama islam di sekolah salah satunya yaitu turunnya kualitas pendidikan yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia juga menurun dan lemah dalam hal keimanan dan ketakwaan serta penguasaan iptek. Dengan demikian seorang guru di sekolah harus mampu

3Ibid, 75 4

(13)

3

menguasai ketrampilan untuk membangkitkan minat siswa kepada pemahaman ajaran agama islam dan pengembangan wawasannya.

Pendidikan di madrasah merupakan salah satu pendidikan dasar yang bernafas keagamaan. Pendidikan agama islam di madrasah terdiri dari 4 bidang studi, salah satu diantaranya yaitu Al-Qur’an Hadits. Al-Qur’an Hadits

merupakan sumber utama ajaran islam, dalam arti merupakan sumber aqidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah dan akhlak, sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut. Adapun kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari siswa sekolah dasar adalah dengan landasan iman yang benar, diantaranya yaitu: siswa mampu membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan

menulisnya dengan benar serta berusaha memahami terjemah dari ayat-ayat Al-Qur’an, siswa juga terbiasa berkepribadian muslim (berakhlak mulia). Untuk itu pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah harus selalu

ditingkatkan supaya kedepannya dapat menghasilkan lulusan yang berpegang kuat pada hukum islam tersebut.

Dari hal tersebut dapat diambil bahwa sangat pentingnya pendidikan Al-Qur’an Hadits bagi kita dan juga bagi siswa Madrasah. Jadi, pendidikan

(14)

4

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.5Jadi agar dapat meningkatkan pemahaman serta hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, seorang guru perlu meningkatkan kompetensinya agar tujuan pembelajaran dapat ditempuh. Penggunaan metode dan strategi pembelajaran disetiap pembelajaran sangat penting, karena keberhasilan pengajaran juga ditentukan oleh metode dan strategi yang digunakan oleh guru, maksudnya strategi pembelajaran juga menghasilkan keberhasilan dalam kegiatan berlajar mengajar.6

Sebagaimana hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran Al-Qur’an Hadits, seperti mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi hadits tentang silaturrahmi, mereka masih merasa kesulitan untuk memahami mufrodat-mufrodat dalam hadits tersebut dan juga isi kandungan hadits tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: pertama, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered)sehingga hal ini menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, akibatnya sebagian dari siswa banyak yang melakukan kegiatannya sendiri. Kedua, peserta didik kurang terlibat aktiv selama proses pembelajran berlangsung, sehingga

5

Undang-Undang Nomor.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

6

(15)

5

mereka kurang berminat dalam belajar dan juga kurang bisa dalam memahami materi hadits tentang silaturrahmi.

Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas IV di MI Bina Bangsa berjumlah 27 siswa, hanya 12 siswa yang memahami materi sedangkan 15 siswa belum memahami materi. Jumlah nilai ketuntasan pelajaran Al-Qur’an

Hadits di kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya secara klasikal hanya 44%, masih jauh dari standar kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu 75%. Hasil analisis dari permasalahan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI

Bina Bangsa Surabaya yaitu: 1) keterampilan mengajar guru kurang baik, guru masih dominan dalam proses pembelajaran, dan juga masih menggunakan metode dan strategi yang masih konvensional. 2) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, sehingga siswa masih pasif dalam kegiatan belajar mengajar.

(16)

6

Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.7

Adapun strategi yang digunakan peneliti adalah strategi Index Card Match yaitu strategi sederhana untuk mempraktekan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Strategi Index Card Match merupakan strategi pembelajran aktiv (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga, semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktiv juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.8

Penggunaan strategi Index Card Match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta prestasi keberhasilan pelajaran Al-Qur’an

Hadits di MI Bina Bangsa Surabaya. Penggunaan strategi Index Card Match ini merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktivkan siswa, sehingga nantinya siswa akan dapat lebih memahami materi.

7

Rusman,Model-model Pembelajaran,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), 30

8

(17)

7

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Pemahaman Pelajaran Al-Qur’an Hadits Maateri Hadits tentang Silaturrahmi melalui Strategi Index Card

Matchpada Siswa Kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya?

C. Tindakan yang Dipilih

(18)

8

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan strategi Index Card Match dalam rangka meningkatkan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi setelah menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti membahas tentang peningkatan pemahaman materi hadits tentang silaturrahmi menggunakan strategi Index Card Match pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya. Adapun standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator akan dibahas sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi :

a) Memahami arti surat pendek dan hadis tentang niat dan silaturahmi 2. Kompetensi Dasar :

a) Menerjemahkan hadits tentang silaturrahmi

b) Menjelaskan isi kandungan hadits tentang silaturrahmi

3. Indikator :

(19)

9

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan. Temuan melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi Index Card Match pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di MI Bina Bangsa Surabaya, dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan memberikan data bagi kepentingan peningkatan kualitas pengajar di Madrasah Ibtidaiyah, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan menjelaskan dan juga prestasi belajar siswa. Temuan penelitian ini dapat diajadikan dasar pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan metodologi pengajaran, dan pengelolaan kelas. Disisi lain penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan lebih bervariasi. Meningkatkan prestasi belajar secara optimal, berfikir kreativ dan juga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan siswa dalam belajar Al-Qur’an Hadits dan

(20)

10

3. Bagi Sekolah

a) Sebagai sarana untuk menemukan hambatan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran, serta sebagai upaya untuk memperbaiki dan m engatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Peningkatan Pemahaman Siswa

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir.9 Pemahaman juga merupakan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dan perguruan tinggi. Atinya, ketika siswa atau mahasiswa dihadapkan pada komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang terkandung didalmnya.10 Menurut bloom pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bacaan yang dipelajari. Jadi, seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa.11

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang siswa dikatakan dapat memahami sesuatu yaitu apabila siswa tersebut mampu menjelaskan atau menguraikan materi yang telah dipelajari tersebut menggunakan bahasannya sendiri, terlebih lagi jika siswa tersebut

9

W.J.S. Porwadarminto,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1991), 636.

10

Wowo Sunaryo,taksonomi Kognitif,(bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012),43

11

(22)

12

dapat memberikan dengan contoh selain dari apa yang telah dicontohkan oleh guru.

2. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman

Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari. Pemahaman ini dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:12

a. Tingkat rendah : pemahaman terjemah, mulai dari terjemah dalam arti sebenarnya, seperti bahasa asing dan bahasa Indonesia

b. Tingkat menengah: pemahaman yang memiliki penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan diketahui beberapa bagian dari grafik dengan kejadian atau peristiwa.

c. Tingkat tinggi : pemahaman ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi yang diharapkan, seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah.

3. Indikator Pemahaman

Pemahaman memiliki indikator yaitu:

a) Mengartikan : menguraikan dengan kata-kata sendiri. b) Memberikan contoh : mampu memberikan contoh dari materi

yang telah dipelajarinya

12

(23)

13

c) Mengklasifikasi : mampu mengamati atau menggambarkan materi yang telah dipelajarinya

d) Menyimpulkan : menulis kesimpulan pendek dari sebuah materi

e) Menduga : mampu mengambil kesimpulan dari sebuah materi

f) Membandingkan : mampu membandingkan sebuah materi yang dipelajarinya.

g) Menjelaskan : mampu menjelaskan materi yang dipelajarinya.

B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Al-Qur’an Hadist berasal dari kata Al-Quran dan Hadits. Al-Qur’an berasal dari kataﻦ ﺋاﺮ ﻘﻟا(Al-Qara’in)jamak dari (Qorinah)yang berarti indikator (petunjuk).13Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, sampai kepada kita secara mutawattir. Dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, dan bernilai ibadah (berpahala) bagi setiap orang yang membacanya.14 Hadits atau Al-Hadits menurut bahasa berarti Al-Jadid (sesuatu yang baru) lawan dari Al-Qadim(sesuatu yang lama). Kata hadits

13

Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Al-Qur’an, hlm 1

14

(24)

14

juga berarti Al-Khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan atau dibincangkan dari seseorang kepada orang lain.15

Jadi Al-Qur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang digunakan

manusia sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

hadits adalah sebagai perkuat dari Al-Qur’an, menjelaskan hukum syaria

yang belum dijelaskan dalam Al-Qur’an, dan mencabang dari pokok dalam

Al-Qur’an

Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama ajaran islam, dalam

artian merupakan sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah

dan akhlak, sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut.16 Mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata

pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis

Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat

pendek dalam Al-Qur’an.17 Pengenalan arti atau makna secara sederhan

dan surat-surat pendek tersebut dan hadits tentang akhlak terpuji untuk

diamalkan dlam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan

pembinaan.

15

Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Hadits,hlm 1 16

Muhaimin,Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 80 17

(25)

15

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits18

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an yang benar

sesuai dengan kaidah ilmu tajwid

b. Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dan pemahaman

sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta

pengamalannya melaui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan

mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan keutamaan membaca

Al-Qur’an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,

silaturrahmi, takwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah,

ciri-ciri orang munafik dan amal sholih.

3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an hadits memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mencintai kitab sucinya, memperlajari dan mempraktekkan ajaran dan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, sebagai sumber utama ajaran

islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman dalam kehidupan

18

(26)

16

sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah

bertujuan untuk:19

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,

menulis, membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur’an dan

Hadits

b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan

ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits melalui keteladanan danpembiasaan

c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan

berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits.

4. Materi Hadits tentang Silaturrahmi20

Hadits tentang silaturrahmi

Artinya: Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullah saw.

Bersabda: ''Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan

dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia

bersilaturrahim.” (HR. Bukhari Muslim)

19

Keputusan Menteri Agama nomor.165 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab

20

(27)

Silaturrahim berasal dari bahasa Arab shilah yang berarti menyambung, dan rahim yang berarti kekeluargaan atau kasih sayang. Jadi silaturrahim adalah menyambungkan tali

kekeluargaan atau tali kasih sayang. Silaturrahim adalah hal yang

sangat penting untuk mempererat persatuan dan kesatuan

keluarga, masyarakat maupun bangsa. Rasulullah memerintahkan

kita agar gemar bersilaturrahim baik kepada keluarga, teman

maupun tetangga. Silaturrahim dapat dilakukan dengan

berkunjung ke rumah, berkirim surah atau menelepon sanak

keluarga dan sesama teman. Secara lebih luas silaturrahim dalam

ajaran Islam juga tercipta melalui kegiatan Salat Berjamaah, Salat

Jum’at, Salat Idul Fitri dan Idul Adha serta melalui Ibadah Haji.

Dengan silaturrahim akan tercipta persaudaraan yang

(28)

18

pentingnya silaturrahim,sehingga Allah mengancam siapa saja

yang memutuskan silaturrahim dengan acaman tidak akan masuk

surga. Sebaliknya orang yang selalu menyambung silaturrahim

akan diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

silaturrahim, diantaranya adalah dengan mengucapkan salam,

berjabat tangan, berbicara santun dan memilih waktu yang tepat.

C. Strategi Pembelajaran Index Card Match 1. Pengertian Strategi Index Card Match

StrategiIndex Card Matchadalah strategi yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan

diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas dan juga menguasai

keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi Index Card Match merupakan salah satu strategi pembelajaran

dengan cara mencari pasangan antar peserta didik.21 Dengan demikian

strategi Index Card Match dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan untuk mengulang materi yang sudah diberikan

sebelumnya atau materi baru, sehingga tercipta kelas yang

menyenangkan.22

21

Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2005), 43

22

(29)

19

2. Tujuan Strategi Index Card Match

Strategi index card match merupakan salah satu model pembelajaran

aktiv, dimana strategi ini bertujuan untuk mengaktivkan siswa dalam

kelas. Strategi ini juga dapat bertujuan untuk melatih siswa agar lebih

cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.23

Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau

kalimat dengan pasangannya, misalkan kata dengan artinya atau soal

dengan jawabannya. Strategi ini bisa dikatakan sebuah permainan yang

menyenangkan karna siswa ditantang untuk menemukan pasangannya

dengan cocok (pertanyaan dan jawaban) dengan melibatkan fisik.

3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Index Card Match

StrategiIndex Card Match sebagai salah satu alternative yang dapat

dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar

mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain:

a. Kelebihan

1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar

2. Dapat menarik perhatian siswa

3. Mampu menciptakan suasana belajar aktiv dan menyenangkan

4. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa

23

(30)

20

b. Kelemahan

1. Guru harus meluangkan waktu lebih

2. Membutuhkan waktu lama dalam membuat persiapan

3. Suasana kelas menjadi gaduh, sehingga dapat mengganggu kelas

lain

4. Menntut sifat tertentu dari siswa.

4. Langkah-Langkah Strategi Index Card Match24

a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak julah siswa yang ada

didalam kelas

b. Begilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang matei yang akan

dibelajarkan, setiap kertas berisi 1 pertanyaan

d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yamng telah dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan

jawab.

f. Setiap siswa diberi 1 kertas, jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang

dilakukan berpasangan, separuh dari siswa akan mendapatkan

jawaban.

24

(31)

21

g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka, jika ada

yang sudah menemukan mintalah mereka untuk duduk berdekatan,

jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka

dapatkan kepada teman lainnya.

h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,

mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk

(32)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka

pemecahan suatu permasalahan yang fungsinya untuk mencarikan penjelasan

dan jawaban terhadap permasalahan, serta memberikan alternatif bagi

kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.25

Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dalam

bahasa Inggris disebut Classroom Action Research. PTK meliputi tiga kata yaitu “Penelitian” , “Tindakan” dan “Kelas”. Penelitian adalah kegiatan

mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi, dengan tujuan dan

bermanfaat dalam meningkatkan mutu bagi suatu hal yang diminati. Tindakan

adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,

dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa-siswi.

Sedangkan kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas, tetapi dalam

pengertian pembelajaran yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa-siswi

yang dalam waktu yang sama dan guru yang sama pula.26

25

Daryanto,Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), 01

26Penelitian Tindakan Kelas,

(33)

23

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1)

penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

arahan guru yang dilakukan siswa.27

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Reseach) dengan tindakan berupa

penggunaan strategi pembelajaran Index Card Match yang akan diterapkan

pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang

guru menjadi pihak kolaborator yang melaksanakan pembelajaran yang

dirancang oleh peneliti untuk dilaksanakan di kelas. Penelliti juga bertindak

sebagai observator dan penanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan

kelas ini. Peneliti dan seorang guru terlibat secara penuh dalam perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi pada tiap-tiap siklus yang sudah dianggap

mampu memenuhi hasil yang diinginkan dan mengatasi persoalan yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa dilakukannya penelitian

tindakan kelas adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintrospeksi,

bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri, sehingga

27

(34)

24

kemampuannya sebagai seorang pengajar diharapkan cukup profesional untuk

selanjutnya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang

dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana urainnya bersifat deskriptif

sebab menggambarkan suatu tehnik pembelajaran diterapkan dan bagaimana

hasil yang diingikan dapat dicapai.

Dengan mempertimbangkan bahwa penelitian tindakan kelas

permasalahannya sangat bervariatif bersifat individual sehingga

masing-masing guru kemungkinan mempunyai dan menghadapi permasalahan yang

berbeda. Oleh karena itu, model penelitian tindakan kelas yang hendak

digunakan tidak terikat harus mengikuti suatu model PTK.

Peneliti boleh saja menggunakan salah satu metode sebagai acuannya,

akan tetapi dalam tahap pelaksanaanya peneliti boleh mengembangkan

sendiri tanpa harus keluar dari pedoman penelitian tindakan kelas. Perubahan

atau modifikasi yang dilakukan guru harus benar-benar cocok untuk

permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin,

yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus

meliputi planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan)

dan Reflection (refleksi).28 Langkah pada siklus sebelumnya adalah

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang sudah direvisi dari

siklus sebelumnya.

28

(35)

25

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi maka modelKurt Lewin

akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut:

Gambar 3.1

Model PTK Kurt Lewin

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian: MI Bina Bangsa Surabaya

Alasan peneliti memilih MI Bina Bangsa Surabaya sebagai tempat

penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti merasa siswa di kelas

IV di MI Bina Bangsa Surabaya perlu diadakan peningkatan

pemahaman dalam belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, hal ini

dilihat dari pengalaman peneliti selama melaksanakan Praktik

(36)

26

rekomendasi dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian di

Madrasah tersebut untuk menambah inovasi baru dalam proses belajar

mengajar.

b. Waktu Penelitian : semester Genap tahun ajaran 2016-2017

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Bina Bangsa

Surabaya tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah 27 siswa dalam satu

kelas.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab

permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel input : siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya tahun ajaran

2016-2017

2. Variabel proses: penerapan strategi pembelajranIndex Card Match

3. Variabel output: peningkatan pemahaman mata pelajaran Al-Qur’an

(37)

27

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggnakan model penelitian dari Kurt

Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat

komponen, yaitu: perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan

(Observation),dan Refleksi(Reflection).29

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti

antara lain:

1) Membuat jadwal kunjungan kelas

2) Menyusun RPP materi hadits tentang silaturrahmi berdasarkan

langkah-langkah penerapan strategi pembelajaranIndex Card

Match

3) Menyiapkan sumber belajar, strategi pembelajaran, media

pembelajaran, fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas.

4) Menyusun lembar evaluasi pembelajaran (soal latihan)

5) Menyiapkan instrumen penilaian

6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa

dan guru selama pembelajaran berlangsung.

29

(38)

28

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Setelah mengembangkan perencanaan, maka peneliti siap

melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam

situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan

penilaian terhadap siswa.

Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dipaparkan tentang

rencana langkah-langkah pembelajaran dalam tahap pelaksanaan

tindakan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Tabel 3.1

Rencana langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan menanyakan

kabar siswa

2. Ketua kelas diminta untuk memimpin doa

3. Mengecek kehadiran siswa

4. Memberikan ice breaking dengan cara tepuk

1,2,3 untuk memfokuskan perhatian siswa

5. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan

materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki siswa.

6. Siswa memperhatikan guru yang sedang

menunjukkan gambar ”anak sedang

bersalam-salaman” kemudian mengajukan pertanyaan

awal “ada yang tahu tentangsilaturrahmi?”

7. Siswa menyimak informasi dari guru mengenai materi yang dipelajari hari ini

(39)

29

Inti

1. Siswa bersama-sama membaca hadits tentang silaturrahmi

2. Siswa menyimak penjelasan guru terkait materi hadits tentang silaturrahmi

3. Guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi soal dan ada yang berisi jawaban, tugas siswa nanti mencari pasangan soal dan jawab kepada teman nya

4. Siswa mencari pasangan kartu masing-masing 5. Setiap pasangan membacakan hasil nya secara

lantang untuk dikoreksi oleh teman temannya 6. Siswa mengerjakan tes tulis untuk mengetahui

keberhasilan dalam proses pembelajaran

55 menit

Penutup

1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami

2. Mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa

3. Bersama siswa dan guru membuat kesimpulan

4. Mengajak semua siswa berdoa untuk

mengakhiri pembelajaran 5. Mengucapkan salam

7 menit

c. Tahap pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai berikut:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran

2) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

(40)

30

3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa diakhir kegiatan

pembelajaran, untuk mengetahui kesan siswa maupun guru

setelah belajar menggunakan strategi pembelajran IndexCard Match

d. Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti memeriksa instrumen penelitian, memeriksa

hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian peneliti

mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi seluruh tindakan

yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Selanjutnya hasil

observasi dikumpulkan, kemudian analisis untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan mencari kendala-kendala selama proses

pembelajaran berlangsung. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum

berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada silus kedua dimaksudkan sebagai

perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan

siklus pertama yang diawali dengan perencanaan, dilanjutkan dengan

tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap

siklus I dan siklus II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru

kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas

(41)

31

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperlua penelitian yang

dimaksud.30Dalam penelitian, data yang diperlukan ada 2 macam, yaitu:

a. Data kualitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam penelitian tindakan kelas

2) Strategi yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka.

Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini

meliputi:

1) Data jumlah siswa kelas IV

2) Data prosentase ketuntasan belajar siswa

3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa.

30

(42)

32

2. Cara Pengumpulan

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan

informan untuk tanya jawab. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan wawancara digunakan untuk memperoleh data yang

ada kaitannya dengan sikap atau pendapat siswa selama pelaksanaan

dan pembelajaran materi hadits tentang silaturrahmi dengan

menggunakan strategi yang diterapkan, dan juga untuk menemukan

kesulitan apa saja yang dialami baik guru atau siswa selama proses

pembelajaran pada saat sebelum maupun sesudah tindakan.

Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV MI Bina

Bangsa Surabaya dan pada siswa kelas IV. Instrumen yang digunakan

dalam penerapan tehnik pengumpulan data ini yaitu berupa naskah

wawancara responden guru sebelum dan sesudah kegiatan

pembelajaran, dan juga naskah wawancara responden siswa sesudah

kegiatan pembelajaran.

b. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi

sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi

(43)

33

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi

digunakan untuk mengumpulkan data sebagi berikut:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaranIndex Card Match

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaranIndex Card Match

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan

dengan rencana yang telah disusun dan juga untuk memantau proses

dan dampak perbaikan yang direncanakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan

penyimpanan informasi dibidang pengetahuan.

Dokumentasi pada penelitian ini berupa absensi, data nilai, dan

gambar-gambar yang dibutuhkan nselama proses pembelajaran

berlangsung pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya

d. Penilaian tes tertulis

Tujuan dari tes tulis ini adalah mengukur kompetensi pada

pemahaman materi hadits tentang silaturrahim pada siswa kelas IV MI

Bina Bangsa Surabaya. Tes tulis akan dilaksanakan ketika sudah

(44)

34

3. Analisis data

a) Analisis data Observasi guru dan Siswa

Observasi aktivitas guru dan siswa dipandu dengan pendoman

observasi yang telah dibuat. Adapun analisis ketuntasan observasi

aktivitas guru dan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:31

Keterangan : NP = Prosentase yang dicari

R = Jumlah skor yang didapat

SM = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktivitas Guru

NO Kegiatan Skor penilaian

4 3 2 1

1 Guru memulai dengan mengucapkan

salam dan mengajak siswa untuk berdoa

dan menanyakan kabar

2 Guru memberi apersepsi / motivasi

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4 Guru melakukan tanya jawab tentang

topik yang sudah diketahui siswa

5 Guru menjelaskan materi pembelajaran

6 Guru memberikan intruksi pada siswa dan

31

(45)

35

menjelaskan bahwa kartu tersebut ada

berisi soal dan ada berisi jawab, tugas

siswa nanti mencari pasangan soal dan

jawab kepada temannya

7 Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum

diketahui dengan jelas.

8 Guru meminta siswa untuk

menyimpulkan pelajaran hari ini

9 Guru menutup pembelajaran dengan

berdoa dan mengingatkan siswa-siswi

untuk belajar.

10 Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

Jumlah

berdoa bersama serta merespon guru

2 Siswa merespon apersepsi / motivasi yang

diberikan oleh guru

3 Siswa mendengarkan saat tujuan

(46)

36

4 Siswa memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diberikan oleh guru

5 Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru

6 Siswa mengikuti instruksi guru tentang

langkah-langkah dalam pembelajaran.

7 Siswa merespon refleksi guru

8 Siswa menarik kesimpulan dari

pembelajaran

9 Siswa berdoa bersama

10 Siswa menjawab salam dari guru

Jumlah Rata-rata Prosentase

b) Analisis data ketuntasan hasil Belajar

Ketuntasan hasil belajar siswa ditentukan oleh sekolah dengan

standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu nilai minimal 75.

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa digunakan analisis

sederhana dengan prosentase.

Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa menggunakan rumus:32

32

(47)

37

Keterangan:

=

Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah seluruh nilai siswa

N = Jumlah siswa

Untuk menentukan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa

dapat menggunakan rumus:

Keterangan : NP = Prosentase yang dicari

R = Jumlah siswa tuntas

SM = Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat keberhasilan siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan Predikat

86–100 % Sangat Baik

76–85 % Baik

60–75 % Cukup

55–59 % Kurang

≤54 % Kurang Sekali

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan atau memperbaiki KBM di kelas. Berikut ini merupakan

(48)

38

1. Nilai rata-rata siswa minimal 75

2. Skor aktivitas guru dalam proses pembelajaran mencapai≥ 75 %

3. Skor aktivitas siswa selama proses pembelajaaran mencapai≥ 75 %

4. Prosentase keberhasilan siswa sebesar≥ 75 %

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai

minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya

jika dalam evaluasi diperoleh hasil belajar minimal 75%, maka strategi yang

diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya, jika siswa kelas IV

yang berhasil secara individual masih dibawa 75% maka strategi yang

digunakan tersebut dikatan belum berhasil.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian kelas ini adalah

sebagai berikut:

a) Guru

Nama : Muhammad Rusan, S.Pd

Jabatan : Guru Al-Qur’an Hadits kelas IV MI Bina Bangsa

Surabaya

Tugas : - Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan

pembelajaran

- Mengamati pelaksanaan penelitian

- Terlibat dalam pelaksanaan tindakan, observasi dan

(49)

39

b) Peneliti

Nama : Umi Laila

Jabatan : Mahasiswi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas : - Menyusun perencanaan pembelajaran, instrumen

penelitian, lembar obsearvasi

- Pelaksanaan KBM

- Melakukan diskusi dengan guru kolaborasi

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

“Peningkatan Pemahaman Pelajaran Al-Qur’an Hadits Materi Hadits tentang

Silaturrahim melalui Strategi Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI

Bina Bangsa Surabaya”. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus,

yakni siklus I dan siklus II karena pada siklus I peneliti belum melihat

peningkatan yang sesuai dengan indikator kinerja yang akan dicapai pada

peningkatan pemahaman siswa.

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan tindakan

Pada perencanaan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Januari

2017, peneliti berkolaborasi dengan guru. Pada tahap ini pertama yang

dilakukan peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi Index Card Match

untuk meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu peneliti juga

menyiapkan lembar kerja dan juga kartu pasangan yang berisi soal

(51)

41

observasi siswa untuk digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.

Hal-hal tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran

selama proses pembelajaran berlangsung dapat berjalan sesuai rencana

dan juga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, siklus 1 dilaksanakan pada hari

Kamis 5 Januai 2017. Siklus 1 ini dilaksanakan dalam 1x pertemuan

yaitu selama 2x30 menit, sehinghga total waktu yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran adalah 60 menit. Pelaksanaan tindakan ini

dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya dengan

jumlah siswa sebanyak 27 siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan

dengan tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal dilakukan dengan mengkondisikan siswa agar siap

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini diawali dengan

guru mengucapkan salam kemudian meminta siswa untuk berdoa

sebelum memulai pelajaran. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan

guru bertanya kabar siswa sekaligus untuk memotivasi siswa agar siap

belajar “apa kabarnya siswa kelas 4 hari ini?”, selanjutnya siswa

menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, kelas 4, siap belajar! Yes!”.

(52)

42

berupa pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan materi

yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran serta kegiatan yang akan dilakukan siswa selama

pembelajaran berlangsung.

Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi. Kegiatan

eksplorasi ini diawali dengan siswa mengamati gambar “anak sedang

bersalaman”, kemudian siswa memberikan pendapat tentang gambar

yang mereka amati dan guru memberikan penjelasan gambar tersebut.

Selanjutnya siswa membaca secara bersama-sama hadits tentang

silaturrahim beserta terjemahnya, kemudian guru memberikan

penjelasan tentang hadits silaturrahim dan siswa menyimaknya.

Setelah kegiatan eksplorasi selesai, selanjutnya dilaksanakan

kegiatan elaborasi. Kegiatan elaborasi ini guru melakukan strategi

index card match yaitu dengan cara guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa dan menjelaskan bahwa kartu tersebut ada berisi

soal dan ada berisi jawaban, tugas siswa nanti mencari pasangan kartu

soal dan jawab kepada temannya. Selanjutnya setelah siswa

menemukan pasangan kartu, siswa membacakan hasil nya secara

lantang untuk dikoreksi oleh guru beserta teman-temannya. Setelah

selesai, siswa mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru

(53)

43

kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

konfirmasi yaitu siswa bersama dengan guru membahas tugas yang

telah dikerjakan oleh siswa.

Setelah itu dilakukan kegiatan penutup yaitu dengan cara guru

melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan untuk

mengetahui ketecapaian materi. Selanjutnya guru bersama siswa

melakukan kesimpulan selama pembelajaran hari ini. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan siswa membaca hamdalah sebagai

penutup kegiatan pembelajaran dan guru mengucapkan salam.

Hasil belajar pada siklus I, dari 27 siswa terdapat 17 siswa yang

tuntas dan 10 siswa yang belum tuntas. Berikut tabel hasil nilai siklus

I:

Tabel 4.1

Tabel hasil belajar siswa siklus I

No Nama Siswa Nilai KKM

1 MR 52 TT

2 AZ 52 TT

3 AAB 40 TT

4 ANZ 48 TT

(54)

44

6 APP 100 T

7 BNRS 80 T

8 DARF 76 T

9 EO 68 TT

10 FRO 80 T

11 FR 84 T

12 HY 64 TT

13 IH 100 T

14 MIM 100 T

15 MRA 52 TT

16 MB 52 TT

17 MFR 80 T

18 MSR 64 TT

19 NZ 100 T

20 NNA 80 T

21 RANA 76 T

22 RR 80 T

23 SA 80 T

24 SH 88 T

25 KA 80 T

(55)

45

27 MS 80 T

Jumlah siswa 27

Jumlah seluruh nilai siswa 1988 Rata-rata

73,62

Jumlah siswa tuntas 17

Jumlah siswa tidak tuntas 10

Prosentase ketuntasan

62,96 %

Berdasarkan perhitungan nilai diatas, diketahui bahwa

pembelajaran Al-Qur’an Hadits materi hadits tentang silaturrahim

dalam siklus I memiliki nilai rata-rata kelas 73,62 dan untuk

prosentase ketuntasan hanya 62,96%, hal tersebut menunjukkan

bahwa perlu adanya peningkatan pada siklus berikutnya.

c. Tahap pengamatan

Pada tahap ini yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran di kelas pada siklus 1 berdasarkan pada lembar

observasi guru dan siswa. Adapun hasil dari observasi guru dan siswa

(56)

46

a) Hasil observasi guru

Penelitian dilakukan di MI Bina Bangsa Surabaya yaitu pada

hari Kamis 5 Januari 2017 pada jam ketiga dan keempat (pukul

07.30-08.30). Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru siklus I:

Tabel 4.2

Hasil observasi aktivitas guru siklus I

NO Kegiatan Skor Perolehan

4 3 2 1

1 Guru memulai dengan

mengucapkan salam dan

mengajak siswa untuk berdoa dan menanyakan kabar siswa

2 Guru memberikan apersepsi /

motivasi 

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran 

4 Guru melakukan tanya jawab

tentang topik yang sudah

diketahui siswa

5 Guru menjelaskan materi

pembelajaran 

6 Guru memberikan instruksi

pada siswa dan menjelaskan

tentang langkah-langkah

strategiIndex Card Match

7 Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui

(57)

47

8 Guru meminta siswa untuk

menyimpulkan pelajaran 

9 Guru menutup pelajaran

dengan berdoa dan

mengingatkan siswa untuk

belajar

10 Guru mengakhiri pelajaran

dengan salam 

Jumlah 30

Rata-rata 3,0

Prosentase 75 %

Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase

yang didapat dengan menggunakan rumus:

Rata-rata aspek:

= 3,0

Keterangan: X = Nilai rata-rata

= jumlah skor yang diperoleh

(58)

48

Prosentase:

= 75 %

Keterangan : NP = Prosentase yang akan dicari

R = Jumlah skor yang diperoleh

SM= Jumlah skor maksimal

Nilai rata-rata yang diperoleh guru setiap aspek pembelajaran

yaitu 3,0 dan juga hasil prosentase aktivitas yang diperoleh guru

selama pembelajaran yaitu 75 %. Hasil tersebut kurang begitu baik,

karena skor minimal yang ditentukan adalah ≥75%.Namun peneliti

dan guru bersepakat unbtuk memperbaikinya lagi pada siklus

berikutnya.

b) Hasil observasi siswa

Observasi juga dilakukan pada aktivitas siswa selama

(59)

49

Tabel 4.3

Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

NO Kegiatan Skor Perolehan

motivasi yang diberikan guru 

3 Siswa memperhatikan saat

tujuan pembelajaran

disampaikan

4 Siswa memberikan jawaban

atas pertanyaan yang diberikan oleh guru

5 Siswa memperhatikan

penjelasan yang diberikan oleh guru

6 Siswa mengikuti instruksi guru

terhadap langkah-langkah

strategi pembelajaran Index

Card Match

7 Siswa merespon refleksi yang

diberikan oleh guru 

8 Siswa dapat menarik

kesimpulan dari pembelajaran 

9 Siswa mengakhiri pelajaran

dengan berdoa bersama 

10 Siswa menjawab salam

penutup dari guru 

(60)

50

Rata-rata 2,9

Prosentase 72,5%

Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase

yang didapat dengan menggunakan rumus :

Rata-rata aspek:

= 2,9

Keterangan: X = Nilai rata-rata

= jumlah skor yang diperoleh

= jumlah semua item

Prosentase:

(61)

51

Keterangan : NP = Prosentase yang akan dicari

R= Jumlah skor yang diperoleh

SM= Jumlah skor maksimal

Nilai rata-rata aspek yang diperoleh pada saat observasi aktivitas

siswa yaitu 2,9. Prosentase yang diperoleh yaitu 72,5 %. Prosentase

yang didapat masih kurang dari 75%, sehingga peneliti bermaksut

untuk memperbaikinya di siklus berikutnya.

d. Tahap refleksi

Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari 3 kegiatan yakni

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru dan siswa

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang ada pada rpp,

hanya saja ada beberapa kegiatan yang dirasa kurang maksimal,

sehingga terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil lembaar latihan soal yang telah dikerjakan oleh

siswa, diperoleh rata-rata kelas. Dari 27 siswa, siswa yang tidak tuntas

nilainya ada 10 anak dan nilainya yang sudah tuntas terdapat 17 anak.

Ini menunjukkan masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk

(62)

52

Temuan-temuan yang ada pada pelaksanaan tindakan kelas pada

siklus 1 diantaranya sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dan siswa kurang maksimal, seperti guru masih

kurang dalam menarik perhatian siswa pada saat memberikan

penjelasan materi, sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru. Dalam menjelaskan guru juga

masih sesekali melihat RPP dan juga buku.

2) Ketika strategi Index Card Match dilaksanakan, siswa masih banyak yang belum bisa menemukan pasangannya, hal ini

disebabkan karna guru belum maksimal dalam memberikan

instruksi pada siswa dan juga pada saat guru menjelaskan materi

ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, sehingga mereka

bingung.

3) Adanya perselisihan diantara siswa ketika mereka mencari

pasangan, mereka merasa tidak senang terhadap pasangannya, hal

ini membuat kondisi kelas menjadi lebih gaduh dan tidak

kondusif.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I

belum maksimal dalam penelitian peningkatan pemahaman siswa.

(63)

53

hasil yang lebih maksimal. Peneliti dan guru bersepakat untuk lebih

meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Upaya-upaya

perbaikan yang dilakukan pada siklus selanjunya diantaranya:

1) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan

lebih maksimal, sehingga hasil yang diharapkan akan menjadi

lebih baik.

2) Ketika memberikan penjelasan materi, guru akan mengemasnya

menjadi lebih menarik, sehingga siswa akan lebih memperhatikan

guru ketika menjelaskan.

3) Guru akan lebih menekankan lagi bagaimana cara melakukan

langkah-langkah Index Card Match sehingga nantinya siswa tiak

akan lagi merasa kesulitan dalam mengikuti instruksi yang

diberikan oleh guru

4) Lebih memaksimalkan lagi dalam menguasai kelas, sehingga

nantinya siswa akan lebih terkontrol ketika mengikuti

pembelajaran dalam kelas dan juga tidak akan ada lagi siswa yang

(64)

54

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan tindakan

Sama seperti perencanaan siklus I, pada tahap perencanaan di

siklus II ini peneliti merencanakan dengan melihat

sekurang-0kurangnya yang ada di siklus I. Pada tahap ini, peneliti menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

strategi IndexCard Match yang telah diperbaiki untuk meningkatkan

pemahaman siswa materi hadits tentang silaturrahim. Selain iitu

peneloioti juga menyiapkan kartu-kartu berpasangan antara soal dan

jawaban, menyiapkan lembar evaluasi siswa, menyiapkan lembar

observasi guru, menyiapkan lembar observasi siswa pada saat

pembelajaran berlangsung

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap tindakan, siklus II dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 16 January 2017. Siklus II dilaksanakan dalam 1x pertemuan

dengan durasi 2 x 30 menit, sehingga total waktu yang digunakan

untuk kegiatan pembelajaran adalah 60 menit. Pelaksanaan penilitian

ini dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Bina Bangsa Surabaya

(65)

55

Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama pada saat siklus I,

yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Namun pada siklus ini terdapat beberapa perbaikan yaitu pada langkah

pembelajaran dan soal evaluasi yang digunakan.

Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam,

kemudian meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan guru bertanya kabar siswa

sekaligus untuk memotivasi siswa agar siap belajar “apa kabarnya

siswa kelas 4 hari ini?”, selanjutnya siswa menjawab “Alhamdulillah,

luar biasa, kelas 4, siap belajar! Yes!”. Selanjutnya guru bertanya

kepada siswa “anak-anak, kemarin kita belajar materi apa? Siapa yang

masih ingat?”. Siswa menjawab, “hadits tentang silaturrahim bu”.

Selanjtnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan eksplorasi. Guru

menunjukkan gambar tentang “anak yang sedang mengunjungi rumah

saudaranya” kemudian meminta siswa untuk memberikan pendapat

tentang gambar tersebut. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa gambar

itu tentang silaturrahim sebuah keluarga. Setelah siswa mengamati

gambar, selanjutnya siswa bersama-sama membaca hadits tentang

(66)

56

penjelasan materi hadits tentang silaturrahim dan siswa

memperhatikannya.

Setelah kegiatan eksplorasi selesai, selanjutnya dilaksanakan

kegiatan elaborasi. Kegiatan elaborasi ini guru melakukan strategi

Index Card Match dengan cara guru membagikan kartu-kartu yang

berisi soal maupun jawaban yang telah disiapkan kemudian meminta

siswa untuk mencari pasangan dari kartu tersebut. Selanjutnya setelah

siswa menemukan pasangan kartu, guru membimbing siswa untuk

melakukan tepuk diam dengan berkata sambil tepuk tangan, “tepuk

diam, aku diam, tak bicara, diam, satu, dua, tiga, sssssstttt”, hal ini

dilakukan agar siswa tidak gaduh dengan teman-temannya.

Selanjutnya siswa membacakan hasil nya secara lantang untuk

dikoreksi oleh guru beserta teman-temannya. Setelah selesai, siswa

diminta mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru untuk

mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. Setelah kegiatan

elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi

yaitu siswa bersama dengan guru membahas tugas yang telah

dikerjakan oleh siswa.

Kegiatan penutup dilakukan dengan cara memberikan kesimpulan

(67)

57

guru meminta siswa untuk membaca “hamdalah” bersama-sama dan

guru mengucapkan salam penutup.

Hasil nilai pada siklus II, dari 27 siswa terdapat 23 siswa yang

sudah tuntas dalam belajar dan terdapat 4 siswa yang belum

mengalami ketuntasan. Berikut hasil nilai siswa pada siklus II:

Tabel 4.4

Hasil nilai siswa siklus II

No Nama Siswa Nilai KKM

1 MR 76 T

2 AZ 40 TT

3 AAB 58 TT

4 ANZ 60 TT

5 AY 88 T

6 APP 100 T

7 BNRS 100 T

8 DARF 100 T

9 EO 88 T

10 FRO 100 T

11 FR 100 T

(68)

58

13 IH 88 T

14 MIM 100 T

15 MRA 100 T

16 MB 84 T

17 MFR 100 T

18 MSR 100 T

19 NZ 100 T

20 NNA 100 T

21 RANA 100 T

22 RR 100 T

23 SA 88 T

24 SH 88 T

25 KA 88 T

26 MR 58 TT

27 MS 76 T

Jumlah siswa 27

Jumlah seluruh nilai siswa 2380 Rata-rata

88,14

(69)

59

Jumlah siswa tidak tuntas 4

Prosentase ketuntasan

85,18 %

Jadi pada siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan nilai

rata-rata kelas dari 73,62 pada siklus I menjadi 88,14 pada siklus II,

dan prosentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari

62,96% pada siklus I menjadi 85,18% pada siklus II.

c. Tahap pengamatan

Tahap observasi ini dilaksanakan sama seperti siklus sebelumnya,

observasi diambil dari pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di

kelas pada siklus II berdasarkan pada lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa. Adapun hasil dari observasi guru dan juga

siswa diantaranya:

a) Hasil observasi guru

Penelitian dilakukan di MI Bina Bangsa Surabaya yaitu pada

hari Senin 16 January 2017 pada jam pelajaran ke 9 dan 10 (pukul

(70)

60

Tabel 4.5

Hasil observasi aktivitas guru siklus II

NO Kegiatan Skor Perolehan

4 3 2 1

1 Guru memulai dengan

mengucapkan salam dan

mengajak siswa untuk berdoa dan menanyakan kabar siswa

2 Guru memberikan apersepsi /

motivasi 

3 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran 

4 Guru melakukan tanya jawab

tentang topik yang sudah diketahui siswa

5 Guru menjelaskan materi

pembelajaran 

6 Guru memberikan instruksi

pada siswa dan menjelaskan

tentang langkah-langkah

strategiIndex Card Match

7 Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui

8 Guru meminta siswa untuk

menyimpulkan pelajaran 

9 Guru menutup pelajaran

dengan berdoa dan

mengingatkan siswa untuk

belajar

10 Guru mengakhiri pelajaran

(71)

61

Jumlah 35

Rata-rata 3,5

Prosentase 87,5 %

Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata aspek dan prosentase

yang didapat dengan menggunakan rumus:

Rata-rata aspek:

= 3,5

Keterangan: X = Nilai rata-rata

= jumlah skor yang diperoleh

= jumlah semua item

Prosentase:

Gambar

Gambar 3.1Model PTK Kurt Lewin
 Tabel 3.1
 Tabel 3.2
 Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syariah IAIN Ponorogo. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya hidup atau promosi penjualan terhadap pembelian impulsif hijab online shop

Penelitian ini dilatar belakangi dengan rendahnya nilai rasa tanggung jawab dan prestasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung

Resistor merupakan suatu benda yang dibuat sebagai penghambat atau penahan arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik, dengan tujuan untuk mengatur arus

Adanya brand equity membuat sebuah merek menjadi kuat dan dapat dengan mudah untuk menarik minat pelanggan potensial, sehingga hal ini dapat memberikan kepercayaan,

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Diharapkan dokter gigi dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan dapat terlibat aktif secara langsung untuk menjaga dan merawat kesehatan rongga mulut yang diinduksi

meliputi tahap perancangan produk (komik elektronik kimia dan perangkat pendukung pembelajaran) dan tahap pengembangan produk (yang terdiri dari validasi oleh ahli

Rast kod kojeg se individualna stopa fekunditeta (radanja) ne mijenja s veliˇcinom po- pulacije, a populacija raste to brˇze ˇsto je stopa ve´ca (ve´ci se broj jedinki