• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012 agustin unib ipb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012 agustin unib ipb"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS EKSTRAK Piper retrofractum dan Tephrosia vogelii dan CAMPURANNYA TERHADAP Crocidolomia pavonana dan Plutella xylostella SERTA KEAMANAN EKSTRAK TERSEBUT

TERHADAP Diadegma semiclausum

Agustin Zarkani1), Djoko Prijono2), Pudjianto2) 1) Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian UNIB

2)

Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB

ABSTRAK

Fraksi aktif dari ekstrak etil asetat buah Piper retrofractum (Pr) dan ekstrak heksana daun Tephrosia vogelii (Tv) serta campurannya telah dievaluasi aktivitas mortalitasnya terhadap larva instar kedua Crocidolomia pavonana and Plutella xylostella dan juga keamanan ekstrak-ekstrak tersebut terhadapparasitoid Diadegma semiclausum. Fraksi (fr) 2 Pr dari hasil kromatografi vakum cair (KVC) dan fr 2-4 Tv dari Kromatografi Kolom (KK) memiliki aktivitas insektisida yang kuat terhadap C. pavonana dan P. xylostella. Campuran dari fr 2 Pr KVC dan fr 2-4 Tv KK pada perbandingan konsentrasi secara berurutan 8:5 dan 5:1 bersifat antagonistik terhadap C. pavonana dan P. xylostella. Campuran dari fr 6 Pr KVC dan fr 2-4 Tv KK memiliki sifat kerja sinergis lemah terhadap C. pavonana. Pada uji konsentrasi yang sama, perlakuan dengan fr 2-4 Tv KK dan campurannya dengan fr. 2 Pr KVC menyebabkan kematian lebih rendah parasitoid D. semiclausum dibandingkan dengan larva P. xylostella dan ini menunjukkan adanya selektivitas ekstrak aktif terhadap parasitoid. Ini berbeda dengan uji menggunakan organofosfat profenofos sebagai kontrol positif yang diketahui lebih membunuh D. semiclausum dibandingkan dengan P. xylostella. Hasil uji semilapangan, fr 2-4 Tv KK memiliki kemampuan yang setara dengan profenofos dan bioinsektisida Bacillus thuringiensis dalam menurunkan populasi larva C. pavonana pada tanaman brokoli. Dengan demikian, ekstrak T. vogelii (pada fraksi tertentu) dan campurannya dengan esktrak P. retrofractum memiliki potensi sebagai insektisida alternatif untuk mengendalikan serangga hama tanaman Brassica.

Katakunci: insektisida nabati, insektisida kerja bersama, serangga hama tanaman brassica, parasitoid.

PENDAHULUAN

Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae) merupakan serangga hama utama pada tanaman kubis (Sastrosiswojo & Setiawati 1993). Hama ini diketahui juga menyerang tanaman famili Brassicaceae lainnya seperti brokoli, petsai, dan lobak di dataran tinggi maupun dataran rendah (Kalshoven 1981). Serangan secara bersamaan kedua jenis hama ini dapat menyebabkan kerusakan berat hingga gagal panen jika tidak dilakukan pengendalian secara tepat.

Secara umum pengendalian serangga-serangga hama tanaman kubis masih mengandalkan insektisida sintetik (Rauf et all., 2005). Namun, munculnya dampak negatif seperti resistensi dan resurjensi hama, ledakan populasi hama sekunder serta munculnya berbagai kasus keracunan terhadap hewan ternak dan manusia akibat penggunaan bahan kimia pestisida telah mendorong para peneliti untuk mengembangkan teknik lain yang lebih ramah lingkungan seperti insektisida nabati (Perry et all., 1998; Kaufman et al. 2006).

Di antara jenis-jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber insektisida nabati ialah Piper retrofractum (Miyakado et al. 1989; Scott et al. 2008) dan Tephrosia vogelii (Koona & Dorn 2005). Senyawa piperamida yang mengandung gugus metilendioksifenil pada tanaman P. retrofractum diketahui memiliki efek sinergis yang akan menggantikan posisi insektisida sebagai substrat pada enzim polysubstrate mono-oxygenase (PSMO), sehingga berpotensi sebagai bahan campuran insektisida lainnya (Scott et all,. 2008). Selain itu, Prijono (1999) menyatakan bahwa insektisida nabati dan campurannya dapat mencegah timbulnya resistensi hama bila digunakan dalam bentuk ekstrak kasar, dan komponen ekstrak yang dicampur nantinya mungkin dapat bersifat sinergis, dan dapat dipadukan dengan teknik pengendalian hama lainnya.

(2)

Penelitian ini bertujuan menguji (1) efek racun perut komponen ekstrak buah P. retrofractum (Pr) dan daun T. vogelii (Tv) serta campurannya terhadap larva C. pavonana; (2) efek racun perut fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya terhadap larva P. xylostella; (3) keamanan fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya terhadap imago parasitoid D. semiclausum; dan (4) keefektifan fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya terhadap larva C. pavonana pada tanaman brokoli dalam polybag di lapangan.

BAHAN DAN METODA

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB sejak bulan Maret hingga Juni 2008. Bahan tumbuhan yang digunakan sebagai sumber ekstrak ialah buah P. retrofractum, yang dibeli dari kios obat tradisional di Kota Bogor dan daun T. vogelii yang diperoleh dari Lembaga Pertanian Sehat, Dompet Dhuafa Republika di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Sebagai pembanding positif digunakan insektisida yang mengandung bahan aktif Bacillus thuringiensis (Turex WP, delta-endotoksin B. thuringiensis var. aizawai strain GC-91 3,8%, 25.000 IU/mg) dan profenofos (Curacron 500 EC, kadar bahan aktif 499,53 g/l), yang masing-masing diperoleh dari PT. Tanindo Subur Prima dan PT. Syngenta Indonesia, Jakarta.

Ekstraksi dan Fraksinasi Piper retrofractum dan Tephrosia vogelii

Simplisia bahan uji yang telah dikering anginkan dan selanjutnya dihaluskan dengan blender serta diayak dengan pengayak bermata 0,5 mm. Serbuk buah P. retrofractum sebanyak 150 g diekstrak dengan perkolasi menggunakan etil asetat sedangkan ekstrak T. vogelii diperoleh dengan maserasi 300 g serbuk daun dengan heksana.

Ekstrak P. retrofractum (Pr) dan T. vogelii (Tv) difraksinasi dengan kromatografi vakum cair (KVC) dengan penjerap Silica Gel 60 F254 (40-63 µm) seperti metode yang dilakukan oleh Coll &

Bowden (1986). Pelarut yang digunakan yaitu diklorometan dan etil asetat dengan perbandingan berturut-turut 1:0, 9:1, dan 0:1. Fraksi aktif KVC Pr dipisahkan dengan kromatografi kolom (KK) menggunakan eluen CH2Cl2:EtOAc 9:1, EtOAc, dan MeOH.

Metode Pengujian

Uji Toksisitas terhadap Larva C. pavonana dan P. xylostella

Metode residu pada daun. Ekstrak Pr, fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya diuji terhadap larva C. pavonana pada lima taraf konsentrasi yang diharapkan dapat menyebabkan kematian serangga uji antara >0% dan <100% (berdasarkan uji pendahuluan). Ekstrak atau fraksinya dilarutkan dalam campuran metanol, aseton, dan Tween 80 (5:5:2) kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume yang diinginkan (konsentrasi akhir 1,2%) [larutan kontrol: air yang mengandung pelarut dan pengemulsi tersebut]. Larva instar II C. pavonana diberi makan daun brokoli perlakuan atau kontrol selama 48 jam, kemudian diberi makan daun tanpa perlakuan selama 24 jam berikutnya. Fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya juga diuji terhadap larva P. xylostella dengan metode yang sama. Setiap perlakuan dan kontrol digunakan 75 larva C. pavonana atau 40 larva P. xylostella. Jumlah larva yang mati dicatat setiap hari hingga hari ke-3. Data kematian serangga uji diolah dengan analisis probit (Finney1971) menggunakan program POLO-PC (LeOra Software 1987).

Campuran ekstrak yang komponennya berasal dari jenis tumbuhan yang berbeda, sifat aktivitas campuran dianalisis berdasarkan model kerja bersama berbeda dengan menghitung indeks kombinasi (IK) pada taraf LC50 dan LC95 seperti yang dijelaskan oleh Chou & Talalay (1984).

(3)

Uji Toksisitas Fraksi Aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta Campurannya terhadap Imago Parasitoid D. semiclausum

Fraksi aktif Pr dan Tv serta campurannya diuji terhadap imago parasitoid D. semiclausum dengan metode kontak pada permukaan daun. Konsentrasi yang diuji ialah ialah 1 x LC95 dan 2 x

LC95 tertinggi berdasarkan hasil pengujian terhadap larva C. pavonana dan P. xylostella. Penyiapan

bahan uji dilakukan seperti pada uji toksisitas dengan metode residu pada daun dan sebagai pembanding digunakan insektisida sintetik profenofos (Curacron 500 EC).

Satu lembar daun brokoli yang bertangkai dipotong helaian daunnya sehingga menyisakan helaian daun berukuran 5 cm x 5 cm. Daun brokoli berukuran 5 cm x 5 cm selanjutnya dicelupkan dalam suspensi bahan uji hingga membasahi permukaan secara merata, kemudian tangkai setiap helaian daun uji dimasukkan dalam pot kecil berisi air dan diletakkan di dalam kurungan plastik (tinggi 4,5 cm dan diameter 3,5 cm). Masing-masing 10 ekor imago betina dan jantan parasitoid D. semiclausum yang berumur 3-4 hari dimasukkan ke dalam setiap kurungan plastik pengujian dan diberi pakan madu 10% yang diserapkan pada kapas. Imago parasitoid dibiarkan kontak dengan residu bahan uji pada daun brokoli selama 72 jam. Jumlah serangga uji yang mati selanjutnya dicatat mulai sejak hari pertama sampai hari ketiga.

Uji Semilapangan Fraksi Aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta Campurannya terhadap Larva C. pavonana

Tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. italica Plenck) cv. Winter Harvest -yang diperoleh dari petani organik Desa Babakan, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor - yang berumur 1 bulan dipindahkan ke dalam polybag 5 L dan dipelihara hingga memiliki 5-6 helai daun. Selanjutnya tanaman brokoli tersebut diletakkan di lahan percobaan Cikabayan, IPB. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan (1) fraksi 2 KVC P. retrofractum 0,138%, (2) fraksi 2-4 KK T. vogelii 0,135%, (3) campuran dua fraksi tersebut (8:5) 0,186%, (4) formulasi Bacillus thuringiensis (Turex WP) 0,0552%, (5) formulasi profenofos (Curacron 500 EC) 0,0900%, dan (6) kontrol. Konsentrasi yang diuji setara dengan 3 x LC95 terhadap larva instar II C.

pavonana pada pengujian dengan metode residu pada daun di laboratorium. Tiap unit perlakuan terdiri atas dua tanaman brokoli dengan empat ulangan.

Sediaan bahan uji disemprotkan pada tanaman brokoli dengan menggunakan hand sprayer pada permukaan atas dan bawah daun hingga merata. Pada salah satu tanaman brokoli diinfestasikan 15 larva instar II C. pavonana segera setelah cairan semprot mengering dan 7 hari kemudian dilakukan infestasi ulang dengan jumlah larva uji yang sama pada tanaman brokoli kedua. Jumlah larva yang masih hidup dicatat pada 3, 4, dan 7 hari setelah infestasi pertama dan kedua. Data diolah dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Toksisitas Fraksi Aktif Ekstrak Buah P. retrofractum dan Daun T. vogelii serta Campurannya terhadap Larva C. pavonana

(4)

Tabel 1. Penduga parameter toksisitas ekstrak/fraksi buah P. retrofractum dan T. vogelii serta campurannya terhadap larva instar II C. pavonana dengan metode residu pada daun.

Waktu pengamatan

Kode singkatan bahan uji sudah dijelaskan di dalam teks. b) a

dan b masing-masing intersep dan kemiringan regresi probit; GB= galat baku; SK= selang kepercayaan c)

Konsentrasi dalam % formulasi (v/v)

Pada Tabel 1. Tergambar bahwa LC50 dan LC95 semua bahan uji pada 72 JAP tidak berbeda

nyata dengan LC50 dan LC95 pada 48 JAP (SK 95% tumpang tindih) kecuali LC50 campuran fr 6 Pr

dan fr 2-4 KK Tv. Berdasarkan LC50 pada 72 JAP, urutan toksisitas bahan uji ialah profenofos = fr 2-4

KK Tv ≥ fr 2 KVC Pr ≥ campuran fr 2 KVC Pr + fr 2-4 KK Tv = campuran fr 6 KVC Pr + fr 2-4 KK dengan LC95 pada 72 JAP hanya sekitar 0,046% (batas atas SK 95% dari LC95 tidak melebihi 0,1%).

Sementara itu, ekstrak etil asetat Pr dapat dikatakan memiliki aktivitas insektisida yang baik karena LC95 pada 72 JAP kurang dari 0,2%. Prijono (1999) menyatakan bahwa fraksi dari ekstrak tumbuhan

pada konsentrasi > 0,1% dan ekstrak kasar tumbuhan > 0,5% kurang efisien digunakan di lapangan karena dalam penyiapannya akan dibutuhkan sumber bahan tumbuhan yang cukup banyak.

Campuran fr 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv bersifat antagonis pada LC50 48 JAP, LC50 dan

LC95 72 JAP, serta bersifat aditif pada LC95 48 JAP, sedangkan campuran fr 6 KVC Pr dan fr 2-4 KK

(5)

Tabel 2 Toksisitas campuran fraksi aktif ekstrak buah P. retrofractum dan daun T. vogelii terhadap larva instar II C. pavonana dengan metode residu pada daun.

Campuran fraksi ujia)

Waktu pengamatan

(JAP)

Nisbah ko-toksisitas atau

indeks kombinasib) Sifat interaksi

LC50 LC95 LC50 LC95

Pr2 + Pr6 (2:5) 72 0,375 0,789 Antagonis Aditif

Pr2 + Tv2-4 (8:5) 48 2,063 0,843 Antagonis Aditif

72 2,570 1,799 Antagonis Antagonis

Pr6 + Tv2-4 (4:1) 48 1,373 0,966 Aditif Aditif

72 1,116 0,759 Aditif Sinergistik lemah

a)

Pr2 dan Pr6 masing-masing fr 2 dan fr 6 KVC Pr; Tv2-4 = fr 2-4 KK Tv. b)

Nisbah ko-toksisitas untuk campuran pertama, yang lainnya menggunakan indeks kombinasi

Toksisitas Fraksi Aktif

P. retrofractum

dan

T. vogelii

serta Campurannya terhadap

Larva

P. xylostella

Tidak terjadi peningkatan kematian larva uji yang nyata antara 48 JAP dan 72 JAP. Ini ditunjukkan pada nilai LC50 dan LC95 pada 48 JAP dan 72 JAP yang tidak berbeda nyata (Tabel 3).

Fraksi 2 KVC Pr dan campurannya dengan fr 2-4 KK Tv juga memiliki aktivitas yang baik terhadap larva P. xylostella dengan LC95 masing-masing sekitar 0,1%. Kedua jenis bahan nabati tersebut dapat

menjadi alternatif pengganti insektisda sintetik seperti profenofos yang sudah tidak efektif lagi terhadap larva P. xylostella (LC95 7,3% [Tabel 3], yang setara dengan > 24 kali konsentrasi anjuran

formulasi). Campuran fr 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv (5:1) bersifat antagonis pada taraf LC50 48 dan

72 JAP (IK 2,14 dan 2,64) serta pada LC95 72 JAP (IK 1,79) sedangkan pada LC95 48 JAP bersifat

aditif (IK 1,24).

Tabel 3 Penduga parameter toksisitas fraksi aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta campurannya terhadap larva instar II P. xylostella dengan metode residu pada daun.

Waktu Pengamatan

(JAP)a) a ± GB b ± GB

LC50 (SK 95%)

(%)

LC95 (SK 95%)

(%)

Pr2

48 5,41 ± 0,71 3,94±0,52 0,042 (0,037-0,047) 0,111 (0,090-0,155) 72 5,69 ± 0,72 4,11±0,53 0,041 (0,036-0,047) 0,104 (0,084-0,147)

Tv2-4

48 0,70 ± 0,33 1,89±0,40 0,008 (0,006-0,010) 0,061 (0,031-0,253) 72 5,13 ± 0,88 2,31±0,41 0,006 (0,005-0,007) 0,031 (0,021-0,068)

Pr2+Tv2-4 (5:1)

48 5,47 ± 0,85 3,84±0,58 0,038 (0,033-0,043) 0,101 (0,077-0,163) 72 5,47 ± 0,85 3,84±0,58 0,038 (0,033-0,043) 0,101 (0,077-0,163)

Profenofos

48 -3,77 ± 0,72 5,61±0,96 4,692 (4,001-5,17) 9,225 (7,840-12,98) 72 -4,73 ± 0,83 7,40±1,14 4,359 (3,890-4,70) 7,271 (6,600- 8,55)

(6)

Toksisitas Fraksi Aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta Campurannya terhadap Imago Parasitoid D. semiclausum

Fraksi 2-4 KK Tv pada konsentrasi hingga 0,090% atau 3 kali LC95 terhadap larva inang C.

pavonana atau 2 kali LC95 terhadap larva inang P. xylostella hanya mengakibatkan kematian imago

betina D. semiclausum sekitar 13% (Tabel 4) sehingga fraksi ini cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai bahan insektisida alternatif. Fraksi 2 KVC Pr pada konsentrasi 0,104% dan 0,208% (1 dan 2 kali LC95 terhadap larva inang P. xylostella) mengakibatkan kematian imago jantan

dan betina parasitoid D. semiclausum yang lebih tinggi dibandingkan dengan fr 2-4 KK Tv dan campurannya. Meskipun demikian, fraksi 2 KVC Pr dan campurannya masih berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pengendalian dibandingkan dengan insektisida sintetik profenofos yang pada konsentrasi 2% (jauh lebih kecil daripada LC95 terhadap P. xyostella) sudah dapat

mengakibatkan kematian imago jantan dan betina D. semiclausum sampai 100% (Tabel 4).

Tabel 4. Mortalitas imago parasitoid D. semiclausum yang diberi perlakuan fraksi aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta campurannya dengan metode kontak daun.

Bahan ujia) Konsentrasi

Kode singkatan bahan uji seperti catatan kaki tabel 2.

Uji Semilapangan terhadap C. pavonana

Perlakuan fr 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv serta campurannya pada konsentrasi 3 x LC95

mengakibatkan penurunan populasi larva C. pavonana yang nyata dibandingkan dengan kontrol (Tabel 5). Penurunan jumlah larva secara drastis ditemui pada hari ke-7 karena larva C. pavonana sudah berkepompong di dalam tanah sehingga sudah tidak dijumpai lagi pada tanaman.

Tabel 5. Pengaruh fraksi aktif P. retrofractum dan T. vogelii serta campurannya terhadap sintasan larva C. pavonana pada tanaman brokoli dalam pot di lapangan.

Perlakuana)

Kode singkatan bahan uji seperti catatan kaki Tabel 2.

b) Jumlah awal larva 15 ekor/tanaman. Rataan selajur yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan (α = 0,05).

c)

(7)

Pengamatan hari ke-3 setelah infestasi awal, penurunan jumlah larva C. pavonana tertinggi di antara sesama bahan nabati terjadi pada perlakuan fr 2-4 KK Tv (95%), yang diikuti perlakuan campuran fraksi Pr dan Tv (93,3%), dan fr 2 KVC Pr (76,7%). Pada tanaman kontrol terjadi penurunan jumlah larva C. pavonana sebesar 33,3% yang mungkin diakibatkan karena adanya faktor musuh alami dan/atau tercuci air hujan. Pada tanaman yang diberi perlakuan dengan insektisida sintetik profenofos dan bioinsektiasa B. thuringiensis, larva C. pavonana sudah tidak dapat ditemukan lagi pada hari ke-3 sejak infestasi pertama. Kenyataan ini menunjukkan bahwa profenofos dan B. thuringiensis memiliki aktivitas yang kuat terhadap larva C. pavonana. Jumlah larva C. pavonana yang tersisa pada perlakuan dengan fr 2-4 KK Tv dan campurannya dengan fr 2 KVC Pr tidak berbeda nyata dengan perlakuan profenofos dan B. thuringiensis sehingga tanaman dan campurannya tersebut layak dikembangkan sebagai insektisida nabati.

Pada perlakuan hari ke-4 setelah infestasi pertama, semua bahan uji tidak mengakibatkan penambahan jumlah larva yang mati per tanaman. Ini menunjukkan bahwa residu bahan uji sudah mengalami penurunan keaktifan baik karena penguraian oleh pencucian air hujan, cahaya matahari, atau karena larva uji sudah cukup besar dan toleran. Penurunan aktivitas residu bahan uji juga ditunjukkan pada tanaman kedua yang diinfestasi dengan larva C. pavonana 7 hari setelah infestasi pertama dan jumlah larva C. pavonana yang ditemukan kembali tidak berbeda nyata dengan kontrol.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemisahan dengan kromatografi vakum cair (KVC) ekstrak etil asetat buah P. retrofractum (Pr) dan kromatografi kolom (KK) ekstrak daun T. vogelii (Tv) menghasilkan masing-masing fraksi (fr) 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv sebagai fraksi yang aktif terhadap larva C. pavonana dan P. xylostella.

Fraksi 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv memiliki aktivitas insektisida yang kuat terhadap larva C. pavonana dengan efek racun perut yang kuat. Campuran fr 2 KVC Pr dan fr 2-4 KK Tv 8:5 dan 5:1 masing-masing bersifat antagonistik terhadap larva C. pavonana. Sedangkan campuran dari fr 6 Pr KVC dan fr 2-4 Tv KK memiliki sifat kerja sinergis lemah terhadap C. pavonana. Fraksi 2 KVC Pr pada 1 x LC95 terhadap larva P. xylostella mengakibatkan kematian yang cukup tinggi (≥ 50%) pada

imago jantan dan betina D. semiclausum sedangkan fr 2-4 KK Tv pada 2 x LC95 terhadap larva C.

pavonana relatif aman bagi imago betina parasitoid D. semiclausum. Pada uji semilapangan, kemampuan fr 2-4 KK Tv dalam membunuh larva C. pavonana tidak berbeda nyata dengan insektisida sintetik profenofos dan bioinsektisda Bt sehingga fraksi tersebut layak dikembangkan lebih lanjut.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

All JN, Ali M, Hornyak EP, Weaver JB. 1997. Joint action of two pyrethroids with methyl-parathion, methomyl, and chlorpyrifos on Heliothis zea and H. virescens in the laboratory and in cotton and sweetcorn. J Econ Entomol 70: 813-817.

Chou TC, Talalay P. 1984. Quantitative analysis of dose-effect relationships: the combined effects of multiple drugs or enzyme inhibitors. Adv Enzyme Regl 22: 27-55.

Coll JC, Bowden BF. 1986. The application of vacuum liquid chromatography to the separation of terpene mixtures. J Nat Prod 49: 934-936.

Finney DJ. 1971. Probit Analysis. Ed ke-3. Cambridge (UK): The University Press.

Gisi U. 1996. Synergistic interaction of fungicides in mixtures. Phytopathology 86: 1273-1279. Kalshoven VDL. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Van der Laan PA, penerjemah. Jakarta: Ichtiar

Baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesië.

Kaufman P.B., Kirakosyan A., McKenzie, Dayanan and P. Hoyt J.E., Li C. 2006. The uses of plant natural products by human and risks associated with their uses. Di dalam: Cseke LJ, Kirakosyan A, Kaufman PB, Warber SL, Duke JA, Brielmann HL, editor. Natural Products from Plants. Boca Raton: CRC Press. hlm 441-474.

Koona P, Dorn S. 2005. Extracts from Tephrosia vogelii for the protection of stored legume seeds against damage by three bruchid species. Ann Appl Biol 147: 43–48.

Kosman E, Cohen Y. 1996. Procedures for calculating and differentiating synergism and antagonism in action of fungicide mixtures. Phytopathology 86: 1255-1264.

LeOra Software. 1987. POLO-PC User’s Guide. Petaluma (CA): LeOra Software.

Miyakado M, Nakayama I, Ohno N. 1989. Insecticidal unsaturated isobutylamides. Di Dalam: Arnason JT, Philogene BJR, Morand P, editor. Insecticides of Plant Origin. Washinton DC: ACS. hlm 173-187.

Perry A.S., Yamamoto I., Ishaaya I., and Perry R.Y. 1998. Insecticides in Agriculture and Environment: Retrospects and Prospects. Berlin: Springer.

Prijono D. 1999. Prospek Dan Strategi Pemanfaatan Insektisida Alami Dalam PHT. Di dalam: Nugroho BW, Dadang, Priyono D, editor. Bahan Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Insektisida Alami; Bogor, 9-13 Agustus 1999. Bogor: Pusat Kajian PHT. hlm 1-7.

Rauf A., Prijono D., Dadang, Winasa I.W., and Russell D.A. 2005. Survey of pesticide use by cabbage farmers in West Java, Indonesia [report]. Cooperation between Department of Plant Pests and Diseases IPB (Indonesia) and Centre for Environmental Stress and Adaptation Research, LaTrobe University (Australia).

Sastrosiswojo, B dan Setiawati, W. 1993. Hama-Hama Tanaman Kubis Dan Cara Pengenda-Liannya. Di dalam: Permadi AH, Sastrosiswojo S, editor. Kubis. Bandung: Balitbang Pertanian dan Balai Penelitian Hortikultura. hlm 39-50.

Gambar

Tabel 1. Penduga parameter toksisitas ekstrak/fraksi buah P. retrofractum  dan T. vogelii serta campurannya terhadap  larva instar II C
Tabel 2 Toksisitas campuran fraksi aktif ekstrak buah P. retrofractum dan daun T. vogelii terhadap larva instar II C
Tabel 4.   Mortalitas imago parasitoid D. semiclausum yang diberi perlakuan fraksi aktif P

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pemilihan Langsung, dengan ini kami mengundang Perusahaan Saudara untuk melakukan Pembuktian

[r]

Nama Paket Pengadaan Kegiatan

Demikian pengumuman dari kami harap

Pengguna Anggaran (PA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Ende mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2013,

• Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan. kekuasaannya

Berdasarkan hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pemilihan Langsung, dengan ini kami mengundang Perusahaan Saudara untuk melakukan Pembuktian

pembayaran kepada Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut