• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan P9 VI BPHA 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan P9 VI BPHA 2009"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : P.9/ VI / BPHA/ 2009

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN SI STEM SI LVI KULTUR

DALAM AREAL I ZI N USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI

DI REKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Pasal 34 ayat (2), pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi dapat dilakukan dengan satu atau lebih sistem silvikultur sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan dan lingkungannya;

b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/ Menhut-I I / 2009 telah ditetapkan sistem silvikultur yang dapat diterapkan dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi, yaitu sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam I ndonesia (TPTI ), Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ), Tebang Rumpang (TR) dan Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB);

c. bahwa dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan efektifitas penerapan sistem silvikultur tersebut pada butir b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Dalam Areal I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3419);

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3699);

(2)

3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4412);

4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4275);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2007 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4452);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4814);

7. Keputusan Presiden Republik I ndonesia Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/ P Tahun 2007;

8. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;

(3)

9. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia, sebagaimana beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 50 Tahun 2008;

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ menhut-I I / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.64/ Menhut-I I / 2008;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007 jo. Nomor P.40/ Menhut-I I / 2008 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan alam pada Hutan Produksi;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.62/ Menhut-I I / 2008 jo. Nomor P.14/ menhut-I I / 2009 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman I ndustri dan Hutan Tanaman Rakyat (Berita Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 74, Tambahan Berita Negara Republik I ndonesia Tahun 2009 Nomor 32);

13.

14.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.11/ Menhut-I I / 2009 tentang Sistem Silvikultur dalam Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi (Berita Negara Republik I ndonesia Tahun 2009 Nomor 24);

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/ Menhut-I I / 2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang I zin atau pada Hutan Hak (Berita Negara Republik I ndonesia Nomor 141 Tahun 2009).

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SI STEM SI LVI KULTUR DALAM AREAL I ZI N USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI .

(4)

PERTAMA : Uraian Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi sebagaimana Lampiran Peraturan ini, yaitu :

a. Lampiran 1. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam I ndonesia (TPTI ).

b. Lampiran 2. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ).

c. Lampiran 3. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Rumpang (TR).

d. Lampiran 4. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB).

KEDUA : Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi sebagaimana amar PERTAMA dapat diberlakukan bagi semua pemegang I UPHHK yang memenuhi persyaratan sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan dan lingkungannya.

KETI GA : Rencana penerapan Sistem Silvikultur dicantumkan dalam Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK).

KEEMPAT : Dengan diterbitkannya Peraturan ini, maka :

a. Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan Nomor : 151/ Kpts/ I V-BPHH/ 1993 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam I ndonesia;

b. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : SK.226/ VI -BPHA/ 2005 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam I ndonesia I ntensif/ TPTI I (Model Silvikultur I ntensif);

dinyatakan tidak berlaku.

KELI MA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A R T A

Pada tanggal : 21 Agustus 2009

DI REKTUR JENDERAL Ttd.

Dr. I ng. I r. HADI DARYANTO, DEA NI P. 19571020 198203 1 002 Salinan Peraturan ini disampaikan kepada yth:

1. Menteri Kehutanan;

2. Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan; 3. Gubernur seluruh I ndonesia;

4. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi di seluruh I ndonesia;

5. Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi di seluruh I ndonesia; 6. Kepala Dinas Kabupaten yang diserahi tugas dan tanggung jawab

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teks hadis hukum dan penjelasannya yang terkait dengan masalah-masalah hukum di bidang munakahat, mawaris,

Namun produk ini sering mendapat hambatan di pelabuhan AS karena produk tersebut dianggap tidak bersih (lrygiene) sering mengandung unsrr tainnya di dalam

[r]

Key words and Phrases : Boussinesq equation, MTA, wave propagation, asymtotic expansion, AAF, extreme position. Marwan : Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and

Sampoerna untuk Indonesia (SUI) adalah bentuk komitmen perusahaan dalam berinvestasi sosial yang bertanggung jawab dan berkelanjutan guna memberikan manfaat nyata

Dengan berkembangnya sektor pertanian dan perdagangan, merupakan suatu basis yang dapat dikembangkan agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang maximal, namun masih juga

[r]

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan sesuai dengan Perpres Nomor : 70 Tahun 2012, terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang lelang dilakukan