I,APO RA,I{ PE \'E
LTTL{I'{
PEMERIKSAAI\ TAMBAHAN OLEH
JAKSA PENUNTUT
UMUM
DALAM PELAKSAI\AAN
PENUNTUTAN
PERKARA PIDA]\'A
OLEH:
Sri
Hartini,
S.H,M. Hum
SetiatiWidihastuti,
S.H,M.
Hum
Suripno, S.H.
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN
EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
TAIIUN
2O1OPENELITIAN
INI
DIBIAYAI DENGAI\
DANA DIPA
BLU
UNY
TAHUN
2O1O SKDEKAN
FISENOMOR:137 TAHUN
2010,TANGGAL
19APRIL
2O1O1.
Judul
Penelitian2. Ketua
Peneliti
a. Nama
b. Jenis
Kelamin
c.
NIP
d. Gol/Ruang
e. Jabatan Fungsional
f.
Fakultas/Jurusan
g.
Alamat
Kantor
3.Jumlah
Tim
PenelitiKetua
Anggota
4. Lokasai Penelitian
Yogyakarta.
5. Jangka
Waktu
Pelaksanaa: 6 (enam) bulanMengetahui:
LEMBAR
PENGESAHAN
Pemeriksaan Tambahan Oleh
Jaksa
Penuntut
Umum Dalam Pelaksanaan PenuntutanPerkara
Pidana.Sri
Hartini;
S.H;M.Hum.
Perempuan
19s80116 198503 2 001
III/d
Lektor
FISE/ PKn-Hukum
Kampus Karangmalang
Yogyakarta
5528 3 (tiga)Sri
Hartini,
S.H;M.Hum
1. Setiati
Widihastuti;
S.H;M.Hum
2.Suripno,
S.H.Keiaksaan
Tinggi
DIY
dan Kejaksaan NegeriYogyakarta,
26 oktober 2010 KetuaTim
Sri
Hartini,
S.H;M. Hum
NrP
19580116 198503 2 001Ketua
Jurusan PKn-Hukum
Anang
anto;
S.H;M.Hum
rdimary';
M.Pd
rP. r9510523 196003
I
001'?(f
PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
OLEH JAKSA PENUNTUT
UMUM
DALAMPELAKSANAANPENUNTUTNPERKARAPIDANA
Oleh: Sri Hartini dkkABSTARK
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
sejauh mana
pemeriksaantambahan
oleh JPU
dapat
mencegah
terjadinya
penghentian
penuntutan, pertimbangan JPUperlu
tidaknyauntuk
melakukan pemeriksaan tambahan dalam pelaksanaan penuntutan perkara pidana.Di
samping itu bertujuan untuk mengetahuiLeteria
dilaksanakannya pemeriksaantambahan
dan
gambaran pemeriksaan tambahan oleh JPU dalam pelaksanaan penuntutan perkara pidana.penelitian yang diiakukan
di
Kejaksaantinggi
DIY
dan Kejaksaan Negeriyogyakarta
ini
merupakan
penelitian deskriptif
kualitatif.
Subjek
penelitian berjumlah4
orcngyang ditentutcan secara purposive, meliputi: Kasi Penuntutan pada esipiOum Kejati-DIY;
seorang Jaksa Fungsional pada Asipidum KejatiDIY,
Kasipidum Kejari
yogyakarta
dan
seorangJPU
Kejari
Yogyakarta.Data
diperoleh melalui wawancara dan dokumeniasi. Keabsahan data dilakukan dengan c&ta cross checkdari hasil wawancara antar subjek penelitian dengan data dokumendan
analisa data dilakukan secara induktif.Dari
hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa: 1). Pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh jaksa penuntutumum
dapat mencegah terjadinya penghentian penutrtututdat
dapat menghentikan penuntutan'2)
Pertimbanganjaksa
dalam menentukan perlu tidaknya pemeriksaan tarnbahan adalah mampu tidaknya penyidik secara profesional dalam pernberkasan perkara yang disusun memenuhi syarat formal dan material. Jika mampu, makatidak
perlu ada pemeriksaan tambahan oleh JPUatau
sebaliknya.3)
Pemeriksaan tambahanyang
dilakukan
JPU tidak
dapatdilakukan
terhadap semuapsrkara
dan
tersangka,melainkan dapat
dilakukanterhadap saksi, saksi
ahli,
perkara-perkara yangsulit
pembuktiannya, meresahkan masyarakat, membahayakan negara,dan
diselesaikan dalamwaktu
14hari
serta dilaksanakan dengan prinsip koordinasi dengan penyidik.4)
Pemeriksaan tambahan oleh JPU tidak dapat dilaksanakan secara langsung tanpa didahului pra penuntutan. Pemeriksaan tarnbahan dapat dilakukan oleh JPU apabiladari
hasil penelitian berkas perkara dari penyidik yang dilakukan oleh JPU telah ditempuh prosedur P-18;P-l9
dan
P-21. Kemudian setelah
P-18
dan
P-19
Penyidik
menyatakan
hasil penyidikannyaoptimal
dan Jaksa penuntut umum minta penyerahan tersangka danbarang
bukti
(P-22) untuk
melakukan pemeriksaan tambahan. Dengankata
lain terjadi bolakbalik
perkara dari Penyidik ke JPU atau sebaliknya. Kemudian Jaksapeneliti
usul pada
Kajari untuk
melakukan pemeriksaan tambahan. Dilanjutkan konsultasi Jaksa Peneliti dengan Kasi Pidum dan Kajari. Tidak ada jaminan Penyidik mampu melengkapi. Selanjutnya Kajari membuat Surat Perintah Melengkapi BerkasPerkara
(P-25)untuk
melengkapi berkas perkara dengan melakukan pemeriksaan tambahan.